Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I

STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama

: Ny. ES

Umur

: 15 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta

Pendidikan

: SLTP

Alamat

: Krajan 6/2 Brongkol Jambu Kab.Semarang

Masuk RS

: 17 februari pukul 11.00 wib

No. CM

: 024554

ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh dari pasien tanggal 17 februari pukul 11.00
Keluhan Utama
Kenceng-kenceng pada perut.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan G2P1A0 hamil 41 minggu datang dari poli kandungan RSUD
AMBARAWA dengan keluhan kenceng-kenceng masih jarang, keputihan tidak ada, lendir tidak
ada, darah yang keluar jg tidak ada, mual muntah juga tidak, BAB dan BAK dalam batas normal.

Riwayat Penyakit Dahulu


-

Pasien menyangkal pernah menderita penyakit kandungan sebelumnya


Tidak pernah menjalani operasi apapun terkait dengan organ reproduksinya
Riwayat penyakit tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat penyakit gula disangkal
Riwayat penyakit asma disangkal
1

Riwyat penyakit alergi disangkal


Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluarga memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma, maupun penyakit berat
lainnya disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Ibu bekerja sebagai pegawai swasta, tinggal bersama suami. Biaya pengobatan ditanggung
sendiri
Kesan Ekonomi

: cukup

Riwayat Pribadi
Pasien menyangkal riwayat merokok, namun di sekitarnya terdapat anggota keluarga yang sering
merokok (suami). Minum alkohol disangkal. Minum jamu dan penggunaan obat obatan
disangkal. Memelihara hewan peliharaan disangkal.
Riwayat Haid
Menarche usia 13 tahun, dengan siklus teratur, lama haid 7 hari 4 kali ganti pembalut per hari
Riwayat Obstetri
Pasien mengaku sudah menikah 1x dengan suami sekarang 1 tahun.
-

HPHT : 13 maret 2014

HPL

: 4 desember 2014

Riwayat ANC
-

Frekuensi

: 7 kali

ANC terakhir : 1 September 2014

Riwayat Kehamilan

: Hamil kedua kali

Riwayat Anak

: Anak pertama sekarang usia 7 tahun, lahir di bidan BB :2500 gr

Riwayat KB

: suntik tapi sudah lepas 2 tahun yang lalu

PEMERIKSAAN FISIK
2

Pemeriksaan Fisik dilakukan di ruang VK Bougenvile tanggal 20 Oktober 2014 pukul 10.00
Status Generalis
Keadaan Umum

: baik

Kesadaran

: CM

Tanda vital
-

Tekanan darah

: 120/70 mmHg

Frekuensi nadi

: 88 x/menit

Frekuensi napas

: 20 x/ menit

Suhu

: 36,80 C

Kepala

: pupil isokor diameter 3/3, conjunctiva tak anemis, sclera tak icterik

Telinga

: serumen (-)

Leher

: tak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tak ada deformitas.

Pulmo

: simetris, suara vesikuler normal, ronchi (-)

Cor

: SI-SII murni, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

: hepar-lien suli dinilai, peristaltik (+), striae gravidarum (+),


linea nigra (+)

Ekstremitas

: edema (-), atrofi (-), capilarry refill < 2detik, akral hangat (+),
refleks Fisiologis (+) Normal

Status Obstetri
-

Pemeriksaan Luar
o Inspeksi :

Perut membuncit, striae gravidarum (+)

Genitalia eksterna

: lendir (-), darah (-)

o Palpasi (Leopold) :

Leopold I

: teraba bulat lunak tidak melenting

Leopold II

: Teraba punggung kanan

Leopold III

: Teraba bulat keras melenting

Leopold IV

: sudah masuk PAP (4/5)

o TFU (Tinggu Fundus Uteri) : 30 cm


3

o DJJ (denyut jantung janin)

: 140 x/menit

o TBJ (Taksiran Berat Janin)

: 3200 gram

Pemeriksaan Dalam
Vaginal Toucher:
o Vulva dan vagina tidak ada kelainan
o Portio permukaan licin, lunak, tebal, eff 70%
o : 4-5 cm, Kulit ketuban (-), Lendir (-), darah (-), Teraba kaki H II, tidak teraba
bagian kecil

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Darah Rutin (WB
EDTA)
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
MCV
MCHC
MCH
RDW
MPV
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
Limfosit %
Monosit %
Eosinofil %
Basofil %
Neutrofil %
Golongan darah
HbsAg

Nilai

Nilai normal

10.5 L
33.9 L
8.7
212
3,9
77.2 L
32,9
30,8
12,8
10
3,4
1,4
0,1
0,0
13,2
6
2
0,2
62,0
A
Non reaktif

11.5 14.5
37 - 45
4,0 10,0
150 440
3,8 5,4
82 98
32 36
27
10 16
7 11
1,0 4,5
0,2 10
0,04 0,8
0 0,2
25 40
28
24
01
50 70
Non reaktif

DIAGNOSIS
G2P1A0 UK 41 minggu JTHIU preskep dengan serotinus.
PLANNING
4

o Terapi
-

Infus RL 20 tpm

Inj. dexamethason 2 amp/ 12 jam

Ceftriakson/12 jam

Metronidazole

Ketorolac/6 jam

o Monitoring
-

Pengawasan 10

BAYI LAHIR
Jenis Persalinan

: Sectio Caesarea

Indikasi

: Serotinus (presntasi kepala)

Lahir tanggal, pukul : 19 februari 2015, 10.00 wib


Jenis Kelamin

: laki-laki

APGAR Score

: 7/8/9

Lahir

: Hidup

Berat

: 3500 gram

Panjang

: 47 cm

Amnion

: Jernih

Kelainan congenital : (-)


Anus

: (+)

PLASENTA
Lengkap

: Ya

Perdarahan

: + 150 cc

KONDISI IBU 2 JAM POST PARTUS


Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi nadi

:
:
:
:

Baik
Compos mentis
120/80 mmHg
83 x/menit
5

Frekuensi napas
Suhu
Kontraksi uterus
TFU
Perdarahan aktif
Lochea rubra

:
:
:
:
:
:

20 x/menit
36,5 C
(+) baik
2 jari di bawah umbilikus
(-)
(+)

KONDISI BAYI POST PARTUS


Bayi dirawat di ruang perinatologi
Frekuensi Nadi
: 150 x/ menit
Frekuensi napas
: 45 x/menit
Suhu
: 37,1 0C
FOLLOW UP
Tanggal
18
februari

19
februari

S
O
Keluhan:
K/KU
:
kencengCM/baik
kenceng
Vital sign;
tapi masih
- TD:
jarang,
110/70m
lendir,darah
mHg
tidak
ada
- Nadi
:
yang
88x/menit
keluar.,
- RR : 20
mual
x/m
muntah (-).
- T: 36,70C

A
G2P1A0
UK
41
minggu
JTHIU
preskep
dengan
serotinus.

Keluhan
(-)

G2P1A0
UK
41
minggu
JTHIU
preskep
dengan
serotinus.

: K/KU
:
CM/baik
Vital sign;
- TD:
110/90
mmHg
- Nadi
:
85x/menit
- RR : 18
x/m
- T: 36,50C

P
Infus RL 20 tpm

Inj. dexamethason 2 amp/


12 jam

Ceftriakson/12 jam

Metronidazole

Ketorolac/6 jam

o Monitoring

Jam
10.00
Bayi lahir
laki-laki
dengan
bb : 3500
gr,
AS
7/8/9

Pengawasan 10

Infus RL 20 tpm

Inj. dexamethason 2 amp/


12 jam

Ceftriakson/12 jam

Metronidazole

Ketorolac/6 jam

20
februari

21 februari

Keluhan : K/KU
:
CM/baik
nyeri
Vital sign;
bekas
- TD:
120/80
jahitan (+)
mmHg
- Nadi :
85x/me
nit
- RR : 19
x/m
T: 36,50C

P2A0

Infus RL 20 tpm

POST

Inj. dexamethason 2 amp/

SCTP

12 jam

a/i

Ceftriakson/12 jam

serotinus.

Metronidazole

Ketorolac/6 jam

Keluhan

: K/KU
:
CM/baik
nyeri bekas
Vital sign;
jahitan (+)
- TD:
125/80
mmHg
- Nadi :
81x/men
it
- RR : 19
x/m
T: 35,50C

22 februari Keluhan

H1

: K/KU
:
CM/baik
nyeri bekas
Vital sign;
jahitan (+)
- TD:
120/80
tapi sudah
mmHg
berkurang
- Nadi :
79x/me
nit
- RR : 20
x/m
T: 36,50C

P2A0

Infus RL 20 tpm

POST

Inj. dexamethason 2

SCTP

H2

amp/ 12 jam

a/i serotinus

Ketorolac/6 jam

P2A0

Infus RL 20 tpm

POST

Inj. dexamethason 2

SCTP

H3

a/i

amp/ 12 jam
-

Ketorolac/6 jam

serotinus

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN TEORI MEDIS KEHAMILAN SEROTINUS
1.

Teori sebab persalinan


Sebab terjadinya suatu persalinan jingga saat ini masih berupa suatu teori yang
kompleks, banyak faktor yang mengakibatkan persalinan itu terjadi antara lain :
faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh
saraf dan nutrisi. Semua factor tersebut belum dapat dipastikan oleh karena itu masih
diperlukan penilitian terlebih lanjut. Teori yang mendukng terjadinya suatu persalinan
yaitu:
a.

Teori oksitosin
Peranan

oksitosin

pada

persalinan

yaitu

dikeluarkanya

oksitosin

oleh

neurohipofise wanita hamil pada saat wanita tersebut mulai masuk perasalinan.
Menurut Chard (1973) peranannya pada persalinan hanya kecil, perannan
utamanya pada fase ekspulsi dan postpartum, pada postpartum setelah fetus dan
plasenta lahir menimbulkan kontraksi dan retraksi uterus sehingga jumlah
peradrahan yang terjadi berkurang (pada saat ini pembuatan prostaglandin oleh
amnion sudah tidak ada lagi) bahwa oksitosin adalah obat yang dapat
menimbulkan kontraksi uterus pada kehamilan lanjut sudah diketahui secara luas
kadar reseptor untuk oksitosin pada beberapa kehamilan cukup bulan dan selama
8

persalinan, juga didapat kenaikan kadar oksitosin dalam cairan amnion selama
persalinan. Dapat disimpulkan bahwa oksitosin berperan penting pada akhir
persalinan termasuk lahirnya plasenta, mempertahankan kontraksi uterus setelah
persalinan (mengurangi jumlah darah yang hilang, dan pada saat ibu menyusui
bayinya karena pada waktu bayi menghisap puting susu ibu terjadi hipersekresi
dari oksitosin dan air susu mengalir keluar).
b. Teori panarikan (withdrawal progesteron)
Penarikan progesteron merupakan keadaan endokrin penting yang mendasari
proses biomolekuler untuk bermulanya persalinan. Dari semua penalitian pada
manusia

kadar

progesteron

sekurang-kurangnya

pada

darah

ibu

tidak

menurunpada waktu sebelum persalinan mulai berlangsung.


c.

Hipotesa sistem komunikasi organ


Suatu hal yang mungkin sulit untuk dipercayai bahwa janin dapat mengirimkan
sarat kepada ibu untuk memmulai proses persalinan bila dari jaringan dan organorgan janin telah sempurna. Apabila keadaan ini benar terjadi sebagai syarat fetus
kepada ibu melalui sistem komunikasi organ. Apabila memang demikian
keadaanya adalah sangat penting untuk menentukan komponen dari sistem
komunikasi organ mekanisme timbulnya dan bagaimana isyarat janin dikirimkan
ke ibu juga penting untuk menentukan komponen jawaban yang terjadi akibat
isyarat tersebut. Menurut Manuaba (1998) dikemukakan teori yang menyatakan
kemungkinan terjadinya persalinan yaitu
1) Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas-batas tertentu
Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
mulai.
Contohnya pada hamil ganda sering terjadi setelah keregangan tertentu
sehingga menimbulkan persalinan.
2) Teori penurunan progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu dimana
terjadi

penimbunan

jaringan

ikat,

pembuluh

darah

menaglami

penyempitan dan buntu.


9

Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih


sensitif terhadap oksitosin.
Akibat otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
3) Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hiks.
Menurunya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin
dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan dapat dimulai.
4) Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan oleh desisua.
Pemberian prostaglandin dapat menimbulkan kontaksi otot rahim sehingga
hasil konsepsi dikeluarkan.
Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
5) Teori hipotalamus pituitari dan galndula suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensepalus sering terjadi
perlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.
Pemberian kortokosteroid yang menyebabkan prematuritas janin, induksi
(mulai persalinan).
Galndula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.
2.

Definisi
a. Kehamilan postterm merupakan kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu
atau lebih sejak awal periode haid yang diikuti oleh ovulasi 2 minggu kemudian.
Meskipun kehamilan postterm ini mungkin mencakup 10 persen dari seluruh
kehamilan, sebagian di antaranya mungkin tidak benar-benar postterm, tetapi
lebih disebabkan oleh kekeliruan dalam memperkirakan usia gestasional. Sekali
lagi nilai informasi yang tepat mengenai lama kehamilan cukup jelas, karena pada
10

umumnya semakin lama janin yang benar-benar postterm itu berada didalam
rahim, semakin besar pula resiko bagi janin dan bayi baru lahir untuk mengalami
gangguan yang berat (Cunningham, 1995).
b. Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42
minggu lengkap (Sarwono, 1995).
c. Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42
minggu dihitung berdasarkan rumus neagle dengan siklus haid rata-rata 28 hari
(Rustam, 1998).
d. Kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu sebelum terjadi persalinan (Manuaba,
1998).

3.

Etiologi
Etiologi kehamilan lewat waktu atau kehamilan serotinus sampai saat ini belum
diketahui secara pasti beberapa faktor yang dikemukakan penyebab kehamilan
serotinus adalah:
a.

Ketidaktentuan tanggal menstruasi: ketidaksanggupan ibu mengingat HPHT,


perdarahan selama kehamilan, siklus haid tidak teratur, kehamilan dalam masa
pasca persalinan ( oxorn, 2003 ).

b.

Hormone penurunan konsentrasi estrogen yang menandai kasus kasus


kehamilan serotinus dianggap merupakan hal penting, karena kadar estrogen tidak
cukup untuk menstimulasi produksi dan penyimpanan glikofosfolipid didalam
membrane janin. Pada jumlah estrogen yang normal dan uterus meningkat
sehingga kepekaan terhadap oksitosin meningkatkan dan merangsang kontraksi
( wiliams, 1995 ).kadarestrogen tidak cepat turun walaupun kehamilan telah
cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang namun
factor yang lebih menentukan adalah belum diproduksinya prostaglandin yang
berpengaruh terhadap terjadinya kontraksi uterus pada akhir kehamilan.

c.

Herediter karena postmaturitas sering dijumpai pada satu keluarga tertentu


( rustam, 1998 )

11

4.

Patofisiologi
a.

Jika plasenta terus berfungsi dengan baik, janin akan terus tumbuh yang
mengakibatkan bayi LGA dengan manifestasi masalah seperti trauma lahir dan
hipoglikemia.

b.

Jika fungsi plasenta menurun, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang
adekuat. Janin akan menggunakan cadangan lemak subkutan sebagai alergi
penyusutan lemak subkutan terjadi yang mengakibatkan syndrome dismatur
janin , terdapat 3 tahap sindrom dismaturitas janin:
1)

2)

3)

c.

Tahap I insufisiensi plasenta kronis

Kulit kering, pecah pecah, mengelupas, longgar dan berkerut.

Penampilan malnutrisi

Bayi dengan mata terbuka dan terjaga

Tahap II insufisiensi plasenta akut

Seluruh gambaran tahap I kecuali nomor 3

Terwarnai mekonium

Depresi perinatal

Tahap III insufisiensi plasenta subakut

Hasil temuan pada tahap I dan tahap II kecuali nomor 3

Terwarnai hijau dikulit, kuku, tali pusat dan membrane plasenta

Resiko kematian intrapartum atau kematian neonatus lebih tinggi

Bayi baru lahir beresiko tinggi terhadap perburukan komplikasi yang


berhubungan dengan perfusi utero plasenta yang terganggu dan hipoksia,
misalnya: sindrom aspirasi mekonium.

d.

Hipoksia intra uteri kronis menyebabkan peningkatan eritroptia.lin janin dan


produksi sel darah merah yang menyebabkan polisitemia.

e.

Bayi postmatur rentan terhadap hipoglokemia karena penggunaan cadangan


glikogen yang cepat.

5.

Gambaran klinis
Gambaran klinis pada kehamilan post matur antara lain:
12

a.

Janin postterm dapat terus bertambah beratnya di dalam uterus dan dengan
demikian menjadi bayi besar yang abnormal pada saat lahir, atau bertambah berat
postterm serta berukuran besar menurut usia gestasionalnya.

b. TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan.


c.

Pada USG ditemukan adanya oligohidramnion dan penurunan jumlah cairan


amnion disertai dengan kompresi tali pusat yang dapat menimbulkan gawat janin,
termasuk defekasi dan aspirasi mekonium yang kental.

d.

Pada sisi ekstrim lainnya, lingkungan intrauterin dapat begitu bermusuhan


sehingga pertumbuhan janin yang lebih lanjut akan terhenti dan janin menjadi
postterm serta mengalami retardasi pertumbuhan.

Hasil pengkajian manifestasi klinis meliputi:


a.

Bayi panjang, kurus dengan penampilan menyusut, kulit seperti kertas dan kulit
kuku dan tali pusat terwarnai mekonium, kuku panjang dan lanugo tidak ada.

b. Sindrom aspirasi mekonium ditandai dengan hipoksia janin, cairan amnion yang
bercampur dengan mekonium, gawat napas waktu lahir dan mekonium mengotori
pita suara.
6.

Pemeriksaan Kehamilan Serotinus


Diagnosa kehamilan serotinus ditegakkan dengan megetahui HPHT dengan rumus
neagle yaitu dengan pertambahan tanggal hari pertama haid terakhir yang normal dan
spontan dengan 7 hari kemudian penggurangan 3 bulan penambahan 1 pada tahunnya.
Diagnosa penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa kehamilan serotinus
adalah:
a.

Ultrasonografi untuk mengetahui ukuran diameter biparietal, gerakan janin dan


jumlah air ketuban.

b. Pemeriksaan serologi air ketuban yaitu air ketuban diambil dengan amniosintesis
baik transvaginal maupun transabdominal (air ketuban akan bercampur dengan
lemak dan sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari
36 minggu. Air ketuban diperoleh dipulas dengan sulfatbirunil, maka sel-sel yang
mengandung lemak akan berwarna jingga bila:
1) Melebihi 10 % kehamilan di atas 36 minggu
13

2) Melebihi 50 % kehamilan di atas 39 minggu


c.

Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya karena


insufiensi plasenta.

d.

Kardiotokografi : mengawasi dan membaca denyut jantung janin karena


insufiensi plasenta.

e.

Uji oksitosin (stress test) yaitu induksi oksitosin dilakukan ketika usia kehamilan
42 minggu lebih dan selama saat melakukan induksi, frekuensi denyut janin
direkam secara kontinyu. Sepanjang pelanksanaan induksi persalinan selama 8
jam, tidak terlihat adanya suatu tanda yang membuktikan penurunan frekuensi
denyut jantung janin, dan frekuensi denyut jantung janin bertambah cepat dengan
gerakan janin; dengan kata lain, terdapat hasil tes stress kontraksi yang reaktif dan
negative.

7.

Penatalaksanaan medis
Penalaksanaan pada ibu
a.

Pengelolaan persalinan
1)

Bila sudah dipastikan umur kehamilan 41 minggu, pengelolaan tergantung


dari derajat kematangan serviks.

2) Bila serviks matang (skor bishop > 5)


Dilakukan induksi persalinan asal tidak ada janin besar, jika janin lebih 4000
gram, dilakukan SC.
Pemantauan intrapartum dengan mempergunakan KTG dan kehadiran
dokter spesialis anak apalagi bila ditemukan mekonium mutlak
diperlukan.
3) Pada serviks belum matang (skor bishop < 5) kita perlu menilai keadaan janin
lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri.
NST dan penilaian kantung amnion. Bila keduanya normal kehamilan
dibiarkan berlanjut dan penilaian janin dilanjutkan seminggu 2 kali.
Bila ditemukan oligohidramnion (< 2 cm pada kantung yang vertikal atau
indeks cairan amnion < 5) atau dijumpai deselerasi variabel pada NST,
maka dilakukan induksi persalinan.
14

Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, test dengan
kontraksi (CST) harus dilakukan. Hasil CST positif janin perlu dilahirkan,
bila CST negatif kehamilan dibiarkan berlangsung dan penilaian janin
dilakukan lagi 3 hari kemudian.
Keadaan serviks (skor bishop harus dinilai ulang setiap kunjungan pasien,
dan kehamilan harus diakhiri bila serviks matang.
4)

Pasien dengan kehamilan lewat waktu dengan komplikasi seperti DM,


preeklamsi, PJT, kehamilannya harus diakhiri tanpa memandang keadaan
serviks. Tentu saja kehamilan dengan resiko ini tidak boleh dibiarkan
melewati kehamilan lewat waktu.

b. Pengelolaan intrapartum
1) Pasien tidur miring sebelah kiri
2)

Pergunakan pemantauan elektrolit jantung janin berikan oksigen bila


ditemukan keadaan jantung yang abnormal.

3) Perhatikan jalannya persalinan.


Penatalaksanaan pada bayi
a.

Menangani sindrom aspirasi mekonium


1) lakukan penghisapan mulutdan luban hidung bayi sementara kepala berada di
perineum dan sebelum nafas yang pertama dilakukan untuk mencegah aspirasi
mekonium yang berada dalam jalan nafas.
2)

Segera setelah bayi kering dan berada dalam penghangat lakukan intubasi
dengan penghisapan trachea langsung

3)

Lakukan fisioterapi dada dengan penghisapan untuk mengeluarkan


mekonium dan secret yang berlebihan.

4)

Berikan tambahan oksigen dan dukungan pernafasan sesuai dengan


kebutuhan.

b. Melakukan pengukuran glukosa darah serial


c.

Memberi makan lebih awal untuk mencegah hipoglikemia jika bukan merupakan
kontraindikasi pada status pernafasan.

d. Mempertahankan integritas kulit.


15

1) Pertahankan kulit bersih dan kering


2) Hindari penggunaan bedak,cream, lotion
3) Hidari penggunaan plester
8.

Komplikasi yang diakibatkan oleh kehamilan serotinus


a.

Terhadap ibu persalinan serotinus dapat menyebabkan distosia dikarenakan oleh:


1) Aksi uterus yang tidak terkoordinir dikarenakan kadar progesteron yang tidak
turun pada kehamilan serotinus maka kepekaan terhadap oksitosin berkurang
sehingga estrogen tidak cukup untuk menyediakan prostaglandin yang
berperan terhadap penipisan serviks dan kontraksi uterus sehingga sering
didapatkan aksi uterus yang tidak terkoordinir.
2) Janin besar oleh karena pertumbuhan janin yang terus berlangsung dan dapat
menimbulkan CPD dengan derajat yang mengakhawatirkan akibatnya
persalinan tidak dapat berlangsung secara normal, maka sering dijumpai
persalinan lama, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan post partum.

b. Terhadap janin fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 28 minggu


kemudian mulai menurun terurtama setelah 42 minggu, hal ini dapat dibuktikan
dengan penurunan kadarestriol kadar plasenta dan estrogen. Rendahnya fungsi
plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko tiga
kali. Akibat dari proses penuaan plasenta maka pasokan makanan dan oksigen
akan menurun disamping dengan adanya spasme arteri spiralis. Janin akan
mengalami pertumbuhan terhambat dan penurunan berat dalam hal ini dapat
disebut dismatur. Sirkulasi utero plasenter akan berkuarang 50% menjadi 250
mm/menit. Kematian janin akibat kehamilan serotinus terjadi pada 30 % sebelum
persalinan, 50% dalam persalinan dan 15% dalam postnatal. Penyebab utama
kematian perinatal adalah hipoksia dan aspirasi mekonium. Tanda-tanda partus
postterm dibagi menjadi tiga stadium:
1)

Stadium I : kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi


berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.

16

2) Stadium II : gejala pada stadium satu ditambah dengan pewarnaan mekonium


(kehijauan pada kulit).
3) Stadium III : pewarnaan kekeuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.
Pada kasus yang lain biasanya terjadi insufisiensi plasenta. Dimana plasenta, baik
secara anatomis maupun fisiologis tidak mampu memberikan makanan dan
oksigen kepada fetus untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan
secara norma. Hal ini dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan.
Volume cairan amnion akan meningkat sesuai dengan bertambahnya kehamilan.
Pada kehamilan cukup bulan cairan amnion 1000-1500 ml, warna putih, agak
keruh, serta mempunyai bau yang khas, amis, dan agak manis, cairan ini
mengandung sekitar 98% air. Sisanya terdiri dari garam organik dan anorganik
yaitu rambut lanugo (rambut halus yang berasal dari bayi), sel-sel epitel dan
forniks kaseosa (lemak yang meliputi kulit bayi.
Produksi cairan amnion sangat dipengaruhi fungsi plasenta. Pada kehamilan
serotinus fungsi plasenta akan menurun sehingga akibatnya produksi cairan
amnion juga akan berkurang. Dengan jumlah cairan amnion dibawah 400 ml pada
umur kehamilan 40 minggu atau lebih mempunyai hubungan dengan komplikasi
janin. Ini dikaitkan dengan fungsi cairan amnion yaitu melindungi janin terhadap
trauma dari luar, memungkinkan janin bergerak bebas, melindungi suhu janin,
meratakan tekanan di dalam uterus pada partus sehingga serviks membuka,
membersihkan jalan lahir pada permulaan partus kala II. Dengan adanya
oligohidramnion maka tekanan pada uterus tidak sempurna, sehingga terkadang
disertai kompresi tali pusat dan menimbulkan gawat janin. Janin menjadi stress
kemudian mengeluarkan mekonium yang akan mencemari cairan ketuban,
sehingga tak jarang terjadi aspirasi mekonium yang kental.

BAB III
AFTER CARE PATIENT
IDENTITAS KELUARGA

17

Pasien menikah satu kali, keluarga terdiri dari 4 orang, kepala keluarga,
pasien sendiri, anak tertua pasien laki-laki berusia 7 tahun dan anak laki-laki yang
baru dilahirkan oleh pasien.
KEADAAN RUMAH
Rumah pasien tampak bersih dan salah satu keluarga pasien tiap hari nya ada
yang salah satu bergantian membersihkan rumah, rumah pasien terbuat dari
tembok, atap dilapisi inyernit dan genteng dinding rumah pasien juga kotoran debu
sedit yang menempel tapi itu juga selalu dibersihkan.
KEADAAN PASIEN DI RUMAH SETELAH PERAWATAN
Anamnesis
Di rumah sudah tidak merasa kencang-kencang pada daerah perut, dan di
rumah juga sudah tidak mengeluhkan keluhan apapun.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik dilakukan di rumah pasien tanggal 20 Oktober 2014 pukul 10.00
Status Generalis
Keadaan Umum

: baik

Kesadaran

: CM

Tanda vital
-

Tekanan darah

: 110/80 mmHg

Frekuensi nadi

: 80 x/menit

Frekuensi napas

: 20 x/ menit

Suhu

: 36,50 C

Kepala
Telinga

: pupil isokor diameter 3/3, conjunctiva tak anemis, sclera tak icterik
: serumen (-)

Leher

: tak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tak ada deformitas.

Pulmo

: simetris, suara vesikuler normal, ronchi (-)

Cor

: SI-SII murni, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

: hepar-lien suli dinilai, peristaltik (+), striae gravidarum (+),


linea nigra (+)

Ekstremitas

: edema (-), atrofi (-), capilarry refill < 2detik, akral hangat (+),
refleks Fisiologis (+) Normal
18

DAFTAR PUSTAKA

1. Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2010. Letak Sungsang, dalam Ilmu kebidanan, edisi keenam.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 606-622
2. Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery and outcome of 699
term singleton breeech deliveries at a single center. Am J Obstet Gynecol 2002;187:1694-8.
3. Cunningham, F.G et al. 2005. Breech Presentation and Delivery In: Williams Obstetrics.22 st
edition. New York: Mc Graw Hill Medical Publising Division, 509-536.
4. Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan edisi pertama, cetakan kelima.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 103-132.
5. Benson, C,R. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Ed. 9. Jakarta : EGC
6. Jeremy Oats and Suzanne Abraham. 2005. Llewellyn-Jones Fundamentals of Obstetrics and
Gynaecology 8th Edition. Elsevier Mosby, Edinburgh
7. DeCherney, Alan H, et.al. 2007. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology,
Tenth Edition. Philadelphia : McGraw-Hills Companies

19

Вам также может понравиться

  • Rencana Kegiatan
    Rencana Kegiatan
    Документ1 страница
    Rencana Kegiatan
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Lat Belakang DM Dan Puasa
    Lat Belakang DM Dan Puasa
    Документ3 страницы
    Lat Belakang DM Dan Puasa
    bundamega
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Документ1 страница
    Lembar Persetujuan
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Refrat Appendisitis
    Refrat Appendisitis
    Документ26 страниц
    Refrat Appendisitis
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • COVER Jurding
    COVER Jurding
    Документ2 страницы
    COVER Jurding
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Jurding Hendra
    Jurding Hendra
    Документ21 страница
    Jurding Hendra
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • GAMBARAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG ANEMIA IBU HAMIL
    GAMBARAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG ANEMIA IBU HAMIL
    Документ3 страницы
    GAMBARAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG ANEMIA IBU HAMIL
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Lembar TB Paru
    Lembar TB Paru
    Документ4 страницы
    Lembar TB Paru
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • COVER After Care
    COVER After Care
    Документ1 страница
    COVER After Care
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Sesi 5 Kesehatan Lingkungan
    Sesi 5 Kesehatan Lingkungan
    Документ13 страниц
    Sesi 5 Kesehatan Lingkungan
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Refrat Appendisitis
    Refrat Appendisitis
    Документ47 страниц
    Refrat Appendisitis
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Jurnal Neuro Word
    Jurnal Neuro Word
    Документ20 страниц
    Jurnal Neuro Word
    Reza Andhitya Putra
    Оценок пока нет
  • Lapsus Kista GB
    Lapsus Kista GB
    Документ33 страницы
    Lapsus Kista GB
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Truma Tumpul Mata
    Truma Tumpul Mata
    Документ8 страниц
    Truma Tumpul Mata
    Aldiana Halim
    Оценок пока нет
  • Contoh Visum
    Contoh Visum
    Документ4 страницы
    Contoh Visum
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Lapsus CA Mammae
    Lapsus CA Mammae
    Документ10 страниц
    Lapsus CA Mammae
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • ACP Bedah
    ACP Bedah
    Документ37 страниц
    ACP Bedah
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Lapsus 2 Fraktur
    Lapsus 2 Fraktur
    Документ29 страниц
    Lapsus 2 Fraktur
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Lapsus Hernia
    Lapsus Hernia
    Документ9 страниц
    Lapsus Hernia
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Journal Reading Bedah
    Journal Reading Bedah
    Документ11 страниц
    Journal Reading Bedah
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Asuransi Forensik
    Asuransi Forensik
    Документ21 страница
    Asuransi Forensik
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Lapsus Bedah Hernia
    Lapsus Bedah Hernia
    Документ36 страниц
    Lapsus Bedah Hernia
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Plan Survey Edit
    Plan Survey Edit
    Документ28 страниц
    Plan Survey Edit
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Lapsus Hernia
    Lapsus Hernia
    Документ9 страниц
    Lapsus Hernia
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Fraktur Radius dan Ulna di RSUD Ambarawa
    Fraktur Radius dan Ulna di RSUD Ambarawa
    Документ13 страниц
    Fraktur Radius dan Ulna di RSUD Ambarawa
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Lapsus CA Mammae
    Lapsus CA Mammae
    Документ10 страниц
    Lapsus CA Mammae
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • ACP Bedah
    ACP Bedah
    Документ37 страниц
    ACP Bedah
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет
  • Refrat Appendisitis
    Refrat Appendisitis
    Документ47 страниц
    Refrat Appendisitis
    Asiah Abdillah
    Оценок пока нет