Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pemikiran Marx memang tidak lepas dari pengaruh
filsuf-filsuf hebat seperti Hegel, Feuerbach, Smith, juga Engels. von
Magnis membagi lima tahap perkembangan pemikiran marx yang
dibedakan ke dalam pemikiran Marx muda (young Marx) dan Marx tua
(mature Marx). Gagasan dan pemikirannya terutama diawali dengan
kajiannya terhadap kritik Feuerbach atas konsep agamanya Hegel yang
berkaitan dengan eksistensi atau keberadaan Tuhan. Marx yang
materialistik benar-benar menolak konsep Hegel yang dianggapnya terlalu
idealistik dan tidak menyentuh kehidupan keseharian.
Pemikiran-pemikirannya sosiologisnya antara lain dialektika, teori
keas sosial, determinisme ekonomi dan kritik masyarakat. Mark sangat
terkenal dengan dialektika materialis dan dialektika historisnya karena
bagi dia kekuatan yang mendorong manusia dalam sejarah adalah cara
manusia berhubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya,
yang abadi untuk merenggut kehidupan dari alam.
Munculnya kelas-kelas sosial dan hak milik atas alat-alat produksi
disebabkan karena usaha manusia untuk mengamankan dan memperbaiki
keadaan hidup. Usaha ini dilakukan dengan pembagian kerja yang
semakin spesialis. Masyarakat terbagi menjadi dua, yakni kelas penguasa
dan kelas pekerja. Pembagian yang semakin spesialis inilah yang akhirnya
membuat perbedaan tajam antara hidup seseorang yang berada di kelas
penguasa dan kelas bawah. Oleh karena itu Mark di dalam bukunya the
Communist Manifesto berusaha mengubah faham kapitalus menjadi
komunis menurut Karl Marx. Namun hal itu tidak semudah untuk merubah
keadaan yang pada awalnya menganut paham kapitalis menjadi sebuah
keadaan tanpa hak atas milik pribadi.
1
B. Rumusan Masalah
Rumusal masalah makalah ini antara lain adalah :
1. Bagaimanakah Biografi Karl Marx?
2. Bagaimana Teori-teori pemikiran historis Karl Marx?
3. Bagaimana Kritik terhadap Karl Marx?
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini antara lain adalah :
1. Mengetahui bagaimana biografi Karl Marx.
2. Mengetahui Teori-teori pemikiran Karl Marx.
3. Mengetahui kritik terhadap Karl Marx.
BAB II
PEMBAHASAN
Karl Marx lahir di Trier, Prussia, pada 5 Mei 1818 (Beilharz, 2005e).
Ayahnya adalah seorang pengacara, memberikan kehidupan keluarga kelas
menengah yang agak khas. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga rabbi, tetapi
karena alasan-alasan bisnis, sang ayah telah berpindah agama ke Lutheranisme
ketika Karl masih sangat muda. Pada 1841 Marx menerima gelar doktornya di
bidang filsafat dari Universitas Berlin, yang sangat dipengaruhi oleh Hegel dan
para Hegelian muda, yang bersikap mendukung, namun kritis terhadap guru
mereka. Disertasi Marx adalah suatu risalat filosofis yang kering, tetapi benarbenar mengantisipasi banyak dari idenya di kemudian hari. Setelah lulus dia
menjadi seorang penulis untuk sebuah koran yang liberal-radikal dan dalam
sepuluh bulan dia telah menjadi kepala editornya. Akan tetapi, karena pendirianpendirian politisnya, koran itu ditutup oleh pemerintah tidak lama kemudian. Esaiesai awal yang diterbitkan di dalam periode ini mulai mencerminkan sejumlah
pendirian yang akan menuntun Marx di sepanjang hidupnya. Pendirian-pendirian
itu dibubuhi secara liberal dengan prinsip-prinsip demokratis, humanisme, dan
idealisme anak muda. Dia menolak keabstrakan filsafat Hegelian, mimpi yang
naif para komunis utopian, dan menolak para aktivis yang sedang mendesakkan
hal yang oleh Marx dianggap sebagai tindakan politis pengatur. Dalam menolak
para aktivis tersebut, Marx meletakkan dasar bagi pekerjaannya sepanjang hayat:
Usaha-usaha praktis, oleh massa sekalipun, bisa segera dijawab dengan
Meriam bila sudah membahayakan, tetapi ide-ide yang telah mengalahkan intelek
kita dan menundukkan keyakinan kita, ide-ide yang telah memaku suara hati kita,
adalah rantai-rantai yang tidak dapat dilepaskan orang tanpa mematahkan
hatinya ; mereka adalh setan-setan yang dapat dikalahkan orang hanya dengan
menyerahkan diri kepadanya.(Marx, 1842/1977: 20)
Gagasan tentang filsafat dialektis telah ada selama berabadabad(Gadamer,1989). Gagasan dasarnya adalah arti penting kontradiksi.
Sementara kebanyakan filsuf, dan bahkan orang awam memperlakukan
kontradiksi-kontradiksi sebagai kesalahan-kesalahan, filsafat dialektis
percaya bahwa kontradiksi-kontradiksi eksis di dalam realitas dan cara
yang paling tepat untuk memahami realitas adalah dengan mempelajari
perkembangan kontradiksi-kontradiksi tersebut.
Marx juga menerima arti penting kontradiksi-kontradiksi untuk
perubahan historis. Kita dapat melihat hal ini di dalam rumusannya yang
terkenal seperti Kontradiksi Kapitalisme dan Kontradiksi Kelas.
Namun berbeda dengan Hegel, Marx tidak percaya bahwa kontradiksikontradiksi ini bisa dipecahkan di dalam pemahaman kita, yakni di dalam
pikiran-pikiran kita. Bagi Marx kontradiksi-kontradiksi ini benar-benar
ada dan tidak dapat di pecahkan ooleh filsuf yang hanya duduk di
belakang meja tulisnya, melainkan oleh perjuangan hidup dan mati demi
mengubah dunia sosial. Dialektika lebih membawa kita kepada minat
untuk mengkaji konflik dan kontradiksi-kontradiksi yang terjadi di antara
berbagaii level realitas sosial, ketimbang minat sosiologi tradisional
terhadap level-level yang saling berhubungan secara teratur dengan suatu
keseluruhan yang kohesif.
Metode Dialektis
Fokus Marx pada kontradiksi-kontradiksi yang benar-benar ada, membawa
dia kepada suatu metode khusus untuk mempelajari fenomena sosial yang
disebut dialektika(Ball,1991;Friedrichs, 1972; Ollman, 1976; Schneider, 1971)
a. Fakta dan Nilai
Dalam analisis dialektis, nilai-nilai sosial tidak dapat dipisahkan
dari fakta-fakta sosial. Kebanyakan sosiolog menganggap nilai-nilai
mereka bisa dan bahkan harus dipisahkan dari studi mereka terhadap
fakta-fakta dunia sosial, tetapi juga tidak diinginkan, karena hal itu akan
menghasilkan suatu sikap ketidakberpihakan.
5
dialektis mengakui keadaaan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang
akan datang, dan hal ini juga berlaku untuk aktor-aktor dan strukturstruktur.
marx,
konsepsi
tentang
sifat
dasar
manusia
yang
tidak
memperhitungkan factor factor social dan sejarah adalah salah, akan tetapi
melibatkan factor factor itu juga tidak sama dengan tindak menggunakan konsepsi
tentang sifat dasar manusia sama sekali. Malahan factor factor itu hanya
memperumit dan memperdalam konsepsi tersebut. Bagi marx,
adasuatu sifat
dasar manusia pada umumnya, akan tetapi yang tidak penting adalah sifat dasar
tersebut dimodifikasi pada masing masingtahapsejarah (marx, 1842/ 1977: 609).
7
Ketika bicara tentang dasar umum kita, marx sering menggunakan istilah species
being. Yang dia maksud adalah potensi-potensi dan kekuatan kekuatan yang unik
yang membedakan kita dari spesies yang lain.
Louis althusser (1969: 229), berpendapat bahwa marx dewasatidak
meyakini adanya sifat dasar manusia apa pun. Tentu saja ada alasan untuk
menganggap sifat dasar manusia tidak penting bagi seseorang yang tertarik
mengubah masyarakat. Ide-ide tentang sifat dasar manusia- seperti ketamakan,
kecenderungan pada kekerasan, perbedaan gender alamiah kita - sering
digunakan untuk menentang perubahan social apapun. Konsepsi konsepsi sifat
dasar manusia itu konservatif. Jika probem-problem kita disebabkan oleh sifat
dasar kita, maka kita lebih baik belajar untuk membiasakan diri mencoba
mengubah segala sesuatu.
Meskipun demikian, jelas sekali bahwa marx memiliki konssep sifat dasar
manusia (geras, 1983). Bahkan, kurang masuk akal untuk mengatakan bahwa
sifat dasar manusia tidak ada. Sekalipun kita seperti kotak kapur kososng, kotaak
kapur tersebut mesti terbuat dari sesuatu, dan mesti memiliki sifat, seperti bahwa
tanda tanda kapur bisa tampak pada kotak kapur tersebut. Pernyataan yang
sebenarnya bukanlah apakah kita memiliki sifat dasar, melainkan sifat semacam
apa yang kita miliki tak berubah atau terbuka terhadap proses-proses historis.
Kerja
Kerja adalah, pertama dan utama sekali, suatu proses dimana manusia
dan alam sama sama terlibat, dan dimana manusia dengan persetujuan dirinya
sendiri sama sama terlibat, dan dimana manusia dengan persetujuan dirinya
sendiri memulai, mengatur, dan mengontrol aksi reaksi material antara dirinya
dan alam dengan bertindak terhadap dunia eksternal dan mengubahnya,
manusia pada saat yang bersamaan mengubah sifat dasar dirinya. Diaa
mengembangkan kekuatan kekuatan yang tidak aktif dan memaksanya untuk
bertindak patuh terhadao kekuasaan.. kita mengendalikan kerja dalam suatu
bentuk yang hanya diperuntukan khusus buat manusia. Seekor laba laba membuat
8
sarang bagaikan seorang penenun dan bahkan seekor tawon maupun membuat
malu seorang arsitek karena sarang yang dibuatnyaa. Namun, inilah yang
membedakan arsitek terburuk dengan tawon terbaik, bahwa si arsitek sudah
membayangkan struktur bangunan yang akan dibuatnya di dalam imajinasi
sebelummembangunnya di dalam kenyataan. Di akhir setiap proses kerja, kita
memperoleh hasil yang sebelumnya sudah ada di dalam imajinasi para pekerja.
Dia tidak akan mengubah bentuk material bahan yang diolah, tetapi juga
berhasil sampai pada satu tujuan. (marx, 1867/1967: 177-17)
Dalam kutipan diatas kita melihat bagian bagian penting pandangan marx
tentanng hubungan antara kerja dan sifat dasar manusia. pertama, yang
membedakan kita dengan binatanng yang lain spesies kita sebagai manusia adala
bahwa kerja kita mewujudkan suatu hal di dalam realitas yang sebelumnya hanya
ada di dalamimajinasi. Produksi kita merefleksikan tuujuan kita. Marx
menyebutproses dimana kita menciptakan obyek-obyek eksternal di luarpikiran
internal kita dengan obyktifitasi. Kedua, kerja ini bersifat material. Ia bekerja
dengan alam material untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan material kita.
Ketiga, dan terakhir, marx mempercayai bahwa kerja ini tidak hanya mengubah
alam, tetapi juga mengubah kita termasuk kebutuhan, kesadaran, dan sifat dasar
kita. Kerja, oleh karena itu, pada saat yang sama merupakan (1) obyektivikasi
tujuan kita,(2) pembentukan suatu relasi yang esensial antara kebutuhan manusia
dengan obyek obyek material kebutuhan kita, dan (3) transformasi sifat dasar kita.
Peggunaan istilah kerja oleh marx tidak dibatasi untuk aktifitas ekonomi
belaka, meainkan mencangkup seluruh tindakan tindakan produktif dimana kita
mengubah dan mengolah alam material untuk tujuan kita. Apapun yang diciptakan
melalui aktifitas bertujuan bebas ini merupakan suatu eksprresi dan transformasi
hakikat kemanusiaan kita . karya seni merupakan obyektifitas seniman.namun,
benar juga bahwa proses penciptaan kkarya seni mengubah seniman. Melalui
proses produksi seni ide ide seniman tenntanng seni berubah atau seniman
mungkin menjadi sadar akan sebuahvisi baru yang membutuhkan obyektivitas
selanjutnya.
9
diri
mereka
sendiri,
mengembangkan
produksi,mentransformasikan,mengembangkan
diri
kekuatan,
mereka
di
kekuatan,
dalam
ide-ide,
material
manusia
menentukan
10
bentuk
masyarakat
dan
kesadaran,
ideologi-ideologi,
atau
asumsi-asumsi
filosofis
12
15
menjadi kapital tambahan, dalam bentuk mesin-mesin dan bahanbahan baku tambahan, dan pekerja tambahan) dan di konsumsi secara
tidak produktif.
Produksi yang bertujuan untuk akumulasi kapital ternyata menuju pada
hasil yang kontradiktif. Di satu sisi, meningkatnya perkembangan mekanisasi
mengakibatkan perluasan tenaga produktif dan kenaikan dalam produktivitas
kerja, menciptakan dasar material bagi pembebasan umat manusia dari kebutuhan
bekerja banting tulang. Itulah fungsi sejarah progresif dari kapitalisme.
kerja
dalam
bidang
barang-barang
menghasilkan lebih banyak uang. Dengan kata lain, kapital lebih merupakan uang
yang di investasikan ketimbang uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
dan keingginan manusia.
17
Eksploitasi
18
Kemudian
paksaan jarang dianggap sebagai kekerasan, malah menjadi kebutuhan pekerja itu
sendiri,
Inilah
misalnya yang ditemukan Barbara Ehrenreich sebagai tujuan iklan lowongan kerja
berupah yang rendah.
Kapitalisme membayar para pekerja kurang dari nilai yang mereka
hasilkan dan meraup keuntungan untuk diri mereka sendiri. Hal ini membawa kita
pada konsep sentral tentang nilai-nilai suplus.
sebagai perbedaan antara nilai produksi ketika dijual dan nilai elemen-elemen
yang digunakan untuk membuat poduk tersebut (termasuk kerja para pekerja).
Kaptalisme biasanya menggunakan keuntungan ini untuk konsumsi pribadi, akan
tetapi hal tersebut belum mengakibatkan ekspansi kapitalisme.
Kapitalis
memberiakan sebuah ibarat, tentang hal ini kapitalisme merupakan kerja mati,
seperi vampir, yang hiup dengan menhisap kehidupan kerja, dan makan dia hidup,
makin banyak kerja yang dihisapnya
Marx menggemukakan poin penting lainya tentang kapital kapital eksis
dan hanya bisa eksis sebagai kapital-kapital. Maksudnya disini adalah bahwa
kapitalisme selalu di dorong oleh kompetisi yang tiada henti. Kapitalisme
mungkin terlihat terkontrol, meskipun mereka didorong oleh kompetisi yang
konstan antara kapital-kapial. Kapital dipaksa untuk memperoleh lebih banyak
keuntungan demi mengakumulasikan dan menginvestasikan lebih banyak kapital.
begitulah, kapitalis sama dengan si kikir dalam sebuah hal yang absolut, yakni
memperkaya diri sendiri. Namun yang terlihat pada si kikir sebagai kegilaan
individu, maka dalam kapitlis terlihat terliha sebagai efek dari mekanisme sosial
yan roda penggeraknya adalah dirinya sendiri.
Keingginan untuk memperoleh lebih banyak keuntungan dan lebih banyak
nilai surplus untuk ekspansi, mendorong kapitalisme pada apa yang disebut Marx
denagan hukum-hukum akumulasi kapital. Kapitalis berusaha mengesploitasi
pekerja semaksimal mungkin:
memasuki
zaman
pencerahan,
perkembangan
paham
sosialisme tidak mampu berkembang pesat. Hal ini disebabkan dominasi golongan
borjuasi yang menuntut kebebasan politik supaya dapat bebas berusaha dan
berdagang untuk kepentingan milik pribadi sebesar dan sebebas mungkin. Sejak
bergulirnya Revolusi Prancis (1789-1795), sosialisme memasuki era modern
21
Penilaian bahwa kapitalisme itu jahat dan sosialisme itu baik tidak berlaku
mutlak, melainkan jika syarat-syarat objektif pengahpusan hak milik pribadi atas
sesuatu itu terpenuhi. Hal ini berarti klaim Marx terhadap sosialisme-nya yang
bersifat ilmiah bisa diterima, karena berdasarkan pengetahuan hukum-hukum
objektif perkembangan masyarakat yang kemudian tersohor dengan istilah
Pandangan Materialis Sejarah (Frans. 2003:137).
Sosialisme yang akan datang menggantikan kapitalisme adalah buah dari
pada perkembangan masyarakat dalam sejarah dibawah pengaruh hokum
dialektik. Menurut Marx, menggunakan jalan ilmiah, sosialisme tidak dapat
ditentukan sekarang bentuk dan rupa masa yang akan datang artinya susunan
baru pada masyarakat tidak dibuat, melainkan dilahirkan. Melihat realita sejarah,
menurut penulis, sosialisme yang berorientasi pada terbentuknya masyarakat
tidak berkelas adalah bagian dari hegemoni dan upayah manusia mencapai
sebuah kesetaraan. Meskipun realita yang berkembang kini tidak berjalan
horizontal, melainkan vertikal.
Konsep sosialisme Marx memang lebih kompleks daripada filsuf lainnya.
Tujuan sosialisme dalam pandangn Marx bukanlah membuat suatu konstruksi
masyarakat dalam suatu sistem yang selesai bentuknya, melainkan menyelidiki
suatu perkembangan sejarah yang melahirkan dua kelas yang bertentangan, dan
kemudian mempelajari betapa berpengaruhnya faktor-faktor kelas tersebut
terhadap kondisi ekonomi masyarakat yang akan melenyapkan pertentangan
tersebut.
Pendapat
Marx
diatas
dikuatkan
oleh
Engels
dalam
bukunya
teori sosial, maka dia merumuskan terlebih dahulu teori mengenai materialisme
dialektik (dialectical materialism). Kemudian konsep-konsep itu dipakainya untuk
menganalisa sejarah perkembangan masyarakat yang dinamakannya materialisme
historis (historical materialism). Dan karena materi oleh Marx diartikan sebagai
keadaan ekonomi, maka teori marx juga sering disebut analisa ekonomis terhadap
sejarah. Dalam menjelaskan teorinya Marx menekankan bahwa sejarah (yang
dimaksud hanyalah sejarah Barat) menunjukkan bahwa masyarakat zaman lampau
telah berkembang menurut hukum-hukum dialektis yaitu maju melalui pergolakan
yang disebabkan oleh kontradiksi-kontradiksi intern melalui suatu gerak spiral ke
atas sampai menjadi masyarakat dimana Marx berada. Atas dasar analisa terakhir
ia sampai pada kesimpulan bahwa menurut hukum ilmiah dunia kapitalis akan
mengalami
revolusi
-yang
disebutnya
revolusi
proletariat-
yang
akan
milik kaum kapitalis, dan karena mereka yang memutuskan apa yang harus
dilakukan, dapat dikatakan bahwa para pekerja teralienasi dari kegiatankegiatan itu.
2. Para pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi bukan hanya melalui
kegiatan-kegiatan itu-produk. Produk pekerjaan mereka bukan milik para
pekerja, tetapi milik para kapitalis, yang mungkin memakainya dengan cara
apa pun yang mereka inginkan karena merupakan hak milik pribadi para
kapitalis. Kaum kapitalis akan menggunakan kepemilikannya agar dapat
menjual produk demi mendapatkan keuntungan.
3. Para pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari para rekan
kerjanya. Asumsi Marx ialah bahwa pada dasarnya orang butuh dan ingin
bekerja sama agar dapat mengambil dari alam apa yang mereka perlukan
untuk dapat bertahan hidup. Akan tetapi, di dalam kapitalisme kerja sama itu
diganggu, dan orang, kerap orang-orang asing, dipaksa bekerja berdampingan
untuk sang kapitalis. Bahkan, para pekerja di lini perakitan yang terdiri dari
teman-teman dekat pun, sangat banyak yang terisolasi karena sifat dasar
teknologinya.
4. Para pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi manusianya
sendiri. Para individu semakin sedikit bekerja sebagai manusia karena mereka
semakin tersusutkan di dalam pekerjaan mereka menjadi berfungsi sebagai
mesin.
Kegagalan
25
namun pada
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Suatu diskusi mengenai pendekatan dialektis yang diperoleh Marx dari
Hegel bahwa masyarakat disusun sekitar kontradiksi-kontradiksi yang dapat
dipecahkan hanya melalui perubahan sosial yang nyata. Salah satu dari
kontradiksi-kontradiksi utama yang dilihat Marx ialah diantara Potensi Manusia
dan kondisi Kapitalisme.
Dalam masyarakat kapitalis terdapat konsep komoditas dan kontradiksi
nilai guna dan niilai tukarnya. Dalam hal ini kemampuan modal untuk
menghasilkan keuntungan terletak pada eksploitasi kaum ploletariat. Kontradiksi
tersebut menyebabkan konflik kelas diantara kaum proletariat dan borjuis, yang
pada akhirnya akan menghasilkan revolusi karena proletarianisasi akan
memperbanyak barisan kaum ploretariat.
27
28