Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
anatomis
ini
mempunyai
makna
klinis
yang
saluran
udara
terkecil
yang
tidak
mengandung
udara
ketempat
pertukaran
gas
paru-paru.Diluar
bronchiolus
dengan
oksigen
bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk
memungkinkan oksigen berlangsung dan darah menerima sebagai gantinya hasil
buangan oksidasi yaitu karbondioksida.
Perubahan perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam
alveoli, yang disebabkan pernafasan eksterna dan pernafasan interna atau
pernafasan jaringan. Udara (atmosfer) yang dihirup:
Oksigen
: 20%
Karbondioksida
: 0-0,4%
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.
Udara yang dihembuskan:
Nitrogen
:79%
Oksigen
:16%
Karbondioksida
:4-0,4%
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhunyang
sama dengan badan (20 persen panas badan hilang untuk pemanasan uadra yang
dikeluarkan ).
c. Daya muat paru
Besarnya daya muat udara dalam paru 4500 ml- 5000 ml (4,5 5
liter).Udara diproses dalam paru (inspirasi dan ekspirasi) hanya 10% kurang lebih
500 ml disebut juga udar a pasang surut (tidal air) yaitu yang dihirup dan yang
dihembuskan pada pernafasn biasa. Pada seorang laki- laki normal (4-5 liter) dan
pada seorang perempuan (3-4 liter). Kapasitas (h) berkurang pada penyakit paruparu) dan pada kelemahan otot pernafasan.
d. Pengendalian pernafasan
Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama
yaitu kimiawi dan pengendalian saraf. Adanya faktor tertentu, merangsang pusat
pernafasan yang terletak didalam medulla oblongata, kalau dirangsang
mengeluarkan impuls yang disalurkan melalui saraf spiralis ke otot pernafasan
( otot diafragma atau interkostalis).
Pengendalian oleh saraf
Pusat pernafasan adalah suatu pusat otomatik dalam medulla
oblongata mengeluarkan impuls eferen ke otot pernafasan, melalui
Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut oksigen dapat diatur
menurut keperluan orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya, kalau tidak
mendapatkannya selam kurang lebih 4 menit dapat mengakibatkan kerusakan
pada otak yang tidak dapat perbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan
genting timbul bila misalnya seorang anak menutupi kepala dan mukanya dengan
kantong plastik menjadi lemas. Tetapi hanya penyediaaan oksigen berkurang,
maka pasien menjadi kacau pikirannya, ia menderita anoxia serebralis. Hal ini
terjadi pada orang yang bekerja dalam ruangan sempit tertutup seperti dalam
ruang kapal, oksigen yang ada mereka habiskan dan kalau mereka tidak diberi
oksigen untuk bernafas atau tidak dipindahkan ke udara yang normal, maka akan
meninggal karena anoxemia. Istilah lain adalah hypoxemia atau hipoksia. Bila
oksigen didalam darah tidak mencukupi maka warna merahnya hilang dan
berubah menjadi kebiru- biruan, bibir telinga, lengan dan kaki pasien menjadi
kebiru- biruan dan keadaan itu disebut sianosis (Pearce, C. Evelyn 2002).
B. DEFINISI
Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer &
Suzanne C, 2002 ). Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang
berbercak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga
melibatkan bronchi. (Sylvia A. Price & Lorraine M.W, 2006).
Bronkho pneumonia adalah salah satu peradangan paru yang terjadi pada
jaringan paru atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratus
bagian atas selama beberapa hari. Yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing lainnya. (Dep. Kes. 1996 :
Halaman 106).
C. KLASIFIKASI, ETIOLOGI, DAN PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasarkan Reeves (2001) :
a. Community Acquired Pneunomia dimulai sebagai penyakit pernafasan
umum dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia Streptococal
carinii
pneumonia
(CPC).
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan
abses luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau
terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul
(virus). Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih.
b. GDA : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Keperawatan yang
dapat
diberikan
pada
klien
bronkopneumonia adalah:
a. Menjaga kelancaran pernapasan
b. Kebutuhan istirahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Mencegah komplikasi atau gangguan rasa nyaman dan nyaman
Sementara Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan adalah:
a. Oksigen 2 liter/menit (sesuai kebutuhan klien)
b. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip
c. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk transpor muskusilier
d. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit (Mansjoer A,
2000).
G. MASALAH KEPERAWATAN YANG PERLU DIKAJI
a. Fokus Pengkajian
panjang
dan
lama
yang
disertai
wheezing
(pada
Bronchopneumonia).
e. Pengkajian Fisik
Inspeksi : Perlu diperhatikan adanya takhipnea, dispnea, sianosis
sirkumoral, pernafasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula
non produktif menjadi produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik
nafas pada pneumonia berat, tarikan dinding dada akan tampak jelas.
Palpasi : Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar,
fremitus raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit dan nadi
mengalami peningkatan.
Perkusi : Suara redup pada sisi yang sakit.
Auskultasi : Pada pneumoniakan terdengar stidor suara nafas berjurang,
ronkhi halus pada sisi yang sakit dan ronkhi pada sisi yang resolusi,
pernafasan bronchial, bronkhofoni, kadang-kadang terdenar bising gesek
pleura.
f. Data Fokus
Pernapasan
Gejala : takipneu, dispneu, progresif, pernapasan dangkal, penggunaan
obat aksesoris, pelebaran nasal.
Tanda : bunyi napas ronkhi, halus dan melemah, wajah pucat atau
sianosis bibir atau kulit
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah keperawatan yang lazim muncul, yaitu (Nurarif,2013):
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d peningkatan produksi sputum
2. Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi
3. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolus kapiler
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum
5. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d. kehilangan cairan berlebih
6. Intoleransi aktivitas b.d insufisiensi O2 untuk aktivitas sehari-hari
I. PRIORITAS TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d peningkatan produksi sputum
2. Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi
3. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolus kapiler
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum
K. DAFTAR PUSTAKA
Ackley BJ, Ladwig GB. 2011. Nursing Diagnosis Handbook an EvidenceBased Guide to Planning Care. United Stated of America : Elsevier.
Bulechek GM, Butcher HK, Dochterman JM. 2009. Nursing Interventions
Classification (NIC) Fifth Edition. United States of America: Mosby Elsevier
Departemen Kesehatan RI.1996. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat,
Jakarta :Depkes
Doenges, Marilynn.(2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakata :
EGC.
Mansjoer, Arif.2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3 Jilid ke 2. Jakarta:
Media Aesculapius.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Martin tucker, Susan. 2000. Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan,
Diagnosis, Dan Evaluasi halaman 247.Jakarta: EGC
Moorhead S, Johnson M, Maas ML, Swanson E. 2009. Nursing Outcome
Classification (NOC) Fourth Edition. United States of America: Mosby
Elsevier.
Nurarif AH, Kusuma H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosa Medis, NANDA, dan NIC-NOC. Yogyakarta : Media Action.
Pearce, C. Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
Reevers, Charlene J, et all .2001. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta :
Salemba Medica.
Sandra M Nettina.2001. Lippincott Manual Praktik Keperawatan. Jakarta:
EGC
Smetlzer SC, Bare BG. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddart . Jakarta: EGC
Sylvia A. Price & Lorraine M.W. 2006.Patofisiologi konsep klinis dan prosesproses penyakit. Jakarta: ECG
Wiley, Blackwell. 2009. Nursing Dianoses Definition and Classification 20092011. United States of America: Mosby Elsevier.