Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
EKONOMI INTERNASIONAL
Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2015
Dosen :
A. Mattinggaragau T,SE., M.Si
Oleh :
Nama : Ayudiah Tri Kartikasari
N P M : 13.023.61.201.164
Semester : IV (Empat )
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, hidayah serta
inayahnya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyusun sebuah makalah ini sebagai
tugas dari mata kuliah Ekonomi Internasional dengan judul Perdagangan dan Pembayaran
Internasional. Solawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada tauladan serta
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah ke
jaman yang terang benderang pada saat ini.
Tugas makalah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari
teman-teman serta para pembimbing yang telah memberikan arahan untuk perbaikan
makalah ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa tulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, memiliki banyak kekurangan dan membutuhkan perbaikan,
sehingga kritik dan saran sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan semua
pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk seluruh mahasiswa Unnes pada khusunya dan
seluruh pembaca makalah ini pada umumnya.
Tim Penulis
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Yang menjadi kaitannya dengan neraca pembayaran dan perdagangan adalah
perekonomian terbuka. Khususnya masalah export dan import. Yang biasa menjadi
masalah neraca pembayaran adalah defisit neraca pembayaran yang maksudnya adalah
pembayaran keluar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri.
Negara dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dengan membuat
kebijakan kebijakan. Yaitu Kebijakan Fiskal dan kebijakan Moneter. Ada perbedaan antara
kedua kebijakan tersebut. Jika kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah yang dilakukan
pemerntah untuk membuat perubahan di bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah
dengan maksud untuk mempengauhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.
Sedangkan kebijakan moneter untuk mempengaruhi penawaran uang dalam perekonomian
atau merubah tingkat bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
1.2 Rumusan Masalah
Bab 2
Pembahasan
2.1 Permasalahan
Neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar US$641,1 juta pada April 2012,
seiring penurunan ekspor ke sejumlah negara yang menjadi pasar tradisional Indonesia.
Badan Pusat Statistik mencatat ekspor Indonesia pada April hanya US$15,98 miliar atau
turun 7,36% dari Maret, sedangkan impor mencapai US$16,62 miliar atau naik 1,82% dari
Maret. Namun, Kepala BPS Suryamin mengatakan defisit itu bukan yang pertama kali
terjadi karena Indonesia pernah mengalami defisit pada April dan Juli 2008 serta Juli 2009.
Bahkan pada April 2008, defisit neraca perdagangan mencapai US$724,9 juta karena
dampak krisis Amerika Serikat. Ekspor nonmigas ke ASEAN pada April turun 11,65%
menjadi US$2,45 miliar. Begitu pula ke Uni Eropa yang turun 5,28% menjadi US$1,46
miliar. Ekspor ke negara utama lain pun turun, misalnya China 0,02%; Jepang 15,16%; AS
12,8%; Korsel 28,5% dan Taiwan 10,44%. India menurun. Ekspor bahan bakar mineral
pada April turun 6,82% menjadi US$2,41 miliar, sementara lemak dan minyak
hewan/nabati turun 19,23% menjadi US$1,76 miliar.
Dengan terjadinya surplus perdagangan berarti jumlah ekspor yang dilakukan oleh
sebuah negera lebih banyak dibandingkan impor. Kondisi ini berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Kondisi ini telah mengakibatkan ketegangan
perdagangan antar negara yang mengalami defisit dengan egara yang mengalami surplus,
seperti yang ditunjukkan oleh hubungan perdagangan antara AS dan China. Perdagangan
Amerika Serikat Amerika Serikat telah mengalami defisit sejak tahun 1960. Defisit
perdagangan ini pada akhirnya memaksa AS untuk menghentikan standar emas pada tahun
1971.
Sejak tahun 1997 defisit perdagangan AS telah mengalami peningkatan
eksponensial. Kali terakhir AS mengalami surplus perdagangan adalah pada tahun 1975
lalu. Tercatat bahwa pada bulan April lalu defisit perdagangan di AS mencapai angka 40.3
miliar dolar AS. Defisit perdagangan di bulan April ini mengalami kenaikan dibandingkan
defisit perdagangan yang terjadi pada bulan Maret, yaitu hanya sebesar 40.0 miliar dolar.
Defisit perdagangan AS yang terbesar terjadi dengan China.Pada bulan April defisit
perdagangan AS dengan China mencapai angka 19.3 miliar dolar atau nyaris 50% dari
defisit perdagangan total AS. Perdagangan Indonesia Membaik Setelah Sempat Terhantam
Kondisi sektor perdagangan internasional Indonesia tampak mengalami peningkatan yang
cukup baik pada tahun 2010 ini. Surplus perdagangan Indonesia sempat mengalami
hantaman serius pada tahun 2008 lalu. Seiring dengan krisis keuangan global yang terjadi
di tahun 2008 tersebut perdagangan internasional Indonesia mengalami penurunan tajam
pada surplus perdagangan total. Sejak tahun 2005 2007 perkembangan surplus
perdagangan Indonesia selalu positif.
Dari posisi 27.9 miliar dolar di tahun 2005, pada tahun 2007 surplus perdagangan
Indonesia mencapai angkat 39.6 miliar dolar AS. Akan tetapi pada tahun 2008 surplus
perdagangan tersebut anjlok hingga hanya sebesar 7.8 miliar dolar AS. Di tahun 2009
terjadi peningkatan surplus dan membaik ke level 19.7 miliar dolar AS. Sementara itu di
tahun 2010 ini kembali terjadi peningkatan. Pada periode Januari hingga April 2010
surplus perdagangan Indonesia mencapai angkat 8.8 miliar dolar, mengalami kenaikan
dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009
Kajian materi :
Definisi neraca perdagangan dan pembayaran:
-
Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi internasional yang
meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk dalam negeri dengan
penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan
sebagai laporan arus pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara. Neraca
pembayaran secara esensial merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja suatu
negara. Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-entry
bookkeeping system), yaitu; tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu lagi sebagai
debit.
Transaksi yang dicatat sebagai kredit adalah arus masuk valuta. arus masuk valuta
adalah transaksi-transaksi yang mendatangkan valuta asing, yang merupakan suatu
peningkatan daya beli eksternal atau sumber dana. Sedangkan transaksi yang dicatat
sebagai debit adalah arus keluar valuta. Arus keluar valuta adalah transaksi-transaksi
pengeluaran yang membutuhkan valuta asing, yang merupakan suatu penurunan daya beli
eksternal atau penggunaan dana.
Tiap-tiap credit entry (bertanda positif) harus diseimbangkan (balanced) dengan debit
entry (bertanda negatif) yang sama. Kedua entries tersebut dikombinasikan untuk
menghasilkan laporan sumber-sumber dan penggunaan modal nasional (dari mana kita
memperoleh danadana/ daya beli, dan bagaimana kita mengunakannya). Jadi, total kredit
dan debit dari neraca pembayaran suatu negara akan sama secara agregat; namun, dari
komponen-komponen neraca pembayaran, mungkin terdapat surplus dan defisit. Tabel 1.1.
berikut merangkum definisi diatas.Satu-satunya kesulitan riil dalam memahami bagaimana
tiap transaksi mempengaruhi neraca pembayaran terletak pada interpretasi dari aset
finansial dan hutang kepada pihak luar negeri. Contoh berikut membantu pemahaman
tersebut diatas.
Contoh 1.1 : Suatu perusahaan RI meminjam Poundsterling Inggris. Jelas, pinjaman ini
merupakan peningkatan hutang penduduk/perusahaan RI pada pihak luar negeri
(Inggris).Pinjaman ini merupakan suatu credit entry pada neraca pembayaran. Debit entry
yang sama akan diklasifikasikan sebagai suatu peningkatan dalam kepemilikan aset
financial luar negeri, yaitu rekening bank debitor RI (yang didenominasi) dalam sterling
merupakan suatu aset.Memiliki aset dalam valuta asing sama seperti memberikan
pinjaman jangka pendek kepada negara lain.
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan
kurs rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing
mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.
b.
Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri
sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.
c.
Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat
bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi
adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika investasi yang terjadi menurun, maka tingkat
bunga yang berlaku tinggi.
Biaya dan ketersediaan bahan baku, barang setengah jadi dan input lainnya
c.
d.
e.
f.
dan
g.
Ketersediaan devisa yang memadai yang dapat digunakan untuk membayar impor,
Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua tindakan
pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya perekonomian melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
2
Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu segala
tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan
cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.
3
Tingkat Bunga
Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan pemerintah yang
dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk campur tangan pemerintah dalam
lapangan ekonomi internasional. Dalam sistem ini, semua valuta asing dimonopoli oleh
pemerintah, artinya semua alatalat pembayaran luar negeri yang dimiliki atau yang
diperoleh seluruh penduduk suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk
selanjutnya pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan valuta asing.
2.3 Dampak terhadap perekonomian
Terjadi ketidakstabilan ekonomi negara dalam jangka pendek maupun jangka
panjangh, defisit sebagai akibat import yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan
dalam kegiatan ekonomi dalam negeri karena konsumen menggantikan barang dalam
negeri denganbarang import, harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan hargaharga import bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun
mengurangi kegairahan pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun
kegiatan usaha yang baru.
2.4 Pengaruh masalah neraca perdagangan dan pembayaran terhadap kegiatan
ekonomi
Secara umum apabila kita ingin mengkaji lebih mendalam terkait pengaruh neraca
pembayaran luar negeri bagi Indonesia, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu
mengenai proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran, karena pengaruh dari pada
neraca pembayaran terlihat secara jelas pada proses penyeimbangan kembali neraca
pembayaran .Didalam proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran tersebut terdiri
dari 3 komponen, yaitu tingkat harga, tingkat kurs, dan sektor moneter.
1. Tingkat harga
Neraca pembayaran yang surplus dapat menyebabkan bertambahnya uang yang
beredar di masyarakat. Sebaliknya jika neraca pembayaran defisit akan mengurangi jumlah
uang yang beredar. Pertambahan uang yang beredar menyebabkan kenaikan harga, dan
sebaliknya berkurangnya uang yang beredar menyebabakan penurunan harga. Surplus
neraca pembayaran akan meningkatakan jumlah uang yang beredar, harga naik dan inflasi
yang akan mengakibatkan daya saing produsen dalam negeri menurun dibandingkan
produsen luar negeri, hal ini akan meningkatkan impor daripada impor. Kenaikan impor
dan penurunan ekspor keduanya bersama-sama mendorong berkurangnya surplus neraca
pembayaran proses penyeimbangan ini akan berjalan terus menerus dengan surplus neraca
pembayaran suatu negara dibarengi dengan derfisit neraca pembayaran negara asing.
Jumlah uang yang beredar dinegara asing akan berkurang maka harga akan turun dan
terjadi inflasi, berarti daya saing produsennya meningkat, terjadi peningkatan ekspor dan
penurunan impor negara asing tersebut.
2. Tingkat kurs
Dalam penyeimbangan melalui tingkat kurs ini adalah devaluasi untuk defisit dan
revaluasi untuk surplus. Keberhasilan devaluasi untuk menghilangkan atau mengurangi
ketidakseimbangan tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran valuta asing.
3. Sektor moneter
Pendekatan sektor moneter neraca pembayaran menganggap bahwa timbulnya
ketidakseimbangan neraca pembayaran karena ketidakseimbangan portopolio yaitu saldo
kas yang terjadi berbeda dengan saldo kas yang diinginkan masyarakat. Menyamakan
saldo kas yang terjadi dengan yang diinginkan inilah yang menyebabkan timbulnya
ketidakseimbangan neraca pembayaran dan berfluktuasinya kurs valuta asing.
Ketidakseimbangan neraca pembayaran adalah semata-mata merupakan gejala moneter,
oleh karena itu mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam sistem kurs tetap tidak
akan ada hasilnya. Mempengaruhi jumlah uang secara efektif akan dapat dilakukan dalam
sistem kurs bebas, dalam penyeimbangan neraca pembayaran. Pengaruh timbal balik
antara kebijaksanaan moneter dinegara-negara lain hanya akan berpengaruh kepada kurs
dan tidak pada neraca pembayaran.
Neraca pembayaran luar negeri merupakan suatu alat yang diperuntuhkan untuk
mencatat secara sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional yang mencakup:
perdagangan, investasi, dan pinjaman yang terjadi antara penduduk dalam negeri pada
suatu negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu biasanya satu
tahun dan dinyatakan dalam dolar AS.
Dalam neraca pembayaran internasional defisit menimbulkan beberapa akibat
buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit terjadi akibat impor yang
berlebihan yang menyebabkan penurunan dalam negeri dengan barang impor. Ketika harga
valuta asing meningkat, maka akan menyebabkan harga-harga barang impor bertambah
mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun dapat mengurangngi kegairahan
perusahaan-perusahaan untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan
usaha baru. Dengan demikian, sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi,
masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek yang buruk ke atas
prestasi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya
setiap negara harus berusaha menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.
Merupakan kebijakan yang digunakan untuk memantau keadaan neraca pembayaran guna
memengaruhi nilai tukar.
2.6 Peran serta masyarakat dalam menghadapi masalah neraca perdagangan dan
pembayaran
Uraian
EXPORT
- OIL & GAS
- NON OIL &
GAS
IMPORT
- OIL & GAS
- NON OIL &
GAS
TOTAL
- OIL & GAS
- NON OIL &
GAS
BALANCE
- OIL & GAS
- NON OIL &
GAS
II
III
IV
TREND(%)
2010-2014
1,14
-0,82
Jan-Apr*
2014
2015
58.591,50
52.135,70
10.523,50
7.159,40
CHANGE(%) 2015/2014
1,59
48.068,00
44.976,30
-6,43
6,14
10,83
59.485,60
14.695,10
49.360,80
8.438,70
-17,02
-42,57
4,82
44.790,50
40.922,10
-8,64
3,53
5,32
118.077,10
25.218,60
101.496,50
15.598,10
-14,04
-38,15
3,09
92.858,50
85.898,40
-7,5
0
0
-894,1
-4.171,60
2.774,90
-1.279,30
410,36
69,33
-21,17
3.277,50
4.054,20
23,7
Sumber: BPS, Processed by Trade Data and Information Center, Ministry of Trade
Keterangan:
*) Angka sementara
-11,02
-31,97
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan:
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai neraca perdagangan dan
pembayaran adalah:
1.
Neraca perdagangan Indonesia merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengetahui peningkatan atau penurunan nilai yang diterima oleh negara Indonesia, di
dalam perdagangan.
2.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini akan berdampak pada pengurangan
pengangguran dan ketersediaan lapangan pekerjaan.
3.
Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi internasional yang
meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk dalam negeri dengan
penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan
sebagai laporan arus pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara.
3.2 Saran:
Pemerintah hendaknya berusaha untuk memperkecil masalah neraca perdagangan
dan pembayaran dengan cara menerapkan instrumen-instrumen kebijakan dibidang
ekonomi baik itu kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal.
Daftar pustaka
http://blog.umy.ac.id/kukuh/permasalahan-makro-ekonomi-yang-sering-dihadapi-suatunegara/
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/08/pengertian-neraca-pembayaran.html
http://mayhamsah-makalah.blogspot.com/2011/06/ekonomi.html
http://yulindaa.wordpress.com/2012/06/01/neraca-perdagangan-internasional-tulisansoftskill-akuntansi-internasional/
http://orocimarrue.blogspot.com/2012/05/contoh-kasus-neraca-perdagangan.html
http://27acintya08dhika95.wordpress.com/kebijakan-pemerintah-dalam-bidang-ekonomi/
http://www.antaranews.com/berita/326869/pemerintah-keluarkan-kebijakan-neracapembayaran
http://dannysulistiyano11.wordpress.com/2011/03/11/neraca-pembayaran/