Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
II.
Identitas klien :
1. N a m a
: Tn. Nurdin
No. Reg : 03 89 39
2. U m u r
: 53 tahun
3. Jenis kelamin
: Laki-laki
4. A g a m a
:Islam
5. Pendidikan
:SMA
6. Alamat
7. HD Yang Ke
: 215
8. Tgl pengkajian
: 28 Agustus 2003
9. S u k u
:Bugis
10.Status perkawinan
:Kawin
11.Pekerjaan
: PNS
12 Diagnosa medik
:CRF
Data:
Keadaan Penderita pre HD:
Kesadaran Komposmentis, TD 170 / 110 mmHg, BB 55 Kg, Nadi 60 kali/m, pernafasan 18
x/m, tidak ada perdarahan gusi, epitaksis atau hematemisis, Klien tampak asites. Posisi
tidur klien kepala ditinggikan kira-kira 30 0 ,
(merah) : Cimino, Outlet (biru) : Cimino, Qb 200 ml/m, TMP 200, Tekanan arteri 0, tekanan
Vena 0 dan Heparin 1000 iu. Klien terpasang pungsi abdomen untuk mengeluarkan cairan
asites.
III. Diagnosa keperawatan :
a. Risiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan pemasukan
cairan cepat/ berlebihan.
b. Risiko Perubahan nutrisi berhubungan dengan diet rendah protein.
kain kasa steril yang kering dan kurangi dosis anti koagulan.
2). Pertehankan bubble trap 2/3 bagian. Pastikan sambungan-sambungan sudah
tertutup rapat supaya tidak ada udara.
3). Bila dialiser bocor/leak atau ada bekuan/clot secepatnya dialiser diganti. Bila
dialiser ada udara, posisi dialiser
dibalik
penurunan tekanan
c.
d.
V.
2.
3.
VI.
Bahaya bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
1.
2.
Nyeri dada
dapat terjadi
karena PaCO2
menurun bersamaan
dengan
Pruritus, dapat terjadi selama terapi dialisis ketika produk akhir metabolisme
meninggalkan kulit, Kram otot dan nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dengan
cepat meninggalkan ruang ekstra sel, Mual dan muntah merupakan peristiwa
yang
sering terjadi. Berdasarkan penelitian hal ini memang kadang terjadi pada beberapa
penderita yang mengalami terapi dialisa.
Pencegahannya : Sampai sekarang cara mecegah terjadinya hal tersebut masih sulit
ditentukan karena penyebabnya juga ulit ditentukan sehingga bila terjadi hal diatas
maka ditangani secara profilaksis atau dialisa diistirahatkan/dihentikan sementara.
Suradi Efendi, 4S.Kep, Ns (Atol) Ners FK Unhas 01
4.
Dialiser leak/bocor.
Pencegahannya : Kaji adanya alarm blood leak detector dan kaji warna dialisat serta
selang dialisat.
VII.
Pernapasan =18 kali/m, Klien tidak gatal, mual dan muntah tanda-tanda koplikasi selama
dan setelah Haemodialisa tidak ditemukan. Begitupun dengan asites klien tampak sangat
berkurang.
Maknanya:
Pelaksanaan Hemodialisa berjalan normal, komplikasi pre, intra dan post Haemodialisa
tidak ditemukan .
VIII. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah /diagnosa tersebut (mandiri dan kolaborosi) :
1.
Kolaborasi
serum . Batasi
IX.
Evaluasi diri :
Selama praktek di ruangan Haemodialisa RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dari tanggal 28
s/d 30 Agustus 2003 kami hanya melakukan monitoring tanda-tanda vital, sedangkan untuk
pelaksanaan tindakan pemasangan alat dan pengoperasian mesih haemodialisa semuanya
dilakukan oleh perawat ruanagn. Mengingat vitalnya pelaksanaan Haemodialisa
kami
tidak berani mengambil satu tindakan tanpa penjelasan dan keikutsertaan petugas ruangan .