Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
bekerja tanpa gaji selama berbulan-bulan. Praktik ini memunculkan kesan bahwa
TKI adalah bentuk perbudakan yang paling aktual di Indonesia.
D. Globalisasi
Globalisasi adalah proses menyatunya negara-negara di dunia. Dalam globalisasi,
perdagangan barang dan jasa, perpindahan modal, jaringan transportasi, serta pertukaran
informasi dan kebudayaan bergerak secara bebas ke seluruh dunia seiring dengan
meleburnya batas-batas negara. Globalisasi ternyata juga mendorong perpindahan tenaga
kerja antar negara. Saat ini, penduduk dunia bergerak meninggalkan tanah airnya menuju
negara lain yang menawarkan pekerjaan dengan upah lebih tinggi. Di wilayah Asia saja
pada tahun 1994, tenaga kerja asing (sesama Asia) yang mengisi sektor-sektor ekonomi di
wilayah tersebut mencapai jutaan. Jumlah terbanyak datang dari Indonesia (800 ribu),
diikuti Filipina (600 ribu), Bangladesh (400 ribu) dan Thailand (sekitar 400 ribu).
Pembangunan ekonomi yang tinggi di negara maju telah mendorong upah dan kondisi
lingkungan kerja ke taraf yang lebih tinggi. Percepatan pembangunan ekonomi di negara
maju kemudian meningkatkan kebutuhan akan tenaga kerja dalam jumlah tertentu. Secara
umum, permintaan akan tenaga kerja terlatih di negara maju dipenuhi dari negara maju
lainnya. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja tidak terlatih didatangkan dari negara
berkembang. Pekerja dari negara-negara maju sendiri seringkali tidak tertarik dengan
pekerjaan yang menurut kategori mereka bergaji rendah.
Dalam arus migrasi ini, terdapat fenomena lain yang disebut “feminisme migrasi,”
yakni, bahwa migrasi semakin didominasi oleh anak gadis dan perempuan (Heyzer, 2002).
Lemahnya sistem ekonomi lokal menyebabkan banyak anak-anak gadis dan perempuan
yang diekspos ke tempat-tempat kerja global guna mencari penghidupan. Menurut Heyzer
(2002:2), situasi ini akan semakin meningkat di negara-negara yang mengalami krisis
ekonomi parah serta negara-negara yang mengalami konflik dan perpecahan. Dalam konteks
4
Indonesia, feminisme migrasi ini terjadi dalam bentuk pengiriman TKW besar-besaran
antara lain ke Hongkong, Arab Saudi, Malaysia dan Singapura.
bertugas dalam kapasitas pribadi untuk asa jabatan empat tahun. Komite ini bekerja sama
dengan badan-badan internasional khususnya Organisasi Pekerja Internasional (ILO).
Menurut Pasal 76, suatu negara peserta mengakui kewenangan Komite untuk
menerima dan memeriksa komunikasi dari suatu negara peserta yang menuduh bahwa
negara peserta lainnya tidak memenuhi kewajiban dalam Konvensi. Komite hanya akan
menangani komunikasi yang disampaikan kepadanya jika semua upaya penyelesaian
domestik telah dilakukan dan Komite dapat menawarkan jasa-jasa baiknya dalam upaya
mencapai penyelesaian damai. Pasal 77, suatu negara peserta dapat mengakui kewenangan
Komite untuk menerima dan memeriksa komunikasi dari dan atas nama perorangan dalam
yurisdiksi Negara bersangkutan yang menyatakan bahwa mereka yang dicantumkan dalam
Konvensi telah dilanggar. Komunikasi semacam ini hanya dapat diterima jika negara yang
bersangkutan telah mengakui kewenangan Komite. Apabila Komite yakin bahwa kasus
tersebut belum dan tidak sedang diperiksa dalam konteks internasional lainnya dan bahwa
upaya penyelesaian dalam negeri telah dipergunakan semuanya, dapat meminta penjelasan
dan kemudian menyampaikan pandangannya.
Lembaga ini dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006. Tugas
Pokok BNP2TKI adalah :
melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan
Pemerintah negara Pengguna TKI atau Pengguna berbadan hukum di negara tujuan
penempatan;
memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan melakukan pengawasan mengenai dokumen
dan meberikan pembekalan akhir pemberangkatan (PAP);
penyelesaian masalah, sumber-sumber pembiayaan, pemberangkatan sampai pemulangan,
peningkatan kualitas calon TKI, informasi, kualitas pelaksana penempatan TKI dan
peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya.
Keanggotaan BNP2TKI terdiri dari wakil-wakil instansi Pemerintah terkait. Dalam
melaksanakan tugasnya, BNP2TKI dapat melibatkan tenaga-tenaga profesional.
Kesimpulan
Setiap manusia memiliki hak untuk bekerja guna mencukupi kebutuhan hidupnya
karena bekerja merupakan hak asasi manusia yang wajib dijunjung tinggi, dihormati dan
dijamin penegakannya. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama tanpa
diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak naik di dalam maupun
diluar negeri sesuai dengan keahlian, ketrampilan, bakat, minat dan kemampuan. Para pekerja
migran rentan akan tindakan perdagangan manusia, termasuk perbudakan secara paksa, korban
kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta perlakua
lain yang melanggar hak asasi manusia.Oleh karena itu diperlukan instrumen hukum baik yang
bersifat nasional maupun internasional untuk menjamin hak-hak asasi para pekerja migran.
Lahirnya International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and
Members of Their Families 1990 dan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri serta dibentuknya Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia diharapkan mampu
memberikan perlindungan hak-hak asasi para pekerja migran khususnya pekerja migran dari
Indonesia
7
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Hak Pekerja Migran, Lembar Fakta 24, Kampanye Hak Asasi Manusia