Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Empedu
Infeksi (kolesistitis)
Penyakit ini dapat disertai jaudice, karena cairan empedu tidak bisa masuk kes a l u r a n
c e r n a b e r u b a h w a r n a m e n j a d i b i l i r u b i a y a n g b e r w a r n a k u n i n g d a n masuk
ke peredaran darah
Kolelitiasis
Ada dua jenis batu empedu , yaitu kolesterol dan batu pegmen
http://wanenoor.blogspot.com/2011/10/kantungempedu-komposisi-empedu-dan.html
Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah
korpus vesikafelea.
Korpus vesikafelea, bagian dari kandung empedu yang didalamnya berisi getah
empedu. Getah empedu adalah suatu cairan yang disekeresi oleh sel hati sebanyak
500-1000 cc setiap harinya, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi cairan
empedu dapat meningkat pada saat mencerna lemak.
Leher kandung empedu. Merupakan saluran pertama tempat masuknya getah empedu
ke badan kandung empedu lalu berkumpul dan dipekatkan dalam kandung empedu.
Duktus sistikus. Panjangnya kurang lebih 3 cm. berjalan dari leher kandung
empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke
duodenum.
Kandung empedu tidak memiliki submukosa. Pembungkus pada kandung empedu terdiri dari
tiga lapis, yakni permukaan luar dari kandung empedu adalah Visceral peritoneum, pada
bagian tengah, otot dari dindingnya terdiri dari serat otot halus (sel), dan disebelah dalam
merupakan membran mukosa yang tersambung dengan lapisan saluran empedu. Membran
mukosanya terdiri atas sel-sel epitel sederhana yang berbentuk sel tiang (silinder), disusun
menyerupai epitel pada permukaan lambung yang mengeluarkan sekret musin dan cepat
mengabsorpsi air dan elektrolit, tetapi tidak mensekresikan garam-garam empedu dan
pigmen, karena itu, cairan empedu menjadi pekat. Kontraksi dari otot tersebut dipengaruhi
oleh sistem hormonal yang menyebabkan isi dari kandung empedu (cairan empedu) masuk ke
pembuluh cystic.
pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium
dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat atau turunan dari
sistin, mempunyai peranan sebagai pengemulsi, penghancuran dari molekul-molekul besar
lemak menjadi suspensi dari lemak dengan diameter 1m dan absorpsi dari lemak,
tergantung dari sistem pencernaannya. Terutama setelah garam-garam empedu bergabung
dengan lemak dan membentuk Micelles (agergat dari asam lemak, kolesterol dan
monogliserida), kompleks yang larut dalam air sehingga lemak dapat lebih mudah terserap
dalam sistem pencernaan (efek hidrotrofik). Ukuran lemak yang sangat kecil sehingga
mempunyai luas permukaan yang lebar sehingga kerja enzim lipase dari pankreas yang
penting dalam pencernaan lemak dapat berjalan dengan baik. Kolesterol larut dalam empedu
karena adanya garam-garam empedu dan lesitin.
Agar bilirubin dapat diekskresikan ke dalam empedu (untuk kemudian dikeluarkan ke usus),
terlebih dulu ia harus dibuat dapat larut dalam air. Untuk mencapai maksud tersebut, maka di
dalam sel parenkim hati, sebagian besar bilirubin akan dikonjugasikan dengan asam
glukuronat.
Dua asam empedu utama (primer) yang dibentuk dalam hati adalah asam kolat dan asam
kenodeoksikolat. Dalam usus besar, bakteri mengubah asam kenodoeksikolat dan asam
deoksikolat menjadi asam litokolat. Karena asam deoksikolat dan asam litokolat di bentuk
oleh kerja bakteri, asam deoksikolat dan asam litokolat dinamakan asam empedu sekunder.
Konjugasi asam-asam terjadi dalam empedu dan konjugatnya, misalnya asam glikokolat dan
asam taurokolat membentuk garam natrium dan garam kalium dalam empedu hati yang
bersifat alkali.
http://pelajaribiologi.blogspot.com/2012/05/kandungempedu-dan-fungsinya.html