Вы находитесь на странице: 1из 2

Bagaimana Cara Anda Mendesain Modul

Pelatihan?
Jika Anda seorang trainer dan diminta untuk membuat sebuah modul pelatihan, apa
langkah pertama yang Anda lakukan? Saya mengajukan pertanyaan ini kepada banyak
rekan sejawat para trainer dalam berbagai kesempatan. Jawaban terbanyak adalah
mencari bahan materi presentasinya di Google atau minta copy dari rekan sesama
trainer. Bagaimana dengan Anda?
Ada rantai yang putus dari program-program pelatihan yang diperuntukkan bagi para
trainer. Training bagaimana cara melakukan TNA (Training Needs Assessment) sudah
ada. Lalu ada training presentasi men-deliver training. Dilanjut dengan training
mengevaluasi hasilnya. Mestinya setelah TNA ada training bagaimana cara mendesain
program pelatihan. Saya lihat masih sangat jarang training ini diselenggarakan.
Saat menyiapkan pelatihan, banyak trainer menghabiskan hingga 80% waktunya untuk
membuat materi presentasi. Mungkin itu sebabnya Google dan bahan dari trainer lain
jadi favorit. Padahal, membuat materi presentasi merupakan tahapan akhir dari
rangkaian proses mendesain sebuah program training.
Setelah mendapatkan hasil TNA, tugas trainer berikutnya adalah mendesain program
trainingnya. Mendesain program training itu tidak identik dengan membuat materi
presentasi. Mendesain program training leadership tidak kemudian diterjemahkan
menjadi membuat materi presentasi power point tentang leadership. Materi
presentasi itu hanya bagian kecil dari desain training; bahkan itu langkah terakhirnya.
Lalu, apa langkah pertamanya? Seorang trainer harus menentukan dulu objective
trainingnya; perubahan apa yang akan dicapai setelah peserta mengikuti pelatihan.
Kedengarannya klise. Tapi begitulah kenyataannya. Kegagalan menentukan objective
training adalah cara paling manjur untuk menggagalkan training Anda.
Kegagalan menentukan objective itu terjadi karena beberapa sebab. Pertama,
kegagalan dalam mengukur tingkat pemahaman & skill peserta, serta sikap terhadap
hal-hal yang akan menjadi inti dari materi training. Kedua, kegagalan dalam
memetakan faktor lingkungan yang mempengaruhi perubahan perilaku peserta.
Ketiga, kebiasaan membuat objective yang terlalu abstrak. Saya akan jelaskan satu
persatu di tulisan berikutnya, insya Allah.
Setelah objective dibuat dengan benar, langkah kedua adalah mendesain aktivitas
untuk mencapai objective training. Mendesain aktivitas? Ya, mendesain aktivitas.
Bukan membuat materi power point. Mari ambil satu contoh. Misalnya Anda sedang
membuat training change management untuk memastikan kesiapan karyawan
menghadapi perubahan. Kalau Anda langsung membuat materi power point, mencari
di Google, meng-copy dari materi trainer lain, maka Anda akan terjebak di presentasi

dan berputar-putar di teori. Anda akan menjelaskan definisi change management,


alasan yang membuat banyak perusahaan melakukan change management, bagaimana
langkah-langkah melakukan
change management, dan seterusnya.
Kalau Anda mendesain aktivitas, Anda tidak akan terjebak pada power point. Anda
akan berfokus pada hasil. Ajukan pertanyaan ini untuk Anda sendiri: bagaimana cara
membuat karyawan mau mengikuti perubahan yang dilakukan oleh perusahaan?
Pertanyaan ini akan memancing Anda untuk berkreasi dengan banyak cara, banyak
metode, banyak media, bahkan mungkin akhirnya Anda memutuskan tidak
membutuhkan materi power point sama sekali. Itu yang saya ajarkan dalam kelaskelas pelatihan Training for Trainer; khususnya modul Mendesain Program Pelatihan.
Saya sarankan Anda mempelajari lebih dalam tentang pendekatan Accelerated
Learning (AL) jika ingin menggunakan training berbasis aktivitas seperti di atas. Anda
akan menemukan kreativitas yang menyenangkan saat menggunakan pendekatan AL
dalam desain-desain training Anda. Silakan baca artikel-artikel saya tentang
Accelerated Learning jika Anda tertarik mempelajarinya. Kabar baiknya, AL bisa
dipelajari oleh siapapun, termasuk orang yang belum pernah membuat modul training
sekalipun.
Saya lanjutkan dengan langkah berikutnya: mendesain aktivitas praktek (langkah
3), mendesain aktivitas yang menarik minat pesrta (langkah 4), dan membuat
skenario pelatihan (langkah 5). Saya akan sharing di tulisan berikutnya.
Selamat mencoba.

Вам также может понравиться