Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
pre,intra,post operasi)
Persiapan Fisik Sebelum Operasi
September 28th, 2009 | Author: eka-kusmawan
Selain mempersiapkan mental, waktu dan
biaya, pembedahan berencana juga
mewajibkan pasien untuk menyiapkan kondisi
fisik demi lancarnya operasi yang akan
berlangsung. Persiapan fisik ini berhubungan
dengan kelainan atau penyakit yang akan
dibedah tersebut, dan juga persiapan fisik
berkenaan dengan pembiusan, agar obat-obat
bius yang nantinya diberikan tidak
menimbulkan efek negatif akibat kemampuan
respon tubuh yang tidak normal lagi.
Smiling doctor consoling patient
sitting on wheel chair outdoor
Diagnose suatu penyakit diupayakan sejelas
mungkin sebelum therapi pembedahan
dijalankan. Dan bagi operator atau dokter
Bedah sendiri, tentu tidak akan memiliki arah
yang pasti di saat berlangsungnya operasi, apa
bagaimana dan seberapa yang mesti dibedah
jika informasi atau assessment pendekatan ke
arah diagnose pasti- belum optimal. Sehingga
diperlukan pemeriksaan tambahan di luar
pemeriksaan fisik untuk menuju kepastian itu.
Mungkin akan diperlukan pemeriksaan
laboratorium saja atau dibutuhkan lagi
pemeriksaan penunjang yang masih taraf
sederhana sampai yang sudah canggih.
Misalnya, pemeriksaan rontgen atau x-ray,
pemeriksaan USG, CT scan, MRI dan
pemeriksaan yang sifatnya lebih invasif, seperti
x-ray atau CT scan dengan kontras, biopsi,
endoscopy (colonoscopy, ureteroscopy,
arthroscopy, bronchoscopy,laparoscopy dll).
Memang semakin maju perkembangan
teknologi, semakin canggih pula alat
pemeriksaan di bidang medis yang membuat
pasien semakin nyaman. Sepengetahuan
penulis, salah satu pemeriksaan canggih saat
ini adalah pemeriksaan menggunakan capsule
endoscopy untuk mengetahui keadaan saluran
Pembersih kuku
dikeringkan dengan handuk sterilWaktu : 5 10 menit
C. ANASTHESIA
Negatif SensationAnasthesia (Bahasa Yunani)
Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara
partial atau total, dengan atau tanpa disertai kehilangan
kesadaran.
Tujuan: Memblok transmisi impuls syaraf, menekan
refleks, meningkatkan relaksasi otot.
Pemilihan anesthesia oleh anesthesiologist berdasarkan
konsultasi dengan ahli bedah dan factor klien.
TYPE ANASTHESIA:
Perawat perlu mengenal ciri farmakologic terhadap obat
anesthesia yang digunakan dan efek terhadap klien selama
dan sesudah pembedahan.
1. Anasthesia Umum
Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible
karena inhibisi impulse saraf otak.
Misal : bedah kepala, leher. Klien yang tidak kooperatif.
1) Stadium Anesthesia
- Stadium I : Relaksasi
Mulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara
bertahap.
- Stadium II : Excitement
Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan
pernafasan yang iregulair dan pergerakan anggota badan
tidak teratur.
- Stadium III : Ansethesi pembedahan
Ditandai dengan relaksasi rahang, respirasi teratur,
penurunan pendengaran dan sensasi nyeri.
- Stadium IV : Bahaya
Apnoe, Cardiapolmunarry arrest, dan kematian.
2) Metode Pemberian
Inhalasi , IV injection. Instilasi rectal
(1) Inhalasi
Metode yang paling dapat dikontrol karena intak dan
eliminasi secara primer oleh paru.
Obat anesthesia inhalasi yang diberikan:
1. Gas: Nitrous Axida ( N20).
Paling sering digunakan gas yang tidak berwarna, tidak
berbau. Non iritasi dengan masa induksi dan pemulihan
yang cepat.
a. Folatile: Cairan yang dapat menguap.
b. Halotan: Non iritasi terhadap saluran pernafasan dan