Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendahuluan
Yang dimaksud anemia adalah kondisi di mana kadar Hb/hemoglobin darah seseorang
rendah. Padahal Hb adalah bagian penting penyusun sel darah merah yang berfungsi mengikat
oksigen dan membawanya ke seluruh sel-sel tubuh, termasuk ke janin.Menurut World Health
Organization (WHO), seseorang dikatakan menderita anemia apabila kadar Hb-nya lebih rendah
dari 12 gr/dl pada wanita dewasa, kurang dari 11 gr/dl pada wanita hamil, dan kurang dari 13
gr/dl pada pria dewasa.Jika Hb-nya antara 9-12, termasuk anemia ringan. Kalau antara 6-8,
dinamakan anemia sedang. Sedangkan di bawah 6, termasuk kategori anemia berat. Anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I
dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II
Penyakit anemia memang paling sering dialami ibu hamil. Masalahnya,saat hamil
kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah. Darah dan sumsum tulang pun berubah.Umumnya,
ibu hamil kekurangan zat besi dalam darahnya. Seperti kita tahu, semasa hamil dan menyusui
kebutuhan zat besi meningkat tajam. Kebutuhan zat besi akan bertambah sejalan dengan
perkembangan janin, plasenta, dan peningkatan sel darah merah si ibu. Selain ibu hamil, yang
memiliki risiko tinggi anemia adalah wanita yang sedang menstruasi dan ibu hamil yang
vegetarian.
Secara umum, anemia dalam kehamilan dibagi ke dalam 4 jenis, yaitu anemia defisiensi
besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, dan anemia hemolitik. Anemia defisiensi besi
paling banyak diderita wanita hamil. Penyebabnya karena kekurangan zat besi.Kekurangan ini
disebabkan minimnya pemasukan unsur besi dari makanan ke tubuh. Bisa jadi makanan tersebut
memang kurang unsur zat besinya atau karena adanya gangguan percernaan, sehingga unsur zat
besi tidak bisa diserap tubuh. Penyebab lain,terlalu banyak zat besi yang keluar dari badan.
Misalnya, karena perdarahan, seperti penyakit wasir yang kronis
Gestasioanal Anemia ec defisiensi besi
Page 1
Banyak factor yang dapat mempengaruhi absorbsi zat besi tubuh. Berbagai keadaan yang
meningkatkan absorbsi besi adalah besi dalam bentuk Fe
++
(misalnya HCl, vit C), adanya bahan bahan yang membantu kelarutan besi(misalnya gula, asam
amino), keadaan defisiensi Fe dan eritropoesis yang hiperaktif. Keadaan yang menurunkan
absorbsi besi adalah besi dalam bentuk Fe
+++
sekresi pancreas), adanya bahan yang mendorong pengendapan Fe(misalnya fosfat dan fitat),
kelebihan Fe dalam tubuh, infeksi dan aktivitas eritropoesis yang menurun.1,2
Anemia deffisiensi besi bukanlah penyakit primer dan selalu merupakan manisfestasi
sekunder dari penyakit lain. Oleh karena itu perlu diketahui penyebab penyakit primer agar
pengobatan yang dilakukan membawa hasil. Sehubungan dengan hal tersebut dapat pula
dilakukan berbagai pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan indikasi dan dugaan penyakit
penyebab seperti tes darah samar tinja dan urin, pemeriksaan ginekologi, pemeriksaan radiologic,
dan lain-lain.
Kasus
NY. TK umur 25 tahun datang ke dokter untuk memeriksakankehamilan yang ke dua. Pasien
sudah diketahui hamil empat bulan. Keluhannya adalah sakit kepala dan lesu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan semua dalam keadaan normal kecuali konjunctiva pucat.
Hipotesis
Ibu tersebut menderita gestasional Anemia ec anemia defisiensi besi
Anamnesis
Dalam melakukan anamnesis, sangat perlu dilakukan dengan baik dan benar karena bagi
seorang dokter dari anamnesis apabila dilakukan dengan baik dan benar akan dapat menegakkan
diagnosis hingga mencapai kurang lebih 70% penyakit yang dialami oleh pasien tersebut. Dalam
anamnesis perlu dilakukan sesuai dengan symptom yang dialami pasien, sehingga dengan kata
lain pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan haruslah berhubungan dengan apa yang dirasakan
oleh pasien. Dalam melakukan langkah ini, disarankan dokter harus mempunyai kompetensi
yang baik dalam mengerti gejala-gejala yang timbul dari setiap penyakit.
Yang perlu ditanyakan pada pasien yang mengalami anemia defisiensi besi pada kehamilan,
contohnya sebagai berikut :
Identitas Pasien
Gestasioanal Anemia ec defisiensi besi
Page 2
pemeriksaan, selain itu juga dibutuhkan ketelitian dalam memeriksa keseluruhan berbagai tubuh
pasien, sambil berusaha menanyakan keadaan pasien, agar tampak diketahui respon dari pasien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
Berdasarkan skenario hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan konjungtiva tampak pucat.
Gestasioanal Anemia ec defisiensi besi
Page 3
Gambar 1 : Leopold 1
Leopold 2 :
-
terbesar)
Pada letak lintang dipinggir kanan kiri uterus terdapat kepala atau bokong.
Leopold 3
Page 4
Bagian bawah coba digoyangkan, apabila masih bisa, berarti bagian tersebut
belum terpegang oleh panggul. (bagian terbesar kepala belum melewati pintu atas
panggul).
Gambar 3 : leopold 3
Leopold 4 : hanya pada letak kepala
-
panggul.
Bila posisi tangan konvergen, berarti baru sebagian kecil kepala masuk panggul.
Bila posisi tangan sejajar, berarti separuh dari kepala masuk kedalam rongga
panggul.
Bila posisi tangan divergen, berarti sebagian besar kepala sudah masuk panggul.
Gambar 4 : Leopold 4
NB/ - Leopold 4 tidak dilakukan kalau kepala masih tinggi.
Gestasioanal Anemia ec defisiensi besi
Page 5
- Pada anak kembar teraba 2 bagian besar berdampingan atau teraba adanya 3
bagian besar.
4. Auskultasi
- Bisa dilakukan dengan stetoskop kebidanan atau dengan fetal heart detector
-
(Doppler).
Pada auskultasi bisa didengar bermacam bunyi:
a) Dari anak: bunyi jantung, bising tali pusat, gerakan anak.
b) Dari ibu: bising arteri uterine, bising aorta, bising usus.
Dengan Doppler bunyi jantung anak dapat didengar sejak umur kehamilan 12 minggu.
Sedangkan dengan menggunakan stateskop baru didengar pada usia kehamilan 26
minggu. Frekuensi bunyi jantung anak antara 120-140 per menit. Sedangkan frekuensi
jantung orang dewasa antara 60-80 per-menit.
Cara menghitung bunyi jantung anak ialah dihitung denyut selama 5 detik sebanyak 3
kali dengan berhenti selama 5 detik diantaranya lalu dikalikan 4.
5. Pemeriksaan Edema : Untuk melihat apakah ada pitting edema pada kaki, tangan atau
muka ada atau tidak.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lab
1) Indeks sel darah merah(MCV,MCH,MCHC)
- Pemeriksaan ini sangatlah berguna untuk memastikan apakah pasien mengalami
anemia atau tidak dan juga pemeriksaan ini juga sangat berguna untuk
membedakan jenis anemia yang diderita, yakni 3:
MCH< 80, MCH< 27, MCHC< 32% = anemia mikrositik hipokrom
MCH(80-97), MCH(27-37), MCHC(32-36%) = anemia normositik
normokrom
MCH> 97, MCH> 37, MCHC >36 atau normal = anemia megaloblastik.
Page 6
jenis anemia yang memiliki ciri khas apabila ditemukan morfologi tertentu,
seperti :
Sel pensil = anemia deffisiensi besi
Burr cell = deffisiensi piruvat kinase
Sel target = pada hemoglobin C
Smudge cell = leukemia limfositik kronik
Howell joly bodies = anemia megaloblastik
3) SI(Serum Iron), TIBC
Serum Iron(SI) kadar besi yang terdapat dalam plasma,sedangkan TIBC merupakan
indicator(transportasi) untuk mengangkut besi yang terdapat dalam plasma ke
jaringan yang membutuhkan. Pada anemia deffisiensi besi SI menurun sedangkan
TIBC meningkat.
4) Elektroforesis
Elektroforesis merupakan pemeriksaan ynag digunakan untuk membedakan apakah
penyakit ini anemia deffisiensi besi atau thalasemia. Karena pada kedu penyakit ini
memiliki gejala yang hamper sama, tapi yang menjadi perbedaannya juga dalah kadar
bilirubin darah. Pada thalasemia, bilirubin darah akan lebih tinggi dari pada anemia
deffisiensi besi.3
Pemeriksaan imaging
Dalam keadaan seperti ini, pemeriksaan imaging jarang dilakukan karena kurang cukup
berguna untuk menegakkan diagnosis.
Diagnosis Kerja
Anemia Defisiensi Besi
Dalam menegakkan diagnosis, perlu dilihat atau dirangkum dari anamnesis dan pemeriksaan.
Dimana lewat scenario data kehamilan sudah terlihat bahwa ibu tersebut mengalami kehamilan
ke dua, pernah sekali melahirkan dan belum pernah melakukan aborsi. Apabila terdapat data
seperti itu, dapat dirangkum dengan cara GPA(G = Gravida, P = Partus, A = Abortus)
sehingga dapat ditulis sebagai berikut : G2 P1 A0 .
Pada wanita ini, terjadi anemia pada kehamilan. Pada kehamilan sangat rentan sekali
terjadi anemia dikarenakan oleh adanya hemodilusi yang terjadi secara fisiologis, apabila
ditambah dengan adanya kekurangan zat yang dimana zat tersebut, membantu mengkompensasi
Gestasioanal Anemia ec defisiensi besi
Page 7
terjadinya hemodilusi seperti besi(Fe), asam folat dan vitamin B12 sangat dapat mencetuskan
gejala anemia yang berat.
Untuk working diagnosis dari kasus ini adalah anemia defisiensi besi, karena dalam
pemeriksaan laboratoriumnya hanya didapati Hb (Haemoglobin) yang berkurang hingga 9 gr/Dl.
Dapat juga terjadi anemia jenis lain, tapi untuk memastikannya dapat dilakukan pemeriksaan
laboratorium yang sudah dijelaskan di bagian atas. Gejala fisik yang hampir sama dengan anemia
deffisiensi besi adalah anemia deffisiensi vit B12 dan asam folat , yang membedakan adalah
apusan sel apus darah tepi.
Diagnosis pada anemia defisiensi besi, denga ciri khas :
o Kadar besi serum rendah
o Daya ikat besi serum tinggi
o Protoporfirin eritrosit tinggi
o Tidak ditemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
Diagnosis Banding
Anemia defisiensi vitB12 dan asam folat.
Anemia megaloblastik berhubungan dengan gambaran abnormal eritroblas sum-sum
tulang, dimana perkembangan inti(nucleus) terlambat dan kromatin inti memiliki gambaran
terbuka menyerupai renda. Terdapat defek pada sintesis DNA yang biasanya disebabkan oleh
deffisiensi vitamin B12 atau folat.
Folat merupakan koensim esensial untuk sistesis timidin monofosfat (TMP), dengan
demikian esensial juga untuk sistesis DNA. B12 merupakan koenzim untuk metionin sintase,
reaksi yang diperlukan pada demetilase untuk bentuk folat 5-metiltetrahidrofolat (metal THF) ,
yang memasuki sel dari plasma. Demetilasi menghasilkan THF yang bekerja sebagai substrat
untuk sistesis folat poliglutamat intraseluler, bentuk koenzim folat yang diperlukan dalam sel
untuk sintesis DNA. 4
Penyebab deffisiensi vitamin B12 adalah diet tidak adekuat. Vegan (Vegetarian) dapat
mengalami deffisiensi B12, meskipun sirkulasi enterohepatik lengkap beberapa microgram B12
setiap harinya memperlambat aonsetnya. Bayi yang lahir dari ibu yang mengalami deffisiensi
B12 dan diberi ASI oleh ibunya bisa menjadi gagal berkembang dan mengalami MA yang
disebabkan oleh deffisiensi B12.
Penyebab deffisiensi asam folat yang paling sering adalah asupan makan yang buruk.
Bisa tunggal atau bersama-sama dengan peningkatan penggunaan folat, malabsorbsi terjadi pada
enteropati yang diinduksi gluten atau sprue topical, Folat berikatan longgar dengan protein dalam
plasma dan mudah dibuang melalui dialysis.
Gestasioanal Anemia ec defisiensi besi
Page 8
Dan apabila dilakukan pemeriksaan laboratorium yakni sediaan apus darah tepi, akan
dijumpai sel eritrosit yang makrositik.
Anemia Perdarahan akut
Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan menyebabkan kurangnya jumlah SDM
dalam darah, sehingga terjadi anemia. Anemia karena perdarahan besar dan dalam waktu singkat
ini secara nisbi jarang terjadi. Keadaan ini biasanya terjadi karena kecelakaan dan bahaya yang
diakibatkannya langsung disadari. Akibatnya, segala usaha akan dilakukan untuk mencegah
perdarahan dan kalau mungkin mengembalikan jumlah darah ke keadaan semula, misalnya
dengan tranfusi.Biasanya disebabkan oleh perdarahan obstetric.
Etiologi
Ada kenaikan kebutuhan besi selama kehamilan. Kira-kira 300 mg besi ditransfer ke
janin dan plasenta dan 500mg yang dimasukkan kalau tersedia ke dalam massa hemoglobin ibu
yang bertambah ,hampir semuanya digunakan pada paruh pertama kehamilan.Pada waktu
ini,rata-rata keprluan besi yang dibebankan oleh kehamilannya sendiri adalah sekitar 6mg sehari
dan sebagai tambahan ada kebutuhan hampir 1mg untuk mengkompensasi ekskresi
maternal,totalnya sejumlah 7mg besi per hari.4
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi, gangguan
absorbsi, serta kehilangan besi akibat pendarahan menahun.4
rendah daging)4
Kebutuhan besi meningkat: prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan, dan
kehamilan.4
Gangguan absorbsi besi: gastrektomi, tropical spure atau kolitis kronik4
Page 9
Page 10
merah yang bersirkulasi, dan 10-30 % adalah besi cadangan yang terutama terletak didalam hati,
empedu, dan sumsum tulang. Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800-1000 mg
untuk mencukupi kebutuhan yang terdiri dari :
Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat besi dan
mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan.
Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg.
Pertumbuhan Plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg.
4. Sekitar 190 mg hilang selama melahirkan.
Selama periode setelah melahirkan 0,5-1 mg besi perhari dibutuhkan untuk laktasi, dengan
demikian jika cadangan pada awalnya direduksi, maka pasien hamil dengan mudah bisa
mengalami kekurangan besi, dimana
kekurangan besi. Kebutuhan besi yang meningkat tersebut tidak terpenuhi oleh kebiasaan diet
normal, walaupun ada penyerapan besi yang meningkat selama kehamilan yaitu 1,3-2,6 mg
perhari. Setiap wanita hamil
kembali cadangan besi yang telah hilang selama hamil. Adapun perubahan pertama yang terjadi
selama perkembangan kekurangan besi adalah deplesi cadangan zat besi pada hati, empedu dan
sumsum tulang, diikuti dengan menurunnya besi serum dan peningkatan TIBC, sehingga anemia
berkembang. Sel darah merah secara klasik digambarkan sebagai hipokromikmikrositer, tetapi
perubahan morfologi karakteristik ini tidak terjadi sampai nitro hematokrit jatuh dibawah nilai
normal. Mikrositik mendahului hipokromik, dan angka retikulosit rendah pada anemia defisiensi
besi. Anemia defisiensi besi merupakan manifestasi dari gangguan keseimbangan zat besi yang
negatif, Jumlah zat besi yang diabsorbsi tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Pertama -tama
keseimbangan yang negatip ini oleh tubuh diusahakan untuk mengatasinya dengan cara
mengunakan cadangan besi dalarn jaringan depot. Pada saat cadangan besi itu habis baru anemia
defisiensi besi menjadi manifes. Perjalanan keadaan kekurangan zat besi mulai dari terjadinya
anemia sampai dengan timbulnya gejala-gejala yang klasik melalui beberapa tahapan yaitu :
Cadangan besi habis diikuti oleh serum feritin menurun tapi belum ada anemia.
Serum transferin meningkat.
Besi serum menurun.
Perkembangan normositik, diikuti oleh anemia normokromik.
Perkembangan mikrositik dan anemia hipokromik.
Manifestasi klinis
Gestasioanal Anemia ec defisiensi besi
Page 11
Manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala,
bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia
bersama-sama
Hemoglobin (g/dl)
Hematokrit (%)
Tidak hamil
12
36
Trisemester 1
11
33
Trisemester 2
10,5
32
Trisemester 3
11
33
Hamil
Page 12
Page 13
Kematian mudigah
Kematian perinatal
Prematuritas
Cacat bawaan
Cadangan besi berkurang.
Pencegahan
Dalam perlakuan preventif yang dilakukan selama kehamilan sangat diperlukan, karena
tanpa trauma aatau sebab yang jelas pun apabila pada saat kehamilan tidak diimbangi dengan
intake yang adekuat maka akan menimbulkan anemia pula. Sehingga preventif ini, sangat
diperlukan dan perlu diperhatikan dengan sangat. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah
dengan memberikan kalori 300 kal/hari dan suplemen besi sebanyak 60 g/hari. Dan dapat juga
diberikan kombinasi antara suplemen besi dan asam folat. Untuk preparat vitamin B12 , jarang
diberikan dalam bentuk obat atau preparat,biasanya vitamin B12 sudah termasuk dalam makanan
sehari-hari(yang tentunya bergizi)
Kesimpulan
Hipotesis diterima. Ibu tersebut menderita gestasional Anemia ec anemia defisiensi besi
Daftar Pustaka
1) Friedmann G. Anemia defisiensi besi. Dalam : Greenhill. Biological principles and modern
practice of obstetrics. Asian edition. Washington , Saunders Company; 1974. Hal 121.
2) Hoffbrand F. Anemia defisiensi besi..Haematologi at glance. Jakarta, Penerbit Erlangga;
2008. Hal 24 -31.
3) Sinsanta H. Anemia defisiensi besi. Patologi klinik. Jakarta, penerbit Erlangga; 2008. Hal 25
36.
Page 14
Page 15