Вы находитесь на странице: 1из 7

KRITIK SENI LUKISAN

Karya A.Wibowo, Istriku dan


Kebun Kecilnya, 1 x 2 m, 2004
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Namirah Aisyah
XI MIA 3 / 213 101
SMA Negeri 1 Makassar

Daftar Isi
Latar
belakang .............................................................................................
........................................3
BAB I
1.
Deskripsi .............................................................................................
...............................................4
2. Analisis
Formal .................................................................................................
..............................4
3.
Interprestasi .......................................................................................
..............................................5
4.
Evaluasi ..............................................................................................
............................................... 5
BAB II
Penutup ..............................................................................................
.....................................................6
1.
Kesimpulan .........................................................................................
................................ 6
2.
Saran ..................................................................................................
.................................... 6
Daftar
pustaka ...............................................................................................
.......................................6

Latar belakang
Kita mengetahui bahwa perkembangan seni lukis di Negara ini
sangatlah pesat berbagai jenis lukisan baru bermunculan dimanamana, mereka berlomba menunjukan keunggulan dari setiap lukisan
yang mereka temukan. Maka dari itu kita harus bias melestarikan
lukisan tradisional.
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar.
Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak
ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai
membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan
bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar
bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana
seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal
gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan
menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan
kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah
jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih
bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar
(dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada
cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik. Seperti
gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti
dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa
modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua
dimensi, dimensi datar). Objek yang sering muncul dalam karyakarya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam
lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari
objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut
citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis
terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat
dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan
ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si

pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling


mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu
macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman
budaya masyarakat di daerahnya.

BAB I
1.

DESKRIPSI

Lukisan berjudul Istriku dan Kebun Kecilnya, berukuran 1 x 2 m.


Lukisan ini terbagi atas latar depan, latar tengah, dan latar
belakang. Latar depan ditunjukkan dengan seorang wanita, seekor
anjing, dan beberapa bentuk pepohonan. Latar tengah, ditunjukkan
dengan dua wanita yang duduk dibangku dan di sebelahnya sebuah
keranjang, meja antik yang pada bagian atasnya terdapat satu buah
keranjang kecil, dan satu buah gelas. Pandangan kedua wanita itu
ada yang memandang ke depan, dengan mempermainkan kedua
tangannya, dan ada yang melirik atau memandang ke kanan. Di
samping kanan bangku terletak sebuah pot tanaman. Di belakang
bangku juga tergantung satu buah sangkar burung.
Latar belakang ditunjukkan dengan keberadaan tiga wanita. Wanita
yang satu posisinya sedang membungkukkan badan. Wanita yang
kedua dengan posisi berdiri sambil berjingkat dan menjulurkan
tangannya ke atas. Wanita ketiga posisinya menunjukkan duduk di
tanah dengan melakukan suatu kegiatan. Bagian latar belakang,
terdapat beberapa pepohonan dalam bentuk pohon yang digayakan.
Dengan demikian dalam lukisan ini, terdapat enam figur wanita.
Wanita itu dengan beberapa posisi yang sedang melakukan
aktivitas. Lukisan ini didominasi dengan warna hijau, biru, dan
kuning. Bentuk-bentuk yang tampak di antaranya: pepohonan,
sulur-suluran daun, ranting yang berwarna biru, hijau, dan coklat.
Secara keseluruhan lukisan ini, terdapat bidang-bidang warna di

antara berbagai bentuk. Hal itu ditunjukkan dengan permukaan


tanah yang dibagi-bagi menjadi bidang-bidang. Sedangkan garis
terdapat beberapa garis, seperti: garis lurus, pendek, panjang, dan
lengkung. Garis-garis tersebut sebagian ada yang saling
berpotongan atau tumpang tindih antara garis yang satu dengan
yang lain.
2.

ANALISIS FORMAL

Keberadaan garis dalam lukisan ini, pada dasarnya berfungsi


sebagai identitas bentuk, sehingga bentuknya dapat dikenali. Garis
sebagai identitas bentuk, seperti halnya bentuk-bentuk yang
tampak pada: wanita, seekor anjing, pohon, daun, bangku panjang,
meja, keranjang kecil, gelas, pot bunga, dan sangkar burung. Garisgaris yang ada terlihat cukup luwes, lemah gemulai mengikuti
bentuk yang ritmis. Sebagian terdapat garis yang bebas atau
garis yang saling tumpang tindih. Garis tersebut mendeskripsikan
batas-batas atau kontras dari nada gelap terang, warna atau tekstur
yang terjadi sepanjang batas-batas bentuk tersebut. Dengan
demikian, rupa bentuk pada lukisan ini adalah bentuk yang terlihat
dalam kaitannya dengan bentuk-bentuk yang lain atau ruang yang
mengelilinginya.

3.

INTERPRESTASI

Lukisan yang berjudul Istriku dan Kebun Kecilnya ini,


mengungkapkan kehidupan sehari-hari seorang istri dalam
kehidupannya yang tenang dan bahagia dengan didampingi seekor
anjing yang setia. Kecintaan wanita terhadap alam yang terlihat
sangat kuat berkat terjalinnya berbagai unsur dan bentuk-bentuk
tanaman yang dilakukan distilisasi. Artinya, cara penggabarannya
untuk mencapai bentuk keindahan dengan cara menggayakan objek
yang dilukis, yaitu dengan cara menggayakan setiap kontur pada
objek tanaman atau pepohonan. Lukisan ini mewakili sebuah potret
kehidupan seorang istri dimata seorang suami.
4.

EVALUASI

Hasil analisis faktor genetik subjektif menunjukkan kepribadian


pelukis fleksibel, konsisten berbagai gaya, proses imajinasinya
melalui tahapan, dan wanita sebagai objek utama dalam lukisannya.
Analisis faktor genetik objektif terungkap bahan melukis, bahan dari
alam, dan akrilik. Konsepnya, seni bukan untuk hidup melainkan
hidup ini untuk berkesenian. Pengalaman hidupnya penuh warna.
Analisis objektif formal, secara keseluruhan tampak pada garis
sebagai identitas bentuk. Keberadaan objek terletak pada tiga latar

(depan, tengah, dan belakang). Pengorganisasian unsur seni


seimbang, menyatu, dan harmonis. Interpretasi lukisan memberi
pelajaran berharga bahwa aktivitas seseorang akan memberikan
bukti fisik apa yang telah dilakukannya. Sedangkan komparasi
dengan lukisan yang lain ( dua penari dan pengantin cucakrowo)
memberikan dukungan kuat baik dari segi teknik, wujud, dan isi.
Bertitik tolak dari hasil sintesis dan hasil komparasi lukisan lainnya,
lukisan berjudul Istriku dan Kebun kecilnya menunjukkan makna
inovasi ekspresi artistik yang tinggi. Hal ini didukung dengan
kemampuan pelukis memadukan antara media, teknik,
pengorganisasian struktur rupa, dan isi.

BAB II
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Saya dapat menyimpulkan bahwa seni lukis itu sudah ada
semenjak zaman prasejarah atau nenek moyang kita. Pada zaman
nenek moyang mereka melukis di dinding gua pada zaman dahulu
belum mengenal huruf dan mereka menceritakanya dengan cara
melukis. Dan lukisan itu mngandung arti tersendiri.
Dan sampai sekarang seni melukis tambah berkembang dan
bertambahnya zaman modern sekarang melukis mempunyai aliranaliran seni lukis yaitu Aliran klasik , Aliran romantisme , Aliran
realisme , aliran aturalism , aliran impresionisme , aliran
pointilisme , aliran ekspresionisme , aliran abstrak dan lain-lain.

2. SARAN
Teruslah menciptakan hasil karya seni lukis . karena di setiap
lukisan itu pasti mempunyai arti tersendiri . Melukis dapat membuat
kita lebih tenang karena disitulah kita menuangkan isi hati kita
kedalam kanvas dan cat. Sehingga memberikan lukisan itu
mengandung arti dari sang pelukis itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
http://bukitsan.blogspot.com/2011/07/mengapresiasi-karya-senilukis-melalui.html
http://ifamoveon.blogspot.com/2014/07/kritik-seni-rupa-2.html
http://blogger-nisaa.blogspot.com/2013/07/karya-ilmiah-tentangseni-lukisan.html
http://tyo-sianturi.blogspot.com/2011/03/contoh-proposal-pameranseni-lukis.html

Вам также может понравиться