Вы находитесь на странице: 1из 7

TEKNOLOGI PROSES FERMENTASI PRODUKSI ASAM LAKTAT

Oleh :
Oriza Krisnata Wiwata

(141710101043)

Loefi Candra Devi

(141710101025)

Ika Wahyuni

(141710101034)

Angga Setiawan

(141710101040)

Danang Dwi Cahyo

(141710101019)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

Pengertian Asam Laktat


Asam laktat (asam 2-hidroksipropionat, CHCHOHCOOH) saat ini banyak
dimanfaatkan dalam industri makanan sebagai

3 pengemulsi (emulsifier),

pengasam (acidulant), penyedap (flavour ), dan pengawet (preservative), selain


itu juga untuk aplikasi industri lainnya, seperti industri farmasi, industri kosmetik,
industri kulit, dan sebagai

biodegradable polimer/plastik (Datta et al. 1995).

Asam laktat memiliki dua bentuk isomer optik yaitu L-asam laktat dan D-asam
laktat. L-asam laktat merupakan bentuk umum dalam metabolisme pada manusia,
hewan, dan mikroorganisme khususnya jamur (fungi). Sedangkan untuk bakteri
dapat memproduksi asam laktat dalam

dua bentuk (D - dan L-asam laktat)

(Mirdamadi et al. 2002; Tsai and Moon 1998; Xiaodong et al. 1997).
Asam Laktat

Berbentuk cairan yang berwarna kekuning-kuningan


Berat molekul
: 90,08 gr/mol
Titik leleh
: 17C
Titik didih
: 122 C pada 12 mmHg
Spesific gravity
: 1,2
Titik flash
: 112 C
Larut dalam air
Stabil dalam kondisi umum
Fermentasi asam laktat dari bahan baku karbohidrat, menggunakan

mikroorganisme antara lain bakteri asam laktat (Lactobacillus )dan jamur


(Rhizopus oryzae) (Tsai & Moon 1998). Lactobacillus melalui proses fermentasi
akan menghasilkan asam laktat dalam bentuk D(-) dan L(+), sedangkan R.oryzae
melalui proses fermentasi hanya akan memproduksi asam laktat dalam bentuk
L(+) (Skory et al. 1998; Xiadong et al. 1997). Lasam laktat merupakan bentuk
yang diinginkan untuk dimanfaatkan dalam industri terutama dalam aplikasinya
pada industri makanan (Tsai & Moon 1998).
Dalam fermentasi ini menggunakan substrat yaitu dekstrosa. Dengan
proses fermentasi dengan bahan baku dekstrosa, proses fermentasi berlangsung
hanya satu tahap saja karena struktur dekstrosa langsung dapat diubah menjadi
asam laktat dan tanpa memerlukan proses pre-heating bahan baku karena bahan

baku yang digunakan merupakan senyawa murni (tidak mengandung pengotor).


Dan nilai konversi proses fermentasi cukup tinggi yaitu 95%.Berikut komposisi
kimia dan fisik dari dekstrosa .
Dekstrosa (C6H12O)

Berbentuk bubuk Kristal berwarna putih


Tidak berbau
Berat molekul : 180,76 gr/mol
Kelarutan
: 1 g/1.1 ml air pada 25C (77F)
Densitas
: 1.54 pada 25C/4C
pH
: 5,9 untuk 0,5 M
Titik leleh
: 146 C
Ketika dipanaskan akan terurai menghasilkan karbon dioksida dan karbon

6 monoksida
Stabil dalam kondisi yang tidak umum baik dalam pemakaian ataupun
dalam penyimpanan.

BAHAN DAN METODE


Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan adalah fermentor, tangki koagulasi, evaporator,
evaporator bertingkat dan acidifier
Bahan-bahan yang digunakan adalah dektsrosa, bakteri lactobacillus
derbucki, diammonium fosfat dan malt sprouts, kalsium karbonat, kalsium
hidroksida (Ca(OH)3), larutan asam sulfat 0,01M

Skema Kerja

Sterilisasi Media LTA(Lablemco Tripton Agar)

Inokulasi pada temperatur ruang selama 15 hari

Sterilisasi Substrat

Inokulum (Lactobacillus
derbucki)

Diammonium fosfat,
Malt Sprouts ,Kalsium
karbonat dan kalsium
hidroksida

Substrat (dekstrosa)

Fermentasi pH 4-6, suhu 400C(24-48 jam)


Biomassa

Filtrasi

Ca laktat

Evaporasi
Kalsium laktat 32%

Asam sulfat 0,01 M

Asidifikasi (suhu 700)

Asam laktat dan gypsum


Filtrasi

gypsum

Evaporasi bertingkat

Asam Laktat 99%

Gambar 1. Diagram alir produksi asam laktat dari Dekstrosa


Proses Pembuatan Asam Laktat dari dekstrosa
Proses pembuatan asam laktat dengan bahan baku dektrosa, terdiri dari
beberapa tahap yaitu tahap fermentasi,tahap pemurnian asam laktat dan
pemanenan.

a. Proses Fermentasi
Penumbuhan Lactobacillus derbucki dibantu dengan substrat LTA
(Lablemco Tripton agar) yang telah disterilisasi didalam autoklaf dengan suhu
121C selama 15 menit yang kemudian dilakukan inkubasi pada incubator selama
15 hari pada suhu ruang. Tahap awal adalah tahap menghasilkan asam laktat yaitu
melalui proses fermentasi dekstrosa dan pemurnian asam laktat. Dektsrosa
difermentasi di dalam fermentor dengan bantuan bakteri Lactobacillus derbucki,
sebuah molekul glukosa akan diubah menjadi 2 buah molekul asam laktat.
Dimana dalam proses fermentasi ditambahkan media-media yang berfungsi
membantu proses kerja bakteri yang ada didalam fermentor. Penambahan
diammonium fosfat dan malt sprouts berfungsi sebagai nutrient untuk bakteri
sedangkan penambahan kalsium karbonat secara berkala berfungsi untuk
menetralkan pH fermentor agar pH nya tidak terlalu rendah dimana proses
fermentasi berlangsung pada pH 4-6 dengan suhu 40 C. Proses fermentasi
berlangsung selama 24-48 jam (Andreanne Harbec, 2010). Reaksi fermentasi
yang terjadi di dalam fermentor:
C6H12O6

bakteri

2C3H6O3 + biomassa (Andreanne Harbec, 2010)

Untuk mencegah produk asam laktat yang dihasilkan memiliki pH yang


terlalu tinggi maka perlu dilakukan penambahan kalsium hidroksida (Ca(OH)3)
pada tangki koagulasi sehingga terbentuk Ca-laktat.
b. Proses Pengunduhan
Ca laktat yang dihasilkan dari proses koagulasi, kemudian dipanaskan
dengan uap dalam tangki koagulasi dan selanjutnya disaring sehingga bebas dari
bahan yang tidak diinginkan. Reaksi pembentukan kalsium laktat:
2C3H6O3 + Ca(OH)2

C3H5O3- Ca+O3- H5C3 + 2H2O

c. Proses Pemurnian
Kemudian larutan Ca-laktat dipekatkan di dalam evaporator untuk
menghasilkan kalsium laktat 32%. Untuk mendapatkan asam laktat, kalsium laktat
selanjutnya diasamkan dengan menambahkan larutan asam sulfat 0,01M di dalam
acidifier pada temperatur 70C sehingga menghasilkan asam laktat dan gypsum
(kalsium sulfat).
Reaksi dalam acidifier (pembentukan asam laktat dan gypsum) :
C3H5O3- Ca+O3- H5C3 + H2SO4

CaSO4 + 2C3H6O3

Gypsum dan asam laktat disaring sehingga asam laktat terpisah dari
gypsum (Andreanne Harbec, 2010). kemudian asam laktat dipekatkan lagi di
dalam evaporator 99% dengan menggunakan evaporator bertingkat.

DAFTAR PUSTAKA
Datta R et al. 1995. Technological and economic potential of poly (lactic acid) and
lactic acid derivatives. FEMS Microbiology Reviews 16: 221-231.
Harbec andreanne, 2010. Lactid Acid Production from Agribussnies Waste Satrch
Fermentation with Lactobacillus amylothilus and Its Cradle-To-Gate Life
Cycle Assesment As A Precursor To Poly-L-Lactide. Universite De
Montreal
Skory CD et al. 1998. Production of L acid by Rhizopus oryzae under oxygen
limiting condition. Biotechnology Letters 20: 191-194.
Tsai SP, Moon SH. 1998. An integratedbioconversion process for production of Llactic acid from starchy potatofeedstocks. Applied Biochemistry and
Biotechnology 70: 417-428 .
Xiadong W, Xuan G, Rakshit SK. 1997. Direct fermentative production of lactic
acid on cassava and other starch substrates. Biotechnology Letters 19: 841843.

Вам также может понравиться