Вы находитесь на странице: 1из 13

ALAM SEMESTA DAN GALAKSI

A. Asal Usul Alam Semesta


Teori yang kini banyak pendukungnya menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari
ledakan besar (Big Bang ) sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu. Semua materi dan energi yang
kini ada di alam satu titik tak berdimensi yang berkerapatan tak terhingga. Tetapi ini jangan
dibayangkan seolah-olah titik itu berada di suatu tempat di alam yang kita kenal sekarang ini.
Yang benar, materi, energi dan ruang yang ditempatinya seluruhnya bervolume amat kecil, hanya
satu titik tidak berdimensi.
Materi pembentukan bumi pun diyakini berasal dari debu dan gas antar bintang yang
berasal dari ledakan bintang di masa lalu. Jadi seisi alam ini memang berasal dari satu kesatuan.
Walaupun tidak terlalu banyak pendukungnya, beberapa pakar kosmologi dan fisikawan teoritis
mengungkap bahwa alam ada awalnya. Beberapa teori lain menyatakan bahwa tidak ada batas
dalam waktu dan tidak ada singularitas Big Bang.
Demikian juga bahwa sejak dahulu kala orang ingin menerangkan tentang alam semesta,
penyelidikan antariksa sudah dikerjakan oleh bangsa Yunani Kuno, dan penyelidikan itu
berkembang terus hingga sekarang dengan menggunakan peralatan dan pengetahuan yang tinggi.
1. Pandangan Yunani Kuno
Pada waktu dahulu orang Yunani mengira bahwa bumi dan langit sangat dekat, dan bumi
adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan langit itu. Mereka beranggapan bahwa bumi diatur
oleh beberapa Dewa diantaranya Dewa Zeus sebagai Dewa Guntur Dan Dewa Helius sebagai
Dewa matahari.
Anggapan itu makin lama makin tidak diikuti oleh masyarakat, berkat pengamatan yang
lebih teliti oleh orang-orang di zamannya. Pythagoras yang hidup 2500 tahun yang lalu
mengatakan bahwa bumi itu seperti bola yang tanpa ujung pangkal. Sedangkan Aristoteles
seorang ahli filsafat Yunani yag hidup 200 tahun setelah Pythagoras mencoba menerangkan
peredaran bulan, venus, mars dan planet-planet lain. Aristoteles berpendapat bahwa diatas bumi
terdapat delapan langit yang terdiri dari kristal kaca tembus cahaya. Langit, bulan yang beredar

pada bumi dianggap terikat pada bumi merupakan langit terdekat. Kenudian diatasnya terdapat
langit mars, langit Yupiter dan langit Saturnus. Sedangkan bintang-bintang terdapat pada langit
delapan.
Ptolomeus seorang ahli filsafat Yunani lain yang hidup 100 tahun setelah Aristoteles
menyusun teori baru kosmos dan ia mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa benda-benda
langit itu semua beredar mengelilingi bumi pada ruang yang kosong. Kemudian teori itu diakui
kebenarannya oleh Gereja Kristen 200 tahun setelah Ptolomeus meninggal di Iskandaria (Mesir).
2. Pandangan Lebih Maju di Luar Yunani
Copernicus lahir di Torum Polandia (1473-1543) dia belajar astronomi di Itali, setelah
bertahun-tahun menyelidiki bintang-bintang dan planet-planet, ia menarik kesimpulan bahwa
hanya bulan saja yang betul-betul beredar mengelilingi Bumi, sedangkan planet-planet lain tidak,
tetapi semuanya mengelilingi matahari. Copernicus waktu itu merahasiakan penemuannya
karena takut di hukum.
Galileo Galilei yang pada zamannya telah ditemukan teleskop, sebagai alat yang sangat
penting bagi pengamatan benda-benda langit. Pada tanggal 7 Januari 1610 dengan menggunakan
teleskop menemukan bahwa Yupiter bukan hanya sebuah titik kecil, melainkan sebuah bola besar
dengan empat buah piringannya. Ia menemukan jalur hitam di permukaan bulan dan di duga laut
atau samudra. Dia juga membenarkan teori Copernicus, karena dia menyetujui teori Copernicus,
maka ia dia dihukum atau dipenjara oleh pengadilan Gereja sampai meninggal.
3. Pandangan Modern Terhadap Asal-Usul Semesta
Ada dua golongan besar materi yang memperkirakan terjadinya tata surya, yaitu :
1) Tata surya berasal dari matahari yang sebagian materinya terlepas dan menjadi planetplanet serta satelit-satelit. Teori-teori terkenal yang mendukung teori ini diantaranya :
a) Teori pasang surut, yang dikemukakan oleh Jeans (1901). Teori ini menyatakan bahwa ada
bintang besar yang mendekati matahari, sehingga timbul efek pasang pada kabut matahari.
Akibat daya tarik bintang besar tadi, sebagian massa matahari tertarik dan terlepas dari matahari
yang selanjutnya mendingin dan terbentuk planet-planet dan satelit-satelit tata surya.

b) Teori Bintang Kembar, yang menyatakan bahwa matahari adalah bintang kembar, kemudian
satu bintang meledak dan pecahannya mendingin membentuk planet-planet dan satelit-satelit.
Karena semuanya terpengaruh oleh gaya gravitasi matahari, maka planet-planet itu beredar
mengelilingi matahari.
2) Tata surya berasal dari kabut asal atau Nebula, yang terdiri dari Helium dan Hidrogen. Teori
ini dikenal dengan teori Nebula yang mula-mula dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755)
dan Pierre de Laplace (1796).
1) Teori Nebula Kant, menyatakan bahwa diangkas berisi berbagai macam gas. Gas-gas yang
massanya besar menarik gas-gas yang ada di sekelilignya. Bagian-bagian kecil itu menyatukan
dirinya sehingga membentuk kabut yang besar yang selanjutnya menjadi matahari. Akibat
tumbukan bola-bola gas tadi menyebabkan kabut itu menjadi panas dan berputar. Kabut itu
selanjutnya mendingin yang mengakibatkan putarannya menjadi lebih cepat. Di tempat putaran
yang paling cepat yaitu di khatulistiwa bola itu terlontarkan bola-bola gas yang kemudian
mendingin dan membentuk planet-planet.
2) Teori Nabula Laplace, pada prinsifnya sama dengan teori yang dikemukakan oleh Kant.
Laplace beranggapan bahwa sejak semula kabut-kabut itu memang telah berputar dan dalam
keadaan panas. Gas yang berputar itu mulai mendingin dan mengakibatkan perputarannya
bertambah cepat. Bagian kutup menjadi papat dan didaerah khatulistiwa terjadi penumpukan gas.
Akibatnya berputar makin cepat disertai penyusutan maka sebagian gas pada daerah khatulistiwa
itu terlepas. Gas-gas itu mendingin dan menjadi planet-planet yang berputar mengelilingi massa
asalnya.
Menurut teori ini, karena perputarannya maka nebula yang berputar itu menjadi pipih
seperti piringan yang dikenal sebagai kabut pilin. Inti kabut pilin itu merupakan bagian yang
paling panas yaitu matahari, dan bagian yang diluar mendingin sehingga berkondensasi menjadi
planet-planet.
Teori ini kemudian diperbaiki oleh Fred Hoyle dan Hanes Alven (1950-an) yang
menjelaskan

perlambatan

perputaran

matahari

yaitu

karena

medan

magnetig

yang

menghubungkan matahari dengan piringan gas yang berputar bersamanya memindahkan momen
sudut putar dari matahari ke planet-planet, sehingga kecepatan perputaran planet-planet
betambah sedangkan percepatan matahari sendiri berkurang.

Dengan anggapan dasar bahwa hanya satu macam hukum alam yang berlaku untuk seluruh alam
semesta, maka tata surya sebagai satu bagian besar, untuk mengajukan hipotesis-hipotesis yang
sejalan dengan tentang terjadinya alam semesta. Dari kosmologi yang telah maju dikemukakan
teori-teori tentang terjadinya alam semesta, dimana teori-teori itu dapat dikelompokkan menjadi
tiga model atau teori. Ketiga-tiganya telah disepakati mengenai satu azas yang sama bahwa alam
semesta itu memuai, hal ini berdasarkan pengamatan bahwa hampir semua galaksi sekarang
kelihatan saling menjauh. Ketiga teori itu adalah :
a. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)
Timbulnya suatu pendapat yang mengusulkan model alam semesta yang paling
sederhana, yaitu model yang dinamakan model keadaan tetap. Ahli-ahli astronomi yang
mendukung teori ini diantaranya Fred Hoyle, herman Bondidan Thomas Gold. Pendukung teori
keadaan tetap mengajukan model alam semesta berdasarkan prinsif kosmologi sempurna yang
menyatakan bahwa alam semesta sama dimanapun dan bilamanapun juga. Oleh karena itu
hipotesis itu dikenal dengan Kosmologi Keadaan Tetap (Steady State Cosmology). Pengertian
lain yang digunakan adalah bahwa alam semesta lebih kurang sama, bukan hanya dimana-mana
tetapi juga setiap saat.
Berdasarkan asumsi tersebut Bondi dan Gold menganggap segala sesuatu di alam
semesta ini kelihatannya sama meskipun galaksi-galaksi saling menjauh satu dengan yang lain.
Secara ringkas teori ini menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk (lahir), tumbuh menjadi
tua dan akhirnya mati pada saat bintang-bintang yang mendukung galaksi itu berevolusi
mencapai keadaan bajam putih atau disebut juga katae putih. Dengan terbentuknya materi-materi
baru, maka menurut teori ini alam semesta tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya, atau
dengan kata lain tanpa awal dan tanpa akhir.
Ada sanggahan bahwa materi tidak dapat di bentuk secara spontan tanpa bahan dasar, maka
teori itu menyatakan tidak telalu sukar untuk membayangkan terbentuknya materi secara
perlahan-lahan dan stabil.
b. Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)
Teori dentuman besar lahir dari pemikiran ahli antrofisika George Gamow, ahli fisika
Amerika kelahiran Rusia, dengan beberapa rekannya seperti : Ralth Alper, Hans Bethe, dan

Robert Herman. Pada akhir tahun 1940-an Gamow mengemukakan gagasan bahwa seluruh
bahan dan tenaga dalam alam semesta pernah terpadu dalam satu bola raksasa. Bola yang terdiri
dari neutron dan tenaga pancaran ini dinamainya Ylem.
Menurut aliran ini ada dua massa penting yang berlangsung selama sejarah awal alam semesta.
1)

Era radiasi dari saat alam semesta baru lahir sedetik samai sejuta tahun kemudian.

2)

Era pendinginan dari alam semesta berumur sejuta tahun dan terus berlanjut Selama gerak

memuai alam semesta yang diikuti dengan alam senyat gema sisa dentuman besar. Sisa gema itu
akan tertangkap dalam bentuk radiasi bersuhu K.
Era radiasi diduga mempunyai suhu sepuluh milyar derajat pada saat terbentuknya fusi
Hidrogen menjadi Helium. Sebelum saat tersebut ada beberapa fase yang yang telah dilalui yaitu
sejauh ilmu fisika dapat menjelaskan yang hanya mampu dikenal pada saat alam semesta
berumur detik berdasarkan hasil perhitungan Planck. Dari batas dinding Planck kita memasuki
masa Jiffi (sekejap) yaitu pada usia alam semesta detik. Pada masa itu jari-jari alam semesta
sebesar cm dan kerapatannya kali kerapatan air. Selanjutnya memasuki era Quark dimana
partikel-partikel saling bertumpang tindih dan tidak berstruktur. Masa itu diikuti dengan
pembentukan hadron yang kerapatannya satu milyar ton per sentimeter kubik. Hal itu terjadi
sampai sepersepuluh ribu detik pertama dengan era pembentukan lepton yang dimulai setelah
usia alam semesta trilyunan kali kerapatan air. Selanjutnya masuk masa radiasi Gamow.
Pada masa usia alam semesta , tahun maka suhu K. pada usia 100 juta tahun-semilyar tahun
pembentukan galaksi berlangsung yaitu pada saat galaksi berupa kabut pilin yang berputar
membentuk piringan raksasa dan pada usia 4,6 milyar tahun terbentuklah keluarga matahari (tata
surya).
c. Teori Oscilasi (Oscilation Theori)
Pendapat ini juga disebut teori alam semesta berayun yang berpendirian bahwa semua
materi bergerak saling menjauh dan bermula dari masa termampat. Materi itu akhirnya melambat
yang pada suatu saat akan lebih lambat dari kecepatan lepas kritis, berhenti dan mulai mengkerut
lagi akibat gaya gravitasi. Materi tersebut akan termampat dan meledak lagi dilanjutkan dengan
pemuaian lagi. Dalam proses itu tidak ada materi yang rusak ataupun tercipta, melainkan hanya

berubah tatanannya atau hanya mengalami goyangan (oscillation), dengan demikian teori itu
merupakan teori yang mempertahankan bahwa alam semesta itu terhingga dan bukan tak
terhingga.
Berbagai teori tadi yang meramalkan tentang ukuran alam semesta terhadap waktu
diperoleh gambaran grafik sebagai berikut :
Penzias dan Wilson ternyata menangkap radiasi dari gelombang radio mikro yang memebuhi
persyaratan untuk radiasi dari benda hitam dengan suhu K. gelombang itu rupanya dating dari
segala arah seakan-akan seluruh bola langit memancarkan radiasi itu. Pengamatan lain
menghasilkan ditemukannya garis CN pada spectra bintang Zeta Ophiuchi dan Zeta Persel, yang
menunjukkan suatu penguraian yang mungkin dari molekul CN secara eksitasi dan menghasilkan
radiasi gelombang mikro yang seolah-olah berasal dari benda hitam yang suhunya antara -K arah
datangnya radiasi, ditangkap dari segala arah maka disimpilkam bahwa pusat alam semesta
maupun asal-usulnya ada disekeliling kita. Pada kenyataannya berdasarkan hasil pengukuran
ditunjukkan bahwa latar belakang gelombang mikro itu sama intensitasnya meskipun dideteksi
dari arah yang berbeda di angkasa.
B. GALAKSI-GALAKSI
Bila kita memandang langit yang tidak ada bulan pada malam yang gelap dan bersih dari
awan, maka disamping melihat ribuan bintang berkelap-kelip itu, kita akan melihat sebangsa
awan atau kabut putih yang panjang diatas kita. Kabut itu dikenal dengan Milky Way atau kabut
susu atau lebih dikenal lagi dengan Bima Sakti. Sepintas lalu kelihatannya seperti awan yang
samar-samar, namun bila diperhatikan agak lama, akan tampaklah beratus-ratus kelap-kelip kecil
memenuhi kabut itu, dimana itu sesungguhnya tak lain adalah bintang-bintang juga. Bima Sakti
yang terdiri dari kumpulan bintang-bintang itu disebut galaksi.
Kira-kira 30 Tahun yang lalu sebelum orang membuat teleskop Nouut Polmar, jumlah bintang
pada Bima sakti yang dapat diamati oleh para sarjana hanya sekitar dua milyar (2.000.000.000).
tetapi setelah dunia astronomi memiliki teleskop Nouut Polmar yang diameter lensanya dua
ratus inchi, maka jumlah bintang yang dapat diamati di Bima Sakti ditaksir lebih dari saratus
milyar (100.000.000.000).

1. Hipotesa Terjadinya Galaksi


Untuk memperoleh persepektif lebih baik tentang galaksi-galaksi, terutama tentang terjadinya
atau galaksi yang paling awal lahir, perlu kembali kita memperhatikan era dentuman besar yang
mengambarkan asal-usul alam semesta. Pada mulanya memang terdapat kesulitan dalam
mempelajari periode awal, tetapi beberapa tahun terakhir setelah dipelajari sebagian besar
masalahnya, para ahli mulai mengembangkan hipotesis-hipotesis dasar pemikiran bahwa :
1.

Semua galaksi berumur hampir sama, setidak-tidaknya sedikit lebih kurang dari umur
alam semesta sendiri. Maka diperkirakan terbentuk dan berkembang dari materi yang
dihasilkan dari peristiwa dentuman besar yang mengawali terbentuknya alam semesta.

2.

Dari kenyataan hasil pengamatan bahwa galaksi-galaksi yang terbentuk, mengarahkan


kita pada dugaan (asumsi) dimana telah terjadi kondisi atau sifat inhomogenitas di dalam
ledakan itu atau setidak-tidaknya sifat inhomogenitas itu berkembang segera setelah
dentuman besar berlangsung.

1. Dua pendapat yang bertentangan


1.

a. Pendapat Kelompok Chaostic

Pendapat ini dikemukakan oleh kelompok sarjana kosmologi modern yakin bahwa karena
ledakan itu seluruhnya porak-poranda, hancur berantakan (chaos). Tetapi secara perlahan-lahan
menurut selama waktu periode yang lama sampai menjadi satu alam yang homogeny seperti
keadaan sekarang.
Dasar teori kelompok sarjana kosmologi adalah karena dapat mengungkap problemaproblema terperici terhadap peristiwa kekacauan turbelensi tertentu. Menurut teori ini distribusi
materi ini akan menghasilkan tipe alam yang kita saksikan sekarang. Disamping keunggulan
pada teori ini terdapat rintangan-rintangan di dalamnya mengenai :
1)

Diperlukan mekanisme yang menerangkan proses yang perlahan-lahan menenangkan

kekacuan ini.
2)

Sebaliknya mekanisme ini memerlukan sejumlah energi, yang seharusnya kita masih dapat

menvaksinkan atau menemukan sebagian energi ini di angkasa (langit) sekarang. Untuk itu
sampai sebegitu jauh kita belum mendeteksi adanya sinyal energi itu.

b. Pendapat Kelompok Quiescent


Pendapat ini dikemukakan oleh sekelompok sarjana kosmologi yang percaya bahwa alam
sebenarnya mempunyai suatu jumlah kecil kondisi yang inhomogenis yang lambat laun
berkembang membentuk galaksi-galaksi dalam suasana tidak bergerak atau diam (quiescent).
Dasar teori kelompok ini adalah kita harus dan terpaksa menyebut fluktuasi (fluctuate = berubahubah) tentu yang sampai kinipun tidak berhasil dan tidak dapat menemukannya. Para sarjana
kosmologi umumnya menanamkan flultuasi ini sebagai ketidakstabilan gravitasional.
Kita hanya berspekulasi apa yang menyebabkan hal itu terjadi, tetapi sejumlah dugaan
ilmiah menyebutkan diantaranya bahwa :
1)

Black hole mini primordial telah tercipta pada periode ini dan hal itu berperan

menimbulkan fluktuasi-fluktuasi gravitasional hebat.


2)

Black hole merupakan benih-benih di mana glaksi-galaksi terbentuk disekitarnya.

3)

Para ahli astronomi berpendapat bahwa quasar-quasar berada pada pusat-pusat galaksi

yang kelihatan bercahaya terang.


4)

Hipotesis yang paling baik tentang sifat alami quasar itu menunjukkan bahwa energi massif

quasar dapat dihasilkan oleh black hole.


5)

Dari dugaan-dugaan itu sangat memungkinkan bahwa teori-teori itu mempunyai dasar

pegangan yang kuat.


2. Ciri-ciri Galaksi dan macamnya
a. Ciri-ciri galaksi
Beberapa pendapat mengatakan bahwa galaksi merupakan gabungan dari konstelasikonstelasi bintang. Konstelasi adalah kumpulan atau gabungan dari sejumlah tata surya, dimana
sebagai contoh bahwa tata surya kita berada di dalam galaksi Bima Sakti. Galaksi-galaksi itu ada
yang besar dan ada yang kecil, setiap galaksi mengandung rata-rata satu milyar bintang lebih dan
barang kali mengandung planet yang jumlahnya jauh lebih banyak lagi. Adapun ciri-ciri galaksi
diperkirakan sebagai berikut :

1)

Galaksi itu mempunyai cahaya sendiri, jadi bukan cahaya pantulan.

2)

Galaksi-galaksi lainnya terlihat di luar jalur galaksi Bima Sakti, jauhnya jutaan tahun

cahaya.
3)

Galaksi-galaksi itu mempunyai bentuk-bentuk tertentu.

4)

Jarak antar galaksi jutaan tahun cahaya.


Dari pengetahuan gambar galaksi luar dapat segera dilihat bahwa sebuah galaksi mempunyai

komponen pusat yang terang dan piringan yang lemah cahaya tapi berdimensi lebih luas
dibanding dengan pusatnya. Namun juga sering ditemui bentuk galaksi yang berbentuk tidak
beraturan. Orientasi galaksi yang acak juga memberi kesempatan manusia bisa memperoleh
gambar bentuk galaksi dilihat dari berbagai sisi. Secara singkat komponen system tata bintang
dapat dibagi atas :
1. Pusat atau inti Galaksi ( Bulge )
Pusat galaksi diselubungi kawasan Bulge. Bulge terdiri dari bintang raksasa atau bintang
berevolusi lanjut terdistribusi hingga 3 kpc dari pusat galaksi. Bulge terbagi menjadi Bulge
dalam (< 1 kpc) dan Bulge luar (1 kpc < R < 3 kpc). Bulge dalam dihuni dengan bintang raksasa
merah pemancar radiasi infra merah kuat, kemungkinan berasal dari bintang yang bermassa lebih
besar. Distribusi bintang pemancar IR kuat menunjukkan bintang distribusi dalam kawasan
Bulge sekitar 1,3 kpc 1,5 kpc dari pusat galaksi. Bulge luar terdiri dari bintang pemancar IR
yang relative lemah. Didaerah batas antara Disk Bulge terdapat kawasan expanding-arm 3 kpc
dari pusat galaksi.
2. Piringan Galaksi (Galactic Disk)
Secara global materi yang terdistribusi dalam Disk atas terdiri dari bintang, debu dan gas.
Melalui distribusi bintang komponen bintang penghuni Disk dibagi menjadi komponen Disk
Dalam dan komponen Disk Luar. Lengan spiral galaksi merupakan pola yang berada dalam
piringan galaksi, bagian dari Disk Dalam. Sekarang dikemukakan adanya komponen Spheroidal,
merupakan komponen Disk Luar. Gugus bintang bola juga merupakan komponen Disk Luar.

3. Halo Galaksi
Komponen Halo berada sekitar 50.000-100.000 tahun cahaya dari Pusat Galaksi (atau sekitar
15 kpc). Keberadaan Halo Galaksi tidak bisa dikenali dengan mata telanjang. Foto inframerah
tidak menampakkan tanda-tanda adanya pengelompokan bintang inframerah di sekitar kawasan
Halo atau Korona Galaksi. Komponen Halo dibagi menjadi komponen terang dan kelompok
gelap.
4. Korona Galaksi
Stabilitas kurva Galaksi mengindikasikan adanya korona galaksi. Komponen korona galaksi
mungkin berupa bintang yang terlalu lemah cahayanya sehingga tidak terdeteksi dengan teleskop
optic maupun teleskop inframerah. Komponen korona galaksi tersebut juga tidak terdeteksi
dengan teleskop radio. Oleh karena itu timbul spekulasi bahwa penghuni korona galaksi
kemungkinan adalah partikel erlementer berupa neutrino.

5. Lengan Spiral Galaksi


Sekarang telah diketahui banyak piringan Galaksi (bidang galaksi terletak di dalamnya)
yang mempunyai struktur lengan spiral. Secara alamiah piringan galaksi Bima Sakti juga
diyakini mempunyai struktur lengan spiral.
Ahli-ahli astronomi yang banyak menerangkan tentang galaksi diantaranya Edwin Hubble, Nu
Mayal dan Harlow Shapley. Berdasarkan perbedaannya menurut Hubble, galaksi digolongkan
sebagai berikut :
1. Galaksi Spiral atau bentuk S
Galaksi ini meliputi jumlah 80% dari semua galaksi yang diketahui. Galaksi bentuk S terlihat
seperti pusaran api raksasa dan mempunyai struktur yang paling teratur. Pada umumnya galaksi
bentuk ini mempunyai tiga bagian yang dapat dibedakan dengan nyata yaitu :
1.

Pusat Roda

2.

Selubung yang membungkus pusat, terdiri dari bintang dan gugus bintang.

3.

Piringan dengan lengan spiral.

2. Galaksi Elips atau bentuk E


Galaksi ini meliputi jumlah 17% dari semua galaksi yang diketahui. Galaksi bentuk E terlihat
lebih terang seperti bola lonjong besar yang bersinar. Jika dibandingkan dengan galaksi spiral,
maka galaksi bentuk elips merupakan galaksi yang sederhana karena hanya terdiri :
1.

Pusat Roda

2.

Selubung yang membungkus pusat


3. Galaksi Tak Beraturan atau TB

Galaksi ini meliputi jumlah kurang dari 3% dari semua galaksi yang diketahui. Galaksi TB
terlihat sebagai gumpalan datar atau enggokan bintang yang semakin menebal, sebagian menipis
dalam batas-batas yang tidak jelas.
b. Macam-Macam Galaksi
Sekarang dengan teleskop yang lebih modern lebih banyak ditemukan galaksi-galaksi di alam
semesta. Galaksi-galaksi itu antara lain :
1. Galaksi Bima Sakti
Galaksi Bima Sakti ditemukan pada 18 Juli 1783, oleh seorang astronom Inggris William
Hershel. Galaksi Bima Sakti terdiri atas 400 milyar bintang, dengan garis tengah sekitar 130.000
tahun cahaya (1 tahun cahaya = 9.500 milyar kilometer). Galaksi Bima Sakti merupakan rumah
bagi matahari kita beserta planet-planet yang mengelilinginya.
1.

2. Galaksi Andromeda

Galaksi ini menurut Hubble memiliki keganjilan antara lain :


a)

Pusat galaksi tidak terurai menjadi bintang-bintang terpisah.

b)

Gugus bulatnya empat kali lebih redup dari pada gugus bulat Bima Sakti.

Keadaan lain dari galaksi ini adalah sebagai berikut :


1.

Galaksi Andromeda dari bumi berjarak lebih dari dua juta tahun cahaya.

2.

Spiralnya terdiri dari tujuh lengan membelit ketat dan tergores debu serta bernyala biru
akibat cahaya bintang muda yang bermasa besar.

3.

Intinya sangat terang dan berwarna putih, tetapi disekitarnya tampak sejumlah gugus
bintang-bintang selubung yang sudah tua dan berwarna merah jambu.

4.

Dua satelit Andromeda yakni NGC 205 dan NCG 221 terlihat disebelah kiri pusat
Andromeda dimana disebelah kanan bawah pusat tersebut.
3. Galaksi Dolar Perak (Silvery Coin)

Berupa galaksi spiral pipih NGC 233, kira-kira sejauh 13 juta tahun cahaya. Karena demikian
dekat kecepatan majunya mengalahkan kecepatan pemuaian kosmos. Ini merupakan salah satu
dari beberapa galaksi yang mendekati galaksi Bima Sakti.
4. Galaksi Roda Biru (Blue Pin Whell) M 33
Berupa galaksi spiral yang kecil dan paling dekat sehingga para astronom dengan jelas dapat
melihat bintangnya, terletak kira-kira sejauh 2 juta tahun cahaya.
5. Galaksi Pusaran Air M 51
Sebagai galaksi spiral yang terlentang dan didampingi oleh pengiring yakni sebuah galaksi yang
tidak teratur. Lengannya diterangi bintang maha besar.
6. Kabut magelian (Magellanic Clouds)
Gugus bintang ini disebut kabut Magellan karena ditemukan oleh Magellan pada tahun 1519.
Berupa galaksi-galaksi yang terletak di konstelasi Darado dan Tucana. Kabut yang terang dan
besar di sebut Mangellan Besar dan yang kecil disebut Mangellan kecil.

1.

II. KESIMPULAN

Alam semesta merupakan suatu ruang tanpa batas dan sangat luas. Alam semesta kira-kira
terbentuk ribuan juta bersamaan dengan adanya letusan-letusan besar. Teori yang menyatakan
terbentukannya alam semesta antara lain :
1)

Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory), yaitu bahwa alam semesta lebih kurang sama,

bukan hanya dimana-mana tetapi juga setiap saat.


2)

Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory), menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari

ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut
materi-materi dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-

materi tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan
partikel-partikel lain.
3)

Teori Oscilasi (Oscilation Theori), Pendapat ini juga disebut teori alam semesta berayun

yang berpendirian bahwa semua materi bergerak saling menjauh dan bermula dari masa
termampat.
Galaksi adalah suatu sistem bintang atau tatanan bintang-bintang. galaksi tersusun secara
menggerombol dan tiap-tiap anggota galaksi memiliki gaya tarik-menarik (gravitasi). Para ahli
mulai mengembangkan hipotesis-hipotesis dasar pemikiran bahwa :
1.

Semua galaksi berumur hampir sama, setidak-tidaknya sedikit lebih kurang dari umur
alam semesta sendiri. Maka diperkirakan terbentuk dan berkembang dari materi yang
dihasilkan dari peristiwa dentuman besar yang mengawali terbentuknya alam semesta.

2.

Dari kenyataan hasil pengamatan bahwa galaksi-galaksi yang terbentuk, mengarahkan


kita pada dugaan (asumsi) dimana telah terjadi kondisi atau sifat inhomogenitas di dalam
ledakan itu atau setidak-tidaknya sifat inhomogenitas itu berkembang segera setelah
dentuman besar berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang, dkk. 2009. GEOGRAFI untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Grahadi.
Stott, Carrle, 2007. Bintang dan Planet. Jakarta : Erlangga.
http://langitselatan.com/2008/10/05/bahwa-alam-semesta-sudah-tua/
http://jv.wikipedia.org/wiki/Galaksi
http://risalnarazinedine.blogspot.com/2008/11/galaksi-di-alam-semesta.html

Вам также может понравиться