Вы находитесь на странице: 1из 15

Cakupan Pelayanan ANC (K1 dan K4) Salah dan Tak Terkendali

AGUSTUS 25, 2010 4 KOMENTAR

Diskusi Bidan dan Dukun Bayi

Polewali Mandar Sulawesi Barat.@arali2008 Hasil diskusi penulis dan tim pelaksana internal program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinas Kesehatan Polewali Mandar, disimpulkan, pengertian dari K1 Kehamilan telah
berubah, dulu tepatnya diawal tahun 1990an ketika penulis mempelajari program KIA, Pengertian K1 Kehamilan
adalah pemeriksaan kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar untuk pertama kalinya pada tiga bulan (triwulan)
pertama kehamilan.
Tetapi sekarang, dan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompotensi (bidan) diberbagai unit
pelayanan kesehatan (Puskesmas) di Polewali Mandar, pengertian dari K1 Kehamilan adalah Cakupan ibu hamil
yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan tidak
tergantung usia smester kehamilan- di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Tulisan ini mencoba memberikan gambaran bahwa penyelenggaraan program KIA dengan pengertian indikator K1
telah salah dan tidak mendukung peningkatan mutu kehamilan dan persalinan yang aman dan sehat.

Pemeriksaan Pertama Kehamilan.


Pemeriksaan kesehatan (termasuk gizi) pertama pada smester pertama kehamilan sebagaimana yang penulis tahu
dan dalami dalam pendekatan epidemiologi dan ilmu gizi adalah sudah sangat jelas yaitu ibu hamil sejak ditahu
kehamilan atau kurang lebih usia kehamilan 6 minggu sampai 12 minggu kehamilan (1-3 bulan kehamilan), sudah
harus memeriksakan kehamilannya, apabila sang ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada masa kehamilan
ini (1-3 bulan kehamilan) itu artinya sang ibu hamil tersebut telah mangkir/lalai (default) atau dulunya disebut dengan
istilah DO (Drop Out) pada smester pertama kehamilan, tetapi istilah DO ini kurang tepat digunakan karena ada
kecenderungan sang ibu hamil tidak akan dilayani lagi untuk bulan-bulan kehamilan berikutnya, sehingga istilah
default (mangkir) lebih tepat digunakan.
Sementara itu pengertian pemeriksaan kesehatan pertama (K1) semasa kehamilan dalam pengertian selama
kehamilan (usia kehamilan 1-9 bulan/atau mendekati lahir) walaupun sesuai standar pemeriksaan kehamilan,
sangatlah sulit untuk dimengerti, karena standar pemeriksaan kesehatan (termasuk gizi) pada smester pertama,
kedua dan ketiga pada prinsipnya berbeda, keadaan hamil pada smester pertama jelas berbeda pada smester kedua
dan juga ketiga, walaupun standar yang dipakai adalah 5T tetapi pada pemeriksaannya tetap berbeda, berat badan
ibu hamil pada smester pertama kehamilan jelas berbeda pada berat badan pada smester ketiga kehamilan.
Standar 5 T adalah standar pemeriksaan /perawatan kehamilan (ANC = Antenatal Care) yang dimaksud adalah:
1.

Pemeriksaan/pengukuran TINGGI DAN BERAT BADAN

2.

Pemeriksaan/pengukuran TEKANAN DARAH

3.

Pemeriksaan/pengukuran TINGGI FUNDUS

4.

Pemberian imunisasi TETANUS TOXOID

5.

Pemberian TABLET BESI/TABLET TAMBAH DARAH

Setiap kali pemeriksaan /perawatan kehamilan selalu berbeda setiap smesternya.


Atau Pengertian terbaru sebagaimana yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam bentuk
Standar Pelayanan Minimal (SPM), Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah 7T pelayanan yang mencakup
minimal :

1.

Timbang badan dan ukur tinggi badan,

2.

Tekanan darah diukur

3.

Tetanus Toxoid yaitu Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toxoid),

4.

Tinggi fundus uteri diukur

5.

Tablet besi ( diberikan 90 tablet selama kehamilan),

6.

Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling),

7.

Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria,
TBC).

Namun dalam prakteknya standar baku masih tetap menggunakan prinsip 5 T standar pemeriksaan /perawatan
kehamilan (ANC = Antenatal Care).

Ada K4 karena Ada K1


Istilah K1 atau Kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu paket dengan istilah K4 atau Kunjungan ke empat
ibu hamil. K4 itu sendiri mempunyai pengertian dari beberapa sumber yaitu
1.

Berdasarkan indikator MDGs goal 5 Indikator lokal

untuk memonitoring kemajuan kabupaten dan

kecamatan. Menyebutkan bahwa Kunjungan ibu hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada
triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat
90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
2.

Berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan tahun 2009 Depkes RI 2009. Menyebutkan bahwa Cakupan
kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3.

Sementara itu berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur
sebagai penjabaran dari SPM Bidang Kesehatan Depkes RI, Kunjungan ibu hamil K 4 adalah: ibu hamil yang
kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 5 T dengan
frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1
kali dan trimester III minimal 2 kali.

Skill bidan dan kematian Ibu : Ada hubungan secara bermakan skill bidan dengan penurunan kematian ibu

Jadi Karena adanya istilah K4 berarti ada istilah K1, K2 dan K3 serta tentunya K4. Dari pengertian K4 diatas, maka
pengertian K1 sudah sangat jelas yaitu Pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama, K2 dalam
pengertian K(1+1=2) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama dan kedua kehamilan, K3
adalah pemgertian K(1+1+1=3) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama, kedua dan
ketiga kehamilan. Dan K4 itu sendiri K3 tambah pemeriksaan ketika mendekati persalinan. Penjelasan ini
menunjukkan pelayanan pemeriksaan ibu hamil dalam ilmu epidemiologi menggunakan pendekatan prospektif atau
biasa dikenal dengan istilah kohor atau dalam program pencatatan dan pelaporan program KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak) tercatat dalam buku register kohor ibu.

Buku Register Kohor Ibu


Buku register

kohor ibu ini maksudnya

adalah buku pencatatan dan pelaporan seorang bidan

yang

menyelenggarakan pelayanan ANC dan merupakan suatu skill dan keterampilan yang harus dikuasai bukan saja

keahlian melakukan persalinan, tetapi juga keahlian membuat prospektif hasil pencatatan dan pelaporan dalam
register kohor untuk dapat melihat dan memantau faktor-faktor resiko dan non resiko selama proses kehamilan
normal maupun tidak normal dalam melakukan intervensi segera.
Ketika seorang ibu telah hamil maka ibu hamil ini harus datang atau didatangi untuk dicatat dan dipantau serta
diperiksa selama masa kehamilannya selesai, sebagai induvidu yang beresiko, dan melakukan intervensi segera, itu
sedikit inti dari pencatatan kohor, penjelasanya adalah
1.

Jika sang ibu hamil datang-didatangi pada smester pertama kehamilan maka ia diperiksa dan dicatat pada
kolom smester pertama dan selanjutnya disarankan (diupayakan) datang-didatangi untuk diperiksa dan dicatat
pada smester-smester berikutnya. Ingat! Ibu hamil adalah induvidu yang beresiko, Inilah yang diharapkan
sesuai dengan standar cakupan pelayanan minimal K1 dan K4

2.

Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang-didatangi pada smester kedua kehamilan (tidak
datang-didatangi pada smester pertama) tetap diperiksa dan dicatat pada kolom smester kedua buku register
kohor, dan selanjutnya tetap disarankan (diupayakan) datang-didatangi untuk diperiksa dan dicatat pada smestersmester berikutnya. Ingat! Ibu hamil adalah induvidu yang beresiko. Inilah yang tidak diharapkan karena telah
lalai atau mangkir tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan minimal K1 maupun K4.

3.

Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang-didatangi pada smester ke tiga kehamilan (tidak
datang-didatangi pada smester pertama dan kedua) tetap diperiksa dan dicatat pada kolom smester ketiga buku
register kohor, dan selanjutnya tetap disarankan (diupayakan) datang-didatangi untuk diperiksa dan dicatat pada
saat mendekati persalinan sebagai pemeriksaan yang terakhir kalinya. Ini juga tidak masuk dalam standar
cakupan pelayanan minimal K1 dan K4.

Pencatatan Pemeriksaan Kehamilan

Dengan sistem registrasi kohor ini maka setiap saat atau setiap bulan dapat di evaluasi sesuai dengan standar
cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan atau target K1 dan K4 yang diharapkan berkisar antara 80-95%,
sebaliknya standar cakupan ibu hamil yang ditoleransi mangkirnya (default toleration) normalnya berkisar 5-20%, bila
standar cakupan pelayanan dan toleransi mangkir ini tidak terpenuhi, maka pada dasarnya pelaksanaan program
ANC (Antenatal Care) sangat jelek dan tidak terkendali, Jadi jangan heran kalau Kematian bayi yang terus naik dan
penurunaan Kematian ibu sangat lamban telah terjadi di Kabupaten Polewali Mandar salah satu sebabnya adalah
pencatatan kohor yang tidak dilakukan dengan baik dan benar.

Kenapa sekarang K1 Berubah ?


Perubahan pengertian K1 rupanya berhubungan dengan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak, Bukan sistem pencatatan dan pelaporan kohor Ibu
dan Anak. Sebagaimana pengertian K1 menyebutkan Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal

sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan - tidak mengenal usia smester kehamilan di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Disini keterangan disuatu wilayah kerja pada waktu tertentu lebih ditekankan pada sistem pencatatan dan pelaporan
PWS. Dalam pengertian ini K1 bukan merupakan paket dari Pelayanan dan pemeriksaan K4. K1 menunjukkan
kegiatan (diberi simbol K) pelayanan antenatal untuk pertama kalinya (diberi simbol 1) pada masa kehamilan,
diulang!, Pelayanan antenatal untuk pertama kalinya selama masa kehamilansering juga disebut
sebagai K1 AKSES. Kalau yang dimaksud K1 adalah demikian, maka standar yang dimaksud adalah semua ibu
hamil terdata, mempunyai buku KIA (atau KMS ibu hamil) dan dilakukan pemeriksaan sesuai standar untuk pertama
kalinya , kemudian dicatat dalam buku register PWS.

Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

Konsep PWS ini biasa diistilahkan dengan liputan program yaitu sejauhmana program dapat meliput

atau

menjangkau sasarannya (red, men-AKSES). Ibu yang hamil merupakan sasaran program, targetnya menggunakan
formula, faktor 1.1 x CBR x jumlah Penduduk disuatu wilayah dan waktu tertentu. Wilayah biasanya Kabupaten,
kemudian dibagi perkecamatan dan desa. Waktu tertentu

biasa dimulai

pertahun kemudian dibagi-bagi

perbulannnya.
Contoh dari hasil formula didapat 120 sasaran bumil dalam setahun berarti dalam satu bulan harus ditargetkan 10
bumil harus dicakup dengan tidak mengenal usia kehamilan, yang penting ibu hamil tersebut diperiksa tetap masuk
dalam hitungan K1.
Jadi kalau sekarang yang dimaksud K1 adalah demikian, berarti K1 pada sistem PWS tidaklah sama dengan K1
pada sistem Kohor. K1 pada sistem PWS belum tentu K1 pada sistem Kohor, sebaliknya K1 pada sistem kohor
sudah pasti K1 pada sistem PWS. Tetapi yang berkembang sekarang adalah K1 pada sistem PWS, bukan K1
pada sistem Kohor, ini artinya cakupan pelayanan ANC telah salah dan karena mengabaikan pendekatan
sprospektif (kohor) yang berarti pelaksanaan program ANC sudah tidak terkendali sesuai dengan proses tumbuh
kembang rahim dan janin dari seorang ibu hamil sampai usia melahirkan sebagai seorang induvidu yang beresiko
alias tidak mendukung peningkatan mutu kehamilan dan persalinan yang aman dan sehat, yang sementara di
gembor-gemborkan untuk mempercepat pencapaian MDGs 2015. Wallahu alam

Pengertian Kunjungan baru Ibu Hamil (K1) dan Penjelasan

K1 (Kunjungan baru ibu hamil )

K1 (Kunjungan baru ibu hamil) ~ yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan K1
di bawah 70% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan keterjangkauan
pelayanan antenatal yang rendah, yang mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum cukup aktif.
Rendahnya K1 menunjukkan bahwa akses petugas kepada ibu masih perlu ditingkatkan.
Tujuan K1 Adalah Untuk menfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan
menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
Mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah
dari kelahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya ( JHPIEGO, 2001 ).
Agar tujuan tersebut tercapai, pemeriksaan kehamilan harus segera dilaksanakan begitu terjadi kehamilan yaitu
ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Dan dilaksanakan terus secara berkala selama kehamilan.
Ibu harus melaksanakan pemeriksaan antenatal paling sedikit 4x. Satu kali kunjungan pada trimester I, Satu kali
kunjungan pada trimester II dan dua kali kunjungan pada trimester III ( Prawirohardjo S, 2002 ) .
Kebanyakan mereka harus menyadari bahwa mereka sedang hamil sewaktu kehamilan mereka sudah berusia 1
sampai 2 bulan. Dan disaat mereka memeriksakan diri ke dokter biasanya kehamilannya sudah berusia 2 atau 3
bulan, 3 bulan pertama kehamilan adalah masa yang sangat penting. Banyak hal-hal penting terjadi sebelum anda
menyadari bahwa anda hamil atau sebelum anda pergi ke dokter.
Pada tahun lalu angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia masih tinggi sekitar 248 per 100.000 kelahiran
hidup ( SDKI, 2007 ) . Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian tersebut, pemerintah mencanangk target
yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2015 adalah angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup, dan pemerintah mencanangkan making pregnancy safer yang pada dasarnya menekankan pada penyediaan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang efektif. Selain itu upaya intervensi strategis dalam pendekatan
safe motherhood yang terdiri dari 4 pilar yaitu :
1.
2.

KB ( Keluarga Berencana )
Pelayanan Antenatal, untuk mencegah adanya komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi di
deteksi sedini mungkin.

3.

Persalinan yang aman

4.

Pelayanan Obstetri esensial

Memastikan bahwa pelayanan obstetric untuk resiko tinggi dan komplikasi tersedi bagi ibu hamil yang membutuhkan.
( Prawirohardjo S, 2007 )

K4 (Kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan) ~ Untuk mendapatkan pelayanan antenatal, yang terdiri atas
minimal 1 kali kontak pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga.
Cakupan K4 di bawah 60% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan
kualitas pelayanan antenatal yang
belum memadai. Rendahnya K4 menunjukkan rendahnya kesempatan untuk menjaring dan menangani risiko tinggi
obstetri.
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
pemerisaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia kehamilan >32 minggu, meliputi anamnese,
pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, pemeriksaan psikologis, pemeriksaan laboratorium bila ada
indikasi/diperlukan, diagnosis akhir (kehamilan normal, terdapat penyakit, terjadi komplikasi, atau tergolong
kehamilan risiko tinggi), sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selaman masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut:
1.

Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12minggu.

2.

Minimal 1 kali pada trimester II (K2), usia kehamilan 13-24 minggu.

3.

Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu.

Dengan pelayanan yang baik, dapat diidentifikasi kehamilan beresiko tinggi dan dilanjutkan dengan perawatan
khusus. Pelayanan antinatal yang berkualitas dan dilakukan sedini mungkin secara teratur akan membantu
pengurangan resiko terhadap kejadian anemia.
Secara ringkas pelayanan antinatal minimal 4 kali salama kehamilan, yaitu:

1 kali pada trimester I,

1 kali pada trimester II dan

2 kali pada trimseter III untuk mendapatkan pelayanan 5T (Depkes RI, 1994).

Pelaksanaa pelayana antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa, bidan di praktek swasta),
pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).

K1 (Kunjungan baru ibu hamil) ~ yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan K1
di bawah 70% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan keterjangkauan
pelayanan antenatal yang rendah, yang mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum cukup aktif.
Rendahnya K1 menunjukkan bahwa akses petugas kepada ibu masih perlu ditingkatkan.
Tujuan K1 Adalah Untuk menfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan
menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
Mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah
dari kelahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya ( JHPIEGO, 2001 ).
Agar tujuan tersebut tercapai, pemeriksaan kehamilan harus segera dilaksanakan begitu terjadi kehamilan yaitu
ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Dan dilaksanakan terus secara berkala selama kehamilan.
Ibu harus melaksanakan pemeriksaan antenatal paling sedikit 4x. Satu kali kunjungan pada trimester I, Satu kali
kunjungan pada trimester II dan dua kali kunjungan pada trimester III ( Prawirohardjo S, 2002 ) .
Kebanyakan mereka harus menyadari bahwa mereka sedang hamil sewaktu kehamilan mereka sudah berusia 1
sampai 2 bulan. Dan disaat mereka memeriksakan diri ke dokter biasanya kehamilannya sudah berusia 2 atau 3
bulan, 3 bulan pertama kehamilan adalah masa yang sangat penting. Banyak hal-hal penting terjadi sebelum anda
menyadari bahwa anda hamil atau sebelum anda pergi ke dokter.
Pada tahun lalu angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia masih tinggi sekitar 248 per 100.000 kelahiran
hidup ( SDKI, 2007 ) . Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian tersebut, pemerintah mencanangk target
yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2015 adalah angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup, dan pemerintah mencanangkan making pregnancy safer yang pada dasarnya menekankan pada penyediaan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang efektif. Selain itu upaya intervensi strategis dalam pendekatan
safe motherhood yang terdiri dari 4 pilar yaitu :
1.

KB ( Keluarga Berencana )

2.

Pelayanan Antenatal, untuk mencegah adanya komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi di
deteksi sedini mungkin.

3.

Persalinan yang aman

4.

Pelayanan Obstetri esensial

Memastikan bahwa pelayanan obstetric untuk resiko tinggi dan komplikasi tersedi bagi ibu hamil yang membutuhkan.
( Prawirohardjo S, 2007 )

https://idtesis.com/k1-kunjungan-baru-ibu-hamil/

Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan rendahnya kualitas berbagai program dalam
upaya penurunana AKI telah dilaksanakan oleh pemerintah seperti dalam program Safe
Motherhood (SM) yang dikenal 4 pilar yaitu : keluarga berencana, persalinan bersih, penanganan masa
nifas dan antenatal care.

FUNGSI PEMERIKSAAN K1- K4


Tujuan Pelayanan Antenatal
1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang
dilahirkan sehat.
2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang
optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.

A. Jadwal kunjungan asuhan antenatal


Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode
angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah
K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia
kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak
dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatkan
serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan
penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan
yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan
diperoleh melalui pengenalan perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan dengan
menggunakan berbagai metoda yang tersedia.
Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan


Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi
Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan
Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan
ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

Perencanaan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
28 36 minggu
: 2 minggu sekali
di atas 36 minggu : 1 minggu sekali
KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan
harus lebih sering dan intensif.

KUNJUNGAN / PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE


1. menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
2. menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3. menentukan status kesehatan ibu dan janin
4. menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko kehamilan
5. menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tujuan kunjungan K1
K1 Kehamilan adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan pemeriksaan kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar pada Trimester pertama
kehamilan, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu dengan jumlah kunjungan minimal satu
kali
Meliputi :
Identitas/biodata
Riwayat kehamilan
Riwayat kebidanan
Riwayat kesehatan
Pemeriksaan kehamilan
Pelayanan kesehatan
Penyuluhan dan konsultasi

serta mendapatkan pelayanan 7T yaitu :


Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Ukur Tekanan Darah
Skrinning status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan
Ukur tinggi fundus uteri
Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
Test Laboratorium (rutin dan Khusus)
Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB
pasca persalinan.
Atau yang terbaru 10T yaitu dengan menambahkan 7T tadi dengan:
8. Nilai status Gizi (ukur lingkar lengan atas)
9. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
10. Tata laksana kasus.
Cakupan K1 yang rendah berdampak pada rendahnya deteksi dini kehamilan berisiko, yang kemudian
mempengaruhi tingginya AKB dan AKI.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tujuan k1 :
Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa ibu
Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau
penggunaan praktek tradisional yang merugikan
Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk
menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya.
mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan
untuk mendeteksi dan mewaspadai.

Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan
hubungan kepercayaan dengan ibu
Mengidentifikasi faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan
sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan pribadi serta keluarga.
Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan mendiskusikan adanya
kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan,
kelahiran atau puerperium.
K1 ini mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai
indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta
kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat (Depkes RI, 2001).
Tujuan Kunjungan k2
K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester II (usia
kehamilan 12 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T atau 10T setelah melewati K1.
Tujuan k2 :
Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa
Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau
penggunaan praktek tradisional yang merugikan
Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk
menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya
Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya)
bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai.
Kewaspadaan khusus mengenai PIH (Hipertensi dalam kehamilan), tanyakan gejala, pantau TD
(tekanan darah), kaji adanya edema dan protein uria.
Pengenalan koplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
Penapisan pre-eklamsia, gameli, infeksi, alat rerproduksi dan saluran perkemihan.
Mengulang perencanaan persalinan.

Tujuan Kunjungan k3 dan k4


K3 dan K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III
(28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.
akhir) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1 dan K2.
Tujuan k4
Sama dengan kunjungan I dan II
Palpasi abdomen
Mengenali adanya kelainan letak dan persentase yang memerlukan kehahiran RS.
Memantapkan persalinan Mengenali tanda-tanda persalinan.

Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :


a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan
b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan

d.
e.

Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan


Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah

http://7langkahvarney.blogspot.com/2012/06/fungsi-pemeriksaan-k1-k4.html

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilannya, dilaksanakan sesuai standar pelayanan
kesehatan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kesehatan (SPK), sedangkan tenaga
kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan
antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat.
Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang
berat badan, pengukuran tinggi badan, tekanan darah,
nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus
uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan
memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan, pemberian zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus),
tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling),
termasuk persalinan dan pencegahan (P4K), serta KB
pasca persalinan.
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan
oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut.
Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi pelayanan
antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan.
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan

untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil, berupa


deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan
komplikasi.
Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil
dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1
dan K4 yang dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil
yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama kali oleh
tenaga kesehatan (untuk perhitungan indikator K1) atau
jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan
minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan di
suatu wilayah pada kurun waktu tertentu (untuk
perhitungan K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang
ada di wilayah kerja dalam 1 tahun.
Cakupan kunjungan K1 dan K4 pada ibu hamil selama 4
tahun terakhir. Terlihat bahwa cakupan K1 tahun 2008
2011 terus mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dapat
dilihat pada grfaik di bawah ini :
Hasil pencapaian cakupan K1 tahun 2011, yang
menunjukkan pencapaian indikator K1 sebesar 86,3%.
Nanga Pinoh merupakan kecamatan dengan pencapaian
K1 tertinggi yaitu sebesar 112,1%. Sedangkan Sokan
adalah kecamatan dengan pencapaian K1 terendah yaitu
sebesar 60,4%. Dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Hasil pencapaian indikator cakupan pelayanan K4 di
Kabupaten Melawi sebesar 81,2% yang berarti tidak

mencapai target rencana strategis (renstra) Kabupaten


Melawi untuk cakupan K4 tahun 2011 yang sebesar 95%.
Nanga Pinoh merupakan kecamatan dengan pencapaian
K4 106,1%. Sedangkan Sokan merupakan kecamatan
dengan pencapaian K4 terendah, yaitu sebesar 56,3%.
Dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap
pemeriksaan kehamilan K4 adalah tingkat pendidikan,
jenis pekerjaan ibu, dan tingkat sosial ekonomi serta jarak
tempuh menuju fasilitas kesehatan yang lumayan jauh.
http://dinkes-kabmelawi.blogspot.com/2012/12/pelayanan-kesehatan-ibu-hamil-k1dan-k4.html

Вам также может понравиться