Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
REKSADANA KONVENSIONAL
(Studi Danareksa Syariah Berimbang dan Danareksa Anggrek pada
PT Danareksa Investment Management Periode 2005-2007)
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
INAYATUL HIKMAH SUCININGTYAS
F 0303005
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
Disusun oleh:
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syaratsyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.
Ketua
Penguji
(_______________)
(_______________)
Pembimbing (_______________)
iii
MOTTO
...Dan bertolong-tolonglah kamu untuk berbuat baik dan taqwa, dan janganlah
bertolong-tolonglah kamu dalam berbuat dosa dan permusuhan...
( QS. Al-Maidah: 2 )
...Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh
jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu...
( QS. Al-Baqarah: 216)
iv
PERSEMBAHAN
atas
KATA PENGANTAR
Untuk semua yang telah dicapai penulis sampai saat ini, penulis
mengucapkan puji syukur, alhamdulillaahi robbil aalamiin, yang tiada terhingga
ke hadirat Allah SWT, atas segala pertolongan, perlindungan, dan petunjuk-Nya
yang telah dilimpahkan kepada penulis, khususnya selama penyusunan skripsi dan
pelaksanaan ujian. Shalawat dan salam dihaturkan kepada Rasulullah SAW.
Penulis menyadari sepenuhnya, hanya dengan kebesaran Allah SWT,
setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya, dan setiap kesulitan pasti ada
kemudahan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis
menyampaikan terima kasih dan hanya Allah SWT yang bisa membalas kebaikan
yang telah penulis terima dari berbagai pihak yang telah membantu meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik,
yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan FE-UNS
Surakarta.
2. Bapak Drs. Jaka Winarna, S.E., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
FE-UNS.
3. Dr. Hj. Rahmawati, M.Si., Ak., selaku pembimbing skripsi yang telah dengan
sabar memberikan arahan dan masukan-masukan yang berarti kepada penulis,
sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
vi
4. Bapak Drs. Subekti Djamaluddin, M.Si., Ak., dan Bapak Agung Nur
Probohudono, SE., M.Si., Ak., selaku tim penguji atas segala saran dan
masukannya.
5. Bapak dan Ibu Dosen Akuntansi FE UNS, atas bimbingan dan transfer
ilmunya.
6. Ibuku, Musyarifah dan Bapakku, Sohiran, S.Ag., tercinta, jazakumullah
khayron katsiron ku haturkan selalu untuk engkau berdua. Sedihnya hati ini
sampai 23 tahun, tak jua ku sedikit saja membalas cinta kasihmu. Maaf
kupinta darimu. Harapku semoga pada sisa usia ini , minimal ku bisa lebih
berbakti. Meski kuberikan bumi seisinya ini untukmu, tidak akan sebanding
dengan apa yang telah engkau berdua curahkan kepadaku.
7. Adik-adikku tersayang: Yusuf Mujahid Maruf, Furqon Muhammad Faiz,
Yahya Ahmad Muhdi, Shofwan Munawwar Ahmad, Hadif Ahsanul Anam
dan Utiya Sulha Amali atas torehan peristiwa yang membuat hidup mba
sangat berwarna, atas letupan-letupan yang membuat mba bercahaya, dan
atas ketsiqohan yang membuat mba bahagia. Dari kalianlah mba belajar
banyak tentang makna kedewasaan, pengertian dan pengorbanan, menuntun
mba untuk bisa dan berusaha memberikan yang terbaik bagi kalian.
8. Teman-teman satu angkatan, matur nuwun kebersamaannya. Akhirnya...
9. Teman-teman satu hati: Eli, Farida, Septi, Dwi J, Catur, Rina, Diah, Litha,
Setyo, Shinta, Popi, Siwi, Sari, Ika, Jati, Mira, Arum, Wahyu Tri, Yuli,
Wiwid, Wahyu Ning, Arifah, Andri, dan satu barisan tangguh di ikhwan sana,
vii
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
ii
iii
MOTTO ......................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN .......................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
vi
ix
xii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xiii
xiv
ABSTRAKSI ...............................................................................................
xv
ABSTRACT ................................................................................................
xvi
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................
C. Tujuan Penelitian.....................................................................
E.
11
12
A.
Landasan Teori........................................................................
12
12
2. Reksadana...........................................................................
17
27
34
ix
36
B.
39
C.
46
48
A.
48
B.
48
C.
49
D.
50
E.
51
51
52
54
57
57
57
56
60
60
3. Uji Autokorelasi..................................................................
61
4. Uji Heteroskedastisitas........................................................
62
63
F.
G.
A.
63
B.
64
C.
67
D.
70
72
73
75
83
A.
Kesimpulan.............................................................................
83
B.
Keterbatasan ...........................................................................
86
C.
Saran..........................................................................................
87
D.
Implikasi.................................................................................
89
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
91
LAMPIRAN ................................................................................................
95
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
20
21
62
63
63
64
64
65
Independent Sample t-Test Return dan Risiko RD Syariah dengan JII ....
66
68
9.
69
71
73
75
76
16. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model Jensen RD Syariah dan JII..........
78
80
81
82
xii
82
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
xiii
47
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
95
96
97
98
99
xiv
xv
Keywords: shariah mutual funds, conventional mutual funds, the shariah index
(JII) the conventional index (LQ45).
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara
pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana
(investor). Investee menjual surat berharga yang dimilikinya, sedangkan investor
akan melakukan pembelian surat berharga tersebut dengan tujuan untuk
melakukan investasi yang akan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
Keberadaan pasar modal sampai dengan saat ini telah memberikan banyak
manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadapnya. Menurut Darmadji
dan Fakhruddin (2001) dalam Irmawati (2008), ada beberapa manfaat pasar
modal, diantaranya: (1) menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi
dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber daya secara optimal, (2)
memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diversifikasi, (3) menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara, (4)
penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah, (5)
keterbukaan dan profesionalisme serta menciptakan iklim usaha yang sehat, (6)
menciptakan lapangan kerja dan profesi yang menarik, (7) memberikan
kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek, (8)
menyediakan alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan
risiko yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas dan diversifikasi
investasi, (9) membina iklim keterbukaan dengan dunia usaha, (10) mendorong
pemanfaatan manajemen profesional.
Selain manfaat tersebut di atas, pasar modal juga memberikan berbagai
macam alternatif pilihan investasi bagi investor sesuai dengan tujuan dan
kepentingan yang hendak dicapai. Salah satu alternatif investasi yang tersedia
bagi masyarakat investor adalah reksadana.
Reksadana berasal dari kata reksa yang berarti jaga atau pelihara dan
kata dana berarti uang, sehingga reksadana dapat diartikan sebagai kumpulan
uang yang dipelihara. Reksadana pada umumnya diartikan sebagai wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek (saham, obligasi, valas atau
deposito) oleh manajer investasi. Reksadana juga dapat diartikan sebagai
instrumen keuangan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal secara
kolektif untuk selanjutnya dikelola dan siinvestasikan oleh seorang manajer
investasi.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa reksadana dirancang untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan
untuk melakukan investasi namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang
terbatas. Portofolio investasi dari reksadana berupa instrumen surat berharga
seperti saham dan obligasi, instrumen pasar uang maupun campuran instrumen
surat berharga dan pasar uang (Pratomo dan Nugroho, 2005). Manajer investasi
merupakan pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
investor atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok investor.
kebanyakan bagian belum dieksploitasi (Hassan, 2002 dalam Hassan dan Girard,
2005).
Tujuan utama reksadana syariah adalah untuk memenuhi kebutuhan
investor yang tidak menginginkan modalnya diinvestasikan dalam bisnis yang
dinilai bertentangan dengan prinsip syariah Islam, sehingga sebuah reksadana
syariah akan berusaha menawarkan kepada investornya tingkat pengembalian
yang tinggi tanpa harus mengorbankan prinsip-prinsip yang mereka yakini.
Reksadana syariah dapat mengambil sifat seperti reksadana konvensional
yaitu close-end fund maupun open-end fund. Dana yang diperoleh juga akan
dikelola oleh manajer investasi profesional. Keuntungan yang didapatkan dengan
berinvestasi pada reksadana syariah tidak jauh berbeda dengan reksadana
konvensional. Perbedaan reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah
dalam hal operasionalnya, yang paling jelas adalah proses penyaringan
(screening) dalam menyusun portofolionya dan proses pemurnian pendapatan non
halal. Proses penyaringan menurut prinsip syariah akan mengeluarkan saham yang
memiliki aktivitas haram seperti riba, gharar, minuman keras, judi, daging babi,
pornografi dan senjata. Proses pemurnian dilakukan terhadap pendapatan dari
perusahaan yang halal akan tetapi terdapat keraguan atas pendapatan non halal.
Proses pemurnian dilakukan dengan mengeluarkan pendapatan non halal dari
perusahaan halal sebagai amal (charity). Proses penyaringan dan pemurnian ini
dianggap sebagai ciri khas dari reksadana syariah.
Investor learning model menyatakan bahwa investor reksadana cenderung
chase return, artinya mereka akan menyalurkan dananya dalam reksadana yang
memiliki kinerja yang lebih baik. Menurut Pratomo dan Nugroho (2005), kinerja
reksadana menjadi pertimbangan utama investor dalam memilih reksadana dan
70% investor memilih reksadana berdasarkan kinerja yang telah dihasilkan.
Sebagaimana investor lainnya, investor muslim juga membandingkan alternatifalternatif yang ada untuk dapat memperoleh tingkat pengembalian yang relatif
tinggi dengan memperhatikan risiko yang harus dihadapi dalam mencapai tingkat
pengembalian tersebut.
Dengan demikian, hal ini akan membawa tuntutan kepada reksadana
syariah untuk meningkatkan kinerjanya. Tentu saja hal ini bukan hanya tuntutan
investor muslim semata, tetapi juga investor lain secara umum yang ingin melihat
reksadana syariah dapat memiliki kinerja yang lebih baik dari reksadana
konvensional.
Hasil
konvensional terdahulu dapat disimpulkan bahwa terdapat hasil yang berbedabeda, yaitu kinerja reksadana dan indeks syariah maupun konvensional dapat
mengungguli kinerja pasarnya maupun tidak dapat mengungguli kinerja pasarnya.
Achsien (2003) telah melakukan penelitian mengenai kinerja syariah fund di
Malaysia, dengan hasil menunjukkan bahwa kinerja syariah fund lebih baik
daripada kinerja conventional fund. Hassan dan Girard (2005) menemukan bahwa
tidak ada perbedaan hasil antara Islamic dan Non-islamic Index. Dennis dkk.,
(2004) menemukan bahwa reksadana pendapatan tetap tidak bisa melebihi kinerja
pasarnya. Haruman dan Hasbi (2005) menemukan bahwa reksadana saham
syariah berkinerja baik dibandingkan kinerja pasarnya (JII).
dengan
kinerja
reksadana
saham
konvensional.
B. Perumusan Masalah
Pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja reksadana syariah dengan kinerja
indeks syariah (indeks JII)?
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja reksadana konvensional dengan kinerja
indeks konvensional (indeks LQ45)?
3. Apakah terdapat perbedaan kinerja reksadana syariah dengan kinerja
reksadana konvensional?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian akan dijelaskan
sebagai berikut ini:
1. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan kinerja reksadana
syariah dengan kinerja indeks syariah (indeks JII).
2. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan kinerja reksadana
konvensional dengan kinerja indeks konvensional (indeks LQ45).
3. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan kinerja reksadana
syariah dengan kinerja reksadana konvensional.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini:
1. Bagi praktisi:
a. Investor dan investor potensial diharapkan dapat memperoleh informasi
10
2. Bagi akademisi:
a. Memberikan dukungan teori yang berkaitan dengan perbandingan
kinerja reksadana syariah dan reksadana konvensional.
b. Menjadikan sebagai bahan acuan dan bertimbangan untuk mengkaji
dan meneliti lebih jauh lagi berkaitan dengan reksadana.
11
: PENDAHULUAN
: KERANGKA TEORITIS
Bab ini berisi tinjauan pustaka yang menjadi acuan pemahaman teoritis dalam
penelitian ini yaitu mengenai reksadana syariah dan reksadana konvensional, dan
berisi tinjauan penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis, serta kerangka
teoritis untuk memudahkan memahami penelitian ini.
BAB III
: METODA PENELITIAN
Bab ini mengulas metoda penelitian yang mencakup ruang lingkup penelitian,
desain penelitian, pemilihan populasi dan sampel, penentuan periode penelitian,
sumber data dan tehnik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran
variabel, tehnik pengujian hipotesis, serta tehnik pengujian asumsi model regresi
linier normal klasik.
BAB IV
Bab ini membahas hasil pengolahan data, pengujian asumsi normal klasik,
pengujian hipotesis, dan penjelasan pendukung dalam rangka menyusun
kesimpulan penelitian.
BAB V
: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan, saran, serta implikasi dari hasil penelitian
ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pasar Modal Indonesia
Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian
dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar
modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat
posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nervecentre (saraf finansial) dunia ekonomi modern. Perekonomian modern tidak akan
mungkin eksis tanpa adanya pasar modal yang terorganisir dengan baik.
Pasar modal di Indonesia terbagi menjadi pasar modal konvensional dan
pasar modal syariah. Menurut Ngapon (2005) perbedaan mendasar antara pasar
modal konvensional dengan pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan
mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan
nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus
memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal
syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari
perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan
terbebas
dari
unsur
ribawi,
serta
transaksi
saham
dilakukan
dengan
12
13
14
syariah
dimaksudkan
untuk
mengukur
kinerja
saham-saham
syariah.
yang
memperdagangkan
saham
syariah.
Pasar
modal
syariah
15
Dalam lima tahun terakhir JII memberikan keuntungan (return) melebihi sahamsaham yang lain. Di samping itu kinerja perusahaan yang tergabung dalam JII
selalu memiliki kinerja baik sehingga sering dijadikan patokan perhitungan
indeks reksadana syariah oleh Danareksa Indeks Syariah (Ngapon, 2005).
Menurut Ngapon (2005) perkembangan pasar modal syariah di Indonesia
secara umum ditandai oleh berbagai indikator diantaranya adalah semakin
maraknya para pelaku pasar modal syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah
selain saham-saham dalam JII. Dalam perjalanannya perkembangan pasar modal
syariah di Indonesia telah mengalami kemajuan, sebagai gambaran bahwa
setidaknya terdapat beberapa perkembangan dan kemajuan pasar modal syariah
yang patut dicatat hingga tahun 2004, diantaranya adalah telah diterbitkan enam
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang
berkaitan dengan industri pasar modal:
a. No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham;
b. No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk
Reksadana Syariah;
c. No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah;
d. No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah;
e. No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal;
f. No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah
Fatwa-fatwa tersebut di atas mengatur prinsip-prinsip syariah di bidang
pasar modal yang meliputi bahwa suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-
16
17
2. Reksadana
Unit trust, mutual fund atau investment fund merupakan istilah-istilah yang
mempunyai pengertian yang sama dengan reksadana, yaitu suatu bentuk investasi
kolektif bagi para pemodal yang memiliki keterbatasan waktu dan dana sehingga
mereka mempercayakan kepada manajer investasi untuk mengelolanya.
Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27,
reksadana didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
18
19
c. Portofolio efek yang dikelola oleh manajer investasi dalam reksadana dapat
berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak hanya sejenis).
Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio
efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan
bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
20
Tabel 1
Perbedaan Reksadana Terbuka dengan Reksadana Tertutup
Reksadana Terbuka
Reksadana Tertutup
21
Tabel 2
Perbedaan Reksadana Berbentuk Perseroan dengan
Reksadana Berbentuk KIK
Penawaran
Umum
Tercatat
di
Bursa
Bentuk
Jenis
Satuan
Investasi
KIK
Terbuka
Unit
Penyertaan
Ya
Tidak
Tertutup
Saham
Ya
Ya
Terbuka
Saham
Ya
Tidak
Perseroan
Transaksi
setelah
Penawaran
Umum
Investor dengan
PMI/
Bank
Kustodian
Antar investor
melalui pialang
Investor dengan
PMI/
Bank
Kustodian
22
23
Dalam
hal
ini
Bank
Kustodian
berkewajiban
untuk
24
25
26
27
b.
Perkembangan NAB
Perkembangan NAB dan tata cara perhitungan besarnya NAB harus dipantau
terus-menerus yang dimuat di media masa sehingga memudahkan masyarakat
dalam membandingkan kinerja suatu reksadana dengan reksadana sejenis
lainnya.
c.
Laporan periodik
Pengelola reksadana wajib memberikan laporan periodik (tahunan maupun
tengah tahunan) kepada pemegang saham per unit penyertaan (investor) yang
menggambarkan kinerja reksadana yang bersangkutan.
28
1996 - 8 Agustus 1996 telah menerbitkan 6 reksadana terbuka (KIK) mulai dari
reksadana pasar uang, pendapatan tetap, saham, dan campuran, dengan total dana
awal Rp 314 milyar. Sejalan dengan dicanangkannya tahun 1996 sebagai tahun
reksadana oleh BAPEPAM, maka bakal pesatnya reksadana sudah mulai terasa,
hanya dalam waktu satu semester pada akhir tahun 1996 telah lahir 25 reksadana
dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Desember 1996 sebesar Rp 2,782 triliun.
Namun sampai dengan tahun 2001, reksadana masih belum menjadi instrumen
keuangan yang utama. Mulai tahun 2002 reksadana mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat, Menurut laporan BAPEPAM akhir tahun 2002, industri reksadana di
tanah air telah meningkat 21,3 %. Dari hanya 108 reksadana pada akhir Desember
2001, pada akhir Desember 2002 telah menjadi 131 reksadana. Nilai Aktiva
Bersih (NAB) juga tumbuh pesat, dari hanya Rp 8 trilyun pada akhir tahun 2001
menjadi Rp. 46,613 trilyun pada akhir tahun 2002. Adapun data per Desember
2003 NAB reksadana telah mencapai Rp 69,455 trilyun. Walau sempat
mengalami penurunan NAB pada akhir tahun 2005 menjadi sebesar Rp 29,17
trilyun akibat dari penurunan harga surat utang yang disebabkan kenaikan SBI
kemudian disusul redemption besar-besaran, industri reksadana secara perlahan
kembali membaik. Hal ini terbukti dari data reksadana sampai dengan Desember
2007, telah tercatat sejumlah 473 reksadana yang dinyatakan aktif oleh
BAPEPAM dengan NAB sebesar Rp 91,50 trilyun, atau naik 17,54 % dari total
399 reksadana di tahun 2006 dan naik 75,25 % dari total NAB di tahun 2006 yaitu
Rp 52,28 trilyun (Sumber: BAPEPAM).
29
Di luar negeri, reksadana syariah pertama kali dalam bentuk THE AMANA
FUND yang diterbitkan oleh North American Islamic Trust tahun 1986. Pada
tahun 1999 dibentuklah Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI) sebagai
benchmark pasar saham halal internasional. Di Indonesia pada tahun 1997,
perusahaan sekuritas milik negara PT Danareksa juga menjadi pionir dalam
menerbitkan reksadana syariah dengan nama Danareksa Syariah. Reksadana ini
menjadi instrumen pasar modal pertama yang beroperasi dengan mengadopsi
syariat Islam dan sebagai langkah awal lahirnya pasar modal syariah, namun
perkembangan reksadana syariah ini belum sesuai yang diharapkan. Menurut
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), setelah beroperasi selama lima
tahun, total kekayaan reksadana syariah ini hanya sebesar 0,1% dari total
kekayaan seluruh reksadana yaitu sekitar Rp 40 miliar dari Rp 40 triliun total
dana, sehingga masih sangat kecil. Tiga tahun setelah hadirnya reksadana syariah,
PT Danareksa Investment Management bersama dengan Bursa Efek Jakarta
meluncurkankan instrumen syariah baru, yakni berupa indeks saham syariah
bernama Jakarta Islamic Index (Jll) sebagai benchmark pasar saham halal di
Indonesia.
Upaya mengembangkan investasi yang berbasis syariah di pasar modal
terus berjalan dengan perkembangan pasar modal itu sendiri. Reksadana syariah
yang mulai berkembang pada pertengahan tahun 1997, dari tahun ke tahun terus
tumbuh dan berkembang. Produk reksadana syariah terus mengalami lonjakan,
kalau awal tahun 2005 jumlah produk reksadana syariah hanya sebanyak 11
30
reksadana syariah, tetapi pada akhir tahun 2007 jumlahnya sudah mencapai 31
reksadana syariah.
Menurut Karim (2006), kinerja reksadana syariah Indonesia telah
melampaui Malaysia. Hal ini terbukti dari masuknya dua reksadana syariah
Indonesia (Danareksa Syariah dan PNM Syariah) dalam 15 besar reksadana
syariah dunia berdasarkan returnnya. Danareksa Syariah memberi return 10,9%
dalam tahun 2005, sedangkan PNM Syariah memberi return 13,3%. Sampai
dengan Maret 2006, return Danareksa Syariah mencapai 24,9% dan PNM Syariah
mencapai 17,4%.
Reksadana syariah merupakan sebuah penyertaan investasi yang oleh
manajer investasi dananya ditempatkan kepada produk-produk pasar modal yang
menganut prinsip syariah. Dalam reksadana konvensional, pertimbangan tingkat
keuntungan merupakan faktor utama bagi manajer investasi dalam memilih
portofolio, tetapi bagi manajer investasi yang memiliki mengelola reksadana
syariah, selain tingkat keuntungan prinsip syariah perlu menjadi analisa utama,
misalnya mempertimbangkan kehalalan sebuah produk keuangan. Perbedaan
reksadana syariah dengan reksadana konvensional terletak pada (1) proses
screening atau filterisasi atas instrumen investasi berdasarkan pedoman syariah
dan (2) proses cleansing untuk membersihkan pendapatan yang dianggap
diperoleh dari kegiatan haram menurut pedoman syariah serta adanya ketentuan
zakat.
Menurut Ngapon (2005) secara umum pertumbuhan dan perkembangan
reksadana syariah mengalami kenaikan cukup pesat. Hal ini terlihat dari data
31
statistik bahwa sampai dengan tahun 2003 hanya ada tiga reksadana syariah
dimana satu diantaranya efektif pada tahun yang sama, sedangkan pada tahun
2004 terdapat sebanyak tujuh reksadana syariah baru dinyatakan efektif, sehingga
sampai dengan akhir tahun 2004 secara kumulatif terdapat 10 reksadana syariah
telah ditawarkan kepada masyarakat atau meningkat sebesar 233,33% jika
dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya terdapat
3 reksadana syariah
dengan total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar Rp 168.110,17 milyar. Harus
diakui bahwa sampai dengan akhir tahun 2004, total NAB reksadana syariah baru
mencapai Rp 525.970,10 milyar (0,51%) dari total NAB industri reksadana di
pasar modal Indonesia yaitu sebesar Rp 104,037 trilyun, namun jika dibandingkan
dengan NAB reksadana syariah sampai dengan tahun 2003, maka terlihat
meningkat sebesar 312,872% yaitu dari Rp 168.110,17 milyar pada akhir tahun
2003 menjadi Rp 525.970,10 milyar pada akhir tahun 2004.
Dewan Syariah Nasional (DSN), suatu dewan yang dibentuk atas prakarsa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian
antara produk, jasa, dan kegiatan usaha dengan prinsip syariah, telah
mengeluarkan fatwa No. 20/DSN/-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi untuk Reksadana Syariah. Fatwa tersebut memuat antara lain:
a. Dalam reksadana konvensional, masih terdapat unsur-unsur yang bertentangan
dengan syariah, baik dari segi perjanjian (aqad), pelaksanaan investasi,
maupun dari segi pembagian keuntungan.
b. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan
syariah, yang meliputi saham yang sudah melalui penawaran umum dan
32
33
34
umum,
dapat
dideskripsikan
perbedaan
antar
reksadana
35
b. Mekanisme reksadana
Reksadana syariah dan reksadana konvensional pada dasarnya memiliki
mekanisme yang sama. Para investor dan manajer investasi patungan untuk
melakukan investasi ke dalam berbagai produk investasi yang memerlukan
modal yang besar, sedangkan keputusan untuk melakukan investasinya
dipegang sepenuhnya oleh manajer investasi yang lebih ahli dan
berpengalaman.
Selanjutnya,
hasil
keuntungan
investasi
tersebut
36
37
38
4) Penyisihan pendapatan
Pendapatan yang tidak sesuai dengan Syariah Islam harus disisihkan dan
akan dikeluarkan dari hasil investasi Danareksa Syariah Berimbang dalam
bentuk shadaqah. Penyaluran shadaqah ini akan diaudit dan dilaporkan
dalam laporan keuangan.
5) Penyaluran zakat maal
Manajer Investasi menawarkan jasa untuk memotong dan menyalurkan
Zakat Maal para Pemodal.
b.
Danareksa Anggrek
Danareksa Anggrek adalah Reksadana yang berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif yang dituangkan dalam Akta Nomor 10 tanggal 3 Juli 1996 dan
Addendum Kontrak Investasi Kolektif Danareksa Anggrek Nomor 18 tanggal
4 Juli 1996. Danareksa Anggrek
harga sama dengan Nilai Aktiva Bersih awal sebesar Rp 1.000,- (seribu
rupiah) per Unit Penyertaan dan penawaran dilaksanakan secara terusmenerus hingga mencapai 500.000.000 (lima ratus juta) Unit Penyertaan.
Harga Pembelian dan Penjualan Kembali Unit Penyertaan selanjutnya adalah
sebesar Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan pada akhir Hari Bursa yang
bersangkutan. Manajer Investasi dapat menambah jumlah Unit Penyertaan
Danareksa Anggrek yang ditawarkan setelah mendapat persetujuan dari
BAPEPAM. Danareksa Anggrek bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan
nilai investasi yang optimal dalam jangka panjang namun tetap memberikan
pendapatan yang memadai melalui investasi pada Efek Ekuitas dan Efek
39
berdasarkan
Sharpe,
Treynor,
dan
Jensen
measurement,
yang
40
41
Jones World Composite Index dan Kuala Lumpur Composite Index untuk proxy
pasar konvensional dengan berbagai model pengukuran antara lain dengan
average return dan Jensens Alpha. Hasilnya menunjukkan bahwa, secara
keseluruhan total return yang diperoleh oleh benchmark syariah menempati posisi
yang tertinggi bila dibandingkan dengan benchmark konvensional dan kategori
IEF. Hasil pengukuran dengan Jensens Alpha menunjukkan bahwa secara global
dan lokal, investasi IEFs outperform daripada benchmark-nya.
Muhammad dan Mokhtar (2007) menggunakan 5 reksadana syariah
selama periode penelitian tahun 2002-2006. Muhammad dan Mokhtar (2007)
melakukan penelitian terhadap kinerja reksadana syariah diperbandingkan dengan
indeks pasarnya, yaitu Kuala Lumpur Syariah Index sebagai benchmark
pembandingnya. Hasilnya menunjukkan bahwa baik dari pengukuran Sharpe
Index dan Treynor Index, kinerja reksadana syariah tersebut underperform dari
benchmark-nya kecuali untuk reksadana Public Etikal yang outperform dari
benchmark-nya.
Berdasarkan hal tersebut maka diturunkan hipotesis berikut:
: Terdapat perbedaan kinerja reksadana syariah dengan kinerja indeks syariah
(indeks JII).
42
dan faktor kelebihan return pasar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kelebihan return portofolio reksadana. Jensen (1968) menyatakan bahwa
penyebab tidak lebih baiknya kinerja reksadana dari pada kinerja pasar karena
tidak adanya kemampuan yang memadai dari manajer portofolio reksadana dalam
memilih sekuritas yang menguntungkan.
Grinblatt dan Titman (1989) menemukan bahwa abnormal performance
terjadi pada beberapa reksadana selama periode tahun 1974-1984. Grinblatt dan
Titman (1989) juga menemukan bahwa reksadana dengan abnormal performance
memberikan biaya manajemen yang lebih tinggi. Grinblatt dan Titman (1989)
menemukan bahwa reksadana memiliki kinerja yang lebih baik daripada kinerja
pasarnya tetapi nilainya tidak signifikan secara statistik, meskipun setelah
mengurangi nilai aktiva bersih reksadana dengan biaya manajemen dan biaya
transaksi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa investor tidak dapat mengambil
keuntungan dengan berinvestasi pada reksadana yang mereka miliki dengan hanya
mengandalkan kemampuan manajer portofolio.
Gudikunst dan Joseph (1992) meneliti terhadap 25 reksadana pendapatan
tetap periode 19761989. Gudikunst dan Joseph (1992) menemukan bahwa
kinerja reksadana menghasilkan return yang lebih tinggi daripada kinerja
pasarnya dan ada pengaruh positif antara kelebihan return pasar terhadap
kelebihan return portofolio reksadana.
Dennis dkk., (2004) melakukan analisis determinasi kinerja reksadana
pendapatan tetap konvensional dengan menggunakan model alfa Jensen dan
model Gudikunst. Penelitiannya terhadap 15 reksadana pendapatan tetap pada
43
periode bulan Januari 1999 sampai dengan bulan Agustus 2003 menunjukkan
bahwa reksadana pendapatan tetap konvensional tidak bisa melebihi kinerja
pasarnya (indeks obligasi). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai alfa yang negatif.
Christensen (2005) meneliti kinerja 47 reksadana, yang terdiri dari 34
reksadana saham dan 13 reksadana pendapatan tetap pada periode bulan Januari
1996 sampai dengan Juni 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar reksadana tersebut tidak bisa melebihi kinerja pasarnya (KAX index). Hal
tersebut terlihat dari nilai hampir semua pengukuran kinerjanya menghasilkan
nilai alfa yang negatif.
Berdasarkan hal tersebut maka diturunkan hipotesis berikut:
: Terdapat perbedaan kinerja reksadana konvensional dengan kinerja indeks
konvensional (indeks LQ45).
44
(syariah
fund)
dibandingkan
dengan
reksadana
konvensional
45
Nopember 2005 yaitu menjadi 59 sampel. Hasssan dan Girard (2005) menemukan
bahwa tidak terdapat perbedaan antara islamic and non Islamic indices. Dow
Jones Islamic Indeces outperform di tahun 1996-2000 dan underperform di tahun
2001-2005 dari their conventional counterparts.
Rachmayanti (2006) telah melakukan analisis kinerja portofolio saham
syariah pada Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2002. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kinerja portofolio saham syariah tahun 2001 mengungguli
kinerja portofolio saham konvensional di berbagai kriteria kecuali Jensen Index.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kinerja portofolio saham
syariah tahun 2002 mengungguli kinerja portofolio saham konvensional di
berbagai kriteria yaitu Sharpe Index, Treynor Index, dan Jensen Index.
Yuliastuti (2007) melakukan analisis return investasi Islam terhadap
investasi konvensional dengan sampel yang diperoleh dari return emiten dalam JII
atau LQ30 dan LQ45 selama tahun 2000-2006, serta diperoleh sampel penelitian
78 sampel. Yuliastuti (2007) menguji apakah return yang diterima oleh investor
yang membeli saham di indeks LQ30 (JII) berbeda secara signifikan dengan
return saham yang dibeli dari indeks LQ45 baik dalam short-run maupun dalam
long-run. Kinerja indeks tersebut diukur dalam beberapa periode: periode
keseluruhan (Juli 2000 - Desember 2006), periode bear (Juli 2000 Desember
2003) dan periode bull (Januari 2004 Desember 2006) untuk mengendalikan
perubahan dalam kondisi pasar. Metode yang dipakai untuk menguji hipotesis
dalam penelitian ini adalah one-sample t-test. Hasil temuan dalam penelitian ini
46
menolak asumsi bahwa kinerja investasi Islam berada di bawah kinerja investasi
konvensional.
Berdasarkan hal tersebut maka diturunkan hipotesis berikut:
: Terdapat
perbedaan
kinerja
reksadana
syariah
dengan
reksadana
konvensional.
C. Kerangka Teoritis
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis perbandingan kinerja
reksadana syariah dengan reksadana konvensional tahun 2005-2007, namun
karena adanya keterbatasan peneliti, analisis perbandingan hanya dikhususkan
untuk kinerja reksadana syariah dengan reksadana konvensional pada satu
manajemen pengelola yang sama, yaitu PT Danareksa Investment Management.
Analisis kinerja reksadana konvensional dilakukan dengan menghitung tingkat
return dan risiko, kemudian membandingkannya dengan kinerja indeks
konvensional (indeks LQ45). Analisis kinerja reksadana syariah dilakukan dengan
menghitung tingkat return dan risiko, kemudian membandingkannya dengan
kinerja indeks syariah (indeks JII). Analisis kinerja indeks syariah (indeks JII)
dengan indeks konvensional (indeks LQ45) dilakukan dengan menghitung tingkat
return dan risiko, kemudian membandingkannya dengan kinerja pasar (IHSG).
Penelitian
ini
terdiri
dari
dua
tahap.
(1)
Menguji
dan
47
REKSADANA
Reksadana
Syariah
Reksadana
Konvensional
Danareksa Syariah
Berimbang
Danareksa Anggrek
Uji Beda
Independent Sample t-Test
BAB III
METODA PENELITIAN
mengenai beberapa
hubungan dan
pengaruh
antarvariabel,
B. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan
studi komparatif terhadap sampel yang ditentukan peneliti selama bulan Januari
2005 sampai bulan Desember 2007, mengenai perbandingan kinerja reksadana
dengan indeks pasarnya, serta perbandingan kinerja reksadana syariah dengan
reksadana konvensional.
48
49
50
51
Cov im
2m
(suku bunga SBI dan SWBI) menggunakan formulasi yang sama. Secara
matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut (Hartono, 2003):
...............................(1)
52
dimana:
=
Ri
i 1
Ri
n
.......................(2)
dimana:
Ri
jumlah hari
53
(R
Ri ) 2
...............(3)
n 1
dimana:
variance
standard deviation
Covim im
( Ri Ri )( Rm Rm )
............ ......(4)
n 1
dimana:
Covim
return
pasar
(return
indeks
konvensional
.......................................(5)
dimana:
=
varian
dari
return
pasar
(return
indeks
54
( Ri R f )
...................(6)
55
dimana:
=
return reksadana i
( Ri R f )
...........(7)
dimana:
return reksadana i
beta pasar i
56
..................(8)
dimana:
Jensens Alpha
57
= 5%. Alat bantu uji statistik yang digunakan adalah program SPSS 15.0 for
Windows dan Microsoft Excel 2003.
Hipotesis yang diajukan untuk uji independent sample t-test:
Ho : Kedua rata-rata kinerja reksadana dan kinerja reksadana indeks adalah
identik atau sama.
H1 :
Kedua rata-rata kinerja reksadana dan kinerja reksadana indeks adalah tidak
identik atau tidak sama.
Hipotesis tiga diuji dengan menggunakan uji statistik komparatif kinerja yang
menggunakan paired sample t-test dengan tingkat signifikansi = 5%. Alat
58
bantu uji statistik yang digunakan adalah program SPSS 15.0 for Windows
dan Microsoft Excel 2003.
Hipotesis yang diajukan untuk uji paired sample t-test:
Ho :
H1:
Tidak
terdapat
perbedaan
kinerja
reksadana
syariah
dan
konvensional
H1 :
59
H1: o >0
H1: 1 >0
60
H1 :
2. Uji Multikolinieritas
Ghozali (2005) mengatakan bahwa apabila pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independen maka hal tersebut dinamakan terdapat
masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Deteksi multikolinieritas menggunakan
besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance (nilai toleransi).
Catatan: Tolerance = 1 / VIF atau bisa juga VIF = 1 / Tolerance
61
H1 :
3. Uji Autokorelasi
Ghozali (2005) mengatakan apabila suatu model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya), maka terjadi autokorelasi. Model regresi yang baik
adalah bebas autokorelasi. Deteksi autokorelasi melalui Durbin Watson Test
dengan menentukan nilai Durbin Watson, kemudian ditentukan nilai batas atas
(du) dan batas bawah (dL).
Hipotesis yang diajukan:
Ho :
H1 :
62
4. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2005) mengatakan apabila suatu model regresi, terdapat
kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain,
maka
disebut
homoskedastisitas,
dan
jika
varian
berbeda
disebut
BAB IV
ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
Tabel 4
Kolmogorov-Smirnov Test Return dan Risiko
Reksadana Syariah (Danareksa Syariah Berimbang)
RETURN REKSA DANA SYARIAH
2005
Sig
K-S 0,05
,477 ,977
2006
Sig
K-S 0,05
,686 ,735
2007
Sig
K-S 0,05
,558 ,915
2005
Sig
K-S 0,05
,694 ,721
2006
K-S
1,165
Sig
0,05
,133
2007
Sig
K-S 0,05
,404 ,997
63
64
Tabel 6
Kolmogorov-Smirnov Test Return Indeks JII dan LQ45
RETURN INDEKS JII
2005
2006
2007
Sig
Sig
Sig
K-S 0,05 K-S 0,05 K-S 0,05
,684 ,737 ,724 ,672 ,558 ,915
2005
K-S
,477
Sig 0,05
,977
K-S
,686
Sig 0,05
,735
K-S
,470
2007
Sig 0,05
,980
65
Desember dapat diketahui bahwa return reksadana syariah di atas return indeks
syariah JII. Pada tahun 2007, semua risiko reksadana syariah di atas risiko indeks
syariah JII (lihat Tabel 8).
Tabel 8
Statistik Deskriptif Return dan Risiko Rreksadana Syariah dan JII
NO
BULAN
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
10
Oktober
11
November
12
Desember
13
TOTAL
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
2007
MEAN
SD
MEAN
SD
MEAN
SD
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
12
360
0,00434
0,04586
0,01406
-0,01322
0,02804
-0,03815
0,04005
-0,07119
0,01530
0,11258
0,02326
0,06339
0,00366
0,03127
-0,02929
-0,09854
-0,02515
0,05019
0,04808
-0,01960
0,03820
0,03701
0,03475
0,06049
0,01628
0,01334
0,00276
0,00040
0,00413
0,00029
0,00310
0,00044
0,00333
0,00048
0,00576
0,00044
0,00472
0,00037
0,00368
0,00035
0,00645
0,00072
0,00690
0,00070
0,00700
0,00036
0,00629
0,00040
0,00628
0,00043
0,00158
0,00045
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
12
360
-0,06887
-0,06364
0,01591
0,00480
-0,00290
-0,06275
-0,00084
0,10807
0,02114
-0,09988
0,04540
-0,01092
0,00788
0,01862
0,03014
0,00443
0,09904
0,06828
-0.03579
0,02707
0,00642
0,09212
0,01750
0,04097
0,01125
0,01060
0,01033
0,00050
0,00903
0,00037
0,00776
0,00040
0,00707
0,00068
0,00655
0,00090
0,00771
0,00085
0,00771
0,00038
0,00998
0,00038
0,00934
0,00181
0,02249
0,00021
0,01875
0,00035
0,00764
0,00047
0,00499
0,00061
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
12
360
0,03885
-0,06458
0,02915
-0,01544
0,01304
-0,05902
0,03970
0,08369
0,00222
0,00505
-0,00389
0,02020
0,01769
0,07265
0,02918
-0,00337
0,06632
0,06842
0,01397
0,13175
0,02637
0,01601
0,05831
0,00494
0,02638
0,02169
0,00933
0,00052
0,00683
0,00043
0,00549
0,00049
0,00783
0,00047
0,00905
0,00030
0,01132
0,00037
0,00835
0,00043
0,01207
0,00109
0,00963
0,00037
0,00628
0,00072
0,00804
0,00052
0,00791
0,00040
0,00192
0,00050
66
ataukah tidak dengan suatu nilai tertentu (return indeks syariah JII). Pengujian
hipotesis satu dengan independent sample t-test pada tahun 2005 dan 2006,
menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas > 0.05, maka Ho diterima atau
rata-rata return reksadana syariah dan return indeks syariah JII adalah identik
atau sama. Pada tahun 2007 menunjukkan hasil bahwa nilai probabilitas < 0.05,
maka Ho ditolak atau rata-rata return reksadana syariah dan return indeks syariah
JII adalah tidak identik atau tidak sama (lihat Tabel 9).
Pengujian hipotesis satu dilakukan dengan menggunakan uji beda
independent sample t-test dengan tingkat signifikansi = 0,05 untuk menentukan
apakah suatu nilai tertentu (risiko reksadana syariah) berbeda secara nyata ataukah
tidak dengan suatu nilai tertentu (risiko indeks syariah JII). Pengujian hipotesis
satu dengan independent sample t-test pada tahun 2005, 2006 dan 2007
menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak atau
rata-rata risiko reksadana syariah dan risiko indeks syariah JII adalah tidak identik
atau tidak sama (lihat Tabel 9).
Tabel 9
Independent Sample t- Test Return dan Risiko
Reksadana Syariah dengan JII
Thn
Return RD Syariah-JII
t
Sig 0,05
2005 1,861
2006 0,853
2007 4,144
Ket:*= >5%
**=1% 5%
***= <1%
0,076*
0,403*
0,000***
Risiko Syariah-JII
t
Sig 0,05
9,992
6,746
14,328
0,000***
0,000***
0,000***
67
Pada periode tahun 2005, 2006 dan 2007 secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa return reksadana syariah lebih tinggi daripada return indeks
syariah JII, tetapi tingginya return tersebut juga disertai dengan tingginya risiko
yang dimiliki reksadana syariah. Kesimpulan pengujian hipotesis satu menyatakan
bahwa berinvestasi pada reksadana syariah lebih menguntungkan dan juga lebih
berisiko daripada berinvestasi pada indeks syariah JII, dengan asumsi variabel lain
konstan.
68
indeks konvensional LQ45. Pada tahun 2007, semua risiko reksa dana
konvensional di atas risiko indeks konvensional LQ45 (lihat Tabel 10).
Tabel 10
Statistik Deskriptif Return dan Risiko Reksadana Konvensional dan LQ45
NO
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
10
Oktober
11
November
12
Desember
13
TOTAL
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
12
540
-0,00230
0,04203
0,01957
0,02807
0,03160
-0,01360
0,08146
-0,06137
0,02754
0,06877
0,04060
0,04178
0,00907
0,03850
-0,00186
-0,11463
-0,02008
0,03871
0,04146
-0,03957
0,02389
0,04150
0,03866
0,07100
0,02413
0,01117
0,00710
0,0002
0,00669
0,00020
0,00874
0,00029
0,00664
0,00029
0,00812
0,00024
0,00646
0,00017
0,00514
0,00019
0,00651
0,00049
0,01399
0,00047
0,00558
0,00021
0,00517
0,00026
0,00584
0,00026
0,00717
0,00027
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
12
540
-0,07544
-0,05834
0,01144
-0,01205
-0,00801
0,07111
0,01793
0,02999
0,03010
-0,10299
0,03707
0,03799
-0,00197
-0,01767
0,04895
0,04350
0,12609
0,04921
-0,04589
0,03316
0,00074
0,02578
0,01458
0,03047
0,01290
0,01085
0,01066
0,00036
0,01220
0,00022
0,00543
0,00029
0,00852
0,00029
0,00699
0,00062
0,01049
0,00169
0,00784
0,00027
0,00870
0,00025
0,01275
0,00021
0,02130
0,00013
0,01598
0,00084
0,00760
0,00029
0,01070
0,00046
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
540
0,03467
-0,05828
0,03439
-0,03082
0,02284
0,02151
0,04302
0,04317
0,02678
0,02163
-0,05615
0,00798
-0,01266
0,05333
0,03859
-0,00579
0,05433
0,07572
0,00723
0,12755
0,00701
0,00018
0,06258
-0,00318
0,02189
0,02109
SD
0,00803
0,00035
0,00684
0,00023
0,00523
0,00032
0,00750
0,00032
0,00906
0,00022
0,01138
0,00021
0,00586
0,00030
0,00864
0,0076
0,01060
0,00026
0,00685
0,00050
0,00742
0,00034
0,01412
0,00029
0,00846
0,00034
69
Pengujian hipotesis dua dengan independent sample t-test pada tahun 2006 dan
2007, menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas > 0.05, maka Ho
diterima atau rata-rata return reksadana konvensional dan return indeks
konvensional LQ45 adalah identik atau sama. Pada tahun 2005 menunjukkan hasil
bahwa nilai probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak atau rata-rata return reksadana
konvensional dan return indeks konvensional LQ45 adalah tidak identik atau
tidak sama (lihat Tabel 11).
Pengujian hipotesis dua dilakukan dengan menggunakan uji beda
independent sample t-test dengan tingkat signifikansi = 0,05 untuk menentukan
apakah suatu nilai tertentu (risiko reksadana konvensional) berbeda secara nyata
ataukah tidak dengan suatu nilai tertentu (risiko indeks konvensional LQ45).
Pengujian hipotesis dua dengan independent sample t-test pada tahun 2005, 2006
dan 2007 menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas < 0.05, maka Ho
ditolak atau rata-rata risiko reksadana konvensional dan risiko indeks kovensional
LQ45 adalah tidak identik atau tidak sama (lihat Tabel 11).
Tabel 11
Independent Sample t- Test Return dan Risiko
Reksadana Konvensional dengan LQ45
Thn
Return RD KonvensionalLQ45
t
Sig 0,05
2005
3,121
2006
0,846
2007
2,275
Ket:*= >5%
**=1% 5%
***= <1%
0,004***
0,407*
0,033**
Risiko RD KonvensionalLQ 45
t
Sig 0,05
9,987
7,999
11,121
0,000***
0,000***
0,000***
70
Pada periode tahun 2005, 2006 dan 2007 secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa return reksadana konvensional lebih tinggi daripada return
indeks konvensional LQ45, tetapi tingginya return tersebut juga disertai dengan
tingginya risiko yang dimiliki reksadana konvensional. Kesimpulan pengujian
hipotesis dua menyatakan bahwa berinvestasi pada reksadana konvensional lebih
menguntungkan dan juga lebih berisiko daripada berinvestasi pada indeks
konvensional LQ45, dengan asumsi variabel lain konstan.
reksadana konvensional, kecuali untuk bulan April, Mei, Agustus dan September
dapat diketahui bahwa return reksadana syariah di bawah return reksadana
konvensional. Pada tahun 2006, semua risiko reksadana syariah di bawah risiko
reksadana konvensional, kecuali untuk bulan Maret, Agustus, Oktober, November
dan Desember dapat diketahui bahwa risiko reksadana syariah di atas risiko
reksadana konvensional. (lihat Tabel 12).
71
BULAN
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
10
Oktober
11
November
12
Desember
13
TOTAL
DT
N
2005
MEAN
SD
RDS
0,00434
0,00276
N
1
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-0,00230
0,01406
0,01957
0,02804
0,03160
0,04005
0,08146
0,01530
0,02754
0,02326
0,04060
0,00366
0,00907
-0,02929
-0,00186
-0,02515
-0,02008
0,04808
0,04146
0,03820
0,02389
0,03475
0,03866
0,01628
0,02413
0,00710
0,00413
0,00669
0,00310
0,00874
0,00333
0,00664
0,00576
0,00812
0,00472
0,00646
0,00368
0,00514
0,00645
0,00651
0,00690
0,01399
0,00700
0,00558
0,00629
0,00517
0,00628
0,00584
0,00158
0,00717
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
12
12
12
2006
MEAN
-0,06887
-0,07544
0,01591
0,01144
-0,00290
-0,00801
-0,00084
0,01793
0,02114
0,03010
0,04540
0,03707
0,00788
-0,00197
0,03014
0,04895
0,09904
0,12609
-0.03579
-0,04589
0,00642
0,00074
0,01750
0,01458
0,01125
0,01290
SD
2007
MEAN
0,01033
N
1
SD
0,03885
0,00933
0,01066
0,00903
0,01220
0,00776
0,00543
0,00707
0,00852
0,00655
0,00699
0,00771
0,01049
0,00771
0,00784
0,00998
0,00870
0,00934
0,01275
0,02249
0,02130
0,01875
0,01598
0,00764
0,00760
0,00499
0,01070
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
12
0,03467
0,02915
0,03439
0,01304
0,02284
0,03970
0,04302
0,00222
0,02678
-0,00389
-0,05615
0,01769
-0,01266
0,02918
0,03859
0,06632
0,05433
0,01397
0,00723
0,02637
0,00701
0,05831
0,06258
0,02638
0,02189
0,00803
0,00683
0,00684
0,00549
0,00523
0,00783
0,00750
0,00905
0,00906
0,01132
0,01138
0,00835
0,00586
0,01207
0,00864
0,00963
0,01060
0,00628
0,00685
0,00804
0,00742
0,00791
0,01412
0,00192
0,00846
72
73
Tabel 13
Paired Sample t- Test Return dan Risiko
Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional
Thn
2005
-1,777
2006
-0,440
2007
0,719
Ket:*= >5%
**=1% 5%
***= <1%
0,103*
0,668*
0,487*
0,018**
0,576*
0,940*
74
kinerja pasarnya yaitu indeks syariah JII dan nilai negatif pada reksadana
konvensional menunjukkan bahwa kinerjanya di bawah kinerja pasarnya yaitu
indeks konvensional LQ45. Berdasarkan angka indeks Sharpe dan indeks Jensen
kinerja reksadana syariah lebih baik daripada kinerja reksadana konvensional.
Berdasarkan angka indeks Treynor, kinerja reksadana konvensional lebih baik
daripada kinerja reksadana syariah. Berdasarkan pengujian tahun 2005, dapat
disimpulkan bahwa reksadana syariah memiliki kinerja yang lebih baik daripada
kinerja reksadana konvensional hampir diseluruh kriteria kecuali indeks Treynor
(lihat Tabel 14).
Pada tahun 2006, kinerja reksadana konvensional mengungguli kinerja
reksadana syariah, sedangkan reksadana konvensional memiliki risiko yang lebih
besar daripada reksadana syariah. Apabila dilihat dari indeks Jensen, nilai negatif
pada kedua reksadana tersebut menunjukkan bahwa kinerjanya di bawah kinerja
indeks pasarnya. Berdasarkan pengujian tahun 2006, dapat disimpulkan bahwa
reksadana konvensional memiliki kinerja yang lebih baik daripada kinerja
reksadana syariah diseluruh kriteria indeks (lihat Tabel 14).
Pada tahun 2007, kinerja reksadana konvensional mengungguli kinerja
reksadana syariah, tetapi reksadana konvensional memiliki risiko yang lebih besar
daripada reksadana syariah. Apabila dilihat dari indeks Jensen, nilai negatif pada
reksadana syariah menunjukkan bahwa kinerjanya di bawah kinerja pasarnya
yaitu indeks syariah JII. Apabila dilihat dari indeks Jensen, nilai positif pada
reksadana konvensional menunjukkan bahwa kinerjanya di atas kinerja pasarnya
yaitu indeks konvensional LQ45. Berdasarkan pengujian tahun 2007, dapat
75
TAHUN 2005
RDS
RDK
0,01628
0,02413
0,00503
0,00717
0,01969
0,07759
-0,67787
-3,16245
0,00169
0,01842
-0,04218
-0,07998
TAHUN 2006
RDS
RDK
0,01125
0,01290
0,01036
0,01070
0,07759
-0,02189
-6,40325
3,25201
-1,18270
0,01204
-0,06205
-0,03081
TAHUN 2007
RDS
RDK
0,02638
0,02189
0,00192
0,00846
0,01455
-0,01625
1,38961
4,50825
-0,00511
0,04034
-0,01941
0,02217
Variabel
kelebihan
JII
secara
konsisten
76
return portofolio dengan nilai 91,2; 89,4 dan 94,5basis poin per tahun untuk setiap
100 basis poin peningkatan kelebihan return indeks syariah JII dengan asumsi hal
lain konstan (lihat Tabel 15).
Tabel 15
Hasil Regresi Model Jensen Reksadana Syariah dan JII
Predictive Sign
1
2005
2006
2007
Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.
Alfa
+
-0,006
0,248
0,016
0,484
-1,021
0,001
Rmt-Rft
+
0,955
0,000
1,048
0,000
1,924
0,000
K-S
408,783
0,000
584,061
0,000
169,157
0,000
0,398
0,997
0,665
0,769
0.822
0,509
77
nilai 95,5; 104,8 dan 192,4 basis poin per tahun untuk setiap 100 basis poin
peningkatan kelebihan return pasar dengan asumsi hal lain konstan (lihat Tabel
15).
Berdasarkan pengujian normalitas data menunjukkan bahwa semua data
telah terdistribusi normal. Nilai probabilitas F < 0,05, maka model regresi dapat
dipakai untuk memprediksi suatu kinerja. Berdasarkan model Jensen, dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2005 dan 2007 kinerja indeks syariah JII lebih
baik daripada kinerja reksadana syariah, dengan asumsi variabel lain konstan.
Pada tahun 2006 kinerja reksadana syariah lebih baik daripada kinerja indeks
syariah JII, dengan asumsi variabel lain konstan.
Kurang baiknya kinerja reksadana syariah kemungkinan disebabkan oleh
ketidakmampuan manajer portofolio dalam mengelola portofolio reksadana.
Kemungkinan yang lain adalah adanya Investor Learning Model yang
menyebutkan bahwa investor reksadana cenderung Chase Return dengan
menyalurkan investasi baru pada reksa dana yang memiliki kinerja yang lebih
baik. Hal ini secara implisit meningkatkan kompensasi yang diperoleh manajer
investasi karena kesuksesannya menghasilkan return yang lebih tinggi (Achsein,
2003).
Industri reksadana merupakan industri yang kompetitif, sehingga kinerja
masa lalu juga diduga mempengaruhi pengambilan risiko yang diambil manajer
investasi. Sebagaimana investor lainnya, investor muslim juga membandingkan
alternatif-alternatif yang ada. Investor mencari investasi yang menawarkan return
yang lebih baik. Memang bisa saja muslim yang taat pada prinsip-prinsip Islam
78
NO
1
2
3
TAHUN
2005
2006
2007
VIF
1,000
1,000
1,000
H
B
B
B
79
80
Predictive Sign
1
2005
2006
2007
Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.
Alfa
+
-0,001
0,874
-0,006
0,741
-0,009
0,611
Rmt-Rft
+
0,888
0,000
1,016
0,000
1,009
0,000
K-S
27,164
0,000
53,098
0,000
388,426
0,000
0,880
0,421
0,592
0,874
0,530
0,941
81
variabel independennya adalah kuat karena nilai R di atas 0,5, begitu juga untuk
angka-angka R yang lain. Angka R2 sebesar 0,737 yang berarti 73,7% dari
variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi kedua variabel independen, begitu
juga untuk angka-angka R2 yang lain. Nilai SEE (Standard Error of Estimate)
lebih besar daripada nilai SD (Standar Deviasi), maka model regresi lebih bagus
dalam bertindak sebagai rata-rata kinerja. Apabila nilai SEE (Standard Error of
Estimate) pada tabel, lebih kecil daripada nilai SD (Standar Deviasi), maka model
regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor kinerja. Uji asumsi
normalitas klasik yang harus memenuhi asumsi BLUE terhadap model ini untuk
seluruh periode telah dilakukan dan tidak ditemukan masalah yang berkaitan
dengan multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi (lihat Tabel 18).
Tabel 18
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model Jensen Reksadana Konvensional dan LQ45
MODEL JENSEN - REKSADANA KONVENSIONAL
R2
NO TAHUN
R
SEE
DW
T
VIF
1
2005
0,761 0,737 0,043 1,351 1,000 1,000
2
2006
0,820 0,804 0,061 1,536 1,000 1,000
3
2007
0,822 0,805 0,033 2,016 1,000 1,000
H
B
B
B
R
0,855
0,859
0,819
0,028
0,050
0,033
1,655
1,982
1,626
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
H
B
B
B
82
2005
2006
2007
Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.
Dep.
Var
K-S
0,473
0,979
0,657
0,781
0,620
0,837
Alfa
+
-0,091
0,244
0,146
0,215
-0,162
0,804
Rmt-Rft
+
0,912
0,000
0,894
0,000
0,945
0,000
K-S
113,648
0,000
205,349
0,000
258,374
0,000
0.952
0.318
0.856
0.456
0.783
0.573
Dep.
Var
K-S
0,756
0,618
0,538
0,934
0,597
0,869
Alfa
+
-0,299
0,100
1,123
0,005
-0,075
0,085
Rmt-Rft
+
0,451
0,000
0,598
0,000
0,544
0,000
K-S
58,779
0,000
43,860
0,000
497,260
0,000
0.781
0.575
0.921
0.548
0.989
0.618
Tabel 20
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model Jensen Reksadana Syariah dan Konvensional
NO
1
2
3
H
B
B
B
R
0,761
0,820
0,822
REKSADANA KONVENSIONAL
R2
SEE
DW
T
VIF
0,737 0,043 1,351 1,000 1,000
0,804 0,061 1,536 1,000 1,000
0,805 0,033 2,016 1,000 1,000
H
B
B
B
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengujian hipotesis satu dengan independent sample t-test untuk return
reksadana syariah dan return indeks syariah JII pada tahun 2005 dan 2006,
menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima atau
rata-rata return reksadana syariah dan return indeks syariah JII adalah identik atau
sama. Pada tahun 2007 menunjukkan hasil bahwa nilai probabilitas < 0,05, maka
Ho ditolak atau rata-rata return reksadana syariah dan return indeks syariah JII
adalah tidak identik atau tidak sama. Pengujian hipotesis satu dilakukan dengan
menggunakan uji beda independent sample t-test untuk risiko reksadana syariah
dan risiko indeks syariah JII pada tahun 2005, 2006 dan 2007 menunjukkan hasil
bahwa semua nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau rata-rata risiko
reksadana syariah dan risiko indeks syariah JII adalah tidak identik atau tidak
sama.
Berdasarkan statistik deskriptif, pada periode tahun 2005, 2006, dan 2007
dapat disimpulkan bahwa return reksadana syariah lebih tinggi daripada return
indeks syariah JII, tetapi tingginya return tersebut juga disertai dengan tingginya
risiko yang dimiliki reksadana syariah. Kesimpulan pengujian hipotesis satu
menyatakan bahwa berinvestasi pada reksadana syariah lebih menguntungkan dan
juga lebih berisiko daripada berinvestasi pada indeks syariah JII, dengan asumsi
variabel lain konstan.
83
84
85
86
tahun 2007, reksadana konvensional memiliki kinerja yang lebih unggul daripada
kinerja reksadana syariah diseluruh kriteria indeks.
Pengujian hipotesis tiga berdasarkan model Jensen, dapat disimpulkan
bahwa pada tahun 2005 dan 2007 kinerja indeks syariah JII lebih baik daripada
kinerja reksadana syariah. Pada tahun 2006 kinerja reksadana syariah lebih baik
daripada kinerja indeks syariah JII. Pengujian hipotesis tiga berdasarkan model
Jensen, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2005 dan 2007 kinerja indeks
konvensional LQ45 lebih baik daripada kinerja reksa dana konvensional. Pada
tahun 2005 kinerja reksadana konvensional lebih baik daripada kinerja indeks
konvensional LQ45. Pengujian hipotesis tiga berdasarkan model Jensen, dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2006 dan 2007 kinerja reksadana konvensional
lebih baik daripada kinerja reksadana syariah, kecuali tahun 2005.
B. Keterbatasan
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya:
1.
87
3.
4.
C. Saran
1.
Bagi praktisi
a. Investor yang hendak berinvestasi di reksadana maka sebaiknya
mempertimbangkan dahulu kinerja masa lalu reksadana dan manajer
investasinya serta seharusnya memahami dengan baik prospektus
reksadana yang telah diterbitkan, supaya risiko berinvestasi di reksadana
dapat diminimalkan. Strategi pasif yang digunakan investor dengan
mengikuti indeks pasar tidaklah cukup untuk memaksimalkan return
yang diharapkan. Investor maupun investor potensial seharusnya dapat
mempertimbangkan untuk memilih reksadana yang telah pernah melalui
masa gejolak pasar dan terbukti telah berhasil mengatasinya. Berdasarkan
hasil uji beda kinerja return dan risiko yang tidak ada perbedaan
signifikan untuk data dalam penelitian ini, maka bagi investor muslim
dan nonmuslim maupun investor potensial muslim dan nonmuslim tidak
perlu khawatir untuk memilih reksadana syariah sebagai pilihan untuk
88
Bagi akademisi
a.
b.
89
c.
d.
e.
D. Implikasi
Hasil penelitian ini memberikan tambahan bukti empiris bahwa secara
umum pada periode tahun 2006 dan 2007 kinerja reksadana konvensional lebih
baik daripada kinerja reksadana syariah, sedangkan tahun 2005 kinerja reksadana
syariah lebih baik daripada kinerja reksadana konvensional. Pada tahun 2005 dan
2007 kinerja indeks syariah JII lebih baik daripada kinerja reksadana syariah,
kecuali tahun 2006. Pada tahun 2005 dan 2007 kinerja indeks konvensional LQ45
lebih baik daripada kinerja reksadana konvensional, kecuali tahun 2006. Penyebab
tidak lebih baiknya kinerja reksadana daripada kinerja pasar karena tidak adanya
kemampuan yang memadai dari manajer portofolio reksadana dalam memilih
sekuritas yang menguntungkan. Hal tersebut memberikan implikasi bahwa
90
91
DAFTAR PUSTAKA
Prinsip
Pasar
Modal
Syariah.
Sumber
92
93
94
www.bapepamlk.go.id
www.bi.go.id
www.danareksa.com
www.isx.co.id
www.portalreksadana.com
95
Lampiran 1
Grafik IHSG 2005-2007
Grafik IHSG 2005
1250,000
1200,000
Nilai
1150,000
1100,000
1050,000
1000,000
950,000
900,000
850,000
i
ri
ar
ua
nu
br
Ja
Fe
t
re
Ma
ril
Ap
i
Me
ni
Ju
r
r
s
er
er
li
be
tu
be
mb
mb
Ju
m
us
kto
te
pe
se
p
O
o
e
Ag
N
D
Se
Bulan
Sumber : www.isx.co.id
Nilai
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
r
r
er
er
li
us
be
be
be
ob emb
m
Ju ust
m
em
kt
te
te
p
s
p
p
O
Ag
o
e
N
D
Se
Se
Bulan
Sumber : www.isx.co.id
Grafik IHSG 2007
3000,000
2500,000
Nilai
2000,000
1500,000
1000,000
500,000
0,000
i
ri
ar
ua
nu
br
e
Ja
F
t
re
Ma
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
r
er
er
li
be
be
tus
mb
Ju
tob
us
em
em
k
te
g
p
s
p
O
A
No
De
Se
Bulan
Sumber : www.isx.co.id
96
Lampiran 2
Grafik Indeks LQ45 2005-2007
Grafik LQ45 2005
300,000
250,000
Nilai
200,000
150,000
100,000
50,000
0,000
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
be
li
us
m
st
Ju
e
u
t
p
Ag
Se
r
r
er
be
be
ob
em
em
kt
p
s
O
No
De
Bu lan
Sumber : www.isx.co.id
Grafik LQ45 2006
450,000
400,000
350,000
Nilai
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0,000
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
r
r
er
li
be
be
be
us
m
m
m
Ju ust
ob
t
e
e
e
t
k
p
s
p
O
Ag
No
De
Se
Bu lan
Sumber : www.isx.co.id
Grafik LQ45 2007
700,000
600,000
Nilai
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
0,000
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
be
li
us
m
st
Ju
e
u
t
g
p
A
Se
Bu lan
Sumber : www.isx.co.id
r
r
er
be
be
m
m
ob
e
e
kt
op
es
O
N
D
97
Lampiran 3
Grafik Indeks JII 2005-2007
Grafik JII 2005
250,000
Nilai
200,000
150,000
100,000
50,000
0,000
i
ri
ar
ua
nu
br
a
e
J
F
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
r
r
r
s
li
be
be
be
tu
be
Ju
to
em
em
us
em
t
k
p
s
g
p
O
A
No
De
Se
Bu lan
Sumber : www.isx.co.id
Grafik JII 2006
350,000
300,000
Nilai
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0,000
i
ri
ar
ua
nu
br
Ja
Fe
et
ar
M
il
pr
A
ei
M
ni
Ju
r
r
r
r
s
li
be
be
be
tu
be
m
m
m
Ju us
to
e
e
e
t
k
g
O
op
es
A
ep
N
D
S
Bu lan
Sumber : www.isx.co.id
Grafik JII 2007
600,000
500,000
Nilai
400,000
300,000
200,000
100,000
0,000
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
r
r
er
s
li
be
be
be
Ju ustu emb
m
m
o
t
e
e
s
pt
Ok Nop
Ag
De
Se
Bulan
Sumber : www.isx.co.id
98
Lampiran 4
Grafik NAB/Unit Danareksa Syariah Berimbang 2005-2007
Nilai
Grafik NAB/Unit
Danareksa Syariah Berimbang 2005
2.000,00
1.800,00
1.600,00
1.400,00
1.200,00
1.000,00
800,00
600,00
400,00
200,00
0,00
i
ri
ar
ua
nu
br
a
e
J
F
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
r
r
r
li
be
be
us
be
be
Ju ust
to
em
em
em
t
k
g
p
s
p
O
A
No
De
Se
Bulan
Sumber : www.bapepamlk.co.id
Grafik NAB/Unit
Danareksa Syariah Berimbang 2006
2.500,00
Nilai
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
0,00
i
ri
ar
ua
nu
br
a
e
J
F
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
r
r
r
s
li
be
be
be
tu
be
Ju
to
em
em
us
em
t
k
p
s
g
p
O
A
No
De
Se
Bulan
Sumber : www.bapepamlk.co.id
Grafik NAB/Unit
Danareksa Syariah Berimbang 2007
3.500,00
3.000,00
Nilai
2.500,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
0,00
i
ri
ar
ua
nu
br
e
Ja
F
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
r
r
s
er
li
be
be
be
tu
m
Ju
ob
em
us
em
te
kt
p
s
g
p
O
A
No
De
Se
Bu lan
Sumber : www.bapepamlk.co.id
99
Lampiran 5
Grafik NAB/Unit Danareksa Anggrek 2005-2007
Grafik NAB/Unit
Danareksa Anggrek 2005
2.500,00
Nilai
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
0,00
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
r
r
r
li
be
us
be
be
be
m
m
Ju ust
m
to
e
e
e
k
t
p
s
p
O
Ag
No
De
Se
Bu lan
Sumber : www.bapepamlk.co.id
Grafik NAB/Unit
Danareksa Anggrek 2006
3.000,00
2.500,00
Nilai
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
0,00
i
ri
ar
ua
nu
br
a
e
J
F
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
r
r
r
s
li
be
be
be
tu
be
Ju
to
em
em
us
em
t
k
s
p
g
p
O
A
No
De
Se
Bulan
Sumber : www.bapepamlk.co.id
Grafik NAB/Unit
Danareksa Anggrek 2007
3.500,00
3.000,00
Nilai
2.500,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
0,00
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe
et
ar
M
ril
Ap
ei
M
ni
Ju
r
r
r
r
li
be
be
us
be
be
Ju ust
to
em
em
em
k
t
g
s
p
O
A
ep
No
De
S
Bulan
Sumber : www.bapepamlk.co.id
100
Lampiran 6
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) 2005-2007
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI)
SWBI
SBI
2005
2006
2007
2005
2006
2007
Jan. 4.11Jan. 4.32Jan. 8.07Jan. 7.42 Jan. 12.75Jan. 9.50
Feb. 3.75Feb. 4.62Feb. 4.53Feb. 7.43 Feb. 12.74Feb. 9.25
Mar. 3.58Mar. 4.75Mar. 6.48Mar. 7.44 Mar. 12.73Mar. 9.00
Apr. 4.49Apr. 4.80Apr. 6.27Apr. 7.70 Apr. 12.74Apr. 9.00
May. 3.75May. 7.97May. 6.26May. 7.95 May. 12.50May. 8.75
Jun. 4.62Jun. 4.95Jun. 5.33Jun. 8.25 Jun. 12.50Jun. 8.50
Jul. 4.56Jul. 5.06Jul. 5.71Jul. 8.49 Jul. 12.25Jul. 8.25
Aug. 3.92Aug. 5.79Aug. 5.15Aug. 9.51 Aug. 11.75Aug. 8.25
Sep. 4.11Sep. 4.45Sep. 6.61Sep. 10.00Sep. 11.25Sep. 8.25
Oct. 4.77Oct. 5.33Oct. 5.33Oct. 11.00Oct. 10.75Oct. 8.25
Nov. 5.17Nov. 8.54Nov. 4.94Nov. 12.25Nov. 10.25Nov. 8.25
Dec. 5.42Dec. 8.62Dec. 7.11Dec. 12.75Dec. 9.75Dec. 8.00
sumber: www.bi.go.id
101
Lampiran 7
Pengolahan Data SPSS
Variables
Entered
RIMa
RFS2005
Variables
Removed
Method
.
Enter
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
,959a
,919
Adjusted
R Square
,911
Std. Error of
the Estimate
,03933213
DurbinWatson
1,676
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
,176
,015
,191
df
1
10
11
Mean Square
,176
,002
F
113,648
Sig.
,000a
Model
1
(Constant)
RIM-RFS2005
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,009
,012
,912
,077
Standardized
Coefficients
Beta
Coefficient Correlationsa
Model
1
Correlations
Covariances
RIM-RFS2005
RIM-RFS2005
RIM-RFS2005
1,000
,006
,959
t
-2,087
10,661
Sig.
,244
,000
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000
1,000
102
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
Variance Proportions
(Constant) RIM-RFS2005
,42
,42
,58
,58
Condition
Index
1,000
1,185
Eigenvalue
1,168
,832
Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum
-,1840734
-,077924
-1,429
-1,981
Maximum
,1889843
,05184879
1,522
1,318
Mean
-,0034097
,00000000
,000
,000
Std. Deviation
,12642476
,03750171
1,000
,953
N
12
12
12
12
Variables
Entered
RMS- a
RF2005
Variables
Removed
Method
.
Enter
Model Summaryb
Model
1
R
,988a
R Square
,976
Adjusted
R Square
,974
Std. Error of
the Estimate
,02137207
DurbinWatson
1,347
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
,187
,005
,191
df
1
10
11
Mean Square
,187
,000
F
408,783
Sig.
,000a
103
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
RMS-RF2005
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,006
,006
,955
,045
Standardized
Coefficients
Beta
,988
t
2,245
20,218
Sig.
,248
,000
Coefficient Correlationsa
Model
1
Correlations
Covariances
RMS-RF2005
RMS-RF2005
RMS-RF2005
1,000
,002
Model
1
Dimension
1
2
Condition
Index
1,000
1,149
Eigenvalue
1,138
,862
Variance Proportions
(Constant) RMS-RF2005
,43
,43
,57
,57
Minimum
-,2179858
-,045294
-1,647
-2,119
Maximum
,1663925
,01954837
1,303
,915
Mean
-,0034097
,00000000
,000
,000
Std. Deviation
,13028568
,02037746
1,000
,953
Std. Error of
the Estimate
,04286418
DurbinWatson
1,351
Variables
Entered
RIMa
RFK2005
Variables
Removed
Method
.
Enter
R
R Square
,761a
,737
Adjusted
R Square
,731
N
12
12
12
12
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000
1,000
104
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
,011
,018
,029
df
1
10
11
Mean Square
,011
,002
F
58,779
Sig.
,004a
Model
1
(Constant)
RIM-RFK2005
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,030
,012
,451
,313
Standardized
Coefficients
Beta
,608
t
-1,715
2,424
Sig.
,100
,036
Correlations
Covariances
RIM-RFK2005
1,000
,098
RIM-RFK2005
RIM-RFK2005
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
Condition
Index
1,000
1,049
Eigenvalue
1,048
,952
Variance Proportions
(Constant) RIM-RFK2005
,48
,48
,52
,52
Variables
Entered
RMK- a
RF2005
Variables
Removed
Method
.
Enter
Std. Deviation
,03133346
,04086939
1,000
,953
N
12
12
12
12
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000
1,000
105
Model Summaryb
Model
1
R
,855a
Adjusted
R Square
,704
R Square
,731
Std. Error of
the Estimate
,02801743
DurbinWatson
1,655
Mean Square
,021
,001
F
27,164
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
,021
,008
,029
df
1
10
11
Sig.
,000a
Model
1
(Constant)
RMK-RF2005
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,001
,012
,888
,196
Standardized
Coefficients
Beta
,855
t
2,039
5,212
Sig.
,874
,000
Correlations
Covariances
RMK-RF2005
1,000
,038
RMK-RF2005
RMK-RF2005
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
Eigenvalue
1,748
,252
Condition
Index
1,000
2,635
Variance Proportions
(Constant) RMK-RF2005
,13
,13
,87
,87
Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum
-,1003881
-,044741
-1,765
-1,597
Maximum
,0271875
,05872422
1,133
2,096
Mean
-,0226744
,00000000
,000
,000
Std. Deviation
,04402815
,02671357
1,000
,953
N
12
12
12
12
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000
1,000
106
Variables
Entered
RIMa
RFS2006
Variables
Removed
Method
.
Enter
Adjusted
R Square
,949
R
R Square
,977a
,954
Std. Error of
the Estimate
,07114178
DurbinWatson
1,795
ANOVAb
Model
1
Sum of
Squares
1,039
,051
1,090
Regression
Residual
Total
df
1
10
11
Mean Square
1,039
,005
F
205,349
Sig.
,000a
Model
1
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,116
,021
(Constant)
RIM-RFS2006
,894
Standardized
Coefficients
Beta
,066
,977
Collinearity Statistics
t
-1,142
Sig.
,215
Tolerance
14,330
,000
1,000
Coefficient Correlationsa
Model
1
Correlations
Covariances
RIM-RFS2006
RIM-RFS2006
RIM-RFS2006
1,000
,004
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
Eigenvalue
1,143
,857
Condition
Index
1,000
1,155
Variance Proportions
(Constant) RIM-RFS2006
,43
,43
,57
,57
VIF
1,000
107
Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum
-,7401426
-,083393
-2,192
-1,172
Maximum
,3301885
,10086567
1,290
1,418
Mean
-,0663383
,00000000
,000
,000
Std. Deviation
,30737930
,06783102
1,000
,953
N
12
12
12
12
Variables
Entered
RMS-RF
a
2006
Variables
Removed
Method
.
Enter
R
R Square
,992a
,983
Adjusted
R Square
,981
Std. Error of
the Estimate
,04283320
DurbinWatson
1,846
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
1,072
,018
1,090
df
1
10
11
Mean Square
1,072
,002
F
584,061
Sig.
,000a
Sig.
,484
,000
Model
1
(Constant)
RMS-RF 2006
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,016
,013
1,048
,042
Standardized
Coefficients
Beta
Correlations
Covariances
RMS-RF 2006
RMS-RF 2006
RMS-RF 2006
1,000
,002
,992
,895
24,167
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000
1,000
108
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
Eigenvalue
1,252
,748
Condition
Index
1,000
1,294
Variance Proportions
(Constant) RMS-RF 2006
,37
,37
,63
,63
Std. Deviation
,31211406
,04083985
1,000
,953
N
12
12
12
12
Variables
Entered
RIMa
RFK2006
Variables
Removed
Method
.
Enter
R
R Square
,820a
,804
Adjusted
R Square
,803
Std. Error of
the Estimate
,0606130
DurbinWatson
1,536
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
,002
,037
,038
df
1
10
11
Mean Square
,002
,004
F
43,860
Sig.
,002a
109
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
RIM-RFK2006
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
1,123
,024
,598
,311
Standardized
Coefficients
Beta
Sig.
,005
,523
,971
,662
,205
Correlations
Covariances
RIM-RFK2006
RIM-RFK2006
RIM-RFK2006
1,000
,097
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
Condition
Index
1,000
2,355
Eigenvalue
1,694
,306
Variance Proportions
(Constant) RIM-RFK2006
,15
,15
,85
,85
Maximum
,050229
,1236642
1,275
2,040
Mean
,034795
,0000000
,000
,000
Std. Deviation
,0121033
,0577922
1,000
,953
Variables
Entered
RMK-RF
a
2006
Variables
Removed
Method
.
Enter
R
R Square
,859a
,835
Adjusted
R Square
,828
Std. Error of
the Estimate
,0500497
DurbinWatson
1,982
N
12
12
12
12
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000
1,000
110
ANOVAb
Model
1
Sum of
Squares
,013
,025
,038
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
,013
,003
1
10
11
F
53,098
Sig.
,004a
Model
1
(Constant)
RMK-RF 2006
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,006
,021
1,016
,707
Standardized
Coefficients
Beta
,589
t
-,060
2,304
Sig.
,741
,044
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
Condition
Index
1,000
2,559
Eigenvalue
1,735
,265
Variance Proportions
(Constant) RMK-RF 2006
,13
,13
,87
,87
Minimum
-,004792
-,0756334
-1,138
-1,511
Maximum
,080782
,0991812
1,322
1,982
Variables
Entered
RIMa
RFS2007
Variables
Removed
Method
.
Enter
Mean
,034795
,0000000
,000
,000
Std. Deviation
,0347733
,0477205
1,000
,953
N
12
12
12
12
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000
1,000
111
Model Summaryb
Model
1
R
,981a
Adjusted
R Square
,959
R Square
,963
Std. Error of
the Estimate
,05048465
DurbinWatson
1,325
ANOVAb
Model
1
Sum of
Squares
,659
,025
,684
Regression
Residual
Total
df
1
10
11
Mean Square
,659
,003
F
258,374
Sig.
,000a
Model
1
(Constant)
RIM-RFS2007
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,162
,015
,945
,060
Standardized
Coefficients
Beta
,981
t
-,400
16,074
Sig.
,804
,000
Correlations
Covariances
RIM-RFS2007
RIM-RFS2007
RIM-RFS2007
1,000
,004
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
Eigenvalue
1,075
,925
Condition
Index
1,000
1,078
Variance Proportions
(Constant) RIM-RFS2007
,46
,46
,54
,54
Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum
-,4222789
-,070445
-1,774
-1,395
Maximum
,4016129
,08741518
1,593
1,732
Mean
,0118254
,00000000
,000
,000
Std. Deviation
,24467384
,04813523
1,000
,953
N
12
12
12
12
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000
1,000
112
Variables
Entered
RMS-RF
a
2007
Variables
Removed
Method
.
Enter
Model Summaryb
Model
1
R
,997a
R Square
,994
Adjusted
R Square
,994
Std. Error of
the Estimate
,02004955
DurbinWatson
1,933
ANOVAb
Model
1
Sum of
Squares
,680
,004
,684
Regression
Residual
Total
df
1
10
11
Mean Square
,680
,000
F
169,157
Sig.
,000a
Model
1
(Constant)
RMS-RF 2007
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-1,021
,006
1,924
,023
Standardized
Coefficients
Beta
,997
t
4,285
41,129
Correlations
Covariances
RMS-RF 2007
RMS-RF 2007
RMS-RF 2007
1,000
,001
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
Eigenvalue
1,055
,945
Condition
Index
1,000
1,056
Variance Proportions
(Constant) RMS-RF 2007
,47
,47
,53
,53
Sig.
,001
,000
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000
1,000
113
Residuals Statisticsa
Minimum
Maximum
Mean
Predicted Value
-,3984942
,4472423
,0118254
Residual
-,029158 ,02909950 ,00000000
Std. Predicted Value
-1,650
1,751
,000
Std. Residual
-1,454
1,451
,000
Std. Deviation
,24862994
,01911649
1,000
,953
N
12
12
12
12
Variables
Entered
RIMa
RFK2007
Variables
Removed
Method
.
Enter
Model Summaryb
Model
1
R
,822a
R Square
,805
Adjusted
R Square
,804
Std. Error of
the Estimate
,03294274
DurbinWatson
2,016
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
,001
,011
,011
df
1
10
11
Mean Square
,001
,001
F
497,260
Correlations
Covariances
RIM-RFK2007
RIM-RFK2007
RIM-RFK2007
1,000
,062
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
Eigenvalue
1,790
,210
Condition
Index
1,000
2,923
Variance Proportions
(Constant) RIM-RFK2007
,10
,10
,90
,90
Sig.
,000a
114
Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum
Maximum
Mean
,0272382
,0496737
,0381400
-,066921 ,05281646 ,00000000
-1,556
1,647
,000
-2,031
1,603
,000
Std. Deviation
,00700415
,03140967
1,000
,953
N
12
12
12
12
Variables
Entered
RMK-RF
a
2007
Variables
Removed
Method
.
Enter
Model Summaryb
Model
1
R
,819a
R Square
,804
Adjusted
R Square
,759
Std. Error of
the Estimate
,03311485
DurbinWatson
1,626
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
,000
,011
,011
df
1
10
11
Mean Square
,000
,001
F
388,426
Sig.
,001a
Model
1
(Constant)
RMK-RF 2007
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,009
,015
1,009
,714
Standardized
Coefficients
Beta
Correlations
Covariances
RMK-RF 2007
RMK-RF 2007
RMK-RF 2007
1,000
,510
,193
t
1,990
,623
Sig.
,611
,547
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000
1,000
115
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
Eigenvalue
1,784
,216
Condition
Index
1,000
2,872
Variance Proportions
(Constant) RMK-RF 2007
,11
,11
,89
,89
Minimum
,0305659
-,070998
-1,217
-2,144
Maximum
,0445366
,04880261
1,028
1,474
Mean
,0381400
,00000000
,000
,000
Std. Deviation
,00622272
,03157377
1,000
,953
N
12
12
12
12
116
Scatterplot
-1
-2
-3
-2
-1
Scatterplot
-1
-2
-2
-1
Scatterplot
-1
-2
-3
-2
-1
117
Scatterplot
-1
-2
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
Scatterplot
-1
-2
-2
-1
Scatterplot
-1
-2
-3
-2
-1