Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
Eko Budiarto
Edwin Pranata
Rizki Akbat Putra
Rifky Hendyantoro
Ahmad Aji Setia Praja
Angga Widya Permana
SEMARANG
FEBRUARI 2015
DAFTAR ISI
Tahapan Analisis Kualitatif Pada Petrel
Membuka Aplikasi Petrel ................................................................................. 1
Setting Unit dan Koordinat Petrel ..................................................................... 2
Well Head dan Well Path (Deviation) ............................................................... 3
Cara Melakukan Interpretasi Litologi .............................................................. 22
Cara Membuat Peta Ketebalan (Isopach Map) ................................................ 28
Tahapan Analisis Kuantitatif Pada Interactive Petrophysics
Pendahuluan ...................................................................................................
Membuka Interactive Petrophysics .................................................................
Input Data LAS ...............................................................................................
Menampilkan Log Triple Combo .....................................................................
Menampilkan Log Clay Volume ......................................................................
Menampilkan Log Porositas dan Saturasi ......................................................
Menampilkan Log Permeabilitas .....................................................................
Penentuan Cut Off ..........................................................................................
Cut off V-Shale ...............................................................................................
Cut off Porositas .............................................................................................
Cut off Saturasi Air ..........................................................................................
Lumping ..........................................................................................................
Menampilkan Log Cut Off dan Summary ........................................................
Penentuan Net Pay .........................................................................................
Penyajian Data Reservoir ...............................................................................
35
35
36
39
41
43
46
49
50
51
52
53
54
56
57
3. Lalu Ctrl + I lagi dan ganti file type menjadi well logs (ASCII) dan
pilih semua data sumur berekstension *las kemudian open.
6. Klik Unit dan lihat tulisan This Well is kemudian pilih onshore, cek
Specify Unit dan atur input unit XY dan Z sesuai informasi header
file di bawah. Jika di darat dan off shore jika di laut lalu klik ok for
all.
7. Maka mulai saat ini, dapat melihat kondisi sumur dalam 3D ataupun
2D maupun berdasarkan peta dasar yang dapat dipilih melalui
menu Window. Ingat untuk mencentang kotak di sebelah kiri sumur.
Terlampir contoh gambar 3D Sumur.
10. Lalu centang kotak di sebelah kiri sumur sehingga menjadi seperti
di bawah ini.
11. Kemudian pada folder input klik tanda + pada Global Well Logs
sehingga memunculkan jenis log yang tersedia pada sumur (kotak
merah) .
13. Setelah log muncul maka warna log dapat diubah dengan cara
double klik pada log mekanik yang akan diubah warnanya atau klik
kanan pada log mekanik dan pilih setting (dalam hal ini dipilih log
GR).
14. Akan muncul menu setting for GR. Pada tab style dan sub tab
general settings masukkan nilai minimum dan maksimum dari log
mekanik yang akan diubah seperti log GR (0-150), log SP (-75
75), log neutron (0 0.6), log RHOB (1.71 2.71), log caliper (6
16), dst.
15. Pada tab style dan sub menu 2D log, pada kolom Color pilih
specified agar warna log sesuai dengan warna yang kita inginkan.
Masih pada sub menu 2D log dapat juga dipilih tipe garis yang
diinginkan seperti garis lurus, putus putus, titik-titik dsb serta
ketebalan garis lognya.
10
16. Masih pada menu Setting for GR, pilih tab info dan pada kolom
Color pilih warna yang diinginkan.
11
18. Hal yang sama dilakukan pada log mekanik lainnya sehingga
warna setiap garis log menjadi beraneka ragam serta skala log
dapat disesuaikan berdasarkan langkah yang telah dipaparkan
sebelumnya.
19. Untuk membuat beberapa log mekanik berada dalam kolom yang
sama maka pada klik tanda + pada well section yang ada pada
kolom Windows yakni kotak merah.
12
20. Dengan demikian log mekanik yang ada pada setiap sumur dapat
dilihat (kotak merah).
21. Ketika ingin membuat log NPHI dan RHOB pada kolom yang sama
maka klik dan tahan sub log RHOB dan seret atau drag ke sub log
NPHI.
13
Sebelum
Sesudah
22. Maka log yang berada pada satu folder utama akan berada pada
kolom yang sama dalam log mekanik. Pada gambar log NPHI (garis
hijau) dan garis log RHOB (garis biru) sebelumnya berada pada
kolom berbeda dan menjadi satu kolom kemudian.
14
Sebelum
Sesudah
24. Akan muncul setting for Gamma Ray dan isi nilai maksimal
konsentrasi tinggi radioaktif (warna hijau)dengan angka 150 dan
lapisan konsentrasi rendah radioaktif ( warna kuning) dengan 0.
15
discrete dan isi angka sesuai dengan nilai cut off log GR sumur.
25. Untuk mendiskriminasi warna pada log GR, pada sumur yang akan
didiskrimasini log GR nya maka double klik pada folder GR atau
yang memuat log GR pada kotak Window yang ada di kiri bawah
sehingga muncul kotak dialog setting for GR. Klik tab Curve Filling
lalu isi sesuai dengan gambar di bawah ini.
16
26. Setelah mengklik Apply dan Ok maka log GR akan secara otomatis
dideterminasi oleh komputer sesuai dengan settingan nilai log GR
pada Global Well Logs yang ada pada kotak Input.
27. Untuk membuat cross over pada log NPHI dan RHOB maka klik
folder yang memuat log NPHI dan log RHOB pada sumur yang
17
akan dilakukan cross over pada kotak Window yang ada di kiri
bawah sehingga muncul kotak dialog Setting For NPHI.
Selanjutnya lakukan setting sesuai gambar di bawah ini.
18
29. Untuk melakukan pewarnaan pada log ILD, maka terlebih dahulu
melakukan pengaturan pada log ILD yang ada pada Global Well
Logs yang ada di kotak Input. Lakukan pengubahan seperti gambar
di bawah ini
30. Teknik pembuatan cut off sama seperti pada log GR, namun untuk
membuat pembagian warna menjadi 3 tersebut dilakukan setelah
memasukkan nilai min, max dan cut off. Usahakan nilai cut off tidak
terlalu besar, kemudian klik set logarithic scale (
) yang ada di
19
31. Kemudian klik folder yang memuat log ILD pada sumur yang akan
dilakukan pewarnaan pada kotak Window yang ada di kiri bawah
sehingga muncul kotak dialog Setting For ILD. Selanjutnya
lakukan setting sesuai gambar di bawah ini.
20
32. Setelah mengklik Apply dan OK maka log ILD akan diwarnai sesuai
dengan pengaturan yang telah dibuat sebelumnya pada Global
Well Logs
33. Selesai
21
atau short cut A pada tool bar kemudian klik Create New Discrete
Log (
2. Setelah mengklik OK, maka lihat expand Global Well Logs pada
kotak Input yang ada di sebelah kiri. Lalu aktifkan ( centang kotak
Lithologies ) agar kolom Lithologies muncul pada log mekanik yang
ada. Untuk mengubah posisi kolom Lithologies dapat dilakukan
pada kotak Window yang ada di kiri bawah dan pada menu Well
Section Window (SSTVD).
22
23
dilakukan secara otomatis oleh Petrel dengan cara yang cepat dan
mudah.
5. Untuk pewarnaan litologi secara otomatis maka klik kanan pada
Global Well Logs, lalu pilih Insert Global Well Logs (disc.) sehingga
muncul kotak Logs 45 di bawah kotak Lithologies.
6. Klik 2x Logs45, kemudian klik tab Info dan ganti nama Logs45
dengan Lithofacies kemudian klik tab colour dan isi sesuai urutan
pada gambar di bawah ini.
24
7. Setelah klik Apply dan Ok lalu klik kanan pada kolom Lithofacies
tersebut kemudian klik Calculator dan klik kolom Lithofacies yang
ada pada kotak Input kemudian lanjutnya dengan if(GR<75,0,1).
Angka 75 merupakan nilai Cut Off yang anda gunakan sehingga
nilainya dapat berbeda pada setiap sumur ataupun lapangan.
25
26
9. Selesai
Keterangan : Ini hanya bisa membedakan litologi Sandstone dan
Shale. Jika ingin menginterpretasi litologi selain kedua jenis batuan
tersebut maka harus dilakukan secara manual.
27
28
29
Sebelum
Sesudah
4. Klik tab Geometry dari kotak dialog Make/Edit surface, pada Grid
Size and Position aktifkan tab Automatic. Pada Grid Increment
masukkan nilai Xinc dan Yinc sesuai keinginan. Semakin kecil
semakin baik.
30
5. Klik tab Algorithm dari kotak dialog Make/Edit surface, pada kolom
Method pilih Convergent Interpolation
.
31
6. Klik Apply dan Ok. Hasilnya dapat dilihat melalui Map Window
dengan cara klik Window>New Map Window lalu aktifkan surface
layer Top 1 yang telah dibuat tadi.
32
33
10. Selesai
34
Pendahuluan
Software ini berguna untuk mempermudah dan mempercepat
penentuan komposisi fluida dan jumlahnya dalam suatu sumur pengeboran,
menampilkan log nilai nilai petrofisika yang berguna untuk perhitungan fluida
pada suatu reservoir.
35
36
37
2. Setelah load well akan muncul data dari headerlog, periksa data log
yang dibutuhkan untuk analisis lalu klik load file, dan data header log
sudah ter-input pada software interactive petrophysics seperti gambar
berikut ini.
38
tahap
kedua
setelah
load
data
pengeboran
adalah
menampilkan log untuk dianalisis, log yang ditampilkan adalah log triple
combo, volume clay, saturasi dan porositas, dan cut-off dan summation
1. Pilih menu Log plot program default plot triple combo
2. Setelah itu akan muncul tampilan log gamma ray, sp caliper, resistivity
dan density-neutron, sesuai dengan log yang dipakai pada saat
melakukan pengeboran.
39
40
41
42
Dari hasil pembacaan log ini kita dapat mengetahui volume clay pada
suatu sumur pengeboran
43
44
metode cross plot log neutron, density dan gamma ray seperti
gambar dibawah ini
45
46
Litologi
Sandstone (loose)
0.62 2.15 2
Limestone (Tight)
2.5
1.8
Most rock
1.8
2.15 2
Asquith, 1990
47
4. Setelah perhitungan dimasukkan lalu pilih menu run, lalu pilih menu
basic log function untuk melakukan perhitungan pada permeabilitas,
seperti gambar berikut ini.
5. Pilih rumus yang sudah tersedia lalu pilih menu runtab, tampilkan log
permeability pada log porositas dan saturasi air, seperti gambar
dibawah ini
PenentuanCut-off
48
sebagai
suatu
reservoir
hidrokarbon,
selain
juga
diperbandingkan dari hasil data produksi. Berikut contoh perhitungan cutoff pada batupasir Lb-d Lapangan AWP
Data test produksi tabel dibawah ini digunakan untukmenentukan
besarnya harga cut-off Vclay dan cut-off porositas lapisan pembawa gas
pada tiap lapisan batupasir Lb-d. Cut-off tersebut diperolehdari data log
yang dikombinasikan dengan data tes produksi dengan cara memplot
harga porositas versus v-clay kemudian hasil cut-off yang diperoleh
divalidasi dengan hasil cut-off yang diperoleh dari hasil cross-plot antara
porositas versus rate gas (Qg) dan v-clay versus rate gas (Qg), sehingga
diperoleh harga cut-off yang sesuai dengan data lapangan.
49
Tabel Tabulasi data test produksi lapisan Lb-d pada lapangan AWP
Sumur
Porositas
V-shale
AWP-1
0.163
0.194
2.49
AWP-1a
0.112
0.611
2.485
AWP-4
0.139
0.287
4.594
Cut-off V-shale
Nilai penggal dari volume serpih disini dapat diperoleh dengan
menggunakan cross plot antara v-shale dengan laju alir gas (Qg). Harga vshale diwakili oleh sumur AWP-1, AWP-1a dan AWP-4 dikarenakan akan
hanya ada 3 sumur yang memiliki zona test produksi. Harga cut-off v-shale
dari ketiga zona tersebut dapat menjadi acuan untuk menjadi cut-off sumur
lainya. Berikut hasil cross plot antara v-shale dengan laju alir gas pada
gambar berikut ini.
V-Shale Vs Qg
5
4
3
2
1
VSH = 0.35
0
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
50
Dari grafik tersebut dapat diketahui jika nilai cut off atau nilai penggal
dari volume serpih adalah sebesar 0.35 atau 35%. Hal ini dapat diketahui dari
trend yang ditunjukkan pada grafik di atas. Teknik determinasi dilakukan dari
kiri atas ke bawah terjadi perubahan grafik trend dari nilai volume serpih.
Cut-off Porositas
Nilai
penggal
dari
porositas
disini
dapat
diperoleh
dengan
menggunakan cross plot antara porositas dengan laju alir gas (Qg). Harga
porositas diwakili oleh sumur AWP-1, AWP-1a dan AWP-4 dikarenkan akan
hanya ada 3 sumur yang memiliki zona test produksi. Harga cut-off porositas
dari ketiga zona tersebut dapat menjadi acuan untuk cut-off sumur lainya.
Berikut hasil cross plot antara porositas dengan laju alir gas seperti pada
gambar berikut in.
e vs Qg
5
4
3
2
1
PHI = 0.12
0
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
Gambar Cross plot antara Porositas (sumbu x) dengan Laju Alir (sumbu y)
Berdasarkan interpretasi grafik di atas dapat diketahui jika nilai cut off
porositas sebesar 0.12 atau12% sehingga suatu reservoir disini dianggap
berpotensi jika memiliki nilai porositas lebih dari 12% pembacaan grafik nilai
penggal porositas ini sendiri dapat ditentukan dengan membaca grafik dari
kiri bawah ke kanan atas dengan mengamati trend perubahan dari grafiknya
tersebut.
51
penggal
dari
porositas
disini
dapat
diperoleh
dengan
menggunakan cross plot antara porositas dengan saturasi air. Hal ini
dikarenakan ketiadaan data scal (special core analysis). Parameter yang
dicari dari cross plot ini adalah mencari garis persamaan (trendline) antara
hubungan porositas dengan saturasi air. Berikut hasil cross plot antara
porositas dengan saturasi air.
0,12
SW* Vs e
0,1
y = 0.6023x
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
0,12
0,14
0,16
0,18
52
Lumping
Lumping merupakan ringkasan hasil analisis perhitungan petrofisika
v-shale dan porositas efektif pada lapisan reservoir yang diteliti yang
kemudian divalidasikan dengan nilai cut-off V-shale dan porositas efektif
seperti gambar berikut ini.
0,8
Lumping
0,7
0,6
0,5
V-shale .35
0,4
No Flow
0,3
Flow
0,2
0,1
=0.12
0
0
0,05
AWP-1
AWP-1a
0,1
AWP 4
0,15
Hasil Data Test
0,2
AWP-2
0,25
AWP-3
0,3
AWP-5
0,35
AWP-s1
53
Pada Log ini dimasukan juga besaran cut-off yang di dapat dari
perhitungan. Log porositas memiliki cut-off dengan nilai 0.12 sehingga pada
54
log porositas nilai cut-off digeser ke nilai 0.12. Log v-shale memiliki nilai cutoff sebesar 0.35 sehingga pada tampilan log v-shale parameter cut-off
digeser ke angka 0.35. Log saturasi air memiliki nilai 60% atau 0.60 sehingga
parameter cut-off digeser ke angka 0.60.
Yang dimaksud dari gross sand adalah ketebalan utuh lapisan
reservoir termasuk komposisi shale di dalamnya. Net sand adalah lapisan
reservoir yang sudah bersih atau sudah dikurangi dengan komposisi shale di
dalamnya dan net pay adalah lapisan reservoir yang mempunyai komposisi
minyak di dalamnya.
Gross sand, net sand & net pay (Hartmann dan Beaumont)
55
56
4223-4286
4206-4270
5084-5241
5238-5283
4407 - 4462
5755-5909
7778-7826
63
64
157
45
53
154
48
Cut-Off
Net Pay(feet) Net/Gross efektif (fraksi) V-shale (fraksi)
32.53
0.52
0.233
0.194
34.69
0.54
0.187
0.313
78.13
0.50
0.176
0.226
28
0.62
0.154
0.264
29.78
0.56
0.238
0.283
77.59
0.50
0.146
0.327
0.16
0.271
k (mD) Sw (fraksi)
27.67
0.32
13.32
0.37
7.16
0.36
11.02
0.45
6.15
0.38
5.77
0.48
16.01
0.35
57
diperlukan
Pada
tutorial
langkah tambahan
ini
yang
akan
sebelum
dibahas
dilakukannya
adalah
dengan
(Cara 2)
1. Masuk ke menu File Import File
59
60
62
63
64
2. Cara II
Aktifkan New Interpretation Window melalui Menu Window klik di
New Interpretation Window
Toolbar Processes Geophysics klik Seismic Interpretation
Pada 2D window, klik huruf K pada keyboard klik line seismik yang
dituju
65
66
67
Proses import data checkshot beserta jenis format file dan nama file
Saat window konfigurasi checkshot mucul, pastikan data checkshot
disambungkan pada sumur yang sama. Pilihan tersebut dapat diganti pada
pilihan connect to trace. Isikan juga kolom pada header info ke tabel bagian
atas window.
2.
pengikatan
data
sumur
terhadap
data
seismik
68
kedalaman(depth).
Sehingga,
sebelum
kita
melakukan
69
70
71
Top Formasi
Hasil picking
seismik berdasarkan
well seismic tie
Secret Data
Klik spreadsheet
Shifting Seismik
Pada seismik 2D, hal ini wajib dilakukan sebelum dilakukan picking
dan interpretasi semua line seismik.
Tujuan: agar semua line dalam kondisi tie (horizon yang sama pada line yang
berbeda saling terikat/terhubung)
73
2. Composite line akan tampil pada toolbar Input pada Composite Folder.
Tampilkan composite line pada Interpretation Window.
74
3. Double klik, atau klik kanan pada line yang akan di-shifting Settings
Geometry Pada kolom Shift, isi dengan angka untuk menggeser
penampang ke atas, isi negatif (misal -16) untuk menggeser
penampang ke bawah Tekan Shifit (perhatikan perubahan nilai
pada kolom Time/depth top) Klik Apply (perhatikan kemenerusan
horizon pada Interpretation Window)
Jika sudah sesuai, klik OK.
75
4. Langkah shifting dilakukan berurutan dari line yang memotong line lain
yang sudah well-tie, lalu keyline, dan yang terakhir line-line yang
memotong keyline.
Interpretasi Horison dan Fault
Interpretasi yang dapat dilakukan di Petrel antara lain adalah
Interpretasi Horison (bisa untuk lapisan batuan, sequence boundary, dan lain
sebagainya) dan Interpretasi Fault.
1. Pertama buat folder baru untuk Intepretasi horison dan fault, caranya:
Pada menubar klik Insert New interpretation folder
76
77
Manual). Pada line dengan horizon yang tidak terlalu menerus dan
tidak jelas, disarankan menggunakan Manual (gambar mouse)
Setelah itu, baru mulai picking horizon pada penampang seismik di
Interpretation window
78
Interpretasi Fault
1. Untuk interpretasi fault Pada toolbar Input, klik kanan Interpretation
Fault Insert Fault
2. Untuk memulai picking fault, nama fault yang mau di picking harus
diaktifkan terlebih dahulu, caranya:
79
Pada toolbar Input Interpretation Fault Klik nama fault yang mau
diaktifkan hingga tulisannya menjadi bold.
Untuk memulai picking fault , pada toolbar yang di kanan klik Interpret
Faults (F)
Setelah itu, baru mulai picking fault pada penampang seismik di
Interpretation window
80
81
3. Tahap pembuatan peta (Time Map, bukan time structure map yang
sudah meingkutsertakan sesar):
Pada toolbar Processes Utilities klik 2x Make/ edit surface
Main input Klik pada Input nama horison yang mau dibuat peta
Kemudian klik tanda panah biru
Boundary Klik pada Input nama polygon yang membatasi
Kemudian klik tanda panah biru
82
X increment dan
83
84
(*) If
85
(*) If
86
87
88
Apabila tidak muncul message log seperti pada gambar, maka perlu
diaktifkan:
View Message Log . Agar selalu muncul otomatis setiap kali klik
Run, hilangkan checklist pada Dont popup automatically
89
di samping
Surface.
Nomor 2, isi dengan Well Tops, dengan klik nama Well Tops pada
Input dan klik tanda
90
3. Maka pada Models akan muncul Velocity Model yang dapat juga
ditampilkan dengan menggunakan 2D Window.
91
92
2. Klik kanan pada salah satu titik pada scatter diagram Add Trendline
93
5. Pada tab Input Petrel, klik 1x peta time-nya, kemudian klik Menu Edit
Copy, lalu klik lagi Edit Paste, sehingga akan terbuat salinan
peta time-nya.
6. Klik kanan pada salah satu peta time tersebut yang akan dikonversi
menjadi depth Calculator.
Masukkan rumus yang didapatkan dari Ms. Excel tadi misal sebagai
berikut:
Top_BRF=(0.0009*Copy_of_ Top_BRF * Top_BRF )+(2.2486*
Copy_of_Top_BRF)+ 170.55
Untuk memasukkan nama peta dapat diklik pada kolom Select Surface
Available
95
Jika sudah, klik Enter dan tutup Calculator (tekan Esc atau klik tanda X
pada windownya)
5. Klik 2x peta yang baru saja dikonversi pada toolbar Input .
Pada tab Info, ubah nama peta, sekaligus pilih domainnya menjadi
Elevation Depth.
Pada tab Colors, atur warna peta dengan klik panah Max dan panah
Min.
Klik Apply OK
96
2. Pada bagian bawah tab Input akan muncul point hasil konversi
tersebut. Klik kanan Export.
Beri nama dan pilih tipe file Irap Classic Point Save pada lokasi
yang diinginkan dan mudah diakses.
97
3. Cari file hasil export tadi menggunakan Windows Explorer dan buka
dengan (Open with) Ms. Excel
4. Pada Excel akan terlihat bahwa data masih terdapat pada satu baris
dan tidak teratur. Untu mengaturnya, blok kolom pertama (klik kolom
A) Klik Data Klik Text to Column.
Klik Delimited Next Centang Space Klik Next Klik Finish.
98
5. Blok dan klik kanan pada baris pertama (baris 1) Klik Insert.
Masukkan label X, Y, dan Z.
X dan Y menunjukkan koordinat sedangkan Z menunjukkan nilai time
pada koordinat tersebut. Tampilannya akan menjadi sebagai berikut:
99
100
11. Pada jendela yang muncul, atur template menjadi Elevation Depth.
Klik OK
12. Membuat peta depth: menggunakan fitur Make Edit Surface, yaitu:
Pada Processes Utilities 2x klik Make Edit Surface.
Jika masih terdapat setting-an yang lama, klik pada Result Surface,
tekan Delete pada keyboard Yes.
Pada Input, klik point pada Input yang baru saja di-import dari Excel
Klik panah biru
101
Pada Boundary, klik polygon yang membatasi peta pada Input Klik
panah biru
Pada tab Geometry Grid size and position Centang Automatic
(From input data boundary) Pada Grid Increment, masukkan X
increment dan Y increment sesuai keinginan (Semakin kecil, semakin
detail, semakin lama runningnya)
Pada tab Algorithm Method : Convergent interpolation OK
13. Centang nama surface/ peta yang baru saja dibuat pada tab Input
untuk menampilkan peta. Atur tampilan peta pada menu Setting-nya
(2x klik pada surface di tab Input tersebut).
102
103
fungsi tool:
= menghaluskan kontur
= menghilangkan bagian yang menonjol pada peta
= menggeser ketinggian pada peta
= memunculkan tonjolan/ closure
untuk tingkat pengaruhnya dapat diatur pada toolbar di bawah, untuk
digunakan sesuai kebutuhan:
Fault Modelling
Sebelum melakukan fault modeling, penting untuk memperhatikan
trend struktur di blok/ lapangan yang diteliti dengan mempelajari geologi
regional dan secara quick look terhadap penampang-penampang seismik
yang telah di-picking. Hal ini setidaknya memberikan gambaran dan batasan
saat interpretasi.
1. Masuk ke Processes Structural modeling Klik 2x Define model
Kemudian isi Name of the model sesuai keinginan OK.
104
Cara 1:
Jika nama
Cara 2:
Jika nama sesar antar penampang seismik belum dalam 1 nama/ trend
(pembuatan secara manual)
1. Pada toolbar Input Interpretation fault Centang semua nama fault
untuk ditampilkan pada 2D window
Pada toolbar Processes Structural modeling
Klik 1x Fault
modeling
Pada toolbar di kanan, klik
106
2. Untuk menambah fault model baru, fault model lama harus di-non
aktifkan: Pada Models Nama model Fault model Faults klik
1x fault model lama sehingga tulisannya sudah tidak bold.
Kemudian ulangi langkah 1 untuk membuat fault model yang baru.
3. Membuat percabangan fault
Pada Models Nama model Fault model Faults Aktifkan (klik
1x) nama fault yang mau dicabangkan pada toolbar di kanan, klik
New branched fault
mau di cabang Kemudian klik lagi New branched fault Baru buat
trend sesar yang dituju pada 2D window
107
klik, tahan, dan geser (drag) persegi di bagian tengah pipa untuk
menggeser polygon fault drag pipa ke atas/ bawah untuk menaikturunkan polygon fault
108
Pillar Gridding
Sebelum melakukan pillar gridding, pastikan Anda telah membuat
polygon boundary yang menunjukkan batas peta Anda (telah dibahas pada
subbab Pembuatan Peta)
1. Aktifkan 2D window pada toolbar Processes Structural modeling
Klik 1x Pillar gridding
Pada toolbar Input centang nama polygon area dan klik kanan
Convert to boundary on the active fault model
109
110
Update lists from visible (Maka akan tampil semua fault model
yang telah aktif, jika belum ada yang tampil maka centang terlebih
dahulu semua fault pada fault model pada tab Models) Apply.
Setelah running selesai, klik OK
pada Input #1
2. Pada tab Faults, Atur Distance untuk mengatur offset kontur yang
tersesarkan/ jarak Footwall dan Hangingwall sesar.
112
Menampilkan Peta
1. Aktifkan Map Window: pada menubar Window New map window
Pada tab Window, centang Map Window
Pada toolbar Models Nama model 3D grid Centang Faults
dan peta yang ingin ditampilkan pada Horizons Kemudian atur
posisi map window yang diinginkan dengan menggunakan klik tool
Viewing Mode
peta.
Apabila ingin mengatur tampilan pada peta seperti kontur dan warna,
klik kanan surface peta pada Horizon Convert to Structured Surface.
113
Maka surface peta akan ada pada tab Input dan dapat diatur tampilannya pada menu Settings-nya (2x pada surface peta). Apabila akan
ditampilkan maka cukup dicentang salah satu saja (yang ada pada tab
Input ATAU yang ada pata tab Models Nama model 3D grid
Horizons)
114
Axis peta
Legenda
warna
Mata angin
Header/Judul
Scale bar
115
DAFTAR PUSTAKA
Asquith, George B, 1990. Log Evaluation Of Shaly Sandstone: A Practical Guide.
The American Association of Petroleum Geologist, Tulsa, Oklahoma.
Hartmann, Dan J dan Beaumont, Edward A. Predicting Reservoir System Quality
And Performance.
Rukmana,D., Kristanto,D., Cahyoko Aji,V.D. 2011, Teknik Reservoir Teori dan
Aplikasi. Pohon Cahaya, Yogyakarta.
Sclumberger, 2002, Petrel Introduction Course Seismic to Simulation Software,
Houston.
Sclumberger, 2007, Petrel Introduction Course Seismic to Simulation Software,
Houston.
Technoguide, 2001, Petrel Manual Version 3.3, Aslakveien, Norway
116