Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Hair Spray
Awan
Kabut
Debu
Asap Rokok
Busa Sabun
Gelembung Sabun
Busa Kopi
Batu Apung
Styrofoam
Es Krim
Mayonaise
Santan
Susu
Mutiara
Mentega
Keju
Jelly
Kaca
Logam
Baja
Tin
ta
Ca
t
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi
tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra,
maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.
Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak
brown), sedangkan pada zat padat hanyaberoszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ).
Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel
akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut
berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang
terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan
perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi.
Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi.
Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan
dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi
oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase
terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid,
maka gerak Brown semakin lambat
1. Dispersi
Dispersi merupakan salah satu cara membuat koloid dengan memecah
gumpalan suspensi/partikel kasar menjadi lebih kecil sehingga tersebar
dan berukuran koloid. Dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik,
peptisasi, dan busur Bredig.
a. Cara mekanik Secara mekanik
Koloid dapat dibuat dengan menggerus (menggiling) partikel kasar hingga
berukuran koloid, contohnya membuat koloid belerang dan urea dengan
menggerus serbuk butirannya, kemudian setelah halus dicampur dengan
air.
b. Cara peptisasi
Yaitu dengan menambahkan suatu cairan ke dalam partikel kasar atau
endapan sehingga pecah menjadi koloid. Misalnya pembuatan koloid AgCl
dengan menambahkan air suling pada padatan AgCl dan pembuatan agaragar yang dipeptisasi oleh air.
c. Cara elektronik (busur Bredig)
Cara busur bredig ini digunakan untuk membuat sol-sol logam, yaitu
dengan mencelupkan logam yang akan dijadikan koloid sebagai elektroda
ke dalam air, kemudian diberi listrik tegangan tinggi. Sehingga atom-atom
logam akan lepas dari elektroda dan terlempar dalam air, lalu mengalami
2. Kondensasi
Kondensasiadalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid.
Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui reaksi redoks, reaksi
hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
1) Reaksi Redoks
Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H2S dengan larutan SO2.
Persamaan reaksinya: 2 H2S(g)+ SO2(aq)2 H2O(l)+ 3 S(s)
Pembuatan sol emas dari larutan AuCl3dengan larutan encer formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
2 AuCl3(aq)+ 3 HCHO(aq)+ 3H2O(l) 2 Au(s)+ 6HCl(aq)+ 3 HCOOH(aq)
2) Reaksi Hidrolisis
Contoh, pembuatan sol Fe(OH)3dengan penguraian garam FeCl3Persamaan reaksinya
adalah: mengunakan air mendidih.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) Fe(OH)3 (s)+ 3 HCl( aq)
3) Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh :
a) Pembuatan sol As2S3, dibuat dengan mengalirkan gas H2S dan asam arsenit (H3AsO3)
yang encer.
Persamaan reaksinya: 2 H3AsO3 (aq)+ 3 H2S(g) As2S3 (s)+ 6H2O(l)
b) Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO3dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya: AgNO3 (aq)+ NaC1(aq) AgCl(s)+ NaNO3 (aq)
4) Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air.
Persamaan reaksinya:
Di dalam pembuatan suatu sistem koloid, sering terdapat
partikel-partikel zat terlarut yang tidak diinginkan. Pertikel-partikel ini
dapat menggangu kestabilan koloid sehingga harus
dihilangkan/dimurnikan. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat
digunakan yaitu dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.
a. Dialisis
Beberapa jenis selaput memungkinkan ion atau molekul kecil
untuk melewatinya tetapi menahan partikel koloid atau molekul besar.
Selapu demikian disebut selaput semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan
molekul-molekul kecil melalui selaput semipermeabel disebut dialisis.
Proses dialisis diamati pertama kali oleh Thomas Graham. Ia menemukan
bahwa beberapa zat seperti lem dan gelatin (gel) dapat dipisahkan dari
zat-zat terlarut seperti gula dan garam dengan menggunakan selaput
semipermeabel. Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel zat
terlarut yang tidak diinginkan dalam sistem koloid.
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat
terlarut dijadikan dasar bagi pengembanagn dialisator, salah satunya
mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal.
b. Elektrodialisis
Elektrodialisis merupakan proses dialisis dibawah
pengaruh medan listrik. Elektrodialisis hanya dapat digunakan
untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit. Listrik
tegangan tinggi dialirkan melalui dua layar logam yang
menyokong selaput semipermeabel. Akibatnya, partikel-partikel
zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak
menuju elektrode dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh
medan listrik mempercepat proses pemurnian sistem koloid.
c. Penyaring Ultra (Ultrafiltrasi)
Partikel-partikel koloid dapat dipisahkan daripartikelpartikel zat terlarut menggunakan penyaring ultra. Penyaring
ultra dapat dibuat dari kertas saring yang telah diresapi selulosa
seperti selofan (cellophane). Proses pemurnian sistem koloid
dengan menggunakan penyaring ultra termasuk lambat. Tekanan
harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Pada akhir
proses, partikel-partikel koloid akan tertinggaldi kertas saring.
Dengan menggunakan penyaring ultra bertahap, partikel-partikel
koloid dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya.
By: