Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
EKO
RT 03 RW I KELURAHAN WIYUNG
Pengkajian tanggal 08 Mei 2002
Data Umum
1. Nama KK
: Tn. Eko
2. Umur
: 28 th.
3. Alamat
: Wiyung I / 28 RT03 RW I Wiyung
4. Pendidikan
: SMA
5. Pekerjaan
: Swasta
6. Agama
: Islam
7. Komposisi Keluarga :
No. / Nama
1. Supatmi
2. Mutmainah
3. Reti
Sex
Umur
P
P
P
28 th
40 th
78 th
Hub dgn
KK
Istri
Kakak ipar
Mertua
Pendd
SMA
SMP
SD
Agama
Islam
Islam
Islam
Pekerjaan
Status
kesh.
Swasta
Swasta
-
Sehat
Sehat
Hipertensi
(post
stroke)
Genogram :
7
8
22
28
2
8
Keterangan :
Laki laki
Perempuan
Sakit
Meninggal
Tinggal serumah
R. tamu
K. tidur
K. tidur
K. tidur
Dapur
R. keluarga
K. tidur
R. makan
K. mandi
WC
Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi dalam keluarga Tn . Eko dilakukan secara terbuka dalam
menyelesaikan suatu masalah, utamanya mengenai kesehatan Ny. Reti
yang memerlukan pengaturan / pantangan makanan berkenaan dengan
Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Interaksi dan hubungan yang tercipta dalam keluarga ini tampak berkembang
dengan baik, saling mengasuh, saling menghargai dan menghormati posisi
masing masing. Terhadap masalah kesehatan yang dihadapi lebih dipandang
sebagai tugas dan kewajiban keluarga yang mesti harus dilaksanakan.
2. Fungsi sosial
Keluarga mengajarkan lewat perilaku sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya dalam kehidupan sehari hari di rumah dan lingkungannya.
3. Fungsi reproduksi
Sebagai pasangan baru keluarga tidak mengikuti program KB karena belum
dikaruniai anak.
4. Fungsi ekonomi
Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang didapatkan keluarga dengan
anggota keluarga bekerja semua cukup untuk memenuhi kebuthan keluarga
sehari hari.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga Tn Eko telah memberikan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit ( Ny. Reti ) sebatas kemampuan keluarga dalam hal pemenuhan
kebutuhan diri, misal : membantu menyediakan makan, mandi, toileting,
berpakaian. Kemampuan keluarga dalam hal mengenal, merawat, dan
memutuskan tindakan masih kurang / belum optimal, ini terlihat dari
misalnya: keluarga tidak menyiapkan masakan tersendiri buat Ny. Reti, tidak
mampu meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan walaupun sudah
merasakan adanya masalah kesehatan dalam keluarga.
c)
Pemeriksaan Fisik
Secara umum kondisi kesehatan keluarga dalam keadaan sehat, kecuali Ny. Reti
yang memerlukan perhatian khusus :
1. Keadaan umum
TB
: 150 cm.
BB
: 45 kg.
TD
: 260 / 130 mmHg
N
: 96 x / menit
RR
: 20 x/ menit
S
: - ( tidak panas )
2. Kepala
: bentuk normal, rambut banyak memutih cukup bersih
3. Mata
: berair ( Nrocos ), pandangan kabur / terganggu
4. Telinga
: normal, pendengaran masih bagus
5. Hidung
: normal
6. Leher
: terdapat pembesaran / bendungan vena jugularis kiri
7. Dada
: pergerakan kiri / kanan simetris
8. Abdomen
: normal
9. Ekstremitas : hemiplegi ekst. kiri
e)
Harapan Keluarga
Keluarga berharap tetap tercipta hubungan yang harmonis dalam keluarga dan
adanya perubahan perilaku / kondisi yang lebih baik terhadap kesehatan Ny. Reti.
Analisa data
No.
1.
Data
Ny. Reti ( 78 th )menderita
hipertensi T: 260 / 130
mmHg. ( post stroke )
selama 4 tahun, berjalan
dengan alat bantu tripot,
tidak pernah kontrol tekanan
darah,
sendirian
bila
ditinggal bekerja, tidak
patuh diit. tidak disediakan
makanan tersendiri buat Ny.
Reti, keluarga tidak sempat
meluangkan waktu untuk
mengantar berobat.
Masalah
Resiko
terjadinya
serangan
stroke
ulang ( pecahnya
pembuluh
darah
akibat hipertensi )
Penyebab
Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat
penderita lansia dengan
Hipertensi.
Goal
Objectives
Criteria
Setelah
1. Keluarga mengenal Verbal
dilakukan
masalah kesehatan
penyuluhan
lansia
(Ny.
pada keluarga
Marini)
dan
lansia,
masalah
kesehatan
lansia teratasi
Standart
Keluarga dapat
menjelaskan pengertian
Hipertensi
Keluarga dapat
menyebutkan tanda dan
gejala Hipertensi
Keluarga dapat
menjelaskan perawatan
lansia dengan Hipertensi
Intervensi
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang Hipertensi
2. Jelaskan pada keluarga tentang Pengertian,
tanda dan gejala, tidakan yang harus dilakukan
pada lansia dengan Hipertensi
3. Bimbing keluarga uttuk mengulangi yang
telah dijelaskan
4. Beri pujian tentang apa jawaban yang benar
Keputusan
1. Beri penjelasan akibat lanjut dari penyakit
keluarga
untuk
Ny. Marini
membawa Ny. Marini ke
pelayanan kesehatan
Diagnosa keperawata
Tujuan
keluarga
1. Resiko
terjadinya Keluarga mengenal masalah
serangan ulang stroke kesehatan
( pecahnya pembuluh
darah
otak
akibat
hipertensi ) keluarga Tn.
Jafar khususnya Ny.
Marini
b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat lansia
dengan Hipertensi
Keluarga
mampu
memberikan perawatan dan
memutuskan tindakan yang
sesuai terhadap masalah
kesehatan keluarga dengan
lansia
yang
menderita
hipertensi
Tanggal
Implementasi
Evaluasi
13 Agustus02
TD : 160 / 100 mmHg.
Keluarga mengerti tentang
hipertensi
dan
upaya
pencegahannaya.
13 Agustus 02
keluarga dapat menerima
masukan masuukan yang
telah disampaikan perawat
13
Agustus02
17 Agustus 02
Ny. marini memeriksakan
kesehatannya saat dilakukan
program
pemeriksaan
kesehatan lansia
PRE PLANNING
Penyuluhan askep keluarga dengan stroke
I.
Latar belakang
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. Dengan
kata lain hipertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah
sistolik dan / atau diastolik yang tidak normal.
Klien yang menderita
hipertensi bila tidak mendapatkan pengelolaan yang benar bisa menyebabkan
berbagai resiko yang berakibat fatal.
Pada keluarga Tn. Eko, dimana terdapat anggota keluarga yang menderita
hipertensi, dirasa perlu mendapatkan informasi yang berhubungan dengan
hipertensi untuk kepentingan perawatan bagi penderita.
II.
III.
IV.
Sasaran
Seluruh anggota keluarga : Tn. Jafar. S, Ny. Marini, Sdri. Ainur.R, Luluk. A,
Ahmad. L.
V.
Media
Media penyuluhan yang akan digunakan : leaflet
VI.
Metode
Metode yang digunakan : ceramah, diskusi / tanya jawab
VII.
Strategi pelaksanaan
- Memperkenalkan pembimbing, kontrak waktu, dan pembukaan : 5 menit
- Menyampaikan materi hipertensi dan diskusi : 30 menit
- Melakukan evaluasi dan terminasi : 15 menit
VIII.
: Keperawatan keluarga
: Penyakit Stroke
: Keluarga Tn. Abdul majid
: Rumah Tn. A(Desa lerep RW 5 Dusun tegal rejo)
:
: 50 menit
I.
II.
III.
Sasaran
Seluruh anggota keluarga Tn. Abdul Majid
IV.
Materi
1. Penyakit stroke
2. Diit Rendah garam
V.
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
VI.
Media
Leaflet: stroke dan diit rendah garam
VII.
Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
Semua anggota keluarga hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah Tn. Abdul majid
Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya
2. Evaluasi proses
Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
Keluarga tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Keluarga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Keluarga mengerti tentang penyakit stroke, dapat menyebutkan pengerian,
penyebab, tanda dan gejala, hal hal yang memperberat penyakit stroke
serta upaya - upaya pencegahannya
VIII.
Pengorganisasian
Pembicara / fasilitator : Cici hikmawati hajar
Supervisor
: Bapak Madya Sulisno ( pembimbing PSIK )
Materi :
Stroke
Hampir semua orang lanjut usia sedikitnya memiliki beberapa sumbatan
pada suplai darah arteri ke otak, dan sebanyak 10 % sebenarnya memiliki cukup
banyak sumbatan untuk menyebabkan gangguan fungsi, yaitu suatu kondisi yang
disebut stroke.
Kebanyakan kasus stroke disebabkan oleh plak arteriosklerotik yang terjadi pada
satu atau lebih arteri yang memberi makanan ke otak. Plak biasanya
mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, dan menghasilkan bekuan yang
menghambat arteri, dengan demikian menyebabkan hilangnya fungsi otak secara
akut pada area yang terlokalisasi. Atau, pada sekitar seperempat penderita yang
mengalami stroke, penyebabnya adalah tekanan darah tinggi yang membuat salah
satu pembuluh darah pecah; terjadi perdarahan yang mengkompresi jaringan otak
setempat.
Stroke adalah sindroma klinis yang timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa
defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian , dan semata mata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik.
Pada stroke non haemorhagic ( iskemik ), gejala utamanya adalah timbulnya
defisit neurologis secara mendadak / subacut, didahului gejala prodomal , terjadi
waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tak menurun, kecuali
bila embolus cukup besar. Biasanya terjadi pada usia diatas 50 tahun.
Penyebab :
- Infark otak ( 80 % ) misal : emboli
- Perdarahan intraserebral ( 15 % ) misal : hipertensi
- Perdarahan subarachnoid
- Penyebab lain : kelainan hematologis, penyalahgunaan obat ex: kokain
atau amfetamin
Faktor Resiko
- Yang tidak dapat diubah :
Usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA atau stroke,
penyakit jantung koroner.
- Yang dapat diubah :
Hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat,
kontrasepsi oral.
Hipertensi
Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi.
( Kapita Selekta Kedokteran, 2001 ).
Berdasarkan penyebabnya :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya
atau disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus .
2. Hipertensi skunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui
terdapat sekitar 5 % kasus.
Efek letal dari hipertensi terutama disebabkan oleh tiga hal berikut :
1. kelebihan beban kerja pada jantung , yang menimbulakan perkembangan
awal dari penyakit jantung kongestif, penyakit jantung koroner atau
keduanya, yang seringkali menyebabkan kematian akibat serangan jantung.
2. Tekanan yang tinggi seringkali menyebabkan rupturnya pembuluh darah
utama di otak, yang diikuti oleh kematian pada sebagian besar otak, keadaan
ini disebut infark serebral, yang secara klinis dikenal dengan nama stroke .
Bergantung pada bagian otak mana yang terkena, stroke dapat menyebabkan
kelumpuhan, kebutaan, demensia, atau berbagai gangguan otak yang serius
lainnya.
3. Tekanan yang tinggi hampir selalu menyebabkan berbagai perdarahan pada
ginjal, yang menimbulkan kerusakan pada area ginjal, dan akhirnya terjadi
gagal ginjal, uremia dan kematian. ( Buku ajar Fisiologi Kedokteran, 1997 )
Faktor resiko hipertensi adalah faktor yang bila semakin banyak menyertai
penderita maka dapat menyebabkan orang tersebut akan menderita tekanan darah
tinggi yang lebih berat lagi. Ada faktor resiko yang dapat dihindari atau dirubah
dan ada juga yang tidak dapat dihindari. Faktor resiko yang tidak dapat dihindari
atau dirubah adalah genetik, suku bangsa dan umur. Berbagai macam faktor
resiko yang dapat dihindari karena dapat memperberat keadaan hipertensi antara
lain makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi, garam, makanan
asin atau yang diasinkan, daging kambing, buah durian, minuman alkohol yang
berlebihan, makanan dan minuman yang mengandung bahan pengawet, rokok,
kopi, kegemukan (obesitas) dan stress (MKI. 2000 : 58).
Ada gejala yang tidak boleh diabaikan oleh klien tekanan darah tinggi karena
gejala tersebut berhubungan dengan organ-organ yang menderita kerugian karena
hipertensi yang tidak terkendali, antara lain : serangan pusing, kekakuan,
kehilangan keseimbangan, sakit kepala pagi hari, penglihatan yang memburuk,
semuanya secara bersama-sama menunjukkan adanya masalah dengan peredaran
darah di otak. Kelumpuhan anggota badan, khususnya sebelah badan atau salah
satu bagian muka, atau salah satu tangan, atau kemampuan berbicara menurun
dapat menjadi tanda peringatan adanya stroke. Terengah-engah pada waktu
latihan jasmani, dengan rasa sakit pada dada yang menjalar ke rahang, lengan,
punggung atau perut bagian atas, menjadi tanda permulaan angina. Susah nafas
dapat menjadi tanda yang berkaitan dengan tekanan darah tinggi kegagalan
jantung. Sering bangun setiap malam untuk buang air kecil dan lebih banyak serta
lebih sering mengeluarkan urine siang hari dapat menjadi tanda pertama
gangguan ginjal (Tom Smith. 1986 : 144).
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu penatalaksanaan non farmakologis dan farmakologis. Pengobatan non
farmakologis sama pentingnya dengan pengobatan farmakologis, terutama pada
hipertensi ringan, diantaranya dengan menurunkan berat badan dan mengurangi
asupan garam, menghindari merokok, minum alkohol, hiperlipedemia dan stress
(MKI. 2000 : 60).
Makanan yang
boleh diberikan.
tidak
Sumber
karbohidrat
Sumber
hewani
Sumber
nabati
Lemak
Sayuran
Buah buahan
Bumbu