Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
sehingga harus bisa dinyatakan dalam bentuk angka. Penyajian angka hanya
mungkin bila dilakukan pengukuran. Mengukur adalah membandingkan
antara besaran yang diukur dengan satuan standarnya. Satuan adalah ukuran
pembanding yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Jelaslah bahwa fisika
yang berobjek alam dan peninjauan secara kuantitatif selalu bersifat objektif,
sebab seniua pemyataan ada pembanding nilai standar yang disebut satuan.
Besaran fisika adalah segala pengertian yang kepadanya dapat dikenai
ukuran, seperti panjang, waktu, massa, gaya, torsi, dll. Jika telah diuji oleh
banyak kali pengukuran, maka diperolehlah formulasi hukum alam secara
lebih seksama sehingga dapat meramalkan peristiwa alam berdasarkan
keteraturan hukum alam. Hukum alam, yang disebut pula hukum fisika, tidak
lain adalah pola dan aturan pada interaksi antarbesaran fisika dalam melukiskan alam. Contoh, di alam selalu terjadi gaya tarik antarmassa yang dilandasi
oleh Hukum Gravitasi Umum Newton. Antara 2 buah benda yang masingmasing bermassa ///, dan m2 serta berjarak
terjadi gaya interaksi antara
kedua benda itu dinyatakan oleh rumusan:
setiap 1 m/s kelajuan putar magnet ggl induksi oleh koil sebesar Bl volt.
Selanjutnya tegangan keluaran dari koil dihubungkan dengan penyearah,
OpAmp, ADC dan akhirnya terhubung dengan unit penampil 7 segmen
atau LCD.
Saat ini terdapat 7 buah besaran dasar (Tabel 1.1). Apakah jumlah
besaran dasar bisa bertambah? Hal itu mungkin saja terjadi asalkan
memenuhi sifat untuk disebut besaran fisika, yaitu kuantitatif atau dapat
dinyatakan dalam bentuk angka yang memiliki satuan tertentu. Selain itu juga
harus memenuhi 2 syarat besaran dasar di atas. Besaran lain, yang boleh jadi
prospektif untuk menjadi besaran dasar baru, misalnya: bau, rasa, dan cinta.
Sayangnya sampai sekarang fisikawan belum berhasil membuat satuan
standar untuk: bau, rasa, ataupun cinta. Artinya, syarat sebagai satuan saja
belum terpenuhi, walaupun untuk 2 syarat besaran dasar sudah terpenuhi.
Bukankah kita belum tahu, ukuran 1 harum itu setara dengan berapa ampegl
Rasa berhubungan dengan lidah, 1 manis ada berapa pahit? Suami istri sering
cekcok, tetapi kok banyak anak?
Tabel 1.1 Besaran Dasar
No.
Nama besaran
Lambang
1
2
3
4
5
6
7
panjang
waktu
massa
arus listrik
suhu tcrmodinamika
kuantitas zat
Intcnsita cahaya
L
T
M
1
T
N
1
Satuan
(MKS)
meter (m)
sekon (s)
kilogram (kg)
ampere (A)
kclvin(K)
mol
kandela (Cd)
Dimensi
[L]
[T]
[M]
[1]
[K]
[n]
rn
b. Besaran turunan
Besaran ini selalu tersusun oleh 2 besaran dasar atau lebih. Jumlah dari
besaran turunan ini tak hingga sebab setiap susunan besaran dasar mernberikan besaran turunan baru. Untuk mempersingkat penulisan, satuan
dari besaran turunan yang sudah terkenal diberi nama satuan tersendiri.
Misalnya, besaran gaya yang bersatuan kgm/s: disebut pula newton.
Satuan usaha adalah newton meter, disebut pula joule (disingkat J),
satuan daya yaitu joule per sekon sama dengan watt (disingkat W), dan
satuan perlajuan 10 ' crn/s2 disebut juga 1 miligal. Satuan miligal biasa
dipakai untuk menyatakan nilai percepatan gravitasi bumi di sebuah
tempat. Itu biasa digunakan oleh ahli fisika bumi (geofisika). Istilah
miligal mengambil dari nama Galileo yang merupakan salah seorang
tokoh ilrnu fisika.
o.
Besaran pelengkap
Besaran ini terdiri dari 2 besaran, yaitu suclut datar (bersatuan radian,
disingkat rad) dan sudut ruang (bersatuan steradian atau St). Sudut
datar, maksimum bernilai 360 (=2 n rad), dan sudut ruang isotrop (ke
seluruh arah pada permukaan bola) bernilai 4 n steradian. Satuan dari
besaran pelengkap ini sifatnya hanyalah melengkapi, artinya ditulis
boleh dan tidakpun juga boleh (Gambar 1.5).
Gambar 1.5 Besaran pelengkap: Sudut datar rad = 9Cf(a), dan sudut ruang
Q (b).
Contoh 1.1:
Penyelesaian:
pcnyajian paparan Anda tidak salah arti, misalnya ketika menulis satuan
besaran fisika dapat terhindar dari kerancuan pada penulisan nama orang.
Selain itu juga hendaknya menyajikan nilai ukur secara efisien. Artinya, kalau
dcret puluhan bisa diganti dengan lambang pada satuan sehingga penulisan
lebih singkat, ya lakukanlah. Aturan dan ketentuan itu diuraikan berikut ini.
1.
Nama satuan, bila ditulis lengkap, huruf depannya berupa huruf kecil
dan bila disingkat harus disajikan dalam huruf kapital. Contohnya,
penulisan satuan arus listrik, bukan ditulis 2 Ampere, melainkan harus
ditulis 2 ampere atau disingkat 2 A. Juga penulisan satuan gaya 7
Newton adalah salah, yang benar 7 newton atau 7 N. Penulisan 2
Ampere dan 7 Newton berturut-turut memiliki makna 2 orang bernama
Ampere, dan 7 orang bernama Newton. Adapun 2 ampere dan 7 newton
berturut-turut memiliki makna arus listrik sebesar 2 kali 1 ampere, dan
gaya sebesar 7 kali 1 newton.
2.
3.
4.
Awalan
Lambang
Kelipatan
Awalan
Lambang
exa
10'
desi
10"
peta
I0"2
senti
I0 1 2
tera
I0J
mill i
10"
giga
mega
I0" 6
mikro
I0- 9
nano
kilo
10
piko
I0 2
hekto
I015
femto
P
f
10
deka
da
I018
atto
I0'
I0 6
I0
12
Kelipatan
I017
io-2-'
I0-' 5
10"'
eksperimen untuk
menentukan struktur inti
atom
diameter proton
diameter atom
10"
I0"8
I0"K
panjang ribosom
I0" 2 -- I0 9
10-"
I0 7
I0'7
I0 1 8
uniur bumi
umur jagat raya
10
I0 7
I0 1 6
I0 2 2
I0 2 6
mengenal beragam alat ukur yang biasa digunakan pada kehidupan seharihari. Besaran yang biasa diukur, misalnya besaran massa, suhu, arus listrik,
waktu, panjang, dll. Besaran massa biasa diukur dengan neraca, suhu dengan
termometer dan termokopel, arus listrik dengan amperemeter, dan waktu
dengan stopwatch atau arloji. Alat ukur panjang bisa berupa mistar, jangka
sorong, atau mikrometer sekrup. Alat ukur besaran yang sama memiliki
kawasan ukur sendiri-sendiri. Misalnya, termometer batang baik untuk mengukur suhu pada kawasan -10C sampai dengan 110C. Termokopel dapat
digunakan untuk mengukur suhu sampai 1.100C, dan pada suhu ini tidak
mungkin untuk menggunakan termometer batang. Bagaimana untuk alat ukur
panjang? Mistar (Gambar 1.7.1) sebaiknya digunakan untuk nilai ukur orde
10 cm (misalnya panjang pensil). Jangka sorong (Gambar 1.7.2) lebih baik
digunakan untuk mengukur pada kawasan nilai ukur 1 cm (misalnya diameter
pensil), dan mikrometer sekrup (Gambar 1.7.3) untuk kawasan ukur 0,5 cm
(misalnya diameter kawat).
Mengapa alat ukur tertentu baik untuk
kawasan ukur tertentu, dan tidak baik untuk
kawasan ukur yang lain? Anda dapat mengukur beras 5 kg menggunakan neraca pegas,
tetapi alat itu tidak dapat digunakan untuk
mengukur massa elektron. Pengukuran massa
elektron harus dilakukan dengan metode lain
yang jauh lebih teliti dibanding neraca pegas.
Namun untuk mengukur keliling lapangan
sepak bola, agar teliti, janganlah menggunakan
mistar atau jangka sorong. Jelaslah alat yang
dipilih untuk mengukur berhubungan dengan
ketelitian alat ukur dan kesesuaian ketelitian itu
dengan benda yang diukur.
Ini berarti angka pentingnya adalah 1 angka desimal, dan angka pada desimal
kedua sudah mengandung ketidakpastian. Hal itu berarti pula bahwa angka
penting untuk jangka sorong adalah 2 angka desimal, dan 3 angka desimal
pada mikrometer sekrup.
Bagaimanakah cara menyajikan hasil ukur besaran fisika?
Jika Anda mengukur besaran x dengan nilai terbolehjadi benar x dan
ralat pengukuran itu Ax, maka hasil ukur itu disajikan dalam bentuk
x = (x Ax)
(1.2)
Nilai ukur itu bermakna tidak tepat pada sebuah angka tertentu,
melainkan berada di kawasan antara xmin = (x - Ax) sampai dengan
x
mak = (* + A*) -ted' hasil ukur besaran fisika tidaklah eksak nilai tertentu,
tetapi pasti berada di antara xmin sampai dengan xmak. Nilai x merupakan nilai
rerata hasil pengukuran bila pengukuran diulang beberapa kali, atau nilai
yang paling dipercaya dengan akal sehat bila pengukuran itu teijadi sekali
ukur. Adapun Ax, untuk 1 kali ukur, senilai dengan angka ketelitian alat
ukur yang digunakan. Misalnya, Anda mengukur panjang pensil menggunakan mistar dengan hasil ukur (10,00 0 , 0 5 ) cm, diameter pensil dengan
jangka sorong terukur (1,52 0,01) cm, dan diameter kawat dengan mikrometer sekrup terukur (0,512 0,001) cm.
Apakah makna hasil ukur tersaji dari: panjang pensil, diameter pensil,
dan diameter kawat itu?
Penyajian hasil ukur itu, bermakna bahwa panjang pensil pasti berada
pada kawasan antara 9,95 cm sampai dengan 10,05 cm. Diameter pensil
berada antara 1,51 cm sampai dengan 1,53 cm dan diameter kawat berada
antara 0,511 cm sampai dengan 0,513 cm.
Mengapa hasil tersaji di atas, alat ukur jangka sorong dinyatakan
dalam 2 angka desimal dan 3 angka desimal pada alat ukur mikrometer
sekrup? Bolehkah jumlah angka desimal yang tersaji pada angka terbolehjadi tidak sama dengan jumlah angka desimal pada nilai ralatnya?
Alat ukur jangka sorong memiliki 1 angka penting di belakang koma
dan angka kedua di belakang koma merupakan angka tak pasti. Ini disebabkan jangka sorong memiliki ketelitian 0,01 cm. Lain halnya dengan mikrometer sekrup, memiliki 2 angka penting di belakang koma sebab ketelitian-
nya mencapai 0,001 cm. Tabel 1.4 memperlihatkan contoh penyajian hasil
ukur yang terkait dengan alat ukur yang digunakannya.
Tabel 1.4 Contoh Penyajian Angka Hasil Ukur
Angka perhitungan (cm) Mistar (cm)
VI456
(5,15 0 , 0 5 )
(5,15 0 , 0 1 )
(5,146 0 , 0 0 1 )
2,10367
( 2 , 1 0 0,05)
Tidak dengan mistar
(2,10 0,01)
(2,104 0 , 0 0 1 )
(0,31 0 , 0 1 )
(0,311 0 , 0 0 1 )
0,310765
I lal penting untuk diketahui dan diingat ialah bahwa tidak ada aturan yang
inenyatakan
ketelitian
sama
dengan
setengah
skala
1.5 Rangkuman
Hukum Fisika (HF) : interaksi antarbesaran fisika dalam melukiskan
alam.
Penampilan HF
Besaran Fisika
Satuan
Massa
Jumlah besaran
Notasi ilmiah
Awalan satuan
Dimensi
2.
3.
4.
5.
6.
Berikut ini A; dinyatakan dalam meter, t dalam sekon, v dalam meter per
sekon dan perlajuan a dalam m/s2. Carilah satuan SI untuk setiap
kombinasi:
7.
Gunakan notasi ilmiah dan hitunglah: (a) 120 x 6000; (b) 3.000.000
dibagi 0,00015.
8.
9.
Satu liter adalah volume sebuah kubus yang berukuran 10cm x 10cm x
10cm. Nyatakan 1 liter itu dalam satuan cm3 dan nr.
i 10. Satuan SI untuk gaya, kgm/s2, disebut newton. Carilah dimensi dan
satuannya dalam SI pada konstanta Cavendish (G). Tetapan itu dapat
Anda jumpai pada Hukum Gravitasi Umum Newton.
11. Dua buah besaran fisika x dan y masing-masing diukur langsung dengan
hasil ukur x = (1,00 0,01) dan y = (2,00 0,03).
a. Hitunglah besaran fisika (z) sehingga diperoleh z = (zAz),
x+y.
d. Carilah z bila z = .
y
e. Hitung z bila z = jc, di mana a tetapan.
bila z =
BAB
2
Vektor
2.1 Pendahuluan
Bab ini memaparkan dasar-dasar pemahaman vektor yang nantinya digunakan sebagai landasan analisis dan penyelesaian persoalan fisika. Adapun
informasi penunjangnya berupa: hitung diferensial, operator, hitung integral,
goniometri dan perkalian matriks dapat Anda jumpai pada Lapiran L 1.1
hingga L 1.6. Tentu saja paparan ini berperan sebagai landasan bagi bab
berikutnya. Misalnya, vektor berhubungan dengan gaya dan keadaan gerak
(posisi, kecepatan dan percepatan). Diferensial dan integral berguna untuk
menyelesaikan masalah kinematika dan dinamika. Goniometri dan perkalian
matriks, antara lain, berguna untuk menentukan momen kelembaman benda
tegar.
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat melakukan hitung
vektor dan menerapkannya pada masalah fisika.
dinyatakan oleh:
(2.1a)
A = AA = A A
atau
(2.1b)
A
.
A = ^A
2
X+A y
Al
A2 + A2 + A2
(2.2)
(2.3a)
Jr| = r = yjx2 + y2 + z2 . Adapun
hubungannya
ix+
jy + kz
(2.3b)
x2 + y2 + z2
Sifat itu dapat dikenakan pada vektor lain, seperti kecepatan, percepatan, dan
momentum linear.
untuk
Semua vektor dapat dioperasikan secara jumlah (+) dan selisih (-),
dengan syarat: pertama, semua besaran yang dioperasikan (+ atau -)
merupakan besaran vektor; kedua, besaran vektor itu sejenis. Contohnya,
besaran gaya F\ = iF\x + jFyy + kF\z, F2 = iF2x + jF2y + kF2z, dan besaran
vektor posisi
Operasi yang
^r2,
bukannya F\+F2
atau
2-r2
(karena melanggar syarat pertama) dan juga F{ r atau r2 - F2
(melanggar syarat kedua). Operasi + dan - (walaupun pada besaran yang
sama) dapat dilakukan hanya jika semua besaran yang dioperasikan
merupakan besaran vektor. Ft + F2 diperkenankan, tetapi F] + F2, dan
r] - r2 tidak dapat dilakukan sebab terdapat F2 dan r2 yang merupakan
skalar.
Uraian dari operasi + dan - itu bila dinyatakan dalam komponen
vektor di sumbu x, y dan z berbentuk:
F\+F2F\ + h
Fl+F2
Ft~F2=
Misalnya
F]+F2=i+2j
atau
+ F2z ]
Fl+F2
+ j(Fly
j-k
-F2y)
dan
= V6 ,
k(Fu-F2z)
F2 = -i +j + 2k
dan
F.-F2
maka
- 3/ - 3k ;
IF, - F 2 | = V l 8 .
Bagan operasi penjumlahan dan pengurangan besaran vektor di atas
ditampilkan pada Gambar 2.2.
Fr,
serta
diperoleh kaitan:
xF
cos# =
+ yFy +
zF
y l x 2 + y 2 + z 2 j F } + F ? + F2
Pemahaman tentang perkalian skalar amat diperlukan sebab terdapat
beberapa persamaan fisika yang harus disajikan dalam bentuk perkalian
skalar. Misalnya saja elemen usaha (dIV) yang merupakan hasil perkalian
skalar antara gaya yang bekeija pada benda ( F ) dengan pergeseran yang
teijadi ( d r ) , sehingga dW = F-dr=Fdrcos(9,
di mana 0 merupakan
sudut yang terbentuk antara F dengan dr . Elemen usaha itu dapat pula
dinyatakan dalam bentuk dW = (iFx + jFy + kFz) (idx + jdy + kdz) atau
dW = Fxdx + Fydy + Fzdz.
dengan
(2.4)
(2.5)
C ontoh 2.2:
+ 4 j + k]-[2i + 4j + k] =
Saat
itu
angin
berhembus
pada
keeepatan
+ k]-[qi-qf
+ 2=(q-2)(q-1)
maka
+ 2k] =
=0
+ 2k-va2 =V6
dengan arah ibu jari tangan kanan atau searah dengan arah maju sekrup putar
kanan. Seandainya rxF
F sebesar 0, serta arah tegak lurus bidang ( r , F ) sesuai dengan arah maju
sekrup disebut N , maka perkalian vektor itu (Gambar 2.5) ditulis:
r = rxF = rF sin ON
(2.6)
Iika
/
dan
Fdinyatakan
ix + jy + kz
dan
+ kF,
di mana
sehingga
r =
I 2 2
2 I 2
2
2
//'sin? = sin#^jr + y +z JFX + Fy + Fz . Berdasarkan sifat perkalian
vektor (persamaan 2.6) dapat diperoleh informasi sifat perkalian vektor
.mlarvektor satuan i,j,k.
saling
tegak
V
/ N
/lurus sehingga i x j = jxi - k\kx
i xi = jx j = kxk = 0, selanjutnya diperoleh:
j = i;kxi
= j,
-zFy]
+ j[zFx-xFz]
+ k[xFy
-yFx]
sin 0 =
)2 +
-zF
(zFx-xFz)2+(xFy-yFx)2
. ,
(2.7)
Untuk vektor sembarang A(= iAx + jAv + kA_) dan B(= iBx + jBy + kBz)
maka
AxB
= i[AyB.
AxB
= yj(AyBz
- A,By] + j[AzBx
- AXBZ] + k[AxBy
AyBx]
dan
-AzBy)2
+(AZBX
-AXBZ)2
+(AxBy
-AyBx)2
(b) Adanya
pengaruh
gaya
magnet
F,
(disebut Gaya
Lorentz)
(c)
peluru itu sambil berputar ke kanan (searah putaran jarum jam). Ini
membuat lintasan peluru lebih lurus sehingga dapat mengenai
sasaran lebih akurat.
Contoh 2.4:
Penyelesaian: Seandainya a dan b dapat digambarkan sebagai paralelogram (Gambar 2.7a), dan dengan c sehingga membentuk
paralel epipedum (Gambar 2.7b) maka Gambar 2.7a memiliki
atau V = c axb
V = At = ax bit =
A = (a x b) c
terhadap c .
1?
(a)
(b)
Contoh 2.5:
L - rxmv = 25cok
r)-
-co {rxr) = 0;
Jika Anda ingin memelajari lebih mendalam tentang hitung vektor dan
sejumlah ragam hitung matematika yang nantinya Anda jumpai pada
pemaparan bab-bab berikutnya, silahkan Anda memelajari Lampiran 1.
Termasuk, bila Anda merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal latihan
pada bab ini.
2.6 Rangkuman
'X
+ Jvr + kv-.
I
1
1
, +v;+v;
Operasi pada besaran vektor: jumlah, selisih, perkalian skalar dan
perkalian vektor.
AB = AxBx+AyBy
+ AzBz
AyBx)
d2
d2
dx2
, -
- d
,a
dx
' dy
berbentuk V = / + / + k .
dz
Operasi nabla dapat terjadi pada fungsi skalar (misalnya V), dan fungsi
vektor (misalnya F = iFx + jFv + kF_). Operasi itu dapat berbentuk:
...
dV
~.dV
dV
(a) V K = gradien V=grad V= ti
+/
+ kr
dx
dy
dz
M t i r /
- dFr
(b) V F = divergensiF = divF =
dx
(c) VxF*dFz
i (
dy
rotF = curlF
dFy
QF
+ j(
dz
dz
dFv
dF,
dy
dz
=.
QF
dx
dFy
+ k(
dx
df
dy
-)
|v,xv,|
2.
3.
4.
Hitunglah besar gaya resultan oleh 2 buah gaya sama besar (yaitu 30 N)
dan sudut yang terbentuk antara kedua gaya itu: (a) 37 ,(b) 90,(c) 150.
5.
Dua buah gaya, masing-masing F{ dan F2, bekerja pada sebuah benda
sehingga memberikan gaya resultan 45 N dan berarah ke sepanjang
sumbu y. Jika F, = 35 N berarah ke sepanjang sumbu x, hitunglah F2.
6.
Benda
bermassa
kg
ditarik
oleh
+ ]-
buah
k)N.
gaya,
yaitu
Hitunglah sudut
yang terbentuk antara kedua gaya itu dan hitung pula besar gaya
resultannya.
7.
8.
9.
Gaya sentral merupakan gaya fungsi posisi yang arahnya menuju atau
menjauhi titik pusat. Misalnya saja, planet yang mengorbit matahari
maka gaya sentral yang diderita planet berarah ke matahari dan matahari
sebagai pusatnya. Gaya sentral dapat ditulis F = f (r)r, di mana f(r)
adalah sebuah fungsi yang bergantung jarak dari matahari (r), dan f
merupakan vektor satuan yang berarah menjauhi pusat. Apakah pada
peristiwa itu planet tidak menderita torka? Buktikan!
Petunjuk: Torka f = = (rxmv), di mana ' v berturut-turut
dt
dt
merupakan lambang dari momentum sudut, posisi, dan keeepatan dari
benda yang bermassa m.
vektor,
masing-masing
A-2i
+ j\B = i +k\C = 4 / .
(a) 13,5
3. (a)F v = -12,2
5.
(b) 52,3
(b) Fy= 10,3
F, = 5 ( - 7 / + 9 / )