Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
Rizky Ashary
BP. 2011/1106915
Konsentrasi
: Pertambangan Umum
Program Studi
: S1 Teknik Pertambangan
Jurusan
: Teknik Pertambangan
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Resources emas yang dimiliki diperkirakan sebesar 1,5 juta wmt bijih emas
dengan kadar rata-rata 9,8 gram emas per ton, dengan umur tambang
diperkirakan selama 6 tahundengan maksimum produksi 70.000 toz emas.
Sistem
penambangan
dilakukan
dengan
menggunakan
metoda
penambangan bawah tanah (cut and fill).Ada dua tahap utama dalam metoda
penambangan bawah tanah di PT Cibaliung Sumberdaya yaitu pengembangan
(development) dan produksi (production). Terdapat dua blok penambangan
yaitu Blok Cikoneng dan Blok Cibitung, dimana kedua blok tersebut masih
produksi sampai sekarang.
Untuk pedoman penambangan pertahun maka dibuatlah rencana kerja
pada setiap bidang kerja, yang mana dari ke semua aspek bidang kerja
memiliki target masing-masing. Dari rencana kerja tahun 2015 setelah fase
triwulan pertama, adanya perbedaan dari rencana dan realisasi di lapangan.
untuk itu perlu dilakukan perubahan rencana kembali demi tercapainya target
produksi perbulan dari yang telah direncanakan.
Oleh karena itu, untuk memberikan wawasan mengenai hal tersebut,
penulis melakukan penelitian tugas akhir yang berjudul PERENCANAAN
PENAMBANGAN
EMAS
JANGKA
PENDEK
PADA
BLOK
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang diuraikan
maka muncul pertanyaan penelitian antara lain :
1. Bagaimana arah dan desain dari kemajuan tambang sampai dengan akhir
tahun 2015 dan tahun 2016?
2. Bagaimana Mining Recovery dari panjang lubang bukaan yang
direncanakan?
3. Bagaimana penjadwalan produksi, kemajuan Development dan Filling
sampai dengan tahun 2016?
4. Bagaimana kemampuan jumbo drill, LHD dan Mine Truck pada akhir
April 2015?
5. Bagaimana keserasian dari LHD dan Mine Truck yang sesuai dengan
kemajuan tambang sampai dengan akhir tahun 2016?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengetahui arah kemajuan dari tambang sampai dengan akhir tahun 2015
dan 2016dari desain yang dibuat.
2. Mengetahui Mining Recovery dari panjang lubang bukaan yang
direncanakan.
3. Mengetahui penjadwalan produksi, kemajuan Development dan Filling
sampai dengan tahun 2016.
4. Mengetahui kemampuan Jumbo Drill, LHD dan Mine Truck pada Akhir
April 2015.
5. Mengetahui Keserasian dari LHD dan Mine Truck yang sesuai dengan
kemajuan tambang sampai dengan Akhir tahun 2016.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini :
1. Memberi masukan kepada perusahaan mengenai hasil penelitian yang
diperoleh, dan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan proses
selanjutnya.
2. Menambah referensi peneliti mengenai perancangan penambangan bawah
tanah bagi Mahasiwa Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Cibaliung Sumberdaya (PT.CSD) adalah anak perusahaan dari
PT.Aneka Tambang (Antam) dan merupakan perusahaan tambang emas
bawah tanah. Urat Kuarsa yang ditemukan pertama kali oleh seorang
pekerja bangunan yang berasal dari bayah pada bulan Oktober 1992.
Pada bulan April 1993 PT.ANTAM mengirim utusan untuk meneliti
keberadaan penambangan di Cibaliung. Kemudian Berdasarkan hasil
analisa yang diperoleh dari sampel sedimen sungai dengan ijin SKIP No.
71.K/2011/DDPT/1994,
Aneka
Tambang
mengajukan
Kuasa
Cibaliung
Sumberdaya
setelah
mengakuisisi
saham
pengembangan
terowongan
Cikoneng
Portal,
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan dibuat guna meningkatkan kinerja
dari setiap departemen penyokong dalam suatu perusahaan. Dengan
struktur organisasi yang optimal maka diharapkan mampu mendukung
pencapaian target di setiap tahunnya. Penyusunan struktur organisasi
dibuat berdasarkan spesifikasi dan fungsi kinerja yang ada sehingga
dapat di pertanggung jawabkan. Berikut struktur organisasi PT.
Cibaliung Sumber Daya ( Gambar 1 ).
Struktur Organisasi
PT. Cibaliung Sumber Daya
Direksi
Genera l Ma na jer
Manajemen
Operasional Strategik
Dept Tambang
Dept Kendali Mutu
Dept Pemeliharaan
Dept Pengolahan
Pabrik
Dept K3L
Dept Pengadaan &
Gudang
Dept Keuangan
Dept SDM
Dept CSR & Umum
Dept Sisdur
10
Sumber : Dokumen Departemen Kendali Mutu PT. Cibaliung Sumber Daya, 2014
11
Sumber : Dokumen Departemen Kendali Mutu PT. Cibaliung Sumber Daya, 2014
12
Jawa terletak pada Sunda Vulcanic Arc yang memanjang dari ujung
Sumatera melewati Jawa dan Bali, dan terus berlanjut hingga Indonesia
bagian timur. Jawa Bagian Barat sendiri terletak pada Zona Transisi
antara subduksi miring di bagian barat dan subduksi normal di bagian
timur. Area ini dibatasi oleh sesar Cimandiri dan sesar Ujung Kulon.
Daerah Vulcanic Arc merupakan daerah yang memiliki potensi mineral
tinggi. Hasil kegiatan eksplorasi bahan galian logam yang dilakukan
oleh Subdit. Daerah Cibaliung yang terletak di Zona Magmatic Arc
merupakan wilayah memiliki yang potensi emas yang tinggi.
Sumber : Dokumen Departemen Kendali Mutu PT. Cibaliung Sumber Daya, 2015
13
2)
struktur
yang
menjorok
(thrusting)
yang
14
c. Stratigrafi
Sudana dan Santosa (1992) dalam Peta Geologi Lembar Cikarang
skala 1:100.000 membagi stratigrafi regional daerah penelitian ke
dalam tujuh formasi, yaitu :
1) Formasi Cimapag
Formasi ini terdiri dari dua bagian, bagian bawah terdiri
dari litologi breksi aneka bahan, lava andesit, batupasir,
batulempung, batugamping, konglomerat, aglomerat dan tuf;
bagian atas terdiri dari tuf dasit, lava andesit, dan tuf breksi.
Umurnya diduga Miosen Awal.
2) Formasi Honje
Satuan ini terdiri dari litologi berupa breksi gunungapi, tuf,
lava, andesit-basal, dan kayu terkersikkan. Formasi ini diduga
berumur Miosen Akhir berdasarkan sebagian dari satuan batuan
ini yang menjemari dengan Formasi Bojongmanik. Tebal Formasi
Honje diperkirakan berkisar dari 500600 m. Sebarannya terdapat
di sekitar Gn. Honje, Gn. Tilu, dan daerah Citerureup; setempat
diterobos batuan andesit-basalt (Sudana dan Santosa, 1992).
3) Formasi Bojongmanik
Formasi
perselingan
Bojongmanik
batupasir
dan
terdiri
dari
batulempung
litologi
berupa
bersisipan
napal,
15
kerangkerangan
dan
ostrakoda.
Lingkungan
16
6) Formasi Bojong
Formasi ini terdiri dari litologi berupa batupasir gampingan,
batulempung karbonan, napal, lensa batugamping, tuf, dan
gambut. Formasi ini umumnya berlapis baik, tebalnya antara 150200 m, ditindih tak selaras oleh satuan batuan yang lebih muda.
Fosil - fosil foraminifera yang ditemukan pada formasi ini
menunjukkan umur relatif Pleistosen atau N22. Lingkungan
pengendapannya adalah litoral luar (Sudana dan Santosa, 1992).
7) Volkanik Kuarter
Batuan gunungapi Kuarter terdiri dari litologi breksi gunung
api, aglomerat, dan tuf. Satuan ini tebalnya diperkirakan lebih dari
100 m dan umurnya diduga Pleistosen (Sudana dan Santosa,
1992). Berdasarkan Sudana dan Santosa (1992), daerah
Sindanglaya dan sekitarnya termasuk ke dalam dua satuan batuan,
yaitu Formasi Bojongmanik dan Formasi Honje. Formasi Honje
merupakan nama formasi baru yang diusulkan Sudana dan
Santosa tahun 1992 untuk endapan volkanik dengan lokasi tipe
terletak di Pegunungan Honje, Cimanggu, Banten Selatan.
D. Kondisi Iklim dan Cuaca
Daerah Cibaliung memiliki dua musim yaitu musim hujan yang
berlangsung dari bulan Oktober sampai Maret dengan kisaran suhu 25C 30C dan musim kemarau yang berlangsung dari bulan April sampai
17
September dengan kisaran suhu 30C - 32C. Suhu udara minimum dan
maksimum berkisar antara 22,5C 27,9C dengan suhu udara rata-rata
dataran rendah adalah 27,9C dan untuk dataran tinggi adalah 22,5C.
Berdasarkan data curah hujan tahun 2005 2013 yang diperoleh dari
Departemen OHSE PT Cibaliung Sumberdaya, memiliki curah hujan ratarata 331,11 mm/tahun.
Tabel.1. Data Curah Hujan PT Cibaliung Sumberdaya
Tahu
n
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
525.00
378.10
332.60
556.40
342.40
262.00
269.00
189.80
273.80
273.40
501.40
782.00
910.50
441.00
422.70
331.50
114.00
78.00
0.00
0.00
0.00
0.00
76.50
399.50
176.00
191.00
774.20
370.60
298.00
198.10
19.30
0.00
0.00
48.00
102.60
935.80
961.20
943.20
523.00
304.30
18.40
32.40
0.00
5.30
86.90
295.20
1,052.80
686.50
543.40
721.50
321.50
314.90
269.30
316.50
94.50
1.50
24.50
372.00
728.70
237.00
486.00
400.50
446.50
174.00
665.00
299.50
476.50
400.00
454.50
506.70
403.00
554.90
516.70
286.50
555.00
216.60
279.50
124.90
186.70
0.60
0.00
123.50
391.80
348.70
883.20
488.70
443.90
484.00
122.30
39.90
0.00
0.00
0.00
221.80
54.70
303.90
1,086.30
536.30
234.70
571.56
351.30
387.90
197.60
142.50
20.30
282.10
226.50
956.00
6,088.30
4,386.80
4,054.10
3,323.86
2,460.20
1,739.20
1,243.60
739.70
860.00
2,122.70
3,538.00
5,204.30
RataRata
676.4778
487.4222
450.4556
369.3178
273.3556
193.2444
138.1778
82.18889
95.55556
235.8556
393.1111
578.2556
Max
1,086.30
943.20
774.20
571.56
665.00
387.90
476.50
400.00
454.50
506.70
1,052.80
956.00
Min
176.00
191.00
234.70
174.00
18.40
32.40
0.00
0.00
0.00
0.00
54.70
237.00
2013
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Rata-Rata 390,5 231,1 259,5 409,1 328,8 438,9 252,5 253,5 416,1
Sumber : Departemen OHSE PT Cibaliung Sumber Daya, 2014
Grafik.1. Data Grafik Curah Hujan PT Cibaliung Sumberdaya Tahun 2005 - 2013
18
E. Kajian Teori
1. Pembentukan Endapan Emas Epitermal (Genesa)
(Simmons et al, 2005 dalam Sibarani, 2008) berpendapat bahwa
endapan epitermal didefinisikan sebagai salah satu endapan dari sistem
hidrotermal yang terbentuk pada kedalaman dangkal yang umumnya
pada busur vulkanik yang dekat dengan permukaan. Penggolongan
tersebut berdasarkan temperatur (T), tekanan (P) dan kondisi geologi
yang dicirikan oleh kandungan mineralnya. Secara lebih detailnya
endapan epitermal terbentuk pada kedalaman dangkal hingga 1000 meter
dibawah permukaan dengan temperatur relatif rendah (50-200)0C dengan
tekanan tidak lebih dari 100 atm dari cairan meteorik dominan yang agak
asin (Pirajno, 1992).
Tekstur penggantian (replacement) pada mineral tidak menjadi ciri
khas karena jarang terjadi. Tekstur yang banyak dijumpai adalah berlapis
(banded) atau berupa fissure vein. Sedangkan struktur khasnya adalah
berupa struktur pembungkusan (cockade structure). Asosiasi pada
endapan ini berupa mineral emas (Au) dan perak (Ag) dengan mineral
penyertanya berupa mineral kalsit, mineral zeolit dan mineral kwarsa.
2. Tipe Endapan Epitermal
Endapan Epitermal sendiri memiliki dua tipe utama yaitu low
sulphidation dan high sulphidation yang dibedakan terutama berdasarkan
pada sifat kimia fluidanya dan berdasarkan pada alterasi dan
mineraloginya.
19
a. Low Sulphidation
Karakteristik Endapan Epitermal Sulfida Rendah / Tipe
Adularia-Serisit ( Epithermal Low Sulfidation) dapat dikategorikan
sebagai berikut :
1) Tinjauan Umum
Endapan epitermal sulfidasi rendah dicirikan oleh larutan
hidrotermal yang bersifat netral dan mengisi celah-celah batuan.
Tipe ini berasosiasi dengan alterasi kuarsa-adularia, karbonat,
serisit pada lingkungan sulfur rendah dan biasanya perbandingan
perak dan emas relatif tinggi. Mineral bijih dicirikan oleh
terbentuknya elektrum, perak sulfida, garam sulfat, dan logam
dasar sulfida. Batuan induk pada deposit logam mulia sulfidasi
rendah adalah andesit alkali, dasit, riodasit atau riolit. Secara
genesa sistem epitermal sulfidasi rendah berasosiasi dengan
vulkanisme riolitik. Tipe ini dikontrol oleh struktur-struktur
pergeseran (dilatational jog).
2) Genesa dan Karakteristik
Endapan ini terbentuk jauh dari tubuh intrusi dan
terbentuk melalui larutan sisa magma yang berpindah jauh dari
sumbernya kemudian bercampur dengan air meteorik di dekat
permukaan dan membentuk jebakan tipe sulfidasi rendah,
dipengaruhi
oleh
sistem
boiling
sebagai
mekanisme
20
unsur
gas
merupakan
proses
utama
untuk
proses
boiling
banding
akan
dari
silika
tercermin
dalam
dari
tekstur
urat
kuarsa.
21
22
sulfidasi
rendah berasosiasi
dengan
serta
larutan
yang
berperan
dalam
proses
23
1) Tinjauan Umum
Endapan epitermal high sulfidation dicirikan dengan host
rock berupa batuan vulkanik bersifat asam hingga intermediet
dengan kontrol struktur berupa sesar secara regional atau intrusi
subvulkanik, kedalaman formasi batuan sekitar 500-2000 meter
dan
temperatur
1000C-3200C.
Endapan
Epitermal
High
24
membentuk
endapan
Au+Cu+Ag.
Sistem
bijih
25
3) Interaksi Fluida
Epithermal High Sulphidation terbentuk dalam suatu sistem
magmatic-hydrothermal yang didominasi oleh fluida hidrothermal
yang asam, dimana terdapat fluks larutan magmatik dan vapor
yang mengandung H2O, CO2, HCl, H2S, and SO2, dengan
variabel input dari air meteorik lokal.
26
27
28
Sumber :http://www.michanarchy.com
Syarat Penambangan Cut and Fill adalah metode ini cocok untuk
endapan-endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Kekuatan bijih kuat dan keras tetapi di bagian tengah-tengahnya ada
yang kurang kompak dan kadang-kadang memerlukan temporary
support.
b. Kekuatan batuan samping agak lemah atau kurang kompak.
c. Bentuk endapan bijih tabular atau cebakan deposit dan batasnya
kurang teratur atau banyak batuan kosong (barren rock) di antara
endapan bijihnya.
d. Kemiringan endapan 35o - 90o untuk yang berbentuk vein.
29
30
31
4. Cadangan (Reserve)
a. Cadangan tereka/terduga/terkira (inferred / prossible raserve)
Perhitungannya hanya didasarkan pada data dan informasi geologi
serta percontoh dari singkapan yang ada ; kesalahan perhitungan
berkisar 40% - 60%.
b. Cadangan terunjuk/terindikasi (indicated / probable reserve)
Perhitungannya kecuali didasarkan pada data dan informasi yang lebih
rinci juga dilengkapi dengan data pengeboran ini geologi yang
jaraknya kurang rapat (>50 m untuk endapan bijih,> 250 m.
c. Cadangan terukur/teruji (measured / proven reserve)
Perhitungannya dapat diperoleh berdasarkan data pemercontohan
untuk sistematis dari pengeboran inti yang rapat (25 50 m untuk
endapan bijih; 100 250 m untuk endapan batubara); kesalahannya
maksimum 20%.
32
terperoleh
(recoverable
reserve)
adalah
cadangan
5. Perhitungan Cadangan
Prinsip umum dalam penaksiran cadangan adalah bagaimana
mendapatkan suatu nilai pengganti terbaik dari sejumlah perconto yang
diambil dari suatu badan bijih. Secara lebih spesifik kita ingin menaksir
kadar pada suatu lokasi dimana tidak memiliki data dengan menggunakan
sejumlah perconto yang letaknya dekat dengan lokasi terbentuk.
Dalam menaksir suatu sumberdaya / cadangan mineral, diperlukan
suatu persyaratan penaksiran datalapangan melihat pentingnyabahwa
semua keputusan teknis sangat tergantung pada data lapangan merupakan
salahsatu tugas penting dan mempunyai tanggung jawab yang beratdalam
evaluasi sumberdaya(resource).
Model data yang kita buat adalah pendekatan dari realitas,
berdasarkan data atau informasi yang didapatkan di lapangan.Beberapa
faktor yang menentukan dalam perhitungan cadangan yaitu ;
a. Luas dan Ketebalan,
b. Kualitas dari pada Bahan Galian,
c. Berat Jenis,
33
34
x 100%
informasinya
sudah
rinci.
Pada
umumnyaada
dua
tingkat
rancangan,yaitu:
a. Rancangan konsep (conceptual design), yaitu suatu rancangan awal
atau titik tolak rancangan yang dibuat atas dasar analisis dan
perhitungan secara garis besar dan baru dipandang dari beberapa segi
yang terpenting, kemudian akan dikembangkan agar sesuai dengan
keadaan (condition) nyata di lapangan.
b. Rancangan
35
pegangan
dari
pelaksanaan
kegiatan
penambangan
(mining
stages/mining
material
phases
buangan
pushback),
(waste).Rancangan
massa
batuan
sangatlah
cocok
untuk
mewakili
36
37
metoda
dimana
seluruh
penampang
38
ini
efektif
untuk
terowongan
berukuran
3) Metoda drift
a) Top Drift
Banyak digunakan pada penggalian endapan di suatu
tambang.Metoda ini tidak jauh berbeda dengan metoda
heading dan bench.
39
40
10. Pillar
Pada tambang bawah tanah pillar dapat digunakan sebagai
penyangga permanen atau dapat diambil untuk meningkatkan nilai dari
mining recovery. Bentuk-bentuk pillar ada beberapa macam, yaitu :
a) Pillar diantara draw point
transportasi.
b) Floor atau craw pillar pada bagian atas dari lubang bukaan.
c) Rib pillar yang memisahkan ruang-ruangan penambangan.
11. Concrete
Beton (concrete) adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu
batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton (concrete) dibentuk dari
agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan pasta semen.
Singkatnya dapat dikatakan pasta bahwa semen mengikat pasir dan bahanbahan agregat lain (batu kerikil,basalt dan sebagainya).
Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen portlan , yang
terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan,
pondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk
pagar atau gerbang, dan semen dalam beton atau tembok blok.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil
modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot, beton fiber, beton
41
teknologi
beton
yang
dikembangkan
untuk
12. Shotcrete
Shotcrete atau gunite pertama kali ditemukan oleh Carl Ethan Akeley
(1864-1926) pada tahun 1910. Arsitek Amerika ini telah terinspirasi untuk
mewujudkan reproduksi yang nyata dari dinosaurus untuk sebuah taman
wisata. Mengingat ukuran struktur yang cukup besar, ia mempunyai ide
untuk
mengembangkan
yang memungkinkan
42
renang, saluran air, perbaikan beton, inner lining arsitektur dan struktur.
Kira-kira
90%
dari
shotcrete
diterapkan di dalam
proyek-proyek
13. Filling
Filling adalah proses pengisan material pada bekas lubang bukaan.
Fungsi dari filling yaitu
a. Untuk menjaga wall rock agar tidak runtuh.
43
b. Tetapi bila ore body tidak sedemikan homogendan juga tidak begitu
kuat maka temporary timber kita pakai di dalam tambang sampai
satu jalur lapisan dimana bagian tersebut selesai di tambang.
c. Berhubung biaya filling cukup mahal, maka bijih harus yang lebih
high grade dibandingkan dengan penambangan.
44
Kb Ff Sf Eff 3600
Ct
Keterangan:
Q = Produktivitas alat muat, bcm/jam atau ton/jam untuk batubara
Kb = Kapasitas bucket specs alat
Ff = Fill factor (faktor koreksi pengisian bucket)
Sf = Swell factor
Eff = Effisiensi kerja alat
Ct = Waktu edar alat muat/excavator, detik
Sedangkan produktivitas alat angkut dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
n Kb Ff Sf Eff 60
Ct
Keterangan:
Q = Produktivitas alat angkut, bcm/jam atau ton/jam
n
45
a. Kebutuhan alat
b. Match Factor
Match Factor merupakan angka yang menentukan keserasian
antara alat muat dan alat angkut.
MF =
Na x Ctm
Nm x Cta
Keterangan :
Na
46
Mechanical
menunjukan
Availability
tingkat
memperhitungkan
suatu
kehilangan
(MA)
alat
adalah
dapat
waktu
angka
bekerja
karena
yang
dengan
alasan-alasan
Keterangan :
W = Jumlah jam kerja alat (hours worked)
R = Jumlah jam untuk perbaikan (repair hours) karena
kerusakan alat di luar jam
47
kerja
dari
suatu
alat
dapat
bekerja
dengan
Keterangan :
S = stand by hours merupakan jumlah jam suatu alat yang
tidak dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak
48
Keterangan :
T = (W + R + S) = Total hour availability atau jumlah jam
kerja yang tersedia
S + R = Lost Time ( S = Standby Time; R = Repair Time
49
.
F. KERANGKA PIKIR PENELITIAN
INPUT
PRIMER
cycle time LHD
cycle time MT
SEKUNDER
Topografi Daerah
Patahan
Blok model/ Krigging Cikoneng
Outline Kemajuan Tambang Akhir bulan April 2015
Data RKAP 2015
Data Aviability Alat Jan-April 2015
Laporan Volume Filling
Spesifikasi Alat
Data Kemajuan Lubang Bukaan
Rekomendasi Sill Pillar dari Geotek
Peta
PROSES
- Menghitung Kemampuan Alat Angkut dan gali muat
Berdasarkan Kondisi Aktual
- Penentuan Panjang Lubang Bukaan perbulan
Berdasarkan Cycle Time Peledakan
- Mendesain Sill Drift dan Flat Back Masing-masing Lokasi
Produksi
- Membuat Schedule Produksi dengan perolehan tonnase
sesuai RKAP 2015
- Pembuatan desain Kemajuan Tambang Per bulan sampai
dengan Akhir Tahun 2016
- Membuat Schedule Filling sampai dengan akhir tahun
2016
OUTPUT
- Kilogram Au dan AG yang sesuai dengan RKAP 2015
- Kebutuhan Alat angkut dan Gali Muat untuk rencana
kedepan
- Kemajuan tambang sampai Akhir Tahun 2016
- Lokasi produksi perbulan
- Estimasi Waktu Filling
- Lokasi dan Volume Filling Perlokasi
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
ini
termasuk
kedalam
jenis
penelitian
51
c. Pengambilan data
Pengambilan data setelah studi literature dan penelitian langsung
di lapangan selesai dilaksanakan.Data yang diambil berupa data primer
dan sekunder. Data primer adalah data yang diambil langsung dari
pengamatan dilapangan seperti pengambilan data cycle time dari alat.
sedang kan data sekunder adalah data yang diambil dari literature atau
laporan perusahaan, seperti laporan kondisi aviability alat, data peta
situasi kemajuan tambang.
d. Pengolahan data
Pengolahan data yang dilakukan dengan melakukan perhitungan
secara teoritis.Selanjutnya direalisasikan dalam bentuk rencana
tambang jangka pendek dan pertimbangan kajian teknis dan ekonomis
yang dibutuhkan.
e. Analisis pengolahan data
Hasil pengolahan data tersebut dilakukan analisis untuk
perancangan tambang yang sesuai dengan kriteria kelayakan suatu
tambang dengan pertimbangan-pertimbangan yang sudah dikaji dalam
bidang teknis dan ekonomis.
f. Kesimpulan
Kesimpulan akan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil
pengamatan di lapangan, pengolahan data dan analisis permasalahan
yang diteliti untuk memberikan alternative desain perencanaan jangka
52
menengah yang akan digunakan dari tahun 2015 sampai dengan tahun
2016.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28April 2015 sampai dengan
tanggal 21 Mei 2015.Waktu penelitian selama kurang lebih dua bulan
dilakukan untuk pengambilan data primer dan sekunder untuk selanjutnya
diolah dan dianalisis.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT.Cibaliung Sumber Daya yang berlokasi
di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten
53
Studi Literatur
Penelitian langsung di
Lapangan
Pengambilan Data
Primer
- Cycle Time Alat
Pengolahan Data
- Kemajuan Lubang
bukaan per bulan
- Desain Kemajuan
Tambang per bulan
- Kebutuhan Alat
Angkut dan Muat
- Filling Lubang
Bekas Tambang
Sekunder
- Data Avaibility Alat
- Peta Topografi dan
Batas IUP
- Peta Situasi Kemajuan
Tambang
- Klasifikasi Massa
Batuan dari Satker.
Geotek
- Cycle Blasting
- Data Volume Filling
- Data Curring Time
Concrete dan Filling
- Dimensi Lubang
Bukaan
- Rencana Kerja tahun
2015
54
DAFTAR PUSTAKA