Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Presentan
dr. Ramadhan Ananda Putra
Pendamping
dr. Zarni
Borang Portofolio
No. ID dan Nama Peserta :
Topik :
Tanggal Kasus :
13 Maret 2015
Nama Pasien :
An.MF
Nomor RM : 40.44.34
Tanggal Presentasi :
2015
Pendamping :
Tempat Presentasi :
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Deskripsi :
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
l
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun datang ke IGD RSUD Dr. Achmad Muchtar
Bukittinggi dengan keluhan kejang
Tujuan :
Bahan
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Pos
Bahasan :
Cara
Diskusi
Membahas
:
Data
Bumi
Nama :
An. MF
No. Reg:
40.44.34
Pasien
Nama Klinik : RSUD Dr. Achmad
Muchtar Bukittinggi
Data Utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Telp :
Terdaftar sejak :
Kejang sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit, kejang sebanyak 2x, lamanya
3 menit, kejang seluruh tubuh.
Demam sejak 4 sebelum masuk rumah sakit, demam tidak tinggi, naik
turun, tidak disertai menggigil, tidak berkeringat.
Batuk pilek sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk berdahak, dahak
berwarna kuning kental, batuk tidak berdarah
sebelumnya.
Riwayat keluarga : tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama.
Riwayat Pekerjaan : Riwayat Lingkungan Sosial dan Fisik : Riwayat Imunisasi: imunisasi dasar lengkap
Riwayat Kelahiran : lahir spontan, ditolong oleh bidan, saat lahir langsung
menangis kuat. Berat badan lahir 3000 gram, panjang badan lupa.
Daftar Pustaka :
1.
Hasil Pembelajaran :
1. Identifikasi etiologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan penunjang kejang demam
dan pneumonia
2. Mekanisme perjalanan penyakit kejang demam dan pneumonia
3. Diagnosis kejang demam dan pneumonia
4. Penatalaksanaan kejang demam dan pneumonia
Hasil Pembelajaran
13 Maret 2015
1. Subyektif
-
Kejang sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit, kejang sebanyak 2x, lamanya 3
menit, kejang seluruh tubuh.
Demam sejak 4 sebelum masuk rumah sakit, demam tidak tinggi, naik turun,
Batuk pilek sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk berdahak, dahak berwarna
kuning kental, batuk tidak berdarah
Pemeriksaan Sistemik :
Kulit
KGB
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Tenggorok
Leher
Dada : Paru :
-
Palpasi
Perkusi
: sonor
Jantung :
-Inspeksi
-Palpasi
-Perkusi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: timpani
Auskultasi
Punggung
Anus
Alat kelamin
Ekstremitas
: 11,8 gr/dl
Ht
: 35,4%
Leukosit
: 22700/mm3
pada masa inkubasi demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari dan menurut teori sifat
demam pada demam tifoid adalah meningkat perlahan lahan terutama pada sore hari hingga
malam hari. Gejala gejala klinis yang timbul juga sangat bervariasi dari yang ringan sampai
dengan yang berat, dari asimptomatik hingga gambaran penyakit yang khas disertai
komplikasi hingga kematian. Pada minggu pertama gejala klinis pada demam tifoid ini
memang ditemukan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut lain seperti yang
terjadi pada pasien ini berupa batuk, mual, muntah, pusing, badan lemas, penurunan nafsu
makan, dll. Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan suhu badan yang meningkat dan lidah
kotor. Dalam minggu kedua gejala gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi
relatif, lidah yang berselaput (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor) yang juga
ditemukan pada pasien ini, hepatomegali, splenomegali, gangguan mental berupa somnolen,
delirium, dll, namun pada pasien ini kesadarannya masih CMC. Demam tifoid ini disebabkan
oleh masuknya kuman Salmonella typhi ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang
terkontaminasi sangat mendukung dengan riwayat pasien yang sering membeli makan di luar
seperti di warung maupun rumah makan yang tidak diketahui kebersihannya. Pada temuan
laboratorium tes widal dengan hasil Aglutinin H : (+) 1/320 dan Aglutinin O (+) 1/80 ini
menunjukan adanya kuman Salmonella typhidi dalam darah pasien ini.
4. Plan
Pengobatan :
Pendidikan :
o Memberikan edukasi kepada orangtua pasien tentang kejang yang diderita anaknya,
penyebab dan cara pencegahannya serta penanganannya jika kejadian kejang yang sama
terulang kembali.
o Memberikan edukasi bahwa pasien juga menderita infeksi paru-paru yang disebabkan
oleh bakteri dan merupakan kemungkinan pencetus terjadinya kejang pada pasien.
o Memberikan edukasi kepada ibu pasien tentang penyakit dan kemungkinan penyakitnya
bertambah berat jika pasien bertambah sesak dan mulutnya membiru.
o Menjelaskan bahwa pengobatan pasien dilakukan secara medikamentosa dan non
medikamentosa.