Вы находитесь на странице: 1из 31

TUGAS ILMU PENYAKIT DALAM

CASE REPORT
PPOK

Perceptor:
dr. Andreas, Sp.P

Oleh:
Diano Ramadhan
Apga Repindo
Indah Prambono
Bangkit Hasrulsah

KEPANITERAAN KLINIK SMF PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT AHMAD YANI METRO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

BAB I
IDENTIFIKASI KASUS
I.

STATUS PASIEN
A. Identifikasi Pasien
Nama lengkap
: Ny.K
Umur
: 65 Tahun
Status perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Metro
Jenis kelamin
: Perempuan
Suku bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
MRS
: 2015
No. MR
: 270443
B. Anamnesis
Diambil dari autoanamnesis tanggal 1 Juli 2015 pada pukul 14.00 WIB.
Keluhan Utama
Sesak sejak 3 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Batuk berdahak 1 bulan SMRS, nyeri ulu hati, mual dan muntah 3x 3 hari
SMRS, demam 4 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 3 hari SMRS. Sesak berkurang
bila pasien duduk dengan dada sedikit membungkuk. Sesak dibarengi
dengan batuk berdahak berwarna kekuningan. Batuk dirasakan sudah 1
bulan SMRS. Batuk berdahak banyak dirasakan terutama pada pagi hari.
Demam juga dirasakan 4 hari SMRS. Pasien beberapa bulan terakhir
mengeluh sesak bila beraktivitas seperti biasa dan mereda bila istirahat.
Nafsu makan normal. Tidak ada panas pada malam hari. Riwayat minum
OAT tidak ada. Pasien mengatakan merokok 2 bungkus perhari selama
kurang lebih 15 tahun dan baru berhenti 2 tahun belakangan.
Sebelumnya nyeri ulu hati sering dirasakan namun seminggu terakhir
dirasa kian memberat. Nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk. Nyeri ulu hati
disertai mual dan muntah. Muntah berwarna kekuningan. Riwayat
dispepsia (+).

C. Riwayat Penyakit Dahulu


(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
()
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

Cacar
Cacar Air
Difteri
Batuk Rejan
Campak
Influenza
Tonsilitis
Kholera
Demam Rematik Akut
Pneumonia
Pleuritis
Tuberkulosis

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
()
(-)

Malaria
Disentri
Hepatitis
Tifus Abdominalis
Skirofula
Sifilis
Gonore
Hipertensi
Ulkus Ventrikuli
Ulkus Duodeni
Dispepsia
Batu Empedu

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

Batu Ginjal /Sal. Kemih


Burut (Hernia)
Penyakit Prostat
Wasir
Diabetes
Alergi
Tumor
Penyakit Pembuluh Darah
CRF
Operasi
Kecelakaan

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Hubungan
Kakek
Nenek
Ayah
Ibu
Saudara
Anak

Umur

Jenis

(th)
-

Kelamin

: 1 :1
=1

Keadaan kesehatan

Penyebab
Meninggal
Tidak tahu
Tidak tahu
Tidak tahu
Tidak tahu

Meninggal
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Sehat
Sehat

Adakah Kerabat yang Menderita


Penyakit
Alergi
Asma
Tuberkulosa
Artritis
Rematisme
Hipertensi
Jantung
Ginjal
Lambung

Ya

E. Anamnesis Sistem
Catatan keluhan tambahan

Tidak

positif

disamping

Hubungan

judul-judul

yang

bersangkutan.
Kulit
(-)
(-)

Bisul
Kuku

(-)
(-)

Rambut
Kuning / Ikterus

(-)
(-)
(-)

Keringat malam
Sianosis
Lain-lain

Kepala
(-)
(-)

Trauma
Sinkop

(-)
(-)

Sakit kepala
Nyeri pada sinus

Nyeri
Sekret
Kuning / Ikterus

(-)
(-)
(-)

Radang keringat malam


Gangguan penglihatan
Ketajaman penglihatan

(-)
(-)
(-)

Tinitus
Gangguan pendengaran
Kehilangan pendengaran

(-)
(-)
(-)

Gejala penyumbatan
Gangguan penciuman
Pilek

(-)
(-)
(-)

Lidah
Gangguan pengecap
Stomatitis

Mata
(-)
(-)
(-)

Telinga
(-)
(-)

Nyeri
Sekret

Hidung
(-)
(-)
(-)
(-)

Trauma
Nyeri
Sekret
Epistaksis

Mulut
(-)
(-)
(-)

Bibir
Gusi
Selaput

Tenggorokan
(-)

Nyeri tenggorokan

(-)

Perubahan suara

(-)

Nyeri leher

(+)
(-)
(+)

Sesak nafas
Batuk darah
Batuk

(-)
(-)
(-)

Perut membesar
Wasir
Mencret

Leher
(-)

Benjolan

Jantung / Paru-Paru
(-)
(-)
(-)

Nyeri dada
Berdebar
Ortopnoe

Abdomen (Lambung / Usus)


(-)
()
()

Rasa kembung
Mual
Muntah

(-)
(-)
(-)

Muntah darah
Sukar menelan
Nyeri perut, kolik

(-)
(-)
(-)
(-)

Tinja berdarah
Tinja berwarna dempul
Tinja berwarna kehitaman
Benjolan

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
()
(-)

Kencing nanah
Kolik
Oliguria
Anuria
Retensi urin
Kencing menetes
Penyakit prostat

(-)
()

Perdarahan

Saluran Kemih / Alat Kelamin


(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

Disuria
Stranguri
Poliuria
Polakisuria
Hematuria
Kencing batu
Ngompol (tidak disadari)

Katamenis
(-)
()

Leukore
Lain-lain

Haid
(-)
(-)
(-)

Haid terakhir
Teratur
Gangguan haid

(-)
(-)
(-)

Jumlah dan lamanya


Nyeri
Pasca menopause

(-)
(-)

Menarche
Gejala klimakterium

Saraf dan Otot


(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

Anestesi
Parestesi
Otot lemah
Kejang
Afasia
Amnesis
Lain-lain

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

Sukar menggigit
Ataksia
Hipo/hiper-estesi
Pingsan
Kedutan (tick)
Pusing (Vertigo)
Gangguan bicara (disartri)

(-)
(-)

Deformitas
Sianosis

Ekstremitas
(-)
(-)

Bengkak
Nyeri sendi

Berat Badan
Berat badan rata-rata (Kg) : 46 Kg
Berat badan tertinggi (Kg) : 46 Kg
Berat badan sekarang (Kg) : 46 Kg
(Bila pasien tidak tahu dengan pasti)
Tetap ()
Turun ( )
Naik ( )

F. Riwayat Hidup
Tempat lahir : ( ) di rumah ( ) rumah bersalin
( ) Lain-lain
Ditolong oleh : () dokter

( ) bidan

()

RS

Bersalin

() dukun

) Lain-lain
Riwayat Imunisasi
(-) Hepatitis (-) BCG

(-) campak

(-) DPT

(- )

polio

(-) tetanus
Riwayat Imunisasi tidak diketahui pasien
Riwayat Makanan
Frekwensi/hari
Jumlah/hari
Variasi/hari
Nafsu makan

: 3 kali dalam sehari


: 1 porsi/ makan
: bervariasi
: normal

Pendidikan
() SD
( ) SLTP

( ) SLTA

( ) Sekolah Kejuruan ()

Akademi
( ) Kursus

Tidak Sekolah
Kesulitan
Keuangan
Pekerjaan
Keluarga
Lain-lain

: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
:-

G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Tinggi badan
Berat Badan
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
Keadaan gizi
Kesadaran
Sianosis
Edema umum
Habitus

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

158 cm
50 kg
120/80 mmHg
88x/menit
37,8oC
28x/menit
20 IMT : Normal
Compos mentis
Tidak ada
Tidak ada
Piknikus
5

Cara berjalan
Mobilitas
Umur taksiran pemeriksa

: Normal
: Aktif
: 60an tahun

Aspek Kejiwaan
Tingkah laku wajar, alam perasan wajar dan proses fikir wajar.
H. Status Generalis
Kulit
Warna
Jaringan parut
Pertumbuhan rambut
Suhu Raba
Keringat
Lapisan lemak
Efloresensi
Pigmentasi
Pembuluh darah
Lembab/ Kering
Turgor
Ikterus
Edema

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Sawo matang
Tidak ada
Normal
Febris
Tidak ada
cukup
Tidak ada
Tidak ada
Dalam batas normal
Lembab
Normal
Tidak ditemukan
Tidak ditemukan

Kelenjar Getah Bening


Submandibula
: Tidak teraba pembesaran
Supra klavikula
: Tidak teraba pembesaran
Lipat paha
: Tidak teraba pembesaran
Leher
: Tidak teraba pembesaran
Ketiak
: Tidak teraba pembesaran
Kepala
Ekspresi wajah
Rambut

: Normal, wajar
:
Hitam, lurus, tidak mudah dicabut,

menyebar merata
Simetris muka
Pembuluh darah temporal

: Simetris
: Tidak terlihat

Mata
Exopthalmus
:
Kelopak
:
Konjungtiva
:
Sklera
:
Lapang penglihatan :
Deviatio konjungtiva :
Enopthalmus
:
Lensa
:
Visus
:

Tidak ada
Normal
normal
Ikterik -/Normal
Tidak ada
Tidak ada
Jernih
tidak dilakukan pemeriksaan
6

Gerak mata
Tekanan bola mata
Nistagmus

: Normal
: Normal
: Tidak ada

Leher
Tekanan JVP
Kelenjar Tiroid
Kelenjar Limfe

: 5 -2 cmH2O
: Tidak membesar
: Tidak teraba pembesaran

Dada
Bentuk
Pembuluh darah
Buah dada

: Simetris, barrel chest


: Normal
: Normal

Paru-Paru
Inspeksi

Palpasi
Perkusi

Depan
Hemithoraks simetris kiri dan

Belakang
Hemithoraks simetris kiri dan

kanan; Retraksi (-), sela iga

kanan; Retraksi (-)

melebar
Nyeri tekan (-) , fremitus vocal

Nyeri tekan (-), fremitus vokal

Kiri
Kanan

simetris
hipersonor pada seluruh

simetris
Hipersonor pada seluruh lapang

lapang paru

paru.

hipersonor pada seluruh


lapang paru

Auskultasi

Kiri Bronkovesikuler (+) , Ronkhi


(+), Wheezing(-)
Kanan Bronkovesikuler (+),
Ronkhi (+), Wheezing(-)

Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

hipersonor pada seluruh lapang


paru
Bronkovesikuler (+) , Wheezing
(-), Ronkhi (+).
Bronkovesikuler (+), Wheezing
(-), Ronkhi (+)

: Ictus cordis tidak terlihat


: Ictus cordis tidak teraba
: Batas jantung kanan
: Parastrernal ICS IV
Batas jantung kiri
: Midclavicula ICS V
Batas atas
: Parasternal ICS II
: BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pembuluh Darah
Arteri temporalis, karotis, brakhialis, radialis, femoralis poplitea, tibialis
posterior teraba.
7

Abdomen
Inspeksi
Palpasi

Perkusi
Auskultasi
Refleks dinding perut

:
:

datar
Dinding perut :

:
:
:

regio epigastrium
Hati
: Tidak teraba
Limpa
: Tidak teraba
Ginjal
: Ballotement (-)
Timpani seluruh lapang abdomen
Bising usus (+), 6x/menit
Normal

Nyeri tekan (+)

Anggota Gerak
Lengan
Kanan

Kiri

Normotonus

Normotonus

Eutrofi
Normal
Aktif
5

Eutrofi
Normal
Aktif
5

Otot
Tonus
Massa
Sendi
Gerakan
Kekuatan

Tungkai dan Kaki


Luka
Varises
Otot (tonus, massa)
Sendi
Gerakan
Kekuatan
Edema

:
:
:
:
:
:
:

Tidak
Tidak
Normotonus,eutrofi
Normal
Aktif
5
-/-

Refleks
Bisep
Trisep
Patela
Achiles
Kremaster
Refleks kulit
Refleks patologis

Kanan
N (Refleks lengan bawah)
N (Kontraksi trisep)
N
N (Plantar fleksi )
N
Tidak ada

Kiri
N (Refleks lengan bawah)
N (Kontraksi trisep)
N
N (Plantar fleksi)
N
Tidak ada

I. Pemeriksaan Penunjang
30 Juni 2015
Darah Lengkap
Eritrosit
: 5,92 juta
Hb
: 15,3 gr/dl

Hematokrit : 49,6%
Leukosit
: 17.320/UL
Trombosit
: 330.000
MCV : 83,8 fL
MCH : 25,8 pg
MCHC : 30,8 G/dL
LED : 15 mm/jam
Fungsi Ginjal
Ureum : 17,4 mg/dL
Creatinin : 0,86 mg/dL
Faal Hati
Albumin : 3,71
SGOT/SGPT: 24,9/17,5
Foto thorax AP : kesan: bronchitis, emfisematous lung
Spirometri : Interpretasi: restriksi sedang-berat, obstruksi sedang
VC
FVC
FEV1
FEV1/FVC

Actual
1,39
1,77
0,99
55

Prediksi
2,33
2,40
2,05
85

Presentase
59%
73%
48%

J. Ringkasan
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 3 hari SMRS. Sesak berkurang
bila pasien duduk dengan dada sedikit membungkuk. Sesak dibarengi
dengan batuk berdahak berwarna kekuningan. Batuk dirasakan sudah 1
bulan SMRS. Batuk berdahak banyak dirasakan terutama pada pagi hari.
Demam juga dirasakan 4 hari SMRS. Pasien beberapa bulan terakhir
mengeluh sesak bila beraktivitas seperti biasa dan mereda bila istirahat.
Riwayat merokok 2 bungkus perhari selama kurang lebih 15 tahun dan
baru berhenti 2 tahun belakangan.
Sebelumnya nyeri ulu hati sering dirasakan namun seminggu terakhir
dirasa kian memberat. Nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk. Nyeri ulu hati
disertai mual dan muntah. Muntah berwarna kekuningan. Riwayat
dispepsia (+).
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Berat Badan
: 50 kg

Tinggi Badan
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
Keadaan gizi
Kesadaran
Sianosis
Edema umum
Habitus
Cara berjalan
Mobilitas
Umur taksiran pemeriksa

: 158 cm
: Tampak sakit Sedang
: Compos Mentis
: 120/80 mmHg
: 88x/menit
: 37,8oC
: 24x/menit
: 20 IMT : Normal
: Compos mentis
: Tidak ada
: Tidak ada
: Piknikus
: Normal
: Aktif
: 60 tahun

Pemeriksaan Pulmo
Inspeksi

:
: barrel chest, ICS melebar, hemithoraks kiri

dan kanan simetris, retraksi (-)


Palpasi
: Nyeri tekan (-), Fremitus vokal kiri dan
kanan simetris
Perkusi

: Sonor pada selutuh lapang pulmo sinistra

dan dextra
Auskultasi

: Bronkovesikuler +/+ , Ronkhi +/+,

Wheezing -/Abdomen
Palpasi Dinding perut
Lab
Leukosit

: Nyeri tekan (+) regio epigastrium

: 17.320/UL

Foto thorax AP : kesan: bronchitis, emfisematous lung


Spirometri : Interpretasi: restriksi sedang-berat, obstruksi sedang
K. Diagnosis Kerja dan Dasar Diagnosis
Diagnosis Kerja
PPOK eksaserbasi akut + Sindrom Dispepsia
Dasar Diagnosis
Sesak
Sesak pada aktivitas ringan, mereda bila beristirahat
Perokok berat (Indeks Brinkman 600)
Usia tua
Batuk berdahak, terutama pagi hari
10

Demam
Barrel chest
ICS melebar
Ronkhi (+)
Nyeri ulu hati
Mual
Muntah
Riwayat dispepsia
Nyeri tekan epigastrium
Leukositosis
Rontgen thoraks emfisematous lung, bronkhitis
Spirometri: obstruksi sedang, restriksi sedang-berat

L. Diagnosis Diferensial dan Dasar Diagnosis Diferensial


Diagnosis Diferensial
Asma Bronkial + Sindrom Dispepsia
CHF + Sindrom Dispepsia
Dasar Diagnosis Diferensial
Sesak
Sesak saat beraktivitas
Batuk
Nyeri ulu hati
Mual
Muntah
Riwayat dispepsia
Ronkhi (+)
Nyeri tekan epigastrium
M. Pemeriksaan yang Dianjurkan
1. AGD
2. Kultur sputum
3. Uji Provokasi Bronkus
4. EKG
N. Rencana Pengelola
Non farmakologis
Farmakologis
O. Pencegahan
P. Prognosis
Quo at vitam
Quo at functionam

: Dubia ad malam
: Dubia ad malam

11

Quo at sanationam

: Dubia ad malam

12

Lembar Follow Up
Tanggal
30 juni 2015

Keluhan
Pasien mengeluhkan

Pemeriksaan
Ku : TSS

lemas,lesu,lunglai cepat

Sens : CM

lelah bila melakukan

CA (+/+) SI (-/-)

aktivitas disertai pucat

Td : 90/70mmHg

pada lidah dan ujung jari

Nadi: 88x/menit

tangan dan kaki. Mual

Rr: 24x/menit

muntah (-) , nyeri

T: 36,3 C

tenggorokan (-) , batuk

Thoraks :

(-), pusing (+), demam

I: simetris ka=ki

(-), anoreksia (-), BAB

P: nyeri tekan (-)

cair (-), transfuse darah 1

P:frem taktil ka=ki

kolf sejak tadi pagi pukul

A:vesikuler +/+

06.00 wib.

Abdomen

Tatalaksana
-

I: datar
A: BU +normal
P: timpani
P: nyeri tekan (+)
regio epigastrium
01 juni 2015

S: post transfuse 2 kolf

Eks, edema -/Ku : TSS

sejak kemarin pagi dan

Sens : CM

kemarin malam

CA (+/+) SI (-/-)
Td : 120/80mmHg
Nadi: 80x/menit
Rr: 24x/menit
T: 36,4oC

BAB II
13

TINJAUAN PUSTAKA

I.

Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran
udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau
reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau
gabungan keduanya.
Bronkitis kronik
Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal
3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut,
tidak disebabkan penyakit lainnya.
Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara
distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Pada
prakteknya cukup banyak penderita bronkitis kronik juga memperlihatkan
tanda-tanda emfisema, termasuk penderita asma persisten berat dengan
obstruksi jalan napas yang tidak reversibel penuh, dan memenuhi kriteria
PPOK.

II.

Faktor Resiko
1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang
terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
a. Riwayat merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Bekas perokok

14

b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian


jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok
dalam tahun :
- Ringan : 0-200
- Sedang : 200-600
- Berat : >600
2. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
3. Hipereaktiviti bronkus
4. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
5. Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia

III.

Patogenesis dan Patologi


Pada bronkitis kronik terdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus,
metaplasia sel goblet, inflamasi, hipertrofi otot polos pernapasan serta
distorsi akibat fibrosis. Emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara
distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Secara
anatomik dibedakan tiga jenis emfisema:
- Emfisema sentriasinar, dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas ke
perifer, terutama mengenai bagian atas paru sering akibat kebiasaan
merokok lama
- Emfisema panasinar (panlobuler), melibatkan seluruh alveoli secara
merata dan terbanyak pada paru bagian bawah
- Emfisema asinar distal (paraseptal), lebih banyak mengenai saluran napas
distal, duktus dan sakus alveoler. Proses terlokalisir di septa atau dekat
pleura
Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena
perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu : inflamasi, fibrosis,
metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi
jalan napas.

15

IV.

Diagnosis

Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala, gejala
ringan hingga berat. Pada pemeriksaan fisis tidak ditemukan kelainan jelas
dan tanda inflasi paru.
Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan :
A. Gambaran klinis
a. Anamnesis
- Keluhan
- Riwayat penyakit

16

- Faktor predisposisi
b. Pemeriksaan fisis
B. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan rutin
b. Pemeriksaan khusus
A. Gambaran Klinis
a. Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala
pernapasan
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan
lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan
asap rokok dan polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
b. Pemeriksaan fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
Inspeksi
- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis
leher dan edema tungkai
- Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi

17

Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar


Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma
rendah, hepar terdorong ke bawah
Auskultasi
- suara napas vesikuler normal, atau melemah
- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
- ekspirasi memanjang
- bunyi jantung terdengar jauh
Pink puffer
Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan
pernapasan pursed lips breathing
Blue bloater
Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat
edema tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer
Pursed - lips breathing
Adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan
ekspirasi yang memanjang. Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh
untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi sebagai mekanisme tubuh
untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi pada gagal napas kronik.
B. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan rutin
1. Faal paru
Spirometri (VEP1, VEP1prediksi, KVP, VEP1/KVP
- Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi ( % ) dan atau
VEP1/KVP ( % ).

18

Obstruksi : % VEP1(VEP1/VEP1 pred) < 80% VEP1%


(VEP1/KVP) < 75 %
- VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk
menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit.
- Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan,
APE meter walaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai
alternatif dengan memantau variabiliti harian pagi dan sore,
tidak lebih dari 20%
Uji bronkodilator
- Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada
gunakan APE meter.
- Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan,
15 - 20 menit kemudian dilihat perubahan nilai VEP1 atau
APE, perubahan VEP1 atau APE < 20% nilai awal dan < 200
ml
- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
2. Darah rutin
Hb, Ht, leukosit
3. Radiologi
Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru
lain
Pada emfisema terlihat gambaran :
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
- Diafragma mendatar
- Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop
appearance)
Pada bronkitis kronik :
Normal
Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus

19

b. Pemeriksaan khusus (tidak rutin)


1. Faal paru
- Volume Residu (VR), Kapasiti Residu Fungsional (KRF), Kapasiti Paru
Total (KPT), VR/KRF, VR/KPT meningkat
- DLCO menurun pada emfisema
- Raw meningkat pada bronkitis kronik
- Sgaw meningkat
- Variabiliti Harian APE kurang dari 20 %
2. Uji latih kardiopulmoner
- Sepeda statis (ergocycle)
- Jentera (treadmill)
- Jalan 6 menit, lebih rendah dari normal
3. Uji provokasi bronkus
Untuk menilai derajat hipereaktiviti bronkus, pada sebagian kecil PPOK
terdapat hipereaktiviti bronkus derajat ringan
4. Uji coba kortikosteroid
Menilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral (prednison
atau metilprednisolon) sebanyak 30 - 50 mg per hari selama 2minggu yaitu
peningkatan VEP1 pascabronkodilator > 20 % dan minimal 250 ml. Pada
PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian
kortikosteroid
5. Analisis gas darah
Terutama untuk menilai :
- Gagal napas kronik stabil
- Gagal napas akut pada gagal napas kronik
6. Radiologi
- CT - Scan resolusi tinggi
- Mendeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula
yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos
- Scan ventilasi perfusi
Mengetahui fungsi respirasi paru
7. Elektrokardiografi

20

Mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan


hipertrofi ventrikel kanan.
8. Ekokardiografi
Menilai funfsi jantung kanan
9. bakteriologi
Pemerikasaan bakteriologi sputum pewarnaan Gram dan kultur resistensi
diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang
tepat. Infeksi saluran napas berulng merupakan penyebab utama eksaserbasi
akut pada penderita PPOK di Indonesia.
10. Kadar alfa-1 antitripsin
Kadar antitripsin alfa-1 rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia
muda), defisiensi antitripsin alfa-1 jarang ditemukan di Indonesia.

V.

Klasifikasi

21

VI.

Penatalaksanaan

22

Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi Akut


Eksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan dengan
kondisi sebelumnya. Eksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor lainnya
seperti polusi udara, kelelahan atau timbulnya komplikasi.
Gejala eksaserbasi :
- Sesak bertambah
- Produksi sputum meningkat
- Perubahan warna sputum
Eksaserbasi akut akan dibagi menjadi tiga :

23

a. Tipe (eksaserbasi berat), memiliki 3 gejala di atas


b. Tipe II (eksaserbasi sedang), memiliki 2 gejala di atas
c. Tipe III (eksaserbasi ringan), memiliki 1 gejala di atas ditambah infeksi saluran
napas atas lebih dari 5 hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk,
peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi pernapasan > 20% baseline, atau
frekuensi nadi > 20% baseline
Penyebab eksaserbasi akut
Primer :
- Infeksi trakeobronkial (biasanya karena virus)
Sekunder :
- Pnemonia
- Gagal jantung kanan, atau kiri, atau aritmia
- Emboli paru
- Pneumotoraks spontan
- Penggunaan oksigen yang tidak tepat
- Penggunaan obat-obatan (obat penenang, diuretik) yang tidak tepat
- Penyakit metabolik (DM, gangguan elektrolit)
- Nutrisi buruk
- Lingkunagn memburuk/polusi udara
- Aspirasi berulang
- Stadium akhir penyakit respirasi (kelelahan otot respirasi)
Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakan di rumah (untuk eksaserbasi
yang ringan) atau di rumah sakit (untuk eksaserbasi sedang dan berat)
Penatalaksanaan eksaserbasi akut ringan dilakukan dirumah oleh penderita yang
telah diedukasi dengan cara :
- Menambahkan dosis bronkodilator atau dengan mengubah bentuk bronkodilator
yangdigunakan dari bentuk inhaler, oral dengan bentuk nebuliser
- Menggunakan oksigen bila aktivitas dan selama tidur

24

- Menambahkan mukolitik
- Menambahkan ekspektoran
Bila dalam 2 hari tidak ada perbaikan penderita harus segera ke dokter.
Penatalaksanaan eksaserbasi akut di rumah sakit dapat dilakukan secara rawat
jalan atau rawat inap dan dilakukan di :
1. Poliklinik rawat jalan
2. Unit gawat darurat
3. Ruang rawat
4. Ruang ICU

Penatalaksanaan PPOK di puskesmas


Penatalaksanaan PPOK stabil
1. Obat-obatan
2. Edukasi
3. Nutrisi
4. Rehabilitasi
5. Rujukan ke spesialis paru/rumah sakit

25

Obat-obatan
Dalam penatalaksanaan PPOK yang stabil termasuk disini melanjutkan
pengobatan pemeliharaan dari rumah sakit atau dokter spesialis paru baik setelah
mengalami serangna berat atau evaluasi spesialistik lainnya, seperti pemeriksaan
fungsi paru, analisis gas darah, kardiologi dll. Obat-obatan diberikan dengan
tujuan mengurangi laju beratnya penyakit dan mempertahankan keadaan stabil
yang telah tercapai dengan mempertahankan bronkodilatasi dan penekanan
inflamasi.
Obat-obatan yang digunakan
- Bronkodilator
Diberikan dalam bentuk oral, kombinasi golongan beta 2 agonis dengan golongan
xantin. Masing-masing dalam dosis subobtimal, sesuai dengan berat badan dan
beratnya penyakit sebagai dosis pemeliharaan.
Misal :
Dosis : aminofilin/teofilin 100-150 mg kombinsi dengan salbutamol 1 mg atau
terbutalin 1 mg
- Kortokosteroid
Gunakan golongan metilprednisolon/prednison, diberikan dalam bentuk oral,
setiap hari atau selang sehari dengan dosis 5 mg perhari, terutama bagi penderita
dengan uji steroid positif.
- Ekspektoran
Gunakan obat batuk hitam (OBH)
- Mukolitik
Gliseril guayakolat dapat diberikan bila sputum mukoid
- Antitusif
Kodein hanya diberikan bila batuk kering dan sangat mengganggu

26

Manfaatkan obat-obatan yang tersedia sesuai dengan perkiraan patogenesis yang


terjadi pada keluhan klinis. Perhatikan dosis dan waktu pemberian untuk
menghindari efek samping obat.

Edukasi
Karena keterbatasan obat-obatan yang tersedia dan masalah sosiokultural lainnya,
seperti keterbatasan tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk, keterbatasan
ekonomi dan sarana kesehatan, edukasi di Puskesmas ditujukan untuk mencegah
bertambah beratnya penyakit dengan cara menggunakan obat yang tersedia
dengan tepat, menyesuaikan keterbatasan aktiviti serta mencegah eksaserbasi.
Nutrisi
Keseimbangan nutrisi antara protein lemak dan karbohidrat
Diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Kekurangan kalori dapat menyebabkan
meningkatnya derajat sesak.
Pemberian karbohidrat yang berlebihan menghasilkan Co2 yang berlebihan.
Rehabiltasi
- Latihan pernapasan dengan pursed-lips
- Latihan ekspektorasi
- Latihan otot pernapasan dan ekttremiti
Penatalaksanaan PPOK eksaserasi
Eksaserbasi PPOK terbagi menjadi derajat ringan, sedang dan berat.
Penatalaksanaan derajat ringan diatasi di poliklinik rawat jalan. Derajat sedang
dapat diberikan obat-obatan perinjeksi kemudian dilanjutkan dengan peroral.
Sedangkan pada eksaserbasi derajat berat obat-obatan diberikan perinfus untuk
kemudian bila memungkinkan dirujuk ke rumah sakit yang lebih memadai setelah
kondisis darurat teratasi.

27

Obat-obatan eksaserbasi akut


1. Penambahan dosis bronkodilator dan frekuensi pemberiannya. Bila terjadi
eksaserbasi berat obat diberikan secara injeksi, subkutan, intravena atau per drip,
misal :
- Terbutalin 0,3 ml subkutan dapat diulang sampai 3 kali setiap 1 jam dan dapat
dilanjutkan dengan pemberian perdrip 3 ampul per 24 jam
- Adrenalin 0,3 mg subkutan, digunakan hati-hati
- Aminofilin bolus 5 mg/kgBB (dengan pengenceran) dilanjutkan dengan perdrip
0,5-0,8 mg/kgBB/jam
- Pemberian aminofilin drip dan terbutalin dapat bersama-sama dalam 1 botol
cairan infus yang dipergunakan adalah Dektrose 5%, Na Cl 0,9% atau Ringer
laktat
2. Kortikosteroid diberikan dalam dosis maksimal, 30 mg/hari dalam 2 minggu
bila perlu dengan dosis turut bertahap (tappering off)
3. Antibiotik diberikan dengan dosis dan lama pemberian yang adekuat (minimal
10 hari dapat sampai 2 minggu), dengan kombinasi dari obat yang tersedia.
Pemilihan jenis antibiotik
disesuaikan dengan efek obat terhadap kuman Gram negatif dan Gram positif
serta kuman atipik.
Di Puskesmas dapat diberikan
Lini I : ampisilin
Kontrimoksasol
Eritromisin
Lini II : ampisilin kombinasi kloramfenikol, eritromisin
Kombinasi kloramfenikol dengan Kotrimaksasol ditambah dengan eritromisin
sebagai makrolid.
4. Diuretik

28

Diuretik pada PPOK derajat sedang-berat dengan gagal jantung kanan atau
kelebihan cairan
5. Cairan
Pemberian cairan harus seimbang, pada PPOK sering disertai kor pulmonal
sehingga pemberian cairan harus hati-hati.
Rujukan dari Puskesmas ke Pelayanan Kesehatan yang lebih tinggi/Rumah
Sakit/Spesialis dilakukan bila :
- PPOK derajat berat
- Timbul pada usia muda
- Sering terjadi eksaserbasi
- Memerlukan terapi oksigen
- Memerlukan terapi bedah paru
- Sebagai persiapan terapi pembedahan

VII.

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah :
1. Gagal napas
- Gagal napas kronik
- Gagal napas akut pada gagal napas kronik
2. Infeksi berulang
3. Kor pulmonal
Gagal napas kronik :
Hasil analisis gas darah Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60 mmHg, dan pH
normal, penatalaksanaan :
- Jaga keseimbangan Po2 dan PCo2
- Bronkodilator adekuat
- Terapi oksigen yang adekuat terutama waktu latihan atau waktu tidur
- Antioksidan

29

- Latihan pernapasan dengan pursed lips breathing


Gagal napas akut pada gagal napas kronik, ditandai oleh :
- Sesak napas dengan atau tanpa sianosis
- Sputum bertambah dan purulen
- Demam
- Kesadaran menurun
Infeksi berulang
Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan
terbentuk koloni kuman, hal ini memudahkan terjadi infeksi berulang.
Pada kondisi kronik ini imuniti menjadi lebih rendah, ditandai dengan
menurunnya kadar limposit darah.
Kor pulmonal :
Ditandai oleh P pulmonal pada EKG, hematokrit > 50 %, dapat disertai
gagal jantung kanan
VIII. Pencegahan
1. Mencegah terjadinya PPOK
- Hindari asap rokok
- Hindari polusi udara
- Hindari infeksi saluran napas berulang
2. Mencegah perburukan PPOK
- Berhenti merokok
- Gunakan obat-obatan adekuat
- Mencegah eksaserbasi berulang

30

Вам также может понравиться

  • CR Stemi Inferior
    CR Stemi Inferior
    Документ26 страниц
    CR Stemi Inferior
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Pandangannya Mantap Menatap Titian Di Sebrang. Akhirnya
    Pandangannya Mantap Menatap Titian Di Sebrang. Akhirnya
    Документ1 страница
    Pandangannya Mantap Menatap Titian Di Sebrang. Akhirnya
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • CP_Monitoring_Temuan
    CP_Monitoring_Temuan
    Документ3 страницы
    CP_Monitoring_Temuan
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Draft Evapro Fix
    Draft Evapro Fix
    Документ40 страниц
    Draft Evapro Fix
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Kartu Bimbingan Aktualisasi Coach
    Kartu Bimbingan Aktualisasi Coach
    Документ1 страница
    Kartu Bimbingan Aktualisasi Coach
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Referat Pioderma
    Referat Pioderma
    Документ23 страницы
    Referat Pioderma
    Diano Ramadhan Fauzan
    100% (1)
  • Notulensi Koordinasi Dan Lain2
    Notulensi Koordinasi Dan Lain2
    Документ1 страница
    Notulensi Koordinasi Dan Lain2
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • JUDUL
    JUDUL
    Документ3 страницы
    JUDUL
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • BAB IV Aktualisasi
    BAB IV Aktualisasi
    Документ28 страниц
    BAB IV Aktualisasi
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • 09 Surat Pernyataan Kesediaan-1
    09 Surat Pernyataan Kesediaan-1
    Документ1 страница
    09 Surat Pernyataan Kesediaan-1
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Asdsa
    Asdsa
    Документ1 страница
    Asdsa
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • CR GMP
    CR GMP
    Документ9 страниц
    CR GMP
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Gangguan Disosiatif dan Identitas
    Gangguan Disosiatif dan Identitas
    Документ6 страниц
    Gangguan Disosiatif dan Identitas
    indahprambono
    Оценок пока нет
  • PR Radiologi
    PR Radiologi
    Документ27 страниц
    PR Radiologi
    Diano Ramadhan Fauzan
    100% (1)
  • PEDOMAN TATA LAKSANA MALARIA
    PEDOMAN TATA LAKSANA MALARIA
    Документ62 страницы
    PEDOMAN TATA LAKSANA MALARIA
    Zsa Zsa Febryana
    100% (1)
  • CR KLL Forensik Fix
    CR KLL Forensik Fix
    Документ39 страниц
    CR KLL Forensik Fix
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Gangguan Mental Dan Perilaku Akibat Penyalahgunaan Zat
    Gangguan Mental Dan Perilaku Akibat Penyalahgunaan Zat
    Документ20 страниц
    Gangguan Mental Dan Perilaku Akibat Penyalahgunaan Zat
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Referat Toto
    Referat Toto
    Документ45 страниц
    Referat Toto
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Unit Perawatan Harian
    Unit Perawatan Harian
    Документ5 страниц
    Unit Perawatan Harian
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Pencegahan Eklamsia
    Pencegahan Eklamsia
    Документ6 страниц
    Pencegahan Eklamsia
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Cas Report Forensik
    Cas Report Forensik
    Документ8 страниц
    Cas Report Forensik
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Pertukaran Plasma
    Pertukaran Plasma
    Документ4 страницы
    Pertukaran Plasma
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Ver PL
    Ver PL
    Документ3 страницы
    Ver PL
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Pencegahan Eklamsia
    Pencegahan Eklamsia
    Документ6 страниц
    Pencegahan Eklamsia
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Ver Luka
    Ver Luka
    Документ1 страница
    Ver Luka
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Translate Jurnal Anemia Aplastik
    Translate Jurnal Anemia Aplastik
    Документ12 страниц
    Translate Jurnal Anemia Aplastik
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • LINGKUNGAN DAN MOTIVASI
    LINGKUNGAN DAN MOTIVASI
    Документ37 страниц
    LINGKUNGAN DAN MOTIVASI
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Kord Dealova
    Kord Dealova
    Документ1 страница
    Kord Dealova
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет
  • Lapjum Pertamax
    Lapjum Pertamax
    Документ2 страницы
    Lapjum Pertamax
    Diano Ramadhan Fauzan
    Оценок пока нет