Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
ii
sinar matahari, sukar dikontrol, memerlukan tempat penjemuran yang luas, mudah
terkontaminasi dengan polusi udara dan membutuhkan waktu pengeringan yang
cukup lama.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan alat pengering buatan yang
sifatnya tidak bergantung dengan sumber panas dari sinar matahari. Alat
pengering padi memiliki kelebihan-kelebihan dari kekurangan yang dimiliki
pengeringan secara alami diantaranya tidak tergantung oleh waktu, kapasitas
pengeringan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, tidak memerlukan alas tempat
pengeringan yang begitu luas selain itu kondisi pengeringan juga dapat dikontrol.
Pada penelitian tugas akhir ini akan mencoba untuk menguji suatu unjuk
kerja alat pengering padi, dimana alat tersebut merupakan hasil rancangan teman
satu perkuliahan penulis. Penelitian ini akan meggunakan bahan bakar tempurung
kelapa sebagai bahan bakar alternatif. Hal tersebut dimaksudkan agar sampah
biomassa yang mempunyai nilai kalor cukup tinggi tersebut tidak terbuang atau
dibakar sia-sia. Tempurung kelapa yang dibakar akan memanaskan alat penukar
kalor (heat exchanger) kemudian dengan bantuan kipas (fan) panas pada alat
penukar kalor akan didorong oleh udara sehingga dihasilkan udara panas yang
kemudian menuju ruang pengering (oven) untuk mengeringkan padi sampai
dengan kadar air sesuai dengan standar yaitu (15-12)%.
ii
pengering. Sehingga hal yang perlu diperhatikan adalah banyaknya bahan bakar
yang dibutuhkan untuk proses pengeringan gabah, waktu yang dibutuhkan proses
pengeringan gabah dan panas yang diserap oleh gabah sehingga dapat
menurunkan kadar air gabah.
ii
penelitian
tugas
akhir
ini
adalah
untuk
mengetahui
ii
Pada
bab
ini
berisi
teori-teori
dasar
yang
menunjang
dalam
penyusunanskripsi ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan saat
pelaksanaan penelitian.
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA
Dalam bab ini berisi tentang pengumpulan data penelitian yang menunjang
dalam menguraikan hasil perhitungan dan analisa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dari hasil data analisa dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ii
dikatakan
(membuang
kandungan air)
pengeringan.
ii
2.1 Pengeringan
Pengeringan pada dasarnya adalah proses pemindahan/pengeluaran
kandungan air bahan hingga mencapai kandungan tertentu agar waktu
penyimpanan bahan tahan lebih lama. Pengeringan dapat dilakukan penjemuran
dibawah sinar matahari dengan memanfaatkan sinar matahari selain itu bisa
dilakukan dengan cara buatan. Pengering buatan selain dapat mengatasi pengaruh
cuaca, kelembaban nisbi yang meningkat tiap tahun juga dimaksudkan
meningkatkan nilai mutu pengeringan.
Berdasarkan
prosesnya
dikenal
ii
dua
macam
pengeringan
yaitu
Pengeringan Alami
Pengeringan dengan sinar matahari dapat dilakukan dengan mudah
terutama didaerah tropis seperti Indonesia. Pengeringan alamiah memanfaatkan
radiasi sinar matahari, suhu dan kelembaban udara sekitar serta kecepatan angin
untuk proses pengeringan. Pengeringan dengan cara alami ini mempunyai
kelemahan antara lain factor cuaca, sukar dikontrol, membutuhkan tempat yang
luas untuk penjemuran, bisa terkontaminasi dengan udara kotor dan memerlukan
waktu yang lama. Pengeringan gabah secara alami hendaknya dilakukan diatas
lantai yang terbuat dari semen lalu gabah dihamparkan diatas lantai setebal 3-5
cm.
Pengering Buatan
Pengering dengan buatan dapat dilakukan dengan menggunakan udara
dipanaskan. Udara yang dipanaskan tersebut akan dialirkan kebahan yang akan
dikeringkan dengan menggunakan alat penghembus fan (Brandenberg et,al 1982).
Pengeringan dengan menggunakan alat mekanis yang menggunakan tambahan
panas memberikan beberapa kelebihan diataranya tidak tergantung cuaca,
kapasitas bisa disesuaikan, tidak memerlukan tempat yang luas serta kondisi
pengeringan dapat dikontrol.
Pengeringan mekanis ini memerlukan energi untuk memanaskan alat
pemanas, mengimbangi radiasi panas yang keluar dari alat, memanaskan bahan,
menguapkan air dalam bahan serta menggerakan udara (Kartasapoetra, 1994).
Alat pengering buatan umumnya terdiri dari tenaga penggerak dan kipas,
alat pemanas (heat exchanger) dan alat-alat control. Sumber energy panas
ii
pengeringan dapat dihasilkan dari listrik, minyak bumi, biomssa dan gas.
ii
Akhirnya setelah air berkurang, tekanan uap air bahan akan menurun sampai
terjadi keseimbangan dengan udara sekitarnya (Taib dkk, 1998). Dengan
pengeringan kadar air padi diharapkan menurun mula-mula dari 25% sampai 1513%, pada kadar air tersebut padi siap untuk pengolahan lebih lanjut.
Menurut Taib dkk, 1994 pengeringan buatan dapat dilakukan dengan dua
metode yaitu :
1) Pengeringan tumpukan (batch drying), dimana bahan masuk dalam ruang
pengering sampai pada pengeluaran hasil pengering, kemudian dimasukan
bahan berikutnya.
ii
Keterangan :
A . Kipas
D. Bidang pengeringan
B. Plenum Chamber
E. Biji basah
ii
C. Biji kering
F. Udara keluar
banyaknya iar yang terkandung didalam bahan. Kadar air dapat dilakukan dua
cara yaitu kadar iar basis basah dan kadar air basis kering.
MCwb =
massa air
massa daribahan
..
.(2.1)
MCwb
massa air
massabahan kering
.(2.2)
Hubungan antara MCwb dengan MCdb dapat ditentukan dengan persamaan :
MCwb
massa air
massa air+massa bahan kering
.(2.3)
ii
MCwb
MCdb
MCdb+ 1
.(2.4)
MCdb
MCwb
1MCwb
.(2.5)
ii
ii
2.2.4
2.2.5
dalam udara dengan tekanan uap jika udara dalam keadaan jenuh pada
temperatur yang sama. Kelembaban relatif sering dinyatakan dalam bentuk
persen (%).
pada
umumnya
mempunyai kadar
volatil
yang
tinggi
cepat
antara
bahan
bakar(fuel)
dan oksidator
dengan
menimbulkan panas atau nyala. Reaksi pembakaran bahan bakar padat adalah
sebagai berikut:
Bahan + O2
(1)
Bakar padat
ii
kandungan volatile akan keluar dalam bentuk gas seperti: CO, CO2, CH4 dan
H2. Komposisi gas selama devolatilisasi tergantung pada jenis bahan kayu
yang digunakan, lihat table 2.
oksigen
ke
permukaan partikel yang lebih tinggi. Arang karbon bereaksi dengan oksigen
pada
permukaan
partikel
membentuk
karbon monooksida
dan
karbon
ii
Nilai Kalor
Nilai kalor merupakan ukuran panas atau energy yang dihasilkan., dan
diukur sebagai nilai kalor kotor /gross calorific value (HHV) atau nilai kalor
netto/nett calorific value I (LHV). HHV adalah bila uap air suatu pembakaran
terkondensasi sehingga harus memperhitungkan panas laten dari penguapan
tersebut. Nilai atas pada bahn bakar padatan berguna untuk perhitungan kerugian.
HHV dapat dicari dengan persamaan dulong :
HHV
33950
144200
(H 2
O2
8 )
9400
kJ/kg...(2.6)
LHV merupakan uap air suatu pembakaran tidak terkondensasi dan muncul dalm
bentuk gas sehingga tidak memperhitungkan panas laten dari penguapan.
Volatile matter
Volatile matter(VM) atau sering disebut dengan zat terbang, berpengaruh
terhadap pembakaran briket. Semakin banyak kandunganvolatile matter pada
biobriket maka biobriket semakin mudah untuk terbakar dan menyala.
ii
Kadar Air
Kadar air ini merupakan kandungan air pada bahan bakar padat. Semakin besar
kadar air yang terdapat pada bahan bakar padat maka nilai kalornya semakin
kecil, begitu juga sebaliknya.
Kandungan Abu
Abu yang terkandung dalam bahan bakar padat adalah mineral yang tidak
dapat terbakar tertinggal setelah proses pembakaran dan reaksi-reaksi yang
menyertainya selesai. Abu berperan menurunkan mutu bahan bakar padat
karena dapat menurunkan nilai kalor.
2.4 Sumber Biomassa
Sumber energi biomassa adalah sumber energi yang berasal dari bahan
nabati termasuk limbah yang berasal dari manusia atau hewan. Dilihat dari
sumbernya, biomassa berasal dari hutan, perkebunan, lahan masyarakat (kebun
campuran, tegalan, sawah dan pekarangan) dan limbah kota.
Semua bahan organik yang sudah berbentuk limbah beserta turunannya
yang masih memiliki sejumlah energi dapat diubah menjadi bahan bakar
biomassa. Berdasarkan definisi tersebut, banyak pilihan peluang bias ditempuh.
Disetiap tempat, dimana banyak dijumpai limbah organic sebagai hasil ikutan dari
kegiatan industry dan pertanian. Misalnya sekam padi, jerami, serbuk gergaji,
eceng gondok, dedaunan, rerumputan, gambut, cocodust, serta sampah rumah
ii
tangga merupakan bahan baku sangat potensial untuk produksi bahan bakar
biomassa.
Sekam Padi
Sekam padi adalah suatu limbah organik yang dihasilkan dari kulit padi
yang sebelumnya melaui proses-proses tertentu, diantara proses tersebut adalah
melaui proses penggilingan dan melalui proses penumbukan. Karateristik yang
dimiliki sekam padi adalah sangat ringan (berat jenis = 0,2 Kg/l), kasar sehinggan
sirlkulasi udara tinggi (banyak pori). Dan fungsi sekam padi antara lain adalah,
dapat menahan air kapasitas tinggi, dan berwarna coklat kehitaman sehingga
dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif, serta memiliki kandungan
unsur kimia yang dapat pengaruh penyakit, khususnya bakteri. Sekam padi
mengandung unsur N sebanyak 1 % dan K 2 %, berdasar analisis Japanese
Society for Examining Fertilizer and Fodders, komposisi arang sekam paling
banyak mengandung senyawa SiOz sebanyak 52 % dan unsur C sebanyak 31 %.
Komposisi lainnya adalah Fe203, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah
yang sangat kecil, juga mengandung bahan-bahan organik. Sedangkan menurut
analisis Suyekti (1993) sekam bakar mengandung N 0,32 %, P 0,15 %, K 0,31 %,
Ca 0,96 %, Fe 180 ppm, Mn 80,4 ppm Zn 14,10 ppm dan pH 6,8. Kadar kalium
dalam abu sekam lebih kurang sama dengan 30 % K2O.
ii
Tempurung Kelapa
Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri atas lignin, selulosa,
metoksil, dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai
dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO 2) yang
cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar 15-19 % dari
berat keseluruhan buah kelapa.
ii
ii
= m.c. T ...(2.8)
Dimana :
= kalor, (Kj)
= massa, (Kg)
ii
Q = m.L ...(2.9)
Keterangan :
Q = kalor yang diterima atau dilepas (J)
m = massa benda (kg)
L = kalor laten (J/kg)
Untuk proses punguapan dapat menggunakan persamaan berikut :
Q = m.hfg ..(2.10)
Keterangan :
Q = kalor yang diterima atau dilepas (kJ)
m = massa benda (kg)
hfg = enthalpy penguapan (kJ/kg) didapat dari tabel thermodinamika
ii
ii
qkon
KA
(dTdx )
(2.11)
Dimana :
a.
qkonv
= hA( Ts - T ) .(2.13)
Dimana :
qkonv
ii
Radiasi termal adalah energi yang diemisikan oleh benda yang berada
pada temperatur tinggi, dimana merupakan perubahan dalam konfigurasi
electron dari atom. Energi dari mean radiasi ditransfortasikan oleh
gelombang
elektromagnetik atau
lainnya.
Pada
perpindahan
panas
Perpindahan panas secara radiasi lebih efektif terjadi pada ruang hampa.
Dimana :
Qrad = Laju perpindahan panas radiasi ( W )
Ts
Tsur
= Temperature surrounding ( K )
-8
ii
2 4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Persiapan pengujian
ii
ii
Bentuk skema dari bagian-bagian prototipe alat pengering padi ini akan
ditampilkan berdasarkan pada gambar yang terlihat dibawah ini beserta
dengan penjelasan-penjelasan dari bagian alat pengering padi.
Tungku Pembakaran
9. Thermostat Digital
Kipas Aksial
10. Dudukan Meja
Penyekat (Baffle)
11. Dinding Ruang Pengering
Selubung Bagian HE
12. Kipas Komputer
Cerobong
13. Sistem Kontrol
Kipas Pemanas
14. Rak Pengering
Pipa Penukar Kalor
15. Kabel Penghubung
8. Saluran Masuk (Ducting Inlet)
ii
1. Kipas aksial
Kipas ini digunakan untuk menekan fluida berupa udara yang berasal dari
lingkungan yang kemudian melewati bentuk ruang pemanas dimana udara
akan menjadi panas karena adanya kontak dengan permukaan pipa-pipa
panas lalu menuju ruang pengering dan keluar melewati rak rak
pengering. Berikut gambar besrta spesifikasinya.
Spesifikasi :
Merk
:NMB
Model
: 3115PS-12T-B20-A00
Diameter
: 10 inchi
Speed
:2100rpm
Source
:230Volt,60Hz
Current
:0.05
Powerinput
:5watt
ii
Tekanan
:24,5Pa
2. Saluranmasukudara
Komponen Ini Digunakan Untuk Menjaga Aliran Udara Yang
Dihembuskan Oleh Kipas Bisa Tersalurkan Dengan Baik Dan Tidak
TerlaluMenyebarKeLingkunganLaluMenujuPemanas.DisainAntara
Luas Saluran Masuk Udara Dan Luas Saluran Keluar Udara Dibuat
BerbedaDimanaLuasSaluranKeluarDibuatLebihKecilDaripadaLuas
SaluranMasuk.HalIniDimaksudkanAgarKecepatanUdaraBertambah
CepatSaatMelewatiLuasanTersebut.
: 40 cm
: 176,63 cm2
ii
: 100 cm2
3. Tungku pembakaran
Tungku pembakaran digunakan sebagai tempat proses pembakaran bahan
bakar yang kemudian akan menghasilkan energi panas, dimana panas
tersebut akan digunakan untuk memanaskan udara yang dihembuskan oleh
kipas aksial.
4. Pemanas
Pemanas
digunakan
untuk
memanaskan
udara
lingkungan
yang
dihembuskan dari kipas. Panas yang diserap oleh pemanas berasal dari
tungku pembakaran saat terjadinya proses pembakaran.
ii
Spesifikasi :
Model
Jumlah tube
: 38 tube
Jumlah sekat
: 4 tingkat
: 1,65 cm
: inchi
Diameter shell
: 8 inchi
Jarak pitch
: 25,4 cm
Tinggi
: 50 cm
ii
5. Cerobong (stack)
Cerobong digunakan sebagai tempat saluran keluar udara pembakaran
yang kemudian akan dibuang kelingkungan. Jarak cerobong dari bangunan
lebih tinggi. Hal tersebut dimaksudkan agar udara dapat bergerak cepat
menuju lingkungan.
Spesifikasi :
Diameter inlet
Diameter outlet
Tinggi
: 25 cm
: 10 cm
: 43 cm
ii
Spesifikasi :
Panjang
: 25 cm
Luas inlet
: 100 cm2
Luas outlet
: 500 cm2
7. Rak pengering
Rak pengering digunakan sebagai alas padi pada saat proses pengeringan
berlangsung . rak tersebut memiliki panjang 37,5 cm lebar 50 cm dan
tinggi 2,3 cm.
ii
8. Ruang Pengering
komponen ini berfungsi untuk ruang mengeringkan padi. Kapasitas yang
telah direncanakan adalah 10 kg dengan tempat alas rak padi sebanyak 4
tingkat. Pada dinding ruang pengering ini dilapisi oleh tiga bagian yang
terdiri dari lapisan alumunium, glass woll, dan alumunium. Dimana dari
lapisan tersebut diharapkan dapat mengurangi kebocoran kalor (heat loss)
selama proses pengeringan.
ii
Spesifikasi :
Panjang
: 50 cm
Lebar
: 50 cm
Tinggi
: 50 cm
Jumlah rak
: 4 buah
Kapasitas
: 10 kg
Luas inlet
: 100 cm2
Luas outlet
: 500 cm2
ii
Spesifikasi :
Merek Toshiba
Tipe VFS9-2007PM-WM
Source 3PH 200/230 V 50/60 Hz 6,7/5.8 A
Output 3PH 200/230 V 0,5/400 Hz 4,8 A-1,8 kVA
2. Thermostat digital
ii
ii
4. Kabel listrik
Untuk menghubungkan sumber arus listrik dari PLN menuju instalasi
pengujian perlu adanya kabel listrik sebagai penghubung aliran listrik.
Jenis kabel listrik yang digunakan yaitu Eterna NYM 3x4 mm 2. Selain
digunakan untuk penghubung sumber listrik, kabel listrik ini digunakan
untuk penghubung antara thermostat digital dengan kipas penyuplai udara
pembakaran
ii
diperlukan
yang
namanya
alat ukur
ii
2. Thermokopel
Thermokopel yang digunakan adalah jenis TES 1306, Thermokopel
ini digunakan untuk megukur temperature gas buang melewati alat
o
penukar kalor , dimana alat ini memiliki ketelitian hingga 500 c
ii
3. Anemometer
Untuk mengukur seberapa besar kecepatan laju angin yang dihembuskan
Oleh fan dan blower, maka diperlukan alat ukur semacam ini. Alat ukur
ini berfungsi penting untuk mengetahui laju angin yang dilakukan oleh
kipas (fan) ketika menghembuskan fluida udara. Anemometer yang
digunakan adalah jenis Lutron Am 4202.
4. Stop Watch
Pada pengujian ini dibutuhkan alat pengukur waktu agar waktu yang
ditentukan bisa tercapai dengan tepat. Stop watch digunakan untuk
mengukur waktu yang dibutuhkan untuk proses pengeringan selama
pengambilan data berlangsung dengan waktu yang ditentukan.
ii
5. Timbangan digital
Timbangan digital digunakan untuk untuk mengukur massa benda. Alat
ini mempunyai tingkat ketelitian sampai 0,001 kg dan beban maksimal
massa 1000 kg sehingga akan memperkecil tingkat kesalahan pada saat
menimbang berat padi sebelum dan sesudah proses pengeringan.
ii
bakar yang terpakai (mbb), suhu keluaran alat penukar kalor (Thout) dan kadar air
awal padi (Wpadi) masing-masing pada titik yang telah ditentukan sesuai gambar
3.19. Setelah waktu yang ditentukan habis maka, mencatat kembali perubahan
perubahan yang terjadi pada suhu (Twb,Tdb), jumlah pemakaian bahan bakar
yang terpakai (mbb), suhu keluaran alat penukar kalor (Thout) dan kadar air akhir
padi (Wpadi) masing-masing pada titik yang telah ditentukan menggunakan alat
ukur yang telah terpasang. Setelah keluarkan padi dari ruang pengering lalu
timbang massa padi menggunakan timbangan digital dan selanjutnya lakukan
percobaan itu kembali dengan penambahan waktu 60 menit sampai kadar air
mencapai nilai tertentu.
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur suhu yang terjadi pada
rangkaian alat uji serta serta kecepatan udara yang melewati alat penukar
kalor sampai menuju saluran keluar ruang pengering.
yaitu :
Data yang diambil pada titik tersebut adalah temperature gas buang hasil
pembakaran dari dalam tungku pembakaran kemudian melintas alat
penukar kalor dan keluar melalui cerobong ( stack). Data tersebut diukur
menggunakan alat ukur thermometer TES.
ii
Satuan
Rak 1
Rak 2
Rak 3
Rak 4
Suhu masuk 45
Wpadi awal
Kg
2,5
2,5
2,5
2,5
Mpadi awal
(%)
24,4
24,4
24,4
24,4
Wpadi akhir
Kg
Mpadi akhir
(%)
Pengukuran
Suhu masuk 45
Kondisi Rak
Satuan
Rak 1
Rak 2
Rak 3
Rak 4
ii
Mpadi awal
kg
2,5
2,5
2,5
2,5
Wpadi awal
24,4
24,4
24,4
24,4
Mpadi akhir
kg
2,41
2,42
2,42
2,43
Wpadi akhir
Table 3.3 Data hasil pengujian dengan waktu pengeringan 120 menit
Pengukuran
Satuan
Suhu masuk 45
Mpadi awal
Wpadi awal
Mpadi akhir
Wpadi akhir
kg
%
kg
%
Kondisi Rak
Rak 2
Rak 3
Rak 1
Rak 4
2,5
24,4
2,40
-
2,5
24,4
2,40
-
2,5
24,4
2,41
-
Table 3.4 Data hasil pengujian dengan waktu pengeringan 180 menit
Pengukuran
Kondisi Rak
Satuan
Rak 1
Rak 2
Rak 3
Rak 4
Suhu masuk 45
Mpadi awal
Kg
2,5
2,5
2,5
2,5
Wpadi awal
24,4
24,4
24,4
24,4
Mpadi akhir
kg
2,33
2,34
2,34
2,34
Wpadi akhir
Table 3.5 Data hasil pengujian dengan waktu pengeringan 240 menit
ii
Pengukuran
Kondisi Rak
Satuan
Rak 1
Rak 2
Rak 3
Rak 4
Suhu masuk 45
Mpadi awal
kg
2,5
2,5
2,5
2,5
Wpadi awal
Mpadi akhir
kg
24,4
2,29
24,4
2,3
24,4
2,3
24,4
2,31
Wpadi akhir
MCdb
massa air
massaba h an kering
.(2.2)
Dimana :
MCdb = kadar air awal basis kering (%)
ii
Satua
n
T1
T2
T3
T4
Twb1
Twb2
Twb3
mbb terpakai
Kg
kering
. cppadi
kering
. (Takhir Tawal) +
evaporasi. hfg
Dimana :
ii
air
Qtot
air
Cpair
Tair
mpadi kering
Cppadi kering
Tpadi kering
evaporasi
hfg
FR
Qtot
bb . LHV
Dimana :
Qtot
bb
LHV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
ii
Pengukuran
Mpadi awal
Wpadi awal
Mpadi akhir
Wpadi akhir
Kondisi Rak
Satua
Rak
Rak 1
2,5
24,4
2,41
19,9
kg
%
kg
%
Rak 2
2,5
24,4
2,42
20,4
3
2,5
24,4
2,42
20,4
Rak 4
2,5
24,4
2,43
20,9
Table 4.2 Data hasil pengujian dengan waktu pengeringan 120 menit
Pengukuran
Mpadi awal
Wpadi awal
Mpadi akhir
Wpadi akhir
Kondisi Rak
Satua
Rak
Rak 1
2,5
24,4
2,39
18,9
kg
%
kg
%
Rak 2
2,5
24,4
2,40
19,4
3
2,5
24,4
2,40
19,4
Rak 4
2,5
24,4
2,41
19,9
Table 4.3 Data hasil pengujian dengan waktu pengeringan 180 menit
Pengukuran
Mpadi awal
Wpadi awal
Mpadi akhir
Wpadi akhir
Kondisi Rak
Satua
Rak
Rak 1
2,5
24,4
2,33
15,4
Kg
%
kg
%
Rak 2
2,5
24,4
2,34
16,4
3
2,5
24,4
2,34
16,4
Rak 4
2,5
24,4
2,34
16,4
Pada hasil pengujian yang ditunjukan tabel 4.4 dengan waktu 240 menit
setelah dilakukan perhitungan nilai kadar air padi telah mencapai (15 - 14)% .
Kondisi pada tiap rak mengalami perubahan penurunan berat yang berbeda-beda
ii
untuk rak 1 = 0,21; rak 2 = 0,2; rak 3 = 0,2; dan rak 4 = 0,19 Hal ini menunjukan
bahwa kadar air telah mencapai batas yang ditentukan dengan waktu proses
pengeringan selama 240 menit.
Table 4.4 Data hasil pengujian dengan waktu pengeringan 240 menit
Pengukuran
Rak 1
Satuan
Mpadi awal
Wpadi awal
Mpadi akhir
kg
%
kg
Wpadi akhir
2,5
24,4
2,29
Kondisi Rak
Rak 2
Rak 3
2,5
24,4
2,3
14,45
13,95
Rak 4
2,5
24,4
2,3
2,5
24,4
2,31
14,45
14,95
06
Satua
ii
T1
T2
T3
T4
Twb1
Twb2
Twb3
mbb terpakai
Kg
I
0
31
45
38
69,3
29
33
31
0,3
II
60
32
46
39
71,3
30
33
31
0,2
0
33
45
42
65,1
30
35
31
0,3
III
120
35
43
40
52,2
31
32
31
0,4
0
33
45
39
56,7
30
34
31
0,3
IV
180
32
44
40
61,2
31
33
30
1,15
0
31
45
38
70,2
27
32
30
0,3
240
33
43
38
64,1
28
32
29
1,5
Keterangan :
ii
Dimana :
MCdb 1 = kadar air awal basis kering (%)
Diketahui :
MCdb 1= 24,4% 0,244
0,244=
0,244=
2,5
1
massa paditanpa kadar air
2,5
( 0,244 +1 )
2,0096 kg
ii
MCdb 2=
Dimana :
MCdb 2 = kadar air akhir basis kering (%)
Diketahui :
Massa padi akhir
= 2,29 kg
Maka,
MCdb 2=
2,292,0096
x 100
2,0096
ii
Rak
60
rak 1
rak 2
rak 3
rak 4
19,92
20,42
20,42
20,92
Waktu (menit)
120
180
18,93
19,43
19,43
19,92
240
15,94
16,44
16,44
16,44
13,95
14,45
14,45
14,95
air
. cpair. (Takhir
Dimana :
Qtot
air
Cpair
Tair
mpadi kering
Cppadi kering
ii
Tpadi kering
evaporasi
hfg
: 2,29 kg
= 2,5 kg
= (2,5
2,0096)kg
= 0,4904 kg
ii
Pengukuran
T2
T3
T0c =
Satuan
0
T ratarata 2+ T ratarata 3
2
45+43
2
38+ 38
2
2
= 410C
ii
Pengukuran
Satuan
Tpadi awal
T3
38+ 38 33+33
2
2
= 50C 5 K
hfg, kJ/kg
ii
40
2407
41
45
2395
Mencari nilai x :
4140
x2407
=
4540 23952407
1 x2407
=
5
12
12=5 x 12035
x = 2404,6 kJ/kg
Cenkowski].
Tabel 4.8 nilai cp untuk berbagai jenis bijian
ii
cp, J/kg.0K
40
4179
41
45
4180
Mencari nilai x :
4140
x4179
=
4540 41804179
1 x4179
=
5
1
1=5 x20895
Pengukuran
Tpadi awal
T3
Satuan
Waktu pengeringan
(menit)
IV
0
240
33
33
38
38
ii
38+ 38 33+33
2
2
= 50C 50K
air
evaporasi. hfg
(2,0096 kg . 1,637 kJ/kg.0K . 50K) + (0,4904 kg . 4,1792
kJ/kg.0K . 50K) + (0,21 kg . 2404,6 kJ/kg)
16,4486 kJ + 10,2474 kJ + 504,966 kJ
531,662 kJ
ii
mpadi kering
: 2,3 kg
Cppadi kering
: 1637 J/kg.K
air
= padi awal
= (2,5
1,637 kJ/kg.K
2,0096)kg
= 0,4904 kg
Mencari nilai evaporasi
evaporasi = air awal - air akhir
diketahui :
air awal = 0,4904 kg
air akhir =padi kering padi tanpa kadar air
= (2,3 2,0096) kg
= 0,2904 kg
Maka :
evaporasi = (0,4904 0,2904) kg
= 0,2 kg
Penentuan nilai temperature untuk mencari nilai hfg
Nilai didapat dari tabel berdasarkan kondisi rata-rata temperatur
masuk dan temperature keluar ruang pengering
Diketahui data dari tabel 4.5 sbb :
Pengukuran
T2
T3
T0C =
Satuan
0
T ratarata 2+ T ratarata 3
2
ii
45+43
2
38+ 38
2
2
= 410C
hfg, kJ/kg
40
2407
41
45
2395
Mencari nilai x :
4140
x2407
=
4540 23952407
1 x2407
=
5
12
12=5 x 12035
ii
x = 2404,6 kJ/kg
Cenkowski].
cp, J/kg.K
40
4179
ii
41
45
4180
Mencari nilai x :
4140
x4179
=
4540 41804179
1 x4179
=
5
1
1=5 x20895
x = 4179,2 J/kg.K
4,1792 kJ/kg.K
Waktu (menit)
Pengukuran
Tpadi awal
T3
Satua
n
IV
ii
240
33
33
38
38
38+ 38
2
= 50C
33+ 33
2
5K
Waktu (menit)
Pengukuran
Tpadi awal
T3
Satua
n
38+ 38
2
33+ 33
2
ii
IV
0
240
33
33
38
38
= 50C
5K
air
. cpair . (Takhir
507,616 kJ
: 2,3 kg
Cppadi kering
: 1637 J/kg.K
air
= padi awal
= (2,5
1,637 kJ/kg.K
2,0096)kg
= 0,4904 kg
Mencari nilai evaporasi
evaporasi = air awal - air akhir
ii
diketahui :
air awal = 0,4904 kg
air akhir =padi kering padi tanpa kadar air
= (2,3 2,0096) kg
= 0,2904 kg
Maka :
evaporasi = (0,4904
0,2904) kg
= 0,2 kg
Waktu (menit)
Pengukuran
T2
Satuan
T3
T0c =
T ratarata 2+ T ratarata 3
2
45+43
2
38+ 38
2
ii
IV
0
240
45
43
38
38
= 410C
hfg, kJ/kg
40
2407
41
45
2395
Mencari nilai x :
4140
x2407
=
4540 23952407
1 x2407
=
5
12
12=5 x 12035
x = 2404,6 kJ/kg
ii
cp, J/kg.K
40
4179
41
45
4180
Mencari nilai x :
4140
x4179
=
4540 41804179
1 x4179
=
5
1
1=5 x20895
x = 4179,2 J/kg.K
4,1792 kJ/kg.K
Satua
n
IV
0
ii
240
Tpadi awal
T3
33
33
38
38
38+ 38
2
= 50C
33+ 33
2
5K
Waktu (menit)
Pengukuran
Tpadi awal
T3
Satua
n
ii
IV
0
240
33
33
38
38
38+ 38
2
= 50C
33+ 33
2
5K
air
. cpair . (Takhir
507,616 kJ
: 2,31 kg
Cppadi kering
: 1637 J/kg.K
air
= padi awal
1,637 kJ/kg.K
ii
= (2,5
2,0096) kg
= 0,4904 kg
Mencari nilai evaporasi
evaporasi = air awal - air akhir
diketahui :
air awal = 0,4904 kg
air akhir =padi kering padi tanpa kadar air
= (2,31 2,0096) kg
= 0,3004 kg
Maka :
evaporasi = (0,4904 0,2904) kg
= 0,19 kg
Penentuan nilai temperature untuk mencari nilai hfg
Nilai didapat dari tabel berdasarkan kondisi rata-rata temperatur
masuk dan temperature keluar ruang pengering.
Diketahui data dari tabel 4.5 sbb :
Pengukuran
T2
T3
T0c =
Satuan
0
T ratarata 2+ T ratarata 3
2
45+43
2
38+ 38
2
ii
2
= 410C
hfg, kJ/kg
40
2407
41
45
2395
Mencari nilai x :
4140
x2407
=
4540 23952407
1 x2407
=
5
12
12=5 x 12035
x = 2404,6 kJ/kg
ii
Cenkowski].
Tabel 4.16 nilai cp untuk berbagai jenis bijian
Temp. 0C
cp, J/kg.0K
40
4179
41
45
4180
ii
Mencari nilai x :
4140
x4179
=
4540 41804179
1 x4179
=
5
1
1=5 x20895
x = 4179,2 J/kg.K
4,1792 kJ/kg.K
Pengukuran
Satuan
Tpadi awal
T3
38+ 38
2
= 50C
33+ 33
2
5K
ii
Tpadi awal
T3
Satua
n
IV
240
33
33
38
38
38+ 38
2
= 50C
33+ 33
2
5K
Tawal)
+ evaporasi . hfg
ii
air
. cpair . (Takhir
483,57 kJ
pad
i (0C)
hfg
(kJ/kg
)
Q (kJ)
19,
9
0,09
6,5
2402,
2
250,90
34
24,
4
20,
4
0,08
6,5
2402,
2
226,88
14
2,4
2
24,
4
20,
4
0,08
6,5
2402,
2
226,88
14
2,4
3
24,
4
20,
9
0,07
6,5
2402,
2
202,85
94
mp1
Rak
(kg)
mp2
(kg)
Wp1 Wp2
(%) (%)
2,5
2,4
1
24,
4
2,5
2,4
2
2,5
2,5
ii
pad
i (0C)
hfg
(kJ/kg
)
Q (kJ)
18,
9
0,11
2401
301,48
54
24,
4
19,
4
0,1
2401
277,47
54
2,4
24,
4
19,
4
0,1
2401
277,47
54
2,4
1
24,
4
19,
9
0,09
2401
253,46
54
mp1
Rak
(kg)
mp2
(kg)
Wp1 Wp2
(%) (%)
2,5
2,3
9
24,
4
2,5
2,4
2,5
2,5
mp2
(kg)
Wp1 Wp2
(%) (%)
2,5
2,3
3
24,
4
15,
9
2,5
2,3
4
24,
4
16,
4
2,5
2,3
4
24,
4
16,
4
2,5
2,3
4
24,
4
16,
4
1
2
3
4
Penguapa
n (kg)
0,17
0,16
0,16
0,16
ii
hfg
(kJ/kg
)
Q (kJ)
5,5
2402,
2
437,74
01
5,5
2402,
2
413,71
81
5,5
2402,
2
413,71
81
5,5
2402,
2
413,71
81
pad
i (0C)
mp2
(kg)
Wp1 Wp2
(%) (%)
2,2
9
24,
4
14,
0
2,3
24,
4
14,
5
2,5
2,3
24,
4
14,
5
2,5
2,3
1
24,
4
14,
9
1
2,5
2
2,5
3
4
Penguapa
n (kg)
0,21
0,2
0,2
0,19
hfg
(kJ/kg
)
Q (kJ)
2404,
6
531,66
2
2404,
6
507,61
6
2404,
6
507,61
6
2404,
6
483,57
pad
i (0C)
FR
Qtot
bb . LHV
Dimana :
Qtot
bb
LHV
ii
ii
data sudah didapatkan dari jurnal teknik mesin, fakultas teknologi industri, Institut
Teknologi Sepuluh November.
Tabel 4.22 Hasil pengujian proximate ultimate dan lower heating value
(LHV) tempurung kelapa (lailun najib, Sudjud darsopuspito)
FR
Qtot
bb . LHV
2030,464 kJ
1,8 kg .20890 kJ /kg
x 100%
x 100%
ii
= 5,4%
Berdasarkan perhitungan diatas, maka nilai rasio pemanfaatan panas pada
pengeringan padi untuk masing-masing waktu pengeringan akan ditampilkan pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.23 nilai efisiensi proses pengeringan yang diperoleh
LHV= 20890 kJ/kg
Waktu (menit)
Qtot (kJ)
mbb (kg)
FR (%)
60
907,526
0,5
8,86
120
1109,902
0,7
7,5
180
1678,894
1,45
5,5
240
2030,464
1,8
5,43
ii
Rak 1
Rak 2
Rak 3
Rak 4
60
120
180
240
Gambar 4.1 Perbandingan antara durasi waktu pengeringan dengan nilai kadar iar
padi
Berdasarkan grafik yang ditampilkan pada gambar 4.1 nilai kadar air padi
mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya waktu proses pengeringan
padi. Hal tersebut terjadi karena seiring bertambahnya waktu proses pengeringan,
maka jumlah kalor yang diterima oleh padi pada tiap-tiap rak akan semakin besar.
Penurunan nilai kadar air padi terendah terjadi pada rak 1 dengan durasi waktu
pengeringan 240 menit dengan nilai 13,95%. Hal tersebut terjadi karena posisi
pada rak 1 lebih dahulu menerima penyerapan kalor lebih besar dibandingkan rak
lainnya yaitu sebesar 533,957 kJ.
4.3.2 Analisa pengaruh durasi waktu pengeringan (t) terhadap nilai rasio
pengeringan padi (FR)
ii
Waktu (menit)
98.6
8.5
8
7.5
7.5
7
6.5
6
5.5
5.4
180
240
5.5
5
4.5
4
60
120
ii
akan berpengaruh terhadap jumlah kalor yang diterima akan semakin besar.
Namun karena jumlah pemakaian bahan bakar semakin besar, maka akan
menurunkan nilai efisiensi karena nilai hasil pembaginya terhadap jumlah kalor
yang diterima akan semakin besar.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul
BAB 1..................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................3
1.3 Batasan Masalah...........................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan...................................................................4
BAB II..................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................6
2.1 Pengeringan.................................................................................. 8
Pengeringan Alami...........................................................................8
Pengering Buatan............................................................................9
2.1.3 Proses Pengeringan Padi.........................................................9
2.1.4 Alat Pengering Buatan..........................................................11
2.1.4.1 Tipe Batch Dryer.............................................................11
2.1.5 Kadar Air............................................................................... 13
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
ii
ii
ii