Вы находитесь на странице: 1из 8

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD


Oleh
SUPARMAN
Sekolah Dasar Negeri Sidoharjo I
JL. Sumargo No. 06 Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan
Email: mandwiakbar@gmail.com

Abstract : The research described increasing achievement of students


learning in cooperative approachment with STAD type in increasing
of Mathematic subjects ability, to know the influence of cooperative
approachment of STAD type toward students learning achievement.
The Subject of this Classroom Action Research are students in the
sixth grade of Sidoharjo1 Elementary School, Lamongan Subdistrict,
Lamongan Regency. The Classroom Action Research was done in two
cycles, concern learning process of Mathematic subject by
impelementing cooperative approachment STAD type. The files was
taken by observation and study result. The result of the Classroom
Action Research stated that (1) Cooperative learning process of STAD
type could increase enthusiastic in learning process. Because learning
process is not dominated by teacher only, whereas teacher as
facilitator and motivator in learning process.(2) Cooperative learning
process of STAD type could create an interesting learning process,
because students work and study of the same age in group.
Keyword : Mathematic, Cooperative, STAD, Learning achievement
Abstraksi: Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam peningkatan kemampuan mata pelajaran
matematika.Prosedur PTK ini meliputi dua siklus,setiap siklus terdiri
atas perencanaan tindakan,pelaksanaan,pengamatan, dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sidoharjo I Lamongan dengan
subyek siswa kelas VI berjumlah 30 siswa yang terdiri 17 siswa putri
dan 13 siswa putra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa matematika dapat
ditempuh melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.Hasil belajar
mengalami peningkatan dari 74,4% .menjadi 81,3%.
Kata kunci : Matematika,Kooperatif, STAD, Prestasi belajar

Keberhasilan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam


Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai
apabila didukung oleh komponen-komponen pilar pendidikan yang meliputi
motivasi belajar siswa, materi pembelajaran, proses pemebelajaran, dan tujuan
pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan,
perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Pengolahan proses
pembelajaran yang efektif merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang
akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena pendidikan di
masa yang akan datang perlu dikembangkan agar dapat menjadi lebih responsif
terhadap tuntutan masyarakat dan tantangan yang akan dihadapi di dunia kerja.
Guru masih banyak yang menggunakan metode pengajaran konvensional yang
dilakukan pada siswa khususnya kelas VI SDN Sidoharjo I di antaranya
disebabkan karena kurangya pengetahuan dan pengalaman guru terhadap model
pembelajaran yang tepat, dan kurang tersedianya perangkat pembelajaran yang
sesuai.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahannya
sebagai berikut: 1) Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan prestasi siswa?,, (2) Bagaiamana penerapan pembelajaran
kooperatif tipe STAD di kelas dalam mata pelajaran Matematika.Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menerapkan perangkat pembelajaran matematika SD
yang bercirikan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Mengetahui hasil
belajar matematika melalui penerapan perangkat dan model pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
siswa kelas VI SDN Sidoharjo I Lamongan
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Menurut Thompson, et al. (1995), pembelajaran
kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains.
Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam
kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang
heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan
siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima
perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Pada
pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat
bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang
baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang
direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok
adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 1995).
Beberapa ciri dari pembelajaran kooepratif adalah; (a) setiap anggota
memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelompoknya, (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok, (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Carin, 1993). Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik
pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu
penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang
sama untuk berhasil.
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Urutan langkah-langkah prilaku
guru menurut model pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997)
adalah sebagaimana terlihat pada table 2.1 berikut :
Tabel 2.1
Fase Pembelajaran Kooperatif
Fase

Fase Tingkahlaku Guru

Fase 1:

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang

Menyampaikan tujuan dan

ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi

memotivasi siswa
Fase 2:

siswa belajar.
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan

Menyajikan informasi

demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3:

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya

Mengorganisasikan siswa ke

membentuk kelompok belajar dan membantu setiap

dalam kelompok-kelompok

kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

belajar
Fase 4:

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada

Membimbing kelompok

saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Bekerja dan belajar


Fase 5:

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang

Evaluasi

telah dipelajari atau masing-masing kelompok

Fase 6:

mempresentasikan hasil kerjanya.


Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya

Memberikan penghargaan

maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Student Teams Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert


Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa,
menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan
presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi
kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari
laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat
pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling
membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis,
satu sama lain dan atau melakukan diskusi.
Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu
diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak
berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu
melampaui rata-rata skor yang lalu. Setiap minggu pada suatu lembar penilaian
singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang
mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada
kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu
dicantumkan dalam lembar itu (Arends, 2001).
METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran kooperatif


dengan model kongkret pada siswa kelas VI SDN Sidoharjo I kecamatan
Lamongan.Penelitian ini

dilaksanakan dalam dua siklus. Prosedur penelitian

dalam setiap siklus adalah sebagai berikut: 1) perencanaan yaitu menyusun


skenario pembelajaran, alat peraga dan lembar kegiatan siswa, dan lembar
penilaian,menyusun lembar observasi, untuk mengetahui aktifitas siswa selama
pembelajaran, aktifitas guru dalam proses pembelajaran,,(2) Pelaksanaan yaitu
melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah
direncanakan pada RPP 1 dan 2,melaksanakan penilaian / test,,, (3),Pengumpulan
Data yaitu Data kesulitan siswa diambil dari penilaian hasil pembelajaran dengan
test.,Data aktifitas siswa dan guru diambil dan proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi,,,,(4),Refleksi yaitu mengevaluasi kekurangan
atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran, merencanakan tindakan
perbaikan untuk siklus berikutnya.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI di SDN Sidoharjo I.
Penentuan kelas ini berdasarkan pengamatan langsung di kelas dan berdasarkan
hasil refleksi, dimana peneliti ini merupakan guru kelas VI SDN Sidoharjo I
Lamongan.
Untuk mengetahui efektifitas dari penerapan metode tersebut,perlu
diadakan analisis data.Pada Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskripsf
kualitatif,yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan
atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui
prestasi belajar yang dicapai siswa dan juga respon dari siswa selama proses
pembelajaran.
HASIL
Siklus I
Dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dapat dijelaskan

bahwa

penerapan metode kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata hasil evaluasi telah
mencapai standar KKM yang ditentukan sebesar 65. Nilai rata-ratanya adalah
76,4. Jumlah siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu
sebanyak 6 siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa hala antara lain kondisi kelas

sedikit tegang dengan menggunakan model pembelajaran yang baru. Akan tetapi
kondisi kembali normal selang beberapa waktu bahkan mulai agak gaduh. Siswa
masih kurang percaya diri menyelesaikan tugas evaluasi dan cenderung bertanya
kepada temannya.
Siklus II
Dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dapat dijelaskan bahwa penerapan
metode kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata hasil evaluasi telah mencapai
standar KKM yang ditentukan sebesar 65. Nilai rata-ratanya adalah 81,3. Jumlah
siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu sebanyak 2 siswa
Hal ini dikarenakan kondisi kelas sudah terasa rileks dan santai serta lebih
menyenangkan jika dibandingkan dengan siklus I. Siswa sudah tampak
keterampilan kooperatifnya

PEMBAHASAN
Penerapan Pembelajaran Kooperatif model STAD menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar dalam uji kompetensi. Hal ini didasarkan atas hasil
analisis data secara deskriptif. Fakta ini berarti bahwa implementasi Pembelajaran
Kooperatif model STAD bermakna dan menyenangkan. Berdasarkan perumusan
masalah, hasil pengumpulan data dan analisis data dapat digambarkan bahwa
prestasi belajar siswa mengalami peningkatan melalui Pembelajaran Kooperatif
model STAD. Data kenaikan hasil belajar antara siklus I dan siklus II ditunjukkan
pada tabel berikut :
Tabel 1 Perbandingan Hasil Belajar pada Siklus I dan Siklus II
Aspek Pembading

Siklus I

Rerata kelas
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Di bawah KKM

76,4
95
52,5
6

SikluII
81,3
97,5
55
2

Angka
4,9
2,5
2,5
4*)

Kenaikan
Persen (%)
6,36
2,63
4,76
66,67*)

*) Siswa dengan nilai di bawah KKM mengalami penurunan

Pada tabel 1 di atas berdasarkan nilai rata-rata kelas menunjukkan bahwa


dengan Pembelajaran Kooperatif model STAD hasil belajar siswa meningkat dari
siklus I ke siklus II sebesar 6,63%. Nilai tertinggi juga mengalami peningkatan
sebesar 2,63% dan terendah mengalami peningkatan sebesar 4,76%. Sedangkan
nilai di bawah KKM turun sebesar 66,67%.
Berdasarkan analisis data,diketahui bahwa aktivitas siswa dan guru pada proses
pembelajaran dengan kooperatif tipe STAD selalu mengalami peningkatan,hal ini
berdampat pada hasil evalusi yang mengalami peningkatan hasil rata-ratanya.

KESIMPULAN
Dengan berdasar kepada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
penerapan Pembelajaran Kooperatif model STAD dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas VI SDN Sidoharjo I Lamongan. Hal ini dibuktikan
dengan adanya kenaikan persentase hasil belajar siswa. Dengan demikian
penelitian ini dapat digunakan sebagai saran dalam mengatasi masalah
pembelajaran yang dihadapi siswa kelas VI di SDN Sidoharjo I Lamongan
Selain dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,penerapan

metode

kooperatfi tipe STAD juga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa untuk
mempelajari kembali materi pelajaran yang telah dipelajarainya.

SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas serta mengingat pentingnya
pengembangan strategi pembelajaran inovatif agar proses pembelajaran dan hasil
belajar menjadi bermakna, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai
berikut : Metode Pembelajaran Kooperatif model STAD dapat digunakan sebagai
alternatif untuk pendekatan pembelajaran matematika serta mata pelajaran lain di
SDN Blimbing Lamongan. Metode Pembelajaran Kooperatif model STAD dapat
disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi kelas, kondisi sekolah, karakteristik mata
pelajaran dan jenjang kelas.
DAFTAR RUJUKAN

Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: McGraw.


Hill Companies.
Arends, R. I. 2001. Learning to Teach. New York: McGraw Hill Companies.
Carin, A. 1993. Teaching Modern Science. New York: Macmillan Publishing
Company.
Slavin. 1995. Cooperative Learning Theory. Second Edition. Massachusetts: Allyn
and Bacon Publisher.
Slavin. 1994. Educational Psychology, Theory and Practice. Needham Heights:
Allyn & Bacon.
Thompson, M., McLaughlin, C.W., & Smith, R.G. 1995. Merril Physical Science
Teacher. Wraparound Edition. New York: Glencoe McGraw-Hill.

Вам также может понравиться