Вы находитесь на странице: 1из 10

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan kunjungan rumah


Nama Pasien

: Samsul Arifin

Nomor Register

: 04.25.82

Alamat

: Kampung Tomangan Kel. Beringin Kec. Labang Kab.


Bangkalan

Pelaksana kunjungan rumah


1. Achmad Fauzan R. (09.700.358). Dokter Muda Fakultas Kedokteran UWKS
2. Nafryka Shilvianing Tyas (08.700.256). Dokter Muda Fakultas Kedokteran UWKS
Hari / Tanggal dan jam kunjungan

: Sabtu / 10 Januari 2015, pk.14.30-15.30.

Diterima dan disetujui


Oleh Dokter Ruang Kenari

dr. Rieke Matulessy

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH


I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Samsul Arifin

Nomor register

: 04.25.82

Umur

: 26 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Pendidikan

: SMK

Status perkawinan

: Belum menikah

Alamat

: Kampung Tomangan Kel. Beringin Kec. Labang Kab.


Bangkalan

Diagnosa
II.

: Skizofrenia Paranoid berulang (F20.00)

SUSUNAN KELUARGA
Ayah kandung : Tn. Sien ( 46 tahun)
Ibu

: Ny. Maningen (42 tahun)

Pasien anak pertama dari tiga bersaudara kandung.

N
o

Nama

Se
x

Umu Pendidika
r
n Terakhir

1.

Samsul Arifin
(Pasien)

26 th

SMK

2.

Siti Karimah

17 th

SMP

3.

Nurul Mufidah

4 th

Belum
Sekolah

4.

Suati

69 th

Tidak
Sekolah

Status
Belum
Menika
h
Belum
Menika
h
Belum
Menika
h
Janda

Pekerjaa
n

Keterangan

Tidak
Bekerja

Sehat

Pelajar

Sehat,
saudara
kandung
Sehat,
saudara
kandung
Sehat,Nene
k Pasien

Tidak
Bekerja

Ibu dan ayah pasien telah menikah sejak tahun 1987. Dari pernikahan ini lahir tiga
orang anak termasuk salah satunya adalah pasien.

Pasien di rumah tinggal bersama dengan ayah, ibu, dua adik perempuan (nomor 2
dan 3) dan nenek.

Pasien sangat sayang pada keluarganya, pasien juga sering membantu pekerjaan
ayah dan ibu pasien.

3
III.

KESAN PENERIMAAN

Sikap keluarga terhadap dokter muda sangat baik, ramah dan terbuka.

Kunjungan rumah diterima dengan baik oleh keluarga pasien yang tinggal di rumah
yang sama dengan pasien

Ayah pasien menceritakan semua perihal kehidupan pasien dan riwayat sakitnya
dengan baik dan terbuka.

Ayah pasien menanyakan bagaimana keadaan kejiwaan pasien sekarang di RS Jiwa


Menur Surabaya.

IV.

RIWAYAT HIDUP PASIEN

A. Masa Prenatal
Sewaktu hamil ibu pasien tidak sedang mengalami kelainan maupun penyakit
fisik. Ibu pasien rajin kontrol ke puskemas tetapi jarang ke dokter kandungan
akibat masalah biaya. Ibu pasien selama hamil minum vitamin yang hanya
diberikan oleh dokter puskesmas.
B. Masa Natal
Pasien lahir normal di bidan pada umur kandungan sembilan bulan. Ibu pasien
tidak ingat pasti berapa berat lahir pasien, hanya seingat ibu pasien bidan yang
menangani persalinan mengatakan kalau berat anaknya saat itu normal, tidak
lebih dan tidak kurang. Setalah lahir pasien menangis spontan.
C. Masa Post-natal

Tumbuh kembang pasien seperti menyangga leher, tengkurap, merangkak,


berdiri, berjalan, dan berbicara dalam batas normal dan tidak ada kelainan.

Saat bayi, balita, dan anak-anak pasien tidak pernah mengalami kejang, panas,
maupun penyakit serius.

Pasien tidak pernah mengalami cedera dan trauma kepala.

D. Riwayat Pendidikan
Pasien pernah menempuh pendidikan sampai SMK. Pasien tidak melanjutkan
sekolah karena merasa ibu dan ayahnya terhimpit beban ekonomi yang cukup
berat sehingga pasien merasa kasihan dengan kedua orang tuanya tersebut.
Karena merasa kasihan itulah pasien memutuskan untuk tidak melanjutkan
pendidikan untuk mengurangi beban ekonomi orang tuanya. Sejak itu pasien
terus mencari pekerjaan untuk membantu kedua orang tuanya.
E. Riwayat Sakit

Sebelum di bawa ke Rumah Sakit Jiwa Menur pada tanggal 31 Desember 2014,

4
sekitar 10 hari yang lalu, pasien marah-marah sudah sejak 4 hari sebelumnya,
terutama kepada ayah dan nenek pasien di rumah. Pasien marah dengan
membentak dan pernah sampai memecahkan kaca jendela, pasien marah karena
merasa akan diracuni oleh neneknya.

Pasien juga marah-marah kepada tetangga karena pasien merasa mereka tidak
suka kepada pasien. Pasien marah dengan membentak dan memaki kemudian
mengancam menggunakan celurit.

Pasien juga tersenyum-senyum sendiri, bicara-bicara sendiri tanpa ada lawan


yang diajak bicara oleh pasien. Ketika ditanya oleh orang tuanya pasien bicara
dengan siapa, pasien hanya menjawab tidak, bukan apa-apa.

Tidak jarang pasien bicaranya tidak nyambung, seperti ngelantur dan sering
bercerita kepada tetangga bahwa pasien adalah anak haram. Kurang lebih 2
hari yang lalu pasien mencari racun kepada tetangga-tetangganya untuk
membunuh neneknya.

Pada tahun 2007, saat pasien SMK sering mengalami kesurupan dirumahnya,
akhirnya pasien dibawa berobat ke kiyai dan pasienpun merasa lebih baik.
Namun, sejak saat itu pasien mulai berperilaku aneh, pasien sering melamun
dan menyendiri dirumahnya, dan sering merasa bahwa bapak dan ibunya tidak
menyayangi pasien.

Gejala bertambah parah sejak kurang lebih awal tahun 2013, pasien sudah
mulai marah-marah tanpa alasan yang jelas, marah-marah kepada ayah, ibu,
nenek, karena merasa bahwa mereka tidak suka dan berniat jahat kepada
pasien. Pasien juga marah apabila permintaannya tidak dituruti, bahkan pernah
pasien mengancam akan membunuh ayahnya sendiri menggunakan pisau.

Akhirnya, juga pada tahun 2013 pasien untuk pertama kalinya dibawa ke RSJ
Menur, MRS selama 20 hari, setelah itu kondisi pasien membaik, dirumah
sudah bisa membantu ayahnya bekerja di sawah maupun memahat kayu untuk
hiasan dinding. Namun sejak 1 bulan terakhir pasien berhenti minum obat
karena merasa sudah sembuh, akhirnya gejala mulai timbul kembali sejak 1
minggu terakhir dan akhirnya pada tangga 31 Desember 2014 pasien dibawa
kembali ke RSJ Menur.

V.

FAKTOR HEREDITER

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti pasien.

5
VI.

FAKTOR PREMORBID
Pasien termasuk orang yang suka bergaul, banyak teman, tidak mudah marah, tapi

pasien sangat tertutup untuk menceritakan masalahnya kepada orang lain termasuk pada
kedua orang tuanya.

VII. HUBUNGAN DALAM KELUARGA

Pasien di rumah tidak sedang bermasalah dengan anggota keluarganya. Pasien


sangat disayang dan diperhatikan terutama oleh ibunya.

Pasien di rumah dekat sama keluarganya.

Pasien juga sayang kepada ayah, ibu, nenek dan kedua saudara kandung
perempuannya.

VIII. SOSIAL EKONOMI


Keluarga pasien termasuk keluarga menengah ke bawah, ibu pasien sudah tidak
bekerja. Ayah pasien bekerja sebagai Petani dan pemahat kayu untuk hiasan runah.
Pendapatan

ayah pasien kurang lebih Rp.1.000.000 perbulan untuk menghidupi

keluarga.
Untuk biaya pengobatan dan perawatan pasien di RS Jiwa Menur Surabaya, didapat
dari tabungan orang tua pasien dan bantuan dari pemerintah.
IX.

KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGAN

A. Ukuran rumah

: 12 meter x 8 meter (96m2)

B. Status rumah

: Milik orang tua pasien

C. Bangunan rumah

Dinding rumah terbuat dari tembok permanen, rumah berlantai semen.

Kamar mandi terbuat dari semen.

D. Keterangan rumah

Rumah mempunyai dua kamar tidur yang dipakai oleh orang tua dan nenek
pasien ; hanya satu kamar mandi yang terletak di bagian belakang rumah;
satu ruang tamu di depan rumah; 1 dapur di bagian belakang rumah; 1 ruang
makan terletak di bagian tengah rumah lantai 1 (berisikan lemari baju
pasien, lemari perabotan makan, dan meja makan).

Ruang tamu dilengkapi dengan tikar dan TV.

Rumah tampak bersih dan kurang tertata dengan baik.

Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang cukup.

E. Keadaan lingkungan :

Rumah pasien terletak di antara persawahan dan jauh dari jalan raya.

Lingkungan tampak sepi, karena jarak antar rumah tetangga sedikit


berjauhan.

X.

PENYULUHAN YANG DIBERIKAN KEPADA KELUARGA

Jangan memusuhi dan mengucilkan pasien sepulang dari RS Jiwa Menur Surabaya,

Perhatikan semua kebutuhan pasien termasuk berkomunikasi, makan, minum, dan


mandi,

Perhatikan hal-hal yang menimbulkan rasa sedih atau marah pasien, dan sebisa
mungkin hindarkan pasien dari hal-hal tersebut,

Motivasi dan latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri,

Motivasi, latih, dan ajak pasien untuk mampu mengerjakan hal-hal yang berguna
(misalnya bersih-bersih rumah ataupun membantu pekerjaan orang tua) dengan
perlahan-lahan, dimulai dengan lebih sering memujinya jika pasien melakukan hal
berguna dengan baik,

Ajak pasien berbincang-bincang tentang hal-hal yang bersifat ringan dan menarik
bagi pasien seperti acara TV, sepak bola, dan lain-lain,

Jangan terlalu sering memarahi dan menasehati pasien, karena hal itu akan
menjadikan pasien merasa tertekan dan memperlambat proses rehabilitasinya,

Berikan obat sesuai dengan dosis dan petunjuk dokter, awasi pasien dalam
meminumnya, dan taati jangka waktu pemakaian obat,

Perhatikan efek samping obat yang terlihat pada pasien,

Kontrol rutin ke dokter bila obat habis atau tampak efek samping obat yang tidak
biasa pada pasien, ataupun jika tidak tampak perkembangan yang bermakna dalam
kejiwaan pasien.

XI.

DENAH RUMAH (Skala 1:100)

7
8m
Dapur
k.mandi

K. nenek
12 m
K. Ibu

Ruang Tamu

XII.

LAMPIRAN

Gambar 1. Rumah pasien tampak depan.

Gambar 2. Ruang Tamu terdapat satu buah TV, satu buah almari kecil
Ruang tamu ini juga sebagai ruang tidur untuk pasien

Gambar 3. Kamar tidur orang tua pasien.

Gambar 4. Dapur rumah pasien

10

Gambar 5. Kamar mandi rumah pasien.

Gambar 6. Foto penulis bersama keluarga pasien.

Вам также может понравиться