Вы находитесь на странице: 1из 40

Fase peralihan dari campuran homogen

(larutan) menjadi campuran heterogen.

Misalnya, susu dan air jika dicampurkan


akan membentuk 2 fase, meskipun terlihat
homogen, tetapi butiran susu masih
terlihat didalam campuran.

Koloid dapat dikelompokan berdasarkan kombinasi fase


terdispersi dan medium pendispersi.
Koloid yang zat terdispersinya berwujud padat disebut
sol, koloid yang zat terdispersinya berwujud gas disebut
buih, sedangkan koloid yang zat terdispersinya
berwujud cair disebut emulsi.

Hair Spray

Awan

Kabut

Debu

Asap Rokok

Busa Sabun

Gelembung Sabun
Busa Kopi

Batu Apung

Styrofoam

Es Krim

Mayonaise

Santan

Susu

Mutiara

Mentega

Keju

Jelly

Kaca

Logam

Baja

Tin
ta

Ca
t

Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan


cahaya oleh partikel-partikel koloid sehingga
tampak lintasan berkas sinar tersebut. Peristiwa
penghamburan ini terjadi karena partikelpartikel koloid mempunyai ukuran yang cocok
untuk ditembus oleh cahaya.
Contoh efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari
sebagai berikut:
1. Terjadinya warna biru di langit pada sore hari dan
warna jingga pada sore hari.
2. Sorot lampu mobil atau senter di udara yang
berkabut.
3. Sinar matahari melalui celah-celah daun pada
waktu pagi yang berkabut.

Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi
tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra,
maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.
Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak
brown), sedangkan pada zat padat hanyaberoszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ).
Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel
akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut
berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang
terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan
perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi.
Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi.
Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan
dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi
oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase
terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid,
maka gerak Brown semakin lambat

Adsorpsiialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau


senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan
oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Adsorpsi harus
dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang
terjadi di dalam suatu partikel).
Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3bermuatan positif karena
permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3bermuatan
negatif
karena
permukaannya
menyerap
ion S2.yaitu:
Contoh
proses
yang
memanfaatkan
sifat adsorpsi
1. Penyembuhan sakit perut yang disebabkan oleh bakteri
patogen dengan norit,
2. Penjernian air dengan tawas,
3. Pencelupan serat wol pada proses pewarnaan,
4. Penjernihan air tebu pada pembuatan gula.

Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid


bermuatan positif dan koloid bermuatan
negatif.

Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu


dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan
mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui
membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring.
Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi
tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan
berpisah.

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk


endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak
lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti
pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia
seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda
muatan.
Contoh proses yang memanfaatkan sifat koagulasi
misalnya :
1. Pengolahan karet dari lateks,
2. Penjernihan air,
3. Pembentukan delta di muara,
4. Proses penggumpalan debu atau asas pabrik,
5. Proses penetralan partikel albuminoid dalam
darah oleh ion Fe3+ atau Al3+

Elektroforesis ialah peristiwa pemisahan


partikel koloid yang bermuatan dengan
menggunakan arus listrik.
Contoh:
Pemanfaatan sifat elektroforesis yang
terdapat pada proses penyaringan debu
pabrik.

Sabun merupakan salah satu contoh koloid yang medium


pendispersinya cair. Berdasarkan interaksi antara zat terdispersi dan
medium pendispersinya, sistem koloid yang memiliki medium
dispersi cair dibedakan menjadi dua macam, yaitu koloid liofil dan
koloid liofob. Bila medium pendispersinya air, koloid yang partikelpartikel terdispersinya men arik medium pendispersi disebut koloid
hidrofil. Peristiwa ini disebabkan oleh adanya Gaya Van der Waals.
Adapun koloid yang partikelpartikel terdispersinya tidak suka
menarik medium pendispersinya disebut koloid hidrofob. Adanya
kedua sifat hidrofil dan hidrofob dari koloid ini dimanfaatkan dalam
pembuatan sabun pada proses pencucian pakaian. Contoh koloid
hidrofil yang lain adalah deterjen, sabun, kanji, gelatin, dan agaragar. Sedangkan contoh koloid hidrofob adalah Fe(OH)3, sol emas,
dan sol-sol logam

1. Dalam Industri Kosmetik


Bagi kalian para wanita, mungkin tak ada
yang asing dengan kosmetik. Bahkan,
saat ini kosmetik tidak hanya digunakan
oleh kaum wanita saja, akan tetapi kaum
pria pun mulai menggunakannya. Hal ini
ditunjukkan dengan beragamnya
kosmetik yang diperuntukkan khusus pria
maupun khusus wanita. Dalam bidang
kosmetik, kita sering menggunakan
koloid dalam pelarut tertentu seperti
pembersih muka, pewangi badan
berbentuk spray, semprot rambut, jell
untuk rambut, dan produk kosmetik
lainnya.

2. Dalam Bidang Makanan


Makanan yang kita konsumsi sehari-hari ada yang
berbentuk padatan ataupun cairan. Akan tetapi,
terkadang beberapa makanan yang berbentuk padatan
sulit untuk dicerna. Sehingga oleh pabrik, produkproduk
makanan dibuat dalam bentuk koloid. Produk-produk
makanan yang menggunakan sistem koloid antara lain
kecap, saus, keju, mentega, dan krim.
3. Dalam Bidang Farmasi
Sepert halnya makanan, obat pun ada
yang berwujud padatan (tablet) sehingga
bagi anak-anak sulit untuk menelannya.
Untuk mengatasinya, obat tersebut
dikemas dalam bentuk koloid sehingga
mudah diminum.
Contohnya : Obat batuk yang berbetuk
sirup.

Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari


Beberapa aplikasi/fenomena sistem koloid lainnya dapat disimak berikut ini :
1) Pemutihan Gula
Gula tebu yang dijual di toko atau di pasar ada yang berwarna cokelat kotor dan
ada yang berwarna putih bersih. Gula tebu yang berwarna putih bersih berasal dari
gula berwarna cokelat kotor yang sudah diputihkan melalui sistem koloid. Caranya
adalah larutan gula yang berwarna cokelat dilewatkan dalam sistem koloid, yaitu
mineral yang berpori. Setelah itu dilewatkan dalam arang tulang yang menyerap warna
gula, sehingga larutan gula menjadi jernih tidak berwarna.
2) Pengambilan partikel koloid asap dan debu dari gas buangan pabrik
Contoh alat yang menggunakan prinsip elektriforesis adalah pengendap cottrell.
Alat ini digunakan untuk memisahkan partikel-partikel koloid seperti asap dan debu
yang terkandung dalam gas buangan pabrik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi zatzat polusi udara, di samping dapat digunakan untuk memperoleh kembali debu
berharga seperti debu arsenik oksida.
3) Pengambilan endapan pengotor
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri sering
mengandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untuk memisahkan
pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik. Pada alat ini digunakan pelat
logam bermuatan untuk menarik partikel-partikel koloid.

4) Pembentukan delta di muara sungai


Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan
negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na +, Mg2+,dan Ca2+yang bermuatan positif.
Ketika air sungai bertemu air laut, maka ion-ion positif dari air laut akan menetralkan muatan
pasir dan tanah liat. Akibatnay, terjadi koagulasi yang membentuk suatu delta.
5) Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terdapat
luka kecil, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang
mengandung ion-ion Al3+dan Fe3+.Ion-ion ini akan menetralkan muatan-muatan partikel
koloid protein dan membantu penggumpalan darah.
6) Proses penjernihan air
Air mengandung partikel-partikel koloid tanah liat yang bermuatan negatif. Untuk
keperluan air minum, partikel-partikel koloid ini harus dipisahkan, seperti dengan
penambahan tawas Al2(SO4)3. Tawas mengandung ion Al3+akan terhidrolisis membentuk
partikel koloid Al(OH)3yang bermuatan positif.
Al3++ 3H2O Al(OH)3+ 3H+
Al(OH)3Akan menghilangkan muatan negatif dari partikel-partikel koloid lumpur
sehingga terjadi koagulasi. Al(OH)3Akan mengendap bersama-sama lumpur. Hal ini
digunakan dalam proses pengolahan air bersih.
7) Penyembuhan sakit perut yang disebabkan oleh bakteri
Apabila kita sakit perut yang disebabkan oleh bakteri maka dianjurkan minum oralit
atau norit. Oralit atau norit dapat menyembuhkan sakit perut karena dalam usus dapat

1. Dispersi
Dispersi merupakan salah satu cara membuat koloid dengan memecah
gumpalan suspensi/partikel kasar menjadi lebih kecil sehingga tersebar
dan berukuran koloid. Dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik,
peptisasi, dan busur Bredig.
a. Cara mekanik Secara mekanik
Koloid dapat dibuat dengan menggerus (menggiling) partikel kasar hingga
berukuran koloid, contohnya membuat koloid belerang dan urea dengan
menggerus serbuk butirannya, kemudian setelah halus dicampur dengan
air.
b. Cara peptisasi
Yaitu dengan menambahkan suatu cairan ke dalam partikel kasar atau
endapan sehingga pecah menjadi koloid. Misalnya pembuatan koloid AgCl
dengan menambahkan air suling pada padatan AgCl dan pembuatan agaragar yang dipeptisasi oleh air.
c. Cara elektronik (busur Bredig)
Cara busur bredig ini digunakan untuk membuat sol-sol logam, yaitu
dengan mencelupkan logam yang akan dijadikan koloid sebagai elektroda
ke dalam air, kemudian diberi listrik tegangan tinggi. Sehingga atom-atom
logam akan lepas dari elektroda dan terlempar dalam air, lalu mengalami

2. Kondensasi
Kondensasiadalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid.
Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui reaksi redoks, reaksi
hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
1) Reaksi Redoks
Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H2S dengan larutan SO2.
Persamaan reaksinya: 2 H2S(g)+ SO2(aq)2 H2O(l)+ 3 S(s)
Pembuatan sol emas dari larutan AuCl3dengan larutan encer formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
2 AuCl3(aq)+ 3 HCHO(aq)+ 3H2O(l) 2 Au(s)+ 6HCl(aq)+ 3 HCOOH(aq)
2) Reaksi Hidrolisis
Contoh, pembuatan sol Fe(OH)3dengan penguraian garam FeCl3Persamaan reaksinya
adalah: mengunakan air mendidih.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) Fe(OH)3 (s)+ 3 HCl( aq)
3) Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh :
a) Pembuatan sol As2S3, dibuat dengan mengalirkan gas H2S dan asam arsenit (H3AsO3)
yang encer.
Persamaan reaksinya: 2 H3AsO3 (aq)+ 3 H2S(g) As2S3 (s)+ 6H2O(l)
b) Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO3dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya: AgNO3 (aq)+ NaC1(aq) AgCl(s)+ NaNO3 (aq)
4) Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air.
Persamaan reaksinya:


Di dalam pembuatan suatu sistem koloid, sering terdapat
partikel-partikel zat terlarut yang tidak diinginkan. Pertikel-partikel ini
dapat menggangu kestabilan koloid sehingga harus
dihilangkan/dimurnikan. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat
digunakan yaitu dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.
a. Dialisis
Beberapa jenis selaput memungkinkan ion atau molekul kecil
untuk melewatinya tetapi menahan partikel koloid atau molekul besar.
Selapu demikian disebut selaput semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan
molekul-molekul kecil melalui selaput semipermeabel disebut dialisis.
Proses dialisis diamati pertama kali oleh Thomas Graham. Ia menemukan
bahwa beberapa zat seperti lem dan gelatin (gel) dapat dipisahkan dari
zat-zat terlarut seperti gula dan garam dengan menggunakan selaput
semipermeabel. Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel zat
terlarut yang tidak diinginkan dalam sistem koloid.
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat
terlarut dijadikan dasar bagi pengembanagn dialisator, salah satunya
mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal.

b. Elektrodialisis
Elektrodialisis merupakan proses dialisis dibawah
pengaruh medan listrik. Elektrodialisis hanya dapat digunakan
untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit. Listrik
tegangan tinggi dialirkan melalui dua layar logam yang
menyokong selaput semipermeabel. Akibatnya, partikel-partikel
zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak
menuju elektrode dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh
medan listrik mempercepat proses pemurnian sistem koloid.
c. Penyaring Ultra (Ultrafiltrasi)
Partikel-partikel koloid dapat dipisahkan daripartikelpartikel zat terlarut menggunakan penyaring ultra. Penyaring
ultra dapat dibuat dari kertas saring yang telah diresapi selulosa
seperti selofan (cellophane). Proses pemurnian sistem koloid
dengan menggunakan penyaring ultra termasuk lambat. Tekanan
harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Pada akhir
proses, partikel-partikel koloid akan tertinggaldi kertas saring.
Dengan menggunakan penyaring ultra bertahap, partikel-partikel
koloid dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya.

Koloid dan Pencemaran Lingkungan


Pertumbuhan industri yang cukup pesat dan makin banyaknya alat transportasi
tanpa disadari telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pencemaran udara.
Polusi udara adalah istilah yang luas digunakan untuk segala pengotoran partikel kimia dan
biologi yang memodifikasi karakteristik alam atmosfer bumi.
Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi, atau polusi
cahaya dianggap sebagai polusi udara. Polusi udara diklasifikasikan menjadi polusi primer
dan sekunder. Polusi udara primer adalah bahan polusi yang dilepas langsung ke udara dari
sebuah sumber. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari polusi udara primer karena ia
merupakan hasil pembakaran. Adapun polusi udara sekunder dibentuk di atmosfer melalui
reaksi kimia yang melibatkan polusi udara primer.
Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah contoh polusi udara sekunder.
Dari sekian banyak zat yang mencemari udara, ada zat yang merupakan koloid yang cukup
membahayakan, yaitu smog. Smog berasal dari bahasa Inggris smoke: asap, dan fog: kabut.
Smog merupakan kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga
hitungan bulan. Bila asap bergabung dengan kabut, maka asap tidak dapat naik karena
terhalang oleh kabut. Di bawah keadaan cuaca yang menghalangi sirkulasi udara, asbut bisa
menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama dan terus menumpuk hingga berakibat
membahayakan, misalnya kasus di London, Los Angeles, Athena, Beijing, Hong Kong, atau
Ruhr Area.
Kasus pencemaran terjadi hampir di setiap negara, termasuk di Indonesia, seperti
kasus pencemaran akibat bocornya pipa gas milik PT La pindo Brantas di Porong, Sidoarjo,
Jawa Timur sejak penghujung Mei 2006 dan belum berakhir hingga saat buku ini ditulis.
Bersama dengan partikel-partikel lain dalam tanah, gas yang keluar dari pipa tersebut
menyembur ke permukaan tanah dan menghasilkan lumpur yang sangat panas. Semburan
lumpur panas tersebut telah menenggelamkan beberapa hektar areal persawahan dan
ratusan permukiman warga sekitar. Kesehat an warga pun terganggu, mulai dari gangguan
pernapasan hingga ganggu an kesehatan lainnya yang diakibatkan tidak tersedianya air

By:

Вам также может понравиться