Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama
: Ny. ES
Umur
: 15 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan
: SLTP
Alamat
Masuk RS
No. CM
: 024554
ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh dari pasien tanggal 17 februari pukul 11.00
Keluhan Utama
Kenceng-kenceng pada perut.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan G2P1A0 hamil 41 minggu datang dari poli kandungan RSUD
AMBARAWA dengan keluhan kenceng-kenceng masih jarang, keputihan tidak ada, lendir tidak
ada, darah yang keluar jg tidak ada, mual muntah juga tidak, BAB dan BAK dalam batas normal.
: cukup
Riwayat Pribadi
Pasien menyangkal riwayat merokok, namun di sekitarnya terdapat anggota keluarga yang sering
merokok (suami). Minum alkohol disangkal. Minum jamu dan penggunaan obat obatan
disangkal. Memelihara hewan peliharaan disangkal.
Riwayat Haid
Menarche usia 13 tahun, dengan siklus teratur, lama haid 7 hari 4 kali ganti pembalut per hari
Riwayat Obstetri
Pasien mengaku sudah menikah 1x dengan suami sekarang 1 tahun.
-
HPL
: 4 desember 2014
Riwayat ANC
-
Frekuensi
: 7 kali
Riwayat Kehamilan
Riwayat Anak
Riwayat KB
PEMERIKSAAN FISIK
2
Pemeriksaan Fisik dilakukan di ruang VK Bougenvile tanggal 20 Oktober 2014 pukul 10.00
Status Generalis
Keadaan Umum
: baik
Kesadaran
: CM
Tanda vital
-
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Frekuensi nadi
: 88 x/menit
Frekuensi napas
: 20 x/ menit
Suhu
: 36,80 C
Kepala
: pupil isokor diameter 3/3, conjunctiva tak anemis, sclera tak icterik
Telinga
: serumen (-)
Leher
Pulmo
Cor
Abdomen
Ekstremitas
: edema (-), atrofi (-), capilarry refill < 2detik, akral hangat (+),
refleks Fisiologis (+) Normal
Status Obstetri
-
Pemeriksaan Luar
o Inspeksi :
Genitalia eksterna
o Palpasi (Leopold) :
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
: 140 x/menit
: 3200 gram
Pemeriksaan Dalam
Vaginal Toucher:
o Vulva dan vagina tidak ada kelainan
o Portio permukaan licin, lunak, tebal, eff 70%
o : 4-5 cm, Kulit ketuban (-), Lendir (-), darah (-), Teraba kaki H II, tidak teraba
bagian kecil
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Darah Rutin (WB
EDTA)
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
MCV
MCHC
MCH
RDW
MPV
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
Limfosit %
Monosit %
Eosinofil %
Basofil %
Neutrofil %
Golongan darah
HbsAg
Nilai
Nilai normal
10.5 L
33.9 L
8.7
212
3,9
77.2 L
32,9
30,8
12,8
10
3,4
1,4
0,1
0,0
13,2
6
2
0,2
62,0
A
Non reaktif
11.5 14.5
37 - 45
4,0 10,0
150 440
3,8 5,4
82 98
32 36
27
10 16
7 11
1,0 4,5
0,2 10
0,04 0,8
0 0,2
25 40
28
24
01
50 70
Non reaktif
DIAGNOSIS
G2P1A0 UK 41 minggu JTHIU preskep dengan serotinus.
PLANNING
4
o Terapi
-
Infus RL 20 tpm
Ceftriakson/12 jam
Metronidazole
Ketorolac/6 jam
o Monitoring
-
Pengawasan 10
BAYI LAHIR
Jenis Persalinan
: Sectio Caesarea
Indikasi
: laki-laki
APGAR Score
: 7/8/9
Lahir
: Hidup
Berat
: 3500 gram
Panjang
: 47 cm
Amnion
: Jernih
: (+)
PLASENTA
Lengkap
: Ya
Perdarahan
: + 150 cc
:
:
:
:
Baik
Compos mentis
120/80 mmHg
83 x/menit
5
Frekuensi napas
Suhu
Kontraksi uterus
TFU
Perdarahan aktif
Lochea rubra
:
:
:
:
:
:
20 x/menit
36,5 C
(+) baik
2 jari di bawah umbilikus
(-)
(+)
19
februari
S
O
Keluhan:
K/KU
:
kencengCM/baik
kenceng
Vital sign;
tapi masih
- TD:
jarang,
110/70m
lendir,darah
mHg
tidak
ada
- Nadi
:
yang
88x/menit
keluar.,
- RR : 20
mual
x/m
muntah (-).
- T: 36,70C
A
G2P1A0
UK
41
minggu
JTHIU
preskep
dengan
serotinus.
Keluhan
(-)
G2P1A0
UK
41
minggu
JTHIU
preskep
dengan
serotinus.
: K/KU
:
CM/baik
Vital sign;
- TD:
110/90
mmHg
- Nadi
:
85x/menit
- RR : 18
x/m
- T: 36,50C
P
Infus RL 20 tpm
Ceftriakson/12 jam
Metronidazole
Ketorolac/6 jam
o Monitoring
Jam
10.00
Bayi lahir
laki-laki
dengan
bb : 3500
gr,
AS
7/8/9
Pengawasan 10
Infus RL 20 tpm
Ceftriakson/12 jam
Metronidazole
Ketorolac/6 jam
20
februari
21 februari
Keluhan : K/KU
:
CM/baik
nyeri
Vital sign;
bekas
- TD:
120/80
jahitan (+)
mmHg
- Nadi :
85x/me
nit
- RR : 19
x/m
T: 36,50C
P2A0
Infus RL 20 tpm
POST
SCTP
12 jam
a/i
Ceftriakson/12 jam
serotinus.
Metronidazole
Ketorolac/6 jam
Keluhan
: K/KU
:
CM/baik
nyeri bekas
Vital sign;
jahitan (+)
- TD:
125/80
mmHg
- Nadi :
81x/men
it
- RR : 19
x/m
T: 35,50C
22 februari Keluhan
H1
: K/KU
:
CM/baik
nyeri bekas
Vital sign;
jahitan (+)
- TD:
120/80
tapi sudah
mmHg
berkurang
- Nadi :
79x/me
nit
- RR : 20
x/m
T: 36,50C
P2A0
Infus RL 20 tpm
POST
Inj. dexamethason 2
SCTP
H2
amp/ 12 jam
a/i serotinus
Ketorolac/6 jam
P2A0
Infus RL 20 tpm
POST
Inj. dexamethason 2
SCTP
H3
a/i
amp/ 12 jam
-
Ketorolac/6 jam
serotinus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN TEORI MEDIS KEHAMILAN SEROTINUS
1.
Teori oksitosin
Peranan
oksitosin
pada
persalinan
yaitu
dikeluarkanya
oksitosin
oleh
neurohipofise wanita hamil pada saat wanita tersebut mulai masuk perasalinan.
Menurut Chard (1973) peranannya pada persalinan hanya kecil, perannan
utamanya pada fase ekspulsi dan postpartum, pada postpartum setelah fetus dan
plasenta lahir menimbulkan kontraksi dan retraksi uterus sehingga jumlah
peradrahan yang terjadi berkurang (pada saat ini pembuatan prostaglandin oleh
amnion sudah tidak ada lagi) bahwa oksitosin adalah obat yang dapat
menimbulkan kontraksi uterus pada kehamilan lanjut sudah diketahui secara luas
kadar reseptor untuk oksitosin pada beberapa kehamilan cukup bulan dan selama
8
persalinan, juga didapat kenaikan kadar oksitosin dalam cairan amnion selama
persalinan. Dapat disimpulkan bahwa oksitosin berperan penting pada akhir
persalinan termasuk lahirnya plasenta, mempertahankan kontraksi uterus setelah
persalinan (mengurangi jumlah darah yang hilang, dan pada saat ibu menyusui
bayinya karena pada waktu bayi menghisap puting susu ibu terjadi hipersekresi
dari oksitosin dan air susu mengalir keluar).
b. Teori panarikan (withdrawal progesteron)
Penarikan progesteron merupakan keadaan endokrin penting yang mendasari
proses biomolekuler untuk bermulanya persalinan. Dari semua penalitian pada
manusia
kadar
progesteron
sekurang-kurangnya
pada
darah
ibu
tidak
penimbunan
jaringan
ikat,
pembuluh
darah
menaglami
Definisi
a. Kehamilan postterm merupakan kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu
atau lebih sejak awal periode haid yang diikuti oleh ovulasi 2 minggu kemudian.
Meskipun kehamilan postterm ini mungkin mencakup 10 persen dari seluruh
kehamilan, sebagian di antaranya mungkin tidak benar-benar postterm, tetapi
lebih disebabkan oleh kekeliruan dalam memperkirakan usia gestasional. Sekali
lagi nilai informasi yang tepat mengenai lama kehamilan cukup jelas, karena pada
10
umumnya semakin lama janin yang benar-benar postterm itu berada didalam
rahim, semakin besar pula resiko bagi janin dan bayi baru lahir untuk mengalami
gangguan yang berat (Cunningham, 1995).
b. Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42
minggu lengkap (Sarwono, 1995).
c. Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42
minggu dihitung berdasarkan rumus neagle dengan siklus haid rata-rata 28 hari
(Rustam, 1998).
d. Kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu sebelum terjadi persalinan (Manuaba,
1998).
3.
Etiologi
Etiologi kehamilan lewat waktu atau kehamilan serotinus sampai saat ini belum
diketahui secara pasti beberapa faktor yang dikemukakan penyebab kehamilan
serotinus adalah:
a.
b.
c.
11
4.
Patofisiologi
a.
Jika plasenta terus berfungsi dengan baik, janin akan terus tumbuh yang
mengakibatkan bayi LGA dengan manifestasi masalah seperti trauma lahir dan
hipoglikemia.
b.
Jika fungsi plasenta menurun, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang
adekuat. Janin akan menggunakan cadangan lemak subkutan sebagai alergi
penyusutan lemak subkutan terjadi yang mengakibatkan syndrome dismatur
janin , terdapat 3 tahap sindrom dismaturitas janin:
1)
2)
3)
c.
Penampilan malnutrisi
Terwarnai mekonium
Depresi perinatal
d.
e.
5.
Gambaran klinis
Gambaran klinis pada kehamilan post matur antara lain:
12
a.
Janin postterm dapat terus bertambah beratnya di dalam uterus dan dengan
demikian menjadi bayi besar yang abnormal pada saat lahir, atau bertambah berat
postterm serta berukuran besar menurut usia gestasionalnya.
d.
Bayi panjang, kurus dengan penampilan menyusut, kulit seperti kertas dan kulit
kuku dan tali pusat terwarnai mekonium, kuku panjang dan lanugo tidak ada.
b. Sindrom aspirasi mekonium ditandai dengan hipoksia janin, cairan amnion yang
bercampur dengan mekonium, gawat napas waktu lahir dan mekonium mengotori
pita suara.
6.
b. Pemeriksaan serologi air ketuban yaitu air ketuban diambil dengan amniosintesis
baik transvaginal maupun transabdominal (air ketuban akan bercampur dengan
lemak dan sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari
36 minggu. Air ketuban diperoleh dipulas dengan sulfatbirunil, maka sel-sel yang
mengandung lemak akan berwarna jingga bila:
1) Melebihi 10 % kehamilan di atas 36 minggu
13
d.
e.
Uji oksitosin (stress test) yaitu induksi oksitosin dilakukan ketika usia kehamilan
42 minggu lebih dan selama saat melakukan induksi, frekuensi denyut janin
direkam secara kontinyu. Sepanjang pelanksanaan induksi persalinan selama 8
jam, tidak terlihat adanya suatu tanda yang membuktikan penurunan frekuensi
denyut jantung janin, dan frekuensi denyut jantung janin bertambah cepat dengan
gerakan janin; dengan kata lain, terdapat hasil tes stress kontraksi yang reaktif dan
negative.
7.
Penatalaksanaan medis
Penalaksanaan pada ibu
a.
Pengelolaan persalinan
1)
Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, test dengan
kontraksi (CST) harus dilakukan. Hasil CST positif janin perlu dilahirkan,
bila CST negatif kehamilan dibiarkan berlangsung dan penilaian janin
dilakukan lagi 3 hari kemudian.
Keadaan serviks (skor bishop harus dinilai ulang setiap kunjungan pasien,
dan kehamilan harus diakhiri bila serviks matang.
4)
b. Pengelolaan intrapartum
1) Pasien tidur miring sebelah kiri
2)
Segera setelah bayi kering dan berada dalam penghangat lakukan intubasi
dengan penghisapan trachea langsung
3)
4)
Memberi makan lebih awal untuk mencegah hipoglikemia jika bukan merupakan
kontraindikasi pada status pernafasan.
16
BAB III
AFTER CARE PATIENT
IDENTITAS KELUARGA
17
Pasien menikah satu kali, keluarga terdiri dari 4 orang, kepala keluarga,
pasien sendiri, anak tertua pasien laki-laki berusia 7 tahun dan anak laki-laki yang
baru dilahirkan oleh pasien.
KEADAAN RUMAH
Rumah pasien tampak bersih dan salah satu keluarga pasien tiap hari nya ada
yang salah satu bergantian membersihkan rumah, rumah pasien terbuat dari
tembok, atap dilapisi inyernit dan genteng dinding rumah pasien juga kotoran debu
sedit yang menempel tapi itu juga selalu dibersihkan.
KEADAAN PASIEN DI RUMAH SETELAH PERAWATAN
Anamnesis
Di rumah sudah tidak merasa kencang-kencang pada daerah perut, dan di
rumah juga sudah tidak mengeluhkan keluhan apapun.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik dilakukan di rumah pasien tanggal 20 Oktober 2014 pukul 10.00
Status Generalis
Keadaan Umum
: baik
Kesadaran
: CM
Tanda vital
-
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Frekuensi nadi
: 80 x/menit
Frekuensi napas
: 20 x/ menit
Suhu
: 36,50 C
Kepala
Telinga
: pupil isokor diameter 3/3, conjunctiva tak anemis, sclera tak icterik
: serumen (-)
Leher
Pulmo
Cor
Abdomen
Ekstremitas
: edema (-), atrofi (-), capilarry refill < 2detik, akral hangat (+),
refleks Fisiologis (+) Normal
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2010. Letak Sungsang, dalam Ilmu kebidanan, edisi keenam.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 606-622
2. Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery and outcome of 699
term singleton breeech deliveries at a single center. Am J Obstet Gynecol 2002;187:1694-8.
3. Cunningham, F.G et al. 2005. Breech Presentation and Delivery In: Williams Obstetrics.22 st
edition. New York: Mc Graw Hill Medical Publising Division, 509-536.
4. Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan edisi pertama, cetakan kelima.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 103-132.
5. Benson, C,R. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Ed. 9. Jakarta : EGC
6. Jeremy Oats and Suzanne Abraham. 2005. Llewellyn-Jones Fundamentals of Obstetrics and
Gynaecology 8th Edition. Elsevier Mosby, Edinburgh
7. DeCherney, Alan H, et.al. 2007. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology,
Tenth Edition. Philadelphia : McGraw-Hills Companies
19