Вы находитесь на странице: 1из 2

Wulandari

120110110018
Danpres-2
Opini

Kenaikan harga bawang


Lonjakan harga bawang merah dan bawang putih mulai terasa sejak awal bulan Februari,
lonjakan harga bawang tersebut disinyalir karena berkurangnya suplai bawang di pasar
sementara seperti yang kita ketahui bahwa permintaan akan komoditas tersebut tetap.
Jika dilihat dalam triwulan pertama tahun 2013 ini, memang tidak dapat dipungkiri
bahwa curah hujan yang tinggi terjadi diberbagai wilayah indonesia dan tak sedikit pula wilayah
tersebut terkena banjir , ini berarti produksi bawang merah dan bawang putih memang menurun,
karena para petani cenderung tidak menanam bawang saat musim hujan untuk menghindari
risiko serangan hama atau tanaman menjadi busuk akibat intensitas hujan. Terlebih lagi karena
lahan untuk menanam bawang semakin berkurang maka suplai bawang dipasar akan pun
semakin rendah.
kebijakan impor bawang putih yang semakin besar ternyata menekan harga bawang putih
yang ada di dalam negeri. Sebab, harga bawang putih impor tersebut cukup murah sehingga
harga bawang putih di dalam negeri tertekan dan membuat para petani pun enggan menanam
bawang putih dikarenakan tingkat pengembalian yang dirasa tidak terlalu signifikan jika
dibandingkan pengorbanan waktu dan tenaga untuk menanam bawang putih tersebut. Walaupun
sebetulnya kualitas bawang putih lokal jauh lebih baik daripada kualitas bawang putih impor.
Disisi lain, ternyata kenaikan harga bawang putih beberapa waktu lalu terjadi karena
adanya permainan di tingkat importir. Para importir ini mendatangkan bawang putih sementara
izin impornya belum terbit. surat persetujuan impor tersebut diterbitkan oleh Kementerian
Perdagangan, namun untuk menerbitkan persetujuan impor itu harus ada rekomendasi impor
produk holtikultura dari kementerian pertanian. Masuknya produk holtikultura harus lewat bea
cukai Surabaya. Bea Cukai Tanjung Perak di Surabaya tidak bisa mengeluarkan bawang kalau
persetujuan impornya belum terbit.
Kedua alasan yang berbenturan antara penyebab terjadinya kenaikan bawang. Penyebab
pertama yakni kurangnya lahan dipicu kondisi curah hujan, serta minimnya ketertarikan para
petani untuk menanam bawang karena harganya ditekan oleh bawang impor. Sementara
penyebab lainnya yaitu karena adanya permainan importir dengan alasan belum terbitnya izin
impor sehingga menahan bawang-bawang tersebut agar dapat mengondisikan kenaikan harga.
Diantara Kedua kondisi tersebut sebetulnya menimbulkan trade-off dimana jika kondisi pertama
diperbaiki dengan cara mengurangi impor dengan harapan ketertarikan para petani untuk
menanam bawang lokal bertambah, pada kenyataannya tetap saja bawang tersebut naik hingga
memicu kenaikan inflasi seperti yang terjadi pada kondisi saat ini walaupun kebijakan yang
sebenarnya bukan karena memang kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor.

Wulandari
120110110018
Danpres-2

Jika kondisi kedua diperbaiki dengan cara mengurangi permainan impor dan membuka
kesempatan yang besar bagi importir dalam melakukan impor bawang maka para petani lokal
semakin banyak yang enggan dalam menanam bawang dan tingkat pengangguran bertambah,
kemudian apabila suatu saat terjadi kembali polemik permainan impor maka tidak dapat
terbendung lagi kenaikan bawang yang terjadi akan lebih tinggi dibandingkan saat ini.
Menurut saya langkah konkret yang sebaiknya dilakukan pemerintah ialah menjaga
stabilitas izin importir sehingga meminimalisir terjadinya permainan impor, disamping itu
pemerintah pun harus memerhatikan kondisi pertanian agar pertanian lokal dapat bersaing
dengan petani luar dalam produksi bahan makanan seperti sayuran, beras dll.
Jika kondisi pertanian diindonesia sudah membaik dan dapat bersaing dengan petani luar
dalam produksi bahan makanan maka pemerintah dapat menyeimbangkan antara ekspor dan
impor. selain itu, jika terjadi permasalahan pada bidang impor pemerintah dapat membendung
terjadinya kenaikan harga pada bahan makanan khususnya bawang yang saat ini menjadi
penyumbang terbesar kenaikan inflasi.

Вам также может понравиться