Вы находитесь на странице: 1из 17

A.

KIMIA ANORGANIK
1. Pengertian Kimia Anorganik
Kimia anorganik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang
mempelajari senyawa anorganik, yaitu seluruh senyawa kimia kecuali
senyawa organik, senyawa yang mengandung karbon, seperti hidrokarbon
(CH) dan turunannya. Perbedaan antara kedua bidang ilmu ini tidak mutlak
dan banyak tumpang-tindih, khususnya dalam subbidang kimia organologam.
Banyak senyawa anorganik merupakan senyawa ionik, yang terdiri dari
anion dan kation yang bergabung dengan adanya ikatan ion. Golongan yang
penting dari garam anorganik adalah oksida, karbonat, sulfat, dan halida.
Garam anorganik dalam keadaan padat biasanya adalah konduktor listrik yang
buruk, sedangkan bila dilarutkan dalam air akan menjadi konduktor yang baik.
Beberapa contoh senyawa anorganik misalnya, garam dapur dengan lambang
NaCl (natrium klorida), alumunium hidroksida dengan lambang Al(OH) yang
dijumpai pada obat maag, asam nitrat (HNO), asam klorida (HCl), dan lain
sebagainya. Senyawa anorganik merupakan senyawa yang disusun oleh atom
utama logam, banyak kita jumpai pada zat yang tidak hidup, misalnya tanah,
batu-batuan, air laut dan lain sebagainya.

2. Struktur Kimia Anorganik


Struktur banyak senyawa anorganik dapat dijelaskan dengan menggunakan
teori VSEPR atau secara sederhana dengan teori valensi. Namun, beberapa
senyawa anorganik yang tidak masuk dalam kelompok ini sangat penting baik
dari sudut pandang teori maupun praktis.
1) Amonia

Amonia (NH3) seolah diturunkan dari metana dengan menggantikan


atom karbon dengan atom nitrogen dan salah satu atom hidrogen dengan
pasangan elektron bebas. Jadi, amonia memiliki seolah struktur
tetrahedral.

Namun

untuk

memahami

struktur

amonia,

harus

dipertimbangkan inversi atom nitrogen. Perilaku amonia sangat mirip


dengan payung yang tertiup sehingga terbalik. Halangan inversinya hanya
5,8 kkal mol-1, dan inversi amonia pada suhu kamar sangat cepat.

Secara prinsip, atom nitrogen dari amina yang mengikat tiga atom
atau gugus yang berbeda dapat merupakan pusat asimetrik sebab
nitrogen memiliki empat substituen termasuk pasangan elektron bebas.
Namun karena adanya inversi ini, atom nitrogen tidak dapat menjadi
pusat asimetrik.
2) Diboran
Diharapkan reaksi antara magnesium borida dan air akan
menghasilkan boron trihidrida BH3. Namun, yang didapatkan adalah
diboran B2H6. Nampaknya senyawa ini tidak dapat dijelaskan dengan
teori valensi sederhana, dan banyak sekali usaha telah dilakukan untuk
mengelusidasi anomali ini.
Mg3B2 + 6H2O 3Mg(OH)2 + B2H6
Kini telah dibuktikan bahwa senyawa ini memiliki struktur aneh
sebagai beikut.

Kerangka molekulnya adalah jajaran genjang yang terbentuk dari


dua atom boron dan dua atom hidrogen, dan atom hidrogen terikat
2

pada dua atom boron disebut dengan hidrogen jembatan. Empat ikatan
B-H terminal secara esensi terbentuk dari tumpang tindih orbital 1s
hidrogen dan orbital hibrida boron. Sebaliknya, ikatan jembatan BH
B adalah ikatan tiga pusat, dua elektron yang terbetuk dari
hibridisasi hidrogen 1s dan dua orbital hibrida boron. Keberadaan
ikatan seperti ini dikonfirmasi dengan mekanika kuantum.
3) Senyawa Gas Mulia
Lama sekali dipercaya bahwa gas mulia hanya ada sebagai molekul
monoatomik, dan tidak membentuk senyawa. Kimiawan Kanada Neil
Bartlett

(1932-)

mereaksikan

menemukan

oksigen

dengan

spesi
platina

ionik

[O 2]+[PtF6]-dengan

heksafluorida

PtF6.

Ia

beranggapan reaksi yang mirip dengan ini yakni reaksi antara xenon
dan PtF6 akan berlangsung karena energi ionisasi pertama xenon dekat
nilainya dengan energi ionisasi perrtama molekul oksigen. Di tahun
1962 ia berhasil mendapatkan senyawa gas mulia pertama Xe(PtF 6)x,
(x = 1, 2).
Kemudian menjadi jelas bahwa gas mulia membentuk senyawa
biner dengan oksigen dan fluorin yang keduanya
keelektronegativan

tinggi.

XeF2 adalah

molekul

linear

memiliki
dengan

kelebihan elektron, sementara XeF4 merupakan satu-satunya senyawa


unsur berbentuk bujur sangkar. XeF6 berbentuk oktahedron terdistorsi,
dan di dekat titik lelehnya, senyawa ini ada sebagai kristal [XeF5]+F-.
4) Ferosen
Ferosen adalah senyawa terdiri atas dua cincin sikopentadienil
yang melapisi kedua sisi atom Fe dan senyawa ini merupakan contoh
pertama kelompok senyawa yang disebut dengan senyawa sandwich.

Pada awal tahun 1950-an, rekasi antara siklopentadienilmagnesium


bromida dan FeCl3 anhidrat dilakukan dengan harapan akan dihasilkan
turuanan fulvalena. Namun, senyawa dengan struktur (C6H5)2Fe yang
diperoleh. Struktur senyawa ini didapatkan sangat unik: delapan belas
elektron, dua belas dari dua molekul siklopentadienil (masing-masing
enam elektron) dan enam dari kulit terluar Fe. Jadi, konfigurasi
elektron gas mulia dicapai dan kestabilannya kira-kira sepadan. Kedua
cincin siklopentadienail berputar layaknya piringan CD musik.

3. Klasifikasi Kimia Anorganik


Senyawa anorganik dapat diklasifikasikan sebagai senyawa bentuk oksida
asam basa dan bentuk garam.
1) Oksida
Senyawa oksida merupakan senyawa yang dibentuk
oleh atom oksigen dengan atom lainnya.
Keberadaan

atom

oksigen

sebagai

penciri senyawa oksida. Berdasarkan


unsur

pembentuk

senyawa

oksida

senyawa
dapat

oksida

dibedakan

menjadi dua macam, yaitu senyawa oksida logam dan


oksida bukan logam.

Sebagian besar kerak bumi terdiri atas oksida. Oksida terbentuk ketika
unsur-unsur dioksidasi oleh oksigen di udara. Pembakaran hidrokarbon
menghasilkan dua oksida utama karbon, karbon monoksida, dan karbon
dioksida. Bahkan materi yang dianggap sebagai unsur murni pun
seringkali

mengandung

selubung

oksida,

misalnya

aluminium

foil memiliki kulit tipis Al2O3 yang melindungi foil dari korosi. Oksidaoksida dari unsur-unsur periode 3:
Na2O, MgO, Al2O3, SiO2, P4O10, SO3, Cl2O7, P4O6, SO2, Cl2O

2) Asam
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum
merupakan senyawa

kimia yang

bila

dilarutkan

dalam

air

akan

menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Menurut BronstedLowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada
zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas
dari suatu basa. Asam dan basa yang bersangkutan disebut sebagai
pasangan asam-basa konjugat. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan dapat membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam
sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa
masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan
hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena
asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar
bersih

3) Basa
Basa

adalah senyawa

kimia

yang

menyerap ion

hydronium ketika

dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan
untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7.
Basa dapat dibagi menjadi basa kuat (kostik) dan basa lemah.
Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut
melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
Berikut ini adalah daftar basa kuat:
Kalium hidroksida (KOH)
Barium hidroksida (Ba(OH)2)
Caesium hidroksida (CsOH)
Natrium hidroksida (NaOH)
Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
Litium hidroksida (LiOH)
Rubidium hidroksida (RbOH)
Berikut ini contoh basa lemah :
Gas amoniak (NH3)
Besi hidroksida (Fe(OH)2)
Hydroksilamine (NH2OH)
Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
Ammonia hydroksida (NH4OH)
Metilamin hydroxide (CH3NH3OH
Etilamin hydroxide (C2H5NH3OH)

4) Garam
Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion
positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa
netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa.
Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa anorganik seperti
klorida (Cl), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat
(CH3COO) dan ion monoatomik, seperti fluorida (F), serta ion
poliatomik seperti sulfat (SO42).
Ada banyak macam-macam garam. Garam yang terhidrolisa dan
membentuk ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan
garam basa. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidronium di air
disebut sebagai garam asam. Garam netral adalah garam yang bukan
garam asam maupun garam basa dengan pH sekitar 7.
Reaksi kimia untuk menghasilkan garam antara lain:
a. Reaksi antara asam dan basa, misalnya:
asam klorida (HCl) + amoniak(NH3) amonium klorida (NH4Cl).
b. Reaksi antara logam dan asam kuat encer, misalnya:
Mg + 2 HCl MgCl2 + H2 (*)
*logam mulia umumnya tidak bereaksi dengan cara ini.
c. Reaksi antara logam dan nonlogam, misalnya:
Ca + Cl2 CaCl2
d. Reaksi antara basa dan oksida asam, misalnya:
2 NaOH + Cl2O 2 NaClO + H2O
e. Reaksi antara asam dengan oksida basa, misalnya:
2 HNO3 +Na2O 2 NaNO3 + H2O
f. Garam juga dapat dibentuk apabila 2 garam yang berbeda dicampur.
Ion-ion mereka akan membentuk campuran baru, misalnya:
7

Pb(NO3)2(aq) + Na2SO4(aq) PbSO4(s) + 2 NaNO3(aq)

4. Sifat Kimia Anorganik


Senyawa anorganik mencakup semua unsur kecuali karbon (C) dan banyak
berasal dari sumber daya alam mineral (bukan makhluk hidup). Senyawa
anorganik memiliki sifat yang tidak mudah terbakar dan memiliki struktur
atom yang lebih sederhana dibanding senyawa organik (bahan biologis) yang
lebih mudah terbakar dan sebagian besar karbon berubah menjadi gas
karbondioksida (

CO2

menjadi uap nitrogen (

), hidrogen menjadi uap air (


N2

H2O

), nitrogen

), dan hasil sampingan lainnya, serta struktur

atomnya lebih rumit.

Perbedaan Senyawa Karbon Organik dan Anorganik


No
.
1.

Senyawa Karbon Organik

Senyawa Karbon Anorganik

Jika dibakar menghasilkan arang


CO2
dan gas
.

Jika dibakar tidak menghasilkan


CO2
arang dan gas
.

2.

Hampir semua senyawa karbon


organik memiliki ikatan kovalen.

3.

Tidak stabil terhadap pemanasan


atau mudah terbakar.
Umumnya memiliki Mr cukup
besar, berkisar puluhan sampai
ratusan ribu.
Jenis senyawa karbon organik
sangat banyak
Kebanyakan berasal dari makhluk
hidup dan beberapa hasil sintesis
Umumnya bersifat non-elektrolit

Senyawa anorganik ada yang


memiliki ikatan kovalen dan ada yang
memiliki ikatan ion.
Tahan terhadap pemansan atau tidak
mudah terbakar
Umumnya memiliki Mr yang lebih
kecil

4.

5.
6.
7.

Jenis senyawa karbon organik hanya


sedikit (terbatas).
Berasal dari sumber daya alam
mineral (bukan makhluk hidup).
Umumnya bersifat elektrolit
(konduktor listrik dalam larutannya).
8

8.
9.
10.
11.
12.

Semua senyawa organik


mengandung unsur karbon.
Hanya dapat larut dalam pelarut
organik
Strukturnya lebih rumit
Reaksi berlangsung lambat
Titik didih dan titik lebur rendah

Tidak semua senyawa anorganik yang


memiliki unsur karbon
Dapat larut dalam pelarut air atau
organik
Strukturnya lebih sederhana
Reaksi berlangsung cepat
Titik didih dan titik lebur tinggi

B. B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUNA)


1. Pengertian B3
Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA
(Occupational Safety and Health of the United State Government) adalah
bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi
menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau
lingkungan.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung

maupun

tidak

langsung,

dapat

mencemarkan

dan

atau

merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,


kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Mengingat penting dan dampaknya Bahan Berbahaya dan Beracun bagi
manusia, lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya, pemerintah melakukan pengaturan ketat. Pengaturan
pengelolaan B3 ini meliputi pembuatan, pendistribusian, penyimpanan,
penggunaan, hingga pembuangan limbah B3.

2. Klasifikasi B3
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan terkait
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Peraturan-peraturan tersebut
berisikan

bagaimana

pengelolaan

B3

dan

tentunya

jenis-jenis

dan

pengelompokkan (penggolongan) Bahan Berbahaya dan Beracun. Salah satu


peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor

10

74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP


ini, B3 diklasifikasikan menjadi :
1) Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan
standar (25 0C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan
atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
2) Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran
sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar. Apabila
reaksi kimia atau penguraiannya menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran, seperti (ClO3- , MnO4-, Cr2O7-2, H2O2, IO3-,
S2O8-2 untuk senyawa anorganik, dan bensil peroksida, Etroksida, Asetil
peroksida untuk senyawa organic.
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan
dan cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih
lebih rendah atau sama dengan 35 0C.
4) Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki
titik nyala 0-210C pada tekanan 1 atm.
5) Mudah menyala (flammable), dalam hal titik nyala > 21C dan titik didih
< 55C pada tekanan 1 atm untuk bahan cair, sedangkan yang bebrbentuk
gas mudah terbakar titik didih < 20C pada tekanan 1 atm. Seperti gas
alam, hidrogen, asetilin, etilin oksida.
6) Amat sangat beracun (extremely toxic);
7) Sangat beracun (highly toxic);
8) Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia
dan akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
9) Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas
yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

11

10) Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit,
menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan
laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama
atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari
12,5 untuk yang bersifat basa.
11) Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi
kontak secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus
dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu bahaya
yang

ditimbulkan

oleh

suatu

bahan

seperti

merusak lapisan

ozon (misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau


bahan tersebut dapat merusak lingkungan.
13) Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel
kanker.
14) Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio.
15) Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom (merubah genetika).
Jenis dan klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun juga diuraikan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 453/Menkes/Per/XI/1983. Dalam
Kepmenkes ini B3 dikelompokkan dalam 4 klasifikasi, yaitu:
1) Klasifikasi I, meliputi :
a.

Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras
dapat menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau
tidak langsung, karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;

b.

Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut
diduga menimbulkan bahaya.

2) Klasifikasi II, meliputi :


a. Bahan radiasi;
b. Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;
12

c. Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan


LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah
diabsorpsi kulit atau selaput lendir;
d. Bahan etilogik/biomedik;
e. Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;
f. Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari
350C;
g. Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.
3) Klasifikasi III, meliputi :
a. Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak
mudah meledak karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;
b. Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara
tetapi tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;
c. Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi,
luka dan nyeri;
d. Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik
nyala 350Csampai 600C;
e. Bahan pengoksidasi organik;
f. Bahan pengoksidasi kuat;
g. Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan
mutagenik;
h. Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau
bahaya lainnya.
4) Klasifikasi IV, yaitu :
a. Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;
b. Bahan pengoksid sedang;
c. Bahan korosif sedang dan lemah;
d. Bahan yang mudah terbakar.

3. Sifat B3
13

Menurut Penjelasan PP 18 Tahun 1999 Pasal 8 Ayat 1 sifat-sifat limbah B3


adalah sebagai berikut :
1) Mudah Meledak
Pada suhu dan tekanan standar (25 derajat Celcius, 760
mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan
atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya.
2) Mudah Terbakar
Limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut:
a. Berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume
dan atau pada titik nyala tidak lebih dari 60 derajat Celcius akan
menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber
nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg
b. Bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar dapat
mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air,
atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang terus menerus
c. Limbah yang bertekanan yang mudah terbakar
d. Merupakan limbah pengoksidasi
3) Reaktif
Yang dimaksud dengan reaktif adalah sebagai
berikut:
a. Pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan
perubahan tanpa peledakan
b. Dapat bereaksi hebat dengan air, apabila bercampur air
berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap
beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia
dan lingkungan

14

c. Limbah Sianida, Sulfida, atau Amoniak yang pada kondisi pH antara


2 dan 12.5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam
jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan
d. Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25
derajat Celcius, 760 mmHg)
e. Menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau
limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi
4) Beracun
Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun
bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan
kematian atau sakit yang serius apabila masuk kedalam
tubuh melalui pernapasan, kulit, atau mulut. Tingkatan
racun B3 diatas dikelompokkan sebagai berikut :
Uruta
n
1
2
3
4
5
6

Kelompok

LD 50 (mg/kg)

Amat sangat beracun (extremely toxic)


Sangat beracun (highly toxic)
Beracun (moderately toxic)
Agak beracun (slightly toxic)
Praktis tidak beracun (practically nontoxic)
Perlatif tidak berbahaya (relatively harmless)

1
1-50
51-500
501-5.000
5.001-15.000
> 15.000

5) Infeksius
Limbah laboratorium medis, atau limbah lainnya yang
terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular.
6) Korosif
Limbah yang memiliki dari salah satu sifat berupa :
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah
bersifat asam dan dan sama atau lebih besar dari 12.5
untuk yang bersifat basa
Untuk bahan yang memiliki bebrapa sifat dari B3 tersubut di atas, maka
memiliki simbol sebagai berikut:

15

16

Daftar Pustaka

http://www.ilmukimia.org/2013/04/kimia-anorganik.html

(diakses

tanggal

21

Maret 2015)

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/bentuk_molekul1/struktursenyawa-anorganik/ (diakses tanggal 21 Maret 2015)

http://www.sridianti.com/perbedaan-kimia-organik-dan-anorganik.html

(diakses

tanggal 21 Maret 2015)

http://alamendah.org/2014/10/05/bahan-berbahaya-dan-beracun-b3-pengertiandan-jenis/ (diakses tanggal 22 Maret 2015)

http://www.kasusbaru.com/6-sifat-bahaya-limbah-b3/ (diakses tanggal 22 Maret


2015)

http://lh.surabaya.go.id/weblh/?c=main&m=limbahb3 (diakses tanggal 22 Maret


2015)

17

Вам также может понравиться