Вы находитесь на странице: 1из 8

Cara Menyusun Laporan Keuangan SKPD

Kali ini saya akan menyajikan bagaimana menyusun Laporan Keuangan SKPD, tetapi kita awali dulu dengan pengertian
apasih laporan keuangan itu
Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan, Laporan Keuangan yang disusun harus
memenuhi prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam PP No. 24 Tahun 2005. ada yang belum tahu PP itu silahkan download
di http://ayunkinfo.blogspot.com/2011/02/peraturan-pemerintah-no24-tahun-2005.html
Lanjut..... Laporan Keuangan dihasilkan dari masing-masing SKPD yang kemudian dijadikan dasar dalam membuat Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten .
Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan
oleh suatu entitas pelaporan.Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat begi para pengguna dalam
membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan pemerintah
adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas
pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pembuatan Laporan Keuangan dilakukan oleh masing-masing SKPD. selanjutnya laporan keuangan tersebut akan
dikonsolidasikan oleh SKPD menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten.
Laporan Keuangan SKPD terdiri dari :
1.

Laporan Realisasi Anggaran

2.

Neraca

3.

Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten Lebak seharusnya dikeluarkan 2 kali dalam satu tahun anggaran,
yaitu :
1. Semester, yang dimulai dari periode Januari - Juni
2. Tahunan, yang dimulai dari periode Januari - Desember
Nah... Kita masuk ke Langkah penyusunan Laporan Keuangan SKPD, Bagaimanasih.. Mari kita bahas
Laporan Keuangan yang dihasilkan pada tingkat satuan kerja Perangkat Daerah dihasilkan melaui proses akuntansi lanjutan
yang dilakukan oleh PPK-SKPD SEHARUSNYA!!!!!..... Jurnal posting yang telah dilakukan terhadap transaksi keuangan
menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan.
dan ini langkah-langkahnya, yang mungkin jarang sekali dilakukan atau mungkin tidak pernah dilakukan oleh PPK SKPD
maupun Bendahara di SKPD,,'' Maaf,.. saya bilang juga mungkin"
Langkah ke 1 (siapkan Kertas Kerja)
1.
PPK-SKPD menyiapkan Kertas Kerja (worksheet) 10 lajur sebagai alat untuk menyusun Laporan
Keuangan. Worksheet adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pembuatan Laporan Keuangan. Worksheet
berguna untuk mempermudah proses pembuatan laporan keuangan yang dihasilkan secara manual. PPK-SKPD
melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akunt buku
besar dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam worksheet, sesuai dengan posisi debit atau kredit dalam saldo si
buku besar masing-masing.
2.
PPK-SKPD membuat jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat dengan tujuan melakukan penyesuaian atas
saldo pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas transaksi-transaksi yang bersifat akrual. Jurnal penyesuaian
tersebut diletakan dalam kolom "penyesuaian" yang terdapat pada kertas kerja. Jurnal Penyesuaian dijelaskan
dalam pembahasan Prosedur Akuntansi Aset, Kewajiban dan Ekuitas dana SKPD. Jurnal Penyesuaian SKPD
meliputi setidaknya: Koreksi Kesalahan Pencatatan merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal
dan telah diposting ke buku besar. jurnal koreksi sebaiknya segera dilakukan begitu diketahui terjadi kesalahan
pencatatan tanpa menunggu akhir tahun. Pengakuan aset, hutang, dan ekuitas, merupakan pengakuan terhadap
perolehan aset yang dilakukan oleh SKPD, diantaranya pengakuan piutang, persediaan dan utang. sedangkan
pengakuan aset tetap sangat terkait dengan belanja modal yang dilakukan oleh SKPD. Selanjutnya Jurnal
Depresiasi Merupakan jurnal depresiasi terhadap aset yang dimiliki oleh SKPD. dan yang terakhir Jurnal terkait
dengan transaksi yang bersifat acrual dan prepayment Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya
transaksi yang sudah dilakukan SKPD namun pengeluaran Kas belum dilakukan (accrual) atau terjadi transaksi
pengeluaran Kas untuk Belanja dimasa yang akan datang (Prepayment). Bukti transaksi yang digunakan dalam
jurnal penyesuaian berupa bukti-bukti transaksi jika tersedia. Jurnal penyesuaian dicatat pada Buku Jurnal Umum
untuk selanjutnya diposting ke Buku Besar
3.
PPK-SKPD melakukan penyesuaian atas Neraca Saldo berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat
sebelumnya. Nilai yang telah disesuaikan diletakan pada kolom Neraca Saldo Setelah Penyesuaian yang terdapat
pada Kertas Kerja.

4.
Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, PPK-SKPD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk
dalam komponen Laporan Realisasi Anggaran dan memindahkannya ke kolom "Laporan Realisasi Anggaran" yang
terdapat pada Kertas Kerja.
5.
Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, PPK-SKPD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk
dalam komponen Neraca dan memindahkannya ke kolom "Neraca" yang terdapat pada Kertas Kerja.
6.
Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, PPK-SKPD dapat menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari
Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. Sebagai catatan, Neraca yang dihasilkan belum final karena PPK-SKPD
belum membuat Jurnal Penutup.
lanjut Langkah ke 2 (Jurnal Penutup)
Jurnal Penutup adalah Jurnal yang dibuat untuk menutup saldo nominal menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan
nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran, yaitu Pendapatan dan Belanja.
Jurnal Penutup yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Jurnal Penutup Pendapatan

Dr Pendapatan
Cr

Xxx

Surplus/Defisit

Xxx

b. Jurnal Penutp Belanja

Dr Surplus/Defisit
Cr

Xxx

Belanja

Xxx

Jurnal Penutup akan mempengaruhi nilai SILPA di Neraca menjadi Jumlah yang benar
c. Jurnal Penutup Surplus/Defisit ke SiLPA jika surplus

Dr Surplus/Defisit
Cr

Xxx

SiLPA

Xxx

d. Jurnal Penutup Surplus/Defisit ke SiLPA jika Defisit

Dr SiLPA
Cr

Surplus/Defisit

Xxx
Xxx

Jurnal Penutup dicatat pada Buku Jurnal Umum untuk selanjutnya diposting ke Buku Besar.
Langkah Ke 3 (Penyusunan Laporan Keuangan Sebelum Konversi)
Laporan Realisasi Anggaran SKPD (LRA SKPD) disusun setiap semester, sama dengan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara, tetapi hanya menyajikan dari Belanja Pegawai, Barang dan Jasa dan Belanja Modal beserta rincian dari ketiga
Belanja tersebut.
Langkah ke 4 (Konversi dari Permen 13 dan perubahannya ke SAP)
Laporan keuangan yang dibuat oleh SKPD yang terdiri dari LRA, Neraca dan CaLK, disusun berdasarkan struktur anggaran
APBD sesuai Permendagri No.13 dan perubahannya, sehingga terdapat perbedaan struktur akun pendapatan dan belanja bila
dibandingkan dengan Standar Akuntansi Pemerintah (PP No.24 Tahun 2005) oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah langkah
konversi. Berikut bagan konversi yang dimaksud:
A. Konversi LRA

Permendagri No 13 Tahun 2006

PP No. 24 Tahun 2005

PENDAPATAN

SAP PENDAPATAN

Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah

1.Pajak Daerah

1.Pajak Daerah

2.Retribusi Daerah

2.Retribusi Daerah

3.Hasil Peng kekayaan Daerah yg dipisahkan

3.Hasil Peng Kekayaan Daerah yg dipisahkan

4.Lain-lain PAD yang Sah

4.Lain-lain PAD yang Sah

Pendapatan Asli Daerah yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat
dalam bagan diatas, tidak terdapat perbedaan. Oleh karena itu, untuk PAD tidak memerlukan konversi.

Permendagri No 13 Tahun 2006

PP No. 24 Tahun 2005

Belanja

Belanja

A. Belanja Tidak Langsung

A. Belanja Operasi

1.Belanja Pegawai

1.Belanja Pegawai
2.Belanja Barang

B. Belanja Langsung

3.Bunga

1.Belanja Pegawai

4.Subsidi

2.Belanja Barang&Jasa

5.Hibah

3.Belanja Modal

3.Bantuan Sosial
B. Belanja Modal

3.Belanja Modal

1.Belanja Tanah
2.Belanja Peralatan dan Mesin

3.Belanja Modal

3.Belanja Gedung dan Bangunan


4.Belanja Jalan,Irigasi & Jaringan

3.Belanja Modal

3.Belanja Aset Tetap Lainnya


4.Belanja Aset Lainnya

Belanja yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat, dalam bagan
diatas, harus dilakukan konversi, yaitu :
1.
Belanja Tidak Langsung tidak dikenal dalam struktur pada format SAP sehingga perlu dikonversi ke
Belanja Operasi
2.

Konversi Belanja Langsung sebagai berikut :

Dari Komponen Belanja Langsung, yaitu Belanja Pegawai ke komponen belanja operasi pada akun belanja pegawai;

Dari Komponen Belanja Langsung, yaitu akun Belanja Barang dan Jasa ke komponen Belanja Barang;

Dari Komponen Belanja Langsung, yaitu akun Belanja Modal ke Komponen Belanja Modal.

Dalam konversi agar sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP, pelaporan realisasi belanja dalam LRA tidak
berdasarkan program dan kegiatan, sebagaimana klasifikasi anggaran belanja langsung dalam APBD, tetapi untuk tujuan
penjabaran Laporan Realisasi APBD, belanja harus dilaporkan bersama program dan kegiatan.
Dengan demikian, perlu dibuat dua versi pelaporan LRA, yaitu berdasarkan Permendagri No.13 Tahun 2006 kemudian
konversinya yang berdasarkan PP No.24 Tahun 2005 sebagaimana telah dijelaskan diatas.
B. Konversi untuk Neraca
Ketika akan melakukan konversi Neraca, perlu diteliti lebih dahulu pada klasifikasi mana terjadi perbedaan antara permendagri
No.13 Tahun 2006 dengan PP No.24 Tahun 2005, kemudian lakukan konversi. untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh konversi

pada bagan dibawah ini :

PP No. 24 Tahun 2005


ASET LANCAR

Permendagri No 13 Tahun 2006


ASET LANCAR
KAS

1. Kas di Bendahara Penerimaan

1. Kas di Bendahara Penerimaan

2. Kas di Bendahara Pengeluaran

2. Kas di Bendahara Pengeluaran

3. Investasi Jangka Pendek

Investasi Jangka Pendek

4. Piutang Pajak

1. Investasi dalam Saham


2. Investasi dalam Obligasi

5. Piutang Retribusi
6. Bagian Lancar Pinjaman kepada
Perusahaan Negara

Piutang
1. Piutang Pajak

7. Bagian Lancar Pinjaman Kepada


Pemerintah Daerah

2. Piutang Retribusi

8. Bagian Lancar Pinjaman Kepada


Pemerintah Pusat

3. Piutang Lain-lain

9. Bagian Lancar Pinjaman kepada


Pemerintah Daerah Lainnya

Persediaan

10.Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

1. Persediaan ATK

11.Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan

2. Persediaan Alat Listrik

12.Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi

3. Persediaan Materai/Bahan

13.Piutang Lainnya

4. Persediaan Benda Pos

14.Persediaan

5. Persediaan Bahan Bakar


6. Persediaan Bhn Makanan Pokok

Dari bagan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk SKPD, tidak terdapat perbedaan pada kelompok Aset Lancar.

Permendagri No 13 Tahun 2006


ASET TETAP

PP No. 24 Tahun 2005


SAP ASET TETAP

1. Tanah

1. Tanah

2. Peralatan dan Mesin

2. Peralatan dan Mesin

3. Gedung dan Bangunan

3. Gedung dan Bangunan

4. Jalan, Irigasi dan Instalansi

4. Jalan, Irigasi dan Jaringan

5. Aset Tetap Lainnya

5. Aset Tetap Lainnya

6. Kontruksi dalam Pengerjaan


7. Akumulasi Penyusutan

6. Kontruksi dalam Pengerjaan


7. Akumulasi Penyusutan

Perbedaan di dalam Aset Tetap ada pada kelompok, Jaringan dan Instalasi berdasarkan akun pada Permendagri No.13 Tahun
2006, sedangkan berdasarkan format PP. No.24 Tahun 2005 kelompok yang sama adalah Jalan, Irigasi dan Jaringan. Bila
diperhatikan lebih seksama ke dalam susunan kode rekening Permendagri No. 13 Tahun 2006, yang dimaksud dengan
Jaringan termasuk didalamnya adalah Jaringan Irigasi, sehingga sebenarnya tidak ada perbedaan substansi diantara
keduanya.

Permendagri No 13 Tahun 2006


ASET LAINNYA

PP No. 24 Tahun 2005


SAP ASET LAINNYA

1. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran

1. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran

2. Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah

2. Tuntutan Perbendaharaan

3. Kemitraan dengan Pihak ketiga

3. Tuntutan Ganti Rugi

4. Aset Tidak Berwujud

4. Kemitraan dengan Pihak ketiga

5. Aset Lainnya

5. Aset Tidak Berwujud


6. Aset Lain-lain

Perbedaan pada kelompok Aset Lainnya terlihat bahwa format PP. No.24 Tahun 2005 dibedakan antara Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti rugi, sedangkan di Permendagri No.13 Tahun 2006 hanya Tagihan Tuntutan Ganti
kerugian Daerah dengan tidak memisahkan kedalam dua kelompok seperti PP No.24 Tahun 2005 Oleh karena itu, dalam
konversi, sesuai dengan kejadian Transaksinya, perlu dibedakan ke dalam dua kelompok seperti dalam PP No.24 Tahun 2005.

PP No. 24 Tahun 2005


SAP KEWAJIBAN

Permendagri No 13 Tahun 2006


KEWAJIBAN
A. Kewajiban Jangka Pendek

A. Kewajiban Jangka Pendek

1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga

1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

2. Uang Muka dari Kas Daerah*)

2. Utang Bunga

3. Utang Bunga
4. Utang Pajak
5. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
6. Pendapatan diterima dimuka**)
7. Utang Jangka Pendek Lainnya

3. Bagian Lancar Utang dalam Negeri


4. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya
5. Utang Jangja Pendek Lainnya

Perbedaan Kelompok Kewajiban :


1.
Dalam Permendagri No.13 Tahun 2006 terdapat Uang Muka dari Kas Daerah Bila yang dimaksud adalah
transfer Kas dari BUD, maka diakui/dicatat sebagai RK-Pusat yang menjadi bagian dari akun ekuitas dana SKPD.
2.
Dalam Permendagri No.13 Tahun 2006 terdapat Pendapat Diterima dimuka/Pendapatan yang
Ditangguhkan. Hal ini terdiri dari transaksi pendapatan yang diterima oleh Bendahara Penerimaan yang belum
disetorkan ke Kas Daerah. Namun sebenarnya bila transaksi itu terjadi maka diakui/dicatat ke sebagai pendapatan
yang ditangguhkan yang masuk dalam kelompok Ekuitas Dana Lancar. Tetapi bila akun tersebut muncul dari
transaksi lainnya yang menyebabkan pendapatan diterima di muka, maka dapat dikonversikan ke dalam Utang
Jangka Pendek Lainnya menurut PP No.24 Tahun 2005. dari bagan diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat
perbedaan antara Permendagri No.13 Tahun 2006 dengan PP No.24 Tahun 2005 bagi komponen Ekuitas pada
Neraca.
3.
Akun Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek merupakan contra account
dari Ekuitas dana Lancar.
Langkah ke 5 (Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Setelah diKonversi)

Langkah Ke 6 (Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan)


Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Laporan Arus Kas harus memiliki referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Langkah ke 7 (Pembuatan Jurnal Balik Awal Tahun)
Jurnal balik adalah proses pilihan yang dilakukan setelah pembuatan Laporan Keuangan. Jurnal balik adalah proses
penjurnalan kembali untuk akun-akun yang dilakukan penyesuaian (misalnya persediaan) agar pada kondisi awal Neraca
periode berikutnya, nilainya menjadi nihil. Secara singkatnya, Jurnal balik adalah Jurnal penyesuaian dengan rekening yang
sebelumnya di debit menjadi kredit dan rekening yang sebelumnya dikredit menjadi di Debit. Jurnal Balik telah dibahas pada
Prosedur Akuntansi Neraca. Jurnal Balik dicatat pada Buku Jurnal Umum untuk selanjutnya diposting ke Buku Besar pada awal
tahun.
a. Jurnal Balik Persediaan

Dr Cadangan Persediaan
Cr

Persediaan

Xxx
Xxx

b. Jurnal Balik Piutang

Dr Cadangan Piutang
Cr

Xxx

Cadangan Piutang

Xxx

Daftar Lampiran Penyusunan Laporan Keuangan SKPD


1. Neraca Saldo
2. Kertas Kerja/Worksheet
3. LRA sebelum konversi
4. Neraca Sebelum Konversi
5. LRA setelah Konversi
6. Neraca setelah konversi
7. Catatan atas Laporan Keuangan
8. LRA Semesteran (Prognosis).
ini Contoh Lampiran-lampirannya silahkan download dibawah ini
http://www.ziddu.com/download/13897152/LAMPIRANCARAMEMBUATLAPORANKEUANGAN.docx.html

Penyusunan laporan keuangan SKPD

Laporan keuangan termasuk rutinitas kegiatan tahunan satuan kerja pemerintah daerah/SKPD, kenapa harus dilakukan karena untuk
mempertanggungjawabkan anggaran yang sudah kita terima yang telah ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran/DPA.
Tujuan dari pelaporan ini supaya kita mengetahui berapa anggaran yang sudah terealisasi sesuai dengan kebutuhan kita setiap
bulan/triwulan/semester/tahun. Langsung saja...tidak banyak basa basi saya coba untuk berbagi bagi teman-teman yang baru
berhubungan dengan laporan keuangan dengan aplikasi keuangan/SIMDA dari BPKP(versi 14 R2-R4) mungkin ini akan
menambah wawasan kita bersama mengenai langkah-langkah penyusunan Laporan Keuangan SKPD.
Langkah-langkah penyusunan Laporan Keuangan SKPD adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan saldo awal untuk Neraca dan LRA
2. Memasukkan (Posting) transaksi tahun berjalan
3. Membuat koreksi atau penyesuaian
4. Melaksanakan prosedur tutup buku
5. Membuat jurnal penutup untuk Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan serta Pembukaan/Awal tahun buku.
Saya uraikan satu per satu sebagai berikut:
1. Memasukkan Saldo Awal Neraca
Apabila Pemerintah Daerah sudah mempunyai Neraca Awal dan Neraca tersebut sudah dapat diuraikan (breakdown) ke masingmasing SKPD maka nilai aset masing-masing SKPD dapat dimasukkan.
Adapun rincian langkahnya adalah sebagai berikut:
Masuk ke ke dalam menu Data Entri - SKPD Pembukuan - Saldo Awal Unit Sub Unit - Neraca.
Untuk menginput Neraca Awal Tahun 2012(tahun berkenaan)harus login dari Tahun 2011(tahun sebelumnya). Isikan terlebih
dahulu Data Umum Pemda cukup nama Pemerintah Daerah dan Nama Kepala Daerah.
Setelah Data Umum Pemda diisi, langkah selanjutnya adalah mengisi Data Umum SKPD yang akan diisi Saldo Awal Neraca.
Field yang diisi cukup Nama Kepala SKPD yang bersangkutan. Setelah Data Umum Pemda dan Data Umum SKPD diisi barulah
dapat mengisi Saldo Awal Neraca.
2. Memasukkan Saldo Awal Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Saldo awal LRA merupakan LRA tahun lalu SKPD. LRA pemerintah daerah adalah gabungan dari LRA semua SKPD di lingkungan
pemerintah daerah yang bersangkutan. Dalam hal LRA, biasanya pemerintah daerah hanya membuat LRA untuk pemerintah daerah
tidak per SKPD dan dibuat oleh unit pengelola keuangan. Untuk kondisi demikian, pemerintah daerah harus menyajikan kembali
LRA tahun lalu per SKPD sehingga pada tahun berikutnya dapat disajikan secara komparatif per SKPD. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam Saldo Awal LRA diantaranya:
Login harus tahun sebelumnya (Seperti pada point Saldo Awal Neraca)
Jika saldo awal LRA tidak ada maka laporan keuangan khususnya LRA akan disajikan tidak komparatif. Saldo awal LRA tidak
mempengaruhi saldo akhir LRA tahun berjalan.
Rincian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Masuk ke ke dalam menu Data Entri - SKPD Pembukuan - Saldo Awal Unit Sub Unit - LRA.
Setelah itu baru diinput saldo Awal tiap-tiap rekening dalam LRA tersebut.
3. Memasukkan (posting) transaksi tahun berjalan
Sebelum melakukan posting data transaksi, lebih dahulu dapatkan dokumen sumber yang menjadi dasar melakukan posting. Dasar
melakukan posting dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Untuk pengakuan belanja adalah ketika pengeluaran belanja sudah diterbitkan SP2D GU untuk transaksi Penggantian Uang,
SP2D TU Nihil untuk transaksi SPJ TU dan SP2D LS untuk pembayaran yang langsung ke piahk ke tiga.
2) Untuk pengakuan pendapatan dapat dilakukan posting setelah penyetoran uang dari Bendahara Penerimaan ke Kas Daerah
dengan menggunakan Surat Tanda Setoran (STS).
4. Membuat koreksi atau penyesuaian
Koreksi merupakan kegiatan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan menjadi sesuai dengan yang
seharusnya. Jadi tindakan koreksi yang dilakukan dengan menggunakan jurnal koreksi dapat dilakukan sepanjang tahun.
Penyesuaian merupakan kegiatan pembetulan akuntansi di akhir tahun sehingga pos-pos yang ada di laporan keuangan sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya. Tindakan penyesuaian yang dilakukan dengan menggunakan jurnal penyesuaian yang biasanya
dilakukan pada akhir tahun. Hal-hal yang biasanya akan dilakukan penyesuaian antara lain: saldo kas, persediaan, aktiva dalam
pengerjaan, utang, dan piutang. Tindakan penyesuaian ini sebenarnya sama dengan koreksi.
5. Melaksanakan prosedur tutup buku
Prosedur tutup buku adalah prosedur yang harus dilakukan oleh fungsi pembukuan pada setiap periode tutup buku/periode
pelaporan. Setiap kali akan melakukan pelaporan seperti laporan semester atau laporan akhir tahun, agar posisi realisasi dan neraca
sesuai dengan yang sebenarnya maka harus dilakukan prosedur tutup buku. Hal-hal yang harus dilakukan dalam proses penyusunan
neraca dan LRA adalah sebagai berikut:
Penyesuaian dalam Rekening Persediaan
Metode yang dipilih dalam pencatatan Persediaan adalah metode pencatatan periodik. Metode ini tidak mencatat pertambahan dan
penguranan persediaan setiap transaksi terjadi, tetapi mencatat persediaan akhir saja pada saat tutup buku atau saat periode
pelaporan. Untuk menyesuaikan perkiraan Persediaan, agar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya maka ada dua langkah yang
harus dilakukan yaitu:
Membuat Jurnal Balik, yaitu jurnal yang dibuat untuk menihilkan Saldo pada Neraca Awal untuk Persediaan.
Membuat Jurnal Penyesuaian, yaitu jurnal yang dibuat untuk memunculkan saldo pada Neraca Akhir untuk Persediaan.
Untuk memasukkan penjurnalan ke dalam aplikasi, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
Masuk ke menu Data Entri SKPD Pembukuan Jurnal - Unit Sub Unit Jurnal
Klik Tambah Isikan Nomor Bukti Tanggal Bukti Nomor Referensi Tanggal Referensi
Pilih Jenis Jurnal (Jurnal Balik untuk menihilkan Saldo Awal, Jurnal Penyesuaian untuk memunculkan Saldo Akhir) Isikan
Keterangan yang mendukung transaksi tersebut
Masuk ke Jurnal Rincian pada ikon Rekening klik kotak hijau sebelah kanan pilih Akun
Isikan Nilai Debet Simpan
Ulangi langkah di atas. Hanya bedanya pada Pilih Akun isikan Nilai Kredit Simpan.
Setelah penjurnalan selesai, agar data bisa dibaca pada neraca maka diperlukan satu langkah lagi yaitu melakukan posting data.
6. Jurnal penutup untuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan dan pembukuaan/ awal tahun buku
Pada akhir periode dilakukan jurnal penutup, di mana hal ini dilakukan untuk dapat menghasilkan LRA Pemerintah Daerah dan juga
untuk menutup rekening Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. Setelah seluruh perkiraan nominal (Pendapatan, Belanja, dan
Pembiayaan) ditutup, maka bagian akuntansi SKPKD dapat membuat LRA Konsolidasi dengan cara menggabungkan seluruh LRA
SKPD sehingga menjadi LRA Pemerintah Daerah.
Untuk dapat membuat Neraca Konsolidasian Pemerintah Daerah, maka yang harus dilakukan adalah mengeliminasi rekening R/K
SKPD dengan R/K SKPKD. Eliminasi dilakukan dengan melakukan rekonsiliasi atas kedua rekening tersebut.
Jika nilai kedua rekening tersebut tidak sama, maka harus dilakukan rekonsiliasi, untuk menentukan transaksi apa yang
menyebabkan nilai kedua rekening tersebut tidak sama dan menentukan pada SKPD atau SKPKD yang tidak melakukan pencatatan
transaksi tersebut. Jika nilai kedua rekening tersebut telah sama dan dapat dieliminasi, maka Bagian Akuntansi SKPKD dapat
membuat Neraca Konsolidasi Pemerintah Daerah dengan cara menggabungkan seluruh Neraca SKPD.

LAPORAN REALISASI PENCAPAIAN SPM SEMESTER


1
Kepada Semua SKPD yang mengampu SPM, mohon segera membuat Laporan Realisasi Pencapaian SPM Semester 1. Contoh
Filenya bisa diunduh di :
http://www.ziddu.com/download/23032396/ContohLaporanSPMsemester1.docx.html
dan
http://www.ziddu.com/download/23032395/CONTOHLAMPIRANLAPORANSPM.xlsx.html

Вам также может понравиться