Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tumor Buli-Buli atau juga bisa disebut tumor vesika urinaria (kandung kemih)
merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali lebih
banyak mengenai laki-laki daripada wanita. Terdapat kasus yang melaporkan, pernah
mengeluhkan kencing yang berwarna merah dan bercampur darah. Tetapi karena
pernah mendengar bahwa itu adalah tanda adanya infeksi di saluran kemih dan bisa
sembuh atau hilang dengan minum obat tertentu, pasien kemudian menjadi tenang.
Tapi ketahuilah jangan pernah meremehkan kencing berdarah karena itu bukan
hanya berarti infeksi, tapi bisa juga berarti tanda adanya batu saluran kencing
bahkan keganasan atau kanker di saluran kemih. Bila Anda menemui keluhan
kencing darah yang berulang atau menetap dengan atau tanpa rasa sakit, sebelum
dipastikan oleh seorang dokter maka itu harus dianggap sebagai sebuah masalah
yang serius dan bukan sekedar infeksi biasa.
Buli-buli
Kandung kemih adalah sebuah organ tubuh yang menyerupai sebuah
kantung dalam pelvis yang menyimpan urin yang diproduksi ginjal. Urin dialirkan ke
kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Kandung kemih dibagi
menjadi beberapa lapisan, yaitu :
Otot detrusor, lapisan otot yang tebal dan dalam terdiri dari lapisanlapisan otot halus yang tebal yang membentuk lapisan dinding otot
kantung kemih.
Buli-buli sendiri terdiri dari 3 lapis otot detrusor yang saling beranyaman. Di
bagian dalam adalah otot longitudinal, di tengah otot sirkuler, dan yang terluar otot
longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel transisional yang sama seperti pada
mukosa-mukosa pada pelvis renalis, ureter, dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli
kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang
disebut trigonum buli-buli.
berfungsi
menampung
urine
dari
ureter
dan
kemudian
Perjalanan Penyakit
Karsinoma
buli
merupakan
2%
dari
seluruh
keganasan,
dan
Adenokarsinoma
Terdapat 3 kelompok adenokarsinoma pada buli-buli, di antaranya
adalah:
Karsinoma campuran
Terdapat 4-6 % dari seluruh tipe tumor. Merupakan kombinasi antara
bentuk transisional, glandular, skuamosa, dan tidak berdiferensiasi.
Yang tersering adalah campuran bentuk transisional dan skuamosa.
epiteliai
di
buli
ditemukan
dengan
adenoma
villi,
ditemukan
bersama
dengan
feokromositoma,
limfoma,
TNM
Tis
Ta
T1
T2
T3a
T3b
0
0
A
B1
B2
C
Uraian
Karsinoma in situ
Tumor papilari invasif
Invasi submukosa
Invasi otot superfisial
Invasi otot profunda
Invasi
jaringan
lemak
T4
N1-3
D1
D1
prevesika
Invasi ke organ sekitar
Metastasis ke limfonudi
D2
regional
Metastasis hematogen
M1
Marshall
Stage 0
Palpasi bimanual
Palpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum pada saat sebelum dan
sesudah reseksi tumor TUR buli-buli. Jari telunjuk kanan melakukan colok dubur atau
colok vagina, sedangkan tangan kiri melakukan palpasi buli di daerah suprasimfisis
untuk memperkirakan luas infiltrasi tumor.
Gejala klinis
Gejala pada kanker buli-buli tidaklah spesifik. Banyak penyakit-penyakit
lain, yang termasuk kondisi inflamasi, melibatkan ginjal dan kandung kemih,
menunjukkan gejala yang sama. Gejala pertama yang paling umum adalah
adanya darah dalam urin (hematuria). Hematuria dapat terlihat dengan mata
telanjang, ataupun berada dalam level mikroskopik. Gejala seperti adanya
iritasi pada urinasi juga dapat dihubungkan dengan kanker kantung kemih,
seperti rasa sakit dan terbakar ketika urinasi, rasa tidak tuntas ketika selesai
urinasi, sering urinasi dalam jangka waktu yang pendek. Iritabilitas vesikal
dengan atau tanpa sakit biasanya menandakan adanya infiltrasi, walaupun
tidak dalam semua kasus.
Waspadai bila pasien datang dengan mengeluh hematuria yang bersifat:
1. Tanpa disertai rasa nyeri (painless).
2. Kambuhan (intermitten).
3. Terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total).
Seringkali karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuri, tetapi pada
karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas tidak
jarang menunjukkan gejala iritasi bulu-buli.
Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang
meminta pertolongan karena tidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang
telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema
tungkai. Edema tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe
oleh massa tumor atau oleh kelenjar limfe yang membesar di daerah
pelvis.terdapat nyeri pinggang jika tumor menyumbat saluran kemih sehingga
terjadi hidronefrosis.
Diagnosis
pemeriksaan
tambahan
perlu
dilakukan
untuk
membantu
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Foto Polos Abdomen dan Pielografi Intra Vena (PIV)
digunakan sebagai pemeriksaan baku pada penderita yang diduga memiliki
keganasan
keganasan
buli-buli.
Pada
pemeriksaan ini selain melihat adanya filling defek pada buli-buli juga
mendeteksi adanya tumor sel transisional yang berada di ureter atau pielum,
dan dapat mengevaluasi ada tidaknya gangguan pada ginjal dan saluran
kemih yang disebabkan oleh tumor buli-buli tersebut. Didapatkannya
hidroureter atau hidronefrosis merupakan salah satu tanda adanya infiltrasi
tumor ke ureter atau muara ureter.
Jika penderita alergi terhadap zat yang digunakan pada pemeriksaan PIV,
maka dapat dilakukan pemeriksaan USG. Foto toraks juga perlu dilakukan
untuk melihat bila ada metastasis ke paru-paru.
infiltrasi tumor yang menentukan terapi selanjutnya. Selain itu pemeriksaan ini
dapat juga digunakan sebagai tindakan pengobatan pada tumor superfisial
(permukaan).
4.
scanning
merupakan
x-ray
detail
dari
tubuh,
yang
menunjukkan
Diagnosis Banding
Endometriosis
Tumor cervix
Komplikasi
Dapat terjadi infeksi sekunder kandung kemih yang parah bila terdapat
ulserasi tumor. Pada obstruksi ureter, jarang terjadi infeksi ginjal. Bila tumor
menginvasi leher buli, maka dapat terjadi retensi urin. Cystitis, yang mana sering kali
berada dalam tingkat yang harus diwaspadai, merupakan hasil dari nekrosis dan
ulserasi dari permukaan tumor. Ulserasi ini terkadang dapat dilihat dalam kasus
tumor-tumor yang tidak menembus, dari beberapa gangguan dengan aliran darah,
tetapi muncul dalam 30 persen kasus dimana tumor menembus. Kantung kemih
yang terkontraksi dengan kapasitas yang sangat kecil dapat mengikuti ulserasi
dengan infeksi dan infiltrasi ekstensif dalam dinding kantung kemih.
Kembalinya tumor dalam kantung kemih dapat menunjukkan tipe lain dari
komplikasi. Jika pertumbuhan tumor kembali terjadi di area yang sama, kemungkinan
hal tersebut adalah hasil dari perawatan yang kurang profesional dan kurang layak
pada tumor asalnya. Namun tumor, yang muncul di tempat lain di dalam kandung
kemih harus berasal dari asal yang berbeda.
Kematian tidak jarang terjadi dikarenakan oleh komplikasi yang timbul karena
disebabkan oleh tumor itu sendiri atau perawatan atas tumor tersebut. Hidroneprosis
dan urosepsis, dengan gagal renal, toxemia, cachexia, dan kelelahan fisik dari
iritabilitas vesikal, sering kali menjadi suatu gambaran yang harus diperhatikan.
Hidronefrosis dapat disebabkan oleh oklusi ureter. Bila terjadi bilateral, terjadilah
uremia.
Terapi
Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah
reseksi buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat ditentukan
luas infiltrasi tumor. Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya, antara lain:
1. Tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat pengawasan yang
ketat atau wait and see.
2. Instilasi intravesika dengan obat-obat Mitosimin C, BCG, 5-Fluoro Uracil,
Siklofosfamid, Doksorubisin, atau dengan Interferon
Dilakukan dengan cara memasukkan zat kemoterapeutik ke dalam buli
melalui kateter. Cara ini mengurangi morbidatas pada pemberian
secara sistemik. Terapi ini dapat sebagai profilaksis dan terapi,
mengurangi terjadinya rekurensi pada pasien yang sudah dilakukan
reseksi total dan terapi pada pasien dengan tumor buli superfisial yang
mana transuretral reseksi tidak dapat dilakukan.
Zat ini diberikan tiap minggu selama 6-8 minggu, lalu dilakukan
maintenan terapi sebulan atau dua bulan sekali. Walaupun toksisitas
lokal sering terjadi, toksisitas sistemik jarang terjadi karena ada
pembatasan absorbsi di lumen buli. Pada apsien gross hematuri
sebaiknya menghindari cara ini karena dapat menyebabkan komplikasi
sistemik berat. Efisiensi obat dapat dicapai dengan membatasi intake
cairan sebelum terapi, pasien dianjurkan berbaring dengan sisi
berbeda, tidak berkemih 1-2 jam setelah terapi.
3. Sistektomi parsial, radikal atau total
Sisteksomi parsial dilakukan pada tumor infiltratif, soliter yang berlokasi
di sepanjang dinding posterolateral atau puncak buli. Pada sistektomi
radikal dilakukan pengangkatan seluruh buli dan jaringan atau organ di
sekitarnya. Pada pria, dilakukan pengangkatan buli, jaringan lemak
sekitarnya, prostat dan vesika seminalis. Pada wanita dilakukan
pengangkatan buli, ceviks, uterus, vagina anterior atas, ovarium.
Sistektomi radikal adalah pengangkatan buli-buli dan jaringan
sekitarnya (pada pria berupa sistoprostatektomi) dan selanjutnya aliran
urin dari kateter dialirkan melalui beberapa cara diversi urine, antara
lain:
a. Ureterosigmoidostomi
Yaitu membuat anastomosis kedua ureter ke dalam sigmoid. Cara ini
sekarang tidak banyak dipakai lagi karena banyak menimbulkan
penyulit.
b. Konduit usus
Yaitu mengganti buli-buli dengan ileum sebagai penampung urin,
sedangkan untuk mengeluarkan urin dipasang kateter menetap melalui
sebuah stoma. Saat ini tidak banyak dikerjakan lagi karena tidak
praktis.
c. Diversi urin kontinen
Yaitu mengganti buli-buli dengan segmen ileum dengan membuat
stoma yang kontinen (dapat menahan urin pada volume tertentu). Urin
Tindakan
TUR Buli / Fulgurasi
(Stadium 0 A)
Instilasi intravesika
Invasif
TUR Buli
(Stadium B-C-D1)
Sistektomi/ radiasi
Metastasis
Ajuvantivus kemoterapi
(Stadium D2)
Radiasi paliatif
Kontrol berkala
Semua pasien karsinome buli harus mendapatkan pemeriksaan secara
berkala, dan secara rutin dilakukan pemeriksaan klinis, sitologi urin serta sistoskopi.
Jadwal pemeriksaan berkala itu pada:
1. Tahun pertama dilakukan setiap 3 bulan sekali.
2. Tahun kedua setiap 4 bulan sekali.
3. Tahun ketiga dan seterusnya: setiap 6 bulan.
Prognosis
Tumor superfisial yang berdiferensiasi baik dapat timbul kembali, atau muncul
papiloma baru. Dengan kewaspadaan konstan, sistoskopi berkala diperlukan minimal
3 tahun. Tumor baru juga dapat dikontrol dengan cara transuretral, tapi bila muncul
kembali, kemungkinan akan menjadi lebih invasif dan ganas. Sistektomi dan radio
terapi harus dipertimbangkan kemudian.
Secara umum, prognosis tumor buli bergantung pada derajat invasi dan
diferensiasi. Pada tumor Grade 1,2, Stage 0, A, B1 hasil terbaik didapatkan dengan
reseksi transuretral. Sistektomi dapat untuk mengatasi 15-25% tumor Grade 3,4,
Stage B2, C dengan persentasi kematian saat operasi sebesar 5-15%. Radioterapi
pada neoplasma ganas dapat mengontrol 15-20% neoplasma selama 5 tahun.
Tumor papilari yang tidak menembus hanya berada pada kantung kemih.
mereka memiliki karakteristik untuk tidak bermetastasis kecuali mereka melewati
proses perubahan ganas, menembus lapisan membran dasar dan menembus
dinding kantung kemih. Tumor jenis ini dapat selalu dihancurkan dengan sempurna
dengan fulgurasi, radium ataupun elektroeksisi. Beberapa mungkin menghilang
setelah terapi rontgen dalam atau proses instilasi atas podofilin. Adalah sangat
penting untuk memeriksa pasien dalam interval reguler. Sehingga adanya tumor
yang kembali datang dapat dikenali lebih awal dan dapat diobati sebagaimana
seharusnya. Jika pemeriksaan ini dilakukan dalam interval tiap enam hingga delapan
bulan pada awalnya, dan perlahan-lahan waktu interval yang dibutuhkan semakin
panjang, maka prognosisnya dapat dikatakan sukses.
Tumor kantung kemih yang menembus jauh lebih serius dan cepat atau lambat
akan bermetastasi. Beberapa pembelajaran otopsi menunjukkan bahwa kejadian
metastasis dan ekstensi ekstra vesikel secara langsung adalah proporsional dengan
tingkat kedalaman sejauh apa tumor tersebut telah menembus dinding kantung
kemih.
Metode apapun dari perawatan yang mana mampu untuk secara sempurna
melenyapkan tumor utama yang superfisial dan menembus akan dapat memberikan
tingkat bertahan hidup 5 tahun yang baik. Dalam kasus dari prosedur konservatif,
bukti atas sebuah efisiensi sama dengan yang dicapai dari reseksi segmental atau
sistektomi jelas akan tergantung kepada segregasi pra-operasi dari tumor yang
superfisial yang mana terletak cukup dalam.
Tumor yang telah menyebar ke lebih dari setengah jalan melewati muskularis
biasanya tidak lagi terlokasi ke kantung kemih. kemungkinan bertahan hidup 5 tahun
dari kasus-kasus seperti ini setelah sistektomi sederhana hanya 10 persen. Ketika
tumor menembus hingga sangat dalam, muncul kemungkinan kematian yang lebih
tinggi setelah kegagalan untuk membuang semua tumor tersebut dengan sistektomi.
Elektrosisi transurethral dan elektrokoagulasi diketahui memberikan kenyamanan
untuk berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun. Terkadang radiasi eksternal
dengan kontrol dari hemorrhage dan transplantasi uretral ke dalam kulit akan
mengurangi iritabilitas vesikal. Lebih jauh lagi, pemecahan dari arus urinase dalam
kasus tertentu dapat diikuti oleh penurunan dari masa total dari tumor.
Secara umum, pandangan-pandangan sebagian besar bergantung pada
apakah tumor tersebut terlokasi di kantung kemih saja atau telah menyebar ke
daerah di luar nya. Tumor yang terlokalisasi biasanya telah menginfiltrasi kurang dari
setengah jalan menembus muskularis. Sebuah prognosis yang bagus dapat
diharapkan tercapai hanya setelah pemusnahan menyeluruh dari lokalisasi tumor
sejenis dan kontrol atas kemungkinan datang kembalinya tumor yang teridentifikasi
lewat pemeriksaam sistoskopik secara reguler sepanjang sisa hidup pasien.