Вы находитесь на странице: 1из 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DI


RUMAH

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Alifiatul Oza H
Arini Dwi P
Dian Permatasari
Eftian Nur Alifah
Eka septia rini
Isna Ratri R.
Lutfi Kurniati
Luthfi Faizal
Novita Tri W
Pradita Anartiwi
Resti Rizki O.
Roletta Perianggani
Ronggo Selviano
Septian Yogi P
Siska Septiana H.
Tri Widianto
Tyas Aminurrokhmah

P17420211052
P17420211056
P17420211061
P17420211063
P17420211064
P17420211073
P17420211076
P17420211077
P17420211082
P17420211085
P17420211088
P17420211089
P17420211090
P17420211093
P17420211094
P17420211097
P17420211098

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2013/2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Pokok Bahasan

: Perawatan Pasien Gangguan Jiwa

2. Sub Pokok Bahasan : Peran Keluarga dalam


Perawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah
3. Penyuluh : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Semarang Prodi DIII Keperawatan Purwokerto
4. Sasaran
: Keluarga Pasien Gangguan Jiwa di Poli
5. Waktu
7. Hari/Tanggal

Jiwa RSUD Banyumas


: 30 menit
6. Tempat
: di Poli Jiwa RSUD Banyumas
: Rabu, 28 Agustus 2013

A. Latar Belakang
Seringkali penderita yang mengalami gangguan jiwa mengalami kekambuhan sehingga ia
harus menjalani perawatan dan pengobatan yang berulang/ keluar masuk rumah sakit jiwa.
Banyak faktor yang memicu terjadinya kekambuhan yaitu faktor lingkungan, keluarga,
penyakit fisik, maupun faktor dari dalam individu itu sendiri.
Lingkungan dan keluarga mempunyai andil yang besar dalam mencegah terjadinya
kekambuhan pada penderita dengan gangguan jiwa, oleh karena itu pemahaman keluarga
mengenai kondisi penderita serta kesediaan keluarga dan lingkungan menerima penderita apa
adanya dan memperlakukannya secara manusiawi dan wajar merupakan hal yang mendasar
dalam mencegah kekambuhan penderita.
Oleh karena itu penyuluh mengambil tema Peran Keluarga dalam Perawatan Pasien
Gangguan Jiwa diharapkan keluarga dan lingkungan akan lebih mampu merawat dan
mencegah terjadinya kekambuhan pada anggota keluarga/masyarakat yang mengalami
gangguan jiwa.

B. Tujuan :
1. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga sasaran dapat
memahami tentang pentingnya peran keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa
di rumah.
2. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan sasaran dapat:
1. Menjelaskan secara singkat pengertian gangguan jiwa
2. Menjelaskan tanda dan gejala gangguan jiwa

3.
4.
5.
6.

Menyebutkan penyebab gangguan jiwa


Menyebutkan obat dan efek sampingnya
Menyebutkan peran dan fungsi keluarga
Menyebutkan cara perawatan pasien gangguan jiwa di rumah

C. Kegiatan :
No
.
1

Kegiatan (waktu)
Pendahuluan (5
menit)

Penyajian (20 menit)

Kegiatan penyuluh

Kegiatan peserta

Salam, perkenalan

Menjawab salam

Menyampaikan TIK dan TIU

Mendengarkan

1. Menjelaskan
singkat

secara Mendengarkan
pengertian

gangguan jiwa
2. Menjelaskan tanda dan
gejala gangguan jiwa
3. Menyebutkan penyebab
gangguan jiwa
4. Menyebutkan obat dan
efek sampingnya
5. Menyebutkan peran dan
fungsi keluarga
6. Menyebutkan
perawatan

cara
pasien

gangguan jiwa di rumah


3

Penutup (5 menit)

1. Menyimpulkan
2. Melakukan evaluasi
3. Menutup dengan salam

Mendengarkan
Menanggapi
Menjawab salam

D. Metode dan Media :


1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Media
a. Laptop
b. LCD
c. Leaflet

E. Materi :
1. Menjelaskan secara singkat pengertian gangguan jiwa
2. Menjelaskan tanda dan gejala gangguan jiwa
3. Menyebutkan penyebab gangguan jiwa
4. Menyebutkan obat dan efek sampingnya
5. Menyebutkan peran dan fungsi keluarga
6. Menyebutkan cara perawatan pasien gangguan jiwa di rumah
F. Pengorganisasian
Moderator : Tyas Aminurrokhmah
Penyaji
: Septian Yogi Prasetyo
Observer
: Dian Permatasari, Alifiatul Oza
Notulen
: Resti Rizki Oktaviani , Lutfi Kurniati
Fasilitator : Isna R.R, Eka Septiarini, Luthfi Faizal, Tri Widianto, Novita Tri W, Roletta
Operator
Peserta

P, Eftyan Nur Alifah, Arini Dwi P, Siska Septiana,Pradita Anartiwi


: Ronggo Selviano
: Keluarga pasien di poli jiwa RSUD Banyumas

Keterangan:
: peserta
: fasilitator
: moderator
: observer
: notulen
: operator
: penyaji
G. Evaluasi:
Pertanyaan
1. Apa itu gangguan jiwa?
2. Sebutkan tanda dan gejala gangguan jiwa !
3. Apa saja penyebab dari gangguan jiwa !
4. Sebutkan fungsi keluarga dalam kesehatan jiwa!
5. Apa saja yang perlu diperhatikan dari Perawatan Pasien Gangguan Jiwa?
6. Sebutkan fungsi keluarga dalam upaya mencegah kekambuhan pasien gangguan jiwa!
7. Sebutkan perawatan pasien gangguan jiwa dirumah!

H. Daftar Pustaka

Keliat budi, ana. 1995.Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan
Jiwa.Jakarta:EGC.
Stuart and Sunden. 1998.Pocket Guide To Psychiatric Nursing.Jakarta:EGC.
http://www.psychologymania.com/2012/09/penanganan-gangguan-jiwa.html diakses tanggal
20 agustus 2013

Banyumas, 27 Agustus 2013


Mengetahui,
Pembimbing

Penyuluh

MATERI
A. PENGERTIAN GANGGUAN JIWA
Gangguan mental adalah gangguan

dalam

cara

berpikir

(cognitive),

kemauan( volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).


Gangguan mental adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan
adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau
hambatan dalam melaksanakan peran sosial (menurut Depkes RI, 2000).
Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi,
proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).
B. TANDA DAN GEJALA GANGGUAN JIWA
1. Menarik diri dari interaksi sosial
2. Kesulitan mengorientasikan waktu, tempat, dan orang
3. Mengalami penurunan daya ingat
4. Mengabaikan kebersihan dan penampilan
5. Perasaannya selalu berubah-ubah
6. Enggan melakukan apa-apa
7. Perilakunya aneh
C. PENYEBAB GANGGUAN JIWA
1. Pola asuh keluarga terutama ayah dan ibu yang kurang baik
2. Faktor ekonomi
3. Perceraian
4. Koping yang tidak sehat
5. Kehilangan seseorang yang dicintai
6. Kejadian trauma
7. Faktor keturunan

D. OBAT DAN EFEK SAMPING


Jenis Obat Yang Sering Dipergunakan :
1.
CPZ (Chlorpromazine) : Anti psikosis
Indikasi :
- Penanganan gangguan psikotik seperti skizofrenia, fase mania pada
gangguan bipolar
-

( sampai lithium kerja lambat menimbulkan efek),

psikosis reaksi singkat, dan gangguan skizoafektif.


Ansietas dan agitasi.
Cegukan yang sulit diatasi.
Porfiria intermitten akut.j
Anak hiperaktif yang menunjukkan aktivitas motorik berlebihan.

Masalah perilaku berat pada anak, dikaitkan dengan perilaku

hipereksitasi atau menyerang.


- Mual dan muntah berat.
Efek samping :
- SSP :sedasi, sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, eksaserbasi gejala

psikotik, gejala ekstrapramidal (pseudoparkinsonisme, akatisia, akinisia,


-

distonia, krisis okulogirik).


Kardiovaskuler: hipotensi ortostatik, hipertensi, tachycardia, bradichardia,

henti jantung, perubahan EKG, aritmia, edeme pulmoner.


Kulit : ruam kulit, urtikaria, ptechie, seborhea, fotosensitivitas, eksema,

eritima.
Endokrin : galaktorea, ginomastia (pada pria), perubahan libido, impotensi,

hiperglikemia atau hipoglikemia, amenorhea, ejakulasi retrogad.


Gastrointestinal: mulut kering, mual, muntah, peningkatan selera makan dan
berat badan, anoreksia, dispepsia, konstipasi, diare, ikterus, polidipsia, ileus
paralitik.

2.

Haloperidol

Indikasi :

Penatalaksanaan psikosis kronik dan akut.

Pengendalian tik dan pengucapan vokal pada gangguan tourette.

Penanganan gejala dementia pada lansia.

Pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak.

Efek samping :
-

SSP : sedasi, sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, gejala psikotik


memburuk, gejala ekstrapiramidal, diskinesia tardif, keletihan, edema
serebral, ataksia, penglihatan kabur, sindrom maligna neuroleptik,
kegelisahan,

ansietas,

depresi,

hipertermia

hiperpireksia, stroke karena panas, konfusi.

atau

hiportermia,

Kardiovaskular : hipotensi, hipotensi ortostatik, hipertensi, tachicardia,


bradicardia, henti jantung, perubahan EKG, aritmia, edema paru, kolaps
sirkulasi.

Kulit : ruam kulit, urtikaria, petekia, seborea, fotosensitivitas, ekzema,


eritema, hiperpigmentasi.

Gastrointestinal : mulut kering, mual, muntah, peningkatan selera


makan dan berat badan.

3.

THD ( Trihaexyphenidyl)

Indikasi :
-

Semua bentuk parkinsonisme (terapi penunjang).

Gejala ekstra piramidal ( kecuali diskinesia tardif) berkaitan dengan


obat- obat anti psikotik.

Kerja :
-

Bekerja mengoreksi ketidakseimbangan defisiensi dopamin dan


kelebihan asetilkolin dalm korpus striatum.

Reseptor asetilkolin disekat pada sinaps untuk mengurangi efek


kolinergik berlebih.

Efek samping :
-

SSP : mengantuk, pusing, penglihatan kabur, disorientasi, konvulsi,


hilang memori.

Kardiovaskuler: hipotensi ortostatik, hipotensi, takikardia, palpitasi.

Gastrointestinal: mulut kering, mual, muntah, distress epigastrik,


konstipasi.

Genito urinaria : retensi urin, hesistansi urin, disuria, kesulitan


mencapai atau mempertahankan ereksi.

4. Diazepam

Indikasi :
-

Gangguan ansietas.

Gejala ansietas (efektifitas dalam periode lebih dari 4 bulan belum


dievaluasi).

Gejala putus alkohol akut.

Spasme otot skelet.

Kerja obat :
-

Mendepresi tingkat subkortikal sistem saraf pusat, terutama pada sistem


limbik, dan formasi retikular.

Dapat meningkatkan efek inhibitor kuat GABA di otak sehingga


membuat efek sedasi.

Seluruh tingkat depresi SSP dapat terpengaruh, dari sedasi ringan,


hipnosis, sampai koma.

Efek samping:
-

SSP : mengantuk, keletihan, ataksia, pusing, konfusi, sakit kepala,


sinkop.

Kardiovaskuler: bradikardia, hipotensi, syok, kolaps.

Kulit : ruam, dermatitis, gatal, nyeri pada tempat injeksi.

Gastrointestinal : mulut kering, mual, muntah, diare, konstipasi,


anoreksia, peningkatan atau penurunan berat badan.

E. PERAN DAN FUNGSI KELUARGA


Keluarga adalah suatu sistem artinya bila salah satu anggota keluarga terganggu/sakit
akan mengganggu keluarga lainnya
Alasan utama pentingnya keluarga dalam perawatan jiwa adalah:
Keluarga merupakan lingkup yang paling banyak berhubungan dengan penderita
Keluarga dianggap paling mengetahui kondisi penderita.
Gangguan jiwa yang timbul pada pasien mungkin disebabkan adanya cara asuh
yang kurang sesuai bagi penderita.
Penderita yang mengalami gangguan jiwa nantinya akan kembali kedalam
masyarakat; khususnya dalam lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan pemberi perawatan utama dalam mencapai pemenuhan
kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi penderita.
Gangguan jiwa mungkin memerlukan terapi yang cukup lama, sehingga pengertian
dan kerjasama keluarga sangat penting artinya dalam pengobatan.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga dalam kesehatan jiwa adalah sebagai:
Pemberi kasih sayang
Pendewasaan kepribadian dari para anggota keluarga
Pelindung dan pemberi keamanan bagi anggota keluarga
Fungsi sosialisasi, yaitu kemampuan untuk mengadakan hubungan antar anggota
keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat
Yang Perlu Diperhatikan dari Perawatan Pasien Gangguan Jiwa
Pasien jangan di pasung, karena memasung penderita sama artinya dengan
merampas hak hidupnya
Jika terlihat gangguan atau terdapat gangguan segera bawa ke puskesmas terdekat
Tidak menjauhi atau mengucilkan pasien
Tidak mengurung pasien di dalam rumah

Bekali dengan berbagai keterampilan untuk meningkatkan produktifitas


Membawa pasien untuk kontrol rutin ke pelayanan kesehatan
Fungsi keluarga dalam upaya mencegah kekambuhan pasien gangguan jiwa
Menciptakan lingkungan yang sehat jiwa bagi anggota keluarga
Saling mencintai, menghargai dan mempercayai antar anggota keluarga
Saling membantu dan memberi antar anggota keluarga
Saling terbuka dan tidak ada diskriminasi
Memberi pujian dan punishment sesuai dengan perilaku
Menghadapi ketegangan dengan tenang dan menyelesaikan masalah secara tuntas
Menunjukan empati antar anggota keluarga
Membina hubungan dengan masyarakat
Menyediakan waktu untuk kebersamaan, seperti : rekreasi bersama antar anggota
F. PERAWATAN PENDERITA DI RUMAH
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam merawat
penderita gangguan jiwa dirumah :
Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari-hari.
Berikan tugas yang sesuai kemampuan penderita dan secara bertahap tingkatkan
sesuai perkembangan.
Menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan kegiatan,
misalnya; makan bersama, bekerja bersama, rekreasi bersama, dll.
Minta keluarga atau teman menyapa ketika bertemu dengan penderita, dan jangan
mendiamkan penderita, atau jangan membiarkan penderita berbicara sendiri.
Mengajak/ mengikutsertakan penderita dalam kegiatan bermasyarakat, misalnya
pengajian, kerja bakti dsb.
Berikan pujian yang realistis terhadap keberhasilan penderita, atau dukungan untuk
keberhasilan sosial penderita.
Hindarkan berbisik-bisik di depan penderita/ ada penderita dalam suatu ruangan
yang sama/ disaksikan oleh penderita.
Mengontrol dan mengingatkan dengan cara yang baik dan empati untuk selalu
minum obat dengan prinsip benar nama obat, benar nama pasien, benar dosis, benar
waktu, benar cara pemberian.
Mengenali adanya tanda - tanda kekambuhan seperti; sulit tidur, mimpi buruk, bicara
sendiri, senyum sendiri, marah-marah, sulit makan, menyendiri, murung, bicara
kacau, marah-marah, dll.

Kontrol

suasana

lingkungan

yang

dapat

memancing

terjadinya

marah.

Segera kontrol jika terjadi perubahan perilaku yang menyimpang, atau obat habis.

Вам также может понравиться