Вы находитесь на странице: 1из 133

PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SYARIAH DENGAN

REKSADANA KONVENSIONAL
(Studi Danareksa Syariah Berimbang dan Danareksa Anggrek pada
PT Danareksa Investment Management Periode 2005-2007)

SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
INAYATUL HIKMAH SUCININGTYAS
F 0303005
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan Judul:


PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SYARIAH DENGAN
REKSADANA KONVENSIONAL
(Studi Danareksa Syariah Berimbang dan Danareksa Anggrek pada
PT Danareksa Investment Management Periode 2005-2007)

Disusun oleh:

Inayatul Hikmah Suciningtyas


F 0303005

Surakarta, 26 April 2009


Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing

Dr. Hj. Rahmawati, M.Si., Ak


NIP. 132 049 464

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syaratsyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.

Surakarta, 22 Mei 2009

Tim Penguji Skripsi :


1. Drs. Subekti Djamaluddin, M.Si., Ak.
NIP. 131 792 943

Ketua
Penguji

2. Agung Nur Probohudono, SE., M.Si., Ak. Anggota


NIP. 132 327 448
Penguji
3. Dr. Hj. Rahmawati, M.Si., Ak.
NIP. 132 049 464

(_______________)
(_______________)

Pembimbing (_______________)

iii

MOTTO

...Dan bertolong-tolonglah kamu untuk berbuat baik dan taqwa, dan janganlah
bertolong-tolonglah kamu dalam berbuat dosa dan permusuhan...
( QS. Al-Maidah: 2 )

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan


( QS. Alam Nasyrah: 3 )

...Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh
jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu...
( QS. Al-Baqarah: 216)

Tinggalkanlah apa yang meragukanmu dan kerjakanlah apa yang tidak


meragukanmu
(Al-Hadits)

Berusahalah untuk selalu berdekatan dengan-Nya, niscaya Allah Taala


akan memberikan pertolongan dari jalan yang tidak kamu duga
(Penulis)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan cita-cita dan perjuangan besarku ini


kepada:
Allah Taala, syukurku tak pernah henti kulantunkankan
untuk-Mu atas purnanya amanah ini dengan indah dan atas
segala pertolongan-Mu. Yaa Allah Yaa Rahman Yaa Rahim,
Islam Dienku,
Ibu, bapak, dan adik-adikku yang teramat kucinta

atas

bait doa dan motivasi yang tiada pupus,


Seseorangku, entah kau siapa, entah kau dimana.
Sungguh, aku rindu. Tapi, aku tak hendak melukis
jasadmu, jua tak hendak mereka-reka dan menebak-nebak
tentangmu. Sebab takdirku dan takdirmu ada dalam
genggaman-Nya. Dan kita? Tak pernah tahu...
Almamater.

KATA PENGANTAR

Assalamualaykum warohmatullohi wabarokatuh.

Untuk semua yang telah dicapai penulis sampai saat ini, penulis
mengucapkan puji syukur, alhamdulillaahi robbil aalamiin, yang tiada terhingga
ke hadirat Allah SWT, atas segala pertolongan, perlindungan, dan petunjuk-Nya
yang telah dilimpahkan kepada penulis, khususnya selama penyusunan skripsi dan
pelaksanaan ujian. Shalawat dan salam dihaturkan kepada Rasulullah SAW.
Penulis menyadari sepenuhnya, hanya dengan kebesaran Allah SWT,
setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya, dan setiap kesulitan pasti ada
kemudahan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis
menyampaikan terima kasih dan hanya Allah SWT yang bisa membalas kebaikan
yang telah penulis terima dari berbagai pihak yang telah membantu meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik,
yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan FE-UNS
Surakarta.
2. Bapak Drs. Jaka Winarna, S.E., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
FE-UNS.
3. Dr. Hj. Rahmawati, M.Si., Ak., selaku pembimbing skripsi yang telah dengan
sabar memberikan arahan dan masukan-masukan yang berarti kepada penulis,
sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
vi

4. Bapak Drs. Subekti Djamaluddin, M.Si., Ak., dan Bapak Agung Nur
Probohudono, SE., M.Si., Ak., selaku tim penguji atas segala saran dan
masukannya.
5. Bapak dan Ibu Dosen Akuntansi FE UNS, atas bimbingan dan transfer
ilmunya.
6. Ibuku, Musyarifah dan Bapakku, Sohiran, S.Ag., tercinta, jazakumullah
khayron katsiron ku haturkan selalu untuk engkau berdua. Sedihnya hati ini
sampai 23 tahun, tak jua ku sedikit saja membalas cinta kasihmu. Maaf
kupinta darimu. Harapku semoga pada sisa usia ini , minimal ku bisa lebih
berbakti. Meski kuberikan bumi seisinya ini untukmu, tidak akan sebanding
dengan apa yang telah engkau berdua curahkan kepadaku.
7. Adik-adikku tersayang: Yusuf Mujahid Maruf, Furqon Muhammad Faiz,
Yahya Ahmad Muhdi, Shofwan Munawwar Ahmad, Hadif Ahsanul Anam
dan Utiya Sulha Amali atas torehan peristiwa yang membuat hidup mba
sangat berwarna, atas letupan-letupan yang membuat mba bercahaya, dan
atas ketsiqohan yang membuat mba bahagia. Dari kalianlah mba belajar
banyak tentang makna kedewasaan, pengertian dan pengorbanan, menuntun
mba untuk bisa dan berusaha memberikan yang terbaik bagi kalian.
8. Teman-teman satu angkatan, matur nuwun kebersamaannya. Akhirnya...
9. Teman-teman satu hati: Eli, Farida, Septi, Dwi J, Catur, Rina, Diah, Litha,
Setyo, Shinta, Popi, Siwi, Sari, Ika, Jati, Mira, Arum, Wahyu Tri, Yuli,
Wiwid, Wahyu Ning, Arifah, Andri, dan satu barisan tangguh di ikhwan sana,

vii

syukron jazakumullah untuk spirit yang telah diberikan kepadaku. Semoga


persahabatan kita bisa membuat iri penghuni surga. Amin..
10. Ikhwah fillah sekalian, atas doa-doa yang senantiasa terlantun untukku
tanpa sepengetahuanku. Jazakumullah, khayrul jaza.
11. dan untuk semua pihak yang telah membantu penulis baik moral maupun
material, yang pada saat ini belum penulis sebutkan, tetapi insya Allah tidak
akan hilang dari memori penulis.

Dalam penulisan ini masih terdapat banyak kelemahan-kelemahan. Penulis


sangat mengharapkan bahwa penelitian ini dilanjutkan oleh Peneliti lain di masa
mendatang untuk menyempurnakan atau bahkan mengembangkan menjadi
penulisan yang lebih berbobot dan lebih berguna.

Wassalamuallaikum warohmatullohi wabarokatuh

Penulis,

Inayatul Hikmah Suciningtyas

viii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................

iii

MOTTO ......................................................................................................

iv

PERSEMBAHAN .......................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................

vi

DAFTAR ISI ...............................................................................................

ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xiv

ABSTRAKSI ...............................................................................................

xv

ABSTRACT ................................................................................................

xvi

BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................

B. Perumusan Masalah .................................................................

C. Tujuan Penelitian.....................................................................

D. Manfaat Penelitian ...................................................................

E.

Sistematika Pelaporan Hasil Penelitian.....................................

11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................

12

A.

Landasan Teori........................................................................

12

1. Pasar Modal Indonesia.........................................................

12

2. Reksadana...........................................................................

17

3. Perkembangan Reksadana Syariah dan Konvensional .........

27

4. Perbedaan Reksadana Syariah dengan Konvensional.............

34

5. Danareksa Syariah Berimbang dan Danareksa Anggrek pada


PT Danareksa Investment Management...............................

ix

36

B.

Tinjauan Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ..

39

C.

Kerangka Teoritis ...................................................................

46

BAB III. METODA PENELITIAN...........................................................

48

A.

Ruang Lingkup Penelitian.......................................................

48

B.

Desain Penelitian ....................................................................

48

C.

Pemilihan Populasi, Sampel, dan Periode Penelitian ...............

49

D.

Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data ..........................

50

E.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................

51

1. Tingkat Return Reksadana Syariah dan Konvensional..........

51

2. Tingkat Risiko Reksadana Syariah dan Konvensional .........

52

3. Kinerja Reksadana Syariah dan Konvensional.....................

54

Tehnik Pengujian Hipotesis.....................................................

57

1. Pengujian Hipotesis Satu dan Hipotesis Dua.........................

57

2. Pengujian Hipotesis Tiga.....................................................

57

Pengujian Asumsi Model Regresi Linier Normal Klasik .........

56

1. Uji Normalitas Data ............................................................

60

2. Uji Multikolinearitas ...........................................................

60

3. Uji Autokorelasi..................................................................

61

4. Uji Heteroskedastisitas........................................................

62

BAB IV. ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN .........................

63

F.

G.

A.

Pengujian Normalitas Data......................................................

63

B.

Pengujian Hipotesis Satu........................................................

64

C.

Pengujian Hipotesis Dua ........................................................

67

D.

Pengujian Hipotesis Tiga .......................................................

70

1. Paired Sampe t-Test ............................................................

72

2. Sharpe index, Treynor Index dan Jensen Index....................

73

3. Regresi Sederhana Model Jensen ........................................

75

BAB V. PENUTUP .....................................................................................

83

A.

Kesimpulan.............................................................................

83

B.

Keterbatasan ...........................................................................

86

C.

Saran..........................................................................................

87

D.

Implikasi.................................................................................

89

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

91

LAMPIRAN ................................................................................................

95

xi

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Perbedaan RD Terbuka dengan RD Tertutup...........................................

20

2. Perbedaan RD Berbentuk Perseroan dengan RD Berbentuk KIK.............

21

3. Deteksi Autokorelasi dengan Nilai Durbin -Watson ................................

62

4. Kolmogorov-Smirnov Test Return dan Risiko RD Syariah.......................

63

5. Kolmogorov-Smirnov Test Return dan Risiko RD Konvensional .............

63

6. Kolmogorov-Smirnov Test Return dan Risiko JII, dan LQ45 ...................

64

7. Kolmogorov-Smirnov Test Return dan Risiko IHSG................................

64

8. Statistik Deskriptif Return dan Risiko RD Syariah dan JII.......................

65

Independent Sample t-Test Return dan Risiko RD Syariah dengan JII ....

66

10. Statistik Deskriptif Return dan Risiko RD Konvensional dan LQ45........

68

9.

11. Independent Sample t-Test Return dan Risiko RD Konvensional dengan


LQ45......................................................................................................

69

12. Statistik Deskriptif Return dan Risiko RD Syariah dan Konvensional.....

71

13. Paired Sample t-Test Return dan Risiko RD Syariah dengan


RD Konvensional...................................................................................

73

14. Perbandingan Kinerja RD Syariah dengan RD Konvensional .................

75

15. Hasil Regresi Model Jensen RD Syariah dan JII .....................................

76

16. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model Jensen RD Syariah dan JII..........

78

17. Hasil Regresi Model Jensen RD Konvensional dan LQ45.......................

80

18. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model Jensen RD Konvensional dan


LQ45 .....................................................................................................

81

19. Hasil Regresi Model Jensen RD Syariah dan RD Konvensional..............

82

20. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model Jensen RD Syariah dan


RD Konvensional...................................................................................

xii

82

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Kerangka Teoritis Pengujian Hipotesis....................................................

xiii

47

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Grafik IHSG Tahun 2005 2007 .............................................................

95

2. Grafik Indeks LQ45 Tahun 2005 2007 ..................................................

96

3. Grafik Indeks JII Tahun 2005 2007 .......................................................

97

4. Grafik Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan Danareksa Syariah


Berimbang Tahun 2005-2007....................................................................

98

5. Grafik Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan Danareksa Anggrek


Tahun 2005-2007......................................................................................

99

6. Nilai SWBI dan SBI Tahun 2005-2007 .................................................... 100


4. Pengolahan Data SPSS ............................................................................. 101

xiv

PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SYARIAH DENGAN


REKSADANA KONVENSIONAL
(Studi Danareksa Syariah Berimbang dan Danareksa Anggrek pada
PT Danareksa Investment Management Periode 2005-2007)
INAYATUL HIKMAH SUCININGTYAS
NIM: F 0303005
ABSTRAKSI
Permasalahan dalam penelitian sebelumnya adalah evaluasi kinerja
portofolio hanya dilakukan secara parsial saja, yaitu: (1) membandingkan kinerja
reksadana dengan indeks pasarnya, atau (2) membandingkan kinerja reksadana
syariah dengan reksadana konvensional. Penelitian ini menggabungkan dua
metode tersebut supaya dapat memberikan hasil yang komprehensif guna
mendukung pembuatan keputusan bagi investor maupun investor potensial untuk
berinvestasi atau tidak berinvestasi pada reksadana. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif dengan studi komparatif.
Alat bantu uji statistik yang digunakan adalah program Statistical Product
and Service Solution (SPSS) ver. 15.0 for Windows dan Microsoft Excel 2003,
sedangkan data yang digunakan berupa data Nilai Aktiva Bersih per Unit
Penyertaan (NAB/Unit), data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jakarta
Islamic Index (JII) dan Indeks LQ45 harian serta data tingkat suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
bulanan periode 2005-2007. Penelitian ini memfokuskan pada perbandingan
kinerja reksadana Danareksa Syariah Berimbang dan reksadana Danareksa
Anggrek pada periode tahun 2005-2007. Kinerja reksadana diukur menggunakan
Indeks Jensen, Indeks Sharpe dan Indeks Treynor. Metode statistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis adalah independent sample t-test, paired
sample t-test, dan analisis regresi sederhana.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja
reksadana syariah lebih baik daripada kinerja indeks syariah (indeks JII), kinerja
reksadana konvensional lebih baik daripada kinerja indeks konvensional (indeks
LQ45) serta kinerja reksadana konvensional lebih baik daripada kinerja reksadana
syariah. Berdasarkan hasil pengujian statistik yang tidak bernilai signifikan dalam
penelitian ini memberikan implikasi bahwa investor dan investor potensial
memiliki pilihan untuk mengubah antara reksadana syariah dengan konvensional
tersebut tergantung pada kondisi pasar dan preferensi pribadi investor.
Kata kunci: reksadana syariah, reksadana konvensional, indeks syariah (indeks
JII), indeks konvensional (indeks LQ45).

xv

THE PERFORMANCE COMPARATION BETWEEN SHARIAH MUTUAL


FUNDS WITH CONVENTIONAL MUTUAL FUNDS
(Study Danareksa Syariah Berimbang and Danareksa Anggrek on
PT Danareksa Investment Management Periods 2005-2007)
INAYATUL HIKMAH SUCININGTYAS
NIM: F 0303005
ABSTRACT
The problems of the previous research is just partial evaluation for
portfolio performance, for examples; (1) comparation between mutual funds with
its market index, or (2) comparation between shariah mutual funds with
conventional mutual funds. This research combine those two methods to
investigate shariah portfolio performance with conventional portfolio
performance furthermore can give comprehensive investigation portfolio
performance for investors and potential investors for making decision to invest or
not to invest in mutual funds. The objective of this research is to evaluate the
balanced shariah mutual fund performance compared with the balanced
conventional mutual fund performance during the 2005-2007 focus on
performance comparation between Danareksa Syariah Berimbang with
Danareksa Anggrek.
An aid that is used in statistic test are Statistical Product and Service
Solution (SPSS) ver. 15.0 for Windows and Microsoft Excel 2003, whereas the
data were Net Assets Value per Unit (NAV/unit), Composite Index (IHSG),
Jakarta Islamic Index (JII) and Indeks LQ45 daily, bank rate of Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) and Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) monthly period
2005-2007. Mutual fund performance can be measured by using Jensen Index,
Sharpe Index and Treynor Index. The statistic methods used to test hypothesis are
independent sample t-test, paired sample t-test and simple regression analysis.
Finally, the results show that the shariah mutual funds have been able to
outperform the shariah indexs (JII), the conventional mutual funds has been able
to outperform the conventional indexs (LQ45) and the conventional mutual funds
has been able to outperform the shariah mutual funds. According to unsignificant
result of statistical test in this research, it gives implication to investors and
potential investors that they have options to switch between shariah mutual funds
and conventional mutual funds depending on the market conditions and their
personal preferences.

Keywords: shariah mutual funds, conventional mutual funds, the shariah index
(JII) the conventional index (LQ45).

xvi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara
pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana
(investor). Investee menjual surat berharga yang dimilikinya, sedangkan investor
akan melakukan pembelian surat berharga tersebut dengan tujuan untuk
melakukan investasi yang akan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
Keberadaan pasar modal sampai dengan saat ini telah memberikan banyak
manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadapnya. Menurut Darmadji
dan Fakhruddin (2001) dalam Irmawati (2008), ada beberapa manfaat pasar
modal, diantaranya: (1) menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi
dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber daya secara optimal, (2)
memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diversifikasi, (3) menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara, (4)
penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah, (5)
keterbukaan dan profesionalisme serta menciptakan iklim usaha yang sehat, (6)
menciptakan lapangan kerja dan profesi yang menarik, (7) memberikan
kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek, (8)
menyediakan alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan
risiko yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas dan diversifikasi

investasi, (9) membina iklim keterbukaan dengan dunia usaha, (10) mendorong
pemanfaatan manajemen profesional.
Selain manfaat tersebut di atas, pasar modal juga memberikan berbagai
macam alternatif pilihan investasi bagi investor sesuai dengan tujuan dan
kepentingan yang hendak dicapai. Salah satu alternatif investasi yang tersedia
bagi masyarakat investor adalah reksadana.
Reksadana berasal dari kata reksa yang berarti jaga atau pelihara dan
kata dana berarti uang, sehingga reksadana dapat diartikan sebagai kumpulan
uang yang dipelihara. Reksadana pada umumnya diartikan sebagai wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek (saham, obligasi, valas atau
deposito) oleh manajer investasi. Reksadana juga dapat diartikan sebagai
instrumen keuangan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal secara
kolektif untuk selanjutnya dikelola dan siinvestasikan oleh seorang manajer
investasi.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa reksadana dirancang untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan
untuk melakukan investasi namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang
terbatas. Portofolio investasi dari reksadana berupa instrumen surat berharga
seperti saham dan obligasi, instrumen pasar uang maupun campuran instrumen
surat berharga dan pasar uang (Pratomo dan Nugroho, 2005). Manajer investasi
merupakan pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
investor atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok investor.

Reksadana dalam perkembangannya berhasil menarik minat banyak


investor karena beberapa keunggulan yang dimilikinya (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001 dalam Irmawati, 2008), seperti terbukanya kesempatan bagi
pemodal kecil untuk melakukan diversifikasi investasi dalam efek sehingga
memperkecil risiko yang dihadapi, mempermudah pemodal kecil untuk
melakukan investasi di pasar modal, dan efisiensi waktu. Selain itu, keuntungan
yang diperoleh dari reksadana bisa melebihi keuntungan yang diperoleh dari
tingkat bunga deposito. Dari aspek perpajakan, kewajiban pajak menjadi tanggung
jawab perusahaan reksadana (Pratomo dan Nugroho, 2005).
Di Indonesia, reksadana muncul 103 tahun berselang dari pertama kali
terciptanya

reksadana di dunia pada tahun 1873 yaitu pada saat pemerintah

mendirikan PT Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT Danareksa


menerbitkan reksadana yang disebut dengan sertifikat Danareksa. Pada tahun
1995, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup
pula peraturan mengenai reksadana melalui UU No. 8 tahun 1995 mengenai pasar
modal. Adanya UU tersebut menjadi momentum berkembangnya reksadana
secara efektif di Indonesia yang diawali dengan diterbitkannya reksadana tertutup
oleh PT BDNI Reksadana. Reksadana yang kemudian tumbuh pesat adalah
reksadana terbuka. Jika pada tahun 1995 tumbuh 1 reksadana dengan dana yang
dikelola sebesar Rp 356 miliar, maka pada tahun 1996 tercatat ada 25 reksadana.
Dari jumlah ini, 24 reksadana di antaranya merupakan reksadana terbuka, atau
reksadana yang berupa KIK (Kontrak Investasi Kolektif) dengan total dana yang
dikelola sebesar Rp 5,02 miliar.

Bangkitnya ekonomi Islam menjadi fenomena yang menarik dan


menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama
Islam, sehingga pengembangan produk pasar modal yang berbasis syariah perlu
ditingkatkan. Pada tahun 1990-an Indonesia baru mengenal kegiatan perbankan
syariah. Tujuh tahun kemudian, produk syariah di pasar modal mulai
diperkenalkan dengan ditandai munculnya produk reksadana syariah. Menurut
Subagia (2003) pesatnya perkembangan reksadana baik konvensional maupun
syariah, tidak terlepas dari kehadiran Undang-Undang tentang Pasar Modal
Indonesia (No. 8 tahun 1995) berisi 116 pasalnya yang diberlakukan pada awal
tahun 1996 dan juga telah diluncurkannya Pasar Modal Syariah tanggal 5 Mei
2000 oleh BAPEPAM yang bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional (DSN)
yang diawasi langsung oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Pasar reksadana syariah adalah salah satu segmen yang cepat berkembang
di dalam sistem keuangan Islam. Meskipun begitu, ketika dibandingkan dengan
industri reksadana secara keseluruhan, reksadana syariah masih dalam tahap
infansi pertumbuhan dan perkembangan dalam kurun waktu kurang dari satu
dekade. Menurut laporan Mc Kinsey Management Consulting Firm dalam Hassan
dan Girard (2005), "Keuangan syariah adalah kekuatan baru dalam pasar
keuangan." Jumlah muslim yang sebesar seperlima dari populasi dunia memiliki
dana lebih dari $800 milyar untuk diinvestasikan dan jumlah ini bertambah 15 %
per tahun. Adanya sedikit bagian dari jumlah dana yang tersedia yang
diinvestasikan dalam produk syariah mengindikasikan bahwa pasar ini pada

kebanyakan bagian belum dieksploitasi (Hassan, 2002 dalam Hassan dan Girard,
2005).
Tujuan utama reksadana syariah adalah untuk memenuhi kebutuhan
investor yang tidak menginginkan modalnya diinvestasikan dalam bisnis yang
dinilai bertentangan dengan prinsip syariah Islam, sehingga sebuah reksadana
syariah akan berusaha menawarkan kepada investornya tingkat pengembalian
yang tinggi tanpa harus mengorbankan prinsip-prinsip yang mereka yakini.
Reksadana syariah dapat mengambil sifat seperti reksadana konvensional
yaitu close-end fund maupun open-end fund. Dana yang diperoleh juga akan
dikelola oleh manajer investasi profesional. Keuntungan yang didapatkan dengan
berinvestasi pada reksadana syariah tidak jauh berbeda dengan reksadana
konvensional. Perbedaan reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah
dalam hal operasionalnya, yang paling jelas adalah proses penyaringan
(screening) dalam menyusun portofolionya dan proses pemurnian pendapatan non
halal. Proses penyaringan menurut prinsip syariah akan mengeluarkan saham yang
memiliki aktivitas haram seperti riba, gharar, minuman keras, judi, daging babi,
pornografi dan senjata. Proses pemurnian dilakukan terhadap pendapatan dari
perusahaan yang halal akan tetapi terdapat keraguan atas pendapatan non halal.
Proses pemurnian dilakukan dengan mengeluarkan pendapatan non halal dari
perusahaan halal sebagai amal (charity). Proses penyaringan dan pemurnian ini
dianggap sebagai ciri khas dari reksadana syariah.
Investor learning model menyatakan bahwa investor reksadana cenderung
chase return, artinya mereka akan menyalurkan dananya dalam reksadana yang

memiliki kinerja yang lebih baik. Menurut Pratomo dan Nugroho (2005), kinerja
reksadana menjadi pertimbangan utama investor dalam memilih reksadana dan
70% investor memilih reksadana berdasarkan kinerja yang telah dihasilkan.
Sebagaimana investor lainnya, investor muslim juga membandingkan alternatifalternatif yang ada untuk dapat memperoleh tingkat pengembalian yang relatif
tinggi dengan memperhatikan risiko yang harus dihadapi dalam mencapai tingkat
pengembalian tersebut.
Dengan demikian, hal ini akan membawa tuntutan kepada reksadana
syariah untuk meningkatkan kinerjanya. Tentu saja hal ini bukan hanya tuntutan
investor muslim semata, tetapi juga investor lain secara umum yang ingin melihat
reksadana syariah dapat memiliki kinerja yang lebih baik dari reksadana
konvensional.
Hasil

penelitian kinerja reksadana, kinerja indeks syariah, dan

konvensional terdahulu dapat disimpulkan bahwa terdapat hasil yang berbedabeda, yaitu kinerja reksadana dan indeks syariah maupun konvensional dapat
mengungguli kinerja pasarnya maupun tidak dapat mengungguli kinerja pasarnya.
Achsien (2003) telah melakukan penelitian mengenai kinerja syariah fund di
Malaysia, dengan hasil menunjukkan bahwa kinerja syariah fund lebih baik
daripada kinerja conventional fund. Hassan dan Girard (2005) menemukan bahwa
tidak ada perbedaan hasil antara Islamic dan Non-islamic Index. Dennis dkk.,
(2004) menemukan bahwa reksadana pendapatan tetap tidak bisa melebihi kinerja
pasarnya. Haruman dan Hasbi (2005) menemukan bahwa reksadana saham
syariah berkinerja baik dibandingkan kinerja pasarnya (JII).

Permasalahan dalam penelitian sebelumnya adalah evaluasi kinerja


portofolio hanya dilakukan secara parsial saja misalnya melakukan evaluasi
kinerja portofolio yang melalui sharia screening process dengan portofolio
konvensional; yaitu (1) membandingkan kinerja Islamic unit trust dengan indeks
pasar atau (2) membandingkan kinerja Islamic unit trust dengan unit trust
konvensional atau tradisional. Peneliti menggunakan kedua metode tersebut
dalam melakukan evaluasi kinerja portofolio yang melalui sharia screening
process dengan portofolio konvensional di BEJ tahun 2005-2007, supaya dapat
memberikan hasil evaluasi kinerja portofolio yang komprehensif guna mendukung
pembuatan keputusan investor maupun investor potensial untuk berinvestasi atau
tidak berinvestasi pada suatu portofolio reksadana.
Perbedaan penelitian ini terdapat pada beberapa hal, yaitu:
1. Penelitian mengenai perbandingan kinerja reksadana syariah maupun
konvensional belum secara luas diuji. Haruman dan Hasbi (2005) hanya
meneliti kinerja reksadana saham syariah pada BEJ tahun 2002-2003 tanpa
membandingkan

dengan

kinerja

reksadana

saham

konvensional.

Rachmayanti (2006) hanya melakukan analisis kinerja portofolio saham


syariah dengan portofolio saham konvensional pada BEJ tahun 2001-2002.
2. Penelitian ini dilakukan dengan memperpanjang tahun pengamatan yaitu tiga
tahun (tahun 2005-2007) untuk mempertinggi daya uji empiris (Gujarati,
2000). Pertimbangan peneliti memilih periode ini karena Rachmayanti (2006)
telah melakukan penelitian dalam periode 2001-2002, sedangkan Haruman dan
Hasbi (2005) telah melakukan penelitian dalam periode 2002-2003. Pemilihan

periode penelitian tahun 2005-2007 bersangkutan dengan ketersediaan data


penelitian, karena sejak tahun 2008 sampai dengan batas waktu yang belum
ditentukan, situs BAPEPAM berkaitan dengan reksadana mengalami kolaps,
sehingga tidak bisa menyediakan data yang up to date.
3. Penelitian ini dibatasi dengan melakukan perbandingan antara reksadana
syariah dan reksadana konvensional yang berada pada satu perusahaan
manajemen pengelola, yaitu PT Danareksa Investment Management. Hal ini
dikarenakan reksadana syariah dan reksadana konvensional yang berada pada
satu manajemen pengelola akan menganut strategi investasi yang sama.
4. Penelitian Imran (1999) tentang evaluasi kinerja indeks Islam dan indeks
konvensional di Malaysia dalam Achsien (2003: 133) menyebutkan bahwa
terdapat tiga metode dalam melakukan evaluasi kinerja portofolio yang
melalui sharia screening process dengan portofolio konvensional; yaitu (1)
membandingkan kinerja Islamic unit trust dengan indeks pasar, (2)
membandingkan kinerja Islamic unit trust dengan unit trust konvensional atau
tradisional, (3) evaluasi Islamic index dengan indeks konvensional. Penelitian
Haruman dan Hasbi (2005) dan Hayat (2006) menggunakan metode satu,
Achsien (2003) menggunakan metode dua, serta Imran (1999) dalam Achsien
(2003) menggunakan metode tiga, dalam melakukan evaluasi kinerja
portofolio yang melalui sharia screening process dengan portofolio
konvensional. Peneliti menggunakan metode satu dan dua dalam melakukan
evaluasi kinerja reksadana syariah dan reksadana konvensional pada tahun
2005-2007.

B. Perumusan Masalah
Pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja reksadana syariah dengan kinerja
indeks syariah (indeks JII)?
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja reksadana konvensional dengan kinerja
indeks konvensional (indeks LQ45)?
3. Apakah terdapat perbedaan kinerja reksadana syariah dengan kinerja
reksadana konvensional?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian akan dijelaskan
sebagai berikut ini:
1. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan kinerja reksadana
syariah dengan kinerja indeks syariah (indeks JII).
2. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan kinerja reksadana
konvensional dengan kinerja indeks konvensional (indeks LQ45).
3. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan kinerja reksadana
syariah dengan kinerja reksadana konvensional.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini:
1. Bagi praktisi:
a. Investor dan investor potensial diharapkan dapat memperoleh informasi

10

mengenai perbandingan kinerja dan prospek reksadana syariah dan


reksadana konvensional terkait dengan keputusan untuk berinvestasi atau
tidak berinvestasi pada reksadana syariah dan reksadana konvensional.
b. Manajer investasi, dalam hal ini adalah PT Danareksa Investment
Management, diharapkan dapat meningkatkan kinerja reksadana, melalui
pengembangan strategi yang baik dalam melakukan seleksi saham yang
efisien dan alokasi dana yang efektif supaya kinerja reksadana melebihi
kinerja pasarnya.
c. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)
diharapkan semakin meningkatkan peranannya selaku otoritas pasar
modal dalam pengembangan kebijakan pasar modal konvensional
serta meningkatkan peranannya bersama dengan DSN dan DPS dalam
menangani pasar modal syariah dan pengembangan kebijakan pasar modal
syariah di Indonesia. Hal tersebut sangat penting untuk mengantisipasi
fenomena disintermediasi pasar keuangan, yaitu bergesernya peran bank
komersial ke pasar modal dalam mobilisasi dana ke sektor produktif.

2. Bagi akademisi:
a. Memberikan dukungan teori yang berkaitan dengan perbandingan
kinerja reksadana syariah dan reksadana konvensional.
b. Menjadikan sebagai bahan acuan dan bertimbangan untuk mengkaji
dan meneliti lebih jauh lagi berkaitan dengan reksadana.

11

E. Sistematika Pelaporan Hasil Penelitian


Skripsi ini terdiri dari lima bab dan setiap bab berisi:
BAB I

: PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan


masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II

: KERANGKA TEORITIS

Bab ini berisi tinjauan pustaka yang menjadi acuan pemahaman teoritis dalam
penelitian ini yaitu mengenai reksadana syariah dan reksadana konvensional, dan
berisi tinjauan penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis, serta kerangka
teoritis untuk memudahkan memahami penelitian ini.
BAB III

: METODA PENELITIAN

Bab ini mengulas metoda penelitian yang mencakup ruang lingkup penelitian,
desain penelitian, pemilihan populasi dan sampel, penentuan periode penelitian,
sumber data dan tehnik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran
variabel, tehnik pengujian hipotesis, serta tehnik pengujian asumsi model regresi
linier normal klasik.
BAB IV

: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil pengolahan data, pengujian asumsi normal klasik,
pengujian hipotesis, dan penjelasan pendukung dalam rangka menyusun
kesimpulan penelitian.
BAB V

: PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan, saran, serta implikasi dari hasil penelitian
ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pasar Modal Indonesia
Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian
dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar
modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat
posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nervecentre (saraf finansial) dunia ekonomi modern. Perekonomian modern tidak akan
mungkin eksis tanpa adanya pasar modal yang terorganisir dengan baik.
Pasar modal di Indonesia terbagi menjadi pasar modal konvensional dan
pasar modal syariah. Menurut Ngapon (2005) perbedaan mendasar antara pasar
modal konvensional dengan pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan
mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan
nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus
memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal
syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari
perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan
terbebas

dari

unsur

ribawi,

serta

transaksi

saham

dilakukan

dengan

menghindarkan berbagai praktik spekulasi.


Menurut Beik (2003) pasar modal konvensional sebagai institusi modern,
tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan. Salah satunya adalah

12

13

tindakan spekulasi. Pada umumnya proses-proses transaksi bisnis yang terjadi


dikendalikan oleh para spekulan. Mereka selalu memperhatikan perubahan pasar,
membuat berbagai analisis dan perhitungan, serta mengambil tindakan spekulasi
di dalam pembelian maupun penjualan saham. Aktivitas inilah yang membuat
pasar tetap aktif, tetapi aktivitas ini tidak selamanya menguntungkan, terutama
ketika menimbulkan depresi yang luar biasa. Fakta menunjukkan bahwa aktivitas
para spekulan inilah yang menimbulkan krisis di Wall Street tahun 1929 yang
mengakibatkan depresi luar biasa bagi perekonomian dunia di tahun 1930-an,
begitu pula dengan devaluasi poundsterling tahun 1967, maupun krisis mata uang
franc di tahun 1969.
Bursa Efek Jakarta (BEJ) terus melakukan berbagai upaya pengenalan
produk-produk syariah di pasar modal. BEJ bekerja sama dengan BAPEPAM-LK
dan Dewan Syariah Nasional serta self regulatory organization (SRO) pasar
modal lainnya, untuk mengupayakan rangsangan bagi penciptaan produk-produk
investasi yang berbasis syariah. Upaya lain ditujukan untuk memperbesar basis
investor sebagai antisipasi tren investasi dewasa ini. Umat Islam di dunia dewasa
ini jumlahnya sekitar 1,3 miliar orang, angka tersebut merupakan potensi yang
luar biasa. Terlebih lagi, saat ini investor dari negara-negara Timur Tengah
umumnya kelebihan likuiditas yang diyakini merupakan investor potensial.
Pasar modal syariah di Indonesia diperkenalkan pada tanggal 5 Mei 2000
ditandai dengan lahirnya indeks syariah yaitu Jakarta Islamic Index (JII) yang
merupakan hasil kerja sama BEJ dengan PT Danareksa Investment Management,
dan kemudian diumumkan daftar halalnya pada bulan Juli 2000. Lahirnya indeks

14

syariah

dimaksudkan

untuk

mengukur

kinerja

saham-saham

syariah.

Perkembangan pasar modal syariah menunjukkan kemajuan seiring dengan


meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam JII. Peningkatan indeks pada JII
walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
tetapi kenaikan secara persentase indeks pada JII lebih besar dari IHSG. Hal ini
dikarenakan adanya konsep halal, berkah, dan bertambah pada pasar modal
syariah

yang

memperdagangkan

saham

syariah.

Pasar

modal

syariah

menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi bersumber


dari nilai epistemologi Islam.
Pengkategorian saham syariah dilakukan oleh Pengawas Syariah PT
Danareksa Investment Management (Rachmayanti, 2006). Menurut Rachmayanti
(2006) terdapat perbedaan dalam penentuan syarat-syarat saham sesuai syariah di
berbagai negara, seperti Malaysia dan Amerika, akan tetapi beberapa penelitian
mengindikasikan bahwa proses penseleksian secara syariah (shariah screening
process) tidak menjadikan tingkat keuntungan sebuah portofolio saham syariah
rendah.
JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tanggal 1
Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100. Di BEJ, JII saat ini jumlahnya
mencapai 30 emiten. Keberadaan 30 emiten ini di JII dievaluasi setiap enam bulan
sekali. Kendati begitu, bukan berarti di luar 30 saham JII tersebut bukanlah
saham yang tidak syariah, karena JII ini hanya menampung 30 saham terbaik
yang sudah sesuai syariah. Di luar 30 saham tersebut mungkin saja masih ada
saham yang sesuai dengan kaidah syariah namun memiliki kinerja di bawah JII.

15

Dalam lima tahun terakhir JII memberikan keuntungan (return) melebihi sahamsaham yang lain. Di samping itu kinerja perusahaan yang tergabung dalam JII
selalu memiliki kinerja baik sehingga sering dijadikan patokan perhitungan
indeks reksadana syariah oleh Danareksa Indeks Syariah (Ngapon, 2005).
Menurut Ngapon (2005) perkembangan pasar modal syariah di Indonesia
secara umum ditandai oleh berbagai indikator diantaranya adalah semakin
maraknya para pelaku pasar modal syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah
selain saham-saham dalam JII. Dalam perjalanannya perkembangan pasar modal
syariah di Indonesia telah mengalami kemajuan, sebagai gambaran bahwa
setidaknya terdapat beberapa perkembangan dan kemajuan pasar modal syariah
yang patut dicatat hingga tahun 2004, diantaranya adalah telah diterbitkan enam
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang
berkaitan dengan industri pasar modal:
a. No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham;
b. No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk
Reksadana Syariah;
c. No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah;
d. No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah;
e. No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal;
f. No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah
Fatwa-fatwa tersebut di atas mengatur prinsip-prinsip syariah di bidang
pasar modal yang meliputi bahwa suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-

16

prinsip syariah apabila telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah secara


tertulis dari DSN-MUI. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk
memperoleh sertifikat/predikat syariah dari DSN-MUI yaitu bahwa calon emiten
terlebih dahulu harus mempresentasikan terutama struktur bagi hasilnya dengan
nasabah atau investor, struktur transaksinya, bentuk perjanjiannya seperti
perjanjian perwali amanatan, dan lain-lainnya.
Secara umum, penerapan prinsip syariah dalam industri pasar modal
khususnya pada instrumen saham dilakukan berdasarkan penilaian atas saham
yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan, karena instrumen saham secara
natural telah sesuai dengan prinsip syariah mengingat sifat saham dimaksud
bersifat penyertaan. Para ahli fiqih berpendapat bahwa suatu saham dapat
dikategorikan memenuhi prinsip syariah apabila kegiatan perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut tidak tercakup pada hal-hal yang dilarang dalam
syariah islam, seperti:
a. alkohol;
b. perjudian;
c. produksi yang bahan bakunya berasal dari babi;
d. pornografi;
e. jasa keuangan yang bersifat konvensional;
f. asuransi yang bersifat konvensional.

17

Terdapat dua aspek perusahaan dikatakan menganut prinsip syariah, yaitu:


a. Perusahaan yang tidak bertentangan dengan syariat Islam yaitu perusahaan
dengan bidang usaha dan manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat,
serta memiliki produk yang halal. Perusahaan yang memproduksi minuman
keras atau perusahaan keuangan konvensional tentu saja tidak memenuhi
kategori ini.
b. Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham adalah bukti
kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap pemilik saham
ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun, pada
kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan dua macam saham, yaitu
saham biasa dan saham preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak
untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Hal ini bertentangan dengan
aturan syariat tentang bagi hasil. Saham yang sesuai syariat adalah saham
yang setiap pemiliknya memiliki hak yang proporsional dengan jumlah lembar
saham yang dimilikinya.

2. Reksadana
Unit trust, mutual fund atau investment fund merupakan istilah-istilah yang
mempunyai pengertian yang sama dengan reksadana, yaitu suatu bentuk investasi
kolektif bagi para pemodal yang memiliki keterbatasan waktu dan dana sehingga
mereka mempercayakan kepada manajer investasi untuk mengelolanya.
Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27,
reksadana didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

18

dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio


efek oleh manajer investasi yang telah mendapat izin dari BAPEPAM.
Definisi lain dikemukakan oleh Admin dalam Irmawati (2008), yaitu
reksadana merupakan suatu instrumen keuangan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal secara kolektif. Dana yang terkumpul ini, selanjutnya
dikelola dan diinvestasikan oleh seorang manajer investasi (fund manager)
melalui saham, obligasi, valuta asing atau deposito. Sementara itu, Muchtasib
dalam Irmawati (2008) mendefinisikan rekasadana sebagai wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana
merupakan investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi dalam
satu produk.
Secara umum, reksadana memiliki tiga unsur penting yang saling terkait
satu sama lain.
a. Reksadana merupakan kumpulan dana masyarakat, dengan melakukan
pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan pemodal-pemodal
yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk
efek.
b. Reksadana merupakan investasi dana dalam bentuk portofolio efek, yaitu surat
berharga, seperti surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat
utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran.

19

c. Portofolio efek yang dikelola oleh manajer investasi dalam reksadana dapat
berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak hanya sejenis).
Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio
efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan
bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan pola transaksai atau sifat (Jogiyanto, 2003), reksadana


diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Reksadana Terbuka (open-end)
Merupakan perusahaan reksadana dimana pemodal membeli saham
dan menjual kembali kepada perusahaan tersebut, tanpa mengenal
jumlah batas saham yang diterbitkan. Transaksi pembelian dan
penjualannya dilaksanakan dengan harga yang dilandaskan pada nilai
saat transaksi (current value) yang dalam hal ini disebut sebagai Nilai
Aktiva Bersih (net asset value). Perhitungan Nilai Aktiva Bersih
dilakukan paling sedikit satu kali sehari dan menunjukkan nilai satu
lembar saham di dalam portofolio reksadana.
b. Reksadana Tertutup (close-end)
Merupakan perusahaan reksadana yang beroperasi dengan jumlah
saham yang tetap dan tidak mengatur secara teratur penerbitan saham
baru. Harga saham reksadana tertutup tidak hanya ditentukan oleh
Nilai Aktiva Bersihnya saja, tetapi juga ditentukan oleh penawaran dan
permintaan di bursa. Perusahaan reksadana tertutup tidak bisa membeli
kembali sahamnya. Jual dan beli dilaksanakan di bursa atau di luar
bursa.
Perbedaan antara reksadana terbuka dengan reksadana tertutup dapat
dilihat pada Tabel 1.

20

Tabel 1
Perbedaan Reksadana Terbuka dengan Reksadana Tertutup
Reksadana Terbuka

Reksadana Tertutup

Menjual sahamnya secara terus-menerus


sepanjang ada pemodal yang membeli dan
sampai batas yang diizinkan
Saham reksadana tidak perlu dicatat di
bursa
Investor dapat menjual kembali saham
yang dimiliki kepada reksadana

Menjual sahamnya pada penawaran


umum perdana sampai batas pasar
modal
Saham reksadana dicatat di Bursa
Efek
Investor tidak dapat menjual
kembali saham yang dimilikinya
kepada reksadana, tetapi dapat
menjual kepada investor lain di
lantai Bursa
Harga jual atau beli saham antara Harga jual atau beli ditentukan oleh
reksadana dan investor didasarkan atas penawaran dan permintaan antar
Nilai Aktiva Bersih (NAB) per saham investor di lantai Bursa
yang dihitung oleh Bank Kustodian
Sumber : Kiki dan Pratomo (2003)
Berdasarkan bentuk hukum (Haruman dan Hasbi, 2005), reksadana
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Reksadana berbentuk Perseroan
Reksadana berbentuk perseroan merupakan badan hukum tersendiri
yang berarti beroperasi sebagai Perseroan Terbatas (PT) dengan
kegiatan semata-mata hanya reksadana. Karena bentuknya perseroan,
maka reksadana ini mempunyai anggaran dasar, direksi, kekayaan
sendiri, pemegang saham dan kewajiban-kewajiban. Reksadana jenis
ini dapat bersifat terbuka maupun tertutup.
b. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Reksadana Kontrak Investasi Kolektif beroperasi berdasarkan kontrak
yang dibuat oleh manajer investasi dengan bank kustodian. Investor
secara kolektif mempercayakan dananya untuk dikelola oleh manajer
investasi. Dana itu disimpan dan diadministrasikan oleh bank
kustodian. Kekayaan yang dikelola oleh manajer investasi dalam
bentuk portofolio adalah milik investor bersama-sama dan
proporsional. Reksadana KIK adalah produk dari manajer investasi.
Reksadana jenis ini hanya bersifat terbuka.
Perbedaan antara reksadana berbentuk perseroan dengan reksadana
berbentuk KIK dapat dilihat pada Tabel 2

21

Tabel 2
Perbedaan Reksadana Berbentuk Perseroan dengan
Reksadana Berbentuk KIK
Penawaran
Umum

Tercatat
di
Bursa

Bentuk

Jenis

Satuan
Investasi

KIK

Terbuka

Unit
Penyertaan

Ya

Tidak

Tertutup

Saham

Ya

Ya

Terbuka

Saham

Ya

Tidak

Perseroan

Transaksi
setelah
Penawaran
Umum
Investor dengan
PMI/
Bank
Kustodian
Antar investor
melalui pialang
Investor dengan
PMI/
Bank
Kustodian

Sumber : Haruman dan Hasbi (2005)


Berdasarkan tujuan investasi (Pratomo dan Nugroho, 2005), reksadana
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
a. Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai
dana. Kelompok ini disebut dengan istilah growth fund dan
memfokuskan investasinya di sarana yang menawarkan potensi
pertumbuhan yang paling besar, yaitu saham.
b. Reksadana yang mengutamakan pendapatan yang konstan atau disebut
dengan istilah income fund. Untuk mencapai tujuan tersebut, reksadana
kelompok ini berinvestasi di sarana yang menawarkan hasil pasti, yaitu
obligasi dan surat hutang.
c. Reksadana yang mengutamakan keamanan modal daripada
pertumbuhan atau sering disebut safety fund. Pilihan investasi
reksadana ini adalah instrumen yang aman, yaitu sarana investasi di
pasar uang seperti deposito berjangka, sertifikat deposit dan surat
hutang jangka pendek.

22

Berdasarkan kebijakan investasi (Pratomo dan Nugroho, 2005), reksadana


diklasifikasikan menjadi enam, yaitu:
a. Reksadana pasar uang (money market funds)
Reksadana ini melakukan investasi 100% pada instrumen pasar uang.
Investasinya pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari
satu tahun. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaaan
modal. Risiko lebih rendah dibanding reksadana jenis lain.
b. Reksadana pendapatan tetap (fixed income funds)
Reksadana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
asetnya dalam bentuk efek bersifat utang. Tujuannya untuk
menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risiko relatif lebih
besar dari reksadana pasar uang.
c. Reksadana saham (equity funds)
Reksadana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
asetnya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Tujuannya untuk
memperoleh pertumbuhan harga saham per unit dalam jangka panjang.
Risiko lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana
pendapatan tetap namun menghasilkan tingkat pengembalian yang
tinggi.
d. Reksadana campuran (discretionary funds)
Reksadana ini melakukan investasi dalam efek bersifat saham dan
utang yang perbandingannya tidak termasuk reksadana pendapatan
tetap dan reksadana saham. Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan
pendapatan. Risiko moderat dengan tungkat pengembalian relatif
tinggi daripada reksadana pendapatan tetap.
e. Reksadana indeks (indeks funds)
Reksadana ini dikelola secara pasif dengan tujuan utama menghasilkan
kinerja yang mengikuti indeks tertentu (misalnya IHSG, JII dll) dengan
biaya minimal.
f. Reksadana terproteksi (protected funds)
Reksadana ini memberikan proteksi sebesar 100% dari nilai investasi
awal dengan syarat dan ketentuan khusus yang berlaku.
Banyak pihak yang terkait dengan reksadana (Asih dan Pratomo, 2003),
mulai dari proses pembentukan sampai proses pengelolaan, yaitu:
a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Sebuah perusahaan pengelola yang ingin menjalankan reksadana harus
mendapat izin registrasi dari BAPEPAM.

23

b. Perusahaan Manajer Investasi (PMI)


Izin usaha yang telah diperoleh dari BAPEPAM diberikan kepada dua jenis
perusahaan. (1) Perusahaan sekuritas. Dalam perusahaan sekuritas, usaha
pengelolaan dana (fund management) menjadi divisi sendiri, selain dua divisi
lain, yaitu perantara pedagang (broker dealer) dan penjamin emisi
(underwriter). (2) Perusahan Manajer Investasi (PMI). PMI adalah pihak yang
kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau
mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah kecuali
perusahaan asuransi, dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan undang-undang yang berlaku.
c. Sponsor reksadana
Peran sponsor terlihat sebelum sebuah reksadana diluncurkan dalam
penawaran umum kepada publik. Sebelum menawarkan suatu penyertaan
kepada publik, PMI pertama kali menawarkan penyertaannya kepada sponsor.
Dana dari sponsor diperlukan untuk menjamin bahwa reksadana dapat
beroperasi, seandainya dalam atau setelah penawaran umum tidak ada investor
baru yang masuk. Sponsor reksadana ini biasanya adalah bank, lembaga dana
pensiun dan perusahaan asuransi.
d. Bank Kustodian
Bank Kustodian merupakan lembaga yang memberikan jasa penitipan efek
dan harta lain yang berkaitan dengan efek, memiliki fungsi sebagai
administrator.

Dalam

hal

ini

Bank

Kustodian

berkewajiban

untuk

menyelesaikan setiap transaksi yang dilakukan oleh PMI untuk kepentingan

24

reksadana. Bank Kustodian juga bertindak sebagai akuntan independen yang


mencatat semua transaksi yang dibuat oleh PMI dan menghitung Nilai Aktiva
Bersih (NAB) reksadana.
e. Pemasar reksadana (agen penjual)
Untuk memasarkan reksadana, seseorang harus memperoleh izin perorangan
dari BAPEPAM untuk bertindak sebagai Wakil Agen Penjual Reksadana
(Waperd). Selain Waperd, pihak lain yang diizinkan untuk memasarkan
reksadana adalah pengawas perusahaan efek yang telah memiliki izin sebagai
wakil perantara pedagang efek, wakil penjamin emisi dan wakil manajer
investasi.
f. Notaris
Dalam industri reksadana peran notaris terlihat dalam pendirian reksadana.
notaris berperan dalam membuat akta kontrak, misalnya Kontrak Investasi
Kolektif antara Bank Kustodian dengan PMI.
g. Konsultan hukum
Konsultan hukum disini berperan dalam menyediakan opini-opini yang
berkaitan dengan aspek hukum.
h. Akuntan publik
Akuntan publik adalah pihak yang bertanggung jawab atas kewajaran
penyajian laporan keuangan reksadana.

25

Beberapa keunggulan berinvestasi di reksadana (Firdaus, dkk 2005 dalam


Irmawati, 2008) adalah:
a. Jumlah dana tidak terlalu besar
Masyarakat dapat melakukan investasi melalui reksadana meski dana
yang dimiliki relatif kecil karena nilai investasi awal reksadana relatif
rendah dibandingkan dengan jenis investasi lain. Sehingga cocok
untuk pemodal pemula yang tidak menguasai tehnik-tehnik portofolio
dan cocok untuk investor dengan kemampuan finansial yang tidak
begitu besar.
b. Dikelola secara profesional oleh PMI
PMI harus selalu dapat melakukan riset, analisis dan evaluasi secara
terus-menerus dalam menganalisis efek. Hal ini tidak bisa dilakukan
oleh investor secara individual mengingat keterbatasan waktu dan
biaya.
c. Diversifikasi investasi
Diversifikasi investasi akan mengurangi risiko karena dana reksadana
diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya juga
tersebar.
d. Kemudahan berinvestasi
Kemudahan investasi tercermin dalam kemudahan pembelian maupun
penjualan kembali unit penyertaan. Selain itu, investor dapat
melakukan reinvestasi pendapatan yang diperolehnya sehingga unit
penyertaan dapat terus bertambah.
e. Transparansi informasi
Informasi apapun yang berkaitan dengan perkembangan portofolio dan
biaya harus disampaikan terus-menerus oleh pengelola sehingga
investor dalam hal ini pemegang unit penyertaan dapat mengetahui dan
memantau keuntungan, biaya dan risikonya. Oleh karena itu, pengelola
reksadana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersihnya setiap hari di
surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan atau
tahunan serta prospektif secara teratur sehingga investor dapat
memonitor perkembangan investasinya secara rutin.
f. Likuiditasnya yang tinggi
Pemodal dapat mencairkan kembali saham/ unit penyertaannya setiap
saat sesuai kertetapan yang dibuat, sehingga memudahkan investor
mengelola kasnya.
g. Biaya relatif rendah
Biaya berinvestasi pada reksadana sangat murah bila dibandingkan
dengan apabila investor melakukan transaksi secara individual di lantai
bursa karena biaya transaksi ditanggung oleh investor dalam jumlah
banyak.
h. Return yang kompetitif
Melakukan investasi di reksadana memberikan return yang lebih besar
bila dibandingkan dengan deposito.

26

Beberapa kelemahan berinvestasi di reksadana (Ritonganingrum, 2008)


adalah:
a.

Tidak ada hubungan perseorangan (depersonalises) antara klien dan


penasehat investasi (advicer).
b. Dapat membebani biaya-biaya langsung, seperti biaya penjualan dan
management fee serta biaya tidak langsung, seperti biaya transaksi
portofolio (portofolio transaction cost).
c. Investor reksadana tidak mempunyai kontrol secara langsung atas
realisasi capital gain.
Lima risiko reksadana (Asih dan Pratomo, 2003), yaitu:
a. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan
Risiko ini disebabkan karena menurunnya harga dari efek (saham,
obligasi dan surat berharga lainnya)
b. Risiko likuiditas
Penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan secara
bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi dalam menyediakan
uang tunai bagi pembayaran tersebut.
c. Risiko politik dan ekonomi
Perubahan kebijaksanaan di bidang politik dan ekonomi dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan dan harga efek dalam portofolio.
d. Risiko wanprestasi
Risiko ini dapat timbul saat perusahaan asuransi yang
mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera membayar ganti
rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan.
e. Risiko pembubaran
Pembubaran manajer investasi yang penyebabnya bisa datang dari
berbagai hal dapat merugikan pemodal.
Hal-hal yang perlu dipantau dalam menilai kinerja reksadana (Haruman
dan Hasbi, 2005) yaitu:
a. Total hasil investasi (total of return)
Total hasil investasi adalah perbandingan antara kenaikan NAB per unit
saham per unit penyertaan dalam satu periode dengan NAB persaham per unit
penyertaan pada awal periode.

27

b.

Perkembangan NAB
Perkembangan NAB dan tata cara perhitungan besarnya NAB harus dipantau
terus-menerus yang dimuat di media masa sehingga memudahkan masyarakat
dalam membandingkan kinerja suatu reksadana dengan reksadana sejenis
lainnya.

c.

Laporan periodik
Pengelola reksadana wajib memberikan laporan periodik (tahunan maupun
tengah tahunan) kepada pemegang saham per unit penyertaan (investor) yang
menggambarkan kinerja reksadana yang bersangkutan.

3. Perkembangan Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional


Alternatif investasi dalam bentuk pengelolaan portofolio bersama dalam
pasar modal telah dirintis sejak tahun 1977 melalui peluncuran Sertifikat PT
Danareksa. Pada saat itu kondisi belum kondusif sehingga Sertifikat PT
Danareksa belum dapat dianggap sebagai reksadana karena portofolio pendukung
sertifikat masih milik PT Danareksa, sedangkan pemodal memiliki klaim atas
portofolio melalui surat berharga yang diterbitkan oleh PT Danareksa, yang
disebut Sertifikat PT Danareksa. Tanggal 7 September 1995, BDNI memelopori
diterbitkannya reksadana dengan mendirikan reksadana tertutup dalam bentuk PT
BDNI Reksadana dengan nilai investasi awal Rp 300 milyar.
Reksadana dalam bentuk yang sesungguhnya baru dilahirkan pada awal
Juli 1996, yang dipelopori oleh BDNI Securities, Danareksa Fund Management,
dan Bahana TCW Investment Management yang dalam kurun waktu antara 1 Juli

28

1996 - 8 Agustus 1996 telah menerbitkan 6 reksadana terbuka (KIK) mulai dari
reksadana pasar uang, pendapatan tetap, saham, dan campuran, dengan total dana
awal Rp 314 milyar. Sejalan dengan dicanangkannya tahun 1996 sebagai tahun
reksadana oleh BAPEPAM, maka bakal pesatnya reksadana sudah mulai terasa,
hanya dalam waktu satu semester pada akhir tahun 1996 telah lahir 25 reksadana
dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Desember 1996 sebesar Rp 2,782 triliun.
Namun sampai dengan tahun 2001, reksadana masih belum menjadi instrumen
keuangan yang utama. Mulai tahun 2002 reksadana mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat, Menurut laporan BAPEPAM akhir tahun 2002, industri reksadana di
tanah air telah meningkat 21,3 %. Dari hanya 108 reksadana pada akhir Desember
2001, pada akhir Desember 2002 telah menjadi 131 reksadana. Nilai Aktiva
Bersih (NAB) juga tumbuh pesat, dari hanya Rp 8 trilyun pada akhir tahun 2001
menjadi Rp. 46,613 trilyun pada akhir tahun 2002. Adapun data per Desember
2003 NAB reksadana telah mencapai Rp 69,455 trilyun. Walau sempat
mengalami penurunan NAB pada akhir tahun 2005 menjadi sebesar Rp 29,17
trilyun akibat dari penurunan harga surat utang yang disebabkan kenaikan SBI
kemudian disusul redemption besar-besaran, industri reksadana secara perlahan
kembali membaik. Hal ini terbukti dari data reksadana sampai dengan Desember
2007, telah tercatat sejumlah 473 reksadana yang dinyatakan aktif oleh
BAPEPAM dengan NAB sebesar Rp 91,50 trilyun, atau naik 17,54 % dari total
399 reksadana di tahun 2006 dan naik 75,25 % dari total NAB di tahun 2006 yaitu
Rp 52,28 trilyun (Sumber: BAPEPAM).

29

Di luar negeri, reksadana syariah pertama kali dalam bentuk THE AMANA
FUND yang diterbitkan oleh North American Islamic Trust tahun 1986. Pada
tahun 1999 dibentuklah Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI) sebagai
benchmark pasar saham halal internasional. Di Indonesia pada tahun 1997,
perusahaan sekuritas milik negara PT Danareksa juga menjadi pionir dalam
menerbitkan reksadana syariah dengan nama Danareksa Syariah. Reksadana ini
menjadi instrumen pasar modal pertama yang beroperasi dengan mengadopsi
syariat Islam dan sebagai langkah awal lahirnya pasar modal syariah, namun
perkembangan reksadana syariah ini belum sesuai yang diharapkan. Menurut
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), setelah beroperasi selama lima
tahun, total kekayaan reksadana syariah ini hanya sebesar 0,1% dari total
kekayaan seluruh reksadana yaitu sekitar Rp 40 miliar dari Rp 40 triliun total
dana, sehingga masih sangat kecil. Tiga tahun setelah hadirnya reksadana syariah,
PT Danareksa Investment Management bersama dengan Bursa Efek Jakarta
meluncurkankan instrumen syariah baru, yakni berupa indeks saham syariah
bernama Jakarta Islamic Index (Jll) sebagai benchmark pasar saham halal di
Indonesia.
Upaya mengembangkan investasi yang berbasis syariah di pasar modal
terus berjalan dengan perkembangan pasar modal itu sendiri. Reksadana syariah
yang mulai berkembang pada pertengahan tahun 1997, dari tahun ke tahun terus
tumbuh dan berkembang. Produk reksadana syariah terus mengalami lonjakan,
kalau awal tahun 2005 jumlah produk reksadana syariah hanya sebanyak 11

30

reksadana syariah, tetapi pada akhir tahun 2007 jumlahnya sudah mencapai 31
reksadana syariah.
Menurut Karim (2006), kinerja reksadana syariah Indonesia telah
melampaui Malaysia. Hal ini terbukti dari masuknya dua reksadana syariah
Indonesia (Danareksa Syariah dan PNM Syariah) dalam 15 besar reksadana
syariah dunia berdasarkan returnnya. Danareksa Syariah memberi return 10,9%
dalam tahun 2005, sedangkan PNM Syariah memberi return 13,3%. Sampai
dengan Maret 2006, return Danareksa Syariah mencapai 24,9% dan PNM Syariah
mencapai 17,4%.
Reksadana syariah merupakan sebuah penyertaan investasi yang oleh
manajer investasi dananya ditempatkan kepada produk-produk pasar modal yang
menganut prinsip syariah. Dalam reksadana konvensional, pertimbangan tingkat
keuntungan merupakan faktor utama bagi manajer investasi dalam memilih
portofolio, tetapi bagi manajer investasi yang memiliki mengelola reksadana
syariah, selain tingkat keuntungan prinsip syariah perlu menjadi analisa utama,
misalnya mempertimbangkan kehalalan sebuah produk keuangan. Perbedaan
reksadana syariah dengan reksadana konvensional terletak pada (1) proses
screening atau filterisasi atas instrumen investasi berdasarkan pedoman syariah
dan (2) proses cleansing untuk membersihkan pendapatan yang dianggap
diperoleh dari kegiatan haram menurut pedoman syariah serta adanya ketentuan
zakat.
Menurut Ngapon (2005) secara umum pertumbuhan dan perkembangan
reksadana syariah mengalami kenaikan cukup pesat. Hal ini terlihat dari data

31

statistik bahwa sampai dengan tahun 2003 hanya ada tiga reksadana syariah
dimana satu diantaranya efektif pada tahun yang sama, sedangkan pada tahun
2004 terdapat sebanyak tujuh reksadana syariah baru dinyatakan efektif, sehingga
sampai dengan akhir tahun 2004 secara kumulatif terdapat 10 reksadana syariah
telah ditawarkan kepada masyarakat atau meningkat sebesar 233,33% jika
dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya terdapat

3 reksadana syariah

dengan total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar Rp 168.110,17 milyar. Harus
diakui bahwa sampai dengan akhir tahun 2004, total NAB reksadana syariah baru
mencapai Rp 525.970,10 milyar (0,51%) dari total NAB industri reksadana di
pasar modal Indonesia yaitu sebesar Rp 104,037 trilyun, namun jika dibandingkan
dengan NAB reksadana syariah sampai dengan tahun 2003, maka terlihat
meningkat sebesar 312,872% yaitu dari Rp 168.110,17 milyar pada akhir tahun
2003 menjadi Rp 525.970,10 milyar pada akhir tahun 2004.
Dewan Syariah Nasional (DSN), suatu dewan yang dibentuk atas prakarsa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian
antara produk, jasa, dan kegiatan usaha dengan prinsip syariah, telah
mengeluarkan fatwa No. 20/DSN/-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi untuk Reksadana Syariah. Fatwa tersebut memuat antara lain:
a. Dalam reksadana konvensional, masih terdapat unsur-unsur yang bertentangan
dengan syariah, baik dari segi perjanjian (aqad), pelaksanaan investasi,
maupun dari segi pembagian keuntungan.
b. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan
syariah, yang meliputi saham yang sudah melalui penawaran umum dan

32

pembagian deviden didasarkan pada tingkat laba usaha, penempatan pada


deposito dalam bank umum syariah dan surat utang yang sesuai dengan
syariah.
c. Jenis usaha Emiten haruslah sesuai dengan syariah, antara lain tidak boleh
melakukan usaha perjudian dan sejenisnya, usaha pada lembaga keuangan
ribawi, usaha memproduksi, mendistrubusi serta memperdagangkan makanan
dan minuman haram serta barang-barang atau jasa-jasa yang merusak moral
dan membawa keburukan (mudharat). Pemilihan dan pelaksanaan investasi
harus dilaksanakan dengan prinsip kehati-hatian dan tidak boleh ada unsur
yang tidak jelas (gharar). Hal-hal yang dilarang yaitu tidak boleh melakukan
penawaran palsu, penjualan barang yang belum dimiliki, insider tradingmenyebarkan informasi yang salah dan menggunakan informasi orang dalam
untuk keuntungan transaksi yang dilarang, serta melakukan investasi pada
perusahaan yang tingkat hutangnya lebih dominan dari modalnya.
d. Emiten dinyatakan tidak layak diinvestasikan dalam reksadana syariah jika
struktur hutang terhadap modal sangat bergantung pada pembiayaan dari
hutang, yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur
riba, Emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang
45% dan modal 55%), manajemen emiten diketahui bertindak melanggar
prinsip usaha yang Islami.
e. Mekanisme operasional reksadana syariah terdiri dari: perwalian (wakalah)
antara manajer investasi dan pemodal; serta bagi hasil (mudharabah) antara
manajer investasi dengan pengguna investasi. Karakteristik mudharabah

33

adalah sebagai berikut: (1) pembagian keuntungan antara pemodal (yang


diwakili oleh manajer investasi) dan pengguna investasi berdasarkan pada
proporsi yang ditentukan dalam aqad yang telah dibuat bersama dan tidak ada
jaminan atas hasil investasi tertentu kepada investor, (2) pemodal menanggung
risiko sebesar dana yang telah diberikan, (3) manajer investasi sebagai wakil
pemodal tidak menanggung risiko kerugian atas investasi yang dilakukannya
sepanjang bukan karena kelalaiannya.
f. Penghasilan investasi yang dapat diterima dalam reksadana syariah adalah:
a) dari saham dapat berupa: (1) dividen yang merupakan bagi hasil atas
keuntungan yang dibagikan dari laba, baik yang dibayarkan dalam bentuk
tunai maupun dalam bentuk saham, (2) rights yang merupakan hak untuk
memesan efek lebih dulu yang diberikan oleh emiten, (3) capital gain
yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di pasar
modal.
b) dari obligasi yang sesuai dengan syariah: bagi hasil yang diterima secara
periodik dari laba emiten.
c) dari surat berharga pasar uang yang sesuai dengan syariah: bagi hasil yang
diterima oleh Issuer.
d) dari deposito dapat berupa: bagi hasil yang diterima dari bank-bank
syariah.

Intinya, manajer investasi reksadana syariah harus memahami investasi


dan mampu melakukan kegiatan pengelolan yang sesuai dengan syariah. Untuk

34

itu diperlukan adanya panduan mengenai norma-norma yang harus dipenuhi


manajer investasi agar investasi dan hasilnya tidak melanggar ketentuan syariah,
termasuk ketentuan yang berkaitan dengan praktik bunga (riba), transaksi yang
bersifat judi (maysir), dan spekulasi (gharar) terlebih lagi bahwa dalam praktik
pasar modal syariah manajer investasi harus bertindak sesuai dengan perjanjian
atau aqad wakalah.

4. Perbedaan Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional


Secara

umum,

dapat

dideskripsikan

perbedaan

antar

reksadana

konvensional dengan reksadana syariah sebagai berikut:


a. Kelembagaan
Secara kelembagaan, reksadana syariah dengan reksadana konvensional sama.
Hanya saja, dalam reksadana syariah terdapat lembaga yang bernama Dewan
Pengawas Syariah yang beranggotakan beberapa alim ulama dan ahli ekonomi
syariah yang direkomendasikan oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia. Tugas lembaga tersebut adalah melakukan
screening (seleksi dan kualifikasi) terhadap produk-produk yang menjadi
objek investasi reksadana, apakah sesuai dengan syariat atau tidak. Dengan
demikian, tidak semua produk dapat menjadi objek investasi reksadana,
berbeda dengan reksadana konvensional yang berdasar pada keuntungan tanpa
melihat halal tidaknya produk tersebut.

35

b. Mekanisme reksadana
Reksadana syariah dan reksadana konvensional pada dasarnya memiliki
mekanisme yang sama. Para investor dan manajer investasi patungan untuk
melakukan investasi ke dalam berbagai produk investasi yang memerlukan
modal yang besar, sedangkan keputusan untuk melakukan investasinya
dipegang sepenuhnya oleh manajer investasi yang lebih ahli dan
berpengalaman.

Selanjutnya,

hasil

keuntungan

investasi

tersebut

dibagihasilkan diantara para investor dan manajer investasi sesuai dengan


proporsi modal yang dimiliki. Akan tetapi, reksadana syariah tidak
diperbolehkan melakukan tindakan spekulasi, yang didalamnya mengandung
gharar seperti penawaran palsu dan tindakan spekulasi lainnya. Selain itu,
reksadana syariah di dalam investasinya tidak hanya bertujuan untuk
mendapatkan return yang tinggi. Tidak hanya melakukan maksimalisasi
kesejahteraan yang tinggi terhadap pemilik modal, tetapi memperhatikan pula
bahwa portofolio yang dimiliki tetap berada pada aspek investasi pada
perusahaan yang memiliki produk halal dan baik yang tidak melanggar aturan
syariah.
c. Hubungan investor dengan perusahaan
Aqad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan sistem
mudharabah. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha
antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100%) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara
mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,

36

sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian


tersebut bukan akibat kelalaian pihak pengelola. Seandainya kerugian itu
diakibatkan karena kecurangan atau kelalain pihak pengelola, maka pengelola
harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Dalam hal transaksi jual beli,
saham-saham dalam reksadana syariah dapat diperjual belikan. Saham-saham
dalam reksadana syariah merupakan yang harta (maal) yang dibolehkan untuk
diperjual belikan dalam syariah. Tidak adanya unsur penipuan (gharar) dalam
transaksi saham karena nilai saham jelas. Harga saham terbentuk dengan
adanya hukum supply and demand. Semua saham yang dikeluarkan reksadana
tercatat dalam administrasi yang rapi dan penyebutan harga harus dilakukan
dengan jelas.

5. Danareksa Syariah Berimbang dan Danareksa Anggrek pada PT


Danareksa Investment Management
a. Danareksa Syariah Berimbang
Danareksa Syariah Berimbang adalah Reksadana terbuka berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif yang dituangkan dalam Akta nomor 31 tanggal 15
November 2000. Danareksa Syariah Berimbang mulai ditawarkan kepada
masyarakat pada tanggal 1 Desember 2000 dengan harga Rp 1.000,- (seribu
Rupiah) per Unit Penyertaan dan penawaran dilaksanakan secara terusmenerus hingga mencapai 1.000.000.000 (satu milyar) Unit Penyertaan. Harga
Unit Penyertaan setelah tanggal 1 Desember 2000 ditentukan sesuai dengan
Nilai Aktiva Bersih portofolio Danareksa Syariah Berimbang pada akhir Hari

37

Bursa yang bersangkutan. Manajer Investasi dapat sewaktu-waktu menambah


jumlah Unit Penyertaan Danareksa Syariah Berimbang yang ditawarkan
setelah mendapat persetujuan BAPEPAM. Danareksa Syariah Berimbang
bertujuan untuk mendapatkan pertumbuhan nilai investasi dalam jangka
panjang dan memperoleh pendapatan yang berkelanjutan kepada pemodal
yang hendak mengikuti Syariah Islam. Kekayaan Danareksa Syariah
Berimbang akan diinvestasikan minimum 25% hingga maksimum 75% dalam
Efek bersifat ekuitas; minimum 25% hingga maksimum 75% dalam Efek
bersifat utang dan instrumen pasar uang dengan mengikuti Syariah Islam.

Karakteristik Danareksa Syariah Berimbang:


1) Batasan investasi
Danareksa Syariah Berimbang tidak akan membeli saham yang diterbitkan
oleh perusahaan yang jenis dan ruang lingkup kegiatan usahanya tidak
sesuai dengan prinsip Syariah Islam, yaitu perusahaan yang memproduksi,
memakai atau memberikan jasa-jasa yang tidak sesuai dengan Syariah
Islam.
2) Keberadaan dewan pengawas syariah-Dewan Syariah Nasional
Dewan Pengawas Syariah bertugas memberikan arahan kegiatan Manajer
Investasi agar senantiasa sesuai dengan Syariah Islam.
3) Tata cara investasi
Investasi dalam Danareksa Syariah Berimbang dilakukan dengan
menghindari Gharar (resiko yang tidak wajar) dan Maysir (bersifat judi).

38

4) Penyisihan pendapatan
Pendapatan yang tidak sesuai dengan Syariah Islam harus disisihkan dan
akan dikeluarkan dari hasil investasi Danareksa Syariah Berimbang dalam
bentuk shadaqah. Penyaluran shadaqah ini akan diaudit dan dilaporkan
dalam laporan keuangan.
5) Penyaluran zakat maal
Manajer Investasi menawarkan jasa untuk memotong dan menyalurkan
Zakat Maal para Pemodal.
b.

Danareksa Anggrek
Danareksa Anggrek adalah Reksadana yang berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif yang dituangkan dalam Akta Nomor 10 tanggal 3 Juli 1996 dan
Addendum Kontrak Investasi Kolektif Danareksa Anggrek Nomor 18 tanggal
4 Juli 1996. Danareksa Anggrek

ditawarkan kepada masyarakat dengan

harga sama dengan Nilai Aktiva Bersih awal sebesar Rp 1.000,- (seribu
rupiah) per Unit Penyertaan dan penawaran dilaksanakan secara terusmenerus hingga mencapai 500.000.000 (lima ratus juta) Unit Penyertaan.
Harga Pembelian dan Penjualan Kembali Unit Penyertaan selanjutnya adalah
sebesar Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan pada akhir Hari Bursa yang
bersangkutan. Manajer Investasi dapat menambah jumlah Unit Penyertaan
Danareksa Anggrek yang ditawarkan setelah mendapat persetujuan dari
BAPEPAM. Danareksa Anggrek bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan
nilai investasi yang optimal dalam jangka panjang namun tetap memberikan
pendapatan yang memadai melalui investasi pada Efek Ekuitas dan Efek

39

Hutang dan Instrumen Pasar Uang. Kinerja Danareksa Anggrek diukur


berdasarkan tingkat hasil saat yang bersangkutan (current yield) yang
diperoleh dari pembagian uang minimal sekali setahun dan pertumbuhan
Nilai Aktiva Bersih. Tolok ukur kinerja Danareksa Anggrek adalah tingkat
hasil investasi bersih rata-rata pada deposito bank-bank pemerintah untuk
jangka waktu 6 (enam) bulan dan pertumbuhan Index Harga Saham
Gabungan (IHSG) dengan perbandingan 40% : 60%.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis


Haruman dan Hasbi (2005) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengevaluasi kinerja dan prospek reksadana syariah dengan sampel 5 reksadana
syariah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa umumnya kinerja rata-rata
reksadana saham syariah selama bulan Januari 2002 sampai dengan bulan
Desember 2003 lebih baik dari tolok ukurnya dilihat dari segi return maupun
risikonya, dipandang dari aspek return semua reksadana saham syariah (5
reksadana saham syariah) memiliki return yang tinggi dari return pasarnya (JII),
dan dari sisi risiko semua reksadana saham syariah menghasilkan kinerja risiko
lebih rendah dari risiko pasarnya, hal ini diperkuat lagi dari hasil perhitungan
kinerja

berdasarkan

Sharpe,

Treynor,

dan

Jensen

measurement,

yang

menunjukkan seluruh hasil perhitungan bernilai positif yang artinya bahwa


seluruh reksadana saham syariah berkinerja baik. Dari hasil di atas, dapat
dikatakan bahwa adanya potensi yang baik sekali bagi pelaku pasar khususnya
investor untuk berinvestasi pada reksadana syariah diwaktu mendatang.

40

Elfakhani, dkk (2005) meneliti 46

mutual funds (reksadana syariah)

selama periode penelitian 1 Januari 1997 sampai dengan 31 Agustus 2002.


Periode penelitian kemudian dipecah menjadi dua, yaitu (1) booming equity
market, 1 Januari 1997 sampai dengan 31 Oktober 1999, dan (2) declining market,
1 November 1999 sampai dengan 31 Agustus 2002. Elfakhni, dkk (2005)
melakukan penelitian tentang kinerja Islamic mutual funds diperbandingkan
dengan indeks pasar baik syariah maupun konvensional dengan menggunakan
benchmark Standard and Poors S&P 500 Composite Price Index dan Dow Jones
Islamic Market Index dan FTSE Islamic Index Series dengan berbagai model
pengukuran antara lain dengan Sharpe index, Treymor Index, Jensens index dan
Fama. Hasil dari semua pengukuran itu menujukkan bahwa antara 11 Islamic
mutual funds (24% dari sampel) sampai dengan 26 Islamic mutual funds (63%
dari sampel) mempunyai kinerja lebih baik dari kinerja pasarnya, baik kinerja
pasar syariah maupun konvensional. Selanjutnya, penelitian ini juga menemukan
bahwa kinerja Islamic mutual funds pada periode declining market lebih baik dari
Islamic mutual funds pada periode booming equity market. Hal ini menunjukkan
bahwa kinerja Islamic equity funds berkembang semakin baik seiring berjalannya
waktu.
Hayat (2006) menggunakan 59 reksadana syariah selama periode
penelitian tahun 2001-2006. Hayat (2006) melakukan penelitian tentang kinerja
Islamic Equity Funds (IEFs) diperbandingkan dengan indeks pasar baik syariah
maupun konvensional dengan menggunakan benchmark Dow Jones Islamic
Market Index dan Kuala Lumpur Syariah Index untuk proxy pasar Islam dan Dow

41

Jones World Composite Index dan Kuala Lumpur Composite Index untuk proxy
pasar konvensional dengan berbagai model pengukuran antara lain dengan
average return dan Jensens Alpha. Hasilnya menunjukkan bahwa, secara
keseluruhan total return yang diperoleh oleh benchmark syariah menempati posisi
yang tertinggi bila dibandingkan dengan benchmark konvensional dan kategori
IEF. Hasil pengukuran dengan Jensens Alpha menunjukkan bahwa secara global
dan lokal, investasi IEFs outperform daripada benchmark-nya.
Muhammad dan Mokhtar (2007) menggunakan 5 reksadana syariah
selama periode penelitian tahun 2002-2006. Muhammad dan Mokhtar (2007)
melakukan penelitian terhadap kinerja reksadana syariah diperbandingkan dengan
indeks pasarnya, yaitu Kuala Lumpur Syariah Index sebagai benchmark
pembandingnya. Hasilnya menunjukkan bahwa baik dari pengukuran Sharpe
Index dan Treynor Index, kinerja reksadana syariah tersebut underperform dari
benchmark-nya kecuali untuk reksadana Public Etikal yang outperform dari
benchmark-nya.
Berdasarkan hal tersebut maka diturunkan hipotesis berikut:
: Terdapat perbedaan kinerja reksadana syariah dengan kinerja indeks syariah
(indeks JII).

Jensen (1968) dalam penelitiannya mengembangkan model CAPM untuk


melihat sejauh mana reksadana dapat memberikan return di atas return pasar.
Penelitian Jensen (1968) terhadap 115 reksadana dalam kurun waktu tahun 19451964, diperoleh hasil bahwa kinerja reksadana tidak lebih baik dari kinerja pasar

42

dan faktor kelebihan return pasar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kelebihan return portofolio reksadana. Jensen (1968) menyatakan bahwa
penyebab tidak lebih baiknya kinerja reksadana dari pada kinerja pasar karena
tidak adanya kemampuan yang memadai dari manajer portofolio reksadana dalam
memilih sekuritas yang menguntungkan.
Grinblatt dan Titman (1989) menemukan bahwa abnormal performance
terjadi pada beberapa reksadana selama periode tahun 1974-1984. Grinblatt dan
Titman (1989) juga menemukan bahwa reksadana dengan abnormal performance
memberikan biaya manajemen yang lebih tinggi. Grinblatt dan Titman (1989)
menemukan bahwa reksadana memiliki kinerja yang lebih baik daripada kinerja
pasarnya tetapi nilainya tidak signifikan secara statistik, meskipun setelah
mengurangi nilai aktiva bersih reksadana dengan biaya manajemen dan biaya
transaksi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa investor tidak dapat mengambil
keuntungan dengan berinvestasi pada reksadana yang mereka miliki dengan hanya
mengandalkan kemampuan manajer portofolio.
Gudikunst dan Joseph (1992) meneliti terhadap 25 reksadana pendapatan
tetap periode 19761989. Gudikunst dan Joseph (1992) menemukan bahwa
kinerja reksadana menghasilkan return yang lebih tinggi daripada kinerja
pasarnya dan ada pengaruh positif antara kelebihan return pasar terhadap
kelebihan return portofolio reksadana.
Dennis dkk., (2004) melakukan analisis determinasi kinerja reksadana
pendapatan tetap konvensional dengan menggunakan model alfa Jensen dan
model Gudikunst. Penelitiannya terhadap 15 reksadana pendapatan tetap pada

43

periode bulan Januari 1999 sampai dengan bulan Agustus 2003 menunjukkan
bahwa reksadana pendapatan tetap konvensional tidak bisa melebihi kinerja
pasarnya (indeks obligasi). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai alfa yang negatif.
Christensen (2005) meneliti kinerja 47 reksadana, yang terdiri dari 34
reksadana saham dan 13 reksadana pendapatan tetap pada periode bulan Januari
1996 sampai dengan Juni 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar reksadana tersebut tidak bisa melebihi kinerja pasarnya (KAX index). Hal
tersebut terlihat dari nilai hampir semua pengukuran kinerjanya menghasilkan
nilai alfa yang negatif.
Berdasarkan hal tersebut maka diturunkan hipotesis berikut:
: Terdapat perbedaan kinerja reksadana konvensional dengan kinerja indeks
konvensional (indeks LQ45).

Abdullah dkk., (2002) memberikan analisis yang lebih mendalam terhadap


industri reksadana meskipun hanya pada reksadana Malaysia. Abdullah dkk.,
(2002) menganalisis 67 reksadana Malaysia, meliputi 14 reksadana syariah dan 53
reksadana konvensional, dengan menggunakan berbagai macam pengukuran
kinerja seperti Sharpe Ratio, The Modigliani Measure, dan The Information Ratio.
Abdullah dkk., (2002) menyimpulkan bahwa kedua tipe reksadana tersebut
memiliki kinerja di bawah kinerja Kuala Lumpur Composite Index (KLCI)
sebagai benchmark-nya, meskipun secara statistik tidak signifikan. Abdullah dkk.,
(2002) juga menemukan bahwa return reksadana syariah dan konvensional

44

hampir sama. Kesimpulan secara keseluruhan adalah reksadana syariah di


Malaysia mengikuti benchmark-nya, begitu juga reksadana konvensional.
Achsien (2003) telah melakukan penelitian tentang kinerja reksadana
syariah

(syariah

fund)

dibandingkan

dengan

reksadana

konvensional

(conventional fund) di Malaysia. Periode penelitian Achsien yaitu mulai tanggal 2


Januari 1997 sampai 26 Pebruari 1999. Pengukuran dengan menggunakan riskadjusted return dengan indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen menunjukkan bahwa
syariah fund lebih unggul daripada semua pembandingnya, yaitu sebuah
conventional fund, RHB Islamic Index, dan KLSE Composite Index. Achsien
(2003) juga menyatakan bahwa perbedaan pokok tentang syariah fund dengan
conventional fund terdapat pada screening process sebagai bagian dari proses
alokasi aset. Hal ini berdampak pada alokasi dan komposisi aset dalam
portofolionya. Dalam syariah fund terdapat cleansing process yang bermaksud
membersihkan dari pendapatan yang tidak halal.
Hassan dan Girard (2005) menguji perbandingan kinerja Dow Jones
Islamic Indices dan its seven index vis--vis their non-islamic counterparts
menggunakan berbagai pengukuran seperti Sharpe, Treynor, Jensen, dan Fama' s
selectivity, net selectivity and diversification. Hassan dan Girard (2005) juga
menggunakan co-integration untuk menguji bagaimana the islamic indices
dikaitkan dengan their non-islamic counterparts. Periode sampel mulai dari
Januari 1996 dan berakhir Nopvember 2005 sehingga diperoleh 118 sampel.
Periode sampel ini kemudian dipecah menjadi dua periode, yaitu Januari 1996
sampai November 2000 yaitu menjadi 59 sampel dan Desember 2000 sampai

45

Nopember 2005 yaitu menjadi 59 sampel. Hasssan dan Girard (2005) menemukan
bahwa tidak terdapat perbedaan antara islamic and non Islamic indices. Dow
Jones Islamic Indeces outperform di tahun 1996-2000 dan underperform di tahun
2001-2005 dari their conventional counterparts.
Rachmayanti (2006) telah melakukan analisis kinerja portofolio saham
syariah pada Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2002. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kinerja portofolio saham syariah tahun 2001 mengungguli
kinerja portofolio saham konvensional di berbagai kriteria kecuali Jensen Index.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kinerja portofolio saham
syariah tahun 2002 mengungguli kinerja portofolio saham konvensional di
berbagai kriteria yaitu Sharpe Index, Treynor Index, dan Jensen Index.
Yuliastuti (2007) melakukan analisis return investasi Islam terhadap
investasi konvensional dengan sampel yang diperoleh dari return emiten dalam JII
atau LQ30 dan LQ45 selama tahun 2000-2006, serta diperoleh sampel penelitian
78 sampel. Yuliastuti (2007) menguji apakah return yang diterima oleh investor
yang membeli saham di indeks LQ30 (JII) berbeda secara signifikan dengan
return saham yang dibeli dari indeks LQ45 baik dalam short-run maupun dalam
long-run. Kinerja indeks tersebut diukur dalam beberapa periode: periode
keseluruhan (Juli 2000 - Desember 2006), periode bear (Juli 2000 Desember
2003) dan periode bull (Januari 2004 Desember 2006) untuk mengendalikan
perubahan dalam kondisi pasar. Metode yang dipakai untuk menguji hipotesis
dalam penelitian ini adalah one-sample t-test. Hasil temuan dalam penelitian ini

46

menolak asumsi bahwa kinerja investasi Islam berada di bawah kinerja investasi
konvensional.
Berdasarkan hal tersebut maka diturunkan hipotesis berikut:
: Terdapat

perbedaan

kinerja

reksadana

syariah

dengan

reksadana

konvensional.

C. Kerangka Teoritis
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis perbandingan kinerja
reksadana syariah dengan reksadana konvensional tahun 2005-2007, namun
karena adanya keterbatasan peneliti, analisis perbandingan hanya dikhususkan
untuk kinerja reksadana syariah dengan reksadana konvensional pada satu
manajemen pengelola yang sama, yaitu PT Danareksa Investment Management.
Analisis kinerja reksadana konvensional dilakukan dengan menghitung tingkat
return dan risiko, kemudian membandingkannya dengan kinerja indeks
konvensional (indeks LQ45). Analisis kinerja reksadana syariah dilakukan dengan
menghitung tingkat return dan risiko, kemudian membandingkannya dengan
kinerja indeks syariah (indeks JII). Analisis kinerja indeks syariah (indeks JII)
dengan indeks konvensional (indeks LQ45) dilakukan dengan menghitung tingkat
return dan risiko, kemudian membandingkannya dengan kinerja pasar (IHSG).
Penelitian

ini

terdiri

dari

dua

tahap.

(1)

Menguji

dan

yaitu melakukan analisis perbandingan return reksadana dengan benchmark


pembandingnya, menggunakan uji beda independent sample t-test. (2) Menguji
yaitu melakukan analisis perbandingan return dan risiko reksadana syariah

47

dengan reksadana konvensional, menggunakan uji beda paired sample t-test.


Analisis perbandingan kinerja antara kedua reksadana tersebut untuk mengetahui
kinerja reksadana mana yang lebih baik yaitu dengan melakukan perangkingan
dengan menggunakan Sharpe Index, Treynor Index, Jensen Index. Kerangka
teoritis penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

REKSADANA
Reksadana
Syariah

Reksadana
Konvensional

Danareksa Syariah
Berimbang

Danareksa Anggrek

Analisis Perbandingan Kinerja

Kinerja Pasar (JII)


1. Tingkat Return
2. Tingkat Risiko

Kinerja Pasar (LQ45)


1. Tingkat Return
2. Tingkat Risiko

Uji Beda
Independent Sample t-Test

Kinerja Reksadana Syariah


1. Tingkat Return
2. Tingkat Risiko

Paired Sample t-Test

Kinerja Reksadana Konvensional


1. Tingkat Return
2. Tingkat Risiko

Model Analisis Perbandingan Kinerja


Sharpe Index
Treynor Index
Jensen Index
Gambar 1
Kerangka Teoritis Pengujian Hipotesis

BAB III
METODA PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian uji hipotesis (hypotheses testing) yang
bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti yaitu apakah terdapat
perbedaan kinerja reksadana konvensional dengan kinerja indeks konvensional
(LQ45), apakah terdapat perbedaan kinerja reksadana syariah dengan kinerja
indeks syariah (JII), serta apakah terdapat perbedaan kinerja reksadana syariah
dengan kinerja reksadana konvensional. Penelitian dilakukan pada PT Danareksa
Investment Management selama tahun 2005-2007. Hypotheses testing biasanya
menjelaskan

mengenai beberapa

hubungan dan

pengaruh

antarvariabel,

memahami perbedaan antar kelompok dan independensi antarvariabel dalam suatu


situasi (Sekaran, 2000: 127).

B. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan
studi komparatif terhadap sampel yang ditentukan peneliti selama bulan Januari
2005 sampai bulan Desember 2007, mengenai perbandingan kinerja reksadana
dengan indeks pasarnya, serta perbandingan kinerja reksadana syariah dengan
reksadana konvensional.

48

49

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah dengan menguji hipotesis


satu dan dua. Dalam pengujian hipotesis satu dan dua kinerja masing-masing
reksadana akan dinilai berdasarkan tingkat return dan risikonya kemudian
dibandingkan dengan masing-masing tingkat return dan risiko indeks pasarnya,
menggunakan uji beda independent sample t-test dengan tingkat signifikansi 5%.
Peneliti menggunakan tingkat kepercayaan 95% karena penelitian hanya
mentolelir tingkat kesalahan 5% dalam pembuatan keputusan.
Langkah selanjutnya yaitu menguji hipotesis tiga dengan menggunakan
pengukuran Jensen Index, Sharpe Index, Treynor Index. Apabila nilai Jensen
Index, Sharpe Index, Treynor Index suatu reksadana lebih tinggi daripada nilai
reksadana lainnya maka semakin baik kinerjanya. Pengujian asumsi normalitas
klasik juga dilakukan untuk memenuhi kriteria BLUE.
Metode regresi digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Pada model alfa Jensen untuk
pengujian reksadana, variabel dependen dalam penelitian ini adalah premi return
reksadana syariah serta return reksadana konvensional, sedangkan variabel
independen adalah premi return indeks syariah (indeks JII) serta indeks
konvensional (indeks LQ45).

C. Pemilihan Populasi, Sampel, dan Periode Penelitian


Sampel dipilih berdasarkan purposive sampling untuk penentuan sampel
dari populasi yang memenuhi kriteria tertentu, sesuai yang dikehendaki peneliti
(Sekaran, 2000: 278). Pemilihan metode ini didasarkan bahwa setiap reksadana

50

yang dikelola oleh PT Danareksa Investment Management mempunyai kriteria


tertentu sehingga reksadana yang terpilih menjadi sampel hanyalah yang
memenuhi kriteria yang ditentukan peneliti.
Populasi dalam penelitian ini merupakan reksadana syariah maupun
konvensional pada PT Danareksa Investment Management. Sampel dalam
penelitian ini adalah Danareksa Syariah Berimbang dan Danareksa Anggrek.
Periode penelitian yang digunakan yaitu dari bulan Januari 2005 sampai
Desember 2007.

D. Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, berasal dari data
yang dipublikasikan dalam statistik atau jurnal lainnya dan informasi yang
tersedia dari berbagai sumber yang telah dipublikasikan ataupun tidak
dipublikasikan baik di dalam atau di luar organisasi, yang semuanya mungkin
sangat berguna bagi peneliti (Sekaran, 2000: 425).
Data diperoleh dari Indonesia Stock Exchange, website mengenai pasar
modal, website mengenai reksadana, BAPEPAM-LK, Bank Indonesia, serta PT
Danareksa Investment Management.
Berikut data yang dibutuhkan dalam penelitian ini:
1. Data reksadana syariah dan reksadana konvensional pada PT Danareksa
Investment Management.

51

2. Prospektus reksadana syariah dan reksadana konvensional pada PT Danareksa


Investment Management.
3. Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/Unit) untuk setiap reksadana
dalam periode harian.
4. Data indeks LQ45 dalam periode harian.
5. Data indeks JII dalam periode harian.
6. Data indeks IHSG dalam periode harian.
7. Data bulanan tingkat suku bunga SBI dan SWBI.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


1. Tingkat Return Reksadana Syariah dan Konvensional
Tingkat pengembalian (return) reksadana syariah dan konvensional yang
diteliti dengan rentang waktu penelitian sejak bulan Januari 2005 sampai
Desember 2007. Hasil perhitungan tingkat actual return didasarkan atas
perhitungan tingkat return bulanan sepanjang tahun 2005 - 2007 serta tingkat
expected return didasarkan atas perhitungan tingkat return rata-rata bulanan untuk
ketiga tahun tersebut. Return bulanan indeks syariah (indeks JII), indeks
konvensional (indeks LQ45), indeks pasar (IHSG), serta return risk free rate
R i

Cov im

2m

(suku bunga SBI dan SWBI) menggunakan formulasi yang sama. Secara
matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut (Hartono, 2003):
...............................(1)

52

dimana:
=

actual return dari reksadana i

nilai aktiva bersih reksadana pada hari ke t

nilai aktiva bersih reksadana pada hari ke t-1

Expected return dapat diformulasikan sebagai berikut (Hartono, 2003):


n

Ri
i 1

Ri
n

.......................(2)

dimana:

Ri

expected return reksadana i

jumlah hari

2. Tingkat Risiko Reksadana Syariah dan Konvensional


Tingkat risiko reksadana diukur menggunakan standar deviasi (SD) yaitu
nilai yang tersebar disekitar rata-rata. Semakin kecil nilai standar deviasi
menunjukkan semakin rendahnya tingkat risiko reksadana serta sebaliknya
semakin besar nilai standar deviasi maka tingkat risiko reksadana semakin besar.
Penggunaan standar deviasi dalam mengukur tingkat risiko reksadana dikarenakan
yang diukur adalah risiko reksadana per individu. Hasil perhitungan tingkat risiko
reksadana tersebut didasarkan atas perhitungan tingkat risiko bulanan sehingga
dihasilkan rata-rata tingkat risiko bulanan sepanjang tahun 2005-2007. Di
samping itu kita juga perlu menghitung beta ( ) untuk melihat tingkat risiko
sistematis masing-masing reksadana, namun sebelumnya kita perlu menghitung

53

kovarian masing-masing reksadana. Standar deviasi diformulasikan dengan rumus


(Hartono, 2003: 131):

(R

Ri ) 2

...............(3)

n 1

dimana:

variance

standard deviation

jumlah hari dikurangi satu

Kovarian diformulasikan dengan rumus (Rachmawati, 2006):


_

Covim im

( Ri Ri )( Rm Rm )

............ ......(4)

n 1

dimana:
Covim

kovarian antara reksadana i dan pasar m

return

pasar

(return

indeks

konvensional

menggunakan LQ45, return indeks syariah menggunakan


JII, serta return pasar menggunakan IHSG)
Beta diformulasikan dengan rumus (Achsein, 2003: 100):

.......................................(5)
dimana:
=

varian

dari

return

pasar

(return

indeks

konvensional dengan LQ45 dan return indeks syariah


menggunakan JII)

54

3. Kinerja Reksadana Syariah dan Konvensional


Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja reksadana syariah dan
konvensional menggunakan metode composite (risk adjusted) measures dari
kinerja portofolio, yang mempertimbangkan aspek return dan risiko dalam proses
pengevaluasian. Metode yang digunakan yaitu Sharpe Index, Treynor Index,
Jensen Index.
a. Sharpe Index (Si)
Sharpe index merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan
oleh William Sharpe (1966). Pengukuran dengan metode Sharpe didasarkan atas
risiko premium yaitu perbedaan (selisih) antara laba rata-rata investasi sekuritas
dengan sekuritas bebas risiko (suku bunga SBI dan SWBI). Sharpe index adalah
rasio risk premium terhadap simpangan baku (Achsien, 2003: 101). Risk premium
adalah excess return sebuah portofolio dari return pasar. Standar deviasinya
merupakan total dari risiko portofolio tersebut. Sharpe index mengukur return per
unit dari total risiko (Maginn dan Tuttle, 1990: 14-19) dalam Rachmawati (2006).
Dalam model ini yang dipertimbangkan relevan sebagai basic risk-adjusted
adalah total risiko (risiko sistematik dan risiko tidak sistematik). Sharpe index
dirumuskan sebagai berikut (Achsien, 2003: 101):
Si

( Ri R f )

...................(6)

55

dimana:
=

Sharpe index reksadana i

return reksadana i

return risk free rate

standar deviasi reksadana i

b. Treynor Index (Ti)


Treynor index merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan
oleh Jack Treynor (1965). Pengukuran Treynor pada dasarnya tidak berbeda
dengan pengukuran Sharpe, hanya saja yang bertindak sebagai pembaginya adalah
beta ( ) yang merupakan risiko sistematik atau risiko pasar. Risiko tidak
sistematik diasumsikan dapat diminimumkan melalui diversifikasi portofolio.
Dalam model ini yang dipertimbangkan relevan sebagai basic risk-adjusted
adalah risiko sistematis. Treynor index dirumuskan sebagai berikut (Achsien,
2003: 102):
Ti

( Ri R f )

...........(7)

dimana:

Treynor index reksadana i

return reksadana i

return risk free rate

beta pasar i

56

c. Jensen Index (Ji) atau Jensens Alpha (Alpha)


Model ini dibuat oleh Michael C. Jensen (1968) yang didasarkan pada
Capital Asset Pricing Model (CAPM). Dalam model ini yang dipertimbangkan
relevan sebagai basic risk-adjusted adalah risiko sistematis, dengan memodifikasi
untuk merefleksikan superioritas atau inferioritas manajer portofolio dalam
melakukan peramalan harga sekuritas. Superioritas atau inferioritas dapat terjadi
karena dua faktor, yaitu (1) kemampuan manajer portofolio untuk memilih
undervalued sekuritas secara konsisten dan (2) kemampuan manajer portofolio
untuk memprediksikan market movement dan altering its portfolio for adapt to
market change. Jensens Alpha dirumuskan menggunakan regresi linier sederhana
sebagai berikut (Jensen, 1968):
R pt R ft p p ( Rmt R ft ) t

..................(8)

dimana:

return portofolio (atau reksadana) p pada waktu t

return risk free rate pada waktu t

Jensens Alpha

risiko sistematik dari portofolio p

return pasar portofolio pada waktu t

the error term pada waktu t

57

F. Tehnik Pengujian Hipotesis


Metode analisis yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis
penelitian ini adalah parametric t statistic (independent sample t-test dan paired
sample t-test) bila sampelnya terdistribusi normal dan non-parametric signed-rank
test (Wilcoxon signed-rank test) bila sampelnya tidak terdistribusi normal.
1. Pengujian Hipotesis Satu dan Hipotesis Dua
Hipotesis satu dan hipotesis dua merupakan uji statistik komparatif return dan
risiko yang menggunakan independent sample t-test dengan tingkat signifikansi

= 5%. Alat bantu uji statistik yang digunakan adalah program SPSS 15.0 for
Windows dan Microsoft Excel 2003.
Hipotesis yang diajukan untuk uji independent sample t-test:
Ho : Kedua rata-rata kinerja reksadana dan kinerja reksadana indeks adalah
identik atau sama.
H1 :

Kedua rata-rata kinerja reksadana dan kinerja reksadana indeks adalah tidak
identik atau tidak sama.

Kriteria Pengambilan Keputusan:


Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.

2. Pengujian Hipotesis Tiga


a.

Hipotesis tiga diuji dengan menggunakan uji statistik komparatif kinerja yang
menggunakan paired sample t-test dengan tingkat signifikansi = 5%. Alat

58

bantu uji statistik yang digunakan adalah program SPSS 15.0 for Windows
dan Microsoft Excel 2003.
Hipotesis yang diajukan untuk uji paired sample t-test:
Ho :

Kedua rata-rata kinerja reksadana syariah dan kinerja reksadana


konvensional adalah identik atau sama.

H1:

Kedua rata-rata kinerja reksadana syariah dan kinerja reksadana


konvensional adalah tidak identik atau tidak sama.

Kriteria Pengambilan Keputusan:


Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.
b. Hipotesis tiga diuji dengan menggunakan pengukuran Sharpe Index, Treynor
Index dan Jensen Index untuk mengetahui kinerja reksadana mana yang lebih
baik. Apabila nilai Sharpe Index, Treynor Index dan Jensen Index suatu
reksadana lebih tinggi daripada nilai reksadana lainnya maka semakin baik
kinerjanya.
Hipotesis yang diajukan:
Ho :

Tidak

terdapat

perbedaan

kinerja

reksadana

syariah

dan

konvensional
H1 :

Terdapat perbedaan kinerja reksadana syariah dan konvensional.

Kriteria Pengambilan Keputusan:


Jika kinerja reksadana syariah = reksadana konvensional maka Ho diterima.
Jika kinerja reksadana syariah reksadana konvensional maka Ho ditolak.

59

c. Pengujian hipotesis tiga menggunakan model regresi linier sederhana dengan


meregresi variabel dependen kinerja reksadana dan indeks yang diproksikan
dengan premi return terhadap variabel independen kinerja indeks dan pasar
yang diproksikan dengan premi return. Pengujian hipotesis ini menggunakan
signifikansi = 5% dan alat analisis SPSS 15.0 for windows.
Hipotesis yang diajukan:
Ho :

Reksadana yang diteliti memiliki kinerja yang lebih baik daripada


kinerja pasar, dengan mengasumsikan variabel lain konstan.

Secara statistik dapat dirumuskan yaitu: Ho: 0 0


H1 :

H1: o >0

Semakin tinggi kelebihan return pasar akan semakin tinggi pula


kelebihan return portofolio reksadana, dengan mengasumsikan
variabel lain konstan.

Secara statistik dapat dirumuskan yaitu: Ho: 1 0

H1: 1 >0

Kriteria Pengambilan Keputusan:


Jika t hitung > t tabel, maka Ho diterima
Jika t hitung < t tabel, maka Ho ditolak

G. Pengujian Asumsi Model Regresi Linier Normal Klasik


Dalam penelitian ini digunakan metode OLS (Ordinary Least Square),
maka perlu dilakukan uji terhadap model regresi yang digunakan apakah model
regresi berdistribusi normal dan apakah terjadi penyimpangan terhadap asumsi
model klasik. Model Regresi akan menghasilkan estimator tidak bias yang baik
(BLUE) jika memenuhi asumsi klasik, yaitu bebas multikolinieritas, bebas

60

autokorelasi, dan bebas heteroskedastisitas. Jika asumsi klasik tidak dipenuhi


maka variabel-variabel yang menjelaskan menjadi tidak efisien (Gujarati, 2000).
1. Uji Normalitas Data
Ghozali (2005) mengatakan bahwa sebelum pengujian multivariate
dilakukan maka pengujian asumsi normalitas data perlu dilakukan. Model regresi
yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi adanya
normalitas melalui One-Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data yang
berdistribusi normal akan ditandai dengan Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05.
Hipotesis yang diajukan:
Ho :

Data variabel berdistribusi normal.

H1 :

Data variabel tidak berdistribusi normal

Kriteria Pengambilan Keputusan:


Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.

2. Uji Multikolinieritas
Ghozali (2005) mengatakan bahwa apabila pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independen maka hal tersebut dinamakan terdapat
masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Deteksi multikolinieritas menggunakan
besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance (nilai toleransi).
Catatan: Tolerance = 1 / VIF atau bisa juga VIF = 1 / Tolerance

61

Hipotesis yang diajukan:


Ho :

Data variabel independen bebas multikolinieritas.

H1 :

Data variabel independen terdapat multikolinieritas.

Kriteria Pengambilan Keputusan:


Jika nilai VIF < 10 atau angka Tolerance > 0,1 maka Ho diterima.
Jika nilai VIF > 10 atau angka Tolerance < 0,1 maka Ho ditolak.

3. Uji Autokorelasi
Ghozali (2005) mengatakan apabila suatu model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya), maka terjadi autokorelasi. Model regresi yang baik
adalah bebas autokorelasi. Deteksi autokorelasi melalui Durbin Watson Test
dengan menentukan nilai Durbin Watson, kemudian ditentukan nilai batas atas
(du) dan batas bawah (dL).
Hipotesis yang diajukan:
Ho :

Model regresi tidak ada autokorelasi.

H1 :

Model regresi terdapat autokorelasi.

Kriteria Pengambilan Keputusan:


1. dw < dL maka Ho ditolak, ada autokorelasi positif.
2. du < dw < dL adalah daerah tanpa keputusan, tidak menghasilkan kesimpulan.
3. du < dw < 2 dan 2 < dw < ( 4-du ) Ho diterima, tidak ada autokorelasi.
4. ( 4-du ) < dw < ( 4-dL ) adalah daerah tanpa keputusan, tidak menghasilkan
kesimpulan.

62

5. dw > ( 4-dL ) maka Ho ditolak, berarti ada autokorelasi negatif.


Tabel 3
Deteksi Autokorelasi dengan Nilai Durbin-Watson
MODEL JENSEN
k
= 2
du = 1.023
dL = 2.977
sumber: tabel Durbin-Watson

4. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2005) mengatakan apabila suatu model regresi, terdapat
kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain,
maka

disebut

homoskedastisitas,

dan

jika

varian

berbeda

disebut

heteroskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat ada


tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang
telah di-studentized.
Hipotesis yang diajukan:
Ho : Model regresi tidak ada heteroskedastisitas.
H1 : Model regresi terdapat heteroskedastisitas.
Kriteria Pengambilan Keputusan
- Jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik atau titik-titik yang ada menyebar
secara acak, maka Ho diterima.
- Jika terdapat pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) pada
grafik, maka Ho ditolak.

BAB IV
ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Pengujian Normalitas Data


Pengujian normalitas data sampel dalam penelitian ini menggunakan onesample Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 5%. Metode analisis
data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian ini adalah
parametric t statistic (independent sample t-test dan paired sample t-test) karena
sampelnya terdistribusi normal, semua sampel mempunyai probabilitas atau
tingkat signifikansinya lebih dari 5% (lihat Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel
7).

Tabel 4
Kolmogorov-Smirnov Test Return dan Risiko
Reksadana Syariah (Danareksa Syariah Berimbang)
RETURN REKSA DANA SYARIAH
2005
Sig
K-S 0,05
,477 ,977

2006
Sig
K-S 0,05
,686 ,735

RISIKO REKSA DANA SYARIAH

2007
Sig
K-S 0,05
,558 ,915

2005
Sig
K-S 0,05
,694 ,721

2006
K-S
1,165

Sig
0,05
,133

2007
Sig
K-S 0,05
,404 ,997

sumber: data sekunder yang diolah


Tabel 5
Kolmogorov-Smirnov Test Return dan Risiko
Reksadana Konvensional (Danareksa Anggrek)
RETURN REKSA DANA
KONVENSIONAL
2005
2006
2007
Sig
Sig
Sig
K-S 0,05 K-S 0,05 K-S 0,05
,928 ,355 ,724 ,672 ,515 ,954

RISIKO REKSA DANA


KONVENSIONAL
2005
2006
2007
Sig
Sig
Sig
K-S 0,05 K-S 0,05 K-S 0,05
,904 ,388 ,605 ,857 ,542 ,931

sumber: data sekunder yang diolah

63

64

Tabel 6
Kolmogorov-Smirnov Test Return Indeks JII dan LQ45
RETURN INDEKS JII
2005
2006
2007
Sig
Sig
Sig
K-S 0,05 K-S 0,05 K-S 0,05
,684 ,737 ,724 ,672 ,558 ,915

RETURN INDEKS LQ45


2005
2006
2007
Sig
Sig
Sig
K-S 0,05 K-S 0,05 K-S 0,05
,928 ,355 ,724 ,672 ,515 ,954

sumber: data sekunder yang diolah


Tabel 7
Kolmogorov-Smirnov Test Return Indeks Pasar IHSG

2005
K-S
,477

RETURN INDEKS PASAR IHSG


2006

Sig 0,05
,977

K-S
,686

Sig 0,05
,735

K-S
,470

2007
Sig 0,05
,980

sumber: data sekunder yang diolah


B. Pengujian Hipotesis Satu
Berdasarkan statistik deskriptif pada tahun 2005, semua return reksadana
syariah di atas return indeks syariah JII, kecuali untuk bulan Januari, Mei, Juni,
Juli dan Desember dapat diketahui bahwa return reksadana syariah di bawah
return indeks syariah JII. Pada tahun 2005, semua risiko reksadana syariah di atas
risiko indeks syariah JII (lihat Tabel 8).
Pada tahun 2006, semua return reksadana syariah di bawah return indeks
syariah JII, kecuali untuk bulan Februari, Maret, Mei, Juni, Agustus dan
September dapat diketahui bahwa return reksadana syariah di atas return indeks
syariah JII. Pada tahun 2006, semua risiko reksadana syariah di atas risiko indeks
syariah JII (lihat Tabel 8).
Pada tahun 2007, semua return reksadana syariah di bawah return indeks
syariah JII, kecuali untuk bulan Januari, Februari, Maret, Agustus, November dan

65

Desember dapat diketahui bahwa return reksadana syariah di atas return indeks
syariah JII. Pada tahun 2007, semua risiko reksadana syariah di atas risiko indeks
syariah JII (lihat Tabel 8).
Tabel 8
Statistik Deskriptif Return dan Risiko Rreksadana Syariah dan JII

NO

BULAN

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

10

Oktober

11

November

12

Desember

13

TOTAL

DESCRIPTIVE STATISTICS - RETURN DAN RISIKO REKSADANA SYARIAH dan JII


DATA
2005
2006

RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII
RDS
JII

2007

MEAN

SD

MEAN

SD

MEAN

SD

1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
12
360

0,00434
0,04586
0,01406
-0,01322
0,02804
-0,03815
0,04005
-0,07119
0,01530
0,11258
0,02326
0,06339
0,00366
0,03127
-0,02929
-0,09854
-0,02515
0,05019
0,04808
-0,01960
0,03820
0,03701
0,03475
0,06049
0,01628
0,01334

0,00276
0,00040
0,00413
0,00029
0,00310
0,00044
0,00333
0,00048
0,00576
0,00044
0,00472
0,00037
0,00368
0,00035
0,00645
0,00072
0,00690
0,00070
0,00700
0,00036
0,00629
0,00040
0,00628
0,00043
0,00158
0,00045

1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
12
360

-0,06887
-0,06364
0,01591
0,00480
-0,00290
-0,06275
-0,00084
0,10807
0,02114
-0,09988
0,04540
-0,01092
0,00788
0,01862
0,03014
0,00443
0,09904
0,06828
-0.03579
0,02707
0,00642
0,09212
0,01750
0,04097
0,01125
0,01060

0,01033
0,00050
0,00903
0,00037
0,00776
0,00040
0,00707
0,00068
0,00655
0,00090
0,00771
0,00085
0,00771
0,00038
0,00998
0,00038
0,00934
0,00181
0,02249
0,00021
0,01875
0,00035
0,00764
0,00047
0,00499
0,00061

1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
1
30
12
360

0,03885
-0,06458
0,02915
-0,01544
0,01304
-0,05902
0,03970
0,08369
0,00222
0,00505
-0,00389
0,02020
0,01769
0,07265
0,02918
-0,00337
0,06632
0,06842
0,01397
0,13175
0,02637
0,01601
0,05831
0,00494
0,02638
0,02169

0,00933
0,00052
0,00683
0,00043
0,00549
0,00049
0,00783
0,00047
0,00905
0,00030
0,01132
0,00037
0,00835
0,00043
0,01207
0,00109
0,00963
0,00037
0,00628
0,00072
0,00804
0,00052
0,00791
0,00040
0,00192
0,00050

sumber: data sekunder yang diolah


Pengujian hipotesis satu dilakukan dengan menggunakan uji beda
independent sample t-test dengan tingkat signifikansi = 0,05 untuk menentukan
apakah suatu nilai tertentu (return reksadana syariah) berbeda secara nyata

66

ataukah tidak dengan suatu nilai tertentu (return indeks syariah JII). Pengujian
hipotesis satu dengan independent sample t-test pada tahun 2005 dan 2006,
menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas > 0.05, maka Ho diterima atau
rata-rata return reksadana syariah dan return indeks syariah JII adalah identik
atau sama. Pada tahun 2007 menunjukkan hasil bahwa nilai probabilitas < 0.05,
maka Ho ditolak atau rata-rata return reksadana syariah dan return indeks syariah
JII adalah tidak identik atau tidak sama (lihat Tabel 9).
Pengujian hipotesis satu dilakukan dengan menggunakan uji beda
independent sample t-test dengan tingkat signifikansi = 0,05 untuk menentukan
apakah suatu nilai tertentu (risiko reksadana syariah) berbeda secara nyata ataukah
tidak dengan suatu nilai tertentu (risiko indeks syariah JII). Pengujian hipotesis
satu dengan independent sample t-test pada tahun 2005, 2006 dan 2007
menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak atau
rata-rata risiko reksadana syariah dan risiko indeks syariah JII adalah tidak identik
atau tidak sama (lihat Tabel 9).
Tabel 9
Independent Sample t- Test Return dan Risiko
Reksadana Syariah dengan JII
Thn

Return RD Syariah-JII
t
Sig 0,05

2005 1,861
2006 0,853
2007 4,144
Ket:*= >5%
**=1% 5%
***= <1%

0,076*
0,403*
0,000***

sumber: data sekunder yang diolah

Risiko Syariah-JII
t
Sig 0,05
9,992
6,746
14,328

0,000***
0,000***
0,000***

67

Pada periode tahun 2005, 2006 dan 2007 secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa return reksadana syariah lebih tinggi daripada return indeks
syariah JII, tetapi tingginya return tersebut juga disertai dengan tingginya risiko
yang dimiliki reksadana syariah. Kesimpulan pengujian hipotesis satu menyatakan
bahwa berinvestasi pada reksadana syariah lebih menguntungkan dan juga lebih
berisiko daripada berinvestasi pada indeks syariah JII, dengan asumsi variabel lain
konstan.

C. Pengujian Hipotesis Dua


Berdasarkan statistik deskriptif pada tahun 2005, semua return reksadana
konvensional di bawah return indeks konvensional LQ45, kecuali untuk bulan
Maret, April dan Oktober dapat diketahui bahwa return reksadana konvensional
di atas return indeks konvensional LQ45. Pada tahun 2005, semua risiko
reksadana konvensional di atas risiko indeks konvensional LQ45 (lihat Tabel 10).
Pada tahun 2006, dapat diketahui bahwa return reksadana konvensional di
bawah return indeks konvensional LQ45, kecuali untuk bulan Februari, Mei, Juli,
Agustus dan September dapat diketahui bahwa return reksadana konvensional di
atas return indeks konvensional LQ45. Pada tahun 2006, semua risiko reksadana
konvensional di atas risiko indeks konvensional LQ45 (lihat Tabel 10).
Pada tahun 2007, semua return reksadana konvensional di atas return
indeks konvensional LQ45, kecuali untuk bulan April, Juni, Juli, September dan
Oktober dapat diketahui bahwa return reksadana konvensional di bawah return

68

indeks konvensional LQ45. Pada tahun 2007, semua risiko reksa dana
konvensional di atas risiko indeks konvensional LQ45 (lihat Tabel 10).
Tabel 10
Statistik Deskriptif Return dan Risiko Reksadana Konvensional dan LQ45

NO

DESCRIPTIVE STATISTICS - RETURN DAN RISIKO REKSADANA KONVENSIONAL dan LQ45


2005
2006
2007
BULAN
DATA
N
MEAN
SD
N
MEAN
SD
N
MEAN

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

10

Oktober

11

November

12

Desember

13

TOTAL

RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45
RDK
LQ45

1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
12
540

-0,00230
0,04203
0,01957
0,02807
0,03160
-0,01360
0,08146
-0,06137
0,02754
0,06877
0,04060
0,04178
0,00907
0,03850
-0,00186
-0,11463
-0,02008
0,03871
0,04146
-0,03957
0,02389
0,04150
0,03866
0,07100
0,02413
0,01117

0,00710
0,0002
0,00669
0,00020
0,00874
0,00029
0,00664
0,00029
0,00812
0,00024
0,00646
0,00017
0,00514
0,00019
0,00651
0,00049
0,01399
0,00047
0,00558
0,00021
0,00517
0,00026
0,00584
0,00026
0,00717
0,00027

1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
12
540

-0,07544
-0,05834
0,01144
-0,01205
-0,00801
0,07111
0,01793
0,02999
0,03010
-0,10299
0,03707
0,03799
-0,00197
-0,01767
0,04895
0,04350
0,12609
0,04921
-0,04589
0,03316
0,00074
0,02578
0,01458
0,03047
0,01290
0,01085

0,01066
0,00036
0,01220
0,00022
0,00543
0,00029
0,00852
0,00029
0,00699
0,00062
0,01049
0,00169
0,00784
0,00027
0,00870
0,00025
0,01275
0,00021
0,02130
0,00013
0,01598
0,00084
0,00760
0,00029
0,01070
0,00046

1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
45
1
540

0,03467
-0,05828
0,03439
-0,03082
0,02284
0,02151
0,04302
0,04317
0,02678
0,02163
-0,05615
0,00798
-0,01266
0,05333
0,03859
-0,00579
0,05433
0,07572
0,00723
0,12755
0,00701
0,00018
0,06258
-0,00318
0,02189
0,02109

SD

0,00803
0,00035
0,00684
0,00023
0,00523
0,00032
0,00750
0,00032
0,00906
0,00022
0,01138
0,00021
0,00586
0,00030
0,00864
0,0076
0,01060
0,00026
0,00685
0,00050
0,00742
0,00034
0,01412
0,00029
0,00846
0,00034

sumber: data sekunder yang diolah


Pengujian hipotesis dua dilakukan dengan menggunakan uji beda
independent sample t-test dengan tingkat signifikansi = 0,05 untuk menentukan
apakah suatu nilai tertentu (return reksadana konvensional) berbeda secara nyata
ataukah tidak dengan suatu nilai tertentu (return indeks konvensional LQ45).

69

Pengujian hipotesis dua dengan independent sample t-test pada tahun 2006 dan
2007, menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas > 0.05, maka Ho
diterima atau rata-rata return reksadana konvensional dan return indeks
konvensional LQ45 adalah identik atau sama. Pada tahun 2005 menunjukkan hasil
bahwa nilai probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak atau rata-rata return reksadana
konvensional dan return indeks konvensional LQ45 adalah tidak identik atau
tidak sama (lihat Tabel 11).
Pengujian hipotesis dua dilakukan dengan menggunakan uji beda
independent sample t-test dengan tingkat signifikansi = 0,05 untuk menentukan
apakah suatu nilai tertentu (risiko reksadana konvensional) berbeda secara nyata
ataukah tidak dengan suatu nilai tertentu (risiko indeks konvensional LQ45).
Pengujian hipotesis dua dengan independent sample t-test pada tahun 2005, 2006
dan 2007 menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas < 0.05, maka Ho
ditolak atau rata-rata risiko reksadana konvensional dan risiko indeks kovensional
LQ45 adalah tidak identik atau tidak sama (lihat Tabel 11).
Tabel 11
Independent Sample t- Test Return dan Risiko
Reksadana Konvensional dengan LQ45
Thn

Return RD KonvensionalLQ45
t
Sig 0,05

2005
3,121
2006
0,846
2007
2,275
Ket:*= >5%
**=1% 5%
***= <1%

0,004***
0,407*
0,033**

sumber: data sekunder yang diolah

Risiko RD KonvensionalLQ 45
t
Sig 0,05
9,987
7,999
11,121

0,000***
0,000***
0,000***

70

Pada periode tahun 2005, 2006 dan 2007 secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa return reksadana konvensional lebih tinggi daripada return
indeks konvensional LQ45, tetapi tingginya return tersebut juga disertai dengan
tingginya risiko yang dimiliki reksadana konvensional. Kesimpulan pengujian
hipotesis dua menyatakan bahwa berinvestasi pada reksadana konvensional lebih
menguntungkan dan juga lebih berisiko daripada berinvestasi pada indeks
konvensional LQ45, dengan asumsi variabel lain konstan.

D. Pengujian Hipotesis Tiga


Berdasarkan statistik deskriptif pada tahun 2005, semua return reksadana
syariah di bawah return reksadana konvensional, kecuali untuk bulan Januari,
Oktober dan November dapat diketahui bahwa return reksadana syariah di atas
return reksadana konvensional. Tahun 2005, semua risiko reksadana syariah di
bawah risiko reksadana konvensional, kecuali untuk bulan Oktober, November
dan Desember dapat diketahui bahwa risiko reksadana syariah di atas risiko
reksadana konvensional (lihat Tabel 12).
Pada tahun 2006, semua return

reksadana syariah di atas return

reksadana konvensional, kecuali untuk bulan April, Mei, Agustus dan September
dapat diketahui bahwa return reksadana syariah di bawah return reksadana
konvensional. Pada tahun 2006, semua risiko reksadana syariah di bawah risiko
reksadana konvensional, kecuali untuk bulan Maret, Agustus, Oktober, November
dan Desember dapat diketahui bahwa risiko reksadana syariah di atas risiko
reksadana konvensional. (lihat Tabel 12).

71

Pada tahun 2007, semua return reksadana syariah di bawah return


reksadana konvensional, kecuali untuk bulan Januari, Juni, Juli, September,
Oktober dan November dapat diketahui bahwa return reksadana syariah di atas
return reksadana konvensional. Pada tahun 2007, semua risiko reksadana syariah
di bawah risiko reksadana konvensional, kecuali untuk bulan Januari, Maret,
April, Juli, Agustus dan November dapat diketahui bahwa risiko reksadana
syariah di atas risiko reksadana konvensional (lihat Tabel 12).
Tabel 12
Statistik Deskriptif Return dan Risiko RD Syariah dan Konvensional
DESCRIPTIVE STATISTICS-RETURN DAN RISIKO REKSADANA SYARIAH dan KONVENSIONAL
NO

BULAN

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

10

Oktober

11

November

12

Desember

13

TOTAL

DT
N

2005
MEAN

SD

RDS

0,00434

0,00276

N
1

RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK
RDS
RDK

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

-0,00230
0,01406
0,01957
0,02804
0,03160
0,04005
0,08146
0,01530
0,02754
0,02326
0,04060
0,00366
0,00907
-0,02929
-0,00186
-0,02515
-0,02008
0,04808
0,04146
0,03820
0,02389
0,03475
0,03866
0,01628
0,02413

0,00710
0,00413
0,00669
0,00310
0,00874
0,00333
0,00664
0,00576
0,00812
0,00472
0,00646
0,00368
0,00514
0,00645
0,00651
0,00690
0,01399
0,00700
0,00558
0,00629
0,00517
0,00628
0,00584
0,00158
0,00717

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
12

12
12

sumber: data sekunder yang diolah

2006
MEAN
-0,06887
-0,07544
0,01591
0,01144
-0,00290
-0,00801
-0,00084
0,01793
0,02114
0,03010
0,04540
0,03707
0,00788
-0,00197
0,03014
0,04895
0,09904
0,12609
-0.03579
-0,04589
0,00642
0,00074
0,01750
0,01458
0,01125
0,01290

SD

2007
MEAN

0,01033

N
1

SD

0,03885

0,00933

0,01066
0,00903
0,01220
0,00776
0,00543
0,00707
0,00852
0,00655
0,00699
0,00771
0,01049
0,00771
0,00784
0,00998
0,00870
0,00934
0,01275
0,02249
0,02130
0,01875
0,01598
0,00764
0,00760
0,00499
0,01070

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
12

0,03467
0,02915
0,03439
0,01304
0,02284
0,03970
0,04302
0,00222
0,02678
-0,00389
-0,05615
0,01769
-0,01266
0,02918
0,03859
0,06632
0,05433
0,01397
0,00723
0,02637
0,00701
0,05831
0,06258
0,02638
0,02189

0,00803
0,00683
0,00684
0,00549
0,00523
0,00783
0,00750
0,00905
0,00906
0,01132
0,01138
0,00835
0,00586
0,01207
0,00864
0,00963
0,01060
0,00628
0,00685
0,00804
0,00742
0,00791
0,01412
0,00192
0,00846

72

1. Paired Sample t-Test


Pengujian hipotesis tiga dilakukan dengan menggunakan uji beda paired
sample t-test dengan tingkat signifikansi = 0,05 untuk dua sampel independen
dan untuk menentukan apakah suatu nilai tertentu (return reksadana syariah)
berbeda secara nyata ataukah tidak dengan suatu nilai tertentu (return reksadana
konvensional). Pengujian hipotesis tiga dengan paired sample t-test pada tahun
2005, 2006 dan 2007, menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas > 0.05,
maka Ho diterima atau rata-rata return reksadana syariah dan return reksadana
konvensional adalah identik atau sama (lihat tabel 13).
Pengujian hipotesis tiga dilakukan dengan menggunakan uji beda paired
sample t-test dengan tingkat signifikansi = 0,05 untuk dua sampel independen
dan untuk menentukan apakah suatu nilai tertentu (risiko reksadana syariah)
berbeda secara nyata ataukah tidak dengan suatu nilai tertentu (risiko reksadana
konvensional). Pengujian hipotesis tiga dengan paired sample t-test pada tahun
2006 dan 2007, menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas > 0.05, maka
Ho diterima atau rata-rata risiko reksadana syariah dan risiko reksadana
konvensional adalah identik atau sama. Berbeda untuk tahun 2005 yang
menunjukkan nilai probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak atau rata-rata risiko
reksadana syariah dan risiko reksadana konvensional adalah tidak identik atau
tidak sama. (lihat tabel 13).

73

Tabel 13
Paired Sample t- Test Return dan Risiko
Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional
Thn

Return RD SyariahRD Konvensional


t
Sig 0,05

2005
-1,777
2006
-0,440
2007
0,719
Ket:*= >5%
**=1% 5%
***= <1%

0,103*
0,668*
0,487*

Risiko RD SyariahRD Konvensional


t
Sig 0,05
-2,772
-0,577
0,077

0,018**
0,576*
0,940*

sumber: data sekunder yang diolah


Pada periode tahun 2005 dan 2006 return reksadana syariah di bawah
return reksadana konvensional, tetapi pada tahun 2007 return reksadana syariah
di atas return reksadana konvensional. Pada tahun 2005, 2006 dan 2007, risiko
reksadana syariah di bawah risiko reksadana konvensional. Kesimpulan terhadap
pengujian hipotesis ketiga menyatakan bahwa berinvestasi pada reksadana
konvensional lebih menguntungkan daripada berinvestasi pada reksadana syariah,
namun reksadana konvensional lebih berisiko daripada reksadana syariah, dengan
asumsi variabel lain konstan.

2. Sharpe Index, Treynor Index dan Jensen Index


Pengujian hipotesis tiga ini adalah perbandingan kinerja return reksadana
syariah dengan reksadana konvensional menggunakan Sharpe Index, Treynor
Index dan Jensen Index. Pada tahun 2005, kinerja reksadana syariah mengungguli
kinerja reksadana konvensional, tetapi reksadana konvensional memiliki risiko
yang lebih besar daripada reksadana syariah. Apabila dilihat dari indeks Jensen,
nilai negatif pada reksadana syariah menunjukkan bahwa kinerjanya di bawah

74

kinerja pasarnya yaitu indeks syariah JII dan nilai negatif pada reksadana
konvensional menunjukkan bahwa kinerjanya di bawah kinerja pasarnya yaitu
indeks konvensional LQ45. Berdasarkan angka indeks Sharpe dan indeks Jensen
kinerja reksadana syariah lebih baik daripada kinerja reksadana konvensional.
Berdasarkan angka indeks Treynor, kinerja reksadana konvensional lebih baik
daripada kinerja reksadana syariah. Berdasarkan pengujian tahun 2005, dapat
disimpulkan bahwa reksadana syariah memiliki kinerja yang lebih baik daripada
kinerja reksadana konvensional hampir diseluruh kriteria kecuali indeks Treynor
(lihat Tabel 14).
Pada tahun 2006, kinerja reksadana konvensional mengungguli kinerja
reksadana syariah, sedangkan reksadana konvensional memiliki risiko yang lebih
besar daripada reksadana syariah. Apabila dilihat dari indeks Jensen, nilai negatif
pada kedua reksadana tersebut menunjukkan bahwa kinerjanya di bawah kinerja
indeks pasarnya. Berdasarkan pengujian tahun 2006, dapat disimpulkan bahwa
reksadana konvensional memiliki kinerja yang lebih baik daripada kinerja
reksadana syariah diseluruh kriteria indeks (lihat Tabel 14).
Pada tahun 2007, kinerja reksadana konvensional mengungguli kinerja
reksadana syariah, tetapi reksadana konvensional memiliki risiko yang lebih besar
daripada reksadana syariah. Apabila dilihat dari indeks Jensen, nilai negatif pada
reksadana syariah menunjukkan bahwa kinerjanya di bawah kinerja pasarnya
yaitu indeks syariah JII. Apabila dilihat dari indeks Jensen, nilai positif pada
reksadana konvensional menunjukkan bahwa kinerjanya di atas kinerja pasarnya
yaitu indeks konvensional LQ45. Berdasarkan pengujian tahun 2007, dapat

75

disimpulkan bahwa reksadana konvensional memiliki kinerja yang lebih baik


daripada kinerja reksadana syariah diseluruh kriteria indeks (lihat tabel 14).
Tabel 14
Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional
TERM
Mean Return
SD
SWBI/SBI
Si
Ti
Ji

TAHUN 2005
RDS
RDK
0,01628
0,02413
0,00503
0,00717
0,01969
0,07759
-0,67787
-3,16245
0,00169
0,01842
-0,04218
-0,07998

TAHUN 2006
RDS
RDK
0,01125
0,01290
0,01036
0,01070
0,07759
-0,02189
-6,40325
3,25201
-1,18270
0,01204
-0,06205
-0,03081

TAHUN 2007
RDS
RDK
0,02638
0,02189
0,00192
0,00846
0,01455
-0,01625
1,38961
4,50825
-0,00511
0,04034
-0,01941
0,02217

sumber: data keuangan BEJ, BI, dan data yang diolah

3. Regresi Sederhana Model Jensen


Berdasarkan hasil regresi model ini menunjukkan bahwa reksadana
syariah memiliki kinerja yang tidak lebih baik dari pada kinerja indeks syariah JII
yang dapat dilihat dari nilai alfa dari model tersebut yang negatif pada tahun 2005
dan 2007. Hal ini berarti reksadana syariah tersebut memberikan return 9,1 basis
poin dan 16,2 basis poin per tahun lebih rendah dari pada return indeks syariah JII
atau dapat dikatakan underperform the market, dengan asumsi variabel lain
konstan. Pada tahun 2006, alfa bernilai positif berarti reksadana syariah memiliki
kinerja yang lebih baik dari pada kinerja syariah JII atau dapat dikatakan
outperform the market, dengan nilai 14,6 basis poin lebih tinggi dari pada return
pasar.

Variabel

kelebihan

return indeks syariah

JII

secara

konsisten

mempengaruhi kelebihan return portofolio secara signifikan positif. Variabel


kelebihan return indeks syariah JII memberikan kontribusi peningkatan kelebihan

76

return portofolio dengan nilai 91,2; 89,4 dan 94,5basis poin per tahun untuk setiap
100 basis poin peningkatan kelebihan return indeks syariah JII dengan asumsi hal
lain konstan (lihat Tabel 15).
Tabel 15
Hasil Regresi Model Jensen Reksadana Syariah dan JII

Predictive Sign
1

2005

2006

2007

Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.

Independent Var Reksadana Syariah


Dep.
Var
Alfa
Rmt-Rft
F
K-S
K-S
+
+
0,473 -0,091
0,912
113,648 0.952
0,979
0,244
0,000
0,000
0.318
0,657
0,146
0,894
205,349 0.856
0,781
0,215
0,000
0,000
0.456
0,620 -0,162
0,945
258,374 0.783
0,837
0,804
0,000
0,000
0.573

Independent Variable - JII


Dep.
Var
K-S
0,384
0,998
0,626
0,829
0,659
0,778

Alfa
+
-0,006
0,248
0,016
0,484
-1,021
0,001

Rmt-Rft
+
0,955
0,000
1,048
0,000
1,924
0,000

K-S

408,783
0,000
584,061
0,000
169,157
0,000

0,398
0,997
0,665
0,769
0.822
0,509

sumber: data sekunder yang diolah


Berdasarkan hasil regresi model Jensen menunjukkan bahwa indeks
syariah JII memiliki kinerja yang tidak lebih baik dari pada kinerja pasar IHSG
yang dapat dilihat dari nilai alfa tahun 2005 dan 2007 dari model tersebut yang
negatif. Hal ini berarti indeks syariah JII memberikan return 0,6 basis poin dan
102,1 basis poin per tahun lebih rendah dari pada return pasar atau dapat
dikatakan underperform the market, dengan asumsi variabel lain konstan. Pada
tahun 2006, alfa bernilai positif berarti indeks syariah JII memiliki kinerja yang
lebih baik dari pada kinerja pasar atau dapat dikatakan outperform the market,
dengan nilai 1,6 basis poin per tahun lebih tinggi dari pada return pasar. Variabel
kelebihan return pasar IHSG secara konsisten mempengaruhi kelebihan return
indeks syariah JII secara signifikan positif. Variabel kelebihan return pasar
memberikan kontribusi peningkatan kelebihan return indeks syariah JII dengan

77

nilai 95,5; 104,8 dan 192,4 basis poin per tahun untuk setiap 100 basis poin
peningkatan kelebihan return pasar dengan asumsi hal lain konstan (lihat Tabel
15).
Berdasarkan pengujian normalitas data menunjukkan bahwa semua data
telah terdistribusi normal. Nilai probabilitas F < 0,05, maka model regresi dapat
dipakai untuk memprediksi suatu kinerja. Berdasarkan model Jensen, dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2005 dan 2007 kinerja indeks syariah JII lebih
baik daripada kinerja reksadana syariah, dengan asumsi variabel lain konstan.
Pada tahun 2006 kinerja reksadana syariah lebih baik daripada kinerja indeks
syariah JII, dengan asumsi variabel lain konstan.
Kurang baiknya kinerja reksadana syariah kemungkinan disebabkan oleh
ketidakmampuan manajer portofolio dalam mengelola portofolio reksadana.
Kemungkinan yang lain adalah adanya Investor Learning Model yang
menyebutkan bahwa investor reksadana cenderung Chase Return dengan
menyalurkan investasi baru pada reksa dana yang memiliki kinerja yang lebih
baik. Hal ini secara implisit meningkatkan kompensasi yang diperoleh manajer
investasi karena kesuksesannya menghasilkan return yang lebih tinggi (Achsein,
2003).
Industri reksadana merupakan industri yang kompetitif, sehingga kinerja
masa lalu juga diduga mempengaruhi pengambilan risiko yang diambil manajer
investasi. Sebagaimana investor lainnya, investor muslim juga membandingkan
alternatif-alternatif yang ada. Investor mencari investasi yang menawarkan return
yang lebih baik. Memang bisa saja muslim yang taat pada prinsip-prinsip Islam

78

akan lebih mementingkan dipenuhinya prinsip-prinsip syariah tersebut dari pada


return, demi memperoleh return akhirat, karena kebaikan dunia dan akhirat bisa
ditunjukkan dengan dijalankannya prinsip syariah secara konsisten.
Berdasarkan pengujian regresi, untuk tahun 2005 angka R sebesar 0.959
menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel dependen dengan dua
variabel independennya adalah kuat karena nilai R di atas 0,5, begitu juga untuk
angka-angka R yang lain. Angka R2 sebesar 0,919 yang berarti 91,9% dari
variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi kedua variabel independen, begitu
juga untuk angka-angka R2 yang lain. Nilai SEE (Standard Error of Estimate)
lebih besar daripada nilai SD (Standar Deviasi), maka model regresi lebih bagus
dalam bertindak sebagai rata-rata kinerja. Apabila nilai SEE (Standard Error of
Estimate) pada tabel, lebih kecil daripada nilai SD (Standar Deviasi), maka model
regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor kinerja. Uji asumsi
normalitas klasik yang harus memenuhi asumsi BLUE terhadap model ini untuk
seluruh periode telah dilakukan dan tidak ditemukan masalah yang berkaitan
dengan multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi (lihat Tabel 16).
Tabel 16
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model Jensen Reksadana Syariah dan JII

NO
1
2
3

TAHUN
2005
2006
2007

MODEL JENSEN - RD SYARIAH


R2
R
SEE
DW
T
0,959 0,919 0,039 1,676 1,000
0,977 0,954 0,071 1,795 1,000
0,981 0,963 0,051 1,325 1,000

sumber: data sekunder yang diolah

VIF
1,000
1,000
1,000

H
B
B
B

MODEL JENSEN - INDEKS SYARIAH JII


R R2
R
SEE
DW
T
VIF H
0,988 0,976 0,021 1,347 1,000 1,000 B
0,977 0,983 0,043 1,846 1,000 1,000 B
0,997 0,994 0,020 1,933 1,000 1,000 B

79

Berdasarkan hasil regresi model ini menunjukkan bahwa reksadana


konvensional tahun 2005 dan 2007 memiliki kinerja yang tidak lebih baik dari
pada kinerja indeks konvensional LQ45 yang dapat dilihat dari nilai alfa dari
model tersebut yang negatif, dengan nilai 29,9 basis poin dan 7,5 basis poin per
tahun lebih rendah daripada return indeks konvensional LQ45 atau dapat
dikatakan underperform the market, dengan asumsi variabel lain konstan. Pada
tahun 2006, reksadana konvensional memiliki kinerja yang lebih baik dari kinerja
indeks konvensional LQ45 yang dapat dilihat dari nilai alfa dari model tersebut
yang positif dengan nilai 112,3 basis poin per tahun lebih tinggi daripada return
indeks konvensional LQ45 atau dapat dikatakan outperform the market, dengan
asumsi variabel lain konstan. Variabel kelebihan return indeks konvensional
LQ45 secara konsisten mempengaruhi kelebihan return portofolio secara
signifikan positif. Variabel kelebihan return indeks konvensional LQ45
memberikan kontribusi peningkatan kelebihan return portofolio dengan nilai 45,1;
59,8 dan 54,4 basis poin per tahun untuk setiap 100 basis poin peningkatan
kelebihan return indeks konvensional LQ45 dengan asumsi hal lain konstan (lihat
Tabel 17).
Berdasarkan hasil regresi model ini menunjukkan bahwa indeks
konvensional LQ45 memiliki kinerja yang tidak lebih baik dari pada kinerja pasar
yang dapat dilihat dari nilai alfa dari model tersebut yang negatif. Hal ini berarti
indeks pasar IHSG memberikan return antara 0,1 basis poin sampai dengan 0,9
basis poin per tahun lebih tinggi dari pada return indeks konvensional LQ45 atau
dapat dikatakan underperform the market, dengan asumsi variabel lain konstan.

80

Variabel kelebihan return pasar IHSG secara konsisten mempengaruhi kelebihan


return indeks konvensional LQ45 secara signifikan positif. Variabel kelebihan
return pasar memberikan kontribusi peningkatan kelebihan return indeks
konvensional LQ45 dengan nilai 88,8; 101,6 dan 100,9 basis poin per tahun untuk
setiap 100 basis poin peningkatan kelebihan return pasar dengan asumsi hal lain
konstan (lihat Tabel 17).
Tabel 17
Hasil Regresi Model Jensen Reksadana Konvensional dan LQ45

Predictive Sign
1

2005

2006

2007

Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.

Independent V-RD KONVENSIONAL


Dep.
Var
Alfa
Rmt-Rft
F
K-S
K-S
+
+
0,756 -0,299
0,451
58,779 0.781
0,618 0,100
0,000
0,000
0.575
0,538 1,123
0,598
43,860 0.921
0,934 0,005
0,000
0,000
0.548
0,597 -0,075
0,544
497,260 0.989
0,869 0,085
0,000
0,000
0.618

Independent Variable - LQ45


Dep.
Var
K-S
0,811
0,522
0,876
0,426
0,992
0,279

Alfa
+
-0,001
0,874
-0,006
0,741
-0,009
0,611

Rmt-Rft
+
0,888
0,000
1,016
0,000
1,009
0,000

K-S

27,164
0,000
53,098
0,000
388,426
0,000

0,880
0,421
0,592
0,874
0,530
0,941

sumber: data sekunder yang diolah


Berdasarkan pengujian normalitas data menunjukkan bahwa semua data
telah terdistribusi normal. Nilai probabilitas F < 0,05, maka model regresi dapat
dipakai untuk memprediksi suatu kinerja. Berdasarkan model Jensen, dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2005 dan 2007 kinerja reksadana konvensional
tidak lebih baik daripada kinerja indeks konvensional LQ45 dan pada tahun 2006
kinerja reksadana konvensional lebih baik daripada kinerja indeks konvensional
LQ45 dengan asumsi variabel lain konstan.
Berdasarkan pengujian regresi, untuk tahun 2005 angka R sebesar 0,761
menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel dependen dengan dua

81

variabel independennya adalah kuat karena nilai R di atas 0,5, begitu juga untuk
angka-angka R yang lain. Angka R2 sebesar 0,737 yang berarti 73,7% dari
variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi kedua variabel independen, begitu
juga untuk angka-angka R2 yang lain. Nilai SEE (Standard Error of Estimate)
lebih besar daripada nilai SD (Standar Deviasi), maka model regresi lebih bagus
dalam bertindak sebagai rata-rata kinerja. Apabila nilai SEE (Standard Error of
Estimate) pada tabel, lebih kecil daripada nilai SD (Standar Deviasi), maka model
regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor kinerja. Uji asumsi
normalitas klasik yang harus memenuhi asumsi BLUE terhadap model ini untuk
seluruh periode telah dilakukan dan tidak ditemukan masalah yang berkaitan
dengan multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi (lihat Tabel 18).
Tabel 18
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model Jensen Reksadana Konvensional dan LQ45
MODEL JENSEN - REKSADANA KONVENSIONAL
R2
NO TAHUN
R
SEE
DW
T
VIF
1
2005
0,761 0,737 0,043 1,351 1,000 1,000
2
2006
0,820 0,804 0,061 1,536 1,000 1,000
3
2007
0,822 0,805 0,033 2,016 1,000 1,000

H
B
B
B

R
0,855
0,859
0,819

MODEL JENSEN - INDEKS LQ45


R2
SEE
DW
T
VIF
0,731
0,835
0,804

0,028
0,050
0,033

1,655
1,982
1,626

1,000
1,000
1,000

sumber: data sekunder yang diolah


Berdasarkan model Jensen, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2006 dan
2007 kinerja reksadana konvensional lebih baik daripada kinerja reksadana
syariah. Pada tahun 2005 kinerja reksadana syariah lebih baik daripada kinerja
reksadana konvensional, dengan asumsi variabel lain konstan (lihat Tabel 19). Uji
asumsi normalitas klasik yang harus memenuhi asumsi BLUE terhadap model ini
untuk seluruh periode telah dilakukan dan tidak ditemukan masalah yang

1,000
1,000
1,000

H
B
B
B

82

berkaitan dengan multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi (lihat


Tabel 20).
Tabel 19
Hasil Regresi Model Jensen Reksadana Syariah dan Konvensional
Independent Variable-RD
KONVENSIONAL

Independent V-RD SYARIAH


Predictive Sign

2005

2006

2007

Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.
Coeff.
Sig.

Dep.
Var
K-S
0,473
0,979
0,657
0,781
0,620
0,837

Alfa
+
-0,091
0,244
0,146
0,215
-0,162
0,804

Rmt-Rft
+
0,912
0,000
0,894
0,000
0,945
0,000

K-S

113,648
0,000
205,349
0,000
258,374
0,000

0.952
0.318
0.856
0.456
0.783
0.573

Dep.
Var
K-S
0,756
0,618
0,538
0,934
0,597
0,869

Alfa
+
-0,299
0,100
1,123
0,005
-0,075
0,085

Rmt-Rft
+
0,451
0,000
0,598
0,000
0,544
0,000

K-S

58,779
0,000
43,860
0,000
497,260
0,000

0.781
0.575
0.921
0.548
0.989
0.618

sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 20
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model Jensen Reksadana Syariah dan Konvensional

NO
1
2
3

MODEL JENSEN - REKSADANA SYARIAH


R2
TAHUN
R
SEE
DW
T
VIF
2005
0,959 0,919 0,039 1,676 1,000 1,000
2006
0,977 0,954 0,071 1,795 1,000 1,000
2007
0,981 0,963 0,051 1,325 1,000 1,000

sumber: data sekunder yang diolah

H
B
B
B

R
0,761
0,820
0,822

REKSADANA KONVENSIONAL
R2
SEE
DW
T
VIF
0,737 0,043 1,351 1,000 1,000
0,804 0,061 1,536 1,000 1,000
0,805 0,033 2,016 1,000 1,000

H
B
B
B

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengujian hipotesis satu dengan independent sample t-test untuk return
reksadana syariah dan return indeks syariah JII pada tahun 2005 dan 2006,
menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima atau
rata-rata return reksadana syariah dan return indeks syariah JII adalah identik atau
sama. Pada tahun 2007 menunjukkan hasil bahwa nilai probabilitas < 0,05, maka
Ho ditolak atau rata-rata return reksadana syariah dan return indeks syariah JII
adalah tidak identik atau tidak sama. Pengujian hipotesis satu dilakukan dengan
menggunakan uji beda independent sample t-test untuk risiko reksadana syariah
dan risiko indeks syariah JII pada tahun 2005, 2006 dan 2007 menunjukkan hasil
bahwa semua nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau rata-rata risiko
reksadana syariah dan risiko indeks syariah JII adalah tidak identik atau tidak
sama.
Berdasarkan statistik deskriptif, pada periode tahun 2005, 2006, dan 2007
dapat disimpulkan bahwa return reksadana syariah lebih tinggi daripada return
indeks syariah JII, tetapi tingginya return tersebut juga disertai dengan tingginya
risiko yang dimiliki reksadana syariah. Kesimpulan pengujian hipotesis satu
menyatakan bahwa berinvestasi pada reksadana syariah lebih menguntungkan dan
juga lebih berisiko daripada berinvestasi pada indeks syariah JII, dengan asumsi
variabel lain konstan.

83

84

Pengujian hipotesis dua dengan independent sample t-test untuk return


reksadana konvensional dan return indeks konvensional LQ45 pada tahun 2006
dan 2007, menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas > 0,05, maka Ho
diterima atau rata-rata return reksadana konvensional dan return indeks
konvensional LQ45 adalah identik atau sama. Pada tahun 2005 menunjukkan hasil
bahwa nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau rata-rata return reksadana
konvensional dan return indeks konvensional LQ45 adalah tidak identik atau
tidak sama. Pengujian hipotesis dua dilakukan dengan menggunakan uji beda
independent sample t-test untuk risiko reksadana konvensional dan risiko indeks
konvensional LQ45 pada tahun 2005, 2006 dan 2007 menunjukkan hasil bahwa
semua nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau rata-rata risiko reksadana
konvensional dan risiko indeks konvensional LQ45 adalah tidak identik atau tidak
sama.
Berdasarkan statistik deskriptif, pada periode tahun 2005, 2006 dan 2007
dapat disimpulkan bahwa return reksadana konvensional lebih tinggi daripada
return indeks konvensional LQ45, tetapi tingginya return tersebut juga disertai
dengan tingginya risiko yang dimiliki reksadana konvensional. Kesimpulan
pengujian hipotesis dua menyatakan bahwa berinvestasi pada reksadana
konvensional lebih menguntungkan dan juga lebih berisiko daripada berinvestasi
pada indeks konvensional LQ45, dengan asumsi variabel lain konstan.
Pengujian hipotesis tiga dengan paired sample t-test pada tahun 2005,
2006 dan 2007 untuk return reksadana syariah dan return reksadana
konvensional, menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas > 0.05, maka Ho

85

diterima atau rata-rata return reksadana syariah dan return reksadana


konvensional adalah identik atau sama. Pengujian hipotesis tiga dengan paired
sample t-test untuk risiko reksadana syariah dan risiko reksadana konvensional
pada tahun 2006 dan 2007, menunjukkan hasil bahwa semua nilai probabilitas >
0.05, maka Ho diterima atau rata-rata risiko reksadana syariah dan risiko
reksadana konvensional adalah identik atau sama. Berbeda untuk tahun 2005 yang
menunjukkan nilai probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak atau rata-rata risiko
reksadana syariah dan risiko reksadana konvensional adalah tidak identik atau
tidak sama.
Berdasarkan statistik deskriptif, dapat disimpulkan bahwa pada periode
tahun 2005 dan 2006, return reksadana syariah di bawah return reksadana
konvensional, kecuali tahun 2007, sedangkan risiko reksadana syariah pada
periode 2005, 2006 dan 2007di bawah risiko reksadana konvensional. Kesimpulan
terhadap pengujian hipotesis tiga menyatakan bahwa berinvestasi pada reksadana
konvensional lebih menguntungkan daripada berinvestasi pada reksadana syariah,
namun reksadana konvensional lebih berisiko daripada reksadana syariah, dengan
asumsi variabel lain konstan.
Pengujian hipotesis tiga berdasarkan krieria indeks Sharpe, Treynor dan
Jensen pada tahun 2005, reksadana konvensional memiliki kinerja yang lebih
unggul daripada kinerja reksadana syariah hampir di seluruh kriteria kecuali
indeks Jensen. Pada tahun 2006, reksadana konvensional memiliki kinerja yang
lebih unggul daripada kinerja reksadana syariah di seluruh kriteria indeks. Pada

86

tahun 2007, reksadana konvensional memiliki kinerja yang lebih unggul daripada
kinerja reksadana syariah diseluruh kriteria indeks.
Pengujian hipotesis tiga berdasarkan model Jensen, dapat disimpulkan
bahwa pada tahun 2005 dan 2007 kinerja indeks syariah JII lebih baik daripada
kinerja reksadana syariah. Pada tahun 2006 kinerja reksadana syariah lebih baik
daripada kinerja indeks syariah JII. Pengujian hipotesis tiga berdasarkan model
Jensen, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2005 dan 2007 kinerja indeks
konvensional LQ45 lebih baik daripada kinerja reksa dana konvensional. Pada
tahun 2005 kinerja reksadana konvensional lebih baik daripada kinerja indeks
konvensional LQ45. Pengujian hipotesis tiga berdasarkan model Jensen, dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2006 dan 2007 kinerja reksadana konvensional
lebih baik daripada kinerja reksadana syariah, kecuali tahun 2005.

B. Keterbatasan
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya:
1.

Hasil penelitian ini hanya berlaku pada reksadana Danareksa Syariah


Berimbang dan reksadana Danareksa Anggrek pada PT Danareksa
Investment Management sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar
generalisasi reksadana syariah dan reksadana konvensional di Indonesia.

2. Data sekunder yang diperoleh melalui berbagai sumber publikasi mungkin


kurang reliable karena dimungkinkan terjadinya kesalahan dalam menginput
data, sehingga hasil yang diperoleh dapat menjadi bias.

87

3.

Penelitian ini menghadapi masalah keterbatasan data terutama dalam rentang


waktu penelitian yang terlalu sempit yaitu hanya tiga tahun.

4.

Peneliti tidak dapat melakukan perbandingan kinerja antara indeks syariah


yang diproksikan dengan JII dan indeks konvensional yang diproksikan
dengan LQ45, disebabkan oleh sebagian besar emiten yang terdaftar dalam
JII juga terdaftar dalam LQ45.

5. Penelitian ini belum menguji karakteristik atau faktor-faktor yang berpengaruh


terhadap kinerja reksadana.

C. Saran
1.

Bagi praktisi
a. Investor yang hendak berinvestasi di reksadana maka sebaiknya
mempertimbangkan dahulu kinerja masa lalu reksadana dan manajer
investasinya serta seharusnya memahami dengan baik prospektus
reksadana yang telah diterbitkan, supaya risiko berinvestasi di reksadana
dapat diminimalkan. Strategi pasif yang digunakan investor dengan
mengikuti indeks pasar tidaklah cukup untuk memaksimalkan return
yang diharapkan. Investor maupun investor potensial seharusnya dapat
mempertimbangkan untuk memilih reksadana yang telah pernah melalui
masa gejolak pasar dan terbukti telah berhasil mengatasinya. Berdasarkan
hasil uji beda kinerja return dan risiko yang tidak ada perbedaan
signifikan untuk data dalam penelitian ini, maka bagi investor muslim
dan nonmuslim maupun investor potensial muslim dan nonmuslim tidak
perlu khawatir untuk memilih reksadana syariah sebagai pilihan untuk

88

berinvestasi, karena instrumen syariah lebih aman dari praktik-praktik


spekulatif, serta lebih menentramkan hati karena telah melewati proses
screening untuk membersihkan pendapatan yang dianggap diperoleh dari
kegiatan haram menurut pedoman syariah serta adanya ketentuan zakat.
b. Manajer Investasi, dalam hal ini PT Danareksa Investment Management
hendaknya dapat meningkatkan kemampuannya dalam memilih sekuritas
yang menguntungkan dalam portofolionya. Strategi pasif yang digunakan
manajer investasi dalam mengelola portofolionya dengan mengikuti
indeks pasar tidaklah cukup untuk memaksimalkan return yang
diharapkan investor pemilik portofolio tersebut. Manajer investasi juga
perlu meningkatkan kemampuannya untuk meredam gejolak pasar
supaya return portofolio yang dikelolanya tetap lebih baik daripada
return pasarnya.
2.

Bagi akademisi
a.

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel untuk jenis


reksadana yang lainnya, tidak hanya terbatas pada satu manajemen
pengelola.

b.

Semakin berkembangnya dunia usaha dan Bursa Efek Jakarta (BEJ),


maka bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah periode
penelitian sehingga dapat menjelaskan konsistensi logis manajer investasi
dalam mengelola portofolio reksadana.

89

c.

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan dan menggunakan


data yang benar-benar berbeda dalam melakukan perbandingan kinerja
sehingga tidak menghasilkan penelitian yang bias.

d.

Peneliti yang akan datang dapat menguji karakteristik atau faktor-faktor


yang berpengaruh terhadap kinerja reksadana, seperti variabel total aktiva
bersih, rasio biaya terhadap total aktiva bersih, biaya transaksi reksadana,
biaya transaksi di pasar, perputaran portofolio, umur reksadana, afiliasi
reksadana dengan perusahaan sekuritas, serta faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan return reksadana.

e.

Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan pengukuran kinerja


reksadana yang lain.

D. Implikasi
Hasil penelitian ini memberikan tambahan bukti empiris bahwa secara
umum pada periode tahun 2006 dan 2007 kinerja reksadana konvensional lebih
baik daripada kinerja reksadana syariah, sedangkan tahun 2005 kinerja reksadana
syariah lebih baik daripada kinerja reksadana konvensional. Pada tahun 2005 dan
2007 kinerja indeks syariah JII lebih baik daripada kinerja reksadana syariah,
kecuali tahun 2006. Pada tahun 2005 dan 2007 kinerja indeks konvensional LQ45
lebih baik daripada kinerja reksadana konvensional, kecuali tahun 2006. Penyebab
tidak lebih baiknya kinerja reksadana daripada kinerja pasar karena tidak adanya
kemampuan yang memadai dari manajer portofolio reksadana dalam memilih
sekuritas yang menguntungkan. Hal tersebut memberikan implikasi bahwa

90

investor tidak dapat mengambil keuntungan dengan berinvestasi pada reksadana


yang mereka miliki dengan hanya mengandalkan kemampuan manajer portofolio.
Selain itu, hasil penelitian ini juga memberikan implikasi bahwa investor
memiliki pilihan untuk mengubah antara reksadana tersebut tergantung pada
kondisi pasar dan preferensi pribadi investor.

91

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, F., S. Mohamed, dan T. Hassan. 2002. A Comparative Performance


of Malaysian Islamic and Conventional Mutual Funds. Pertanika 8: 30-49.
Ahmad, Osman Babikir. 2001. Islamic Equity Fund: The Mode of Resource
Mobltization and Placement. Jeddah: Islamic Research and Training
Institute, Islamic Development Bank
Asih, Kiki Nindya dan Wahyu Pratomo. 2003. Apa, Bagaimana dan Dampak
Reksadana. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol 6, No. 2:32-52
Achsien, Iggi. 2003. Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan
Praktek Manajemen Portofolio Syariah. Cetakan Kedua. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Beik,

Irfan Syauqi. 2003.


www.republika.com.

Prinsip

Pasar

Modal

Syariah.

Sumber

Christensen, Michael. 2005. Danish Mutual Fund Performance: Selectivity


Market Timing and Persistence. Denmark: Finance Research Group,
Departement of Accounting, Finance and Logistic.
Dennis, Jerry, Adler H. Manurung, dan D. Nachrowi. 2004. Analisis Determinasi
Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia Periode 1999-2003.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (Mei): 225-250.
Elfakhani, Said, M. Kabir Hasan, Yusuf Sidani. 2005. Comparative Performance
of Islamic Versus Secular Mutual Funds. Lebanon.
Ghozali, Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Grinblatt, M. dan S. Titman. 1989. Mutual Fund Performance: An Analysis of
Quarterly Portofolio Holdings. The Journal of Business 62 (2): 393-416.

92

Gudikunst, Arthur dan McCarthy Joseph. 1992. Determinants of Bond Mutual


Fund Performance. Journal of Fixed Income Vol 2: 95-101.
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi III.
Yogyakarta: BPFE
Hassan, M.K. dan Eric Girard. 2005. Faith-Based Ethical Investing: The Case of
Dow Jones Islamic Index. Paper in Proceedings of Fifth Harvard
University Forum on Islamic Finance, Harvard University.
Hussein, A. Khaled. 2004. Ethical Investment: Empirical Evidence from FTSE
Islamic Index. Islamic Economic Studies, 12 (1), 21-40.
Hussein, K. dan M. Omran. 2005. Ethical Investment Revisited: Evidence from
Dow Jones Islamic Indices. Journal of Investing, Fall,
Indonesia Stock Exchange. 2005. ISX Statistics.
_____________________. 2006. ISX Statistics.
_____________________. 2007. ISX Statistics.
Irmawati, Eri. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Konvensional
dengan Kinerja Reksadana Syariah di BEJ Periode tahun 2004-2006.
Skripsi FE UNS.
Jensen, M.C. 1968. The Performance of Mutual Funds in the Period 1945-1964.
Journal of Finance, 23 (2): 389-416.
Karim. 2006. Pimpinan dari Timur. Sumber www.republika.com.
Shariah Complient Equity
Khatkhatay, M. H dan Shariq Nisar. 2006.
Investments: An Assessment of Current Screening Norms. Paper
dipresentasikan pada the Seventh Harvard University Forum on Islamic
Finance April 23, Harvard University.
MUI-Bank Muamalat Indonesia. 1997. Lokakarya Alim Ulama tentang
Reksadana Syariah. Tanggal 29-30 Juli 1997 di Jakarta.

93

Muhammad, N. M Nik, Masliza Mokhtar. 2007. Islamic Equity Mutual Fund


Performance in Malaysia: Risk and Return Analysis. Malaysia: Universiti
Teknologi MARA.
Ngapon. 2005. Semarak Pasar Modal Syariah. Jakarta: Bagian Riset BAPEPAM.
Pratomo, EP dan Ubaidilah Nugroho. 2005. Reksadana: Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rachmayanti, T. Farida. 2006. Analisis Kinerja Portofolio Saham Syariah Pada
Bursa Efek Jakarta 2001-2002. Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis
Islami, Vol. 2. No. 3, Juli-September.
Ritonganingrum, Prahesti. 2008. Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap Kinerja
Reksadana Saham (Studi Kasus pada Reksadana Fortis Ekuitas). Skripsi
FE UNS.
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business. Third Edition. United States
of Amerika: John Wiley & Sons, Inc.
Setiawan, Aziz Budi. 2005. Reksadana Syariah: Alternatif Investasi Islam.
Jakarta: Hidayatullah.
Siahaan, Hinsa. 2005. Penilaian Kinerja Investasi dengan Menggunakan Sharpes
Performance Index Dan Treynors Performance Index. Jakarta: Bagian
Riset Depkeu.
Subagia, Guntur. 2003. Lokakarya Menyambut Pasar Modal Syariah. Jakarta
Suta, I Putu Gede Ari. 1997. Pasar Modal Indonesia: Retrospeksi Lima Tahun
Swastanisasi Bursa Efek Jakarta. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Jayakarta
Agung Offset.
Wahyudi, Iyuk. 2005. Kajian Ekonomi Islam : Sistem Manajemen dan Produk
Reksadana Syariah. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

94

www.bapepamlk.go.id
www.bi.go.id
www.danareksa.com
www.isx.co.id
www.portalreksadana.com

95

Lampiran 1
Grafik IHSG 2005-2007
Grafik IHSG 2005
1250,000
1200,000

Nilai

1150,000
1100,000
1050,000
1000,000
950,000
900,000
850,000
i
ri
ar
ua
nu
br
Ja
Fe

t
re
Ma

ril
Ap

i
Me

ni
Ju

r
r
s
er
er
li
be
tu
be
mb
mb
Ju
m
us
kto
te
pe
se
p
O
o
e
Ag
N
D
Se

Bulan

Sumber : www.isx.co.id

Nilai

Grafik IHSG 2006


2000,000
1800,000
1600,000
1400,000
1200,000
1000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
0,000
i
i
ri
ar
ar
ua
nu
nu
br
Ja
Ja
Fe

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
r
r
er
er
li
us
be
be
be
ob emb
m
Ju ust
m
em
kt
te
te
p
s
p
p
O
Ag
o
e
N
D
Se
Se

Bulan

Sumber : www.isx.co.id
Grafik IHSG 2007
3000,000
2500,000

Nilai

2000,000
1500,000
1000,000
500,000
0,000
i
ri
ar
ua
nu
br
e
Ja
F

t
re
Ma

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
r
er
er
li
be
be
tus
mb
Ju
tob
us
em
em
k
te
g
p
s
p
O
A
No
De
Se

Bulan

Sumber : www.isx.co.id

96

Lampiran 2
Grafik Indeks LQ45 2005-2007
Grafik LQ45 2005
300,000
250,000

Nilai

200,000
150,000
100,000
50,000
0,000
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
be
li
us
m
st
Ju
e
u
t
p
Ag
Se

r
r
er
be
be
ob
em
em
kt
p
s
O
No
De

Bu lan

Sumber : www.isx.co.id
Grafik LQ45 2006
450,000
400,000
350,000

Nilai

300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0,000
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
r
r
er
li
be
be
be
us
m
m
m
Ju ust
ob
t
e
e
e
t
k
p
s
p
O
Ag
No
De
Se

Bu lan

Sumber : www.isx.co.id
Grafik LQ45 2007
700,000
600,000

Nilai

500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
0,000
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
be
li
us
m
st
Ju
e
u
t
g
p
A
Se

Bu lan

Sumber : www.isx.co.id

r
r
er
be
be
m
m
ob
e
e
kt
op
es
O
N
D

97

Lampiran 3
Grafik Indeks JII 2005-2007
Grafik JII 2005
250,000

Nilai

200,000
150,000
100,000
50,000
0,000
i
ri
ar
ua
nu
br
a
e
J
F

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
r
r
r
s
li
be
be
be
tu
be
Ju
to
em
em
us
em
t
k
p
s
g
p
O
A
No
De
Se

Bu lan

Sumber : www.isx.co.id
Grafik JII 2006
350,000
300,000

Nilai

250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0,000
i
ri
ar
ua
nu
br
Ja
Fe

et
ar
M

il
pr
A

ei
M

ni
Ju

r
r
r
r
s
li
be
be
be
tu
be
m
m
m
Ju us
to
e
e
e
t
k
g
O
op
es
A
ep
N
D
S

Bu lan

Sumber : www.isx.co.id
Grafik JII 2007
600,000
500,000

Nilai

400,000
300,000
200,000
100,000
0,000
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
r
r
er
s
li
be
be
be
Ju ustu emb
m
m
o
t
e
e
s
pt
Ok Nop
Ag
De
Se

Bulan

Sumber : www.isx.co.id

98

Lampiran 4
Grafik NAB/Unit Danareksa Syariah Berimbang 2005-2007

Nilai

Grafik NAB/Unit
Danareksa Syariah Berimbang 2005
2.000,00
1.800,00
1.600,00
1.400,00
1.200,00
1.000,00
800,00
600,00
400,00
200,00
0,00
i
ri
ar
ua
nu
br
a
e
J
F

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
r
r
r
li
be
be
us
be
be
Ju ust
to
em
em
em
t
k
g
p
s
p
O
A
No
De
Se

Bulan

Sumber : www.bapepamlk.co.id
Grafik NAB/Unit
Danareksa Syariah Berimbang 2006
2.500,00

Nilai

2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
0,00
i
ri
ar
ua
nu
br
a
e
J
F

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
r
r
r
s
li
be
be
be
tu
be
Ju
to
em
em
us
em
t
k
p
s
g
p
O
A
No
De
Se

Bulan

Sumber : www.bapepamlk.co.id
Grafik NAB/Unit
Danareksa Syariah Berimbang 2007
3.500,00
3.000,00

Nilai

2.500,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
0,00
i
ri
ar
ua
nu
br
e
Ja
F

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
r
r
s
er
li
be
be
be
tu
m
Ju
ob
em
us
em
te
kt
p
s
g
p
O
A
No
De
Se

Bu lan

Sumber : www.bapepamlk.co.id

99

Lampiran 5
Grafik NAB/Unit Danareksa Anggrek 2005-2007
Grafik NAB/Unit
Danareksa Anggrek 2005
2.500,00

Nilai

2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
0,00
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
r
r
r
li
be
us
be
be
be
m
m
Ju ust
m
to
e
e
e
k
t
p
s
p
O
Ag
No
De
Se

Bu lan

Sumber : www.bapepamlk.co.id
Grafik NAB/Unit
Danareksa Anggrek 2006
3.000,00
2.500,00

Nilai

2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
0,00
i
ri
ar
ua
nu
br
a
e
J
F

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
r
r
r
s
li
be
be
be
tu
be
Ju
to
em
em
us
em
t
k
s
p
g
p
O
A
No
De
Se

Bulan

Sumber : www.bapepamlk.co.id
Grafik NAB/Unit
Danareksa Anggrek 2007
3.500,00
3.000,00

Nilai

2.500,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
0,00
i
i
ar
ar
ru
nu
b
a
J
Fe

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

ni
Ju

r
r
r
r
li
be
be
us
be
be
Ju ust
to
em
em
em
k
t
g
s
p
O
A
ep
No
De
S

Bulan

Sumber : www.bapepamlk.co.id

100

Lampiran 6
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) 2005-2007
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI)
SWBI
SBI
2005
2006
2007
2005
2006
2007
Jan. 4.11Jan. 4.32Jan. 8.07Jan. 7.42 Jan. 12.75Jan. 9.50
Feb. 3.75Feb. 4.62Feb. 4.53Feb. 7.43 Feb. 12.74Feb. 9.25
Mar. 3.58Mar. 4.75Mar. 6.48Mar. 7.44 Mar. 12.73Mar. 9.00
Apr. 4.49Apr. 4.80Apr. 6.27Apr. 7.70 Apr. 12.74Apr. 9.00
May. 3.75May. 7.97May. 6.26May. 7.95 May. 12.50May. 8.75
Jun. 4.62Jun. 4.95Jun. 5.33Jun. 8.25 Jun. 12.50Jun. 8.50
Jul. 4.56Jul. 5.06Jul. 5.71Jul. 8.49 Jul. 12.25Jul. 8.25
Aug. 3.92Aug. 5.79Aug. 5.15Aug. 9.51 Aug. 11.75Aug. 8.25
Sep. 4.11Sep. 4.45Sep. 6.61Sep. 10.00Sep. 11.25Sep. 8.25
Oct. 4.77Oct. 5.33Oct. 5.33Oct. 11.00Oct. 10.75Oct. 8.25
Nov. 5.17Nov. 8.54Nov. 4.94Nov. 12.25Nov. 10.25Nov. 8.25
Dec. 5.42Dec. 8.62Dec. 7.11Dec. 12.75Dec. 9.75Dec. 8.00
sumber: www.bi.go.id

101

Lampiran 7
Pengolahan Data SPSS

Regression RDS 2005


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RIMa
RFS2005

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIS-RF 2005

Model Summaryb
Model
1

R
R Square
,959a
,919

Adjusted
R Square
,911

Std. Error of
the Estimate
,03933213

DurbinWatson
1,676

a. Predictors: (Constant), RIM-RFS2005


b. Dependent Variable: RIS-RF 2005

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,176
,015
,191

df
1
10
11

Mean Square
,176
,002

F
113,648

Sig.
,000a

a. Predictors: (Constant), RIM-RFS2005


b. Dependent Variable: RIS-RF 2005
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
RIM-RFS2005

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,009
,012
,912
,077

Standardized
Coefficients
Beta

a. Dependent Variable: RIS-RF 2005

Coefficient Correlationsa
Model
1

Correlations
Covariances

RIM-RFS2005
RIM-RFS2005

a. Dependent Variable: RIS-RF 2005

RIM-RFS2005
1,000
,006

,959

t
-2,087
10,661

Sig.
,244
,000

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000

1,000

102

Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Variance Proportions
(Constant) RIM-RFS2005
,42
,42
,58
,58

Condition
Index
1,000
1,185

Eigenvalue
1,168
,832

a. Dependent Variable: RIS-RF 2005

Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
-,1840734
-,077924
-1,429
-1,981

Maximum
,1889843
,05184879
1,522
1,318

Mean
-,0034097
,00000000
,000
,000

Std. Deviation
,12642476
,03750171
1,000
,953

N
12
12
12
12

a. Dependent Variable: RIS-RF 2005

Regression JII 2005


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RMS- a
RF2005

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIS-RF 2005

Model Summaryb
Model
1

R
,988a

R Square
,976

Adjusted
R Square
,974

Std. Error of
the Estimate
,02137207

DurbinWatson
1,347

a. Predictors: (Constant), RMS-RF2005


b. Dependent Variable: RIS-RF 2005

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,187
,005
,191

df

a. Predictors: (Constant), RMS-RF2005


b. Dependent Variable: RIS-RF 2005

1
10
11

Mean Square
,187
,000

F
408,783

Sig.
,000a

103

Coefficientsa

Model
1

(Constant)
RMS-RF2005

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,006
,006
,955
,045

Standardized
Coefficients
Beta
,988

t
2,245
20,218

Sig.
,248
,000

a. Dependent Variable: RIS-RF 2005

Coefficient Correlationsa
Model
1

Correlations
Covariances

RMS-RF2005
RMS-RF2005

RMS-RF2005
1,000
,002

a. Dependent Variable: RIS-RF 2005


Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Condition
Index
1,000
1,149

Eigenvalue
1,138
,862

Variance Proportions
(Constant) RMS-RF2005
,43
,43
,57
,57

a. Dependent Variable: RIS-RF 2005


Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
-,2179858
-,045294
-1,647
-2,119

Maximum
,1663925
,01954837
1,303
,915

Mean
-,0034097
,00000000
,000
,000

Std. Deviation
,13028568
,02037746
1,000
,953

Std. Error of
the Estimate
,04286418

DurbinWatson
1,351

a. Dependent Variable: RIS-RF 2005

Regression RDK 2005


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RIMa
RFK2005

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIK-RF2005
Model Summaryb
Model
1

R
R Square
,761a
,737

Adjusted
R Square
,731

a. Predictors: (Constant), RIM-RFK2005


b. Dependent Variable: RIK-RF2005

N
12
12
12
12

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000

1,000

104

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,011
,018
,029

df
1
10
11

Mean Square
,011
,002

F
58,779

Sig.
,004a

a. Predictors: (Constant), RIM-RFK2005


b. Dependent Variable: RIK-RF2005
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
RIM-RFK2005

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,030
,012
,451
,313

Standardized
Coefficients
Beta
,608

t
-1,715
2,424

Sig.
,100
,036

a. Dependent Variable: RIK-RF2005


Coefficient Correlationsa
Model
1

Correlations
Covariances

RIM-RFK2005
1,000
,098

RIM-RFK2005
RIM-RFK2005

a. Dependent Variable: RIK-RF2005

Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Condition
Index
1,000
1,049

Eigenvalue
1,048
,952

Variance Proportions
(Constant) RIM-RFK2005
,48
,48
,52
,52

a. Dependent Variable: RIK-RF2005


Residuals Statisticsa
Minimum
Maximum
Mean
Predicted Value
-,0854550
,0133862 -,0226744
Residual
-,100812 ,04863533 ,00000000
Std. Predicted Value
-2,004
1,151
,000
Std. Residual
-2,352
1,135
,000
a. Dependent Variable: RIK-RF2005

Regression LQ45 2005


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RMK- a
RF2005

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIK-RF2005

Std. Deviation
,03133346
,04086939
1,000
,953

N
12
12
12
12

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000

1,000

105

Model Summaryb
Model
1

R
,855a

Adjusted
R Square
,704

R Square
,731

Std. Error of
the Estimate
,02801743

DurbinWatson
1,655

Mean Square
,021
,001

F
27,164

a. Predictors: (Constant), RMK-RF2005


b. Dependent Variable: RIK-RF2005
ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,021
,008
,029

df
1
10
11

Sig.
,000a

a. Predictors: (Constant), RMK-RF2005


b. Dependent Variable: RIK-RF2005
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
RMK-RF2005

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,001
,012
,888
,196

Standardized
Coefficients
Beta
,855

t
2,039
5,212

Sig.
,874
,000

a. Dependent Variable: RIK-RF2005


Coefficient Correlationsa
Model
1

Correlations
Covariances

RMK-RF2005
1,000
,038

RMK-RF2005
RMK-RF2005

a. Dependent Variable: RIK-RF2005

Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Eigenvalue
1,748
,252

Condition
Index
1,000
2,635

Variance Proportions
(Constant) RMK-RF2005
,13
,13
,87
,87

a. Dependent Variable: RIK-RF2005

Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
-,1003881
-,044741
-1,765
-1,597

Maximum
,0271875
,05872422
1,133
2,096

a. Dependent Variable: RIK-RF2005

Mean
-,0226744
,00000000
,000
,000

Std. Deviation
,04402815
,02671357
1,000
,953

N
12
12
12
12

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000

1,000

106

Regression RDS 2006


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RIMa
RFS2006

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIS-RF 2006
Model Summaryb
Model
1

Adjusted
R Square
,949

R
R Square
,977a
,954

Std. Error of
the Estimate
,07114178

DurbinWatson
1,795

a. Predictors: (Constant), RIM-RFS2006


b. Dependent Variable: RIS-RF 2006

ANOVAb
Model
1

Sum of
Squares
1,039
,051
1,090

Regression
Residual
Total

df
1
10
11

Mean Square
1,039
,005

F
205,349

Sig.
,000a

a. Predictors: (Constant), RIM-RFS2006


b. Dependent Variable: RIS-RF 2006
Coefficientsa

Model
1

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,116
,021

(Constant)
RIM-RFS2006

,894

Standardized
Coefficients
Beta

,066

,977

Collinearity Statistics
t
-1,142

Sig.
,215

Tolerance

14,330

,000

1,000

a. Dependent Variable: RIS-RF 2006

Coefficient Correlationsa
Model
1

Correlations
Covariances

RIM-RFS2006
RIM-RFS2006

RIM-RFS2006
1,000
,004

a. Dependent Variable: RIS-RF 2006

Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Eigenvalue
1,143
,857

Condition
Index
1,000
1,155

a. Dependent Variable: RIS-RF 2006

Variance Proportions
(Constant) RIM-RFS2006
,43
,43
,57
,57

VIF
1,000

107

Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
-,7401426
-,083393
-2,192
-1,172

Maximum
,3301885
,10086567
1,290
1,418

Mean
-,0663383
,00000000
,000
,000

Std. Deviation
,30737930
,06783102
1,000
,953

N
12
12
12
12

a. Dependent Variable: RIS-RF 2006

Regression JII 2006


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RMS-RF
a
2006

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIS-RF 2006
Model Summaryb
Model
1

R
R Square
,992a
,983

Adjusted
R Square
,981

Std. Error of
the Estimate
,04283320

DurbinWatson
1,846

a. Predictors: (Constant), RMS-RF 2006


b. Dependent Variable: RIS-RF 2006

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
1,072
,018
1,090

df
1
10
11

Mean Square
1,072
,002

F
584,061

Sig.
,000a

Sig.
,484
,000

a. Predictors: (Constant), RMS-RF 2006


b. Dependent Variable: RIS-RF 2006
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
RMS-RF 2006

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,016
,013
1,048
,042

Standardized
Coefficients
Beta

a. Dependent Variable: RIS-RF 2006


Coefficient Correlationsa
Model
1

Correlations
Covariances

RMS-RF 2006
RMS-RF 2006

a. Dependent Variable: RIS-RF 2006

RMS-RF 2006
1,000
,002

,992

,895
24,167

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000

1,000

108

Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Eigenvalue
1,252
,748

Condition
Index
1,000
1,294

Variance Proportions
(Constant) RMS-RF 2006
,37
,37
,63
,63

a. Dependent Variable: RIS-RF 2006


Residuals Statisticsa
Minimum
Maximum
Mean
Predicted Value
-,6640172
,3966651 -,0663383
Residual
-,086041 ,08120916 ,00000000
Std. Predicted Value
-1,915
1,483
,000
Std. Residual
-2,009
1,896
,000

Std. Deviation
,31211406
,04083985
1,000
,953

N
12
12
12
12

a. Dependent Variable: RIS-RF 2006

Regression RDK 2006


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RIMa
RFK2006

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIK-RF 2006
Model Summaryb
Model
1

R
R Square
,820a
,804

Adjusted
R Square
,803

Std. Error of
the Estimate
,0606130

DurbinWatson
1,536

a. Predictors: (Constant), RIM-RFK2006


b. Dependent Variable: RIK-RF 2006

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,002
,037
,038

df

a. Predictors: (Constant), RIM-RFK2006


b. Dependent Variable: RIK-RF 2006

1
10
11

Mean Square
,002
,004

F
43,860

Sig.
,002a

109

Coefficientsa

Model
1

(Constant)
RIM-RFK2006

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
1,123
,024
,598
,311

Standardized
Coefficients
Beta

Sig.
,005
,523

,971
,662

,205

a. Dependent Variable: RIK-RF 2006


Coefficient Correlationsa
Model
1

Correlations
Covariances

RIM-RFK2006
RIM-RFK2006

RIM-RFK2006
1,000
,097

a. Dependent Variable: RIK-RF 2006

Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Condition
Index
1,000
2,355

Eigenvalue
1,694
,306

Variance Proportions
(Constant) RIM-RFK2006
,15
,15
,85
,85

a. Dependent Variable: RIK-RF 2006


Residuals Statisticsa
Minimum
Predicted Value
,007348
Residual
-,1097750
Std. Predicted Value
-2,268
Std. Residual
-1,811

Maximum
,050229
,1236642
1,275
2,040

Mean
,034795
,0000000
,000
,000

Std. Deviation
,0121033
,0577922
1,000
,953

a. Dependent Variable: RIK-RF 2006

Regression LQ45 2005


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RMK-RF
a
2006

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIK-RF 2006
Model Summaryb
Model
1

R
R Square
,859a
,835

Adjusted
R Square
,828

a. Predictors: (Constant), RMK-RF 2006


b. Dependent Variable: RIK-RF 2006

Std. Error of
the Estimate
,0500497

DurbinWatson
1,982

N
12
12
12
12

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000

1,000

110

ANOVAb
Model
1

Sum of
Squares
,013
,025
,038

Regression
Residual
Total

df

Mean Square
,013
,003

1
10
11

F
53,098

Sig.
,004a

a. Predictors: (Constant), RMK-RF 2006


b. Dependent Variable: RIK-RF 2006
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
RMK-RF 2006

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,006
,021
1,016
,707

Standardized
Coefficients
Beta
,589

t
-,060
2,304

Sig.
,741
,044

a. Dependent Variable: RIK-RF 2006

Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Condition
Index
1,000
2,559

Eigenvalue
1,735
,265

Variance Proportions
(Constant) RMK-RF 2006
,13
,13
,87
,87

a. Dependent Variable: RIK-RF 2006


Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
-,004792
-,0756334
-1,138
-1,511

Maximum
,080782
,0991812
1,322
1,982

a. Dependent Variable: RIK-RF 2006

Regression RDS 2007


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RIMa
RFS2007

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIS-RF 2007

Mean
,034795
,0000000
,000
,000

Std. Deviation
,0347733
,0477205
1,000
,953

N
12
12
12
12

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000

1,000

111

Model Summaryb
Model
1

R
,981a

Adjusted
R Square
,959

R Square
,963

Std. Error of
the Estimate
,05048465

DurbinWatson
1,325

a. Predictors: (Constant), RIM-RFS2007


b. Dependent Variable: RIS-RF 2007

ANOVAb
Model
1

Sum of
Squares
,659
,025
,684

Regression
Residual
Total

df
1
10
11

Mean Square
,659
,003

F
258,374

Sig.
,000a

a. Predictors: (Constant), RIM-RFS2007


b. Dependent Variable: RIS-RF 2007
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
RIM-RFS2007

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,162
,015
,945
,060

Standardized
Coefficients
Beta
,981

t
-,400
16,074

Sig.
,804
,000

a. Dependent Variable: RIS-RF 2007


Coefficient Correlationsa
Model
1

Correlations
Covariances

RIM-RFS2007
RIM-RFS2007

RIM-RFS2007
1,000
,004

a. Dependent Variable: RIS-RF 2007

Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Eigenvalue
1,075
,925

Condition
Index
1,000
1,078

Variance Proportions
(Constant) RIM-RFS2007
,46
,46
,54
,54

a. Dependent Variable: RIS-RF 2007

Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
-,4222789
-,070445
-1,774
-1,395

Maximum
,4016129
,08741518
1,593
1,732

a. Dependent Variable: RIS-RF 2007

Mean
,0118254
,00000000
,000
,000

Std. Deviation
,24467384
,04813523
1,000
,953

N
12
12
12
12

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000

1,000

112

Regression JII 2007


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RMS-RF
a
2007

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIS-RF 2007

Model Summaryb
Model
1

R
,997a

R Square
,994

Adjusted
R Square
,994

Std. Error of
the Estimate
,02004955

DurbinWatson
1,933

a. Predictors: (Constant), RMS-RF 2007


b. Dependent Variable: RIS-RF 2007

ANOVAb
Model
1

Sum of
Squares
,680
,004
,684

Regression
Residual
Total

df
1
10
11

Mean Square
,680
,000

F
169,157

Sig.
,000a

a. Predictors: (Constant), RMS-RF 2007


b. Dependent Variable: RIS-RF 2007
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
RMS-RF 2007

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-1,021
,006
1,924
,023

Standardized
Coefficients
Beta
,997

t
4,285
41,129

a. Dependent Variable: RIS-RF 2007


Coefficient Correlationsa
Model
1

Correlations
Covariances

RMS-RF 2007
RMS-RF 2007

RMS-RF 2007
1,000
,001

a. Dependent Variable: RIS-RF 2007

Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Eigenvalue
1,055
,945

Condition
Index
1,000
1,056

a. Dependent Variable: RIS-RF 2007

Variance Proportions
(Constant) RMS-RF 2007
,47
,47
,53
,53

Sig.
,001
,000

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000

1,000

113

Residuals Statisticsa
Minimum
Maximum
Mean
Predicted Value
-,3984942
,4472423
,0118254
Residual
-,029158 ,02909950 ,00000000
Std. Predicted Value
-1,650
1,751
,000
Std. Residual
-1,454
1,451
,000

Std. Deviation
,24862994
,01911649
1,000
,953

N
12
12
12
12

a. Dependent Variable: RIS-RF 2007

Regression RDK 2007


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RIMa
RFK2007

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIK-RF 2007

Model Summaryb
Model
1

R
,822a

R Square
,805

Adjusted
R Square
,804

Std. Error of
the Estimate
,03294274

DurbinWatson
2,016

a. Predictors: (Constant), RIM-RFK2007


b. Dependent Variable: RIK-RF 2007

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,001
,011
,011

df
1
10
11

Mean Square
,001
,001

F
497,260

a. Predictors: (Constant), RIM-RFK2007


b. Dependent Variable: RIK-RF 2007
Coefficient Correlationsa
Model
1

Correlations
Covariances

RIM-RFK2007
RIM-RFK2007

RIM-RFK2007
1,000
,062

a. Dependent Variable: RIK-RF 2007

Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Eigenvalue
1,790
,210

Condition
Index
1,000
2,923

a. Dependent Variable: RIK-RF 2007

Variance Proportions
(Constant) RIM-RFK2007
,10
,10
,90
,90

Sig.
,000a

114

Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
Maximum
Mean
,0272382
,0496737
,0381400
-,066921 ,05281646 ,00000000
-1,556
1,647
,000
-2,031
1,603
,000

Std. Deviation
,00700415
,03140967
1,000
,953

N
12
12
12
12

a. Dependent Variable: RIK-RF 2007

Regression LQ45 2007


Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
RMK-RF
a
2007

Variables
Removed

Method
.

Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: RIK-RF 2007

Model Summaryb
Model
1

R
,819a

R Square
,804

Adjusted
R Square
,759

Std. Error of
the Estimate
,03311485

DurbinWatson
1,626

a. Predictors: (Constant), RMK-RF 2007


b. Dependent Variable: RIK-RF 2007

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,000
,011
,011

df
1
10
11

Mean Square
,000
,001

F
388,426

Sig.
,001a

a. Predictors: (Constant), RMK-RF 2007


b. Dependent Variable: RIK-RF 2007
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
RMK-RF 2007

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,009
,015
1,009
,714

Standardized
Coefficients
Beta

a. Dependent Variable: RIK-RF 2007


Coefficient Correlationsa
Model
1

Correlations
Covariances

RMK-RF 2007
RMK-RF 2007

a. Dependent Variable: RIK-RF 2007

RMK-RF 2007
1,000
,510

,193

t
1,990
,623

Sig.
,611
,547

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,000

1,000

115

Collinearity Diagnosticsa

Model
1

Dimension
1
2

Eigenvalue
1,784
,216

Condition
Index
1,000
2,872

Variance Proportions
(Constant) RMK-RF 2007
,11
,11
,89
,89

a. Dependent Variable: RIK-RF 2007


Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
,0305659
-,070998
-1,217
-2,144

Maximum
,0445366
,04880261
1,028
1,474

a. Dependent Variable: RIK-RF 2007

Mean
,0381400
,00000000
,000
,000

Std. Deviation
,00622272
,03157377
1,000
,953

N
12
12
12
12

116

Scatterplot

Dependent Variable: RIS-RF 2005

Regression Studentized Residual

-1

-2

-3
-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

Scatterplot

Dependent Variable: RIK-RF2005

Regression Studentized Residual

-1

-2
-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

Scatterplot

Dependent Variable: RIS-RF 2006

Regression Studentized Residual

-1

-2

-3
-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

117

Scatterplot

Dependent Variable: RIK-RF 2006

Regression Studentized Residual

-1

-2
-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

Regression Standardized Predicted Value

Scatterplot

Dependent Variable: RIS-RF 2007

Regression Studentized Residual

-1

-2
-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

Scatterplot

Dependent Variable: RIK-RF 2007

Regression Studentized Residual

-1

-2

-3
-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

Вам также может понравиться