Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
konsultansi, pengelolaan
pengawasan.
hasil
pengawasan,
dan
pemaparan
hasil
Melakukan penilaian efisiensi dan efektivitas organisasi APIP sesuai dengan visi misi
tugas dan fungsinya
2.
Menyatakan pendapat kesesuaian aktivitas APIP dengan standar audit
3.
Memberikan saran perbaikan kinerja APIP
Persiapan Telaah Sejawat
1.
2.
1.
Perencanaan
Perencanaan pekerjaan yang dilakukan berdasar kuisioner
Pengumpulan informasi yang dibutuhkan
Penilaian terhadap aktivitas audit internal
Mendapatkan hasil penilaian yang pernah dilakukan terkait kualitas sebagai
bahan benchmarking
2.
Pelaksanaan
1.
Wawancara
atau
kuisioner
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan wawancara adalah sebagai
berikut: dapatkan informasi tentang latar belakang orang yang akan diwawancarai,
Jelaskan terlebih dahulu tujuan dilakukannya telaah sejawat ini, Mintakan orang yang
diwawancarai untuk mengisi dan menjawab pertanyaan sesuai dengan bidang tugas
dan tanggung jawabnya, dan beri kesempatan kepada orang yang diwawancarai untuk
menambahkan pertanyaan yang dianggapnya penting
2.
Pelaksanaan
penelaahan
Penelaahan dilakukan secara sampling terhadap dokumen hasil penugasan dan
pelaporannya. Berkas/dokumen yang dievaluasi dalam penilaian praktik audit meliputi:
Dokumentasi Penugasan, Survei Kepuasan Yang Ditelaah, serta Laporan (Laporan
Hasil Audit, Laporan Hasil Survei, Laporan Asistensi, Laporan Monitoring, Laporan
Reviu, Laporan Hasil Kajian).
1.
2.
3.
4.
3.
Pelaporan
Penelaah menyampaikan hasil penilaian kepada pimpinan APIP Yang Ditelaah berupa
Draft Laporan Telaah Sejawat. APIP Yang Ditelaah diberi kesempatan untuk menanggapi
dan melakukan pembahasan dengan Penelaah. Draft Laporan cukup ditandatangani oleh
Ketua dan Anggota Tim Penelaah. Setelah menerima tanggapan dari APIP Yang
Ditelaah, Tim Penelaah menyelesaikan Laporan Hasil Telaah Sejawat. Laporan ini
ditandatangani oleh Penanggungjawab Tim Telaah Sejawat yaitu pimpinan tertinggi APIP
Penelaah.
Laporan hasil telaah sejawat disampaikan kepada APIP Yang Ditelaah dan Komite Telaah
Sejawat.
Tindak Lanjut
APIP Yang Ditelaah mengirimkan tindak lanjut sesuai dengan saran penelaah kepada APIP
penelaah dan AAIPI.
PERTEMEUAN KE-2
7. Tujuan Standar:
Prinsip dasar: Praktek audit intern yang seharusnya
Kerangka kerja: Audit intern yang memiliki nilai tambah
Dasar pengukuran: Kinerja audit intern
Perbaikan kegiatan operasi dan proses APIP
Mencapai tujuan audit intern
Pedoman Pekerjaan
Dasar Penilaian keberhasilan
8. Fungsi Standar:
Memberikan ukuran mutu minimal, untuk:
Praktik terbaik
Pelaksanaan Koordinasi
Pelaksanaan perencanaan
Penilaian efektifitas TL
9. Ruang Lingkup Standar:
Lingkup Kegiatan : Standar Pengawasan Intern
Fokus Perbaikan : Tidak hanya masa lalu, tapi juga kegiatan sedang
berjalan dan perbaikan ke masa depan
Subyek : Berlaku bagi auditor, APIP, JFP2UPD, CAE, Pejabat Lainnya
Pengaturan Audit Keuangan : Tidak termasuk audit LK, audit opini
LKPP/D/lain, gunakan SPKN atau SPAP
Standar Audit oleh AAIPI : Juknis, juklak oleh masing-masing APIP
Interpretasi dan Perubahan : Standar Audit sebagai living document
10.Current Issue dalam Standar Audit:
a. Penyusunan Rencana Pengawasan (PKPT) Berpeduli Risiko dengan
ditandatangani /disetujui Pimpinan Orgainsasi K/L/D, selaras dengan IACM
b. Kewajiban pimpinan APIP untuk menyusun dan mereviu secara periodik
Piagam Audit Intern (Audit Charter), selaras dengan IACM
c. Perencanaan penugasan audit intern wajib memasukkan penilaian internal
control dan deteksi fraud, selaras dengan IACM
d. Sifat kerja audit intern berupa Tata Kelola Sektor Publik, Manajemen Risiko,
dan Pengendalian Intern. Semuanya dilakukan secara terintegrasi bukan
terpisah, selaras dengan IACM
e. Keharusan mengikuti sertifikasi profesi untuk menunjang kompetensi dan
profesionalisme, selaras dengan IACM
f. Dalam setiap laporan yang disusun oleh APIP harus menyatakan bahwa
laporan telah disusun sesuai Standar Audit yang disusun oleh AAIPI.
g. Koordinasi perencanaan dan pemanfaatan hasil pengawasan
h. Hubungan standar audit ini, dengan kebijakan APIP, dengan SPKN BPK
PERTEMUAN KE-3
PERENCANAAN PENGAWASAN TEMATIK Peraturan Itjen Kemenkeu No. PER03//IJ/2012 Tanggal 19 April 2012 tentang Perencanaan Pengawasan Tematik Itjen
Kemenkeu - panduan bagi pimpinan/auditor mengenai serangkaian tahapan atau
proses perencanaan yang harus dilakukan untuk menghasilkan tema-tema
pengawasan yang akan dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan bersifat
penjaminan (assurance) dan/atau konsultasi, dalam rangka memberi nilai
tambah bagi auditi meliputi proses tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian internal
11.Tahapan perencanaan pengawasan tematik sebagai berikut:
a.
Pemahaman Proses Bisnis Auditi.
b.
Identifikasi Symptoms.
c.
Pemilihan Tema Pengawasan Potensial (TPP).
d.
Pemilihan Tema Pengawasan Unggulan (TPU).
e.
Penyusunan Proposal TPU.
f. Komunikasi TPU dengan Auditi.
g.
Penyusunan Ketentuan Tentang Kebijakan Pengawasan.
12.Definisi definisi:
Symptoms.
a. Symptoms mengacu pada teridentifikasinya risiko terkait penggunaan
sumber daya yang tidak efisien dan/atau efektif atau perolehan
sumber daya yang tidak ekonomis.
b. Dari
perspektif
auditor,
Symptoms
dijelaskan
sebagai
situasi/kejadian pada suatu departemen/entitas dan program yang
kinerjanya tidak memuaskan.
Tema Pengawasan Potensial (TPP).
Kegiatan-kegiatan auditi yang berisiko tinggi sesuai hasil penilaian risiko
dari matriks TPP yang dipilih dari Audit Universe dengan kriteria-kriteria
pemilihan tertentu.
Tema Pengawasan Unggulan (TPU).
Kegiatan-kegiatan auditi yang berisiko tinggi sesuai hasil penilaian risiko
dari matriks TPP dan TPU baik bersifat penjaminan (assurance) maupun
konsultasi (consulting) dikaitkan dengan arah kebijakan pengawasan
pimpinan
Output
pengawasan
dapat
berupa
rekomendasi
kebijakan
(policy
recommendation), peta kondisi implementasi/ permasalahan disertai
rekomendasi terkait, pedoman, dan hasil kegiatan pengawasan lainnya.
Policy Recomendation
perbaikan kebijakan atau prosedur kerja yang dituangkan dalam surat
atau nota dinas Pimpinan mengenai usulan peraturan, keputusan,
instruksi, surat, surat edaran yang diterbitkan oleh Inspektur Jenderal
terkait proses bisnis hasil evaluasi kecukupan rancangan pengendalian
intern.
Liasion Officer
seorang yang memerankan pengendali mutu yang bertanggung jawab
mengkoordinir kegiatan pengawasan dengan fokus pada perencanaan
pengawasan, penjaminan kualitas hasil akhir kegiatan pengawasan,
maupun pemaparan hasil akhir pengawasan
Kebijakan Pengawasan
a. pembangunan dan penguatan fungsi pengendalian intern yang
berkelanjutan (sustainable);
b. pelaksanaan audit kinerja, audit kepatuhan (compliance), dan audit
investigasi yang fokus pada program dan risiko yang memiliki risiko
tinggi;
c. pemberian konsultasi untuk memperbaiki dan meningkatkan
efektivitas operasi, governance, dan manajemen risiko;
d. pelaksanaan reviu dalam rangka menjamin kualitas laporan keuangan
Kemenkeu (BA 015), BA 999, dan BUN; dan
e. peningkatan kapabilitas dan kapasitas sumber daya Itjen.
Identifikasi Symptoms, ada 2 pendekatan:
a. result-oriented approach: menurut pendekatan ini auditor mempelajari
kinerja (efisiensi, efektivitas, dan ekonomis) dan mengkaitkan
observasi audit dengan norma yang ditentukan (tujuan, sasaran,
aturan, standar, dan lain lain) dan kriteria audit umum.
b. problem-oriented approach: menurut pendekatan ini auditor
melakukan verifikasi dan analisis masalah (masalah dikaitkan dengan
ekonomis, efisiensi, dan efektivitas dalam pelaksanaan tugas dan
program pemerintah). Kekurangan dan masalah atau paling tidak
indikasi masalah merupakan titik awal audit bukan kriteria audit.
AUDIT
REVIU
Keyakinan
Memadai
Terbatas
Sistem
Pengendalian
Intern
Output
Dasar
Menilai
Resiko Audit
Telaah + Rekomendasi
Opini
Pengguna
External
Stakeholder
Internal Manajemen
Ruang Lingkup
REVIU LK KL
Dasar: PMK No. 41/PMK.09/2010 Standar Reviu LKKL
Reviu LKKL: Penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK KL
oleh auditor Aparat Pengawasan Intern K/L yang kompeten untuk memberikan
keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan SAI dan
LK KL telah disajikan sesuai dengan SAP, dalam upaya membantu
Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menghasilkan LK KL yang berkualitas
Penyelenggaraan akuntansi: Serangkaian kegiatan pemrosesan data untuk
menghasilkan LKKL, mulai dari pengumpulan, pencatatan, dan pengikhtisaran
data transaksi
Penyajian LKKL: Pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Kementerian
Negara/Lembaga (Neraca, LRA, CaLK)
Keyakinan Terbatas :
Akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi,
Keyakinan atas akurasi informasi diperoleh dengan:
Menteri
atau
pimpinan
Lembaga
memperoleh
keyakinan
bahwa
penyelenggaraan akuntansi sesuai dengan SAI dan LK KL disajikan sesuai SAP,
serta Menteri/Pimpinan Lembaga dapat menghasilkan LK KL yang berkualitas.
Waktu Pelaksanaan Reviu
Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan
penyusunan LK KL. Paralel -> dilakukan bersarnaan atau sepanjang pelaksanaan
anggaran dan penyusunan LK KL, tidak menunggu setelah LK KL tersebut selesai
disusun.
Kompetensi Pereviu
a. menguasai SAP;
b. menguasai SAI dan SIMAK BMN
c. memahami proses bisnis atau kegiatan pokok unit akuntansi yang direviu;
d. menguasai dasar-dasar audit;
e. menguasai teknik komunikasi; dan
f. memahami analisis basis data.
REVIU LK BUN:
Tujuan Reviu LK BUN
a. membantu terlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK BUN;
dan
b. memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan
keabsahan informasi dalam LK BUN serta pengakuan, pengukuran, dan
pelaporan transaksi sesuai dengan SAP kepada Menteri Keuangan.
Standar Umum:
a. pelaksana reviu -> APIP
b. kompetensi pereviu
1) menguasai SAP;
2) menguasai SABUN dan subsistemnya
3) memahami proses bisnis atau kegiatan pokok unit akuntansi yang direviu;
4) menguasai dasar-dasar audit;
5) menguasai teknik komunikasi; dan
6) memahami analisis basis data.
c. objektivitas pereviu -> melaksanakan reviu dengan jujur dan tidak
mengkompromikan kualitas. Penilaian seimbang atas semuas situasi yang
relevan, tidak dipengaruhi kepentingan sendiri/orang lain dalam mengambil
keputusan.
Standar Pelaksanaan: (secara garis besar sama kayak LK KL Cuma beda
di ruang lingkup)
a. Tujuan Reviu
b. Ruang lingkup
c. Pengelolaan
d. Waktu Pelaksanaan
e. Kertas Kerja
f. Pelaporan Reviu
Tujuan
Kompete
nsi
Reviu LKKL
Reviu LK BUN
Menguasai
terkait
SABUN
serta
subsitem
Pereviu
PERTEMUAN KE 6 DAN 7
Definisi Pengendalian Intern: Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi.
Unsur Pengendalian Internal:
Proses > integrasi, terus menerus
Dipengaruhi oleh manusia > pimpinan, seluruh pegawai
Keyakinan memadai > tidak mutlak dan memiliki keterbatasan
Karena memiliki keterbatasan berupa : pertimbangan, gangguan,
pengabaian manajemen, kolusi, biaya vs manfaat
Mencapai tujuan > operasi pelaporan, ketaatan, dan pengamanan aset
5 Unsur Pengendalian:
Pemantauan
Proses penilaian atas mutu kinerja sistem pengendalian intern dan proses
yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya
segera ditindaklanjuti. Pemantauan meliputi:
Pemantauan Berkelanjutan
Pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
Evaluasi Terpisah
Penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas sistem pengendalian
intern
Tindak lanjut (PP 60 ada, tapi KMK 152 tak ada)
manajemen
ririsko
dinilai
dengan
mengevaluasi
1. Kepemimpinan
Mengukur komitmen pimpinan dan pemahaman pimpinan terhadap
manajemen risiko dalam meningkatkan efektvitas dan keberlanjutan
penerapan manajemen risiko. Elemen utama:
a. Komitmen pimpinan
b. Pemahaman pimpinan terhadap manajemen risiko
2. Proses manajemen risiko
Menilai kualitas seluruh tahapan proses manajemen risiko pada UPR (unit
pemilik risiko). Meliputi tujuh tahapan:
a. Penetapan konteks
b. Identifikasi risiko
c. Analisis risiko
d. Evaluasi risiko
e. Penanganan risiko
f. Monitoring dan reviu
g. Komunikasi dan konsultasi
Bold: penilaian risiko
3. Aktivitas penanganan risiko
Menilai tingkat realisasi penanganan risiko yang dijalankan dan
efektivitasnya dalam menurunkan level risiko
4. Hasil penerapan manajemen risiko
Evaluasi komponen hasil penerapan manajemen risiko -> menilai efektivitas
manajemen risiko dalam mendukung organisasi mencapai tujuannya
Urgensi dilakukan penilaian thd tingkat kematangan? Mengukur posisi kita ada
dimana dan Bagaimana biar bisa lebih tinggi.
B. PROSES PENILAIAN
Dengan mengevaluasi dokumentasi serta melakukan wawancara dan tes
tertulis terkait penerapan manajemen risiko UPR menggunakan empat
komponen penilaian (idem atas tadi)
STUDI KASUS
Risiko diambil dari sasaran strategis, kan ada IKUnya tuh, dari IKU itu cariin risiko
yang mungkin terjadi. Konsekuensinya gimana? Tingkat risiko, tinggi rendah
sedang? Bikin profil risiko. Mitigasinya gimana? Kapan terjadinya risiko?