Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
(saputro, 2005). System ini terdapat didaerah yang disebut hippocampus dan
amygdala, sel-sel neuron pada kedua daerah tersebut sangat padat dan kecil-kecil
sehingga fungsinya kurang baik, oleh karna itu anak autisme umumnya kurang
dapat mengendalikan emosinya, agresif terhadap diri sendiri maupun orang lain
(maulana, 2010). Jika dibiarkan atau tidak diterapi secara cepat dapat
menyebabkan anak autisme mencederai diri sendiri dan orang lain, oleh karena itu
diperlukan suatu terapi untuk mengurangi gangguan perilaku. Menurut djohan
2006 terapi musik merupakan salah satuterapi yang digunakan utuk menurunkan
gangguan perilaku anak autisme dengan cara memberikan stimulus pada system
saraf pusat melalui gelombang suara.
Mendengarkan musik merupakan pilihan alternative untuk mencapai keadaan
relaks sehingga akan mengurangi stress dan emosi yang dialami. Musik akan
menstimulasi hipotalamus sehingga akan menghasilkan perasaan tenang yang
nantinya meningkatkan fungsinya dalam control mood, perilaku, agresi dan emosi
sehingga perilaku tantrum dapat berkurang (Djohan, 2006). Rangsangan musik
ternyata mampu mengaktivasi system limbik yang berhubungan dengan emosi,
saat system limbik teraktivasi maka individu tersebut menjadi rileks.
Musik sebagai salah satu terapi pelengkap, bisa menjadi alternative pilihan,
karena merupakan suara alam, tanpa adanya lirik sehingga lebih mudah di terima
oleh penderita. Dengan pemberian musik sebagai alternative dari teknik relaksasi
maka diharapkan penderita dapat mencapai keadaan relaks dan keadaan emosional
penderita yang stabil.