Вы находитесь на странице: 1из 67

OBAT-OBAT ANTIMALARIA

dr. Theodorus, MMedSc


Staf Laboratorium Farmakologi
FK Unsri

I. PENDAHULUAN

Malaria adalah penyakit parasit; 4% kematian global


yang disebabkan oleh P. Falciparum, P. Vivaks, P. Ovale
dan P. Malarie
2,7 juta mati/tahun, kebanyakan anak-anak; > 20 juta
tinggal didaerah endemis
Spektrum klinik akibat penyakit ini: anemia berat koma
terutama anak-anak dan wanita hamil
Indonesia (1999):
Angka Parasit Indeks (API): Jawa & Bali: 0,12-9,997%
Angka Malaria Indeks (AMI): Aceh 3 %, NTT 16,8%

I. Pendahuluan

46,2 % tinggal didaerah endemis


Insidens malaria cenderung meningkat daerah yg dulu
bebas sekarang berjangkit (KLB= Kejadian Luar Biasa)
Beban daerah endemik: resistensi majemuk obat &
vektor
WHO (1999-2000): Thailand & Myanmar sulfadoksinpirimetamin bermanfaat hanya 5 tahun
WHO melakukan 2 pendekatan: penemuan obat-obat
baru dan meneliti kombinasi obat-obatan yang
dipasarkan

I. Pendahuluan

Malaria: laju pertumbuhan ekonomi lambat (miskin)


Beban malaria diatasi dengan vaksin
Trophical Disease Research (TDR 2000): vaksin
berdasarkan siklus hidup Plasmodium
Stadium pre-eritrositik: CS-102 + Montanide 1102 dan
RTS,S, + SBAS2
Stadium darah (aseksual): AMA-1 + Montanide ISA
720, kombinasi B + Montanide ISA 720; EBA 175 +
adjuvant.
Uji Klinik Tahap III: hanya kombinasi B + Montanide ISA
720

I. Pendahuluan

WHO (2002)
Obat-obat baru artesunat rektal (memasuki fase IV);
kloroproguanil/dapson; lumefantrin + artemeter;
pironaridin/artesunat; amodiakuin/artesunat;
atovaquon/proguanil serta fosmidomisin
Artesunat Rektal malaria berat (per-oral tidak dapat
diberikan atau pasien tidak sadar ; dan malaria pada
anak-anak, serta jarak ke tempat rujukan jauh)

I. Pendahuluan

Penggunaan antimalaria rasional :

1.

Dasar biologi malaria: stadium pre-eritrosit, darah dan seksual


Masa inkubasi: P.Falciparum (9-14 hr); P.Vivaks (12-17 hr);
P.Ovale (16-18 hr); dan P. Malarie {10-40 hr (28 hr)}
Diagnosa tepat: pemeriksaan darah tepi
Tujuan pengobatan (pendatang atau bukan): termasuk
dosis,frekuensi,cara dan lama pemberian, ESO, interaksi obat,
kontraindikasi serta
Resistensi

2.

3.
4.

5.

II. KLASIFIKASI OBAT-OBAT


ANTIMALARIA

Obat malaria dibagi berdasarkan kerjanya pada


tahapan perkembangan Plasmodium:
Skizontosid darah dan jaringan
Gametosid
Sporontosid

Pembagian ini sesuai dengan tujuan pengobatan


malaria:
1. Pencegahan kausal: bekerja pada bentuk jaringan awal
plasmodium dalam hati shg invasi ke darah

Pencegahan kausal

2.

3.

serta transmisi dapat dicegah


Misal: proguanil dan primakuin]
Pencegahan relaps (radikal): Bekerja pada bentuk
jaringan laten P. Ovale dan P. Vivaks yang tersisa,
setelah bentuk hepatik dilepaskan ke dalam sirkulasi
Misal: primakuin dan klorokuin (tambahan)
Pencegahan supresi dan klinik (skizontosid
darah): bekerja pada stadium aseksual eritrositik
untuk mencegah terbentuknya skizon eritrosit shg
menghilangkan serangan klinis malaria (clinical cure)

Pencegahan supresi
dan juga mengeliminasi parasit secara komplet dari
tubuh pasien (suppresive cure)
Misal:
= Skizontosid darah kerja cepat: klorokuin, kina,
meflokuin, atovaqauon dan artemisin
= Skizontosid darah kerja lambat: antifolat, antibiotika
4. Gametosid: bekerja dng mencegah terbentuknya
stadium seksual eritrositik shg transmisi ke nyamuk
dihindari
Misal: Klorokuin dan Kina (P.Vivaks, Ovale dan Malarie)

4. Gametosid

Sedangkan primakuin (P. Falciaprum)

5. SPORONTOSID

Bekerja dengan mencegah transmisi malaria dng


menghambat terbentuknya oosit dan sporosit dalam
tubuh nyamuk yang terinfeksi
Misal: seluruh antimalaria dapat digunakan untuk tujuan
ini

III. OBAT-OBAT ANTIMALARIA


1.

KLOROKUIN

Suatu derivat 4-aminokuinolin yg merupakan senyawa


difosfat
Berupa bubuk putih, pahit & larut dalam air & stabil

Mekanisme Kerja

Belum jelas diduga dng menghambat polimerasi heme


Efektif pd stadium eritrositik P.Ovale, P.Vivaks, dan
P.Malarie

Mekanisme kerja

Bersifat gametosidal untuk ke 3 jenis plasmodium diatas


Resistensi: protetin CG2 dan Hemozin

Farmakokinetik

Absorpsinya baik dan cepat i.m atau subkutaneus


Aman diberikan per-oral laju absorpsi & distribusi
hampir sama
Kadar puncak plasma: 3-5 jam, waktu paruh 30-60 hari

Farmakokinetik

Distribusinya lambat karena banyaknya obat ini


dijaringan (hati, empedu, ginjal dan paru) perlu dosis
besar mencapai kadar efektif di plasma
Biotransformasi melalui sitokrom P450 2 metabolit
aktif (desetilklorokuin & bisdes-etil klorokuin)
25% bentuk metabolit diekskresikan dlm urin

INDIKASI

Malaria

Indikasi

Amubiasis ekstraintestinal
Gangguan autoimun seperti reumatoid artritis, sistemik
lupus dan sarkoidosis

Kontraindikasi

Penderita miastenia gravis atau epilepsi


Penyakit hati atau saluran cerna berat, gangguan
neurologik dan darah (G6PD hemolisis)
Psoriasis

1. Klorokuin

ESO

Bila dosis tepat: aman


Efek toksik akut: dosis besar dng cara cepat (parenteral)
dan yg utama berupa gangguan kardiovakuler (hipotensi,
vasodilatasi, supresi fungsi miokard, aritmia bahkan
henti jantung), dan sistem saraf pusat (bingung,
konvulsi serta koma). Bila dosis > 5 gram fatal
Yg sering terjadi (oral): gangguan saluran cerna, sakit
kepala, gangguan visual, dan urtikaria

ESO

Penderita kulit gelap (darked skin) gatal-gatal


Retinofati (gangguan penglihatan) dan ototoksik

Interaksi obat

Tidak boleh diberikan bersama fenilbutazon dan preparat


Au dermatitis
Meningkatnya kejadian kejang bila diberikan bersama
meflokuin
Mengantagonis kerja antikonvulsan

Interaksi obat

Kaolin dan antasida tidak boleh diberikan bersama 4 jam


setelah pemberian obat ini

PREPARAT DAN DOSIS

Klorokuin fosfat: tablet dan sirup. Di Puskesmas yaitu


150 mg basa dan dipasaran misalnya Resochin hanya
100 mg basa
Klorokuin hidroklorit: injeksi 5o mg (40 mg basa dalam 5
cc)

Preparat dan dosis

Dewasa dan anak-anak:

Dosis awal: 10 mg/kgBB, diikuti 5 mg/kgBB setelah 6


jam, 5 mg/kgBB pada kari ke 2 dan ke 3
Profilaksis: 500 mg dimulai 1 minggu sebelum masuk
daerah endemis, diikuti sekali seminggu pada hari yg
sama didaerah tersebut, dan diteruskan paling sedikit 6
minggu setelah kunjungan

1. Klorokuin
PENGOBATAN MALARIA P.FALCIPARUM YG RESISTEN
THD KLOROKUIN
Obat pilihan

Obat alternatif

Kina sulfat (oral) atau


1.
Kina dihidroklorit (parenteral ) atau 2.
Kina glukonat (parenteral)
Kina + tetrasiklin oral atau
parenteral atau
Kina + antifolat oral atau parenteral 3.

Pirimetamin +sulfadiazin
(sulfametoksazol) atau

Pirimetamin + sulfadoksin
4.

Meflokuin
Meflokuin (oral) +
kombinasi pirimetamin
+sulfadoksin oral
Klindamisin (oral atau
parenteral) tunggal
atau kombinasi dng
kina
Artemisin

2. PIRIMETAMIN (2-4 DIAMINO 5pKLOROFENIL-ETILPIRIMIDIN)

Berupa bubuk putih, tidak berasa, larut dalam air dan


sedikit larut dalam HCl
Sering digunakan untuk anak-anak, harganya murah
Penggunaan jangka panjang (5 tahun) tidak dianjurkan
resistensi & efek toksik

MEKANISME KERJA

Menghambat dihidrofolat reduktase plasmodium


pembentukan inti skizon dihati dan darah gagal
Skizontosid darah kerja lambat, efek antimalaria mirip
progunanil

Mekanisme kerja

Bersama golongan sulfa menimbulkan efek sinergis


karena pembentukan asam dehidropteroat dihambat
oleh sulfa
Resistensi mutasi genetikasparagin menggantikan
serin pada posisi S 108 N

FARMAKOKINETIK

Absorpsi lambat tp lengkap di saluran cerna, kadar


puncak plasma 4-6 jam dan waktu paruh 80-95 jam
(absorpsi lambat)

Farmakokinetik

Distribusi luas, berakumulasi di ginjal, paru, hati dan


empedu
Metabolitnya dijumpai dalam urin dan ASI

INDIKASI

Malaria
Toksoplasmosis terutama yg disebabkan T.gondii

ESO

Ringan, tetapi bila digunakan untuk jangka panjang

ESO

1 : 5000 s/d 1 : 8000 reaksi kulit berat fatal; misalnya


eritema multiforme; Steven Johnson Syndrome, nekrosis
epidermal
Anemia megaloblastik Penderita defisiensi asam folat
(dosis besar) stop pengobatan leukovorin (asam
folinat)
Dapat juga menyebabkan serum sickness type reactions,
urtikaria, dermatitis eksfoliativa dan hepatitis

Kontraindikasi

Alergi terhadap golongan sulfa

Kontraindikasi

Wanita hamil TS akhir dan ibu menyusui


Anak < 2 tahun

INTERAKSI OBAT

Sulfa dan meflokuin meningkatkan efektivitasnya

PREPARAT DAN DOSIS

Tablet 25 mg (Daraprim) bentuk kombinasi dengan


sulfadiazin (Suldox);

Preparat dan dosis

Dengan sulfadoksin (Fansidar); dapson (Maloprim),


klorokuin (Daraklor) serta meflokuin (investigasi)

Profilaksis dewasa: bentuk kombinasi (dng sulfadoksin)


diberikan 1 tablet ( 1 X seminggu), seminggu sebelum
masuk ke daerah endemis, diteruskan selama berada di
daerah tersebut pada hari yang sama setiap minggu;
dan diteruskan 6 minggu setelah meninggalkan daerah
tersebut

3. PRIMAKUIN

Derivat 8-aminokuinolin tersedia dalam bentuk garam


difosfat
Mudah larut dalam air, stabil dalam larutan, mengalami
dekomposisi bila terkena sinar atau udara

MEKANISME KERJA

Belum diketahui, diduga sebagai mediator oksidasireduksi parasit


Efektif pada stadium hepatik lanjut (late hepatic) dan
bentuk laten di jaringan (P.Ovale dan
P.Vivaks)pengobatan radikal (relaps)

Mekanisme kerja

Bersifat gametosidal terhadap 4 spesies Plasmodium


terutama P. Falciparum

FARMAKOKINETIK

Menimbulkan hipotensi bermakna bila diberikan


parenteral, karena itu diberikan per-oral
Absorpsinya hampir komplet, konsentrasi puncak
plasma: 3 jam; waktu paruh : 6 jam
Metabolisme cepat3 metabolit derivat karboksil
(utama)

3. Primakuin

INDIKASI

Malaria
Pneumosistis karinii

KONTRAINDIKASI

G6PD dan defisiensi NADH reduktase


Gangguan sistemik yg cenderung mengalami
granulositopenia
Penyakit autoimun, misal reumatoid artritis, SLE
Wanita hamil

3. Primakuin

EFEK SAMPING OBAT

Biasanya ditolerir dng baik, biasanya yg sering timbul


berupa gangguan saluran cerna, sakit kepala,
neutropenia dan anemia (methemoglobinemia) yg akan
bertambah berat pada penderita defisiensi NADH
redukatase serta leukositosis
Pada penderita G6PDBlack water feveranemia
hemolitik (urin kehitaman dan Hb menurun drastis)

3. Primakuin

INTERAKSI OBAT

Tidak boleh diberikan bersama dengan obat-obatan yg


menimbulkan anemia atau yg menekan sumsum tulang

PREPARAT DAN DOSIS

Tersedia dalam bentuk tablet 26,3 mg setara dgn 15 mg


basa
Pengobatan relaps P.Ovale dan P.Vivaks
- Dewasa: 15 mg/kgBB/hari/ selama 14 hari
- Anak-anak: 0,3 mg/kgBB/hari selama 14 hari

4. KINA DAN ALKALOID SINKONA

Pertama kali (1633) untuk pengobatan demam, dalam


bentuk bubuk
Sinkona (mengandung 20 alkaloid) yg bermanfaat di
klinik

MEKANISME KERJA

Kuinolin berikatan dengan heme ikatan obat-heme


kompleks
Saturasi rantai heme polimer

Mekanisme kerja

Bersifat skizontosid darah, juga bersifat gametosidal


untuk P.Vivaks dan P. Malarie
Tidak digunakan untuk profilaksis kurang efektif
Efek untuk malaria yg resisten thd klorokuin

FARMAKOKINETIK

Absorpsinya baik, per-oral maupun intramuskular


Per-oral80% diabsorpsi usus bagian atas; kadar
puncak plasma 3-8 jam; waktu paruh 11 jam

Farmakokinetik

Di metabolisme di hati melalui CYP3A4;


hanya 20% diekskresikan dalam bentuk
utuh di urin; ekskresinya melalui ginjal
lebih cepat pada urin asam

INDIKASI

Malaria
Nocturnal leg cramp

ESO
Biasanya ringan, berupa gggan sal.cerna
(nausea, mual dan diare)
Sinkonisme: kumpulan gejala tinitus, sakit
kepala, gangguan visual (blurred vision)
dan telinga
Asma, anemia hemolitik dan leukopenia
dapat terjadi meski jarang

Kontraindikasi

Hipersensitifitas
Neuritis optik atau tinitus
Tanda-tanda hemolisis
Miastenia gravis
Hati-hati pemberian obat ini pada penderita DM

INTERAKSI OBAT

Antasida menurunkan absorpsinya. Obat ini menurunkan absorpsi


digoksin. Meningkatkan efek obat penghambat neuromuskular.
Mengantagonis efek penghambat suksinilkolin. Simetidin
menurunkan bersihan ginjalnya

PREPARAT DAN DOSIS

Tablet 100 mg dan suspensi 80 mg/ml dlm


botol 10 cc
Malaria akut
- Dewasa: 3 X 650 mg/hari selama 3-5
hari
- Anak-anak: 25 mg/kgBB/hari dalam
dosis terbagi selama 3 5 hari

5. MEFLOKUIN

Pertama kali digunakan di Thailand P.Falciparum yg


resisten terhadap klorokuin
Derivat 4-kuinolin metanol, bubuk putih & tak berasa

MEKANISME KERJA

Belum jelas, diduga mirip kina; kemungkinan dng


menghambat polimerasi heme & membentuk kompleks
toksik
Bersifat skizontosid darah yg kuattrofozoit matur &
skizon; serta bersifat sporontosidal

Mekanisme kerja

Biasanya digunakan Wisman yg mengunjungi daerah


endemis (diduga ada resistensi klorokuin)

FARMAKOKINETIK

Diberikan per-oral, karena par-enteral menyebabkan


reaksi lokal yang berat
Absorpsinya baik disaluran cerna bila ada makanan;
kadar puncak 17 jam karena sirkulasi enterohepatiknya
ekstensif

Farmakokinetik

Efek toksik di SSP lebih kurang 50% kasusataksia,


gangguan penglihatan atau pendengaran, perubahan
fungsi motorik dan mimpi burukhilang sendiri dan
biasanya ringan

INDIKASI

Malaria yang resisten terhadap klorokuin

KONTRAINDIKASI

Gangguan konduksi jantung

Kontraindikasi

Wanita hamil TS I, dan menyusui serta anak-anak dng


BB < 5 kg
Riwayat gangguan neurologik, misal epilepsi
Penyakit hati

INTERAKSI OBAT

Tidak boleh diberikan bersama klorokuin, kina dan


halofantrin
Artesunat meningkatkan efeknya

Interaksi obat

Tetrasiklin dan ampisilin meningkatkan kadarnya dlm


darah
Meningkatkan risiko kejang bila diberikan pada penderita
epilepsi yg mendapat asam valproat

PREPARAT DAN DOSIS

Di USA; tablet 250 mg garam (setara 228 mg basa);


Kanada dan negara-negara lain: 274 mg garam (setara
250 mg basa)

Preparat dan dosis

Profilaksis

Dewasa & anak > 45 kg: 250 mg/minggu dimulai 3


minggu sebelum masuk daerah endemis; selama
dilokasi pada hari yg sama dan dilanjutkan 4 minggu
setelah meninggalkan daerah tersebut

Anak-anak: 25 mg/kgBB/minggu dengan cara yang


sama

6. KLOROGUANID

Derivat biguanid, didalam tubuh dirubah menjadi metabolitnya


yaitu siklik triazin
Bersifat skizontosid darahstruktur mirip pirimetamin dan
kerjanya lambat

MEKANISME KERJA

Menghambat enzim dehidrofolat reduktase-timidilat sintetase


menghambat sintesa DNA dan Ko-faktor folat
Mempunyai aktivitas profilaktik dan supresi thd sporosoit
Tidak efektif terhadap Stadium jaringan laten P.Vivaks
Karena mirip pirimetamin
resistensi tumpang tindih

6. KLOROGUANID

FARMAKOKINETIK

Meskipun lambat, absorpsinya adekuat disaluran cerna,


konsentrasi plasma: 5 jam; waktu paruh: 20 jam
Mengalami oksidasi 2 metabolit: 4-klorofenillbiguanid (tidak aktif) dan sikloguanil (aktif)
40% dieksresikan melalui urin dalam bentuk utuh atau
metabolit aktif

INDIKASI : Malaria

6. KLOROGUANID

ESO

Minimal, biasanya berupa diare dan nausea


Dosis besar: muntah, nyeri perut dan hematuria
Meskipun jarang: hilang rambut dan ulkus di mulut

KONTRAINDIKASI

Gangguan fungsi ginjal


Gangguan fungsi hati

6. KLOROGUANID

INTERAKSI OBAT
Belum diketahui, tetapi diduga sama dengan obat-obat
penghambat dehidropolat reduktase

PREPARAT DAN DOSIS


Malarone (proguanil 100mg dan atovakuon 250 mg) tablet
Proguanil + dapson: masih dalam penelitian
Profilaksis :
Diberikan 1 tablet sehari sebelum masuk daerah endemis,
setiap hari selama dilokasi, serta setiap hari selama 1 minggu
setelah meninggalkan daerah tersebut

7. ARTEMISIN DAN DERIVATNYA

Meskipun pada tahun 1596 sudah digunakan sebagai


obat antimalaria, baru pada tahun 1972 obat ini
diekstraksi dengan nama Qinghaosu yang dikenal
dengan nama Artemisin
Derivatnya artemeter (dihidroartemisin) larut dalam
minyak serta artesunat (garam dihidroarteminsin
hemisuksinat) larut dalam air
Artemisin adalah : suatu endoperoksida seskuiterpen
lakton

7. ARTEMISIN DAN DERIVATNYA

MEKANISME KERJA

Diduga melalui 2 tahap yaitu besi-heme intraparasitik


mengkatalisa endoperoksida dan kemudian terbentuk
karbon radikal yang merusak protein malaria spesifik
Bersifat skizontosid darah kerja cepat:pada stadium
eritrositik aseksual p.Vivaks dan P.Falciparum yang sensitif
ataupun yang resisten terhadap klorokuin
Mempunyai aktivitas anti leishmania dan toksoplasmosis
Bersifat gametoksidal, tetapi tidak mempengaruhi stadium
jaringan awal ataupun laten dari plasmodium
Tidak bermanfaat untuk kemoprofilaksis atau untuk
pencegahan P.Vivaks yang relaps

7. ARTEMISIN DAN DERIVATNYA

FARMAKOKINETIK

Belum banyak dilaporkan; diduga kadar puncak plasma:


beberapa menit s/d beberapa jam tergantung formulasi
& cara pemberian
Artemeter dan Artesunat dihidroartemisin
Hanya sedikit yang ditemui didalam urin

INDIKASI : Malaria akut termasuk malaria berat dan

P.falciparum yang resisten terhadap klorokuin.

7. ARTEMISIN DAN DERIVATNYA

ESO

Meskipun diberikan lebih dari 7 hari tapi aman


Yang sering terjadi : sakit kepala, gangguan saluran
cerna, gatal & demam
Pernah dilaporkan: perpanjangan QT-interval (blokjantung), jumlah retikulosit dan neutrofil menurun

KONTRAINDIKASI

Gangguan jantung
Gangguan neurologik

7. Artemisin dan derivatnya

INTERAKSI OBAT

Lumefantrin dan meflokuin meningkatkan efektifitasnya

PREPARAT DAN DOSIS

Artesunat tersedia dalam bentuk tablet 50 mg dan supos


-toria (Rektokap 200 mg); artemeter dalam bentuk
ampul 1 ml (80 mg/ml) dan artemisin dlm bentuk tablet
Malaria akut: Artesunat 4 mg/kgBB pada hari 1 diteruskan 2 mg/kgBB selama 4 hari

8. ATOVAKUON

Merupakan derivat hidroksinaftokuinon; dikombinasi dng


proguanil untuk meningkatkan efektifitasnya; serta
relaps menjadi kecil
Juga dikembangkan untuk pengobatan Pneumosistis
karinii dan toksoplasmosis

MEKANISME KERJA

Mempengaruhi transport elektron dan proses lain (biosintesa ATP dan pirimidin) di mitokondriakolaps
membran

Mekanisme kerja

Efektif pada stadium darah plasmodium


Efek sinergi dng proguanil kolaps membran
mitokondria
Efektif untuk profilaksis dan pengobatan P.Falciparum
resisten majemuk obat ; P.Vivaks dan P.Ovale

FARMAKOKINETIK

Sedikit larut dalam airketersedianhayatinya tergantung


formulasi (bentuk suspensi 2 X bentuk tablet)
Absorpsinya lambat & meningkat bila ada makanan
berlemak

Farmakokinetik

> 99% berikatan dengan protein plasma; kadar puncak


plasma sering muncul 2 kali (yg pertama 1-8 jam; dan
kedua 1-4 hari)
Waktu paruh: 1,5-3 hari karena siklus enterohepatiknya
panjang
94% dlm bentuk utuh di tinja & bentuk trace di urin

INDIKASI

Malaria
Toksoplasmosis gondii

Indikasi

P. Karinii terutama penderita yg tidak dapat menerima


kotrimoksazol ataupun pentamidin

ESO

Ditolerir lbh baik dibanding klorokuin atau meflokuin


Gangguan saluran cerna (nausea,muntah,nyeri
epigastrium dan sakit kepala) akan menurun dng adanya
makanan dan susu
20% kasusmakulopapulardosis pemberian
Pernah dilaporkan: meningkatnya aminotransferase

8. Atovakuon

KONTRAINDIKASI

Riwayat alergi kulit


Anak-anak, orang tua, wanita hamil & menyusui

INTERAKSI OBAT

Rifampisin, tetrasiklin dan metoklopropamid menurunkan


kadarnya di plasma

8. Atovakuon

PREPARAT DAN DOSIS

Malarone ( Atovakuon 250 mg dan proguanil 100 mg)


tablet
Malaria yang resisten terhadap klorokuin:
- 2 x 2 tablet/hari bersama makanan selama 3 hari

IV.ANTIMIKROBA DALAM KEMOTERAPI


MALARIA
1.

SULFONAMID & SULFON


Kedua obat ini bersifat skizontosid darah kerja lambat
yg efektif thd P.Falciparum dan P.Vivaks
Suatu analog p-aminobenzoat yg bekerja dng
menghambat sintase dihidropteroat dan biasanya dikombinasi dng penghambat dihidrofolat reduktase
(pirimetamin) untuk meningkatkan aktivitas antimalaria
nya
WHO: dapson + klorproguanil P.Falciparum yg
resisten thd klorokuin

1. Sulfonamid dan sulfon

Penggunaan kombinasi jangka panjang: tidak


direkomendasikan (resistensi me)
Kontraindikasi: hipersensitifitas, kehamilan aterm, ibu
menyusui dan anak < 2 tahun

2. TETRASIKLIN (DOKSISIKLIN)

Efektif thd serangan malaria akut P.Falciparum yg


resisten majemuk obat dan parsial thd klorokuin
Efektif thd skizon jaringan, ttp tidak dianjurkan untuk
profilaksis jangka panjang
Sering digunakan oleh pelancong utk profilaksis jangka
pendek

2. Tetrasiklin

Kontraindikasi: wanita hamil dan anak < 8 tahun


Profilaksis: doksisiklin 100 mg/hari ( anak > 8 tahun: 2
mg/kgBB/hari) diberikan sehari sebelum masuk daerah
endemis, diteruskan selama di lokasi samapi dng 4
minggu setelah meninggalkan daerah tersebut

3. KLINDAMISIN

Dapat menghilangkan parasitemia pada penderita


malaria yg resisten thd klorokuin
Dosis: 2 X 5 mg/kgBB/hari selama 5 hari

V. PRINSIP-PRINSIP KEMOPROFILAKSIS DAN


TERAPI MALARIA

Meningkatnya resistensi thd obat-obat antimalaria,


berakibat regimen pengobatan utk terapi malaria cepat
sekali berubah tergantung strain Plasmodium yg resisten

TERAPI MALARIA

Pemilihan obat untuk serangan malaria akut tergantung


dari:
- endemis atau tidak ada tidaknya resistensi
- adanya P.Ovale dan P.Vivaks (eksoeritrosit)

Terapi malaria
- Kehamilan
- Reaksi intolerans thd malaria

Untuk serangan akut malaria yg disebabkan oleh semua


strain Plasmodium yg sensitif skizontosid darah
(klorokuin atau kina) per-oral; kecuali kasus berat
diberikan par-enteral

Serangan akut malaria yg sensitif thd klorokuin gejala


malaria dpt diatasi selama 3 hari, ttp untuk mencegah
relaps ditambahkan primakuin 2 minggu

Terapi malaria

Dosis yg diberikan: berdasarkan berat badan (dewasa


dan anak) yaitu dosis awal 10 mg/kgBB pada hari I dan
II dan 5 mg/kgBB/ pada hari ke 3
Pada hari ke4: diberikan primakuin 1 X sehari selama
14 hari dan klorokuin diulangi dng dosis 5 mg/kgBB
pada hari ke 7 dan 14

KEMOPROFILAKSIS MALARIA

Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian


Untuk kemoprofilaksis (semua strain yg sensitif)

Kemoprofilaksis malaria

Klorokuin diberikan 500 mg (anak-anak: 5 mg/kgBB)


dimulai 1 minggu sebelum masuk, selama dilokasi pada
hari yg sama; berakhir 4 minggu setelah meninggalkan
daerah endemis tersebut
Daerah endemis dimana diketahui P.Falciparum resisten
klorokuin:
- Pirimetamin + sulfadoksin: dosis tunggal 3 tablet atau
- Meflokuin: dosis dewasa dan anak > 45 kg: 250 mg/
minggu (anak-anak:25 mg/kgBB) dimulai 3 minggu
sebelum masuk,selama didaerah tersebut pada hari

Kemoprofilaksis malaria
yang sama dan berakhir 4 minggu setelah keluar daerah
endemis tersebut

VI. PENGOBATN MALARIA PADA WANITA


HAMIL

Efektif menurunkan berat bayi lahir rendah dan kematian


janin
Bila P.Falciparum sensitif thd klorokuin dosis penuh
selama kehamilan; selain itu proguanil dapat digunakan

v. Pengobatan malaria pada wanita hamil

Meflokuin hanya dapat digunakan pada


wanita hamil TS II dan TS III
Malaria resisten thd klorokuin: kina
Bila resisten juga thd kina: klindamisin

Thank you

Вам также может понравиться