Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nama
CD II
CD III
Keterangan
SPD,Ramba,Jene,TAP,Lalang
SPD,Ramba,Jene,TAP,Lalang
CD IV
CD V
SPD,Ramba,Jene,TAP,Lalang
SPD,Ramba,Jene
CD VI
Ge ragai,Bula,Kaji
(Sumber : Pertamina RU III Plaju, 2008)
Tabel 3.2 Umpan unit Secondary Process
Unit
High Vaccum Unit(HVU)
Bahan Baku
Long residue
RFCUU
M/HVGO,long residue
BB Distilling
Stabilizer C/A/B
SR-TOPs(Straight Run-TOPs)
Unit Polimerisasi
Fresh Butane-Butylene
Unit Akilasi
Kilang Polipropylene
Raw Propane-Propylene
(Sumber : Pertamina RU III Plaju, 2008)
3.2.
Proses Produksi
3.2.1. Unit Crude Distiller and Gas Plant
PT. PERTAMINA RU III memiliki 6 Crude Distiller yaitu Crude
Distiller (CD) II, III, IV, V, dan ReDistiller I/II. Keenam unit tersebut terletak
di kilang Plaju. Pada unit ini juga terdapat unit Stabilizer C/A/B dan Straight
Run Motor Gas Compressor (SRMGC), sedangkan pada Gas Plant terdapat
unit Butane-Butylene Motor Gas Compressor (BBMGC), Butane-Butylene
(BB) Distiller, Unit Polimerisasi dan Unit Alkilasi. Selain itu terdapat unit-unit
treater seperti BBTreater, Caustic Treater dan Sulfuric Acid Unit (SAU).
Proses yang dilakukan pada CD II, III, IV, V dan ReDistiller I/II disebut
proses primer yang bertujuan untuk memisahkan komponen-komponen
minyak mentah secara fisik dengan cara distilasi. Pada awalnya ReDistiller I/II
berfungsi untuk mendistilasi kembali slop oil (minyak tumpahan dan produk
yang off spec) serta minyak mentah dengan spesifikasi khusus, tetapi
kemudian diubah fungsinya sehingga menjadi sama seperti CD.
Proses-proses yang dilakukan pada unit Polimerisasi, Alkilasi, Stabilizer
C/A/B, SRMGC, BBMGC dan BB Distiller disebut proses sekunder. Proses
Produk
%wt
0.9
Crude Butane
1.2
SR Tops
1.14
Naptha II
10.40
LKD
7.35
LCT
23.02
Long Residue
50.91
Peralatan
Tekanan (kg/cm2)
Kolom-I
Temperatur C
Top
Bottom
95
155
Kolom-II
145
141
0.5
Kolom-IV
230
350
1.2
Kolom-V
71
169
0.3
Outlet F-I
266
Produk
Yield (%wt)
Gas
CD-III
0.520
CD-IV
2.140
CR Butane
0.500
1.100
SR Tops
3.040
5.840
Naphta-II
5.020
8.900
Naphta-III
1.700
4.930
LKD
15.70
9.980
HKD
7.610
7.460
LCT
7.690
8.810
HCT
3.370
2.830
Residue
Loss
54.45
0.900
47.77
0.250
Produk atas kolom I-1 sebagian menjadi umpan kolom I-3 dan
sebagian dikembalikan sebagai reflux. Side stream kolom I-1 masuk ke Side
Stripper 2-5. Dari Side Stripper sebagian keluar sebagai produk berupa
Naphta III dan sebagian masuk kembali ke kolom I-1. Reboiling pada kolom I1 dilakukan oleh Furnace I yang juga merupakan reboiler pada stabilizer I-4.
Produk bawah kolom ini sebelum masuk sebagai umpan kolom I-2 dipanaskan
oleh Furnace II yang juga merupakan reboiler kolom I-2.
Produk atas kolom I-3 didinginkan dan dimasukkan ke tangki
akumulator 8-3. Dari tangki ini sebagian dikeluarkan sebagai produk SR Tops
dan sebagian sebagai gas. Produk atas kolom I-2 didinginkan dan kemudian
ditampung pada tangki akumulator 8-2. Dari tangki akumulator 8-2 aliran
dibagi menjadi dua. Aliran pertama dikembalikan sebagai reflux dan aliran
lainnya sebagai produk LKD.
Pada kolom I-2 ini terdapat 3 aliran side stream yang masing-masing
mengalami 2 proses pendinginan dan masing-masing menghasilkan produk.
Aliran side stream kolom I-2 paling atas berupa Heavy Kerosene Distillate
(HKD), Light Cold Test Gas Oil (LCT) dan Heavy Cold Test Gas Oil (HCT).
Produk bawah kolom I-2 ini menghasilkan long residue yang dikirim ke High
Vacuum Unit (HVU). Reboiling kolom I-2 dilakukan menggunakan Furnace II
yang juga digunakan untuk memanaskan umpan kolom I-2. Kondisi operasi
kolom-kolom pada CD III dan IV dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Kondisi Operasi CD III dan CD IV
Peralatan
Temperatur 0C
Tekanan
Top
Bottom
(Kg.cm-2)
Kolom I
143
273
1,5
Kolom II
234
336
0,3
Kolom III
93
1,8 2,2
Stabilizer
97
185
2,8
3) CD IV
Unit CD IV memiliki sistem pemrosesan produk serta perolehan
produk yang sama dengan CD III. Namun penggunaan umpan di kedua crude
distiller ini berbeda. CD IV hanya menggunakan umpan Ramba Crude Oil dan
SLC Crude Oil saja.
4) CD V
Umpan dari unit ini adalah minyak mentah yang berasal dari South
Palembang District (SPD) dan Talang Akar Pendopo (TAP). Sementara produk
dan perolehan yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 10 berikut:
Tabel 3.7 Produk dan Perolehan CD V
Produk
Gas
Yield (%Wt)
1,33
SR Tops
1,74
Naphta-I
8,19
Naphta-II
7,50
Naphta-IV
2,96
LKD
5,27
HKD
6,82
LCT
6,77
HCT
8,19
Residue
50,91
Loss
0,32
(Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV. Penerbit PERTAMINA, Palembang. 2004)
stream dari tray 20 masuk ke side stripper 2-2. Fasa gas dikembalikan ke
kolom 1-1 sebagai refluks, sedangkan fasa cair didinginkan sebagai produk
LKD. Produk bawah kolom 1-1 dipanaskan oleh Furnace F2C2 dan dialirkan
sebagai umpan kolom 1-2.
Produk atas kolom 1-3 dikondensasikan dan masuk ke tangki
akumulator 8-2. Gas yang tidak terkondensasikan dijadikan sebagai produk
gas, sedangkan sebagian kondensat direfluks dan sebagian dipompakan sebagai
umpan kolom 1-4. Side stream kolom ini masuk ke side stripper 2-4. Fasa gas
dikembalikan ke kolom dan fasa cair didinginkan kemudian dijadikan produk
naphta II. Produk bawah kolom 1-3 didinginkan sebaagi produk naphta IV.
Produk atas kolom 1-2 ditampung pada tangki akumulator kolom 83 dan dijadikan produk HKD. Side stream yang keluar dari tray 3-2
didinginkan dan sebagian dikembalikan sebagai inter vol. Reflux dan sebagian
menjadi produk BGO (Bandung Gas Oil) atau SGO (Special Gas Oil). Side
stream yang keluar dari tray 24 masuk ke side stripper 2-1. Fasa gas direfluks
kembali dan fasa cair didinginkan sebagai produk LCT. Side stream yang
keluar dari tray 17 masuk ke side stripper 2-3. Fasa gas direfluks kembali dan
fasa cair didinginkan sebagai produk HCT. Produk bawah didinginkan
dengansejumlah HE dan dijadikan Long Residue, sebagian masuk ke HVU,
sebagian sebagai (Low Sulphuric Waxy Residue) LSWR.
Umpan kolom 1-4 berasal dari kondensat akumulator 8-1. Produk
atas kolom 1-4 dikondensasi, lalu dialirkan ke akumulator 8-2, dimana produk
atas diambil sebagai produk gas (C1-C3), sebagian produk bawahnya
dikembalikan sebagai refluks kolom 1-4 dan sebagian produk bawah lainnya
diambil sebagai SR Tops (C4-C6). Sebagian produk bawah
kolom 1-4
dialirkan kembali ke kolom 1-4 sebagai boil-up dan sebagian lagi didinginkan
dan diambil sebagai nafta-I (C7-C8). Adapun kondisi operasi kolom-kolom
yang terdapat pada CD V dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8. Kondisi Operasi CD V
Peralatan
Temperatur 0C
Top
Bottom
Tekanan
(Kg.cm-2)
Kolom I
150
243
1,5
Kolom II
200
340
0,2
Kolom III
105
160
0,8
Kolom V
70
100
0,8
5) Redistiller I/II
Re-Distiller I/II awalnya dibangun tahun 1937 (Red-I) dan 1940
(Red-II) dengan kapasitas masing-masing 600 ton/hari untuk mengolah produk
off-spec. Kemudian dilakukan modifikasi untuk mengubah fungsinya untuk
mengolah minyak mentah. Kedua kolom ini digabung dimana Red-I sebagai
kolom-1 dan Red-II sebagai kolom-2. Kapasitas pengelolahannya adalah 1435
ton/hari.
Umpan unit ini berasal dari SPD dan SLC. Sedangkan produk
beserta perolehan dari Re-Distiller I/II disajikan pada tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9 Produk dan Perolehan ReDistiller I/II
Produk
Yield (%-wt)
Gas
1.49
Naptha
14.99
Avtur
7.80
Diesel (ADO)
14.89
Long Residue
60.83
Umpan minyak mentah mengalami sejumlah pemanasan (preheating) sebelum masuk ke Furnace-I (F1C1) untuk menaikkan temperatur
menjadi 258C dan masuk ke Kolom 1-1. Produk atas akan didinginkan dan
masuk ke tangki akumulator 8-1. Gas yang tak terkondensasi dijadikan produk
Gas, sedangkan yang terkondensasi sebagian di-reflux dan sebagian sebagai
produk naphta. Side stream yang keluar dari tray 19/20/21/22 masuk ke Avtur
Side Striper 2-1 dengan 5 tray untuk memperbaiki flash point produk Avtur.
Avtur Stripper dilengkapi dengan reboiler E-4. Produk stripper ini adalah
Avtur. Reboiling Kolom 1-1 dilakukan pada Furnace-I (F1C2). Sedangkan
produk bawahnya masuk sebagai umpan pada Kolom 1-2 pada tray-13
Selain itu agar Propan dapat dipisahkan pada kolom depropanizer 1-2
berikutnya.
Gas C3 dan yang lebih berat diabsorbsi oleh lean oil dan keluar dari
bagian bawah absorber, masuk ke surge tank 9-1, sedangkan gas C1 dan C2
tidak terabsorb dan masuk ke surge tank 9-4 sebagai refinery gas. Dari surge
tank 9-1 aliran akan masuk ke kolom depropanizer 1-2. Aliran dari kolom 11, 1-2, 1-3, dan 1-4 berjalan berdasarkan beda tekan yang ada pada masingmasing kolom. Tekanan kolom 1-2 ini adalah 17 kg/cm 2 dengan temperatur
bottom 120C dan upper 42C. Pada kondisi ini maka liquid Propane (C3)
dapat dipisahkan sebagai produk atas. Gas yang terbentuk pada akumulator 811 akan digunakan sebagai refinery gas. Komponen C4 dan yang lebih berat
akan keluar sebagai produk bawah dan diumpankan ke kolom debutanizer 13.
Kondisi operasi debutanizer adalah pada tekanan 6 kg/cm2 dan
temperatur bawah 120C sedangkan temperatur atas 50C. Pada kondisi ini,
butane dan i-C4 (FBB) akan didapatkan sebagai produk atas sedangkan
komponen-komponen C5 dan yang lebih berat akan keluar sebagai produk
bawah dan masuk ke kolom stripper 1-4.
Pada kolom stripper dengan tekanan 0,7 kg/cm2, maka sebagian
fraksi, terutama pentana, akan menguap menjadi produk stab CR TOPS
(sebagai LOMC). Produk bawah kolom stripper adalah minyak yang
digunakan mengabsorb umpan pada kolom absorber (lean oil).Produk-produk
yang dihasilkan pada unit ini adalah: refinery gas sebagai bahan bakar
furnace, propana liquid sebagai LPG, FBB (Butane dan i-C4) sebagai LPG
dan stab. CR TOPS sebagai LOMC
c) B-Treater
Butane-Butylene Treater berfungsi untuk mengurangi kandungan
merkaptan dan amina pada Fresh BB ex BB Distiller dan BB (ButaneButylene) ex Stabillizer-3 FCCU Sungai Gerong. Merkaptan dan amina
tersebut merupakan racun bagi katalis pada proses polimerisasi.
RSNa + H2O
a) Produk atas berupa Light Vacuum Gas Oil (LVGO) yang digunakan
sebagai komponen motor gas.
b) Produk tengah berupa Medium Vacuum Gas Oil (MVGO) dan Heavy
Vacuum Gas Oil (HVGO). Produk tengah ini merupakan umpan
RFCCU.
c) Produk bawah berupa Light Sulphur Waxes Residue (LSWR).
3) Riser Fluid Catalytic Cracking Unit (RFCCU)
Tujuan utama proses cracking adalah mengkonversi Medium
Vacuum Gas Oil dan Heavy Vacuum Gas Oil (M/HVGO) dari HVU dan
minyak berat (long residue) menjadi produk minyak ringan yang memiliki
nilai lebih tinggi. Produk utama yang dihasilkan keluaran dai RFCCU adalah:
a) Raw Propane-Propilen, sebagai bahan baku polypropilen.
b) Propane dan Butane, sebagai komponen LPG.
c) Naptha (HOMC).
Selain itu, RFCCU juga menghasilkan produk sampingan, yaitu:
a)
b)
c)
d)
berikut ini:
a) Feed System
Umpan RFCCU terdiri dari campuran antara VGO dan Long
Residue dengan perbandingan 165.000 BPSD VGO dan 4.000 BPSD Long
Residue. VGO yang berasal dari HVU dengan temperatur 2200C
dipompakan ke vessel bersama-sama dengan Long Residue dari CD
II/III/IV/V Plaju dengan temperatur 1500C.
Untuk mencapai temperatur yang sesuai untuk feed reactor maka
umpan tersebut dipanaskan di Furnace FC F-2 sehingga mencapai
temperatur 3310C. sebelum masuk reactor, umpan diinjeksi dengan
Antimony dengan kecepatan 0,75 2,1 kg/jam untuk mencegah adanya
pengaruh metal content dalam umpan terhadap katalis. Metal Content
tersebut dapat menyebabkan deaktivasi katalis.
b) Reaktor dan Regenerator
b)
c)
kemudian
dimasukkan
ke
expander
(untuk
menurunkan
tertampung di bagian bawah tower yang disebut basin. Air pada basin ini
bertemperatur sekitar 29-31C dan siap didistribusikan sebagai air pendingin.
Terdapat dua mekanisme pendinginan. Pertama, perpindahan panas
dengan udara (meningkatkan suhu udara). Kedua, dengan penguapan air
(humidifikasi), yang diperoleh melalui peningkatan kelembapan udara.
Dengan adanya penguapan air tersebut, maka udara akan mengambil panas
dari air sehingga juga membantu menurunkan temperatur air.
Pengolahan
air
pada
cooling
tower
dilakukan
dengan
terlarut.
Unit ini menggunakan resin (anion dan kation). Treated water dari
clear well mula-mula dilewatkan pada ACF kemudian ke bed kation yang
berisi Cation Exchange Resin (CER) untuk mengadsorbsi kation-kation,
seperti Na+, Ca2+, Mg2+, dll. Bed kation memiliki kapasitas 6400 liter. Air
keluaran bed kation memiliki pH 3, karena dari reaksi dihasilkan asam.
Setelah itu dilewatkan pada bed anion yang berisi Anion Exchange Resin
(AER), berfungsi untuk mengadsorbsi anion-anion, seperti Cl -, dll. Bed Anion
memiliki kapasitas 9900 liter. Kemudian dilewatkan pada Mixed Bed yang
merupakan campuran dari CER dan AER. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan sisa-sisa ion. Regenerasi resin pada bed kation dengan
menggunakan asam sulfat (H2SO4), sedangkan regenerasi resin pada bed anion
dengan menggunakan Natrium hidroksida (NaOH). Regenerasi resin
membutuhkan waktu 4 5 jam. Reaksi yang terjadi pada ketiga bed resin
tersebut adalah sebagai berikut (misal untuk ion Na+ dan Cl-)
7) Turbin Gas
Unit ini bertujuan menghasilkan listrik bagi kilang, perkantoran dan
perumahan. Terdapat 3 turbin gas di Plaju, dengan kapasitas terpasang
masing-masing 31 MWH, sehingga total menghasilkan 96 MWH listrik
dengan frekuensi 50 Hz. Bahan bakar turbin gas berupa fuel gas yang
dihasilkan dari gas plant.
Bila terjadi kegagalan dalam penyediaan listrik oleh turbin gas,
dijalankan steam turbin. Kapasitas terpasang steam turbin tersebut adalah 3
MWH, dengan sumber tenaga berupa steam dari Power Station II. Bila terjadi
kegagalan pada keduanya, dijalankan Emergency Diesel Generator (EDG),
dengan kapasitas terpasang 0,75 MWH, dengan bahan bakar berupa minyak
diesel.
8) Steam Generator
Air umpan boiler berasal dari Demin Plant yang telah mengalami
proses demineralisasi. Ada 2 jenis steam yang dihasilkan HP (High Pressure)Steam dengan tekanan 42 kg/cm2 dan MP (Middle Pressure)-Steam dengan
tekanan 15 kg/cm2.
Di Plaju terdapat 9 buah Boiler yang dapat menghasilkan MPSteam dengan kapasitas total 200 Ton/jam. Boiler-boiler ini menggunakan
bahan bakar fuel gas. Terdapat dua tipe boiler yang digunakan untuk
menghasilkan HP-Steam:
a) Package boiler (2 buah) dengan kapasitas total 100 Ton/jam
b)