Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DENGAN
ARTRITIS REMATOID
DI DUSUN BATU BARA TAMBUNAN BARUARA BALIGE
OLEH :
ANITA AGUSTINA MANURUNG
2006.003
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tolak ukur kemajuan suatu Bangsa seringkali dilihat dari
harapan hidup penduduknya. Demikian juga Indonesia sebagai Negara
bekembang dengan perkembangannya yang cukup baik, makin tinggi harapan
hidupnya di proyeksikan dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada tahun 2000
yang akan datang.
Saat ini, disluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta
dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai
1,2 miliar. Dari data USA, bahkan Indonesia diperkirakan akan mengalami
pertambahan warga Lansia terbesar diseluruh dunia, diantara tahun 1990-2025,
yaitu sebesar 414% (Kinsella dan Taeuber, 1993)
Hal ini merupakan gambaran pada seluruh Negara-negara di dunia, berkat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kemajuan dalam kondisi sosio,
ekonominya masing-masing.
Namun ilmu pengetahuan dan teknologi masih di tantang dengan
menerangkan sebab-sebab orang menjadi tua. Proses menua merupakan suatu
misteri kehidupan yang masih belum dapat diungkapkan. Secara individu, pada
usia diatas 55 tahun menjadi proses penuaan secara ilmiah. Hal ini menimbulkan
maslah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
DEFENISI
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
diri/mengganti
diri
dan
Konservatif
Tidak kreatif
Menolak Inovasi
Susah berubah
Keras kepala
Cerewet
Kenyataan :
Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.
3. Mitos berpenyakitan
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh
berbagai penderitaan akibat bermacam-macam penyakit yang menyertai
proses menua.
Kenyataan :
Memang proses penuaan disertai dengan menurunya daya
tahan tubuh dan metabolisme sehingga rawan terhadap
penyakit.
Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol
dan diobati.
4. Mitos Senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh
kerusakan bagian otak.
5. Mitos Tidak Jatuh Cinta
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.
Kenyataan :
Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa
Perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut
usia
6. Mitos Aseksualitas
ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat,
dorongan, gairah, kebutuhan dan daya seks berkurang.
Kenyataan :
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia
normal saja.
7. Mitos Ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidka produktif.
Kenyataan :
Banyak
lanjut
usia
yang
mencapai
kematangan,
Teori-teori Biologi
1. Teori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogramkan oleh molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
2. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sesl-sel tubuh lelah.
3. Teori akumulasi dari produk sisa
Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh.
4. Peningkatan jumlah kalogen dalam jaringan
5. Tidak ada perlindungan terhadap; radiasi, penyakit dan kekurangan
gizi
6. Reaksi dari kekebalan sendiri
Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suat zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut. Sehinga jaringan tubuh menjadi lemah.
7. Teori Imunologi Slow virus
Sisitem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
8. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi
jaringan
tidak
dapat
mempertahankan
kestabilan
: keturunan/genetic
Nutrisi
: makanan
Status kesehatan
Pengalaman hidup
Lingkungan
Stres
Perubahan-perubahan fisik
A. Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurang jumlah cairan tubuh dan intraseluler
Menurun proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
Jumlah sel otak menurun
Terganggunya mekanisme perbaikan sel
Otak menjadi atrofis bertany kurang 5-10%
B. Sistem Persarafan
Berat otak menurun 10-20%
Cepatnya menurun hubungan persarafan
Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi
Mengecilnya saraf panca indra
Kurang sensitif terhadap sentuhan
C. Sistem Pendengaran
Presbiakusis (Gangguan pada pendengaran)
Membran timpani menjadi atrofi
Terjadinya pengumpulan cerumen dan mengeras
Pendengaran bertambah menurun
D. Sistem Pengelihatan
Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilang respon terhadap sinar
Kornea berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram
Meningktanya ambang, susah melihat
Hilangnya daya akomodasi
Menurunya daya membedakan warna biru atau hijau
E. Sistem Kardiovaskuler
Elastisitas dingin aorta menurun
Katup jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Tekanan darah meningkat
F. Sistem Pengaturan Termperatur Tubuh
Temperatur tubuh menurun
Keterbatasan refleks menggigil
G. Sistem Respirasi
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan
Menurunnya aktivitas dan silia
Paru-paru kehilangan elastisitas
H. Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi
Indra pengecap menurun
Esofagus menurun
Peristaltik lemah dan timbul konstipasi
Fungsi absorbsi melemah
Liver makin mengecil
I. Sistem Genitourinaria
Ginjal : mengalami pengecilan
Vesika
Urinaria
otot
menjadi
lemah,
kapasitas
menurun
Perubahan-Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
Perubahan Fisik
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan
Lingkungan
2.5.3
Perubahan-Perubahan Psikososial
Pensiun
Mengalami kehilangan : -
Kehilangan Finansial
Kehilangan Status
Kehilangan teman
Kehilangan pekerjaan
Faktor psikologis
Ganguan organis
Pengaruh obat-obat
Kekacauan mental
Disebabkan oleh : -
Keracunan
Penyakit infeksi
Penyakit metabolisme
Dehidrasi
Nyeri dada
Disebabkan oleh : -
Penyakit jantung
Radang selaput jantung
2.6.2
a. Fisik
: - Head to toe
- Sistem tubuh
b. Psikologis
: Keyakinan
Pengkajian Dasar
Temperatur
Pulse
Respirasi
Tekanan Darah
Berat Badan
Tingkat Orientasi
Memory
Pola Tidur
Pemeriksaan per sistem
Diagnosa Keperawatan
1. Fisik/Biologis
Gangguan Nutrisi
Gangguan persepsi sensori
Kurang perawatan diri
Potensial Cedera fisik
Gangguan pola tidur
Perubahan pola eliminasi
Gangguan mobilitas fisik
2. Psikososial
Isolasi sosial
Menarik diri dari lingkungan
Depresi
Harga diri rendah
Koping tidak adekuat
3. Spiritual
Reaksi berkabung atau berduka
Penolakan terhadap proses penuaan
Marah
Perasaan tidak tenang
Rencana Keperawatan
Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan
Bekerjasama dengan profesi kesehatan lain
Cegah timbulnya masalah
: Ny. S. S
Umur
: 65 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status perkawinan
: Menikah
Agama
: Kristen Protestan
Suku
: Batak
Pendidikan terakhir
: SLTP
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
1. Keluhan utama
Ny. S mengatakan adanya nyeri pada persendian dan nyeri pada pinggang
disaat selesai kerja, dan Ny. S mengatakan mengalami pusing dan lemas disaat
melakukan pekerjaan.
2.
Kronologi keluhan
Pencetus / penyebab
Ny. S mengatakan karena penuaan
Timbul secara
Timbul jika Ny. S sedang beraktivitas
Upaya mengatasi
Ny. S mengatakan harus beristirahat
Ny.
mengatakan
mengalami penyakit.
Mulai kapan
: tidak ada
Bagaimana pengobatannya
: tidak ada
Riwayat kecelakaan
: tidak ada
Riwayat alergi
: tidak ada
tidak
pernah
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Lansia
: Tinggal Serumah
Riwayat Psikososial dan Spritual
1) orang terdekat dengan klien
c. Kontak Mata
Nafsu makan
Jenis makanan
b. Higiene Oral
Frekuensi
c. Cuci rambut
Frekuensi
Pengguanan Shampo
: Kadang-kadang
d. Gunting Kuku
Frekuensi
: OS tidak merokok
b. Minuman Keras
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: ku as baik
RR : 24x/i;
pols : 84x/i
Kepala
Rambut
: Rambut beruban
Mata
Hiduang
Telinga
: Simetris
Leher
Dada
Genitalia : Perineum klien bersih dan tidak ditemukan adanya kelainan pada
alat genetalia
Ekstremitas
: Bentuk simetris
ANALISIS DATA
Data
DS : Ny. S.S mengatakan
Etiologi
Inflamasi pada sendi
Masalah Keperawatan
Nyeri
Tujuan
Umum
Keperawatan
Nyeri b/d inflamasi
Setelah
intervensi
mengatakan
bila beraktifitas
Khusus
dilakukan Setelah
ini intervensi
keluarga
mampu
mengatasi menggerakkan/
- Cara
mencegah
timbulnya nyeri
- Cara
Kriteria Evaluasi
Kriteria
Standard
mengatasi
nyeri
- Mengidentifikasi
kegiatan yang bisa
ditoleransi
Ny. S mengerti
Intervensi
1) Diskusikan dengan keluraga Ny. S
tentang :
- cara mencegah
timbulnya nyeri
- Cara mengatasi
nyeri
- Indentifikasi
kegiatan yang bisa
ditoleransi
cara
menghindari
timbulnya nyeri
4) Diskusikan cara yang dilakukan
keluarga untuk mengatasi nyeri.
5) Ajarkan cara yang dilakukan saat
timbul nyeri.
Diagnosa Keperawatan
Waktu / Tanggal
Nyeri b/d inflamasi pada sendi Senin, 04-05-2009
Implementasi
Evaluasi
Mendiskusikan
dengan S : Keluraga mengatakan sudah mengerti
beraktivitas
sendi.
P : Intervensi dilanjutkan
cara
cara
keluarga
yang
untuk
mengatasi nyeri
Mengajarkan
dilakukan
Selasa, 05-05-2009
cara
saat
timbulnya
nyeri.
Menyatakan
penjelasan
sebelumnya
yang
dapat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutakan