Вы находитесь на странице: 1из 16

RANGKUMAN MATERI AUDIT INTERNAL

(Sumber diperoleh dari materi kuliah Bapak Ahmad Ghufron dan


Resume Mba Dina)
PERTEMUAN 1
1. Pengawasan Intern adalah:
seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya
dilakukan terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi
dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan
telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien
untuk kepentingan pimpinan
dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik
2. APIP di Indonesia meliputi:
BPKP; Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
atas kegiatan tertentu yang meliputi: kegiatan yang bersifat lintas
sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan
oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan kegiatan lain
berdasarkan penugasan dari Presiden.
Itjen;
Pengawasan
terhadap
seluruh
kegiatan
dalam
rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/ lembaga yang
didanai dengan APBN.
Inspektorat Propinsi; Pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah provinsi
yang didanai dengan APBD provinsi
Inspektorat Kabupaten/Kota; Pengawasan terhadap seluruh kegiatan
dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat
daerah kabupaten/kota yang didanai dengan APBD kabupaten/kota.
3. Aparat Pengawas Intern melakukan kegiatan audit yang meliputi:
AUDIT; Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan
standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah.
REVIU; Penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan
bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan,
standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
EVALUASI; Rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu
kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
PEMANTAUAN; Proses penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
PENGAWASAN LAINNYA; Antara lain berupa sosialisasi mengenai
pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan

konsultansi, pengelolaan
pengawasan.

hasil

pengawasan,

dan

pemaparan

hasil

4. Jenis Audit yang dapat dilakukan oleh APIP meliputi:


Audit Kinerja, meliputi:
Kinerja Pengelolaan Keuangan Negara: Penyusunan dan pelaksanaan
anggaran; penerimaan penyaluran dan penggunaan dana; pengelolaan
aset dan kewajiban
Kinerja Pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah: kegiatan
pencapaian sasaran dan tujuan
Audit dengan Tujuan tertentu; meliputi
Audit yang tidak termasuk dalam audit kinerja: audit investigatif, audit
penyelenggaraan SPIP, audit hal lain di bidang keuangan
5. AUDITOR;
Pelaksanaan audit internal di lingkungan pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan yang
telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor.
Yang dimaksud dengan auditor adalah pejabat fungsional pegawai negeri
sipil di lingkungan instansi pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui
keikutsertaan dan kelulusan program sertifikasi.
6. PERAN APIP YANG EFEKTIF;
Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,
efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan
fungsi instansi pemerintah;
Memberikan
peringatan
dini
dan
meningkatkan
efektivitas
manajemen risiko, dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah;
Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan
tugas dan fungsi instansi pemerintah.
BAB I PEDOMAN TELAAH SEJAWAT AAIPI
Telaah sejawat adalah Program penjaminan dan pengembangan mutu yang dilakukan
dengan cara penelaahan dari APIP lain.
Telaah sejawat dilaksanakan setiap tiga tahun oleh tim independen dan berkualitas atau
berkompeten yang berasal dari luar APIP. Dalam rangka mempertahankan independensi
maka telaah sejawat tidak dilakukan secara resiprokal (saling telaah).
Tujuan telaah sejawat:
1.

Melakukan penilaian efisiensi dan efektivitas organisasi APIP sesuai dengan visi misi
tugas dan fungsinya
2.
Menyatakan pendapat kesesuaian aktivitas APIP dengan standar audit
3.
Memberikan saran perbaikan kinerja APIP
Persiapan Telaah Sejawat

1.
2.

Persiapan bagi APIP yang akan ditelaah


Persiapan Tim Penelaah
1.
Pembentukan Tim Penelaah; Secara umum minimal Tim terdiri dari:
Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan 2 (dua) orang Anggota Tim.
2.
Kuisioner kepada APIP yang ditelaah; berisi :
1.
Informasi tentang struktur organisasi untuk mengetahui posisi unit
strategis.
2.
Informasi tentang jumlah auditor atau staf yang dimiliki sebagai
gambaran tentang kekuatan personil dalam melaksanakan kegiatan pengawasan
serta kemampuannya melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan tujuan audit
dan rencana pengawasan tahunan.
3.
Sistem dan prosedur yang ada untuk mengetahui apakah proses
bisnis yang dimiliki sudah memungkinkan internal audit memenuhi tujuan dan
rencana kerjanya serta beradaptasi dengan perubahan organisasinya.
3.
Komunikasi
Awal
Komunikasi awal kepada APIP Yang Ditelaah perlu dilakukan untuk:
1.
Mengkonfirmasi tujuan telaah sejawat dan bila ada kebutuhan khusus
APIP Yang Ditelaah.
2.
Mengidentifikasi Auditi dalam satu tahun terakhir dari APIP Yang
Ditelaah.
3.
Mengidentifikasi dan merencanakan survei terhadap staf/auditor APIP
Yang
Ditelaah terutama bila jumlahnya banyak.
4.
Mendiskusikan informasi awal yang diterima Tim Penelaah dari
kuesioner yang dikirimkan sebelumnya.
4.
Menetapkan
Ruang
Lingkup
Pekerjaan
Ruang lingkup disepakati antara Tim Penelaah dengan pimpinan tertinggi APIP Yang
Ditelaah. Ruang lingkup adalah kesesuaian dengan Standar.
Pekerjaan Lapangan

1.

Perencanaan
Perencanaan pekerjaan yang dilakukan berdasar kuisioner
Pengumpulan informasi yang dibutuhkan
Penilaian terhadap aktivitas audit internal
Mendapatkan hasil penilaian yang pernah dilakukan terkait kualitas sebagai
bahan benchmarking
2.
Pelaksanaan
1.
Wawancara
atau
kuisioner
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan wawancara adalah sebagai
berikut: dapatkan informasi tentang latar belakang orang yang akan diwawancarai,
Jelaskan terlebih dahulu tujuan dilakukannya telaah sejawat ini, Mintakan orang yang
diwawancarai untuk mengisi dan menjawab pertanyaan sesuai dengan bidang tugas
dan tanggung jawabnya, dan beri kesempatan kepada orang yang diwawancarai untuk
menambahkan pertanyaan yang dianggapnya penting
2.
Pelaksanaan
penelaahan
Penelaahan dilakukan secara sampling terhadap dokumen hasil penugasan dan
pelaporannya. Berkas/dokumen yang dievaluasi dalam penilaian praktik audit meliputi:
Dokumentasi Penugasan, Survei Kepuasan Yang Ditelaah, serta Laporan (Laporan
Hasil Audit, Laporan Hasil Survei, Laporan Asistensi, Laporan Monitoring, Laporan
Reviu, Laporan Hasil Kajian).
1.
2.
3.
4.

3.

Pelaporan
Penelaah menyampaikan hasil penilaian kepada pimpinan APIP Yang Ditelaah berupa
Draft Laporan Telaah Sejawat. APIP Yang Ditelaah diberi kesempatan untuk menanggapi
dan melakukan pembahasan dengan Penelaah. Draft Laporan cukup ditandatangani oleh
Ketua dan Anggota Tim Penelaah. Setelah menerima tanggapan dari APIP Yang
Ditelaah, Tim Penelaah menyelesaikan Laporan Hasil Telaah Sejawat. Laporan ini
ditandatangani oleh Penanggungjawab Tim Telaah Sejawat yaitu pimpinan tertinggi APIP
Penelaah.
Laporan hasil telaah sejawat disampaikan kepada APIP Yang Ditelaah dan Komite Telaah
Sejawat.
Tindak Lanjut
APIP Yang Ditelaah mengirimkan tindak lanjut sesuai dengan saran penelaah kepada APIP
penelaah dan AAIPI.
PERTEMEUAN KE-2
7. Tujuan Standar:
Prinsip dasar: Praktek audit intern yang seharusnya
Kerangka kerja: Audit intern yang memiliki nilai tambah
Dasar pengukuran: Kinerja audit intern
Perbaikan kegiatan operasi dan proses APIP
Mencapai tujuan audit intern
Pedoman Pekerjaan
Dasar Penilaian keberhasilan
8. Fungsi Standar:
Memberikan ukuran mutu minimal, untuk:
Praktik terbaik
Pelaksanaan Koordinasi
Pelaksanaan perencanaan
Penilaian efektifitas TL
9. Ruang Lingkup Standar:
Lingkup Kegiatan : Standar Pengawasan Intern
Fokus Perbaikan : Tidak hanya masa lalu, tapi juga kegiatan sedang
berjalan dan perbaikan ke masa depan
Subyek : Berlaku bagi auditor, APIP, JFP2UPD, CAE, Pejabat Lainnya
Pengaturan Audit Keuangan : Tidak termasuk audit LK, audit opini
LKPP/D/lain, gunakan SPKN atau SPAP
Standar Audit oleh AAIPI : Juknis, juklak oleh masing-masing APIP
Interpretasi dan Perubahan : Standar Audit sebagai living document
10.Current Issue dalam Standar Audit:
a. Penyusunan Rencana Pengawasan (PKPT) Berpeduli Risiko dengan
ditandatangani /disetujui Pimpinan Orgainsasi K/L/D, selaras dengan IACM
b. Kewajiban pimpinan APIP untuk menyusun dan mereviu secara periodik
Piagam Audit Intern (Audit Charter), selaras dengan IACM
c. Perencanaan penugasan audit intern wajib memasukkan penilaian internal
control dan deteksi fraud, selaras dengan IACM

d. Sifat kerja audit intern berupa Tata Kelola Sektor Publik, Manajemen Risiko,
dan Pengendalian Intern. Semuanya dilakukan secara terintegrasi bukan
terpisah, selaras dengan IACM
e. Keharusan mengikuti sertifikasi profesi untuk menunjang kompetensi dan
profesionalisme, selaras dengan IACM
f. Dalam setiap laporan yang disusun oleh APIP harus menyatakan bahwa
laporan telah disusun sesuai Standar Audit yang disusun oleh AAIPI.
g. Koordinasi perencanaan dan pemanfaatan hasil pengawasan
h. Hubungan standar audit ini, dengan kebijakan APIP, dengan SPKN BPK
PERTEMUAN KE-3
PERENCANAAN PENGAWASAN TEMATIK Peraturan Itjen Kemenkeu No. PER03//IJ/2012 Tanggal 19 April 2012 tentang Perencanaan Pengawasan Tematik Itjen
Kemenkeu - panduan bagi pimpinan/auditor mengenai serangkaian tahapan atau
proses perencanaan yang harus dilakukan untuk menghasilkan tema-tema
pengawasan yang akan dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan bersifat
penjaminan (assurance) dan/atau konsultasi, dalam rangka memberi nilai
tambah bagi auditi meliputi proses tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian internal
11.Tahapan perencanaan pengawasan tematik sebagai berikut:
a.
Pemahaman Proses Bisnis Auditi.
b.
Identifikasi Symptoms.
c.
Pemilihan Tema Pengawasan Potensial (TPP).
d.
Pemilihan Tema Pengawasan Unggulan (TPU).
e.
Penyusunan Proposal TPU.
f. Komunikasi TPU dengan Auditi.
g.
Penyusunan Ketentuan Tentang Kebijakan Pengawasan.
12.Definisi definisi:
Symptoms.
a. Symptoms mengacu pada teridentifikasinya risiko terkait penggunaan
sumber daya yang tidak efisien dan/atau efektif atau perolehan
sumber daya yang tidak ekonomis.
b. Dari
perspektif
auditor,
Symptoms
dijelaskan
sebagai
situasi/kejadian pada suatu departemen/entitas dan program yang
kinerjanya tidak memuaskan.
Tema Pengawasan Potensial (TPP).
Kegiatan-kegiatan auditi yang berisiko tinggi sesuai hasil penilaian risiko
dari matriks TPP yang dipilih dari Audit Universe dengan kriteria-kriteria
pemilihan tertentu.
Tema Pengawasan Unggulan (TPU).
Kegiatan-kegiatan auditi yang berisiko tinggi sesuai hasil penilaian risiko
dari matriks TPP dan TPU baik bersifat penjaminan (assurance) maupun
konsultasi (consulting) dikaitkan dengan arah kebijakan pengawasan
pimpinan
Output

pengawasan
dapat
berupa
rekomendasi
kebijakan
(policy
recommendation), peta kondisi implementasi/ permasalahan disertai
rekomendasi terkait, pedoman, dan hasil kegiatan pengawasan lainnya.
Policy Recomendation
perbaikan kebijakan atau prosedur kerja yang dituangkan dalam surat
atau nota dinas Pimpinan mengenai usulan peraturan, keputusan,
instruksi, surat, surat edaran yang diterbitkan oleh Inspektur Jenderal
terkait proses bisnis hasil evaluasi kecukupan rancangan pengendalian
intern.
Liasion Officer
seorang yang memerankan pengendali mutu yang bertanggung jawab
mengkoordinir kegiatan pengawasan dengan fokus pada perencanaan
pengawasan, penjaminan kualitas hasil akhir kegiatan pengawasan,
maupun pemaparan hasil akhir pengawasan
Kebijakan Pengawasan
a. pembangunan dan penguatan fungsi pengendalian intern yang
berkelanjutan (sustainable);
b. pelaksanaan audit kinerja, audit kepatuhan (compliance), dan audit
investigasi yang fokus pada program dan risiko yang memiliki risiko
tinggi;
c. pemberian konsultasi untuk memperbaiki dan meningkatkan
efektivitas operasi, governance, dan manajemen risiko;
d. pelaksanaan reviu dalam rangka menjamin kualitas laporan keuangan
Kemenkeu (BA 015), BA 999, dan BUN; dan
e. peningkatan kapabilitas dan kapasitas sumber daya Itjen.
Identifikasi Symptoms, ada 2 pendekatan:
a. result-oriented approach: menurut pendekatan ini auditor mempelajari
kinerja (efisiensi, efektivitas, dan ekonomis) dan mengkaitkan
observasi audit dengan norma yang ditentukan (tujuan, sasaran,
aturan, standar, dan lain lain) dan kriteria audit umum.
b. problem-oriented approach: menurut pendekatan ini auditor
melakukan verifikasi dan analisis masalah (masalah dikaitkan dengan
ekonomis, efisiensi, dan efektivitas dalam pelaksanaan tugas dan
program pemerintah). Kekurangan dan masalah atau paling tidak
indikasi masalah merupakan titik awal audit bukan kriteria audit.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan TPP


a. Nilai tambah yang dapat diberikan dari audit.
b. Masalah penting dimana terdapat risiko besar dalam ukuran
ekonomis, efisiensi, dan efektifitas atau kepercayaan publik.
c. Terdapat risiko atau ketidakpastian yang tinggi, seperti hal-hal
dibawah ini:
jumlah dana/anggaran yang terlibat adalah besar atau terdapat
perubahan signifikan dari jumlah dana tersebut;
kegiatan yang memiliki risiko melekat (inherent risk) seperti
pengadaan;
terdapat kegiatan baru atau penting atau perubahan keadaan;
struktur manajemen yang rumit dan mungkin terdapat
ketidakjelasan di dalam tanggung jawab; atau

tidak ada informasi yang handal, independen, dan terkini tentang


efisiensi atau efektivitas dari sebuah program.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan TPU


a.
target kinerja tidak tercapai;
b.
diketahui terdapat masalah;
c.
pengeluaran berlebih yang tidak mendapat persetujuan atau
meningkatnya biaya sehubungan terhadap penggunaan lebih banyak
sumber daya;
d.
penyalahgunaan atau penyimpangan dan deficiencies yang
diperoleh dari audit sebelumnya atau investigasi;
e.
hal yang menarik perhatian parlemen, legislatif, atau mayarakat;
f. terdapat lemahnya pengendalian internal;
g.
proyek tidak selesai pada waktunya;
h.
pemberian wewenang atau pembatasan wewenang yang tidak
biasa;
i. inefisiensi dan prosedur yang sudah using;
j. kondisi pelayanan yang tidak biasa atau fringe benefits diberikan
kepada perseorangan;
k.
keluhan dari staf atau perputaran staf yang tinggi;
l. penyalahgunaan mesin, peralatan, dan aset lainnya; dan
m.
perencanaan yang lemah.
PERTEMUAN KE-4 & 5
STANDAR REVIU
Reviu: Penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa
kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan, standar,
rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
(Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf b)
Audit : Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan
secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk
menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan
informasi pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
(Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf a)

YANG MELAKUKAN REVIUW:


1. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern melakukan reviu atas laporan keuangan
kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan menteri/pimpinan
lembaga kepada Menteri Keuangan.

2. Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas laporan keuangan


pemerintah daerah provinsi sebelum disampaikan gubernur kepada Badan
Pemeriksa Keuangan.
3. Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan reviu atas laporan keuangan
pemerintah daerah kabupaten/kota sebelum disampaikan bupati/walikota
kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
4. BPKP melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum
disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden.

BEDA AUDIT DAN REVIEW


ASPEK

AUDIT

REVIU

Keyakinan

Memadai

Terbatas

Sistem
Pengendalian
Intern
Output

Dasar
Menilai
Resiko Audit

Telaah + Rekomendasi

Opini

Rekomendasi + Dasar Pernyaatan Manajemen

Pengguna

External
Stakeholder

Internal Manajemen

Ruang Lingkup

Tidak mencakup pengujian SPI, penetapan


risiko
pengendalian,
pengujian
catatan
akuntansi, pengujian respon permintaan
keterangan dengan cara pemerolehan bahan
bukti yang menguatkan melalui inspeksi,
pengamatan, atau konfirmasi dan prosedur
tertentu lainnya

REVIU LK KL
Dasar: PMK No. 41/PMK.09/2010 Standar Reviu LKKL
Reviu LKKL: Penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK KL
oleh auditor Aparat Pengawasan Intern K/L yang kompeten untuk memberikan
keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan SAI dan
LK KL telah disajikan sesuai dengan SAP, dalam upaya membantu
Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menghasilkan LK KL yang berkualitas
Penyelenggaraan akuntansi: Serangkaian kegiatan pemrosesan data untuk
menghasilkan LKKL, mulai dari pengumpulan, pencatatan, dan pengikhtisaran
data transaksi
Penyajian LKKL: Pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Kementerian
Negara/Lembaga (Neraca, LRA, CaLK)
Keyakinan Terbatas :
Akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi,
Keyakinan atas akurasi informasi diperoleh dengan:

Membandingkan saldo akun LK K/L terhadap buku besar

Membandingkan saldo akun LK K/L terhadap laporan pendukung


Keyakinan atas keandalan informasi diperoleh dengan:

Menilai proses rekonsiliasi internal antara data transaksi keuangan


dengan data transaksi BMN

Menilai proses rekonsiliasi eksternal antara data dari SAI dengan


data dari KPPN

Menilai proses rekonsiliasi eksternal antara data dari SIMAK BMN


dengan data dari KPKNL

Menilai proses inventarisasi BMN oleh unit akuntansi


Keyakinan terbatas atas keabsahan informasi antara lain diperoleh
dengan:

Menilai proses verifikasi dokumen sumber transaksi keuangan atau


transaksi BMN

Menilai proses otorisasi dokumen transaksi keuangan atau transaksi


BMN
Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi sesuai SAP
diperoleh dengan menilai penyajian akun akun dalam LK K/L berdasarkan
SAP
Tidak mencakup pengujian atas : SPI, catatan akuntansi, dan dokumen
sumber, respon permintaan keterangan

Tujuan Standar Reviu LKKL:


a. memberikan prinsip-prinsip dasar yang diperlukan dalam praktek reviu;
b. menyediakan kerangka untuk menjalankan dan meningkatkan nilai
tambah reviu;
c. menetapkan dasar-dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan reviu; dan
d. mendorong peningkatan kualitas Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
Tujuan Reviu LKKL:
a. Membantu terlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LKKL
b. Memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan dan
keabsahan informasi LKKL serta pengakuan, pengukuran dan pelaporan
transaksi sesuai dengan SAP kepada Menteri/Pimpinan lembaga sehingga
dapat menghasilkan LKKL yang berkualitas
Aktivitas Reviu:
a. Penelusuran LK KL ke catatan akuntansi dan dokumen sumber
b. Permintaan keterangan mengenai proses pengumpulan, pencatatan,
pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan transaksi, serta proses
kompilasi dan rekonsiliasi LK KL antara unit akuntansi dengan BUN secara
berjenjang
c. Analitik untuk mengetahui hubungan dan hal-hal yang kelihatannya tidak
biasa
Sasaran Reviu

Menteri
atau
pimpinan
Lembaga
memperoleh
keyakinan
bahwa
penyelenggaraan akuntansi sesuai dengan SAI dan LK KL disajikan sesuai SAP,
serta Menteri/Pimpinan Lembaga dapat menghasilkan LK KL yang berkualitas.
Waktu Pelaksanaan Reviu
Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan
penyusunan LK KL. Paralel -> dilakukan bersarnaan atau sepanjang pelaksanaan
anggaran dan penyusunan LK KL, tidak menunggu setelah LK KL tersebut selesai
disusun.
Kompetensi Pereviu
a. menguasai SAP;
b. menguasai SAI dan SIMAK BMN
c. memahami proses bisnis atau kegiatan pokok unit akuntansi yang direviu;
d. menguasai dasar-dasar audit;
e. menguasai teknik komunikasi; dan
f. memahami analisis basis data.

REVIU LK BUN:
Tujuan Reviu LK BUN
a. membantu terlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK BUN;
dan
b. memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan
keabsahan informasi dalam LK BUN serta pengakuan, pengukuran, dan
pelaporan transaksi sesuai dengan SAP kepada Menteri Keuangan.
Standar Umum:
a. pelaksana reviu -> APIP
b. kompetensi pereviu
1) menguasai SAP;
2) menguasai SABUN dan subsistemnya
3) memahami proses bisnis atau kegiatan pokok unit akuntansi yang direviu;
4) menguasai dasar-dasar audit;
5) menguasai teknik komunikasi; dan
6) memahami analisis basis data.
c. objektivitas pereviu -> melaksanakan reviu dengan jujur dan tidak
mengkompromikan kualitas. Penilaian seimbang atas semuas situasi yang
relevan, tidak dipengaruhi kepentingan sendiri/orang lain dalam mengambil
keputusan.
Standar Pelaksanaan: (secara garis besar sama kayak LK KL Cuma beda
di ruang lingkup)
a. Tujuan Reviu
b. Ruang lingkup
c. Pengelolaan
d. Waktu Pelaksanaan
e. Kertas Kerja
f. Pelaporan Reviu

Beda review LK BUN Dan LK KL


Perbeda
an
Ruang
Lingkup

Tujuan

Kompete
nsi

Reviu LKKL

Reviu LK BUN

Unit akuntansi dan/atau a. LK BUN dengan Menkeu selaku BUN


akun LK KL yang berpotensi
sbg pengelola kas
tinggi thd permasalahan 1) LK UAPBUN AP,
dalam
penyelenggaraan 2) LK UAKBUN Pusat
3) LK UAKKBUN Kanwil
akuntansi
dan/atau
4) LK UAKBUN Daerah
penyajian LK KL. Mencakup b. LK BUN dengan Menkeu selaku BUN
UAKPA, UAPPA W, UAPPA E1,
sbg
Pengguna
anggaran
dan
UAPA, UAKPB, UAPB E1 DAN
pengelola transaksi
UAPB
1) LK BUN Pengelolaan Utang (BA
999.01);
2) LK BUN Pengelolaan Hibah (BA
999.02);
3) LK BUN Pengelolaan Investasi
Pemerintah (BA 999.03);
4) LK BUN Pengelolaan Penerusan
Pinjaman (BA 999.04);
5) LK BUN Pengelolaan Transfer ke
Daerah (BA 999.05);
6)
LK BUN Pengelolaan Belanja
Subsidi (BA 999.07);
7) LK BUN Pengelolaan Belanja LainLain (BA 999.08);
8) LK BUN Transaksi Khusus (BA
999.99);
9) LK BUN Badan Lainnya; dan
c. LK Konsolidasian BUN
a. Membantu terlaksananya a. membantu
terlaksananya
penyelenggaraan
penyelenggaraan
akuntansi
dan
akuntansi dan penyajian
penyajian LK BUN; dan
b.
memberikan
keyakinan
terbatas
LKKL
b. Memberikan
keyakinan
mengenai akurasi, keandalan, dan
terbatas
mengenai
keabsahan informasi dalam LK BUN
akurasi, keandalan dan
serta pengakuan, pengukuran, dan
keabsahan
informasi
pelaporan transaksi sesuai dengan
LKKL serta pengakuan,
SAP kepada Menteri Keuangan.
pengukuran
dan
pelaporan
transaksi
sesuai
dengan
SAP
kepada Menteri/Pimpinan
lembaga sehingga dapat
menghasilkan LKKL yang
berkualitas
Menguasai SAI dan SIMAK
BMN

Menguasai
terkait

SABUN

serta

subsitem

Pereviu

PERTEMUAN KE 6 DAN 7
Definisi Pengendalian Intern: Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi.
Unsur Pengendalian Internal:
Proses > integrasi, terus menerus
Dipengaruhi oleh manusia > pimpinan, seluruh pegawai
Keyakinan memadai > tidak mutlak dan memiliki keterbatasan
Karena memiliki keterbatasan berupa : pertimbangan, gangguan,
pengabaian manajemen, kolusi, biaya vs manfaat
Mencapai tujuan > operasi pelaporan, ketaatan, dan pengamanan aset

Visualisiasi Pengendalian Intern SPIP terintegrasi dengan kegiatan pemerintah

5 Unsur Pengendalian:
Pemantauan
Proses penilaian atas mutu kinerja sistem pengendalian intern dan proses
yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya
segera ditindaklanjuti. Pemantauan meliputi:
Pemantauan Berkelanjutan
Pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
Evaluasi Terpisah
Penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas sistem pengendalian
intern
Tindak lanjut (PP 60 ada, tapi KMK 152 tak ada)

Diselesaikan dan dilaksanakan sesuai mekanisme penyelesaian


rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.
Informasi dan Komunikasi
Identifikasi, pencatatan, dan komunikasi informasi dilakukan untuk
memudahkan pelaksanaan pengendalian dan tanggung jawab.
Identifikasi, pencatatan, dan komunikasi informasi dalam bentuk dan
waktu yg tepat.
Komunikasi atas informasi wajib diselenggarakan secara efektif.
Penyediaan dan pemanfaatan berbagai bentuk dan sarana komunikasi.
Pengelolaan, pengembangan, dan perbaruan sistem informasi secara
terus menerus.
Kegiatan Pengendalian
Sesuai dengan tusi, diutamakan pada kegiatan pokok, dikaitkan dengan
penilaian risiko, prosedur harus ditetapkan dan dijalankan, evaluasi secara
teratur
Penilaian Risiko
Penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan
dan sasaran instansi pemerintah
Lingkungan Pengendalian
Kondisi dalam instansi pemerintah yang mempengaruhi efektifitas
pengendalian intern yang meliputi: penegakan integritas dan etika,
komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, struktur
organisasi yang sesuai kebutuhan, pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab yang tepat, kebijakan yang tepat tentang pembinaan SDM, peran APIP
yang efektif, hubungan kerja yang baik.
PENGUATAN PEMANTAUAN MELALUI THREE LINES OF DEFENSE

RISK MANAJEMEN, PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL NO


12/IJ/2014
Penilaian Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen Risiko (TKPMR) di
lingkungan Kemenkeu adalah kegiatan evaluasi penerapan manajemen risiko di

lingkungan Kemenkeu yang dilakukan oleh inspektorat jenderal dalam rangka


meningkatkan efektivitas penerapan manajemen risiko di lingkungan Kemenkeu
Tujuan Penilaian -> untuk mengetahui TKPMR dalam suatu unit organisasi serta
memberikan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan TKPMR di masa
mendatang
A. KOMPONEN PENILAIAN
Kematangan penerapan
komponen berikut:

manajemen

ririsko

dinilai

dengan

mengevaluasi

1. Kepemimpinan
Mengukur komitmen pimpinan dan pemahaman pimpinan terhadap
manajemen risiko dalam meningkatkan efektvitas dan keberlanjutan
penerapan manajemen risiko. Elemen utama:
a. Komitmen pimpinan
b. Pemahaman pimpinan terhadap manajemen risiko
2. Proses manajemen risiko
Menilai kualitas seluruh tahapan proses manajemen risiko pada UPR (unit
pemilik risiko). Meliputi tujuh tahapan:
a. Penetapan konteks
b. Identifikasi risiko
c. Analisis risiko
d. Evaluasi risiko
e. Penanganan risiko
f. Monitoring dan reviu
g. Komunikasi dan konsultasi
Bold: penilaian risiko
3. Aktivitas penanganan risiko
Menilai tingkat realisasi penanganan risiko yang dijalankan dan
efektivitasnya dalam menurunkan level risiko
4. Hasil penerapan manajemen risiko
Evaluasi komponen hasil penerapan manajemen risiko -> menilai efektivitas
manajemen risiko dalam mendukung organisasi mencapai tujuannya
Urgensi dilakukan penilaian thd tingkat kematangan? Mengukur posisi kita ada
dimana dan Bagaimana biar bisa lebih tinggi.
B. PROSES PENILAIAN
Dengan mengevaluasi dokumentasi serta melakukan wawancara dan tes
tertulis terkait penerapan manajemen risiko UPR menggunakan empat
komponen penilaian (idem atas tadi)

STUDI KASUS
Risiko diambil dari sasaran strategis, kan ada IKUnya tuh, dari IKU itu cariin risiko
yang mungkin terjadi. Konsekuensinya gimana? Tingkat risiko, tinggi rendah
sedang? Bikin profil risiko. Mitigasinya gimana? Kapan terjadinya risiko?

Вам также может понравиться