Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perubahan Haemodinamik pada kehamilan
Sirkulasi peredaran darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta dan uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang
membesar pula. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologis
dengan adanya hemodilusi. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%,
dan puncaknya terjadi pada kehamilan 32 minggu. Eritropoesis dalam kehamilan
juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor zat asam. Walaupun terdapat
peningkatan jumlah eritrosit secara keseluruhan, akan tetapi peningkatan jumlah
plasma jauh lebih besar, sehingga kondisi akhir yang terjadi adalah anemia relatif.
Jumlah leukosit meningkat, demikian juga jumlah trombosit. Segera setelah partus
terjadi pula hemokonsentrasi, dengan puncak pada hari ke-3 dan 5 postpartum
(1,2,3)
.
Beberapa perubahan hemodinamik yang terjadi pada ibu hamil(2,3) :
4. Tekanan Vena
Tekanan vena central (CPV) pada saat berbaring dapat berbeda selama
kehamilan, tetapi reaksi penambahan volume adalah sama seperti wanita tidak
hamil. Hipertensi vena pada ekstremitas bawah akan terjadi selama trimester ke-3.
B. Hipertensi Dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam (tabel 1) (3,4,5) :
1. Hipertensi karena kehamilan, jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah
kehamilan 20 minggu, selama persalinan, dan/atau dalam 48 jam pascapersalinan.
Ini lebih sering terjadi pada ibu dengan primigravida. Pataologi telah terjadi akibat
implantasi sehingga timbul iskemia plasenta yang diikuti sindrom inflamasi.
Resiko meningkat pada :
- masa plasenta yang besar (gemeli, penyakit trofoblas)
- diabetes mellitus
- Isoimunisasi rhesus
- Faktor herediter
- masalah vascular
Hipertensi karena kehamilan dan preeklampsi ringan sering ditemukan tanpa
gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah. Prognosis menjadi lebih buruk
dengan terdapatnya proteinuria. Edema sekarang tidak lagi menjadi suatu tanda
yang sahih untuk preeklampsi.
2. Hipertensi Kronik, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu
Diagnosis
Hipertensi
kehamilan
Tekanan darah
Tanda lain
karena
# Hipertensi
* Preeklampsia ringan
* Proteinuria 1+
# Proteinuria 2+
# Preeklampsia berat
# Oliguria
# Hiperfleksia
#
Ggn
penglihatan
#
Nyeri
epigastrium
* Hipertensi
* Eklampsia
* Kejang
Hipertensi Kronik
# Hipertensi kronik
# Hipertensi
# kehamilan < 20
* Superimposed pre-
* Hipertensi kronik
mgg
eclampsia
* Proteinuria +
tanda-tanda lain
dari
preeklampsia
C. Preeklamsia
Preeklampsia
adalah
keadaan
dimana
hipertensi
disertai
dengan
proteinuria, edem atau keduanya, yang terjadi akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan atau kadang-kadang timbul
lebih awal bila terdapat perubahan hidatiformis yang luas pada vili korialis (6,7).
Apabila hipertensi terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu tanpa
adanya mola hidatidosa atau hipertensi yang menetap selama 6 minggu post
partum maka masuk kedalam kategori hipertensi kronik.
Penyakit ini dianggap sebagai suatu maladaption syndrome dengan akibat suatu
vasospasme generalisata dengan segala akibat-akibatnya.
Kenaikan tekanan darah dapat ditimbulkan oleh peningkatan curah jantung
ataupun resistensi pembuluh darah sistemik. Curah jantung pada pasien hamil
dengan preeklamsi tidak jauh berbeda dari curah jantung pada pasien hamil yang
normal dalam trimester terakhir kehamilan. Di lain pihak, resistensi pembuluh
darah sistemik telah terbukti dapat meningkat nyata. (7)
Aliran darah ginjal dan tingkat filtrasi glomelurus (GFR) pada pasien
dengan preeklamsi jauh lebih rendah daripada pasien dengan kehamilan normal
pada periode kehamilan yang sebanding, terjadi spasme pembuluh darah disertai
retensi garam dan air, protesinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriol sehingga
terjadi perubahan pada glomerulus. Vasokonstriksi ginjal dan pengurangan GFR
juga dapat menyebabkan oliguria (7,8).
Resistensi pembuluh darah otak selalu tinggi pada pasien preeklamsi dan
eklamsi. Pada pasien hipertensi tanpa kejang-kejang, aliran darah otak tetap dalam
batas normal sebagai akibat fenomena autoregulasi (7).
D. Etiologi
Penyebab terjadinya preeklampsia sampai sekarang belum diketahui
secara pasti. Ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan penyebab
kelainan ini sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai The Disease of
Theory. Adapun teori tersebut antara lain (8) :
a. Peran prostasiklin dan tromboksan
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan adanya kerusakan endotel
vascular sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI2) yang pada
kehamilan normal meningkat, aktifitas penggumpalan dan fibrinolisis yang
kemudia akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi
antitrombin III sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifitas trombosit menyebabakan
pelepasan tromboksan (TA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan
kerusakan endotel.
b. Peran faktor imunologis
Preeklampsia eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan
kadang tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Fierlie FM (1982)
mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya sisitem imun pada penderita
preeklampsia.
1. Beberapa wanita dengan preeklampsia mempunyai kompleks imun pada serum
2. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktifitas system komplemen pada
preeklampsia dan eklampsia diikuti dengan proteinuria.
E. Patofisiologi
Penyakit ini dianggap sebagai suatu maladaption syndrome dengan
akibat suatu vasospasme generalisata dengan segala akibat-akibatnya (9,10).
Kenaikan tekanan darah dapat ditimbulkan oleh peningkatan curah jantung
ataupun resistensi pembuluh darah sistemik. Curah jantung pada pasien hamil
dengan preeklamsi tidak jauh berbeda dari curah jantung pada pasien hamil yang
normal dalam trimester terakhir kehamilan. Di lain pihak, resistensi pembuluh
darah sistemik telah terbukti dapat meningkat nyata (9).
Aliran darah ginjal dan tingkat filtrasi glomelurus (GFR) pada pasien
dengan preeklamsi jauh lebih rendah daripada pasien dengan kehamilan normal
pada periode kehamilan yang sebanding, terjadi spasme pembuluh darah disertai
retensi garam dan air, proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriol sehingga
terjadi perubahan pada glomerulus. Vasokonstriksi ginjal dan pengurangan GFR
juga dapat menyebabkan oliguria (9,10).
Resistensi pembuluh darah otak selalu tinggi pada pasien preeklamsi dan
eklamsi. Pada pasien hipertensi tanpa kejang-kejang, aliran darah otak tetap dalam
batas normal sebagai akibat fenomena autoregulasi (9).
F. Diagnosis
Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga
gejala, yaitu penambahan berat badan yang berlebihan, edem, hipertensidan
proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg
perminggu beberapa kali.edem terlihat sebagai peningkatan berat badan,
pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Tekanan darah >140/90 mmHg atau
tekanan sistolik >30 mmHg atau tekanan diastolik >15 mmHg yang diukur setelah
(7)
Infeksi kandung kencing, anemia berat, payah jantung, partus lama juga
dapat menyebabkan proteinuria
.
Berikut ini adalah skema jalur alir penilaian klinik untuk membedakan
.
Pencegahan preeklampsia sepertinya tidak mungkin karena faktor
penyebabnya belum diketahui sampai sekarang. Meskipun demikian janin dari ibu
preeklampsia sebaiknya dikeluarkan saat hipertensi ibu terkontrol dengan baik,
pengaturan aktifitas dan penambahan berat badan dan antenatal care dan post natal
1. Rawat jalan
-
10
2. Rawat inap
Indikasi untuk merawat pasien preeklamsi di Rumah Sakit adalah :
- tekanan darah sistol 140 mmHg, tekanan diastol > 90 mmHg
- Proteinuria > +1
- Kanaikan berat badan 1,5 kg dalam seminggu yang berulang.
- Penambahan edema yang berlebihan secara tiba-tiba.
Selama perawatan di Rumah Sakit dilakukan pengobatan dan evaluasi,
antara lain:
- tirah baring total
- periksa tekanan darah, air kencing, berat badan dan cari edema terutama di
daerah sakral
- balans cairan ditentukan tiap hari
- pemeriksaa laboratorium ( Hb, asam urat, trombosit, fungsi ginjal dan hepar,
urin lengkap)
- penilaian kesejahteraan janin
- penderita diberitahukan untuk segera memberitahukan jika ada sakit kepala,
mual, nyeri epigastrium dan gangguan penglihatan.
Penatalaksanaan untuk preeklampsia berat dapat dibagi atas 2 hal yaitu (6) :
a. Perawatan konservatif
Indikasi perawatan konservatif
1. Kehamilan <37 minggu
2. Keadaan janin baik
3. Tidak ada impending eklampsia
Pengobatan medicinal
- Diberikan suntikan MgSO4 40% dengan dosis 8 gram IM (4 gram bokong
kanan dan 4 gram bokonh kiri) kemudian dilanjutkan dosis ulangan tiap 4 jam :
4 gram MgSO4 40% IM.
11
- Jika ada perbaikan atau tetap, pemberian MgSO4 dapat diteruskan lagi selama
24 jam
b. Perawatan aktif
Indikasi bila terdapat satu atau lebih keadaan ini :
Ibu
- Kehamilan > 37 minggu
- Adanya impending eklampsia
- Perawatan konservatif gagal
- 6 jam setelah pengobatan medicinal terjadi kenaikan tekanan darah
- 24 jam setelah pengobatan medicinal gejala tidak berubah
Janin
- Adanya tanda-tanda gawat janin
- Adanya pertumbuhan janin terhambat dalam rahim
- Laboratorik
- Adanya sindrom HELLP
Pengobatan medicinal
- Segera masuk rumah sakit
- Tirah baring miring ke sisi kiri
- Infus D5 : RL = 2 : 1
- Antasida
- Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
- Obat-obatan anti kejang :
Dosis awal 8 gram MgSO4 40% : 4 gram bokong kanan dan 4 gram
bokong kiri IM
Dosis ulangan tiap 4 jam : 4 gram MgSO4 40% IM
Syarat-syarat pemberian MgSO4 :
- Tersedia kalsium glukonas 1 gram, 10 ml 10%
- Refleks patella (+) kuat
- Pernapasan > 16x/menit, tanpa tanda-tanda distress pernapasan
- Produksi urin > 100 ml dalam 4 jam sebelumnya
Dihentikan bila :
12
13
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama
: Ny. A
Umur
: 18 tahun
Golongan darah
:O
Pekerjaan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Alamat
: Danau salak
MRS tanggal
II. ANAMNESA
1. Keluhan Utama : Ingin melahirkan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan kencang-kencang sejak mulai jam 21.00.
Kencang-kencang dirasakan terus menerus. Keluar air-air (-). Keluar
lendir darah jam 06.00. Pasien juga mengeluhkan kedua kaki bengkak
sudah 1 bulan. Pasien ANC rutin di puskesmas dan ANC di RS Danau
Salak
(dr
Diana)
dengan
diagnosis
gestasional
Lama menstruasi
: 6 hari
Siklus haid
: teratur
: 33-34 minggu
14
hipertensi
: 27-7-2015
5. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, lamanya perkawinan 1 tahun
6. Riwayat Penyakit dahulu
Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, asma, DM maupun penyakit
jantung. Penyakit-penyakit operasi terdahulu tidak ada.
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, asma, DM maupun penyakit
jantung.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum
: baik
2. Kesadaran
: kompos mentis
3. Tanda vital
Tekanan darah
: 150/90 mmHg
Suhu
: 36,6o C
Nadi
: 88 kali/menit
Pernapasan
: 22 kali/menit
Kulit
: tidak pucat
6. Dada
7. Ekstremitas
B. Pemeriksaan Obstetri
1. Inspeksi
2. Palpasi
Leopold I
Leopold II
: 1x10 20
4. TBJ
: 3720 g
15
5. DJJ
: 137 kali/menit
6. VT
HGB
: 12.4 (g/dl)
HCT
: 34.6 (%)
RBC
: 3.26 (106/uL)
PLT
: 205 (103/uL)
: 8 U/L
Kreatinin
: 0,5 mg/Dl
SGPT : 17 U/L
Urea : 19 mg/dL
Laboratorium lengkap
Nifedipine 1x10 mg
Hasil konsul dengan konsulen :
- induksi gastrul pervagina/6 jam
- Monitoring Vital sign/His/DJJ.
- Nifedipine bila TD >160/100
G. Laporan Partus
Jam 14.00 masuk misoprostol I pro evaluasi jam 20.00.
Jam 20.00 (VT pembukaan lengkap/Ket +/H2/STLD + ) = Pindah vk
16
Jam 20.10 : ketuban pecah sendiri (bening)= ibu ingin mengedan, pimpin
persalinan.
Jam 21.15 : Lahir Bayi Laki2/3100/50cm/Spt Bk/ AS 8-9-10/nu
(+)/kelainan kongenital (-).
Jam 21.30 : Lahir plasnta lengkap dengan selaputnya, episiotomi, hecting
jelujur catgut/Kontraksi uterus baik/Perdarahan Kala III/IV 250 cc
H. Laporan Keadaan Bayi
Riwayat obstetrik ibu
: G1P0A0
Tanggal lahir
: 10 Juni 2015
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Cara lahir
: Spt-Bk
Apgar
Penolong
: DM dan Bidan
BBL
: 3100 gram
PBL
: 50 cm
Suhu
: 36,5oC
17
F. Follow Up
No
Tanggal
Puku
Subjektif (S)
1.
11/6/15
l
06.00
Kel (-)
2.
12/6/15
05.45
Kel (-)
Objektif (O)
TD :140/80
N : 86 x/m
RR : 22
T : 36,5
TD : 130/80
N : 78 x/m
RR : 20
T : 36.8
Penilaian (A)
Rencana (P)
Hasil Konsul
IVFD RL 20 tpm
Po : As. Mafenamat
3x1
Clanexi 3x1
PO : As.mafenamat 3x1
Clanexi 3x1
DISKUSI
Pre-eklamsia adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
hipertensi, proteinuria dan edem pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Pre-eklamsia
dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila satu atau
lebih tanda/gejala dibawah ini ditemukan
(1)
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau
lebih
2. Proteinuria 5 gram atau lebih dalam 24 jam, +3 atau +4 pada pemeriksaan
kualitatif
3. Oliguria ( < 400 ml dalam 24 jam)
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di epigastrium.
5. Edema paru atau sianosis
Pada kasus ini pasien dengan usia kehamilan 33-34 minggu datang dengan
keluhan Pasien mengeluhkan kencang-kencang sejak 13 jam SMRS. Kencangkencang dirasakan terus menerus. Keluar air-air (-). Keluar lendir darah sejak 3 jam
SMRS. Pasien juga mengeluhkan kedua kaki bengkak sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien ANC rutin di puskesmas dan ANC di RS Danau Salak (dr Diana) dengan
diagnosis gestasional hipertensi +G1P0A0+h 33-34 minggu + pro induksi + pro nst.
Pasien mengaku pada umur kehamilan awal juga mendapatkan tekanan darah
meninggi, padahal sebelum kehamilan normal-normal saja. Diagnosis pasien adalah
preeklampsia berat melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik yang menyatakan bahwa
mulai awal kehamilan tekanan darah meninggi dan saat diperiksa sebesar 150/90
mmHg serta adanya bengkak pada kedua kaki dan didapatkan protein urin +2.
Peningkatan tekanan darah selama kehamilan yang dapat menyebabkan preeklampsia
dikarenakan peningkatan tekanan perifer untuk perbaikan oksigenasi jaringan dan
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus atas nama Ny. A umur 18 tahun, hamil 33-34
minggu, datang sendiri dengan keluhan ingin melahirkan. Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis G1P0A0 H 33-34 minggu,Inpartu Kala I fase
laten janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala dengan Preeklamsia Berat
(PEB). Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu perawatan konservatif melalui
pengobatan medicinal dan obstetrik.
DAFTAR PUSTAKA
1.