Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
CASE REPORT
PPOK
Perceptor:
dr. Andreas, Sp.P
Oleh:
Diano Ramadhan
Apga Repindo
Indah Prambono
Bangkit Hasrulsah
BAB I
IDENTIFIKASI KASUS
I.
STATUS PASIEN
A. Identifikasi Pasien
Nama lengkap
: Ny.K
Umur
: 65 Tahun
Status perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Metro
Jenis kelamin
: Perempuan
Suku bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
MRS
: 2015
No. MR
: 270443
B. Anamnesis
Diambil dari autoanamnesis tanggal 1 Juli 2015 pada pukul 14.00 WIB.
Keluhan Utama
Sesak sejak 3 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Batuk berdahak 1 bulan SMRS, nyeri ulu hati, mual dan muntah 3x 3 hari
SMRS, demam 4 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 3 hari SMRS. Sesak berkurang
bila pasien duduk dengan dada sedikit membungkuk. Sesak dibarengi
dengan batuk berdahak berwarna kekuningan. Batuk dirasakan sudah 1
bulan SMRS. Batuk berdahak banyak dirasakan terutama pada pagi hari.
Demam juga dirasakan 4 hari SMRS. Pasien beberapa bulan terakhir
mengeluh sesak bila beraktivitas seperti biasa dan mereda bila istirahat.
Nafsu makan normal. Tidak ada panas pada malam hari. Riwayat minum
OAT tidak ada. Pasien mengatakan merokok 2 bungkus perhari selama
kurang lebih 15 tahun dan baru berhenti 2 tahun belakangan.
Sebelumnya nyeri ulu hati sering dirasakan namun seminggu terakhir
dirasa kian memberat. Nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk. Nyeri ulu hati
disertai mual dan muntah. Muntah berwarna kekuningan. Riwayat
dispepsia (+).
Cacar
Cacar Air
Difteri
Batuk Rejan
Campak
Influenza
Tonsilitis
Kholera
Demam Rematik Akut
Pneumonia
Pleuritis
Tuberkulosis
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
()
(-)
Malaria
Disentri
Hepatitis
Tifus Abdominalis
Skirofula
Sifilis
Gonore
Hipertensi
Ulkus Ventrikuli
Ulkus Duodeni
Dispepsia
Batu Empedu
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Umur
Jenis
(th)
-
Kelamin
: 1 :1
=1
Keadaan kesehatan
Penyebab
Meninggal
Tidak tahu
Tidak tahu
Tidak tahu
Tidak tahu
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Sehat
Sehat
Ya
E. Anamnesis Sistem
Catatan keluhan tambahan
Tidak
positif
disamping
Hubungan
judul-judul
yang
bersangkutan.
Kulit
(-)
(-)
Bisul
Kuku
(-)
(-)
Rambut
Kuning / Ikterus
(-)
(-)
(-)
Keringat malam
Sianosis
Lain-lain
Kepala
(-)
(-)
Trauma
Sinkop
(-)
(-)
Sakit kepala
Nyeri pada sinus
Nyeri
Sekret
Kuning / Ikterus
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Tinitus
Gangguan pendengaran
Kehilangan pendengaran
(-)
(-)
(-)
Gejala penyumbatan
Gangguan penciuman
Pilek
(-)
(-)
(-)
Lidah
Gangguan pengecap
Stomatitis
Mata
(-)
(-)
(-)
Telinga
(-)
(-)
Nyeri
Sekret
Hidung
(-)
(-)
(-)
(-)
Trauma
Nyeri
Sekret
Epistaksis
Mulut
(-)
(-)
(-)
Bibir
Gusi
Selaput
Tenggorokan
(-)
Nyeri tenggorokan
(-)
Perubahan suara
(-)
Nyeri leher
(+)
(-)
(+)
Sesak nafas
Batuk darah
Batuk
(-)
(-)
(-)
Perut membesar
Wasir
Mencret
Leher
(-)
Benjolan
Jantung / Paru-Paru
(-)
(-)
(-)
Nyeri dada
Berdebar
Ortopnoe
Rasa kembung
Mual
Muntah
(-)
(-)
(-)
Muntah darah
Sukar menelan
Nyeri perut, kolik
(-)
(-)
(-)
(-)
Tinja berdarah
Tinja berwarna dempul
Tinja berwarna kehitaman
Benjolan
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
()
(-)
Kencing nanah
Kolik
Oliguria
Anuria
Retensi urin
Kencing menetes
Penyakit prostat
(-)
()
Perdarahan
Disuria
Stranguri
Poliuria
Polakisuria
Hematuria
Kencing batu
Ngompol (tidak disadari)
Katamenis
(-)
()
Leukore
Lain-lain
Haid
(-)
(-)
(-)
Haid terakhir
Teratur
Gangguan haid
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Menarche
Gejala klimakterium
Anestesi
Parestesi
Otot lemah
Kejang
Afasia
Amnesis
Lain-lain
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Sukar menggigit
Ataksia
Hipo/hiper-estesi
Pingsan
Kedutan (tick)
Pusing (Vertigo)
Gangguan bicara (disartri)
(-)
(-)
Deformitas
Sianosis
Ekstremitas
(-)
(-)
Bengkak
Nyeri sendi
Berat Badan
Berat badan rata-rata (Kg) : 46 Kg
Berat badan tertinggi (Kg) : 46 Kg
Berat badan sekarang (Kg) : 46 Kg
(Bila pasien tidak tahu dengan pasti)
Tetap ()
Turun ( )
Naik ( )
F. Riwayat Hidup
Tempat lahir : ( ) di rumah ( ) rumah bersalin
( ) Lain-lain
Ditolong oleh : () dokter
( ) bidan
()
RS
Bersalin
() dukun
) Lain-lain
Riwayat Imunisasi
(-) Hepatitis (-) BCG
(-) campak
(-) DPT
(- )
polio
(-) tetanus
Riwayat Imunisasi tidak diketahui pasien
Riwayat Makanan
Frekwensi/hari
Jumlah/hari
Variasi/hari
Nafsu makan
Pendidikan
() SD
( ) SLTP
( ) SLTA
( ) Sekolah Kejuruan ()
Akademi
( ) Kursus
Tidak Sekolah
Kesulitan
Keuangan
Pekerjaan
Keluarga
Lain-lain
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
:-
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Tinggi badan
Berat Badan
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
Keadaan gizi
Kesadaran
Sianosis
Edema umum
Habitus
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
158 cm
50 kg
120/80 mmHg
88x/menit
37,8oC
28x/menit
20 IMT : Normal
Compos mentis
Tidak ada
Tidak ada
Piknikus
5
Cara berjalan
Mobilitas
Umur taksiran pemeriksa
: Normal
: Aktif
: 60an tahun
Aspek Kejiwaan
Tingkah laku wajar, alam perasan wajar dan proses fikir wajar.
H. Status Generalis
Kulit
Warna
Jaringan parut
Pertumbuhan rambut
Suhu Raba
Keringat
Lapisan lemak
Efloresensi
Pigmentasi
Pembuluh darah
Lembab/ Kering
Turgor
Ikterus
Edema
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Sawo matang
Tidak ada
Normal
Febris
Tidak ada
cukup
Tidak ada
Tidak ada
Dalam batas normal
Lembab
Normal
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan
: Normal, wajar
:
Hitam, lurus, tidak mudah dicabut,
menyebar merata
Simetris muka
Pembuluh darah temporal
: Simetris
: Tidak terlihat
Mata
Exopthalmus
:
Kelopak
:
Konjungtiva
:
Sklera
:
Lapang penglihatan :
Deviatio konjungtiva :
Enopthalmus
:
Lensa
:
Visus
:
Tidak ada
Normal
normal
Ikterik -/Normal
Tidak ada
Tidak ada
Jernih
tidak dilakukan pemeriksaan
6
Gerak mata
Tekanan bola mata
Nistagmus
: Normal
: Normal
: Tidak ada
Leher
Tekanan JVP
Kelenjar Tiroid
Kelenjar Limfe
: 5 -2 cmH2O
: Tidak membesar
: Tidak teraba pembesaran
Dada
Bentuk
Pembuluh darah
Buah dada
Paru-Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Depan
Hemithoraks simetris kiri dan
Belakang
Hemithoraks simetris kiri dan
melebar
Nyeri tekan (-) , fremitus vocal
Kiri
Kanan
simetris
hipersonor pada seluruh
simetris
Hipersonor pada seluruh lapang
lapang paru
paru.
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pembuluh Darah
Arteri temporalis, karotis, brakhialis, radialis, femoralis poplitea, tibialis
posterior teraba.
7
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Refleks dinding perut
:
:
datar
Dinding perut :
:
:
:
regio epigastrium
Hati
: Tidak teraba
Limpa
: Tidak teraba
Ginjal
: Ballotement (-)
Timpani seluruh lapang abdomen
Bising usus (+), 6x/menit
Normal
Anggota Gerak
Lengan
Kanan
Kiri
Normotonus
Normotonus
Eutrofi
Normal
Aktif
5
Eutrofi
Normal
Aktif
5
Otot
Tonus
Massa
Sendi
Gerakan
Kekuatan
:
:
:
:
:
:
:
Tidak
Tidak
Normotonus,eutrofi
Normal
Aktif
5
-/-
Refleks
Bisep
Trisep
Patela
Achiles
Kremaster
Refleks kulit
Refleks patologis
Kanan
N (Refleks lengan bawah)
N (Kontraksi trisep)
N
N (Plantar fleksi )
N
Tidak ada
Kiri
N (Refleks lengan bawah)
N (Kontraksi trisep)
N
N (Plantar fleksi)
N
Tidak ada
I. Pemeriksaan Penunjang
30 Juni 2015
Darah Lengkap
Eritrosit
: 5,92 juta
Hb
: 15,3 gr/dl
Hematokrit : 49,6%
Leukosit
: 17.320/UL
Trombosit
: 330.000
MCV : 83,8 fL
MCH : 25,8 pg
MCHC : 30,8 G/dL
LED : 15 mm/jam
Fungsi Ginjal
Ureum : 17,4 mg/dL
Creatinin : 0,86 mg/dL
Faal Hati
Albumin : 3,71
SGOT/SGPT: 24,9/17,5
Foto thorax AP : kesan: bronchitis, emfisematous lung
Spirometri : Interpretasi: restriksi sedang-berat, obstruksi sedang
VC
FVC
FEV1
FEV1/FVC
Actual
1,39
1,77
0,99
55
Prediksi
2,33
2,40
2,05
85
Presentase
59%
73%
48%
J. Ringkasan
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 3 hari SMRS. Sesak berkurang
bila pasien duduk dengan dada sedikit membungkuk. Sesak dibarengi
dengan batuk berdahak berwarna kekuningan. Batuk dirasakan sudah 1
bulan SMRS. Batuk berdahak banyak dirasakan terutama pada pagi hari.
Demam juga dirasakan 4 hari SMRS. Pasien beberapa bulan terakhir
mengeluh sesak bila beraktivitas seperti biasa dan mereda bila istirahat.
Riwayat merokok 2 bungkus perhari selama kurang lebih 15 tahun dan
baru berhenti 2 tahun belakangan.
Sebelumnya nyeri ulu hati sering dirasakan namun seminggu terakhir
dirasa kian memberat. Nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk. Nyeri ulu hati
disertai mual dan muntah. Muntah berwarna kekuningan. Riwayat
dispepsia (+).
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Berat Badan
: 50 kg
Tinggi Badan
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
Keadaan gizi
Kesadaran
Sianosis
Edema umum
Habitus
Cara berjalan
Mobilitas
Umur taksiran pemeriksa
: 158 cm
: Tampak sakit Sedang
: Compos Mentis
: 120/80 mmHg
: 88x/menit
: 37,8oC
: 24x/menit
: 20 IMT : Normal
: Compos mentis
: Tidak ada
: Tidak ada
: Piknikus
: Normal
: Aktif
: 60 tahun
Pemeriksaan Pulmo
Inspeksi
:
: barrel chest, ICS melebar, hemithoraks kiri
dan dextra
Auskultasi
Wheezing -/Abdomen
Palpasi Dinding perut
Lab
Leukosit
: 17.320/UL
Demam
Barrel chest
ICS melebar
Ronkhi (+)
Nyeri ulu hati
Mual
Muntah
Riwayat dispepsia
Nyeri tekan epigastrium
Leukositosis
Rontgen thoraks emfisematous lung, bronkhitis
Spirometri: obstruksi sedang, restriksi sedang-berat
: Dubia ad malam
: Dubia ad malam
11
Quo at sanationam
: Dubia ad malam
12
Lembar Follow Up
Tanggal
30 juni 2015
Keluhan
Pasien mengeluhkan
Pemeriksaan
Ku : TSS
lemas,lesu,lunglai cepat
Sens : CM
CA (+/+) SI (-/-)
Td : 90/70mmHg
Nadi: 88x/menit
Rr: 24x/menit
T: 36,3 C
Thoraks :
I: simetris ka=ki
A:vesikuler +/+
06.00 wib.
Abdomen
Tatalaksana
-
I: datar
A: BU +normal
P: timpani
P: nyeri tekan (+)
regio epigastrium
01 juni 2015
Sens : CM
kemarin malam
CA (+/+) SI (-/-)
Td : 120/80mmHg
Nadi: 80x/menit
Rr: 24x/menit
T: 36,4oC
BAB II
13
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran
udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau
reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau
gabungan keduanya.
Bronkitis kronik
Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal
3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut,
tidak disebabkan penyakit lainnya.
Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara
distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Pada
prakteknya cukup banyak penderita bronkitis kronik juga memperlihatkan
tanda-tanda emfisema, termasuk penderita asma persisten berat dengan
obstruksi jalan napas yang tidak reversibel penuh, dan memenuhi kriteria
PPOK.
II.
Faktor Resiko
1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang
terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
a. Riwayat merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Bekas perokok
14
III.
15
IV.
Diagnosis
Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala, gejala
ringan hingga berat. Pada pemeriksaan fisis tidak ditemukan kelainan jelas
dan tanda inflasi paru.
Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan :
A. Gambaran klinis
a. Anamnesis
- Keluhan
- Riwayat penyakit
16
- Faktor predisposisi
b. Pemeriksaan fisis
B. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan rutin
b. Pemeriksaan khusus
A. Gambaran Klinis
a. Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala
pernapasan
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan
lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan
asap rokok dan polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
b. Pemeriksaan fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
Inspeksi
- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis
leher dan edema tungkai
- Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi
17
18
19
20
V.
Klasifikasi
21
VI.
Penatalaksanaan
22
23
24
- Menambahkan mukolitik
- Menambahkan ekspektoran
Bila dalam 2 hari tidak ada perbaikan penderita harus segera ke dokter.
Penatalaksanaan eksaserbasi akut di rumah sakit dapat dilakukan secara rawat
jalan atau rawat inap dan dilakukan di :
1. Poliklinik rawat jalan
2. Unit gawat darurat
3. Ruang rawat
4. Ruang ICU
25
Obat-obatan
Dalam penatalaksanaan PPOK yang stabil termasuk disini melanjutkan
pengobatan pemeliharaan dari rumah sakit atau dokter spesialis paru baik setelah
mengalami serangna berat atau evaluasi spesialistik lainnya, seperti pemeriksaan
fungsi paru, analisis gas darah, kardiologi dll. Obat-obatan diberikan dengan
tujuan mengurangi laju beratnya penyakit dan mempertahankan keadaan stabil
yang telah tercapai dengan mempertahankan bronkodilatasi dan penekanan
inflamasi.
Obat-obatan yang digunakan
- Bronkodilator
Diberikan dalam bentuk oral, kombinasi golongan beta 2 agonis dengan golongan
xantin. Masing-masing dalam dosis subobtimal, sesuai dengan berat badan dan
beratnya penyakit sebagai dosis pemeliharaan.
Misal :
Dosis : aminofilin/teofilin 100-150 mg kombinsi dengan salbutamol 1 mg atau
terbutalin 1 mg
- Kortokosteroid
Gunakan golongan metilprednisolon/prednison, diberikan dalam bentuk oral,
setiap hari atau selang sehari dengan dosis 5 mg perhari, terutama bagi penderita
dengan uji steroid positif.
- Ekspektoran
Gunakan obat batuk hitam (OBH)
- Mukolitik
Gliseril guayakolat dapat diberikan bila sputum mukoid
- Antitusif
Kodein hanya diberikan bila batuk kering dan sangat mengganggu
26
Edukasi
Karena keterbatasan obat-obatan yang tersedia dan masalah sosiokultural lainnya,
seperti keterbatasan tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk, keterbatasan
ekonomi dan sarana kesehatan, edukasi di Puskesmas ditujukan untuk mencegah
bertambah beratnya penyakit dengan cara menggunakan obat yang tersedia
dengan tepat, menyesuaikan keterbatasan aktiviti serta mencegah eksaserbasi.
Nutrisi
Keseimbangan nutrisi antara protein lemak dan karbohidrat
Diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Kekurangan kalori dapat menyebabkan
meningkatnya derajat sesak.
Pemberian karbohidrat yang berlebihan menghasilkan Co2 yang berlebihan.
Rehabiltasi
- Latihan pernapasan dengan pursed-lips
- Latihan ekspektorasi
- Latihan otot pernapasan dan ekttremiti
Penatalaksanaan PPOK eksaserasi
Eksaserbasi PPOK terbagi menjadi derajat ringan, sedang dan berat.
Penatalaksanaan derajat ringan diatasi di poliklinik rawat jalan. Derajat sedang
dapat diberikan obat-obatan perinjeksi kemudian dilanjutkan dengan peroral.
Sedangkan pada eksaserbasi derajat berat obat-obatan diberikan perinfus untuk
kemudian bila memungkinkan dirujuk ke rumah sakit yang lebih memadai setelah
kondisis darurat teratasi.
27
28
Diuretik pada PPOK derajat sedang-berat dengan gagal jantung kanan atau
kelebihan cairan
5. Cairan
Pemberian cairan harus seimbang, pada PPOK sering disertai kor pulmonal
sehingga pemberian cairan harus hati-hati.
Rujukan dari Puskesmas ke Pelayanan Kesehatan yang lebih tinggi/Rumah
Sakit/Spesialis dilakukan bila :
- PPOK derajat berat
- Timbul pada usia muda
- Sering terjadi eksaserbasi
- Memerlukan terapi oksigen
- Memerlukan terapi bedah paru
- Sebagai persiapan terapi pembedahan
VII.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah :
1. Gagal napas
- Gagal napas kronik
- Gagal napas akut pada gagal napas kronik
2. Infeksi berulang
3. Kor pulmonal
Gagal napas kronik :
Hasil analisis gas darah Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60 mmHg, dan pH
normal, penatalaksanaan :
- Jaga keseimbangan Po2 dan PCo2
- Bronkodilator adekuat
- Terapi oksigen yang adekuat terutama waktu latihan atau waktu tidur
- Antioksidan
29
30