Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mokhtar Djuma
Abdurrahman Latara
Kadir Kadam
Umar A.Rahim
Moh Saleh Arsad, S.Pd
Rusdi Ali, S,Pdi
Anhar Saban
30
Dalam kepercayaan
yang
diberikan masyarakat, maka guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat,
mengemban tugas yang berat.
jawab, sebab tanggung jawab guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi
juga diluar sekolah. Pembinaan yang harus guru berikanpun tidak hanya secara
kelompok (klasikal) tetapi juga secara individual. Hal ini tidak menuntut guru
agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didiknya, tidak
hanya dilingkungan sekolah tetapi diluar sekolah sekalipun.
Karena itu, tepatlah apa yang dikatakan, Guru adalah semua orang yang
berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan
murid-murid secara
31
sulit dibayangkan jika ditengah kehidupan masyarakat tidak adanya deorang guru,
maka bekal tidak akan ada seseorang yang akan dapat di tiru, atau di teladani
turuti untuk belajar dan berkembang , mengetahui budaya, norma, dan ilmu
pengetahuan yang lainya serta agama.
Guru merupakan orang yang pertama mencerdaskan manusia, orang yang
memberi bekal ilmu pengetahuan, pengalaman dan menanamkan nilai-nilai,
budaya dan agama terhadap peserta didik. Pada pelaksanaan pendidikan guru
memegang
Nama Guru
Fatah kadir, S.pdi
Ali kwuairumaratu S.pd
Anhara saban, S.Pd
Djamel usman, S.Pd
Nurlaila A. Abd Salam S.Pd
Hisbullah S. Pdi
Julaida W.HI. Jabid S. Pdi
Sahrun sahdin S. Pdi
Hasdi K. murad S. Pd
Dina basing S,pdi
Faizah Y. Hi, Ismail S.pdi
Farida Ali S.pdi
L/P
L
L
L
L
P
L
P
L
L
P
P
P
32
Jabatan
Kep Sekolah
Wakasek
Kesiswaan
Kurikulum
Bendahara
Kep Perpus
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Bidang studi
PKN
Penjaskes
Pen Seni Budaya
Matematika
Bhs Indoneesi
Ekonomi
Sejara
Bahasa Inggris
Geografi
Pen Agama
Bhs Indonesia
13
14
15
16
17
18
19
20
Irwan sahdin
L
Bakri andi
L
Ajmain ahmad S. Pd
L
Mursid Asri, S.Pd
L
Erni W. Murad, S.Pd
P
Darni Selang, S.Pdi
P
Aksan Yakib, S.Pdi
L
Rita D.Madang
P
Sumber Data : SMP Ngeri 3 Kayoa Selatan
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
TU
TIK
Fisika
Matematika
Bahasa Ingris
Biologi
Fisika
Sejara
Pen seni budaya
Pendidikan Terakhir
SMA/SMA
D2/D3
Katagori
1.
Guru Tetap
2.
Guru Tidak Tetap
1
1
3.
Pegawai/ T.U
1
Jumlah
2
1
Sumber Data : SMP Ngeri 3 Kayoa Selatan 2012
S1
14
3
17
Jumlah
14
5
1
20
Itulah tenaga pengajar (guru) yang selama ini melakukan tugas yang mulia,
guna untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak (murid) agar mereka
menjadi orang yang memiliki ilmu penegtahuan, guna untuk menjawab berbagai
persoalan kedepan.
Siswa yang merupakan tumpuan akan berjalan lancarnya suatu pendidikan
(sekolah) karena tanpa siswa atau peserta didik, sekolah tidak akan berjalan lancar
dan berlangsung. Ini membuktikan karena terjadinya pendidikan itu karena ada
anak atau siswa yang akan diajar dan dibina, sehingga kelak ia akan menjadi
orang yang berguna dalam arti bahwa siswa (anak) kosong dan siap menerima
33
coretan itulah siswa yang sangat membutuhkan ilmu pengetahuan guna untuk
mengenal dirinya.
Anak didik adalah orang yang membutuhkan bantuan bimbingan dan
pertolongan yang secara sadar, yang di berikan oleh pendidik yatu guru, yang
sesuai dengan perkembangan jasmaninya dan rohaninya kearah terbentuknya
manusia yang insan. Anak dalam mencari nilai-nilai harus mendapat bimbingan
sepenuhnya dari pendidik, dalam keadaan lemah dan suci/ fitra sedaangkan alam
sekitarnya yang memberikan corak/warna terhadap nilai hidup atas pendidikan
anak atau pengetahuan dan perubahan anak.
Selain dari itu, adapula jumlah siswa secara keseluruhan mulai dari kelas satu
sampai pada kelas tiga, di antaranya dapat di lihat pada tabel jumlah siswa di
bawah ini:
Tabel 4.3
Jumlah Siswa Dari Kelas Satu, Kelas Dua dan Kelas Tiga.
Kelas
I
II
III
Jumla
L
38
42
30
110
P
42
42
30
114
Jumlah
80
84
60
224
KET
Aktf
Aktf
Aktf
Siswa
h
Sumber Data: Kantor SMP Negeri 3 Kayoa Selatan
Seperti tabel di atas, dapat dikatakan bahwa siswa yang mulai dari kelas satu,
kelas dua, dan kelas tiga lebih banyak siswa yang jenis kelami wanita, yang
selama mengikuti pendidikan, hal ini merupakan masukan yang saangat baik
34
dalam menjalankan roda pendidikan di kelas dalam proses belajar dan mengajar di
kelas. Siswa yang merupakan harapan bagi guru, adalah siswa yang selalu taat dan
patuh serta disiplin dalam proses belajar mengajar berlangsung. Dan siswa-siswi
inilah yang penulis jadikan sample dalam melakukan penelitian. Selain dari siswa
ada pula sebahagiaan guru-guru, yang
Tabel 4.4
Jumlah Kelas Dan Ruang Guru/ Kantor
No
1
2
3
4
5
6
Jumla
Kelas
VII
VIII
IX
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Guru
Ruang Perpustakaan/ Lab.
h
Sumber Data: Kantor SMP Negeri 3 Kayoa
35
Jumlah
Keterangan
Ruangan
2
2
2
1
1
1
9
Sederhana
Sederhana
Sederhana
Sederhana
Sederhana
Sederhana
Sederhana
Sesuai dengan tabel di atas, dapat di jelaskan bahwa lokasi SMP Negeri 3
Kayoa yang sudah terpakai di jadikan sebagai ruangan kelas VII sebanyak 2,
ruang kelas VIII sebanyak 2, ruang kelas IX sebanyak 2, dan ruang kantor
untuk kepala sekolah 1 ruang guru sebanyak 1 dan perpustakaan serta lep
computer 1 ruangan. Jadi jumlah keseluruhan sebanyak 9 ruangan.
B. Hasil Penelitian
Data penelitian ini diperoleh dari tes yang dilakukan pada siswa kelas IX SMP
Negri 3 Kayoa Selatan tahun 2012 dengan jumlah sampel 30 yang dilaksanakan
pada tanggal 1 oktober 2012 melalui tes awal tentang kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal volume bangung ruang sisi lengkung (kerucut) dengan
pembelajaran metode proyek. Setelah siswa menyelesaikan soal tes awal maka
pemberian nilai dilakukan sesuai dengan skor yang ada pada masing-masing soal
tes. Jika siswa dapat menjawab semua item soal dengan benar, maka diberi nilai
100.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan siklus I, kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi
yang akan diajarkan sesuai dengan metode Proyek. RPP berguna
sebagai pedoman peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
di kelas.
2. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dengan bimbingan
guru
matematika.
Lembar
36
observasi
yaitu
lembar
observasi
mengganggu
kegiatan
siswa,
sebelum
menerapkan
metode
pembelajaran proyek.
Dalam mengajarkan volume bagun ruang sisi lengkung (Kerucut),
peneliti melakukan tes awal (pre test). Hasil pre test pada siswa kelas IX
(sembilan) SMP Negeri 3 Kayoa Selatan (dalam Lampiran 2). Tes awal (pre
test) dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal atau
pemahaman siswa terhadap materi volume bagun ruang sisi lengkung
(Kerucut). Setelah dilakukan tes awal (pre test), hasil yang diperoleh di
analisis dengan menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP) skala 5 sebagai
berikut :
Tabel 4.5
Hasil Tes Awal (Pre Test)
37
No
Tingkat
1
2
3
penguasaan
90% - 100%
80% - 89%
65% - 79%
55% - 64%
0% - 54%
Jumlah
Persentase
kualifikasi
Freuensi
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
2
2
8
(%)
6,67
6,67
26,67
23,33
11
30
36,67
100%
sekali
Gagal
Dari tabel hasil Tes Awal (pre test) di atas menunjukan bahwa siswa yang
berkualifikasi baik sekali diperoleh 2 (6,67%), siswa masih dalam kualifikasi
baik. 2 (6,67%), siswa masuk dalam kualifikasi cukup 8 (26,67%), siswa yang
masuk dalam kualifikasi kurang sekali 7 (23,33%), dan siswa masuk dalam
kualifikasi gagal 11 (36,67%). Rata-rata kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut) adalah dengan angka
penguasaan ini menunjukan bahwa kemampuan dasar siswa tentang volume
bangun ruang sisi lengkung (kerucut) belum mencapai ketuntasan, sehingga
secara klasifikasi Tingkat Penguasaan (TP) siswa masih dalam kategori gagal.
Rata-rata kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes awal tentang
volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut) adalah 63,5%, dengan angka
penguasaan ini menunjukkan bahwa kemampuan dasar siswa tentang soal volume
bangun ruang sisi lengkung (kerucut) belum mencapai ketuntasan atau dapat di
katakan masih kurang.
Dari hasil pre test di atas dapat di lihat bahwa pencapaian siswa terhadap
penguasaan materi ajar volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut) terlihat
dengan jelas rata-rata siswa tidak memiliki ketuntasan belajar. Pada siklus I di atas
38
dalam
pelaksanaan
tindakan,
melalui
evaluasi
terhadap
keberlangsungan tindakan.
Siswa masih belum paham dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran metode proyek , sehingga siswa mengalami kesulitan
dalam meringkas, membuat pertanyaan, dan menjelaskan kembali ke depan kelas.
Hal ini dikarenakan model pembelajaran metode proyek ini merupakan metode
pembelajaran baru bagi siswa. Kemandirian belajar pada siswa kurang begitu
nampak karena mereka kurang percaya diri dalam bertanya atau mengungkapkan
pendapat.
Peneliti berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, hanya saja perlu adanya ketegasan peneliti dalam
mengingatkan siswa yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran.
Pelaksanaan tes siklus I belum berjalan dengan baik, beberapa siswa ada yang
belum berhasil dalam mengerjakan soal tes. Hal ini disebabkan kurangnya kontrol
dari pengawas yaitu peneliti.
Berdasarkan hasil refleksi akan dilakukan perbaikan rencana tindakan yang
akan dilaksanakan pada siklus II Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
tersebut antara lain
39
1. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan siklus II ini peneliti menyusun
rancangan tindakan yang akan diberikan sebagai berikut:
1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Mempersiapkan soal tes awal dan tes akhir siklus.
b. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti Menyadari bahwa kelemahan pada pembelajaran siklus I di
atas, pada siklus II, peneliti berusaha maksimal dengan mengunakan
metode proyek terhadap materi ajar volume bangun ruang sisi
lengkung (kerucut). Pada siklus II, siswa di bagi menjadi 5 kelompok.
Pengelompokkan dilakukan dengan tetap memperhatikan kemampuan
siswa sehingga setiap siswa mempunyai kemampuan diatas, sedang
40
Tingkat
kualifikasi
Freuensi
persentase
penguasaan
90% - 100%
80% - 89%
65% - 79%
55% - 64%
0% - 54%
Baik skali
Baik
Cukup
Kurang sekali
Gagal
11
7
7
2
3
30
(%)
36,67
23,33
23,33
6,67
10,00
100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada tes akhir (prot test)
terdapat 11 (36,67%) masuk dalam klasifikasi sangat baik, 7 (23,33%) masuk
dalam klasifikasi baik, 7 (23,33%) termasuk dalam klasifikasi cukup dan hanya 2
41
dengan mampu
c. Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan peneliti, hasil tes
terlihat bahwa siswa dalam pembelajaran sudah meningkat dibandingkan dengan
siklus I. Siswa yang tadinya takut bertanya sudah berani menanyakan kesulitan
kepada peneliti, maupun temannya dibandingkan pada siklus I. Siswa jarang
bertanya ketika kelompok lain menjelaskan di depan kelas, hal ini karena mereka
sudah paham.
Siswa semakin paham dengan pembelajaran yang digunakan. peneliti sudah
mampu berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa selama proses
pembelajaran berlangsug, hanya saja perlu adanya ketegasan peneliti dalam
mengingatkan siswa yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebagian
besar siswa sudah aktif dalam berdiskusi. Siswa menjadi guru dalam menjelaskan
dan menyampaikan hasil diskusinya sudah baik.
d. Evaluasi Tindakan
42
Banyaknya
Siswa
I
30
II
30
Peningkatan
Hasil Belajar
Tertingg
Terenda
Rata-Rata
Ketun-Tasan
i
2
11
9
h
11
3
8
63,5%
90,17%
26,67%
6,67%
36,67%
30,00 %
Dari tabel di atas rata-rata siklus I sebesar 63,5% di mana hasil ini tergolong
cukup, dengan ketuntasan 6,67% pada siklus ini juga dapat dilihat bahwa terdapat
11 orang siswa tidak tuntas dalam pembelajaran volume bangun ruang sisi
lengkung pada kerucut dan hanya 2 orang mendapat nilai tertinggi.
Pada siklus II rata-rata penugasaan siswa terhadap materi volume bangun
ruang sisi lengkung (kerucut) sebesar 90,17% dengan ketuntasan 36.67% bila di
cermati lebih jauh pada siklus II hanya terdapat 3 orang yang mendapatkan nilai
rendah dan nilai tertinggi dicapai oleh 11 orang siswa.
Dengan demikian peningkatan ketuntasan belajar siswa dari pembelajaran
siklus I ke siklus II terdapat 30,00%, peningkatan hasil belajar rata-rata 26,67%
sehingga pada siklus I yang pada mulanya mendapatkan nilai rendah 11 orang
siswa mengalami peningkatan menjadi 3 orang, dengan demikian nilai terendah
dari siklus I ke siklus II adalah 8. Demikian halnya dengan ketuntasan hasil
belajar siswa antara siklus I dan siklus II. Di mana pada siklus I hanya dua orang
43
siswa yang tuntas dalam belajar, dan pada siklus II mengalami peningkatan
menjadi 11 orang siswa yang tuntas.
E. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil penelitian di atas maka peneliti menguraikan proses
yang dilakukan dalam penelitian yaitu pembelajaran metode proyek. Dalam
mengajarkan volume bangun ruang sisi lengkung pada kerucut dilakukan pre-test,
dengan tujuan untuk melihat kemampuan dasar siswa dalam menyelesaikan soal
volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut). Sebagai bahan untuk melakukan
perbaikan terhadap bahan ajar dan strategi yang digunakan pada proses belajar
mengajar. Dari hasil pre-test 30 orang siswa yang diteliti sesuai dengan tingkat
kualifikasi kemampuan diperoleh:
1. Terdapat 2 orang siswa (6,67%) siswa yang masuk dalam klasifikasi
baik skali (tuntas)
2. Terdapat 2 orang siswa (6,67%) siswa yang berada dalam klasifikasi
baik,
3. Terdapat 8 orang siswa (26,67%) yang masuk dalam klasifikasi cukup
4. Terdapat 7 orang siswa (23,33%) masuk dalam klasifikasi kurang
5. Terdapat 11 orang siswa (36,67%) masuk dalam klasifikasi gagal
Kemudian dilihat dari kualifikasi penguasaan siswa dalam menyelesaikan soal
per butir yaitu untuk soal nomor 1 terdapat 1 orang siswa (3,33%) siswa yang
mampu menyelesaikan soal nomor 2 terdapat 2 orang siswa (6,67%), siswa yang
mampu menyelesaikan untuk soal nomor 3 terdapat 14 (46,67%) orang yang
menyelesaikan soal nomor 4 terdapat 7 orang (23,33%), Serta soal nomor 5
terdapat 14 (46,67%).
44
Setelah dilakukan pre test untuk mengetahui tes awal sebelum di adakan
pemberlakuan. Kemudian peneliti melakukan pendekatan metode proyek dalam
pembelajaran volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut). metode proyek adalah
siswa dapat mengembangkan kemauan belajar mandiri dan kelompok, memiliki
kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri, melatih siswa agar
dapat mempresentasikan idenya, dan guru berperan sebagai fasilitator, mediator,
dan mandengar dari proses pembelajaran tersebut .
Setelah proses belajar mengajar dengan memakai pendekatan metode proyek
kemudian diadakan tes akhir (pos-test) untuk mengetahui kemampuan akhir
setelah diadakan pemberlakukan tersebut, maka siswa kelas IXa (sembilan) SMP
Negri 3 Kayoa Selatan dapat diklasifikasikan menjadi kelompok :
1. Kelompok siswa yang memiliki kemampuan sangat baik, yaitu sebanyak
11 orang siswa (36,67%)
2. Kelompok siswa yang memiliki kemampuan baik, yaitu sebanyak 7 orang
siswa (23,33%)
3. Kelompok siswa yang memiliki kemampuan cukup yaitu sebanyak 7
orang siswa (23,33%)
4. Kelompok siswa yang memiliki kemampuan kurang 2 orang siswa
(6,67%) yang dinyatakan kurang.
5. Dan 3 orang (10%) siswa di anggap gagal.
Sehubungan dengan hasil kualifikasi menurut butir soal, maka peneliti dapat
menguraikan hasil tes kemampuan siswa kelas IXa (sembilan) SMP Negri 3
Kayoa Selatan dalam menyelesaikan soal kerucut bahwa pemeriksaan lembaran
kerja dari 30 siswa yaitu sebagai berikut:
a) Untuk soal nomor 1, 17 orang siswa (56,67%) siswa mampu
menyelesaikan soal volume bangun ruang sisi lengkung pada kerucut.
45
yang mampu
46