Вы находитесь на странице: 1из 24

FISIOLOGI KEHAMILAN

( ADAPTASI TUBUH
TERHADAP KEHAMILAN )

dr. Robitah Asfur, M. Biomed


Departemen Fisiologi
FK. UMSU

Kontrak Perkuliahan
Mahasiswa wajib tepat waktu dalam perkuliahan, jika

terlambat lebih dari 15 menit akan diberi sanksi oleh dosen


yang bersangkutan.
Mahasiswa dapat dikeluarkan dari ruangan perkuliahan jika
tidak mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan.
Jika tidak hadir dalam perkuliahan mahasiswa wajib
mencari jurnal yang akan di presentasikan ke dosen yang
besangkutan.
Jika tidak mengikuti praktikum fisiologi harus melapor ke
MEU utk daftar praktikum susulan dan dengan ketentuan
dari MEU
Jika tidak mengikuti kuliah/ praktikum fisiologi lebih dari 3x
harus membuat surat perjanjian dgn dosen yang
bersangkutan.

Fisiologi Kehamilan
Pada manusia, pembuahan ( fertilisasi ) ovum

oleh sperma biasanya terjadi dibagian tengah


tuba uterina.

Ovarium (indung telur):


Merupakan kelenjar kelamin yang
memproduksi ovum (sel telur) dan menyekresi
hormon estrogen dan progesteron.

Pembuahan Meliputi :
1. Kemoatraksi sperma ke ovum oleh zat zat

yang dihasilkan oleh ovum.


2. Perlekatan ke zona pelusida, yaitu struktur
membranosa yang mengelilingi ovum.
3. Penetrasi zona pelusida dan reaksi akrosom
4. Melekatnya kepala sperma ke membran sel
ovum, disertai penguraian tempat fusi dan
pembebasan inti sperma ke dalam
sitoplasma ovum.

Fertilisasi / Proses Pembuahan :

Ovum tetap dapat hidup dan mampu dibuahi

setelah ia dikeluarkan dari ovarium mungkin


tidak lebih dari 24 jam.
Jadi sperma harus segera setelah ovulasi agar
fertilisasi dapat berlangsung.
Sebaliknya, beberapa sperma dapat tetap
hidup pada saluran reproduksi wanita sampai
72 jam, walaupun bagian terbesar tidak lebih
dari 24 jam.
Oleh karena itu, agar fertilisasi dapat terjadi,
hubungan seksual biasanya harus terjadi
antara satu hari sebelum ovulasi sampai satu
hari setelah ovulasi.

Perubahan Anatomik dan Fisiologi


pada Kehamilan :
Pada kehamilan terdapat perubahan pada

seluruh tubuh wanita , khususnya pada alat


genital eksterna dan interna dan pada
payudara ( mamma ).
Dalam hal ini hormon somatomammotropin,
esterogen dan progesteron mempunyai peran
penting.

Perubahan yang terdapat pada


wanita hamil, antara lain :
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan bulan
pertama dibawah pengaruh esterogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat.
Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan
oleh hipertrofi otot polos uterus, disamping
itu, serabut-serabut kolagen yang ada
menjadi higroskopik akibat meningkatnya
kadar esterogen sehingga uterus dapat
mengikuti pertumbuhan janin.

Bila ada kehamilan ektopik, uterus akan

membesar, karena pengaruh hormon-hormon


itu. Bagitu pula endometrium menjadi
desidua.
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram.
Pada akhir kehamilan ( 40 minggu ) berat
uterus ini menjadi 1000 gram, dengan
panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih
kurang 2,5 cm.
Pada bulan- bulan pertama kehamilan bentuk
uterus seperti buah advokat, agak gepeng.

Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk

bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan


kembali seperti bentuk semula, lonjong
seperti telur.
Hubungan antara besarnya uterus dengan
tuanya kehamilan sangat penting diketahui,
antara lain untuk membuat diagnosis apakah
wanita tersebut hamil fisiologik atau hamil
ganda, atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa, dan sebagainya.

2. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami
perubahan karena hormon esterogen.
Jika korpus uteri mengandung lebih banyak
jaringan otot, maka serviks lebih banyak
mengandung jaringan ikat, hanya 10 %
jaringan otot.
Jaringan ikat pada serviks ini banyak
mengandung kolagen. Akibatnya esterogen
meningkat, dan dengan adanya
hipervaskularisasi maka konsistensi serviks
menjadi lunak.

3. Vagina dan Vulva


Vagina dan vulva akibat hormon esterogen
mengalami perubahan, adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan
vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan
( livide ). Tanda ini disebut tanda chadwick.
Warna porsio pun tampak livide.
Pembuluh darah alat genital interna akan
membesar, hal ini karena oksigenasi dan
nutrisi pada alat2 genital tersebut meningka

4. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat
korpus luteum graviditasis sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira
kehamilan 16 minggu.
Korpus luteum diameter 3 cm, kemudian
mengecil setelah plasenta terbentuk. Dan
plasenta mengeluarkan hormon esterogen
dan progesteron. Dan akhirnya diambil alih
oleh plasenta.

5. Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat
hormon somatomammotropin, esterogen dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan
air susu.
Esterogen menimbulkan hipertrofi sistem
saluran, sedangkan progesteron menambah
sel sel asinus pada mamma.
Sommatomammotropin mempengaruhi
pertumbuhan sel asinus dan menimbulkan
perubahan dalam sel sel, sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktalbumin, dan
laktoglobulin.

Dengan demikian, mamma diperiapkan untuk

laktasi .
Pengaruh progesteron dan
somatomammotropin, terbentuk lemak
disekitar kelompok-kelompok alveolus,
sehingga mamma menjadi lebih besar.
Papilla mamma akan membesar, lebih tegak,
dan tampak hitam , seperti aerola mamma
karena hiperpigmentasi.
Pada minggu ke 12 lebih dari putting susu
dapat keluar cairan berwarna putih agak
jernih, disebut kolostrum.

Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar

asinus yang mulai bersekresi.


Setelah partus, kolostrum ini agak kental dan
warnanya agak kuning.
Meskipun kolostrum telah dikeluarkan,
pengeluaran air susu belum berjalan oleh
karena prolaktin ini ditekan oleh PIH
( prolaktine inhibiting hormon )
Postpartum dengan dilahirkannya plasenta,
pengaruh esterogen, progesteron dan
somatomammotropin terhadap hipotalamus
hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan
dan laktasi terjadi.

6. Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar
dengan pembuluh darah yang membesar.
Volume darah ibu dalam kehamilan
bertambah dengan adanya pencairan darah
yang disebut hidremia.
Volume darah akan bertambah kira-kira 25%
dan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti
dengan cardiac output yang meninggi
sebanyak kira-kira 30%.

7. Sistem respirasi
Pada wanita hamil akan timbul keluhan rasa
sesak, hal ini karena pada kehamilan 32
minggu oleh karena usus-usus tertekan oleh
uterus yang membesar ke arah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
Untuk memenuhi O2 yang meningkat 20%,
orang hamil akan bernafas lebih dalam dan
bagian bawah toraks juga melebar ke sisi.

8. Traktus Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan terdapat rasa
enek ( Nausea ), mungkin ini akibat hormon
esterogen meningkat.
Otot traktus digestivus menurun, sehingga
motilitas juga menurun.
Makanan lebih lama berada di dalam lambung
dan yang telah dicerna juga lama di usus.hal
ini mungkin baik untuk resorpsi dan akan
menimbulkan obstipasi, yang menjadi keluhan
wanita hamil seperti muntah ( emesis) atau
dikenal morning sickness.

9. Traktus Urinarius
Ini akan mulai tertekan pada bulan-bulan
pertama karena uterus yang membesar,
sehingga timbul sering kencing.
10. Kulit
Kulit terdapat deposit pigmen dan
hiperpigmentasi, ini disebabkan oleh
pengaruh melanophore stimulating hormon
( MSH ) yang meningkat.

MSH adalah salah satu hormon yang keluar

oleh lobus anterior hipofisis.


Kadang kadang terdapat deposit pigmen
pad a dahi, pipi dan hidung dikenal sebagai
kloasma gravidarum.

10. Metabolisme pada kehamilan


Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR)
meninggi, sistem endokrin juga meninggi dan
tampak lebih jelas kelenjar gondoknya.
BMR meningkat hingga 15-20% yang
umumnya ditemukan pada triwulan akhir.

Daftar Pustaka
Sherwood L. Human Physiology: The Reproductive

System. 7thed. Philadelphia: Brooks/Cole Cengage


Learning; 2010. p. 781-8
Barret KE, Barman SM, Boitano s, Brooks HL.
Ganongs Review of Medical Physiology: The Gonad.
23th ed.Singapore: Mc graw Hill; 2010. P. 423-5.
Heffner LJ, Schust DJ. At a Glance Sistem
Reproduksi: Struktur dan Fungsi Plasenta; Hormon
Protein pad Kehamilan, Hormon Steroid pada
Kehamilan, Adaptasi Maternal pada Kehamilan.
2nded. Jakarta: Erlangga; 2008. P. 44-51.

Вам также может понравиться