Вы находитесь на странице: 1из 77

UJI AKTIVITAS ANTIPLATELET EKSTRAK ETANOL KUBIS MERAH

(Brassica oleraceae Var. Capitata L.)

SKRIPSI

Oleh:
Rizki Rica Rachim Fadilah Putri
NIM 092210101006

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2014

UJI AKTIVITAS ANTIPLATELET EKSTRAK ETANOL KUBIS MERAH


(Brassica oleraceae Var. Capitata L.)

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di Fakultas Farmasi (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Farmasi

Oleh :
Rizki Rica Rachim Fadilah Putri
NIM 092210101006

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2014

ii

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1.

Ibunda Alm. Abidah dan Tektik Pusbandiah serta Ayahanda Hasan Ismail
tercinta atas curahan kasih sayang, bimbingan yang telah diberikan, segala doa
yang engkau panjatkan di tiap sujudmu dan jerih payahmu demi kabahagiaan
dan kesuksesanku

2.

Saudaraku Jee Airo, Azmirul Rufaida, Eis, Dimas farulloh, Rachmi sari dewi,
Ways Alqoroni hilmi, Hilman akmal serta Elok Ainun Nisrina tercinta atas
semangat dan doanya

3.

Ibu Evi Umayah Ulfa, S.Si., Apt., M.Si dan dr. Rini Riyanti Sp. PK selaku
pembimbing skripsi

4.

Arie Daruansya., ST

5.

Bapak dan Ibu guru yang telah menyalurkan ilmunya tanpa pamrih di TK Fajar,
SDN 1 Genteng Wetan, SMP Negeri 3 Genteng, SMA Negeri 2 Genteng,
Fakultas Farmasi Universitas Jember;

6.

Almamater tercinta Fakultas Farmasi Universitas Jember.

iii

MOTTO

Bahwa sesungguhnya setelah kesukaran pasti ada kemudahan


(terjemahan Q.S Al Insyirah Ayat 5)
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau
kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
(Evelyn Underhill)

Jangan menyerah jika belum akhir, jangan bangga jika baru mulai, semua
tergantung usaha dan doa
(Anonim)

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Rizki Rica Rachim Fadillah Putri
NIM

: 092210101006

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Uji Aktivitas


Antiplatelet Ekstrak Eranol Kubis Merah (Brassica oleraceae Var. Capitata L.)
adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi
disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan pada instansi manapun, serta
bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya
sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 3 Januari 2014


Yang menyatakan,

Rizki Rica Rachim F.P


NIM : 092210101006

SKRIPSI

Uji Aktivitas Antiplatelet Ekstrak Eranol Kubis Merah


(Brassica oleraceae Var. Capitata L.)

Oleh :
Rizki Rica Rachim Fadillah Putri
NIM 092210101006

Pembimbing

Dosen Pembimbing Utama

: Evi Umayah Ulfa, S.Si., Apt., M.Si

Dosen Pembimbing Anggota : dr. Rini Riyanti Sp. PK.

vi

vii

RINGKASAN
Uji Aktivitas Antiplatelet Ekstrak Etanol Kubis Merah (Brassica oleraceae Var.
Capitata L.); Rizki Rica Rachim Fadillah Putri; 092210101006: 37 halaman;
Fakultas Farmasi Universitas Jember.

Indonesia mempunyai keanekaragaman tanaman terbesar kedua di dunia


setelah Brazil. Keanekaragaman tanaman di Indonesia, berpotensi sebagai sumber
obat baru. Salah satu tanaman Indonesia yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah
kubis merah. Kubis Merah (Brassica oleraceae Var. Capitata L.) merupakan salah
satu tanaman jenis Brassica yang banyak terdapat di Indonesia.
Platelet merupakan sel darah yang mempunyai peran dalam proses
pembentukan sumbat ketika terjadi luka. Pada keadaan normal, agregat-agregat
platelet terbentuk untuk mencegah perdarahan pada saat terjadi luka di pembuluh
darah. Resiko penyakit yang bisa disebabkan karena ketidaknormalan agregat-agregat
platelet adalah penyakit kelainan vaskuler seperti infark miokard, stroke, dan
penyakit periferal vaskuler. Penyakit kelainan vaskuler dapat dihambat dengan
menggunakan terapi obat-obatan antitrombosis salah satunya dengan menggunakan
antiplatelet. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian uji
aktivitas antiplatelet dari ekstrak tanaman kubis merah.
Kubis merah segar yang diperoleh dari pasar tradisional daerah Jember
kemudian dikeringkan dan diekstraksi secara maserasi dengan menggunakan pelarut
etanol 70%. Dari 385,2 gram serbuk kubis merah yang dimaserasi dalam 3,9 L etanol,
menghasilkan 44,84 gram ekstrak kental etanol.
Uji aktivitas antiplatelet ekstrak etanol kubis merah dilakukan secara in vivo
dan in vitro dengan menggunakan kontrol positif asetosal. Pengujian in vivo
dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak terhadap waktu perdarahan dan
koagulasi pada mencit. Waktu perdarahan merupakan waktu mulai keluarnya darah
sampai tidak terdeteksi lagi pada kertas saring. Sedangkan waktu koagulasi adalah

viii

waktu mulai keluarnya tetesan darah sampai terbentuknya benang-benang fibrin.


Pada uji waktu perdarahan dan waktu koagulasi menggunakan mencit galur Balb-C.
Berdasarkan penentuan perdarahan dan koagulasi yang diamati pada hari ke-0 dan
hari ke-9 (8 hari pemberian ekstrak), diperoleh persentase peningkatan waktu
perdarahan dan waktu koagulasi. Pada penelitian ini digunakan 25 ekor mencit, 5
ekor untuk masing-masing kelompok perlakuan maupun kontrol. Uji in vitro
dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak terhadap proses agregasi platelet pada
PRP yang diinduksi dengan ADP. Uji in vitro menggunakan 24 sampel PRP (Platelet
Rich Plasma), 4 sampel PRP untuk masing-masing kelompok perlakuan maupun
kontrol. Kekeruhan plasma darah sebelum dan sesudah diberi ADP diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 600nm. Berdasarkan penurunan
absorbansi sebelum dan sesudah penambahan ADP, dapat diketahui persentase nilai
inhibisi agregasi platelet.
Pada masing-masing hasil tersebut, selanjutnya dilakukan analisis secara
statistik. Hasil uji normalitas dan homogenitas dari persentase peningkatan waktu
perdarahan, persentase peningkatan waktu koagulasi, dan persentase inhibisi agregasi
platelet pada masing-masing kelompok menunjukkan bahwa data terdistribusi normal
dan homogen, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji One Way Anova, selanjutnya
dianalisis dengan uji lanjutan Least Significantly Difference (LSD).
Persentase peningkatan waktu perdarahan terbesar menuju terkecil dihasilkan
oleh kontrol positif, ekstrak dosis 38,76 mg/kg BB, dosis 19,38 mg/kg BB, dosis 9,69
mg/kg BB, dan kontrol negatif, yaitu dengan persentase sebesar 106,00 19,2 %; 113
12 %; 70,7 8,9 %; 58,00 16 %; dan 16,33 9,60 %. Persentase peningkatan
waktu perdarahan yang dihasilkan kontrol positif dan ekstrak dosis 38,76 mg/kg BB
memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol negatif, ekstrak dosis 19,38
mg/kg BB dan dosis 9,69 mg/kg BB.
Persentase peningkatan waktu koagulasi mulai dari yang terbesar sampai
terkecil dihasilkan oleh ekstrak dosis 38,76 mg/kg BB, kontrol positif, dosis 19,38
mg/kg BB, kontrol negatif, dan ekstrak dosis 9,69 mg/kg BB, yaitu dengan persentase
ix

sebesar 106,7 27,9 %; 76,67 22,4%; 75 17,7 %; 24,5 14,4 %; dan 18,3
14,4%. Persentase peningkatan waktu koagulasi yang dihasilkan kontrol positif dan
ekstrak dosis 19,38 mg/kg BB memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol
negatif, ekstrak dosis 38,76 mg/kg BB dan dosis 9,69 mg/kg BB.
Pada penentuan inhibisi agregasi platelet, persentase tertinggi hingga terendah
dihasilkan oleh ekstrak 2000 g/mL, 1000 g/mL, kontrol positif, ekstrak 500 g/mL,
ekstrak 250 g/mL dan, kontrol negatif dengan persentase sebesar 53,61 1,284 %;
48,21 1,54 %; 44,08 3,5 %; 23,63 1,302 %; 17,26 1,168%; dan 10,82 4,3.
Persentase inhibisi yang dihasilkan kelompok ekstrak 2000 g/mL memiliki
perbedaan yang bermakna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif,
kontrol negatif, ekstrak 250 g/mL, dan ekstrak 500 g/mL.

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: Uji Aktivitas
Antiplatelet Ekstrak Etanol Kubis Merah (Brassica oleraceae Var. Capitata L.).
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan strata satu (S1) pada Fakultas Farmasi Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.

Ibu Lestyo Wulandari, S.Si., Apt, M.Farm.selaku Dekan Fakultas Farmasi


Universitas Jember;

2.

Ibu Evi Umayah Ulfa, S.Si., M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing Utama dan
Ibu dr. Rini Riyanti, Sp. PK selaku Dosen Pembimbing Anggota atas waktu,
pikiran perhatiannya dalam membimbing dan memberi petunjuk sehingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini;

3.

Bapak Nuri, S.Si., Apt., M.Si dan Ibu Siti Muslichah S.Si., M.Sc., Apt. sebagai
dosen penguji yang banyak memberikan kritik, saran dan masukan yang
membangun dalam penulisan skripsi ini;

4.

Bapak Drs. Wiratmo, Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih
atas kesabaran dalam mengarahkan dan membimbing penulis selama menempuh
studi;

5.

Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Jember yang telah memberikan


ilmu, bimbingan, saran dan kritik kepada penulis;

6.

Orangtuaku tercinta, Ibu Alm.Abidah dan Tektik Pusbandiah serta Ayahanda


tercinta Hasan Ismail. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dukungan,
motivasi serta ketulusan doa yang terus mengalir serta segala pengorbanan
selama ini;

7.

Saudaraku Jee Airo, Azmirul Rufaida, Eis, Dimas farulloh, Rachmi Sari Dewi,
Ways Alqoroni hilmi, Hilman akmal serta Elok Ainun Nisrina dan segenap
xi

keluarga besarku di Banyuwangi yang telah memberikan motivasi serta doanya


hingga terselesaikan skripsi ini;
8.

Bu Widi dan Mbak Anggra selaku teknisi Laboratorium Biologi serta Mbak Indri
dan Mbak Dhinik selaku teknisi di Laboratorium Farmasi Klinik atas dukungan
semangat dan bantuan selama penulis menyelesaikan penelitian;

9.

Arie Daruansya yang sangat spesial dalam hidup saya, yang memberikan
dorongan, semangat, perhatian dan doanya demi terselesaikannya skripsi ini;

10. Partner kerja terbaikku, Erni Nur Widyastuti., terima kasih atas semangat,
dukungan, kerjasama dalam menyelesaikan skripsi ini;
11. Sahabat-sahabatku tersayang, Imelda Rosa Indira dan Anies Rohman, serta
keluarga kecil kosan C59, yaitu Risa, Tia, Nadia, Yeni, Fia, Anggi, Kecol, rosa,
Ujreng, teteh Anis, Rara, Rani, Enyun, Citra, Nurul, Titit, Wahyu dan Firda,
terima kasih karena telah berada di sisiku selama menjalani kehidupan di Jember
dalam suka dan duka;
12. Teman-teman seperjuangan Mbak Arin, Ayu, Febri, Cecen, Thita, Pram, Novan
terima kasih atas bantuan dan support untukku selama pengerjaan skripsi;
13. Keluarga besar The Niners (Farmasi 2009), yang tidak dapat disebutkan satu per
satu terima kasih atas persaudaraan, semangat dan doa kalian;
14. Guru-guruku yang terhormat mulai TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan
tinggi;
15. Semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung
memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga saran
dan kritik dari semua pihak diterima dengan senang hati demi kesempurnaan
penulisan skripsi ini. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Jember, Desember 2013

Penulis
xii

DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ........................................................................................

ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iii


HALAMAN MOTTO .......................................................................................

iv

HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................

HALAMAN PEMBIMBINGAN ...................................................................... vi


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... vii
RINGKASAN ................................................................................................... viii
PRAKATA ........................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xviii
BAB 1. PENDAHULUAN ...............................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................

1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................

2.1 Kubis Merah ..................................................................................

2.1.1 Klasifikasi Kubis Merah ......................................................

2.1.2 Deskripsi Kubis Merah ........................................................

2.1.3 Kandungan Kimia Kubis Merah ..........................................

2.1.4 Manfaat Kubis Merah ..........................................................

2.2 Tinjauan tentang Flavonoid Kubis Merah ..................................

2.3 Tinjauan tentang Glikosida Isotiosianat Kubis Merah ...............

2.4 Tinjauan tentang Platelet ...............................................................

xiii

2.5 Tinjauan tentang Obat Antiplatelet ............................................. 10


2.5.1 Menghambat Aktivasi Platelet ............................................... 10
2.5.2 Menghambat Jalur Inflamasi Platelet ..................................... 11
2.3.3 Menghambat Adhesi Platelet ................................................. 12
2.3.4 Menghambat Agregasi Platelet .............................................. 12
BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................... 13
3.1 Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian ....................... 13
3.2 Rancangan Penelitian ................................................................... 13
3.2.1 Uji Penentuan Waktu Perdarahan & Waktu Koagulasi ......... 13
3.2.2 Uji Penentuan Inhibisi Agregasi Platelet ............................... 14
3.3 Jumlah Sampel .............................................................................. 15
3.3.1 Parameter uji waktu perdarahan & waktu koagulasi ............. 15
3.3.2 Parameter Uji Agregasi Platelet ............................................. 16
3.4 Alat dan Bahan .............................................................................. 16
3.5 Variabel Penelitian ....................................................................... 17
3.5.1 Variabel Bebas ....................................................................... 17
3.5.2 Variabel Terikat ..................................................................... 17
3.5.3 Variabel Terkendali ................................................................. 17
3.6 Definisi Operasional ..................................................................... 17
3.7 Prosedur Kerja .............................................................................. 18
3.7.1 Proses Ekstraksi ..................................................................... 18
3.7.2 Perlakuan Hewan Coba ........................................................... 19
3.7.3 Pembuatan Mucilago CMC Na 1% ........................................ 19
3.7.4 Pembuatan Suspensi Uji ........................................................ 19
3.7.5 Pembuatan Suspensi Asetosal uji in vivo ................................ 20
3.7.6 Penentuan Waktu Perdarahan ................................................. 20
3.7.7 Penentuan Waktu Koagulasi .................................................. 20
3.7.8 Pemilihan relawan sehat ......................................................... 20
3.7.9 Pembuatan Larutan Na Sitrat 3,2 % ....................................... 21

xiv

3.7.10 Pembuatan Suspensi Ekstrak Uji Penurunan Agregasi ........ 21


3.7.11 Pembuatan Suspensi Asetosal Uji in vivo ............................ 21
3.7.12 Pembuatan PRP (Platelet Rich Plasma) ............................... 21
3.7.13 Uji Antiagregasi Platelet ...................................................... 22
3.8 Analisis Data ................................................................................. 22
3.9 Skema Pelaksanaan Penelitian .................................................... 23
3.9.1 Penentuan waktu perdarahan dan waktu koagulasi ................ 23
3.9.2 Penentuan Penurunan Agregasi Platelet ................................. 24
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 25
4.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Kubis Merah ....................................... 25
4.2 Pengujian Secara in vivo ................................................................ 25
4.3 Pengujian Secara in vitro .............................................................. 31
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 34
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 34
5.2 Saran ............................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 35
LAMPIRAN ...................................................................................................... 39

xv

DAFTAR GAMBAR
Hal
2.1 Kubis Merah ..................................................................................................

2.2 Peran platelet pada saat proses trombosis ..................................................... 10


2.3 Mekanisme obat anti platelet ........................................................................ 12
3.1 Rancangan Penelitian Uji penentuan waktu perdarahan & waktu koagulasi 13
3.2 Rancangan Penelitian Uji Agregasi Platelet ................................................. 14
3.3 Alur Kerja penentuan waktu perdarahan dan waktu pembekuan.................. 23
3.4 Alur Kerja Penentuan Penurunan Agregasi Platelet ..................................... 24
4.1 Persentase Peningkatan Waktu Perdarahan .................................................. 26
4.2 Persentase Peningkatan Waktu Koagulasi .................................................... 29
4.3 Persentase Inhibisi Agregasi Platelet ............................................................ 32

xvi

DAFTAR TABEL

Hal
2.1 Kandungan kubis merah per 100 gram ....................................................... 7
2.2 Kandungan isotiosianat dari beberapa spesies Brassica ............................. 9
4.1 Waktu perdarahan pada mencit, sebelum (hari ke-0) dan setelah................
perlakuan (hari ke-9) ................................................................................... 26
4.2 Waktu koagulasi pada mencit sebelum (hari ke-0) dan setelah ...................
perlakuan (hari ke-9) ................................................................................... 28
4.3 Penurunan absorbansi PRP sebelum dan setelah penambahan ADP .......... 31

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
A. Dosis dan Volume Suspensi Uji yang Diberikan pada Mencit .............. 39
B. Perhitungan Dosis Asetosal yang Diberikan pada Mencit ..................... 42
C. Data Hasil Uji Waktu Perdarahan pada Mencit ................................... 43
D. Data Hasil Uji Waktu Koagulasi pada Mencit ....................................... 45
E. Data Hasil Uji Agregasi Platelet .............................................................. 47
F. Hasil Analisis Data ................................................................................... 49
F.1 Waktu Perdarahan .............................................................................. 49
F.1.1 Uji Normalitas ............................................................................. 49
F.1.2 Uji Homogenitas .......................................................................... 49
F.1.3 ANOVA ....................................................................................... 49
F.1.4 Uji LSD ........................................................................................ 50
F.2 Waktu Koagulasi ................................................................................. 51
F.2.1 Uji Normalitas ............................................................................. 51
F.2.2 Uji Homogenitas .......................................................................... 51
F.2.3 ANOVA ....................................................................................... 51
F.2.4 Uji LSD ........................................................................................ 52
F.3 Uji Agregasi Platelet ........................................................................... 53
F.3.1 Uji Normalitas ............................................................................. 53
F.3.2 Uji Homogenitas .......................................................................... 53
F.3.3 ANOVA ....................................................................................... 53
F.3.4 Uji LSD ........................................................................................ 54
G. Tabel Konversi Perhitungan Dosis .......................................................... 56
H. Foto Hasil Pengukuran Waktu Perdarahan pada Kertas Saring ........ 57
I.

Foto Hasil Pengukuran Absorbansi PRP pada Spektrofotometer ....... 59

xviii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia mempunyai keanekaragaman tanaman terbesar kedua di dunia
setelah Brazil. Keanekaragaman tanaman di Indonesia, mempunyai potensi sebagai
sumber obat baru. Mengingat fakta tersebut maka, upaya pemanfaatan tanaman
sebagai sumber obat baru menjadi pilihan utama saat ini bagi para peneliti obat di
Indonesia. Salah satu tanaman Indonesia yang berpotensi sebagai obat adalah kubis
merah.
Kubis merah mempunyai banyak kandungan antara lain flavonoid
(antosianin), glikosida isotiosianat, vitamin A, C, E, kalsium, fosfor, natrium dan
besi (Cartea et al., 2011). Berdasarkan beberapa penelitian, kubis merah mempunyai
aktivitas sebagai antiinflamasi (Lin et al., 2008), antioksidan (Singh et al., 2006),
antibakteri (Lee et al., 2003), antikanker (Jiri et al., 2011), dan antidiabetes (Kataya et
al., 2008).
Flavonoid merupakan salah satu antioksidan yang mampu menghambat
adhesi, agregasi dan aktivasi platelet (Jantan et al., 2011). Kemampuan flavonoid
dalam menghambat agregasi platelet disebabkan karena flavonoid mampu
menghambat pelepasan mediator asam arakidonat dari membran sel sehingga
menyebabkan jalur metabolisme siklooksigenase terhambat (Middleton, 2000).
Adanya penghambatan siklooksigenase dapat menyebabkan tromboksan A2 (TXA2)
tidak terbentuk atau berkurang, sehingga tidak mampu mengaktivasi pletelet untuk
beragregasi dan penggumpalan platelet pada pembentukan trombus juga terhambat
(Lafuente et al., 2009).
Selain flavonoid, kubis merah mengandung glikosida isotiosianat yang juga
mampu menghambat agregasi platelet (Jantan et al., 2011). Glikosida isotiosianat
merupakan glikosida dengan aglikon berupa isotiosianat. Beberapa tanaman kubis

mengandung glikosida ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh


Morimitsu et al. (2000) isotiosianat pada Wasabia japonica yang masih tergolong
dalam jenis Brassica terbukti mempunyai aktivitas antiagregasi platelet. Aktivitas
antiplatelet isotiosianat disebabkan karena mampu menghambat pelepasan mediator
asam arakidonat sehingga menyebabkan TXA2 tidak terbentuk.
Platelet merupakan sel darah yang mempunyai peran dalam proses
pembentukan sumbat ketika terjadi luka. Platelet bersirkulasi didalam tubuh paling
lama hanya 10 hari. Pada keadaan normal, trombus

terbentuk untuk mencegah

perdarahan pada saat terjadi luka di pembuluh darah. Trombus adalah bekuan darah
yang terbentuk dari agregat-agregat platelet. Agregat platelet terbentuk dari platelet
yang mengalami adhesi dan sekresi yang kemudian saling beragregasi (Saraf et al.,
2009). Platelet-platelet saling beragregasi karena adanya sekresi dari Adenosine
Diphosphate (ADP) dan TXA2 (Gross & Weitz, 2009).
Resiko penyakit yang bisa disebabkan karena ketidaknormalan trombus
adalah penyakit kelainan vaskuler seperti infark miokard, stroke, dan penyakit
periferal vaskuler (Saraf et al., 2009). Penyakit kelainan vaskuler dapat dihambat
dengan menggunakan terapi obat-obatan antitrombosis salah satunya dengan
menggunakan antiplatelet (Gross & Weitz, 2009).
Asetosal dosis rendah merupakan golongan antiinflamasi non steroid yang
bisa digunakan untuk obat antiplatelet. Asetosal dapat digunakan sebagai obat
antiplatelet karena asetosal dosis rendah mampu menghambat pembentukan TXA2
melalui penghambatan siklooksigenase secara ireversibel (Ebadi, 2008).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang aktivitas antiplatelet dari ekstrak etanol kubis merah. Metode pengujian
antiplatelet dilakukan secara in vivo dan in vitro. Pengujian secara in vivo pada
mencit menggunakan dua parameter pengujian yaitu waktu perdarahan dan waktu
koagulasi

(Yulinah et al., 2008), sedangkan pada pengujian in vitro dilakukan

dengan mengukur kekeruhan plasma Platelet Rich Plasma (PRP) sebelum dan
sesudah diinduksi dengan ADP (Vogel, 2002). ADP merupakan salah satu
2

penginduksi terjadinya agregasi platelet, yaitu melalui pengikatan reseptor yang


terdapat pada membran platelet. Platelet yang teraktivasi akan melepaskan isi granul
yang dapat meningkatkan agregasi platelet yang lain (Yulinah et al., 2008).

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:
a. Apakah ekstrak etanol kubis merah mempunyai aktivitas sebagai antiplatelet?
b. Apakah ada perbedaan aktivitas antiplatelet antara berbagai dosis ekstrak etanol
kubis merah dalam penentuan waktu perdarahan, waktu koagulasi dan inhibisi
agregasi platelet?
c. Apakah ada dosis ekstrak yang mempunyai aktivitas sebanding dengan kontrol
positif?

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui dosis ekstrak etanol kubis merah yang sama seperti kontrol
positif,
b. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas antiplatelet antara berbagai dosis ekstrak
etanol kubis merah dalam penentuan waktu perdarahan, waktu koagulasi dan
inhibisi agregasi platelet,
c. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas antiplatelet terbesar dari ekstrak etanol
kubis merah dalam penentuan waktu perdarahan, waktu koagulasi dan inhibisi
agregasi platelet jika dibandingkan dengan kontrol positif.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
a. Dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan antiplatelet,
b. Penemuan molekul baru yang dapat dimanfaatkan sebagai antiplatelet,

c. Sebagai dasar teori bagi penelitian selanjutnya mengenai manfaat ekstrak kubis
merah.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan Tentang Tananaman Kubis Merah

2.1.1 Klasifikasi Kubis Merah


Tanaman kubis merah

dalam

Plantamor (2012) diklasifikasikan sebagai

berikut:
Kingdom

: Plantae

Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Dilleniidae

Ordo

: Capparales

Famili

: Brassicaceae

Genus

: Brassica

Spesies

: Brassica oleracea var. capitata L.

2.1.2 Deskripsi Kubis Merah


Keluarga kubis-kubisan mempunyai jenis yang cukup banyak. Hampir 40
spesies Brassica tersebar luas diseluruh dunia. Awalnya, sayuran kubis hanya
ditanam di daerah berhawa dingin namun, seiring perkembangan zaman kubis sudah
banyak ditanam di daerah sejuk dan di dataran rendah dengan curah hujan 850-900
mm. Secara umum, semua jenis kubis mampu tumbuh dan berkembang pada berbagai
jenis tanah. Tetapi, kubis akan tumbuh optimum apabila ditanam pada tanah yang
kaya bahan organik dan cukup air (Rut, 2009).
Kubis-kubisan merupakan tanaman herba dikotil. Ketika berupa kecambah
muda, berbagai tanaman kubis-kubisan akan sulit dibedakan, akan tetapi tidak lama

kemudian masing-masing mengembangkan karakteristik yang berbeda, sehingga


dapat dibedakan (Vincent & Yamaguchi, 1998).
Daun sayuran kubis berbentuk bulat, oval, sampai lonjong, membentuk roset
akar yang besar dan tebal, warna daun bermacam-macam, antara lain putih, hijau, dan
merah keunguan. Awalnya, daunnya yang berlapis lilin tumbuh lurus, daun-daun
berikutnya tumbuh membengkok menutupi daun-daun muda yang terakhir tumbuh.
Pertumbuhan daun yang berhenti ditandai dengan terbentuknya krop atau telur dan
krop samping pada kubis tunas. Sayuran kubis dapat diperbanyak dengan cara
memperbanyak biji atau stek tunas (Vincent & Yamaguchi, 1998). Tanaman kubis
merah dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kubis merah

2.1.3 Kandungan Kimia Tanaman Kubis Merah


Kubis segar banyak mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat,
kalsium, asam amino, sulfur, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin (A, C, E, tiamin,
riboflavin, nicotinamid) dan kalsium. Selain itu, juga mengandung senyawa
sianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin yang berfungsi untuk merangsang
pembentukan glutation, suatu enzim yang bekerja dengan cara menguraikan dan
membuang zat beracun yang beredar di dalam tubuh (Cartea et al., 2011). Kubis
merah mengandung flavonoid (antosianin), glikosida isotiosianat, dan kaemferol.

Dari berbagai varietas sayuran kubis, kubis merah mengandung fenol sangat tinggi,
sehingga tidak heran kalau kubis merah mempunyai aktivitas antioksidan paling
tinggi apabila dibandingkan dengan spesies Brassica lainnya.

Kandungan kubis

merah per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Kandungan kubis merah per 100 gram


Komponen Kimia

Kadar

Fenol

254 mg

Antosianin

66,3-105,4 mg

Vitamin C

15,59 mg

Vitamin E

0,05 mg

Karotenoid

0,02 mg

Asam hidrosinamat

3,21 mg
9,81 mol/L

Isotiosianat

Sumber : Cartea et al., 2011

2.1.4 Manfaat Tanaman Kubis Merah


Menurut beberapa hasil penelitian ekstrak kubis merah berkhasiat sebagai
antiinflamasi (Lin et al., 2008), antioksidan (Singh et al., 2006), antibakteri (Lee et
al., 2003), antukanker (Jiri et al., 2011), dan antidiabetes (Kataya et al., 2008).
Aktivitas antioksidan dari kubis merah disebabkan oleh senyawa fenol.
Senyawa fenol mampu menstabilkan reactive oxygen species (ROS) dan mengurangi
peroksida. ROS dihasilkan dari proses oksidasi, proses ini merupakan proses yang
sangat penting bagi tubuh untuk melawan infeksi, apabila pembentukan radikal bebas
berlebihan maka, dapat merusak jaringan tubuh. Apabila ROS dan mekanisme
pertahanan tubuh tidak seimbang maka ROS akan mengalami modifikasi didalam
membran sel dan menghasilkan peroksida, sehingga menyebabkan kanker, penuaan
dini, aterosklerosis, parkinson dan alzheimer (Cartea et al., 2011). Sedangkan

aktivitas dalam menghambat sel kanker disebabkan oleh glikosida sotiosianat (Jiri et
al., 2011).

2.2 Tinjauan Tentang Flavonoid Kubis Merah


Fenol merupakan komponen kimia tumbuhan yang memiliki manfaat sangat
besar, baik bagi tumbuhan itu sendiri maupun bagi manusia. Golongan senyawa fenol
salah satunya adalah flavonoid, lignin, melanin, dan tanin (Cartea et al., 2011).
Flavonoid yang terdapat pada kubis merah yaitu antosianin. Antosianin adalah
pigmen yang memberikan warna merah keunguan. Pigmen antosianin terdapat dalam
cairan sel tumbuhan. Antosianin merupakan senyawa yang mempunyai kemampuan
untuk bereaksi dalam suasana asam maupun dalam suasana basa. Pada suasana asam,
antosianin berwarna merah dan berubah menjadi ungu atau biru jika media bertambah
basa. Apabila bagian gula dihilangkan dengan cara hidrolisis maka tersisa aglikon
yang biasa disebut dengan antosianidin (Cartea et al., 2011). Kemampuan flavonoid
menghambat agregasi platelet disebabkan karena flavonoid mampu menghambat
pelepasan mediator asam arakidonat (Middleton, 2000).

2.3 Tinjauan Tentang Glikosida Isotiosianat Kubis Merah


Aktivitas antiplatelet dari berbagai senyawa tumbuhan sudah banyak
dilaporkan namun belum banyak diketahui tentang mekanisme antiplatelet yang
dilakukan oleh glikosida isotiosianat secara pasti. Morimitsu et al., (2000) meneliti
isotiosianat pada Wasabia japonica yang merupakan jenis Brassica mempunyai
aktivitas sebagai antiplatelet. Perbedaan kandungan isotiosianat pada beberapa
spesies Brassica dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Kandungan isotiosianat dari beberapa spesies Brassica


Bahan

Isotiosianat (mol/l)
Percobaan 1

Kubis putih
Kubis merah
Brokoli
Kembang kol
Sumber : Jiri, 2011

7,02
9,81
10,68
10.92

Percobaan 2
1,00
1,58
1,45
1.04

2.4 Tinjauan Tentang Platelet


Sel platelet merupakan sel darah tak berinti yang berasal dari fragmentasi
sitoplasma megakariosit sumsung tulang dan bersirkulasi sekitar 10 hari. Setelah 10
hari selanjutnya, pletelet menjadi sel darah yang tersimpan dalam granul-granul.
Platelet mempunyai peranan penting pada proses hemostasis karena platelet berperan
dalam membentuk sumbat hemostatik untuk menutup luka. Pembentukan sumbat
hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu adhesi, agregrasi dan aktivasi platelet
(Hoffbrand et al., 2002).
Pada saat terjadi trauma, platelet, faktor pembekuan darah dalam plasma, dan
dinding pembuluh darah akan berinteraksi untuk menutup luka pada pembuluh darah.
Pembuluh darah yang rusak akan berkonstriksi melepaskan endotelin dan platelet
akan beragregasi pada tempat terjadinya luka dan menarik platelet lain untuk
menutup luka dengan sumbatan platelet. Selanjutnya, sistem koagulasi akan
memproduksi fibrin yang saling berikatan silang untuk membentuk bekuan fibrin atau
trombus yang memperkuat proses penutupan luka (Despopoulos & Silbernagl, 2003).
Ketika terjadi trauma pada sel endotelial, platelet akan melekat pada serat
kolagen subendotelial yang dibantu oleh faktor von Willebrand (vWF) dan dibentuk
oleh sel endotelial. Proses adhesi akan mengaktivasi pletelet dan mulai melepaskan
senyawa yang meningkatkan daya adhesi platelet.

Tromboksan A2 merupakan produk dari COX1 yang mengaktivasi agregasi


platelet sedangkan prostasiklin dihasilkan oleh sel endotehelial yang berfungsi untuk
menghambat aktivasi agregasi platelet (Despopoulos & Silbernagl, 2003). Peran
platelet pada saat proses trombosis dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Peran platelet pada saat proses trombosis (Gross and Weitz, 2009)

2.5 Tinjauan Tentang Obat Anti Platelet


Terapi antiplatelet bertujuan untuk menghambat adanya agregasi platelet dan
pembentukan trombus dalam tubuh. Pada penggunaan obat anti platelet dianjurkan
melakukan pemeriksaan agregasi platelet sebelum dan sesudah pengobatan. Secara
garis besar obat antiplatelet dapat dibagi dalam beberapa mekanisme, yaitu :

2.5.1 Menghambat Aktivasi Platelet


Obat golongan ini dirancang untuk menghambat aktivasi platelet pada jalur
sintesis seperti TXA2, P2Y12, PAR-1 dan fosfodiesterase.
a. Menghambat jalur TXA2
Asetosal bekerja menghambat sintesis tromboxane A2 (TXA2) yaitu dengan
menghambat pelepasan mediator asam arakidonat dari membran sel, sehingga
metabolisme siklooksigenase terhambat. Penghambat enzim siklooksigenase terjadi
karena asetosal mengasetilasi enzim tersebut (Katzung, 2003).

10

b. Menghambat P2Y12
Klopidogriel bekerja secara selektif menghambat P2Y12 secara ireversibel
pada permukaan platelet. Klopidogriel merupakan bentuk prodrug dan dimetabolisme
terlebih dahulu untuk mengaktifkan metabolit yang menghambat reseptor ADP
(Gross and Weitz, 2009).
c. Menghambat PAR-1
Trombin merupakan salah satu agonis platelet. Trombin mampu mengaktivasi
platelet melalui reseptor G-protein (PAR-1 dan PAR-2). Harapannya ketika reseptor
PAR-1 dihambat maka aktivasi platelet juga akan dihambat (Gross and Weitz, 2009).
d. Menghambat fosfodiesterase
Adenosin monofosfat siklik menghasilkan sinyal intraseluler untuk menekan
aktivasi platelet dan agregasi platelet. Dengan menghambat fosfodiesterase akan
menyebabkan dipiridamol dan kilostazol meningkatkan kadar adenosinmonofosfat.
Obat golongan ini mempunyai risiko perdarahan yang rendah (Gross and Weitz,
2009).
2.5.2 Menghambat Jalur Inflamasi Platelet
Platelet mempengaruhi inflamasi melalui jalur sintesis CD40 dan P-selektin.
CD40 merupakan sel terlarut yang dirilis dari aktivasi platelet. Ketika terikat dengan
ligan CD40 pada monosit, sel endotel, atau T-limfosit, maka menimbulkan respon
proinflamasi. Reseptor P-selektin, adalah suatu molekul sel adhesi yang terdapat pada
platelet yang teraktivasi dan pada sel endotel (Gross and Weitz, 2009).

2.5.3 Menghambat Adhesi Platelet


Adhesi merupakan proses awal terbentuknya sumbat platelet pada pembuluh
darah yang mengalami kerusakan. Proses ini sangat dipengaruhi oleh interaksi protein
subendotel dan reseptor yang terdapat pada platelet. Penghambatan adhesi platelet
dilakukan dengan menghambat kolagen dan vWF yang secara langsung mengikat

11

kolagen atau vWF sehingga interaksi antara platelet dan kolagen vWF dapat dihambat
(Gross and Weitz, 2009).

2.5.4 Menghambat Agregasi Platelet


Obat golongan ini merupakan antagonis GPIIb / IIIa, yang memblokir jalur
terakhir pada proses agregasi platelet. Antagonis GPIIb / IIIa yang digunakan secara
intravena terbukti dapat mengurangi terjadinya iskemia. Sedangkan penggunaan
antagonis GPIIb / IIIa secara oral tidak menunjukkan manfaat apapun (Gross and
Weitz, 2009). Mekanisme masing-masing obat dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Mekanisme obat anti platelet (Gross, 2009)

12

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian


Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian true eksperimental
laboratories secara in vivo pada mencit jantan galur Balb-C dan in vitro pada PRP
darah manusia. Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2012 di Laboratorium
Fitokimia Fakultas Farmasi dan Laboratorium Farmasi Klinik Fakultas Farmasi
Universitas Jember.

3.2 Rancangan Penelitian


3.2.1 Uji Penentuan Waktu Perdarahan Dan Waktu Koagulasi
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Pre and Post Test Control
Group Design. Rancangan penelitian ditunjukkan pada gambar 3.1.

Po

K (-)

O(-)

O(-)

K (+)

O(+)

O(+)

D1

O1

O1

D2

O2

O2

D3

O3

O3

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian


Keterangan :
Po

: Populasi normal mencit

: Randomisasi mencit

: Sampel normal mencit

K (-)

: Kelompok kontrol negatif dengan perlakuan pemberian CMC Na 1 % secara per oral

13

K (+)

Kelompok kontrol positif dengan perlakuan pemberian suspensi asetosal dalam CMC
Na 1 % secara per oral.

D1

: Kelompok perlakuan dengan ekstrak etanol kubis merah dosis 9,69 mg/kg BB secara
per oral.

D2

: Kelompok perlakuan dengan ekstrak etanol kubis merah dosis 19,38 mg/kg BB
secara per oral.

D3

: Kelompok perlakuan dengan ekstrak etanol kubis merah dosis 38,76 mg/kg BB
secara per oral.

: Perlakuan pada masing-masing kelompok

O1,2,3,4,(-),(+)

: Pengamatan terhadap waktu pendarahan dan waktu koagulasi pada masing-masing


kelompok.

3.2.2 Uji Penentuan Inhibisi Agregasi Platelet


Rancangan penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Control Group
Design. Rancangan penelitian ditunjukkan pada gambar 3.2.

Po

K (-)

K (+)

D1

O1

D2
P2
D3

O2

O3

D4

O4

O(-)

O(+)

Gambar 3.2 Rancangan Penelitian


Keterangan :
Po

: Populasi normal manusia

: Randomisasi manusia

: Sampel normal Platelet Rich Plasma (PRP)

K (-)

: Kelompok kontrol negatif dengan pemberian air suling 10 L pada PRP

K (+)

Kelompok kontrol positif dengan pemberian larutan asetosal 1000 ppm 10 L pada
PRP

14

D1

: Kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol kubis merah konsentrasi 250
ppm 10 L pada PRP

D2

: Kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol kubis merah konsentrasi 500
ppm 10 L pada PRP

D3

: Kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol kubis merah konsentrasi 1000
ppm 10 L pada PRP

D4

: Kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol kubis merah konsentrasi 2000
ppm 10 L pada PRP

: Perlakuan pada masing-masing kelompok

O (-),(+),1,2,3,4

: Pengamatan terhadap penurunan serapan plasma pada masing-masing kelompok.

3.3 Jumlah Sampel


3.3.1 Parameter Uji Waktu Perdarahan Dan Waktu Koagulasi
Sampel yang digunakan pada penelitian ini mempunyai kriteria mencit
berkelamin jantan galur Balb-C yang berumur 2-3 bulan yang memiliki bobot badan
20-25 gram. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling yang
dibagi menjadi lima (5) kelompok. Estimasi jumlah pengulangan atau besar sampel
dalam penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus Federer yaitu :
(p 1)(n 1) 15: { (p-1) (n-1) } 15
Keterangan:
n: jumlah sampel
p: jumlah kelompok kontrol dan perlakuan
jika , p = 5
maka, {(5 - 1) (n -1)} 15
4n 4 15
n 4,75 5
(Hanafiah, 1991).
Berdasarkan perhitungan tersebut maka pada penelitian ini jumlah sampel
yang digunakan minimal 5 ekor mencit untuk tiap kelompok perlakuan. Pada

15

penelitian ini digunakan 25 ekor tikus, 5 ekor untuk masing-masing kelompok


perlakuan maupun kontrol.
3.3.2 Parameter Uji Agregasi Platelet
Sampel PRP yang digunakan pada penelitian diambil dari 1 probandus karena
untuk mengurangi terjadinya keragaman biologis. Beberapa kriteria yang harus
dipenuhi yaitu PRP dipreparasi dari darah pria, berusia >19 tahun, tidak memiliki
keluhan klinik, tidak berpenyakitan, memiliki pola hidup sehat, tidak punya riwayat
perdarahan dan tidak mengkonsumsi obat-obatan. PRP yang telah dipreparasi,
kemudian dibagi menjadi 6 kelompok. Estimasi jumlah sampel dalam penelitian
dapat dihitung dengan menggunakan Federer yaitu :
(p 1)(n 1) 15: { (p-1) (n-1) } 15 (Hanafiah, 1991).
Keterangan:
n: jumlah sampel
p: jumlah kelompok kontrol dan perlakuan
jika , p = 6
maka, {(6 - 1) (n -1)} 15
5n 5 15
n4
(Hanafiah, 1991).
Berdasarkan perhitungan tersebut maka pada penelitian ini jumlah sampel
yang digunakan minimal 4 sampel PRP. Pada penelitian ini digunakan 24 sampel
PRP, 4 sampel PRP untuk masing-masing kelompok perlakuan maupun kontrol.

3.4 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan hewan, kandang
mencit, blender, mortir, stamper, neraca ohaus, sonde, vial, alat gelas (corong gelas,
beaker glass, gelas ukur, batang pengaduk), stopwatch, kertas saring, cawan porselen,

16

alat hidrolisis, perkolator, rotavapor, pipa kapiler, mikropipet, tabung sentrifugasi,


spektrofotometer visibel, kuvet, ependorf, pinset dan kapiler hematokrit.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kubis merah yang
diperoleh dari pasar tradisional kota Jember, etanol 70%, aquadest, asetosal (Merck),
natrium sitrat, CMC Na, NaCl 0,9%, pereaksi ADP (Sigma-Aldrich).

3.5 Variabel Penelitian


3.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak etanol kubis merah dosis
9,69, 19,38 dan 38,76 mg/kg BB dan konsentrasi ekstrak 250, 500, 1000 dan 2000
g/ml.

3.5.2 Variabel Terikat


Variabel terikat pada penelitian ini adalah waktu pendarahan, waktu
koagulasi pada mencit dan penurunan serapan plasma pada PRP.

3.5.3 Variabel Terkendali


Variabel terkendali dari penelitian ini adalah cara ekstraksi, hewan coba, jenis
kelamin mencit, berat badan mencit, umur mencit, sampel PRP yang diperoleh dari
satu pria sehat, berusia >19 tahun, tidak memiliki keluhan klinik, tidak berpenyakitan
dan tidak mengkonsumsi obat-obatan, serta prosedur pengujian aktivitas antiagregasi
platelet secara in vivo pada mencit jantan galur Balb C dan secara in vitro pa PRP
darah manusia.

3.6 Definisi Operasional Penelitian


Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kubis yang digunakan adalah daun kubis merah segar yang telah dipotong kecilkecil dan dikeringkan kemudian diekstraksi dengan etanol 70%.
17

b. Ekstrak yang digunakan adalah ekstrak etanol kubis merah yang telah dipekatkan
dan disuspensikan dengan CMC Na 1% untuk uji in vivo sedangkan untuk uji in
vitro ekstrak etanol kubis merah dilarutkan dengan air suling.
c. Ekstrak etanol kubis merah dikatakan mempunyai aktivitas antiagregasi platelet
apabila memiliki perbedaan peningkatan waktu perdarahan, waktu koagulasi, dan
penurunan serapan plasma yang signifikan dengan kontrol negatif.
d. Waktu perdarahan merupakan waktu mulainya keluar darah sampai tidak
terdeteksi lagi pada kertas saring. Adanya efek anti agregasi platelet ditunjukkan
oleh waktu perdarahan yang semakin panjang setelah pemberian bahan uji.
e. Waktu koagulasi merupakan waktu keluarnya tetesan darah sampai terbentuknya
benang-benang fibrin. Dikatakan memiliki efek antiagregasi platelet apabila waktu
koagulasinya semakin panjang setelah pemberian bahan uji.
f. Penurunan serapan plasma merupakan selisih antara serapan plasma awal sebelum
diinduksi ADP dikurangi dengan serapan plasma setelah diinduksi ADP. Adanya
efek anti agregasi platelet ditunjukkan oleh presentasi inhibisi agregasi yang
semakin besar.

3.7 Prosedur Kerja


3.7.1

Proses ekstraksi
Kubis merah dibersihkan dengan air mengalir kemudian dipotong kecil-kecil.

Setelah itu dikeringkan di udara terbuka dan terlindung dari sinar matahari langsung
sampai diperoleh simplisia kering. Simplisia kering kemudian dihaluskan sampai
diperoleh serbuk sebanyak 385,2 gram dimaserasi menggunakan etanol

70%

sebanyak 10 kali berat serbuk simplisia dalam maserator. Maserator ditutup rapat,
diaduk lalu dibiarkan selama 24 jam. Maserasi dilakukan berulang sampai 3 kali.
Ekstrak cair disaring 1 kali dengan menggunakan kertas saring. Ekstrak yang
dihasilkan ditampung dalam suatu wadah. Ekstrak cair diuapkan dengan rotary
evaporator pada suhu 50C, 180 rpm hingga diperoleh ekstrak kental.
18

3.7.2

Perlakuan pada Hewan Coba


Sejumlah 25 ekor mencit jantan dibagi dalam 5 kelompok. Masing-masing

kelompok terdiri dari 5 ekor yang terpilih secara acak, kemudian diberi perlakuan
dengan prosedur sebagai berikut:
a.

Kelompok K (-)

: mencit diberi CMC Na 1% 0,1 ml/20 gBB secara per oral.

b.

Kelompok K (+)

: mencit diberi asetosal 50 mg/kgBB secara per oral.

c.

Kelompok D1

: mencit diberi kubis merah dosis 9,69 mg/kg BB secara per


oral.

d.

Kelompok D 2

: mencit diberi kubis merah dosis 19,38 mg/kg BB secara per oral.

e.

Kelompok D 3

: mencit diberi kubis merah dosis 38,76 mg/kg BB secara per oral.

Hewan percobaan berupa mencit putih jantan sehat galur Balb-C yang berumur
2-3 bulan yang memiliki bobot badan 20-25 gram. Mencit diadaptasikan dengan
lingkungan laboratorium selama satu minggu. Uji dilakukan pada mencit kelompok
uji efek anti agregasi platelet pada hari ke 0 dan pada hari ke 9 setelah 8 hari
pemberian sediaan uji. Parameter yang digunakan, yaitu waktu pendarahan, dan
waktu koagulasi.

3.7.3 Pembuatan Mucilago CMC Na 1 %


CMC Na sebanyak 1 gram ditaburkan di atas 20 ml air panas (20 kali berat
CMC Na) dibiarkan semalaman sampai mengembang. Kemudian diaduk sampai
terbentuk massa yang kental dan ditambah air sampai volume 100 ml.

3.7.4 Pembuatan Suspensi Uji Penentuan Waktu Perdarahan dan Waktu koagulasi
Untuk kedua parameter uji waktu perdarahan dan waktu koagulasi yang akan
ditentukan dalam penelitian ini, dibuat tiga konsentrasi dosis yaitu 9,69; 19,38 dan
38,76 mg/kg BB. Suspensi ekstrak uji diberikan dalam bentuk suspensi dalam
suspensi CMC Na 1% b/v.

3.7.5 Pembuatan Suspensi Asetosal Uji Penentuan Waktu Perdarahan dan Waktu
Koagulasi
19

Asetosal dengan dosis 50 mg/kg BB disuspensikan ke dalam mucilago CMC


Na 1%. Suspensi asetosal diberikan pada mencit uji secara oral.

3.7.6 Penentuan Waktu Pendarahan


Uji dilakukan pada hari ke 0 dan 9 setelah delapan hari pemberian sediaan uji
pada mencit kelompok uji, ditentukan lama waktu pendarahan dengan cara ekor
mencit dibersihkan dengan kapas alkohol terlebih dahulu dan ditunggu sampai kering.
Setelah kering ekor mencit dilukai kurang lebih 2 cm dari pangkal ekor dengan
kedalam sekitar 2 mm. Pada saat ekor dilukai stopwatch mulai dijalankan. Darah
yang keluar dihisap dengan kertas saring setiap 15 detik sampai darah berhenti
mengalir yang ditunjukkan oleh tidak adanya bercak darah yang menempel pada
kertas saring. Saat darah berhenti mengalir stopwatch dimatikan dan dicatat waktu
yang diperlukan mulai dari ekor mencit dilukai sampai perdarahan berhenti.

3.7.7 Penentuan Waktu Koagulasi


Uji dilakukan pada hari ke 0 dan 9 setelah delapan hari pemberian sediaan uji
pada mencit kelompok uji, ditentukan lama koagulasi dengan cara darah diambil dari
mata mencit menggunakan kapiler hematokrit non heparin. Darah yang keluar
ditampung dalam kapiler hematokrit selama 30 detik. Setiap 15 detik pipa kapiler
yang berisi darah mencit tersebut dipatahkan. Saat benang-benang fibrin sudah
terbentuk, stopwatch dimatikan. Waktu keluarnya tetesan darah sampai terbentuknya
benang-benang fibrin dinyatakan sebagai waktu koagulasi.

3.7.8 Pemilihan Relawan Sehat


Sampel yang digunakan pada penelitian memiliki kriteria pria tampak sehat,
berusia >19 tahun, memiliki pola hidup sehat (tidak dalam kondisi tegang, tidak
merokok, tidak meng-konsumsi daging merah, ikan, bawang merah, kopi/teh/coklat
selama 24 jam sebelum pengujian, tidak mengkonsumsi alkohol dan nikotin).

20

Sedangkan kriteria khusus meliputi adanya riwayat perdarahan (seperti mimisan


dan hematom), meminum obat-obatan (antitrombosit, NSAID, antibiotik -laktam,
vitamin E dan suplemen antioksidan dosis tinggi).

3.7.9 Pembuatan Larutan Na Sitrat 3,2%


Na sitrat sebanyak 3,2 gram dilarutkan sedikit demi sedikit dengan aquadest.
Selanjutnya ditambahkan aquades sampai volume 100 ml.

3.7.10 Pembuatan Larutan Uji Penurunan Agregasi Platelet


Untuk parameter penurunan serapan plasma pada PRP darah manusia,
digunakan suspensi ekstrak etanol kubis merah pada beberapa konsentrasi yaitu 250,
500, 1000, dan 2000 g/ml. Ekstrak etanol kubis merah ditimbang sebanyak 0,25,
0,5, 1, dan 2 mg masing-masing

dilarutkan dalam 1ml aquadest kemudian,

dihomogenkan dengan menggunakan vortex.

3.7.11 Pembuatan Larutan Asetosal Uji Penurunan Agregasi Platelet


Asetosal sebanyak 1 mg ditimbang, dilarutkan dalam 1 ml aquadest kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex.

3.7.12 Pembuatan PRP (Platelet Rich Plasma)


Darah diambil dari vena lengan relawan sehat selanjutnya dipindahkan ke
dalam tabung sentrifuse yang telah berisi natrium sitrat 3,8% (dibutuhkan 1 ml
natrium sitrat untuk 9 ml darah). Darah disentrifugasi selama 15 menit pada 1000
rpm, lapisan atas dipisahkan secara hati-hati dan dibiarkan pada tabung plastik
tertutup pada suhu kamar. Untuk menjamin agar jumlah platelet konstan dalam PRP,
pengujian harus diselesaikan 3 jam setelah pengambilan darah.

21

3.7.13 Uji Antiagregasi platelet


Pengukuran

pembentukan

agregat

platelet

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan plasma manusia yang diinduksi dengan ADP secara invitro. Agregat
platelet yang terbentuk dinilai dengan membandingkan serapan plasma sebelum dan
sesudah diinduksi agregasi platelet oleh ADP dengan menggunakan spektofotometer.
Makin besar penurunan serapan plasma, semakin banyak agregat yang terbentuk.
Konsentrasi uji 250, 500, 1000, dan 2000 g/ml dan konsentrasi kontrol
positif 1000 g/ml dipipet sebanyak 10 l dan ditambahkan ke dalam 450 l platelet
preparation pada ependorf kemudian disentrifus kurang lebih 15 menit. Masingmasing kelompok uji direplikasi sebanyak 3 kali. Diukur serapannya sebelum dan
sesudah diberi ADP pada panjang gelombang 600nm. Setelah diberi ADP dilakukan
inkubasi selama 20 menit pada shaker inkubator pada suhu 370 C (Vogel, 2002).
Kekeruhan plasma darah sebelum dan sesudah diberi ADP diukur dengan
spektrofotometer. Kemudian kekeruhan plasma antar kelompok uji dengan kelompok
kontrol dihitung persentase inhibisi agregasi plateletnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Moriyama et al. (2008),
persentase inhibisi ditentukan dengan rumus:
% inhibisi agregasi platelet = (1- B/A) x 100%
B= absorbansi setelah penambahan ADP
A= absorbansi sebelum penambahan ADP

3.8 Analisis Data


Analisa data diambil dari tiga parameter, yaitu waktu pendarahan, waktu
koagulasi dan penurunan serapan plasma. Kemudian hasil penelitian diolah secara
statistik dengan menggunakan sofwer khusus statistik yaitu Statistical Product and
Service Solution (SPSS). Metode yang digunakan adalah ANOVA Satu Arah dengan

22

derajat kepercayaan 95%. Selanjutnya dianalisis dengan metode Post Hoc dengan uji
Least Significantly Difference (LSD).

23

3.9 Skema Pelaksanaan Penelitian


3.9.1 Penentuan waktu perdarahan dan waktu koagulasi

Mencit Jantan Balb C

Dosis
9,69 mg

Kelompok Uji waktu


perdarahan dan waktu
koagulasi

Kelompok
Kontrol Positif

Kelompok Kontrol
Negatif

Pemberian
suspensi ekstrak

Pemberian
suspensi asetosal

Pemberian suspensi
CMC Na 1%

Dosis
19,38 mg

Dosis
38,76 mg

Hari ke-0 dan ke- 9


Penentuan 2 Parameter

Penentuan Waktu
Pembekuan
(detik)

Penentuan Waktu
Perdarahan
(detik)

Analisis Data
Metode Anova Satu Arah dengan taraf kepercayaan 95%.

Gambar 3.3 Alur Kerja penentuan waktu perdarahan dan waktu pembekuan

24

3.9.2 Penentuan Penurunan Agregasi Platelet

Platelet Rich Plasma

Kelompok Uji
Antiagregasi

Kelompok
Kontrol
Positif

Kelompok
Kontrol Negatif

Pemberian
larutan ekstrak

Pemberian
larutan
asetosal

Pemberian
aquadest

250

500

1000

2000

g/ml

g/ml

g/ml

g/ml

1000

g/ml

Pengukuran Absorbansi Plasma

Induksi ADP

Pengukuran Absorbansi Plasma

Uji Aktivitas Anti Agregasi Platelet


(% inhibisi agregasi)

Analisis Data
Metode Anova Satu Arah dengan taraf kepercayaan 95%.

Gambar 3.4 Alur Kerja Penentuan Penurunan Agregasi Platelet

25

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Kubis Merah


Ekstraksi kubis merah (Brassica oleracea var. capitata L.) dilakukan
mengunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Pada proses maserasi,
simplisia kubis merah direndam dalam etanol 70% selama 24 jam. Maserasi
dilakukan secara berulang selama 3 kali hingga senyawa yang terkandung di
dalamnya diperkirakan ter eksktrak semua. Senyawa yang diharapkan adalah
flavonoid dan isotiosianat.
Ekstrak kental etanol 44,84 gram diperoleh dari 385,2 gram serbuk kering
yang dimaserasi dalam 3852 ml etanol 70%. Rendemen yang dihasilkan sebesar 11,6
%.

4.2 Pengujian Waktu Perdarahan Dan Waktu Koagulasi Secara in vivo


Pengujian secara in vivo pada mencit dalam penelitian ini dilakukan untuk
penentuan waktu perdarahan dan waktu koagulasi. Waktu perdarahan diamati untuk
mengetahui interaksi antara platelet dengan dinding pembuluh darah dalam
membentuk proses bekuan darah (Klafke et al., 2012). Hasil penentuan waktu
perdarahan pada hari ke-0 dan hari ke-9 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Waktu perdarahan sebelum (hari ke-0) dan setelah perlakuan (hari ke-9)
Kelompok
Kontrol positif
Kontrol negatif
Ekstrak dosis 9,69 mg/kg BB
Ekstrak dosis 19,38 mg/kg BB
Ekstrak dosis 38,76 mg/kg BB

Jumlah
sampel (n)
5
5
5
5
5

26

Waktu perdarahan SD (detik)


Hari ke-0
Hari ke-9
63 6,7
129 8,2
78 12,6
87 12,6
63 6,7
99 8,2
81 8,2
135 10,6
78 12.6
165 18,4

Berdasarkan data dari tabel tersebut, perbedaan besarnya peningkatan waktu


perdarahan pada masing-masing kelompok diketahui, melalui perhitungan persentase
peningkatan waktu perdarahan. Persentase peningkatan waktu perdarahan dapat
dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Persentase peningkatan waktu perdarahan

Setelah diperoleh data persentase peningkatan waktu perdarahan pada mencit,


kemudian dilakukan analisis secara statistik dengan menggunakan One way Anova
dengan taraf kepercayaan 95%. Sebelum dilakukan pengujian Anova harus ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu melakukan pengujian normalitas dan
homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data
terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas p>0,05 menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal, sedangkan p>0,05 pada hasil uji homogenitas menunjukkan
bahwa varian dua atau lebih kelompok data adalah homogen (Lampiran F.1.1 &
F.2.2).

27

Berdasarkan kedua hasil tersebut, data dapat dianalisis secara parametrik


dengan menggunakan One Way Anova. Hasil uji One Way Anova (Lampiran F.1.3)
menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05), sehingga dapat dilanjutkan dengan
uji statistik lanjutan yaitu uji LSD (Least Significantly Difference). Hasil uji LSD
dapat dilihat pada gambar 4.1.
Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa persentase peningkatan waktu
perdarahan tertinggi terjadi pada kelompok dosis 38,76 mg/kg BB, yaitu sebesar 113
12 %. Persentase terendah terjadi pada kelompok kontrol negatif, yaitu sebesar
16,33 9,60 %. Kontrol negatif hanya diberi suspensi CMC Na 1% yang berfungsi
sebagai suspending agent sehingga tidak memiliki aktivitas untuk meningkatkan
waktu perdarahan.
Kelompok hewan coba yang diberi ekstrak kubis merah dosis ekstrak 38,76
mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan kontrol negatif, dosis
ekstrak 9,69 mg/kg BB dan 19,38 mg/kg BB. Kelompok kontrol positif tidak berbeda
bermakna dengan dosis 38,76 mg/kg BB. Kelompok kontrol negatif, memiliki
perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif, dosis ekstrak 9,69, 19,38, dan 38,76
mg/kg BB. Perbedaan persentase peningkatan waktu perdarahan yang bermakna
dengan kontrol negatif, menunjukkan bahwa ekstrak etanol kubis merah dosis 9,69,
19,38, dan 38,76 mg/kg BB mempunyai kemampuan untuk meningkatkan waktu
perdarahan.
Waktu perdarahan yang semakin panjang setelah diberi ekstrak uji
disebabkan oleh penghambatan pembentukan sumbat hemostasis. Penghambatan
pembentukan sumbat hemostasis terjadi ketika ada penumpukan platelet di jaringan
ikat pada daerah luka yang membentuk agregat (Martini, 2001). Ketika penumpukan
platelet dihambat maka waktu perdarahan akan semakin meningkat. Efek ini salah
satunya diduga karena adanya aktivitas dari senyawa flavonoid dan isotiosianat yang
terkandung dalam ekstrak etanol kubis merah (Jantan et al., 2011).
Flavonoid dan isotiosianat mampu menghambat pelepasan mediator asam
arakidonat dari membran sel sehingga jalur metabolisme siklooksigenase terhambat
28

(Middleton, 2000; Morimitsu et al., 2000). Adanya penghambatan pada


siklooksigenase mengakibatkan tromboksan A2 tidak terbentuk dan berkurang,
sehingga platelet tidak mampu untuk beragregasi dan pembentukan trombus juga
terhambat (Lafuente et al., 2009). Apabila pembentukan trombus dihambat, maka
waktu perdarahan akan semakin meningkat.
Parameter yang diamati selanjutnya adalah waktu koagulasi. Waktu koagulasi
diamati untuk melihat pengaruh ekstrak uji terhadap proses perubahan dari fibrinogen
menjadi fibrin (Martin et al., 2012). Perubahan waktu koagulasi pada hari ke-0 dan
hari ke-9 dapat diamati pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Waktu koagulasi sebelum perlakuan (hari ke-0) dan setelah (hari ke-9)
Kelompok
Kontrol positif
Kontrol negatif
Ekstrak dosis 9,69 mg/kg BB
Ekstrak dosis 19,38 mg/kg BB
Ekstrak dosis 38,76 mg/kg BB

Jumlah
sampel (n)
5
5
5
5
5

Waktu koagulasi SD (detik)


Hari ke-0
Hari ke-9
48 6,7
84 8,3
48 6,7
60 10,6
48 6,7
57 12,5
54 8,2
101 12,5
45 0
93 12,5

Perbedaan besarnya peningkatan waktu koagulasi pada masing-masing


kelompok dapat diketahui, yaitu melalui perhitungan persentase peningkatan waktu
koagulasi. Persentase peningkatan waktu koagulasi dapat dilihat pada Gambar 4.2.

29

Gambar 4.2 Rata-rata peningkatan waktu koagulasi

Data persentase peningkatan waktu koagulasi yang diperoleh kemudian diuji


normalitas dan homogenitasnya. Hasil kedua uji tersebut menunjukkan data
terdistribusi secara normal dan homogen pada =95% (Lampiran F.2.1 & F.2.2),
kemudian dianalisis secara parametrik dengan menggunakan One Way Anova. Hasil
uji One Way Anova (Lampiran F.2.3) menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05),
selanjutnya dilakukan uji statistik lanjutan yaitu uji LSD (Least Significantly
Difference). Hasil uji LSD dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa kelompok hewan coba yang diberi ekstrak
etanol kubis merah dosis 38,76 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang bermakna
dengan kontrol negatif, kontrol positif, dosis ekstrak 9,69 mg/kg BB dan 19,38 mg/kg
BB. Kelompok kontrol positif memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok
kontrol negatif, dosis ekstrak 9,69 mg/kg BB dan 38,76 mg/kg BB. Kelompok kontrol
negatif memiliki perbedaan bermakna dengan kontrol positif, dosis ekstrak 19.38
mg/kg BB, dan 38,76 mg/kg BB. Dosis ekstrak 19.38 mg/kg BB tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa

30

ekstrak pada dosis 19.38 mg/kg BB kubis merah mampu memberikan peningkatan
waktu koagulasi yang sebanding dengan kontol positif, yaitu asetosal.
Kelompok kontrol negatif memiliki perbedaan yang bermakna dengan dosis
ekstrak 19,38 mg/kg BB dan 38,76 mg/kg BB. Perbedaan persentase peningkatan
waktu koagulasi dosis 19,38 mg/kg BB dan 38,76 mg/kg BB yang bermakna dengan
kontrol negatif, menunjukkan bahwa ekstrak etanol kubis merah mempunyai
kemampuan dalam meningkatkan waktu koagulasi pada dosis 19,38 mg/kg BB dan
38,76 mg/kg BB. Kontrol negatif tidak berbeda signifikan dengan dosis ekstrak 9,69
mg/kg BB hal ini menunjukkan bahwa pada dosis tersebut tidak memiliki aktivitas
meningkatkan waktu koagulasi.
Waktu koagulasi yang semakin panjang setelah pemberian ekstrak etanol
kubis merah diduga disebabkan oleh flavonoid dan isotiosianat (Jantan et al., 2011).
flavonoid dan isotiosianat mampu menghambat pelepasan mediator asam arakidonat
dari membran sel sehingga jalur metabolisme siklooksigenase terhambat. Ketika
siklooksigenase dihambat mengakibatkan tromboksan A2 tidak terbentuk dan
berkurang (Middleton, 2000; Morimitsu et al., 2000). Sehingga proses perubahan
fibrinogen menjadi fibrin oleh thrombin juga terhambat (Yulinah et al., 2008). Ada 2
faktor yang dapat mempengaruhi waktu koagulasi darah yaitu jalur ekstrinsik dan
jalur intrinsik (Bakta, 2007).
Jalur ekstrinsik dipicu oleh faktor jaringan ketika ada pembuluh darah yang
luka, jalur ini digunakan untuk uji waktu koagulasi Protrombin Time (PT). Faktor
jaringan dengan bantuan kalsium menyebabkan aktivasi faktor VII menjadi FVIIa.
Kompleks FVIIa, faktor jaringan dan kalsium mengaktifkan faktor X menjadi FXa
dan faktor IX menjadi FIXa. Jalur ekstrinsik hanya memulai proses koagulasi, begitu
terbentuk sedikit trombin, maka trombin akan mengaktifkan faktor IX menjadi FIXa
lebih lanjut, kemudian proses koagulasi dilanjutkan oleh jalur intrinsik (Bakta, 2007).
Jalur intrinsik dimulai dengan adanya contact activation yang melibatkan
faktor XII yang kemudian mengaktifkan faktor IX menjadi FIXa, pada jalur ini biasa
dilakukan untuk uji koagulasi Partial thromboplastin time (PTT) dan activated PTT
31

(aPTT) (Bakta, 2007). Pada penelitian ini jalur yang mempengaruhi waktu koagulasi
adalah jalur ekstrinsik dimana faktor koagulasi dipicu oleh pembuluh darah mata
yang dilukai dengan kapiler hematokrit.

4.3 Pengujian Anti Agregasi Platelet Secara in vitro


Uji in vitro menggunakan sampel PRP darah manusia yang diperoleh dari satu
probandus. Tujuan penggunaan darah manusia pada penelitian ini adalah

untuk

mengurangi terjadinya keseragaman biologis sehingga mengurangi variabel yang bisa


mempengaruhi hasil percobaan.
Aktivitas agregasi platelet dalam PRP dapat terlihat pada panjang gelombang
600 nm. Absorbansi awal menunjukkan kekeruhan plasma mengandung platelet yang
belum teragregasi. Setelah penambahan ADP, serapan plasma akan menurun karena
platelet-platelet dalam plasma membentuk agregat yang kemudian mengendap
(Yulinah, 2008). Penurunan absorbansi PRP ditunjukkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rata-rata penurunan absorbansi PRP sebelum dan sesudah penambahan ADP
Absorbansi PRP
Kelompok

Jumlah
sampel (n)

Sebelum penambahan
ADP

Kontrol positif

Kontrol negatif
Ekstrak 250 g/mL
Ekstrak 500 g/mL
Ekstrak 1000 g/mL
Ekstrak 2000 g/mL

6
6
6
6
6

0,447 0,027
0,427 0,102
0,236 0,016
0,256 0,007
0,521 0,053
0,373 0,056

Setelah penambahan
ADP
0,256 0,003
0,378 0,098
0,195 0,012
0,196 0,009
0,27 0,031
0,175 0,027

Besarnya penurunan absorbansi antar masing-masing kelompok dapat


diketahui melalui perhitungan persentase inhibisi agregasi platelet. Persentase inhibisi
disajikan dalam bentuk gambar dapat dilihat pada Gambar 4.3.

32

Gambar 4.3 Persentase inhibisi agregasi platelet setelah penambahan ADP

Hasil persentase inhibisi agregasi platelet kemudian dianalisis secara statistik


yaitu uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji normalitas dan homogenitas pada
(Lampiran F.3.1 & F.3.2) menunjukkan data terdistribusi normal dan homogen pada
=95% (p > 0,05) sehingga dapat dianalisis secara parametrik dengan menggunakan
One Way Anova. Hasil uji One Way Anova menunjukkan nilai signifikansi 0,000
(nilai p<0,05; dapat dilihat pada Lampiran F.3.3). Uji statistik lanjutan yang
dilakukan yaitu uji LSD (Least Significantly Difference), hasil uji LSD dapat dilihat
pada gambar 4.3.
Berdasarkan gambar 4.3 persentase inhibisi tertinggi terjadi pada PRP
penambahan ekstrak 2000 g/mL yaitu sebesar 53,61 1,28 %, persentase inhibisi
terendah terjadi pada PRP dengan penambahan ekstrak 250 g/mL yaitu sebesar
17,26 1,17 %.
Kelompok kontrol positif memiliki perbedaan yang bermakna dengan
kelompok ekstrak 250, 500, 1000, dan 2000 g/mL. Kontrol negatif memiliki
perbedaan bermakna dengan kelompok konsentrasi 250, 500, 1000, dan 2000 g/mL.

33

Perbedaan bermakna antara kelompok konsentrasi 250, 500, 1000, dan 2000 g/mL
dengan kontrol negatif tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol kubis merah pada
tingkat konsentrasi tersebut memiliki aktivitas dalam menghambat agregasi platelet.
Kelompok PRP dengan penambahan ekstrak sebesar 1000 dan 2000 g/mL
tidak memiliki perbedaan yang bermakna. Hal tersebut diduga karena pada kelompok
uji dengan penambahan ekstrak 1000 g/mL, penghambatan agregasi terjadi pada
sebagian besar platelet yang ada dalam PRP. Sehingga pada saat ditambahkan ekstrak
2000 g/mL, perbedaan penghambatan agregasi platelet yang terjadi tidak terlalu
berbeda signifikan.
Agregasi merupakan kemampuan platelet untuk saling melekat antara satu
sama lain dalam membentuk sumbat (Sulistyowati, 2009). Pada penelitian ini
agregasi dipicu dengan penambahan agonis ADP. Induksi menggunakan ADP
menyebabkan platelet teraktivasi. Pengikatan ADP pada membran platelet dapat
mengaktifkan enzim fosfolipase, menghidrolisis fosfolipid untuk menghasilkan asam
arakidonat. Asam arakidonat diubah oleh enzim siklooksigenase untuk membentuk
prostaglandin G2 (PGG2). PGG2 akan diubah menjadi prostaglandin H2 (PGH2),
yang kemudian akan diubah lagi menjadi tromboksan A2 oleh tromboksan sintetase.
Tromboksan A2 merupakan penginduksi terjadinya agregasi platelet (Arliansyah,
2009; Setiabudy, 2009).
Terjadinya penurunan serapan plasma pada ekstrak yang diberi ADP
menunjukkan adanya aktivitas antiplatelet pada kubis merah yang diduga dari
senyawa flavonoid dan isotiosianat (Jantan et al., 2011). Flavonoid dan isotiosianat
dapat menghambat agregasi platelet dengan cara menghambat sintesis asam
arakidonat sehingga menyebabkan sintesis tromboksan A2 terhambat dan jumlah
tromboksan A2 yang diproduksi berkurang, sehingga agregasi platelet menjadi
terhambat (Middleton, 2000; Morimitsu et al., 2000).

34

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
a. Ekstrak etanol kubis merah memiliki aktivitas sebagai antiplatelet.
b. Pada penentuan waktu perdarahan dan waktu koagulasi, ekstrak dosis 38,76 mg/kg
BB memiliki perbedaan bermakna dengan ekstrak dosis 19,38 mg/kg BB dan 9,69
mg/kg BB, begitu juga pada uji inhibisi agregasi platelet, persentase inhibisi yang
dihasilkan ekstrak 1000 g/mL berbeda signifikan dengan ekstrak 250 g/mL, 500
g/mL.
c. Dosis ekstrak 38,76 mg/kg BB mampu memberikan peningkatan waktu
perdarahan yang sebanding dengan kontrol positif. Pada uji waktu koagulasi dosis
ekstrak 19,38 mg/kg BB memberikan peningkatan waktu koagulasi sama seperti
kontrol positif. Sedangkan pada uji inhibisi agregasi platelet tidak ada dosis
ekstrak yang mempunyai aktivitas sebanding dengan kontrol positif.

5.2 Saran
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas anti koagulan dari ekstrak
etanol kubis merah dengan pengukuran waktu PTT (Prothrombin Time), APPT
(Activated Parsial Trhomboplastin Time), maupun waktu TT (Thrombin Time)
agar dapat diketahui secara spesifik penyebab pemanjangan waktu koagulasi.
b. Pada pengujian waktu perdarahan dan waktu koagulasi, dilakukan oleh orang lain
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya subyektivitas yang tinggi.

35

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal
Bakta, I. M. 2007. Thrombosis Dan Usia Lanjut. J Peny Dalam. Denpasar: Divisi
Hematologi dan Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RS Sanglah. Vol. 8: 148-160.
Cartea, M. E., Francisco, M., Soengas, P., and Velasco, P. 2011. Phenolic
Compounds in Brassica Vegetables. Molecules. Vol. 16: 251-280.
Gross, P. L., and Weitz, J. L. 2009. New Antithrombotic Drugs. Clinical
pharmacology & Therapeutics. Vol. 86 (2): 139-146.
Jantan, I., Jumuddin, F. A., Saputri, F. C., and Rahman, Khalid. 2011. Inhibition
Effects of the Extracts of Garcinia Spesies on Human Low-density Lipoprotein
Peroxidation and Platelet Agregation in Reletion to Their Total Phenolic
Contents. Medical Plants. Vol. 5 (13): 2699-2709.
Jiri, T., Jan, T., Danuse, L. E., Jan, S., Nadedza, V., Ondrej, Z., Jinna, J, C., Pavla,
N., and Milan, H. 2011. Contents of Sulforaphane and Total Isothiocyanates,
Antimutagenic Activity, and Inhibition of Clastogenicity in Pulp Juices from
Cruciferous Plants. Czech J. Food Sci. Vol. 29 (5): 548556.
Kataya, H. A., and Hamza, A. A. 2008. Red Cabbage (Brassica oleraceae)
Ameliorates Diabetec Nephropathy in Rats. Evid Based Complement Alternat
Med. Vol. 5: 281-7
Klafke, J.Z., Silva, M.A., Rossato, M.F., Trevisan, G.,Walker, C.I.B., Leal, C.A.M.,
Borges, D.O., Scetinger, M.R.C., Moresco, R.N., Duarte, M.M.M.F., Santos,
A.R.S., Viecilli, P.R.N., and Ferreira, J. 2012. Antiplatelet, Antithrombotic, and
Fibrinolytic Activities of Campomanesia xantohocarpa. Evidence-Based
Complementary an Alternative Medicine. Vol. 12: 1-8.
Lafuente, A.G., Guillamo, E., Villares, A., Rostagno, M.A., and Martnez, J.A.
2009. Flavonoids as Anti-inflammatory Agents: Implications in Cancer and
Cardiovascular Disease. Inflamm. Res. Vol. 58: 537552.
Lee, Y. L., Cesario, T., Wang, Y., Shanbrom, E., and Thrupp, L. Antibacterial
activity of vegetables and juice. 2003. Nutrition. Vol. 19: 994-6.

36

Lin, J. Y., Lia, C. Y., and Hwang, I. F. Characterisation of the pigment components in
red cabbage (Brassica oleraceae L. Var. Capitata) juice and their antiinflamatory efeect on LPS-stimulated murine splenocytes. 2008. Food
Chemistry. Vol. 109: 771-81.
Middleton, E. C., Kandaswami., and Theoharides T, C. 2000, The Effects of Plant
Flavonoids on Mammalian Cells: Implications for Inflammation, Heart Disease,
and Cancer Vol. 52: 673-751.

Morimitsu, Y., Hayashi, K., Nakagawa, Y., Fujii, H., Horio, F., Uchida, K., and
Osawa, T. 2000. Antiplatelet and anticancer isothiocyanates in Japanese
domestic horseradish, Wasabi. Mech. Ageing Dev. Vol. 116(2-3) : 125-134.
Abstract from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10996012
Singh, J., Upadhyay, A. K., Bahadur, A., Singh, B., Singh, K. P., and Rai, M. 2006.
Antioxidant phytochemical in cabbage (Brassica oleraceae L. Var. Capitata).
Sci Hortic-Amsterdam. Vol. 108: 233-7.
Yulinah, E. S., Joseph, I. S., dan Nurul, F. 2008. Efek Antiagregasi Platelet Ekstrak
Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.), Rimpang Jahe Merah
(Zingiber officinale var. Sunti Val.) dan Kombinasinya pada Mencit Jantan
Galur Swiss Webster. Majalah Farmasi ITB (Indonesia). Vol. 7 (2).

Tidak diterbitkan
Arliansah. 2009. Perbedaan Pengaruh Pemberian Propofol dan Penthotal terhadap
Agregasi Trombosit. Tidak Diterbitkan. Tesis. Semarang: Program
Pascasarjana Ilmu Biomedik dan Program Pendidikan Dokter Spesialis
Anestesiologi Universitas Diponegoro.
Astuti, K.W. 2011. Kombinasi Asetosal dan Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) Dapat Memperpanjang Waktu Perdarahan dan Koagulasi pada
Mencit. Tidak Diterbitkan. Tesis. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas
Udayana.

37

Buku
Despopoulos, A. and Silbernagl, S. 2003. Color Atlas of Physiology. 5th Edition.
Stuttgart: New York.
Ebadi, M. 2008. Desk Refrence Of Clinical Pharmacology. 2nd Edition. New York:
CRC Press.
Hanafiah, K.A. 1991. Rancangan Percobaan. Jakarta: Rajawali Press.
Hoffbrand, A.V., Pettit, J. E., Moss, P. A. H. 2002. Trombosit, Pembekuan Darah,
Dan Hemostasis. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Katzung, B.G. 2003. Drugs Used in Disorders of Coagulation, In: Basic & Clinical
Pharmacology. 9th Edition. McGraw-Hill.
Martin, T.R., Shier, D., Butler, J., and Lewis, R. 2012. Laboratory Manual-Holes
Essentials of Human Anatomy & Physiology. 11th Edition. New York:
McGraw-Hill
Martini, F.H. 2001. Fundamental of Anatomy and Physiology. 4th Edition. New
Jersey: Prentice Hall International Inc.
Setiabudy, R.D. 2009. Hemostasis dan Trombosis. Edisi Keempat. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Vincent, dan Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2. Prinsip, Produksi dan Gizi. Edisi 2.
ITB : Bandung.
Vogel, H.G. 2002. Drug Discovery and Evaluation, Pharmacological Assay. 2nd
Edition. Berlin: Springer.

Internet
Plantamor. 2012. Informasi Spesies Kubis Merah [serial
http://www.plantamor.com/index.php?plant=223. [01 Mei 2013].

on

line].

Rut, P. 2009. Pemanfaatan Kubis Ungu (Brassica oleracea) sebagai Detektor Kadar
Asam pada Limbah Tekstil [online] http://www.docstoc.com. [10 Maret 2010].

38

LAMPIRAN
LAMPIRAN A. Data Dosis Dan Volume Suspensi Uji Yang Diberikan Pada
Hewan Coba

A.1 Kelompok Kontrol Positif (Asetosal 50 mg/kg BB), sediaan 0,005%


Misal: Sediaan suspensi asetosal 0,005% = 0,005 g/100mL = 5 mg/mL
Dosis Asetosal : 50 mg/kg BB
Dosis badan 20 g maka :
Dosis : 20 g/1000 g x 50 mg = 1 mg
Volume sediaan : 1 mg/5 mg x 1mL = 0,2 mL
Replikasi
1
2
3
4
5

BB hari ke-1
(g)
21,5
28
20
21,5
24,5

Volume Sediaan
(mL)
0,22
0,28
0,20
0,22
0,24

BB hari ke-9
(g)
22
30
24
27
26

Volume Sediaan
(mL)
0,22
0,30
0,24
0,27
0,26

A.2 Kelompok Kontrol Negatif (CMC Na 10 mg/kg BB), sediaan 1%


Misal: Sediaan mucilago CMC Na 1% = 1 g/100mL
Dosis badan CMC Na 10 mL/kg BB
Berat badan 20 g maka :
Dosis : 20 g/1000 g x 10 mL = 2 mL
Replikasi
1
2
3
4
5

BB hari ke-1
(g)
20,5
23
21
21
26

Volume Sediaan
(mL)
0,20
0,23
0,21
0,21
0,26

BB hari ke-9
(g)
24
29
26
25,5
28

39

Volume Sediaan
(mL)
0,24
0,29
0,26
0,25
0,28

A.3 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah Dosis 9,69 mg/kg BB
Misal: Sediaan suspensi aspirin 0,0969% = 0,0969 g/100mL = 0,969 mg/mL
Dosis Ekstrak : 9,69 mg/kg BB
Dosis badan 20 g maka :
Dosis : 20 g/1000 g x 9,69 mg = 0,1938 mg
Volume sediaan : 0,1938 mg/0,969 mg x 1mL = 0,2 mL
Replikasi
1
2
3
4
5

BB hari ke-1
(g)
22
26
20
23
27,5

Volume Sediaan
(mL)
0,22
0,26
0,20
0,23
0,27

BB hari ke-9
(g)
27
27
20
28
28

Volume Sediaan
(mL)
0,27
0,27
0,20
0,28
0,28

A.4 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah Dosis 19,38 mg/kg BB
Misal: Sediaan suspensi aspirin 0,1938% = 0,1938 g/100mL = 1,938 mg/mL
Dosis Ekstrak : 19,38 mg/kg BB
Dosis badan 20 g maka :
Dosis : 20 g/1000 g x 19,38 mg = 0,3876 mg
Volume sediaan : 0,3876 mg/1,938 mg x 1mL = 0,2 mL
Replikasi
1
2
3
4
5

BB hari ke-1
(g)
22
23,5
22,5
20
26,5

Volume Sediaan
(mL)
0,22
0,23
0,22
0,20
0,26

BB hari ke-8
(g)
20
26
27
23
20

Volume Sediaan
(mL)
0,20
0,26
0,27
0,23
0,20

A.5 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah Dosis 38,76 mg/kg BB
Misal: Sediaan suspensi aspirin 0,3876% = 0,3876 g/100mL = 3,876 mg/mL
Dosis Ekstrak : 38,76 mg/kg BB
Dosis badan 20 g maka :
Dosis : 20 g/1000 g x 38,76 mg = 0,7752 mg
Volume sediaan : 0,7752 mg/3,876 mg x 1mL = 0,2 mL
Replikasi
1
2
3
4
5

BB hari ke-1
(g)
20
25
23
20
20

Volume Sediaan
(mL)
0,20
0,25
0,23
0,20
0,20

BB hari ke-9
(g)
20
23
25
27
22

40

Volume Sediaan
(mL)
0,20
0,23
0,25
0,27
0,22

LAMPIRAN B. Perhitungan Dosis yang Diberikan pada Mencit

B.1 Kelompok Dosis Asetosal 50 mg/kg BB


Dosis aspirin = 81 325 mg/hari
Do mencit =
Do manusia
Luas permukaan tubuh manusia
=

81 mg
1,72 m2

1
3

sampai

15,69 sampai 63,72 mg/kg BB

41

Faktor konversi

81 mg
X
1,72 m2

1
3

LAMPIRAN C. Data Hasil Uji Waktu Pendarahan Pada Mencit


C.1 Kelompok Kontrol Positif (Asetosal 50 mg/kgBB)
Waktu Pendarahan (detik)
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata SD

Hari ke-0
75
60
60
60
60
63 6,7

Hari ke-9
135
120
135
120
135
129 8,2

Peningkatan Waktu
Pendarahan (%)
80
100
125
100
125
106 19,2

C.2 Kelompok Kontrol Negatif (CMC Na 5 mL/kg BB)


Waktu Pendarahan (detik)
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata SD

Hari ke-0
90
60
90
75
75
78 12,6

Hari ke-9
105
75
90
75
90
87 12,6

Peningkatan Waktu
Pendarahan (%)
16,67
25
0
20
20
16,3 9,6

C.3 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah (9,69 mg/kg BB)
Waktu Pendarahan (detik)
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata SD

Hari ke-0
60
60
60
75
60
63 6,7

Hari ke-9
90
90
105
105
105
99 8,2

Peningkatan Waktu
Pendarahan (%)
50
50
75
40
75
58 16

C.4 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah (19,38 mg/kg BB)
Waktu Pendarahan (detik)
Peningkatan Waktu
Replikasi
Hari ke-0
Hari ke-9
Pendarahan (%)
1
75
120
60
2
90
135
66,67
3
75
135
80
4
90
150
66,67
5
75
135
80
Rata-rata SD
81 8,2
135 10,6
70,7 8,9

42

C.5 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah (38,76mg/kg BB)


Waktu Pendarahan (detik)
Peningkatan Waktu
Replikasi
Hari ke-0
Hari ke-9
Pendarahan (%)
1
90
180
100
2
75
165
120
3
60
135
125
4
90
180
100
5
75
165
120
Rata-rata SD
78 12,6
165 18,4
113 12

43

LAMPIRAN D. Data Hasil Uji Waktu Koagulasi Pada Mencit


D.1 Kelompok Kontrol Positif (Asetosal 50 mg/kgBB)
Waktu Koagulasi (detik)
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata SD

Hari ke-0
45
45
45
45
60
48 6,7

Hari ke-9
90
90
75
75
90
84 8,3

Peningkatan Waktu
Koagulasi (%)
100
100
66.67
66,67
50
76,6 24

D.2 Kelompok Kontrol Negatif (CMC Na 5 mL/kg BB)


Waktu Koagulasi (detik)
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata SD

Hari ke-0
60
45
45
45
45
48 6,7

Hari ke-9
75
60
45
60
60
60 10.6

Peningkatan Waktu
Koagulasi (%)
25
33,33
0
33,33
33,33
24,9 14,4

D.3 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah (9,69 mg/kg BB)
Waktu Koagulasi (detik)
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata SD

Hari ke-0
45
60
45
45
45
48 6,7

Hari ke-9
45
75
60
45
60
57 12,5

Peningkatan Waktu
Koagulasi (%)
0
25
33,33
0
33,33
18,3 17,1

D.4 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah (19,38mg/kg BB)


Waktu Koagulasi (detik)
Peningkatan Waktu
Replikasi
Hari ke-0
Hari ke-9
Koagulasi (%)
1
60
90
50
2
60
100
75
3
45
120
75
4
45
90
100
5
60
105
75
Rata-rata SD
54 8,2
101 12,5
75 17,7

44

D.5 Kelompok Uji Ekstrak Etanol Kubis Merah (38,76mg/kg BB)


Waktu Koagulasi (detik)
Peningkatan Waktu
Replikasi
Hari ke-0
Hari ke-9
Koagulasi (%)
1
45
105
133,3
2
45
90
100
3
45
105
133,3
4
45
75
66,67
5
45
90
100
Rata-rata SD
45 0
93 12,5
106,6 27,9

45

LAMPIRAN E. Data Hasil Uji Agregasi Platelet secara in vitro


E.1 Kelompok Kontrol Positif (Asetosal 1000 g/mL)
Absorbansi PRP
Sebelum
Setelah
penambahan
Penambahan ADP
Replikasi
ADP
1
0,466
0,252
2
0,476
0,26
3
0,427
0,257
4
0,42
0,257
Rata-rata SD
0,447 0,027
0,256 0,003

E.2 Kelompok Kontrol Negatif (Air Suling)


Absorbansi PRP

Replikasi
1
2
3
4
Rata-rata SD

Sebelum
penambahan
ADP
0,402
0,337
0,396
0,574
0,427 0,102

Setelah
Penambahan ADP
0,365
0,304
0,323
0,521
0,378 0,098

Inhibisi Agregasi
Platelet (%)

45,92
45,38
46,22
38,81
44,08 3,5

Inhibisi Agregasi
Platelet
(%)

9,2
7,67
17,17
9,23
10,82 4,3

E.3 Kelompok Uji Suspensi Ekstrak Etanol Kubis Merah dalam Air Suling (250
g/mL)
Absorbansi PRP
Inhibisi Agregasi
Platelet
Sebelum
Setelah
(%)
penambahan
Penambahan ADP
Replikasi
ADP
1
0,231
0,195
15,58
2
0,234
0,192
17,95
3
0,259
0,212
18,15
4
0,219
0,181
17,35
Rata-rata SD
0,230 0,016
0,195 0,012
17,26 1,17

46

E.4 Kelompok Uji Suspensi Ekstrak Etanol Kubis Merah dalam Air Suling (500
g/mL)
Absorbansi PRP
Inhibisi Agregasi
Platelet
Sebelum
Setelah
(%)
penambahan
Penambahan
Replikasi
ADP
ADP
1
0,25
0,189
24,4
2
0,251
0,191
23,9
3
0,257
0,194
24,51
4
0,267
0,209
21,72
Rata-rata SD
0,256 0,007
0,196 0,009
23,64 1,30

E.5 Kelompok Uji Suspensi Ekstrak Etanol Kubis Merah dalam Air Suling (1000
g/mL)
Absorbansi PRP
Inhibisi Agregasi
Platelet
Sebelum
Setelah
(%)
penambahan
Penambahan ADP
Replikasi
ADP
1
0,544
0,28
48,53
2
0,542
0,275
49,26
3
0,555
0,3
45,95
4
0,442
0,225
49,09
Rata-rata SD
0,521 0,053
0,27 0,031
48,21 1,54

E.6 Kelompok Uji Suspensi Ekstrak Etanol Kubis Merah dalam Air Suling (2000
g/mL)
Absorbansi PRP
Inhibisi Agregasi
Platelet
Sebelum
Setelah
(%)
penambahan
Penambahan ADP
Replikasi
ADP
1
0,436
0,203
53,44
2
0,316
0,141
55,4
3
0,403
0,192
52,36
4
0,337
0,167
53,22
Rata-rata SD
0,373 0,056
0,175 0,027
53,61 1,28

47

LAMPIRAN F. Hasil Uji One Way ANOVA


F.1 Waktu Pendarahan
F.1.1 Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Dosis

Statistic

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

kontrol +

.239

.200*

.879

.304

kontrol -

.314

.120

.823

.122

ekstrak 9,69 mg/kg BB

.291

.193

.833

.147

ekstrak 19,38 mg/kg BB

.272

.200*

.853

.203

ekstrak 38,76 mg/kg BB

.319

.105

.793

.071

Persentase
Peningkatan
Waktu
pendarahan

a. Lilliefors Significance Correction


*. This is a lower bound of the true
significance.

F.1.2 Uji Homogenitas


Test of Homogeneity of Variances
Persentase peningkatan waktu pendarahan
Levene Statistic

df1

df2

Sig.

2.156

20

.111

F.1.3 ANOVA
Persentase peningkatan waktu pendarahan
Sum of Squares

Df

Mean Square

Sig.

Between Groups

30651.245

7662.811

40.667

.000

Within Groups

3768.599

20

188.430

Total

34419.844

24

48

F.1.4 Uji LSD


Persentase peningkatab waktu koagulasi
95% Confidence Interval
(I) dosis

Kontrol
+

Kontrol
-

Ekstrak
9,69

(J) dosis

Mean
Difference

Std. Error

Sig.

Lower Bound

Upper Bound

kontrol -

89.66600*

8.68170

.000

71.5563

107.7757

ekstrak 9,69 mg/kg BB

48.00000*

8.68170

.000

29.8903

66.1097

ekstrak 19,38 mg/kg BB

35.32600*

8.68170

.001

17.2163

53.4357

ekstrak 38,76 mg/kg BB

-7.00000

8.68170

.430

-25.1097

11.1097

kontrol +

-89.66600*

8.68170

.000

-107.7757

-71.5563

ekstrak 9,69 mg/kg BB

-41.66600*

8.68170

.000

-59.7757

-23.5563

ekstrak 19,38 mg/kg BB

-54.34000*

8.68170

.000

-72.4497

-36.2303

ekstrak 38,76 mg/kg BB

-96.66600*

8.68170

.000

-114.7757

-78.5563

kontrol +

-48.00000*

8.68170

.000

-66.1097

-29.8903

kontrol -

41.66600*

8.68170

.000

23.5563

59.7757

ekstrak 19,38 mg/kg BB

-12.67400

8.68170

.160

-30.7837

5.4357

ekstrak 38,76 mg/kg BB

-55.00000*

8.68170

.000

-73.1097

-36.8903

kontrol +

-35.32600*

8.68170

.001

-53.4357

-17.2163

kontrol -

54.34000*

8.68170

.000

36.2303

72.4497

ekstrak 9,69 mg/kg BB

12.67400

8.68170

.160

-5.4357

30.7837

ekstrak 38,76 mg/kg BB

-42.32600*

8.68170

.000

-60.4357

-24.2163

kontrol +

7.00000

8.68170

.430

-11.1097

25.1097

kontrol -

96.66600*

8.68170

.000

78.5563

114.7757

ekstrak 9,69 mg/kg BB

55.00000*

8.68170

.000

36.8903

73.1097

ekstrak 19,38 mg/kg BB

42.32600*

8.68170

.000

24.2163

60.4357

mg/kg BB

Ekstrak
19,38
mg/kg BB

Ekstrak
38,76
mg/kg BB

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

49

F.2 Waktu Koagulasi


F.2.1 Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova

Dosis

Statistic

df

Sig.

Shapiro-Wilk
Statistic

df

Sig.

Peningkatan

kontrol +

.273

.200*

.852

5 .201

Waktu

kontrol -

.348

.047

.779

5 .054

Ekstrak 9.69 mg/ kg BB

.258

.200*

.782

5 .057

Ekstrak 19.38 mg/ kgBB

.300

.161

.883

5 .325

Ekstrak 38.76 mg/ kgBB

.230

.200*

.881

5 .314

koagulasi

a. Lilliefors Significance Correction


*. This is a lower bound of the true significance.

F.2.2 Uji Homogenitas


Test of Homogeneity of Variances
Peningkatan waktu koagulasi
Levene Statistic

df1

df2

Sig.

1.227

20

.331

F.2.3 ANOVA
ANOVA
Peningkatan waktu koagulasi
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total

Df

Mean Square

28800.912

7200.228

8273.490

20

413.675

37074.402

24

50

F
17.406

Sig.
.000

F.2.4 Uji LSD


Multiple Comparisons
Peningkatan waktu koagulasi
LSD
95% Confidence Interval

Mean
(I) dosis

(J) dosis

Difference
(I-J)

Kontrol
+

Std. Error

Sig.

Bound

Bound

53.33600

12.86351

.000

26.5032

80.1688

dosis 9.69 mg/ kg BB

58.33600

12.86351

.000

31.5032

85.1688

dosis 19.38 mg/ kg BB

1.66800

12.86351

.898

-25.1648

28.5008

12.86351

.030

-56.8188

-3.1532

12.86351

.000

-80.1688

-26.5032

12.86351

.702

-21.8328

31.8328

Kontrol

kontrol +

-53.33600

dosis 9.69 mg/ kg BB

5.00000

dosis 19.38 mg/ kg BB -51.66800

12.86351

.001

-78.5008

-24.8352

dosis 38.76 mg/ kg BB -83.32200

12.86351

.000

-110.1548

-56.4892

12.86351

.000

-85.1688

-31.5032

12.86351

.702

-31.8328

21.8328

Dosis

kontrol +

-58.33600

9.69

kontrol -

-5.00000

BB

Upper

kontrol -

dosis 38.76 mg/ kg BB -29.98600

mg/ kg

Lower

dosis 19.38 mg/ kg BB -56.66800

12.86351

.000

-83.5008

-29.8352

dosis 38.76 mg/ kg BB -88.32200

12.86351

.000

-115.1548

-61.4892

12.86351

.898

-28.5008

25.1648

Dosis

kontrol +

-1.66800

19.38

kontrol -

51.66800

12.86351

.001

24.8352

78.5008

dosis 9.69 mg/ kg BB

56.66800

12.86351

.000

29.8352

83.5008

12.86351

.023

-58.4868

-4.8212

mg/ kg
BB

dosis 38.76 mg/ kg BB -31.65400


Dosis

kontrol +

29.98600

12.86351

.030

3.1532

56.8188

38.76

kontrol -

83.32200

12.86351

.000

56.4892

110.1548

dosis 9.69 mg/ kg BB

88.32200

12.86351

.000

61.4892

115.1548

dosis 19.38 mg/ kg BB

31.65400

12.86351

.023

4.8212

58.4868

mg/ kg
BB

*. The mean difference is significant at the 0.05


level.

51

F.3 Uji Penghambatan Agregasi


F.3.1 Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Dosis
g/mL

Statistic

Df

Sig.

Statistic

df

Sig.

.348

.834

.198

kontrol -

.394

.771

.059

dosis 0,25

.328

.810

.121

dosis 0,5

.331

.787

.080

dosis 1

.333

.791

.087

dosis 2

.301

.913

.500

Penurunan kontrol +
Serapa

Shapiro-Wilk

plasma

a. Lilliefors Significance Correction

F.3.2 Uji Homogenitas


Test of Homogeneity of Variances
Penurunan serapan plasma
Levene Statistic

df1

df2

Sig.

2.430

18

.075

F.3.3 ANOVA
ANOVA
Penurunan serapan plasma
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total

Df

Mean Square

6419.284

1283.857

114.107

18

6.339

6533.391

23

52

F
202.525

Sig.
.000

F.3.4 Uji LSD


Penurunanserapanplasma LSD
95% Confidence Interval

(I)

(J)

Mean

dosis

dosis

Difference (I-J)

Kontrol

kontrol -

33.26500

dosis 0,25

Std. Error

Sig.

1.78035

.000

29.5246

37.0054

26.77875

1.78035

.000

23.0384

30.5191

dosis 0,5

20.45000

1.78035

.000

16.7096

24.1904

dosis 1

-4.12500

1.78035

.032

-7.8654

-.3846

dosis 2

-9.52250

1.78035

.000

-13.2629

-5.7821

Kontrol

kontrol +

-33.26500

1.78035

.000

-37.0054

-29.5246

dosis 0,25

-6.48625

1.78035

.002

-10.2266

-2.7459

dosis 0,5

-12.81500

1.78035

.000

-16.5554

-9.0746

dosis 1

-37.39000

1.78035

.000

-41.1304

-33.6496

dosis 2

-42.78750

1.78035

.000

-46.5279

-39.0471

dosis

kontrol +

-26.77875

1.78035

.000

-30.5191

-23.0384

0,25

kontrol -

6.48625

1.78035

.002

2.7459

10.2266

dosis 0,5

-6.32875

1.78035

.002

-10.0691

-2.5884

dosis 1

-30.90375

1.78035

.000

-34.6441

-27.1634

dosis 2

-36.30125

1.78035

.000

-40.0416

-32.5609

Dosis

kontrol +

-20.45000

1.78035

.000

-24.1904

-16.7096

0,5

kontrol -

12.81500

1.78035

.000

9.0746

16.5554

dosis 0,25

6.32875

1.78035

.002

2.5884

10.0691

dosis 1

-24.57500

1.78035

.000

-28.3154

-20.8346

dosis 2

-29.97250

1.78035

.000

-33.7129

-26.2321

Dosis

kontrol +

4.12500

1.78035

.032

.3846

7.8654

kontrol -

37.39000

1.78035

.000

33.6496

41.1304

dosis 0,25

30.90375

1.78035

.000

27.1634

34.6441

dosis 0,5

24.57500

1.78035

.000

20.8346

28.3154

53

Lower Bound Upper Bound

dosis 2

-5.397500

1.78035

.007

-9.1379

-1.6571

Dosis

kontrol +

9.52250

1.78035

.000

5.7821

13.2629

kontrol -

42.78750

1.78035

.000

39.0471

46.5279

dosis 0,25

36.30125

1.78035

.000

32.5609

40.0416

dosis 0,5

29.97250

1.78035

.000

26.2321

33.7129

dosis 1

5.397500

1.78035

.007

1.6571

9.1379

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

54

LAMPIRAN G. Tabel Konversi Perhitungan Dosis

Faktor Konversi Untuk Mengubah Dosis Dalam mg/kg Menjadi mg/m2 (Hong
dkk., 2010)
Model
Mencit
Tikus
Monyet
Anjing
Manusia

Faktor Konversi
3
6
12
20
37

55

Lampiran H. Foto Hasil Pengukuran Waktu Perdarahan Mencit Pada Kertas


Saring
1. Kontrol Positif
Mencit 1

Mencit 4

Mencit 2

Mencit 5

Mencit 3

56

2. Kontrol Negatif
Mencit 1

Mencit 4

Mencit 2

Mencit 5

Mencit 3

57

Lampiran I. Hasil Pengukuran Absorbansi PRP

1. Kontrol Positif
Absorbansi
Sebelum penambahan ADP

Setelah penambahan ADP

2. Kontrol Negatif
Absorbansi
Sebelum penambahan ADP

Setelah penambahan ADP

3. Ekstrak 250 g /ml


Absorbansi
Sebelum penambahan ADP

Setelah penambahan ADP

58

4. Ekstrak 500 g /ml


Absorbansi
Sebelum penambahan ADP

Setelah penambahan ADP

5. Ekstrak 1000 g /ml


Absorbansi
Sebelum penambahan ADP

Setelah penambahan ADP

6. Ekstrak 2000 g /ml


Absorbansi
Sebelum penambahan ADP

Setelah penambahan ADP

59

Вам также может понравиться