Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SKRIPSI
Oleh:
Rizki Rica Rachim Fadilah Putri
NIM 092210101006
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di Fakultas Farmasi (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Farmasi
Oleh :
Rizki Rica Rachim Fadilah Putri
NIM 092210101006
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
ii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1.
Ibunda Alm. Abidah dan Tektik Pusbandiah serta Ayahanda Hasan Ismail
tercinta atas curahan kasih sayang, bimbingan yang telah diberikan, segala doa
yang engkau panjatkan di tiap sujudmu dan jerih payahmu demi kabahagiaan
dan kesuksesanku
2.
Saudaraku Jee Airo, Azmirul Rufaida, Eis, Dimas farulloh, Rachmi sari dewi,
Ways Alqoroni hilmi, Hilman akmal serta Elok Ainun Nisrina tercinta atas
semangat dan doanya
3.
Ibu Evi Umayah Ulfa, S.Si., Apt., M.Si dan dr. Rini Riyanti Sp. PK selaku
pembimbing skripsi
4.
Arie Daruansya., ST
5.
Bapak dan Ibu guru yang telah menyalurkan ilmunya tanpa pamrih di TK Fajar,
SDN 1 Genteng Wetan, SMP Negeri 3 Genteng, SMA Negeri 2 Genteng,
Fakultas Farmasi Universitas Jember;
6.
iii
MOTTO
Jangan menyerah jika belum akhir, jangan bangga jika baru mulai, semua
tergantung usaha dan doa
(Anonim)
iv
PERNYATAAN
: 092210101006
SKRIPSI
Oleh :
Rizki Rica Rachim Fadillah Putri
NIM 092210101006
Pembimbing
vi
vii
RINGKASAN
Uji Aktivitas Antiplatelet Ekstrak Etanol Kubis Merah (Brassica oleraceae Var.
Capitata L.); Rizki Rica Rachim Fadillah Putri; 092210101006: 37 halaman;
Fakultas Farmasi Universitas Jember.
viii
sebesar 106,7 27,9 %; 76,67 22,4%; 75 17,7 %; 24,5 14,4 %; dan 18,3
14,4%. Persentase peningkatan waktu koagulasi yang dihasilkan kontrol positif dan
ekstrak dosis 19,38 mg/kg BB memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol
negatif, ekstrak dosis 38,76 mg/kg BB dan dosis 9,69 mg/kg BB.
Pada penentuan inhibisi agregasi platelet, persentase tertinggi hingga terendah
dihasilkan oleh ekstrak 2000 g/mL, 1000 g/mL, kontrol positif, ekstrak 500 g/mL,
ekstrak 250 g/mL dan, kontrol negatif dengan persentase sebesar 53,61 1,284 %;
48,21 1,54 %; 44,08 3,5 %; 23,63 1,302 %; 17,26 1,168%; dan 10,82 4,3.
Persentase inhibisi yang dihasilkan kelompok ekstrak 2000 g/mL memiliki
perbedaan yang bermakna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif,
kontrol negatif, ekstrak 250 g/mL, dan ekstrak 500 g/mL.
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: Uji Aktivitas
Antiplatelet Ekstrak Etanol Kubis Merah (Brassica oleraceae Var. Capitata L.).
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan strata satu (S1) pada Fakultas Farmasi Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.
2.
Ibu Evi Umayah Ulfa, S.Si., M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing Utama dan
Ibu dr. Rini Riyanti, Sp. PK selaku Dosen Pembimbing Anggota atas waktu,
pikiran perhatiannya dalam membimbing dan memberi petunjuk sehingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini;
3.
Bapak Nuri, S.Si., Apt., M.Si dan Ibu Siti Muslichah S.Si., M.Sc., Apt. sebagai
dosen penguji yang banyak memberikan kritik, saran dan masukan yang
membangun dalam penulisan skripsi ini;
4.
Bapak Drs. Wiratmo, Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih
atas kesabaran dalam mengarahkan dan membimbing penulis selama menempuh
studi;
5.
6.
7.
Saudaraku Jee Airo, Azmirul Rufaida, Eis, Dimas farulloh, Rachmi Sari Dewi,
Ways Alqoroni hilmi, Hilman akmal serta Elok Ainun Nisrina dan segenap
xi
Bu Widi dan Mbak Anggra selaku teknisi Laboratorium Biologi serta Mbak Indri
dan Mbak Dhinik selaku teknisi di Laboratorium Farmasi Klinik atas dukungan
semangat dan bantuan selama penulis menyelesaikan penelitian;
9.
Arie Daruansya yang sangat spesial dalam hidup saya, yang memberikan
dorongan, semangat, perhatian dan doanya demi terselesaikannya skripsi ini;
10. Partner kerja terbaikku, Erni Nur Widyastuti., terima kasih atas semangat,
dukungan, kerjasama dalam menyelesaikan skripsi ini;
11. Sahabat-sahabatku tersayang, Imelda Rosa Indira dan Anies Rohman, serta
keluarga kecil kosan C59, yaitu Risa, Tia, Nadia, Yeni, Fia, Anggi, Kecol, rosa,
Ujreng, teteh Anis, Rara, Rani, Enyun, Citra, Nurul, Titit, Wahyu dan Firda,
terima kasih karena telah berada di sisiku selama menjalani kehidupan di Jember
dalam suka dan duka;
12. Teman-teman seperjuangan Mbak Arin, Ayu, Febri, Cecen, Thita, Pram, Novan
terima kasih atas bantuan dan support untukku selama pengerjaan skripsi;
13. Keluarga besar The Niners (Farmasi 2009), yang tidak dapat disebutkan satu per
satu terima kasih atas persaudaraan, semangat dan doa kalian;
14. Guru-guruku yang terhormat mulai TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan
tinggi;
15. Semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung
memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga saran
dan kritik dari semua pihak diterima dengan senang hati demi kesempurnaan
penulisan skripsi ini. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Jember, Desember 2013
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
ii
iv
xiii
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Hal
2.1 Kubis Merah ..................................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL
Hal
2.1 Kandungan kubis merah per 100 gram ....................................................... 7
2.2 Kandungan isotiosianat dari beberapa spesies Brassica ............................. 9
4.1 Waktu perdarahan pada mencit, sebelum (hari ke-0) dan setelah................
perlakuan (hari ke-9) ................................................................................... 26
4.2 Waktu koagulasi pada mencit sebelum (hari ke-0) dan setelah ...................
perlakuan (hari ke-9) ................................................................................... 28
4.3 Penurunan absorbansi PRP sebelum dan setelah penambahan ADP .......... 31
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
A. Dosis dan Volume Suspensi Uji yang Diberikan pada Mencit .............. 39
B. Perhitungan Dosis Asetosal yang Diberikan pada Mencit ..................... 42
C. Data Hasil Uji Waktu Perdarahan pada Mencit ................................... 43
D. Data Hasil Uji Waktu Koagulasi pada Mencit ....................................... 45
E. Data Hasil Uji Agregasi Platelet .............................................................. 47
F. Hasil Analisis Data ................................................................................... 49
F.1 Waktu Perdarahan .............................................................................. 49
F.1.1 Uji Normalitas ............................................................................. 49
F.1.2 Uji Homogenitas .......................................................................... 49
F.1.3 ANOVA ....................................................................................... 49
F.1.4 Uji LSD ........................................................................................ 50
F.2 Waktu Koagulasi ................................................................................. 51
F.2.1 Uji Normalitas ............................................................................. 51
F.2.2 Uji Homogenitas .......................................................................... 51
F.2.3 ANOVA ....................................................................................... 51
F.2.4 Uji LSD ........................................................................................ 52
F.3 Uji Agregasi Platelet ........................................................................... 53
F.3.1 Uji Normalitas ............................................................................. 53
F.3.2 Uji Homogenitas .......................................................................... 53
F.3.3 ANOVA ....................................................................................... 53
F.3.4 Uji LSD ........................................................................................ 54
G. Tabel Konversi Perhitungan Dosis .......................................................... 56
H. Foto Hasil Pengukuran Waktu Perdarahan pada Kertas Saring ........ 57
I.
xviii
BAB 1. PENDAHULUAN
perdarahan pada saat terjadi luka di pembuluh darah. Trombus adalah bekuan darah
yang terbentuk dari agregat-agregat platelet. Agregat platelet terbentuk dari platelet
yang mengalami adhesi dan sekresi yang kemudian saling beragregasi (Saraf et al.,
2009). Platelet-platelet saling beragregasi karena adanya sekresi dari Adenosine
Diphosphate (ADP) dan TXA2 (Gross & Weitz, 2009).
Resiko penyakit yang bisa disebabkan karena ketidaknormalan trombus
adalah penyakit kelainan vaskuler seperti infark miokard, stroke, dan penyakit
periferal vaskuler (Saraf et al., 2009). Penyakit kelainan vaskuler dapat dihambat
dengan menggunakan terapi obat-obatan antitrombosis salah satunya dengan
menggunakan antiplatelet (Gross & Weitz, 2009).
Asetosal dosis rendah merupakan golongan antiinflamasi non steroid yang
bisa digunakan untuk obat antiplatelet. Asetosal dapat digunakan sebagai obat
antiplatelet karena asetosal dosis rendah mampu menghambat pembentukan TXA2
melalui penghambatan siklooksigenase secara ireversibel (Ebadi, 2008).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang aktivitas antiplatelet dari ekstrak etanol kubis merah. Metode pengujian
antiplatelet dilakukan secara in vivo dan in vitro. Pengujian secara in vivo pada
mencit menggunakan dua parameter pengujian yaitu waktu perdarahan dan waktu
koagulasi
dengan mengukur kekeruhan plasma Platelet Rich Plasma (PRP) sebelum dan
sesudah diinduksi dengan ADP (Vogel, 2002). ADP merupakan salah satu
2
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui dosis ekstrak etanol kubis merah yang sama seperti kontrol
positif,
b. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas antiplatelet antara berbagai dosis ekstrak
etanol kubis merah dalam penentuan waktu perdarahan, waktu koagulasi dan
inhibisi agregasi platelet,
c. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas antiplatelet terbesar dari ekstrak etanol
kubis merah dalam penentuan waktu perdarahan, waktu koagulasi dan inhibisi
agregasi platelet jika dibandingkan dengan kontrol positif.
c. Sebagai dasar teori bagi penelitian selanjutnya mengenai manfaat ekstrak kubis
merah.
2.1
dalam
berikut:
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Capparales
Famili
: Brassicaceae
Genus
: Brassica
Spesies
Dari berbagai varietas sayuran kubis, kubis merah mengandung fenol sangat tinggi,
sehingga tidak heran kalau kubis merah mempunyai aktivitas antioksidan paling
tinggi apabila dibandingkan dengan spesies Brassica lainnya.
Kandungan kubis
Kadar
Fenol
254 mg
Antosianin
66,3-105,4 mg
Vitamin C
15,59 mg
Vitamin E
0,05 mg
Karotenoid
0,02 mg
Asam hidrosinamat
3,21 mg
9,81 mol/L
Isotiosianat
aktivitas dalam menghambat sel kanker disebabkan oleh glikosida sotiosianat (Jiri et
al., 2011).
Isotiosianat (mol/l)
Percobaan 1
Kubis putih
Kubis merah
Brokoli
Kembang kol
Sumber : Jiri, 2011
7,02
9,81
10,68
10.92
Percobaan 2
1,00
1,58
1,45
1.04
Gambar 2.2 Peran platelet pada saat proses trombosis (Gross and Weitz, 2009)
10
b. Menghambat P2Y12
Klopidogriel bekerja secara selektif menghambat P2Y12 secara ireversibel
pada permukaan platelet. Klopidogriel merupakan bentuk prodrug dan dimetabolisme
terlebih dahulu untuk mengaktifkan metabolit yang menghambat reseptor ADP
(Gross and Weitz, 2009).
c. Menghambat PAR-1
Trombin merupakan salah satu agonis platelet. Trombin mampu mengaktivasi
platelet melalui reseptor G-protein (PAR-1 dan PAR-2). Harapannya ketika reseptor
PAR-1 dihambat maka aktivasi platelet juga akan dihambat (Gross and Weitz, 2009).
d. Menghambat fosfodiesterase
Adenosin monofosfat siklik menghasilkan sinyal intraseluler untuk menekan
aktivasi platelet dan agregasi platelet. Dengan menghambat fosfodiesterase akan
menyebabkan dipiridamol dan kilostazol meningkatkan kadar adenosinmonofosfat.
Obat golongan ini mempunyai risiko perdarahan yang rendah (Gross and Weitz,
2009).
2.5.2 Menghambat Jalur Inflamasi Platelet
Platelet mempengaruhi inflamasi melalui jalur sintesis CD40 dan P-selektin.
CD40 merupakan sel terlarut yang dirilis dari aktivasi platelet. Ketika terikat dengan
ligan CD40 pada monosit, sel endotel, atau T-limfosit, maka menimbulkan respon
proinflamasi. Reseptor P-selektin, adalah suatu molekul sel adhesi yang terdapat pada
platelet yang teraktivasi dan pada sel endotel (Gross and Weitz, 2009).
11
kolagen atau vWF sehingga interaksi antara platelet dan kolagen vWF dapat dihambat
(Gross and Weitz, 2009).
12
Po
K (-)
O(-)
O(-)
K (+)
O(+)
O(+)
D1
O1
O1
D2
O2
O2
D3
O3
O3
: Randomisasi mencit
K (-)
: Kelompok kontrol negatif dengan perlakuan pemberian CMC Na 1 % secara per oral
13
K (+)
Kelompok kontrol positif dengan perlakuan pemberian suspensi asetosal dalam CMC
Na 1 % secara per oral.
D1
: Kelompok perlakuan dengan ekstrak etanol kubis merah dosis 9,69 mg/kg BB secara
per oral.
D2
: Kelompok perlakuan dengan ekstrak etanol kubis merah dosis 19,38 mg/kg BB
secara per oral.
D3
: Kelompok perlakuan dengan ekstrak etanol kubis merah dosis 38,76 mg/kg BB
secara per oral.
O1,2,3,4,(-),(+)
Po
K (-)
K (+)
D1
O1
D2
P2
D3
O2
O3
D4
O4
O(-)
O(+)
: Randomisasi manusia
K (-)
K (+)
Kelompok kontrol positif dengan pemberian larutan asetosal 1000 ppm 10 L pada
PRP
14
D1
: Kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol kubis merah konsentrasi 250
ppm 10 L pada PRP
D2
: Kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol kubis merah konsentrasi 500
ppm 10 L pada PRP
D3
: Kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol kubis merah konsentrasi 1000
ppm 10 L pada PRP
D4
: Kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol kubis merah konsentrasi 2000
ppm 10 L pada PRP
O (-),(+),1,2,3,4
15
16
b. Ekstrak yang digunakan adalah ekstrak etanol kubis merah yang telah dipekatkan
dan disuspensikan dengan CMC Na 1% untuk uji in vivo sedangkan untuk uji in
vitro ekstrak etanol kubis merah dilarutkan dengan air suling.
c. Ekstrak etanol kubis merah dikatakan mempunyai aktivitas antiagregasi platelet
apabila memiliki perbedaan peningkatan waktu perdarahan, waktu koagulasi, dan
penurunan serapan plasma yang signifikan dengan kontrol negatif.
d. Waktu perdarahan merupakan waktu mulainya keluar darah sampai tidak
terdeteksi lagi pada kertas saring. Adanya efek anti agregasi platelet ditunjukkan
oleh waktu perdarahan yang semakin panjang setelah pemberian bahan uji.
e. Waktu koagulasi merupakan waktu keluarnya tetesan darah sampai terbentuknya
benang-benang fibrin. Dikatakan memiliki efek antiagregasi platelet apabila waktu
koagulasinya semakin panjang setelah pemberian bahan uji.
f. Penurunan serapan plasma merupakan selisih antara serapan plasma awal sebelum
diinduksi ADP dikurangi dengan serapan plasma setelah diinduksi ADP. Adanya
efek anti agregasi platelet ditunjukkan oleh presentasi inhibisi agregasi yang
semakin besar.
Proses ekstraksi
Kubis merah dibersihkan dengan air mengalir kemudian dipotong kecil-kecil.
Setelah itu dikeringkan di udara terbuka dan terlindung dari sinar matahari langsung
sampai diperoleh simplisia kering. Simplisia kering kemudian dihaluskan sampai
diperoleh serbuk sebanyak 385,2 gram dimaserasi menggunakan etanol
70%
sebanyak 10 kali berat serbuk simplisia dalam maserator. Maserator ditutup rapat,
diaduk lalu dibiarkan selama 24 jam. Maserasi dilakukan berulang sampai 3 kali.
Ekstrak cair disaring 1 kali dengan menggunakan kertas saring. Ekstrak yang
dihasilkan ditampung dalam suatu wadah. Ekstrak cair diuapkan dengan rotary
evaporator pada suhu 50C, 180 rpm hingga diperoleh ekstrak kental.
18
3.7.2
kelompok terdiri dari 5 ekor yang terpilih secara acak, kemudian diberi perlakuan
dengan prosedur sebagai berikut:
a.
Kelompok K (-)
b.
Kelompok K (+)
c.
Kelompok D1
d.
Kelompok D 2
: mencit diberi kubis merah dosis 19,38 mg/kg BB secara per oral.
e.
Kelompok D 3
: mencit diberi kubis merah dosis 38,76 mg/kg BB secara per oral.
Hewan percobaan berupa mencit putih jantan sehat galur Balb-C yang berumur
2-3 bulan yang memiliki bobot badan 20-25 gram. Mencit diadaptasikan dengan
lingkungan laboratorium selama satu minggu. Uji dilakukan pada mencit kelompok
uji efek anti agregasi platelet pada hari ke 0 dan pada hari ke 9 setelah 8 hari
pemberian sediaan uji. Parameter yang digunakan, yaitu waktu pendarahan, dan
waktu koagulasi.
3.7.4 Pembuatan Suspensi Uji Penentuan Waktu Perdarahan dan Waktu koagulasi
Untuk kedua parameter uji waktu perdarahan dan waktu koagulasi yang akan
ditentukan dalam penelitian ini, dibuat tiga konsentrasi dosis yaitu 9,69; 19,38 dan
38,76 mg/kg BB. Suspensi ekstrak uji diberikan dalam bentuk suspensi dalam
suspensi CMC Na 1% b/v.
3.7.5 Pembuatan Suspensi Asetosal Uji Penentuan Waktu Perdarahan dan Waktu
Koagulasi
19
20
21
pembentukan
agregat
platelet
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan plasma manusia yang diinduksi dengan ADP secara invitro. Agregat
platelet yang terbentuk dinilai dengan membandingkan serapan plasma sebelum dan
sesudah diinduksi agregasi platelet oleh ADP dengan menggunakan spektofotometer.
Makin besar penurunan serapan plasma, semakin banyak agregat yang terbentuk.
Konsentrasi uji 250, 500, 1000, dan 2000 g/ml dan konsentrasi kontrol
positif 1000 g/ml dipipet sebanyak 10 l dan ditambahkan ke dalam 450 l platelet
preparation pada ependorf kemudian disentrifus kurang lebih 15 menit. Masingmasing kelompok uji direplikasi sebanyak 3 kali. Diukur serapannya sebelum dan
sesudah diberi ADP pada panjang gelombang 600nm. Setelah diberi ADP dilakukan
inkubasi selama 20 menit pada shaker inkubator pada suhu 370 C (Vogel, 2002).
Kekeruhan plasma darah sebelum dan sesudah diberi ADP diukur dengan
spektrofotometer. Kemudian kekeruhan plasma antar kelompok uji dengan kelompok
kontrol dihitung persentase inhibisi agregasi plateletnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Moriyama et al. (2008),
persentase inhibisi ditentukan dengan rumus:
% inhibisi agregasi platelet = (1- B/A) x 100%
B= absorbansi setelah penambahan ADP
A= absorbansi sebelum penambahan ADP
22
derajat kepercayaan 95%. Selanjutnya dianalisis dengan metode Post Hoc dengan uji
Least Significantly Difference (LSD).
23
Dosis
9,69 mg
Kelompok
Kontrol Positif
Kelompok Kontrol
Negatif
Pemberian
suspensi ekstrak
Pemberian
suspensi asetosal
Pemberian suspensi
CMC Na 1%
Dosis
19,38 mg
Dosis
38,76 mg
Penentuan Waktu
Pembekuan
(detik)
Penentuan Waktu
Perdarahan
(detik)
Analisis Data
Metode Anova Satu Arah dengan taraf kepercayaan 95%.
Gambar 3.3 Alur Kerja penentuan waktu perdarahan dan waktu pembekuan
24
Kelompok Uji
Antiagregasi
Kelompok
Kontrol
Positif
Kelompok
Kontrol Negatif
Pemberian
larutan ekstrak
Pemberian
larutan
asetosal
Pemberian
aquadest
250
500
1000
2000
g/ml
g/ml
g/ml
g/ml
1000
g/ml
Induksi ADP
Analisis Data
Metode Anova Satu Arah dengan taraf kepercayaan 95%.
25
Jumlah
sampel (n)
5
5
5
5
5
26
27
Tabel 4.2 Waktu koagulasi sebelum perlakuan (hari ke-0) dan setelah (hari ke-9)
Kelompok
Kontrol positif
Kontrol negatif
Ekstrak dosis 9,69 mg/kg BB
Ekstrak dosis 19,38 mg/kg BB
Ekstrak dosis 38,76 mg/kg BB
Jumlah
sampel (n)
5
5
5
5
5
29
30
ekstrak pada dosis 19.38 mg/kg BB kubis merah mampu memberikan peningkatan
waktu koagulasi yang sebanding dengan kontol positif, yaitu asetosal.
Kelompok kontrol negatif memiliki perbedaan yang bermakna dengan dosis
ekstrak 19,38 mg/kg BB dan 38,76 mg/kg BB. Perbedaan persentase peningkatan
waktu koagulasi dosis 19,38 mg/kg BB dan 38,76 mg/kg BB yang bermakna dengan
kontrol negatif, menunjukkan bahwa ekstrak etanol kubis merah mempunyai
kemampuan dalam meningkatkan waktu koagulasi pada dosis 19,38 mg/kg BB dan
38,76 mg/kg BB. Kontrol negatif tidak berbeda signifikan dengan dosis ekstrak 9,69
mg/kg BB hal ini menunjukkan bahwa pada dosis tersebut tidak memiliki aktivitas
meningkatkan waktu koagulasi.
Waktu koagulasi yang semakin panjang setelah pemberian ekstrak etanol
kubis merah diduga disebabkan oleh flavonoid dan isotiosianat (Jantan et al., 2011).
flavonoid dan isotiosianat mampu menghambat pelepasan mediator asam arakidonat
dari membran sel sehingga jalur metabolisme siklooksigenase terhambat. Ketika
siklooksigenase dihambat mengakibatkan tromboksan A2 tidak terbentuk dan
berkurang (Middleton, 2000; Morimitsu et al., 2000). Sehingga proses perubahan
fibrinogen menjadi fibrin oleh thrombin juga terhambat (Yulinah et al., 2008). Ada 2
faktor yang dapat mempengaruhi waktu koagulasi darah yaitu jalur ekstrinsik dan
jalur intrinsik (Bakta, 2007).
Jalur ekstrinsik dipicu oleh faktor jaringan ketika ada pembuluh darah yang
luka, jalur ini digunakan untuk uji waktu koagulasi Protrombin Time (PT). Faktor
jaringan dengan bantuan kalsium menyebabkan aktivasi faktor VII menjadi FVIIa.
Kompleks FVIIa, faktor jaringan dan kalsium mengaktifkan faktor X menjadi FXa
dan faktor IX menjadi FIXa. Jalur ekstrinsik hanya memulai proses koagulasi, begitu
terbentuk sedikit trombin, maka trombin akan mengaktifkan faktor IX menjadi FIXa
lebih lanjut, kemudian proses koagulasi dilanjutkan oleh jalur intrinsik (Bakta, 2007).
Jalur intrinsik dimulai dengan adanya contact activation yang melibatkan
faktor XII yang kemudian mengaktifkan faktor IX menjadi FIXa, pada jalur ini biasa
dilakukan untuk uji koagulasi Partial thromboplastin time (PTT) dan activated PTT
31
(aPTT) (Bakta, 2007). Pada penelitian ini jalur yang mempengaruhi waktu koagulasi
adalah jalur ekstrinsik dimana faktor koagulasi dipicu oleh pembuluh darah mata
yang dilukai dengan kapiler hematokrit.
untuk
Tabel 4.3 Rata-rata penurunan absorbansi PRP sebelum dan sesudah penambahan ADP
Absorbansi PRP
Kelompok
Jumlah
sampel (n)
Sebelum penambahan
ADP
Kontrol positif
Kontrol negatif
Ekstrak 250 g/mL
Ekstrak 500 g/mL
Ekstrak 1000 g/mL
Ekstrak 2000 g/mL
6
6
6
6
6
0,447 0,027
0,427 0,102
0,236 0,016
0,256 0,007
0,521 0,053
0,373 0,056
Setelah penambahan
ADP
0,256 0,003
0,378 0,098
0,195 0,012
0,196 0,009
0,27 0,031
0,175 0,027
32
33
Perbedaan bermakna antara kelompok konsentrasi 250, 500, 1000, dan 2000 g/mL
dengan kontrol negatif tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol kubis merah pada
tingkat konsentrasi tersebut memiliki aktivitas dalam menghambat agregasi platelet.
Kelompok PRP dengan penambahan ekstrak sebesar 1000 dan 2000 g/mL
tidak memiliki perbedaan yang bermakna. Hal tersebut diduga karena pada kelompok
uji dengan penambahan ekstrak 1000 g/mL, penghambatan agregasi terjadi pada
sebagian besar platelet yang ada dalam PRP. Sehingga pada saat ditambahkan ekstrak
2000 g/mL, perbedaan penghambatan agregasi platelet yang terjadi tidak terlalu
berbeda signifikan.
Agregasi merupakan kemampuan platelet untuk saling melekat antara satu
sama lain dalam membentuk sumbat (Sulistyowati, 2009). Pada penelitian ini
agregasi dipicu dengan penambahan agonis ADP. Induksi menggunakan ADP
menyebabkan platelet teraktivasi. Pengikatan ADP pada membran platelet dapat
mengaktifkan enzim fosfolipase, menghidrolisis fosfolipid untuk menghasilkan asam
arakidonat. Asam arakidonat diubah oleh enzim siklooksigenase untuk membentuk
prostaglandin G2 (PGG2). PGG2 akan diubah menjadi prostaglandin H2 (PGH2),
yang kemudian akan diubah lagi menjadi tromboksan A2 oleh tromboksan sintetase.
Tromboksan A2 merupakan penginduksi terjadinya agregasi platelet (Arliansyah,
2009; Setiabudy, 2009).
Terjadinya penurunan serapan plasma pada ekstrak yang diberi ADP
menunjukkan adanya aktivitas antiplatelet pada kubis merah yang diduga dari
senyawa flavonoid dan isotiosianat (Jantan et al., 2011). Flavonoid dan isotiosianat
dapat menghambat agregasi platelet dengan cara menghambat sintesis asam
arakidonat sehingga menyebabkan sintesis tromboksan A2 terhambat dan jumlah
tromboksan A2 yang diproduksi berkurang, sehingga agregasi platelet menjadi
terhambat (Middleton, 2000; Morimitsu et al., 2000).
34
5.2 Saran
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas anti koagulan dari ekstrak
etanol kubis merah dengan pengukuran waktu PTT (Prothrombin Time), APPT
(Activated Parsial Trhomboplastin Time), maupun waktu TT (Thrombin Time)
agar dapat diketahui secara spesifik penyebab pemanjangan waktu koagulasi.
b. Pada pengujian waktu perdarahan dan waktu koagulasi, dilakukan oleh orang lain
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya subyektivitas yang tinggi.
35
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Bakta, I. M. 2007. Thrombosis Dan Usia Lanjut. J Peny Dalam. Denpasar: Divisi
Hematologi dan Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RS Sanglah. Vol. 8: 148-160.
Cartea, M. E., Francisco, M., Soengas, P., and Velasco, P. 2011. Phenolic
Compounds in Brassica Vegetables. Molecules. Vol. 16: 251-280.
Gross, P. L., and Weitz, J. L. 2009. New Antithrombotic Drugs. Clinical
pharmacology & Therapeutics. Vol. 86 (2): 139-146.
Jantan, I., Jumuddin, F. A., Saputri, F. C., and Rahman, Khalid. 2011. Inhibition
Effects of the Extracts of Garcinia Spesies on Human Low-density Lipoprotein
Peroxidation and Platelet Agregation in Reletion to Their Total Phenolic
Contents. Medical Plants. Vol. 5 (13): 2699-2709.
Jiri, T., Jan, T., Danuse, L. E., Jan, S., Nadedza, V., Ondrej, Z., Jinna, J, C., Pavla,
N., and Milan, H. 2011. Contents of Sulforaphane and Total Isothiocyanates,
Antimutagenic Activity, and Inhibition of Clastogenicity in Pulp Juices from
Cruciferous Plants. Czech J. Food Sci. Vol. 29 (5): 548556.
Kataya, H. A., and Hamza, A. A. 2008. Red Cabbage (Brassica oleraceae)
Ameliorates Diabetec Nephropathy in Rats. Evid Based Complement Alternat
Med. Vol. 5: 281-7
Klafke, J.Z., Silva, M.A., Rossato, M.F., Trevisan, G.,Walker, C.I.B., Leal, C.A.M.,
Borges, D.O., Scetinger, M.R.C., Moresco, R.N., Duarte, M.M.M.F., Santos,
A.R.S., Viecilli, P.R.N., and Ferreira, J. 2012. Antiplatelet, Antithrombotic, and
Fibrinolytic Activities of Campomanesia xantohocarpa. Evidence-Based
Complementary an Alternative Medicine. Vol. 12: 1-8.
Lafuente, A.G., Guillamo, E., Villares, A., Rostagno, M.A., and Martnez, J.A.
2009. Flavonoids as Anti-inflammatory Agents: Implications in Cancer and
Cardiovascular Disease. Inflamm. Res. Vol. 58: 537552.
Lee, Y. L., Cesario, T., Wang, Y., Shanbrom, E., and Thrupp, L. Antibacterial
activity of vegetables and juice. 2003. Nutrition. Vol. 19: 994-6.
36
Lin, J. Y., Lia, C. Y., and Hwang, I. F. Characterisation of the pigment components in
red cabbage (Brassica oleraceae L. Var. Capitata) juice and their antiinflamatory efeect on LPS-stimulated murine splenocytes. 2008. Food
Chemistry. Vol. 109: 771-81.
Middleton, E. C., Kandaswami., and Theoharides T, C. 2000, The Effects of Plant
Flavonoids on Mammalian Cells: Implications for Inflammation, Heart Disease,
and Cancer Vol. 52: 673-751.
Morimitsu, Y., Hayashi, K., Nakagawa, Y., Fujii, H., Horio, F., Uchida, K., and
Osawa, T. 2000. Antiplatelet and anticancer isothiocyanates in Japanese
domestic horseradish, Wasabi. Mech. Ageing Dev. Vol. 116(2-3) : 125-134.
Abstract from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10996012
Singh, J., Upadhyay, A. K., Bahadur, A., Singh, B., Singh, K. P., and Rai, M. 2006.
Antioxidant phytochemical in cabbage (Brassica oleraceae L. Var. Capitata).
Sci Hortic-Amsterdam. Vol. 108: 233-7.
Yulinah, E. S., Joseph, I. S., dan Nurul, F. 2008. Efek Antiagregasi Platelet Ekstrak
Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.), Rimpang Jahe Merah
(Zingiber officinale var. Sunti Val.) dan Kombinasinya pada Mencit Jantan
Galur Swiss Webster. Majalah Farmasi ITB (Indonesia). Vol. 7 (2).
Tidak diterbitkan
Arliansah. 2009. Perbedaan Pengaruh Pemberian Propofol dan Penthotal terhadap
Agregasi Trombosit. Tidak Diterbitkan. Tesis. Semarang: Program
Pascasarjana Ilmu Biomedik dan Program Pendidikan Dokter Spesialis
Anestesiologi Universitas Diponegoro.
Astuti, K.W. 2011. Kombinasi Asetosal dan Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) Dapat Memperpanjang Waktu Perdarahan dan Koagulasi pada
Mencit. Tidak Diterbitkan. Tesis. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas
Udayana.
37
Buku
Despopoulos, A. and Silbernagl, S. 2003. Color Atlas of Physiology. 5th Edition.
Stuttgart: New York.
Ebadi, M. 2008. Desk Refrence Of Clinical Pharmacology. 2nd Edition. New York:
CRC Press.
Hanafiah, K.A. 1991. Rancangan Percobaan. Jakarta: Rajawali Press.
Hoffbrand, A.V., Pettit, J. E., Moss, P. A. H. 2002. Trombosit, Pembekuan Darah,
Dan Hemostasis. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Katzung, B.G. 2003. Drugs Used in Disorders of Coagulation, In: Basic & Clinical
Pharmacology. 9th Edition. McGraw-Hill.
Martin, T.R., Shier, D., Butler, J., and Lewis, R. 2012. Laboratory Manual-Holes
Essentials of Human Anatomy & Physiology. 11th Edition. New York:
McGraw-Hill
Martini, F.H. 2001. Fundamental of Anatomy and Physiology. 4th Edition. New
Jersey: Prentice Hall International Inc.
Setiabudy, R.D. 2009. Hemostasis dan Trombosis. Edisi Keempat. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Vincent, dan Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2. Prinsip, Produksi dan Gizi. Edisi 2.
ITB : Bandung.
Vogel, H.G. 2002. Drug Discovery and Evaluation, Pharmacological Assay. 2nd
Edition. Berlin: Springer.
Internet
Plantamor. 2012. Informasi Spesies Kubis Merah [serial
http://www.plantamor.com/index.php?plant=223. [01 Mei 2013].
on
line].
Rut, P. 2009. Pemanfaatan Kubis Ungu (Brassica oleracea) sebagai Detektor Kadar
Asam pada Limbah Tekstil [online] http://www.docstoc.com. [10 Maret 2010].
38
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. Data Dosis Dan Volume Suspensi Uji Yang Diberikan Pada
Hewan Coba
BB hari ke-1
(g)
21,5
28
20
21,5
24,5
Volume Sediaan
(mL)
0,22
0,28
0,20
0,22
0,24
BB hari ke-9
(g)
22
30
24
27
26
Volume Sediaan
(mL)
0,22
0,30
0,24
0,27
0,26
BB hari ke-1
(g)
20,5
23
21
21
26
Volume Sediaan
(mL)
0,20
0,23
0,21
0,21
0,26
BB hari ke-9
(g)
24
29
26
25,5
28
39
Volume Sediaan
(mL)
0,24
0,29
0,26
0,25
0,28
A.3 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah Dosis 9,69 mg/kg BB
Misal: Sediaan suspensi aspirin 0,0969% = 0,0969 g/100mL = 0,969 mg/mL
Dosis Ekstrak : 9,69 mg/kg BB
Dosis badan 20 g maka :
Dosis : 20 g/1000 g x 9,69 mg = 0,1938 mg
Volume sediaan : 0,1938 mg/0,969 mg x 1mL = 0,2 mL
Replikasi
1
2
3
4
5
BB hari ke-1
(g)
22
26
20
23
27,5
Volume Sediaan
(mL)
0,22
0,26
0,20
0,23
0,27
BB hari ke-9
(g)
27
27
20
28
28
Volume Sediaan
(mL)
0,27
0,27
0,20
0,28
0,28
A.4 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah Dosis 19,38 mg/kg BB
Misal: Sediaan suspensi aspirin 0,1938% = 0,1938 g/100mL = 1,938 mg/mL
Dosis Ekstrak : 19,38 mg/kg BB
Dosis badan 20 g maka :
Dosis : 20 g/1000 g x 19,38 mg = 0,3876 mg
Volume sediaan : 0,3876 mg/1,938 mg x 1mL = 0,2 mL
Replikasi
1
2
3
4
5
BB hari ke-1
(g)
22
23,5
22,5
20
26,5
Volume Sediaan
(mL)
0,22
0,23
0,22
0,20
0,26
BB hari ke-8
(g)
20
26
27
23
20
Volume Sediaan
(mL)
0,20
0,26
0,27
0,23
0,20
A.5 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah Dosis 38,76 mg/kg BB
Misal: Sediaan suspensi aspirin 0,3876% = 0,3876 g/100mL = 3,876 mg/mL
Dosis Ekstrak : 38,76 mg/kg BB
Dosis badan 20 g maka :
Dosis : 20 g/1000 g x 38,76 mg = 0,7752 mg
Volume sediaan : 0,7752 mg/3,876 mg x 1mL = 0,2 mL
Replikasi
1
2
3
4
5
BB hari ke-1
(g)
20
25
23
20
20
Volume Sediaan
(mL)
0,20
0,25
0,23
0,20
0,20
BB hari ke-9
(g)
20
23
25
27
22
40
Volume Sediaan
(mL)
0,20
0,23
0,25
0,27
0,22
81 mg
1,72 m2
1
3
sampai
41
Faktor konversi
81 mg
X
1,72 m2
1
3
Hari ke-0
75
60
60
60
60
63 6,7
Hari ke-9
135
120
135
120
135
129 8,2
Peningkatan Waktu
Pendarahan (%)
80
100
125
100
125
106 19,2
Hari ke-0
90
60
90
75
75
78 12,6
Hari ke-9
105
75
90
75
90
87 12,6
Peningkatan Waktu
Pendarahan (%)
16,67
25
0
20
20
16,3 9,6
C.3 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah (9,69 mg/kg BB)
Waktu Pendarahan (detik)
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata SD
Hari ke-0
60
60
60
75
60
63 6,7
Hari ke-9
90
90
105
105
105
99 8,2
Peningkatan Waktu
Pendarahan (%)
50
50
75
40
75
58 16
C.4 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah (19,38 mg/kg BB)
Waktu Pendarahan (detik)
Peningkatan Waktu
Replikasi
Hari ke-0
Hari ke-9
Pendarahan (%)
1
75
120
60
2
90
135
66,67
3
75
135
80
4
90
150
66,67
5
75
135
80
Rata-rata SD
81 8,2
135 10,6
70,7 8,9
42
43
Hari ke-0
45
45
45
45
60
48 6,7
Hari ke-9
90
90
75
75
90
84 8,3
Peningkatan Waktu
Koagulasi (%)
100
100
66.67
66,67
50
76,6 24
Hari ke-0
60
45
45
45
45
48 6,7
Hari ke-9
75
60
45
60
60
60 10.6
Peningkatan Waktu
Koagulasi (%)
25
33,33
0
33,33
33,33
24,9 14,4
D.3 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah (9,69 mg/kg BB)
Waktu Koagulasi (detik)
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata SD
Hari ke-0
45
60
45
45
45
48 6,7
Hari ke-9
45
75
60
45
60
57 12,5
Peningkatan Waktu
Koagulasi (%)
0
25
33,33
0
33,33
18,3 17,1
44
45
Replikasi
1
2
3
4
Rata-rata SD
Sebelum
penambahan
ADP
0,402
0,337
0,396
0,574
0,427 0,102
Setelah
Penambahan ADP
0,365
0,304
0,323
0,521
0,378 0,098
Inhibisi Agregasi
Platelet (%)
45,92
45,38
46,22
38,81
44,08 3,5
Inhibisi Agregasi
Platelet
(%)
9,2
7,67
17,17
9,23
10,82 4,3
E.3 Kelompok Uji Suspensi Ekstrak Etanol Kubis Merah dalam Air Suling (250
g/mL)
Absorbansi PRP
Inhibisi Agregasi
Platelet
Sebelum
Setelah
(%)
penambahan
Penambahan ADP
Replikasi
ADP
1
0,231
0,195
15,58
2
0,234
0,192
17,95
3
0,259
0,212
18,15
4
0,219
0,181
17,35
Rata-rata SD
0,230 0,016
0,195 0,012
17,26 1,17
46
E.4 Kelompok Uji Suspensi Ekstrak Etanol Kubis Merah dalam Air Suling (500
g/mL)
Absorbansi PRP
Inhibisi Agregasi
Platelet
Sebelum
Setelah
(%)
penambahan
Penambahan
Replikasi
ADP
ADP
1
0,25
0,189
24,4
2
0,251
0,191
23,9
3
0,257
0,194
24,51
4
0,267
0,209
21,72
Rata-rata SD
0,256 0,007
0,196 0,009
23,64 1,30
E.5 Kelompok Uji Suspensi Ekstrak Etanol Kubis Merah dalam Air Suling (1000
g/mL)
Absorbansi PRP
Inhibisi Agregasi
Platelet
Sebelum
Setelah
(%)
penambahan
Penambahan ADP
Replikasi
ADP
1
0,544
0,28
48,53
2
0,542
0,275
49,26
3
0,555
0,3
45,95
4
0,442
0,225
49,09
Rata-rata SD
0,521 0,053
0,27 0,031
48,21 1,54
E.6 Kelompok Uji Suspensi Ekstrak Etanol Kubis Merah dalam Air Suling (2000
g/mL)
Absorbansi PRP
Inhibisi Agregasi
Platelet
Sebelum
Setelah
(%)
penambahan
Penambahan ADP
Replikasi
ADP
1
0,436
0,203
53,44
2
0,316
0,141
55,4
3
0,403
0,192
52,36
4
0,337
0,167
53,22
Rata-rata SD
0,373 0,056
0,175 0,027
53,61 1,28
47
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Dosis
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
kontrol +
.239
.200*
.879
.304
kontrol -
.314
.120
.823
.122
.291
.193
.833
.147
.272
.200*
.853
.203
.319
.105
.793
.071
Persentase
Peningkatan
Waktu
pendarahan
df1
df2
Sig.
2.156
20
.111
F.1.3 ANOVA
Persentase peningkatan waktu pendarahan
Sum of Squares
Df
Mean Square
Sig.
Between Groups
30651.245
7662.811
40.667
.000
Within Groups
3768.599
20
188.430
Total
34419.844
24
48
Kontrol
+
Kontrol
-
Ekstrak
9,69
(J) dosis
Mean
Difference
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
kontrol -
89.66600*
8.68170
.000
71.5563
107.7757
48.00000*
8.68170
.000
29.8903
66.1097
35.32600*
8.68170
.001
17.2163
53.4357
-7.00000
8.68170
.430
-25.1097
11.1097
kontrol +
-89.66600*
8.68170
.000
-107.7757
-71.5563
-41.66600*
8.68170
.000
-59.7757
-23.5563
-54.34000*
8.68170
.000
-72.4497
-36.2303
-96.66600*
8.68170
.000
-114.7757
-78.5563
kontrol +
-48.00000*
8.68170
.000
-66.1097
-29.8903
kontrol -
41.66600*
8.68170
.000
23.5563
59.7757
-12.67400
8.68170
.160
-30.7837
5.4357
-55.00000*
8.68170
.000
-73.1097
-36.8903
kontrol +
-35.32600*
8.68170
.001
-53.4357
-17.2163
kontrol -
54.34000*
8.68170
.000
36.2303
72.4497
12.67400
8.68170
.160
-5.4357
30.7837
-42.32600*
8.68170
.000
-60.4357
-24.2163
kontrol +
7.00000
8.68170
.430
-11.1097
25.1097
kontrol -
96.66600*
8.68170
.000
78.5563
114.7757
55.00000*
8.68170
.000
36.8903
73.1097
42.32600*
8.68170
.000
24.2163
60.4357
mg/kg BB
Ekstrak
19,38
mg/kg BB
Ekstrak
38,76
mg/kg BB
49
Dosis
Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Peningkatan
kontrol +
.273
.200*
.852
5 .201
Waktu
kontrol -
.348
.047
.779
5 .054
.258
.200*
.782
5 .057
.300
.161
.883
5 .325
.230
.200*
.881
5 .314
koagulasi
df1
df2
Sig.
1.227
20
.331
F.2.3 ANOVA
ANOVA
Peningkatan waktu koagulasi
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
Df
Mean Square
28800.912
7200.228
8273.490
20
413.675
37074.402
24
50
F
17.406
Sig.
.000
Mean
(I) dosis
(J) dosis
Difference
(I-J)
Kontrol
+
Std. Error
Sig.
Bound
Bound
53.33600
12.86351
.000
26.5032
80.1688
58.33600
12.86351
.000
31.5032
85.1688
1.66800
12.86351
.898
-25.1648
28.5008
12.86351
.030
-56.8188
-3.1532
12.86351
.000
-80.1688
-26.5032
12.86351
.702
-21.8328
31.8328
Kontrol
kontrol +
-53.33600
5.00000
12.86351
.001
-78.5008
-24.8352
12.86351
.000
-110.1548
-56.4892
12.86351
.000
-85.1688
-31.5032
12.86351
.702
-31.8328
21.8328
Dosis
kontrol +
-58.33600
9.69
kontrol -
-5.00000
BB
Upper
kontrol -
mg/ kg
Lower
12.86351
.000
-83.5008
-29.8352
12.86351
.000
-115.1548
-61.4892
12.86351
.898
-28.5008
25.1648
Dosis
kontrol +
-1.66800
19.38
kontrol -
51.66800
12.86351
.001
24.8352
78.5008
56.66800
12.86351
.000
29.8352
83.5008
12.86351
.023
-58.4868
-4.8212
mg/ kg
BB
kontrol +
29.98600
12.86351
.030
3.1532
56.8188
38.76
kontrol -
83.32200
12.86351
.000
56.4892
110.1548
88.32200
12.86351
.000
61.4892
115.1548
31.65400
12.86351
.023
4.8212
58.4868
mg/ kg
BB
51
Kolmogorov-Smirnova
Dosis
g/mL
Statistic
Df
Sig.
Statistic
df
Sig.
.348
.834
.198
kontrol -
.394
.771
.059
dosis 0,25
.328
.810
.121
dosis 0,5
.331
.787
.080
dosis 1
.333
.791
.087
dosis 2
.301
.913
.500
Penurunan kontrol +
Serapa
Shapiro-Wilk
plasma
df1
df2
Sig.
2.430
18
.075
F.3.3 ANOVA
ANOVA
Penurunan serapan plasma
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
Df
Mean Square
6419.284
1283.857
114.107
18
6.339
6533.391
23
52
F
202.525
Sig.
.000
(I)
(J)
Mean
dosis
dosis
Difference (I-J)
Kontrol
kontrol -
33.26500
dosis 0,25
Std. Error
Sig.
1.78035
.000
29.5246
37.0054
26.77875
1.78035
.000
23.0384
30.5191
dosis 0,5
20.45000
1.78035
.000
16.7096
24.1904
dosis 1
-4.12500
1.78035
.032
-7.8654
-.3846
dosis 2
-9.52250
1.78035
.000
-13.2629
-5.7821
Kontrol
kontrol +
-33.26500
1.78035
.000
-37.0054
-29.5246
dosis 0,25
-6.48625
1.78035
.002
-10.2266
-2.7459
dosis 0,5
-12.81500
1.78035
.000
-16.5554
-9.0746
dosis 1
-37.39000
1.78035
.000
-41.1304
-33.6496
dosis 2
-42.78750
1.78035
.000
-46.5279
-39.0471
dosis
kontrol +
-26.77875
1.78035
.000
-30.5191
-23.0384
0,25
kontrol -
6.48625
1.78035
.002
2.7459
10.2266
dosis 0,5
-6.32875
1.78035
.002
-10.0691
-2.5884
dosis 1
-30.90375
1.78035
.000
-34.6441
-27.1634
dosis 2
-36.30125
1.78035
.000
-40.0416
-32.5609
Dosis
kontrol +
-20.45000
1.78035
.000
-24.1904
-16.7096
0,5
kontrol -
12.81500
1.78035
.000
9.0746
16.5554
dosis 0,25
6.32875
1.78035
.002
2.5884
10.0691
dosis 1
-24.57500
1.78035
.000
-28.3154
-20.8346
dosis 2
-29.97250
1.78035
.000
-33.7129
-26.2321
Dosis
kontrol +
4.12500
1.78035
.032
.3846
7.8654
kontrol -
37.39000
1.78035
.000
33.6496
41.1304
dosis 0,25
30.90375
1.78035
.000
27.1634
34.6441
dosis 0,5
24.57500
1.78035
.000
20.8346
28.3154
53
dosis 2
-5.397500
1.78035
.007
-9.1379
-1.6571
Dosis
kontrol +
9.52250
1.78035
.000
5.7821
13.2629
kontrol -
42.78750
1.78035
.000
39.0471
46.5279
dosis 0,25
36.30125
1.78035
.000
32.5609
40.0416
dosis 0,5
29.97250
1.78035
.000
26.2321
33.7129
dosis 1
5.397500
1.78035
.007
1.6571
9.1379
54
Faktor Konversi Untuk Mengubah Dosis Dalam mg/kg Menjadi mg/m2 (Hong
dkk., 2010)
Model
Mencit
Tikus
Monyet
Anjing
Manusia
Faktor Konversi
3
6
12
20
37
55
Mencit 4
Mencit 2
Mencit 5
Mencit 3
56
2. Kontrol Negatif
Mencit 1
Mencit 4
Mencit 2
Mencit 5
Mencit 3
57
1. Kontrol Positif
Absorbansi
Sebelum penambahan ADP
2. Kontrol Negatif
Absorbansi
Sebelum penambahan ADP
58
59