Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Belajar berjalan.
Sekitar usia 6-7 bulan, Arman sudah mulai merangkak. Kemudian
pada umur 10 bulan Arman sudah mulai belajar berjalan sehingga pada umur
1 tahun sudah lancar dan kuat berjalan. Hal ini merupakan salah satu
perkembangannya yang cukup pesat. Ketika belajar berjalan, bayi cakep ini
selalu berpegangan pada apa-apa yang berada di sekitarnya. Untungnya dalam
belajar berjalan, ia tidak pernah memecahkan barang-barang yang ada di
rumah.
Belajar berbicara
Dalam berbicara, Arman mulai mengucapkan kosakata seperti mama pada usia sekitar 9 bulan. Pada masa ini pula kata yang sering dilontarkan
Arman yaitu bum-bum tet-tet. Yaitu sebutan bagi mobil yang berada pada
jangkauannya. Dan ia pun sangat senang jika diajak berkendara karena akan
melihat banyak mobil.
sembarang tempat. Tapi tentunya dalam hal membersihkan diri, ia masih perlu
bantuan orang lain.
Pada waktu-waktu tidur, Arman termasuk dalam bayi yang tidak sering
ngompol. Karena sejak usia 4 bulan, ia sudah jarang kencing di tempat tidur
pada waktu tidur.
2. Emosi
Emosi yang dikeluarkan Arman sama dengan bayi pada umumnya. Ia akan
menangis jika mainan yang sedang dipegangnya diambil. Bahkan jika ia telah
meronta-ronta, maka ia akan menggulingkan dirinya di lantai. Begitu pula dengan
hal-hal yang membuat ia gembira, Arman akan tertawa atau tersenyum bagi orang
yang mengajaknya bercanda ataupun menggelitiknya.
Emosi yang menonjol pada diri Arman baru berkembang lebih spesifik
pada masa kanak-kanak.
3. Pola Asuh
Bila dikaitkan dengan pola asuh, apakah itu demokratis, permisif, maupun
otoriter, maka pada masa bayi, nampaknya Arman diperlakukan secara permisif.
Ia diberikan kebutuhan oleh orangtuanya sebagai bentuk kasih sayang.
Selanjutnya ketika hendak memasuki masa kanak-kanak, maka Arman mulai
diberikan larangan-larangan sehingga pada masa selanjutnya orangtuanya
mengembangkan pola asuh demokratis.
4. Hubungan Keluarga
Arman mendapatkan kasih sayang yang tidak kurang dari kedua
orangtuanya maupun keluarga yang lain. Kemungkinan karena faktor ia anak
bungsu dan memang orangtuanya sangat menyayangi anak-anaknya.
Belajar berjalan
Pada usia sekitar kurang 2 tahun, Arman telah mampu berjalan sendiri
tanpa bantuan orang lain. Ia bahkan mampu berlari-lari walau kadang terjatuh
karena ketidakseimbangan tubuh.
Belajar berbicara
Usia sekitar 2 tahun Arman sudah mampu menyebut dan
menggunakan kalimat yang sederhan. Ia pun mampu memahami apa yang
telah dikatakan orang lain.
Belajar membaca
2. Emosi
Pada usia ini, sifat egoismenya tinggi sekali. Ia tidak suka berbagi dengan
teman-temannya yang dianggapnya pelit atau kasar padanya. Ia hanya mau
berteman jika temannya itu tidak suka mengganggunya ataupun merongrongnya
dengan permintaan yang tidak disukainya. Hal itu berlaku tidak hanya disekolah
namun juga di rumah. Terhadap kakak-kakaknya ataupun anggota keluarga yang
lain, ia selalu memaksakan keinginannya. Yang apabila keinginannya tidak
dituruti ia akan marah atau ngambek.
Arman juga tergolong anak yang pemalu. Dia tidak mudah akrab dengan
orang lain yang baru dikenalnya. Namun apabila sudah kenal maka ia seakan tak
mau berpisah dengan orang tersebut. Hal ini mungkin terbawa oleh sifat
manjanya. Perkembangan sikap dan sifat Arman semasa taman kanak-kanak pada
cawu pertama oleh gurunya dinilai kurang. Hal ini bisa dilihat dalam penilaian
selalu merasa
tidak percaya
diri.
sifat
pemalunya
itu,
Arman
termasuk
sulit
dalam
Mengembangkan pengertian-pengertian
Dalam
mengembangkan
pengertian-pengertian,
Arman
selalu
pada ibunya agar segera pulang. Ia tidak peduli apakah ibunya sudah selesai
berbelanja atau tidak. Yang jelas ia ingin segera pulang agar bisa mencoba mainan
barunya.
4. Usia Sekolah Dasar (sebutan pendidik)
Di sekolahnya Arman termasuk anak yang tergolong pandai dalam bidang
akademis. Jika dinilai dari bidang akademis disekolahnya Arman senantiasa
memperoleh nilai yang tertinggi dikelasnya. Selama 3 tahun berturut-turut ia
menduduki peringkat pertama. Namun hal ini tidak membuatnya sombong atau
menjadi malas belajar. Dalam diri Arman sudah tertanam sikap atau sifat yang
pantang mundur dan ingin maju atau dengan kata lain ia ingin berbuat yang lebih
baik dari pada hari ini.
Karena prestasi yang terus diraihnya, maka timbul kepercayaan dari gurugurunya sehingga suatu ketika Arman tidak mengikuti ujian cawu, ia tetap
memperoleh peringkat pertama.
Tahun 1995, kakak tertuanya yang selalu menjaga dan merawatnya selain
ibunya, menikah. Sehingga otomatis mereka sekeluarga berangkat ke Ujung
Pandang untuk melangsungkan pernikahan kakaknya disana. Padahal pada saat
itu ia sedang dalam persiapan mengikuti ujian cawu. Namun karena kebaikan hati
guru dan kebijaksanaan dari kepala sekolahnya, maka ia diberi ijin untuk
menghadiri pernikahan kakaknya. Walaupun pada akhirnya ia memperpanjang
ijinnya menjadi 1 bulan ditambah dengan libur cawu hingga menjadi 2 bulan. Hal
ini dikarenakan ia mengikuti kakaknya yang sudah menikah diboyong ke Jakarta
dimana suami kakaknya tinggal dan bekerja. Ia berada disana kurang lebih 1
bulan karena mengunjungi keluarga yang ada di Jakarta, Tangerang dan Bandung.
Arman diikutkan oleh ibunya yang memang tidak pernah pisah dengannya.
Begitu pulang ke Ambon, ia diberi tes susulan oleh gurunya. Untunglah ia
bisa mempertahankan peringkatnya. Barangkali itu juga merupakan salah satu
faktor keberuntungan bagi Arman. Karena bagi orang lain mungkin mereka akan
tinggal kelas atau setidaknya nilainya akan menurun.
Bersama Om tercinta
Masuk TK mennnnnnnnn..
Senyum Pepsodentttt
Senyum terluka.