Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
Tiwi Sapitri
P3.73.20.3.11.044
Pembimbing :
Dra.Een Raenah,Amk.MM
A. Pengertian
Meningitis adalah infeksi cairan otak dan disertai proses peradangan yang mengenai
piameter, araknoid dan dapat meluas ke permukaan jaringan otak dan medula
spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus (nanah) yang terdapat secara akut
dan kronis.
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan
spinal colum yang menyebabkan proses infeksi pada system syaraf pusat.
(Suriadi, 2001).
Meningitis adalah inflamasi akut pada meningens disebabkan oleh infeksi neisseria
meningitis atau infeksi stafilokokus. (A.Showden, Linda.2002).
B. Penyebab
1. B a k t e r i
a . Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada anak-anak. Jenis
bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga
hidung (sinus).
b. Neisseria meningitidis (meningococcus).
Bakteri
ini
merupakan
penyebab
kedua
terbanyak
setelah
Streptococcus
Pneumoniae, meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas
yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.
c. Haemophilus influenzae (haemophilus).
Haemophilus influenzae type B (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat
menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan
bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine)
telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang
disebabkan bakteri jenis ini.
sistem
saraf
pusat,
pembedahan
atau
injury
yang
b e r h u b u n g a n d e n g a n system persarafan
C. Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinik)
1. Sakit kepala
2. Demam
3. Mual / muntah
4. Penurunan kesadaran/letargi disertai kaku kuduk (kaku di leher)
5. Ketidakmampuan untuk mentolerir cahaya (fotofobia)
6. Tidak mampu untuk bangun dari tidur hingga tak sadarkan diri.
7. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri meningococus biasanya disertai
dengan ruam yang khas disekujur tubuh.
8. Gelisah / rewel
9. Biasanya ubun-ubun tegang dan menonjol
10. Tidak nafsu makan
Komplikasi
a. Hidrosefalus obstruktif
a. Setiap pasien dengan kejang yang diketahui dari anamnesis atau yang dilihat
sendiri.
b. Koma.
c. Ubun-ubun besar menonjol.
d. Kaku kuduk dan Kesadaran menurun.
e. Tuberkulosis miliaris dan spondilitis tuberculosis
f. Leukemia/kanker darah
2.
CSS: Merupakan kontra indikasi jika dicurigai tanda neurologis fokal atau TIK
(Tekanan Intra Kranial) meningkat.
G. Pencegahan
Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor
predisposisi (pendukung) seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti
TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling
penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut
telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk
mengidentifikasi faktor atau jenis organisme penyebab dan dengan cepat
memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi
yang serius. (Riyadi Sujono.2010).
Beberapa upaya preventif pada anak yang dapat dilakukan diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Melaksanakan imunisasi tepat waktu.
b. Pada usia bayi 0-1tahun usahakan membatasi diri untuk keluar rumah atau jalanjalan ketempat-tempat ramai seperti mall, pasar, dan rumah sakit.
c. Menjauhkan anak dari orang yang sakit.
d. Usahakan anak tetap berada pada lingkungan dengan temperatur yang nyaman.
H. Penatalaksanaan medik
1. Isolasi :
Anak ditempatkan dalam ruang isolasi sedikitnya selama 24-48 jam setelah
mendapatkan antibiotik IV yang sensitif terhadap organisme penyebab.
2. Terapi antimikroba
Terapi anti mikroba pada meningitis bakteri terdiri dari ampisilin dan sefotaksim atau
ampisilin dan gentamisin. antibiotik yang diberikan didasarkan pada hasil kultur dan
diberikan dengan dosis tinggi.
3. Mempertahankan hidrasi optimum
mengatasi kekurangan cairan dan mencegah kelebihan cairan yang dapat
menyebabkan edema serebral (pembengkakan otak). Pemberian plasma perinfus
mungkin diperlukan untuk rejatan dan untuk memperbaiki hidrasinya (short,J
Rendle,1994)
4. Mencegah dan mengobati komplikasi.
aspirasi efusi subdural dan terapi heparin
5. Mengontrol kejang
pemberian anti epilepsy atau anti konvulsan untuk anak yang kejang-kejang.
Diazepam = 0,5 mg/kg BB/ iv
Fenobarbital = 5-6 mg/kg BB/hari secara oral
Difenilhidantoin = 5-9 mg/kgBB/hari secara oral
6. Pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk
menjamin kesembuhan serta mengurangi atau menghindari resiko komplikasi.
Pada bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis antara lain
Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime) S e f a l o s p o r i n ( i v ) : 2 g r t i a p 4
j a m dan bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan Ampisilin (iv) : 8-12 gr/ hari
Panas
diturunkan
dengan:
Kompres,
parasetamol,
asam
salisilat,
pada
Daftar Pustaka
Brough,Hellen,et al. (2007). Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta : EGC.
http://nersayyi89.blogspot.com/2012/12/penatalaksanaan-meningitis.html
http://theacademyofnursing2008.blogspot.com/2011/02/asuhan-keperawatan-pada-anakdengan.html
Http://www.kedokteran.ums.ac.id/kejang-demam.html
Suriadi,dkk. ( 2006). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto
Riyadi Sujono. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit. Yogyakarta : Gosyen
Publising