Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ivan Laurentius S
102011265 / A1
Mahasiswa FK UKRIDA Semester 7
FK UKRIDA 2011
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
E-mail: archgear@gmail.com
Pendahuluan
Yang dimaksud dengan pembunuhan anak sendiri menurut undang-undang
diIndonesia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika
dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia
melahirkan anak
Berdasarkan KUHP maka yang dapat dikenakan hukuman karena melakukan
pembunuhan anak adalah ibu dari anak itu sendiri, demikian pula dengan tindak pidana yang
dimaksudkan dalam pasal 308 dan pasal 306 ayat 2.1
Dokter harus memberikan kejelasan pada penyidik di dalam hal apakah anak yang
dilahirkan itu cukup bulan dalam kandungan dan bukan anak yang dilahirkan sebelum
waktunya, apakah anak yang dilahirkan itu dapat hidup tanpa memerlukan perawatan yang
khusus.
Aspek Hukum
atau tidak berapa lama sesudah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan
anak, dihukum, karena makar mati terhadap anak, dengan hukuman penjara selama-lamanya
7 tahun.
takut ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya
itu pada ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian daripada itu, dihukum karena
pembunuhan anak yang direncanakan dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 tahun.
1
dan 342 dianggap kejahatan itu sebagai makat mati atau pembunuhan.
dengan maksud hendak menyembunyikan kematian atau kelahiran orang itu, dihukum
penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya 4500 rupiah.
kesengsaraan, sedang ia wajib memberi kehidupan perawatan atau pemeliharaan pada orang
itu karena hukum yang berlaku atasnya atau karena menurut perjanjian, dihukum penjara
selama 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.
dipungut oleh orang lain, atau dengan maksud akan terbebas dari pada pemeliharaan anak itu,
meninggalkannya, dihukum penjara sebanyak-banyaknya 5 tahun 6 bulan.
menyebabkan luka berat, maka di tersalah dihukum penjara selama-lamanya 7 tahun 6 bulan
Kalau salah satu perbuatan ini menyebabkan orang lain mati, si tersalah itu dihukum penjara
selama-lamanya 9 tahun.
atau ibu dari anak itu, maka baginya hukuman yang ditentukan dalam pasal 305 dan 306
dapat ditambah dengan sepertiganya
Kalau ibu menaruh anaknya di suatu tempat supaya dipungut oleh orang lain tidak
lama sesudah anak itu dilahirkan oleh karena takut akan diketahui orang ia melahirkan anak
atau dengan maksud akan terbebas dari pemeliharaan anak itu, meninggalkannya, maka
hukuman maksimum yang tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi seperduanya.3
Prosedur Medikolegal
Kewajiban dokter dalam membantu peradilan tercantum dalam Pasal 133 KUHAP3:
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik
luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak
pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter atau ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehamikan atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut
dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang
diletakkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.3
Pemeriksaan Forensik Pada Bayi
Untuk memenuhi kriteria pembunuhan anak sendiri, dengan sendirinya bayi atau
anak tersebut harus dilahirkan hidup setelah seluruh tubuhnya keluar dari tubuh ibu
(separate existence). Bila bayi lahir mati kemudian dilakukan tindakan membunuh, maka
hal ini bukanlah pembunuhan anak sendiri ataupun pembunuhan. Juga tidak dipersoalkan
apakah bayi yang dilahirkan merupakan bayi yang cukup bulan atau belum cukup bulan,
maupun viable atau nonviable.1
Dokter memeriksa mayat bayi, bila diminta bantuannya oleh penyidik, diharapkan
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:
1.
2.
3.
4.
Pada pemeriksaan mayat bayi baru lahir, harus dibedakan apakah ia lahir mati atau
lahir hidup. Bila bayi lahir mati maka kasus tersebut bukan merupakan kasus pembunuhan
atau penelantaran anak hingga menimbulkan kematian. Pada kasus seperti ini, si ibu hanya
dapat dikenakan tuntutan menyembunyikan kelahiran dan kematian orang.1
Lahir mati adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan dari
ibunya tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun setelah
kehamilan berumur 28 minggu dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin yang
tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain, seperti denyut jantung,
denyut nadi, denyut nadi tali pusat atau gerakan otot rangka.
Lahir hidup adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap,
yang setelah pemisahan, bernafas atau menunjukkan tanda kehidupan lain, tanpa
mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan uri
dilahirkan. Pada pemeriksaan ditemukan dada sudah mengembang dan diafragma
sudah turun sampai sela iga 4-5, terutama pada bayi yang telah lama hidup
.
Autopsi pada mayat bayi baru lahir
Pada pemeriksaan mayat bayi yang baru dilahirkan, perlu pertama-tama ditentukan
apakah bayi lahir hidup atau lahir mati. Seorang bayi dinyatakan lahir hidup apabila
pada
pemeriksaan mayatnya dapat dibuktikan bahwa bayi telah bernafas. Bayi yang telah
lobus dan apungkan kembali. Pada paru yang telah mengalami pembusukan, potongan
kecil dari paru dapat mengapung sekalipun paru tersebut belum pernah bernafas.
Mengapungnya potongan kecil paru yang telah mengalami pembusukan ini disebabkan
oleh pengumpulan gas pembusukan pada jaringan interstitial paru, yang dengan
menekan potongan paru yang bersangkutan antara 2 karton, gas pembusukan tersebut
dapat didesak keluar.
Potongan kecil paru yang telah bernafas, terapung karena adanya udara dalam
alveoli, yang dengan penekanan antara 2 karton tidak akan terdesak keluar. Uji apung
paru dinyatakan positif bila setelah dilakukan pemeriksaan pengapungan, potongan
paru yang telah ditekan antara dua karton sebagian terbesar masih tetap mengapung.
4. Pemeriksaan mikroskopik memberikan gambaran paru yang telah bernafas
Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak jaringan paru dengan alveoli yang telah
terbuka dengan dinding alveoli yang tipis. 1,4
Pemeriksaan luar
Kulit
Mulut
Tali pusat
Tanda
Sudah dibersihkan atau belum
Keadaan verniks kaseosa
Warna
Berkeriput atau tidak
Kehadiran benda asing
Sudah terputus atau masih melekat pada uri
Potongan rata atau tidak
Tanda sudah diberi antiseptic atau belum
Tanda-tanda kekerasan pada tali pusat
hematoma tau Wharton s Jelly berpindah
Kepala
tempat.
Apakah terdapat kaput suksedaneum atau
Tanda-tanda
Tanda asfiksia
tidak
Tardieus Spot pada permukaan paru, jantung,
Tulang belakang
Kekerasan
Mulut
Kepala
tanda kekerasan.
Perhatikan apakah
terdapat
perdarahan
cerebri.
Tabel 1. Pemeriksaan Luar Pada Bayi.1,4
Perkiraan umur janin dapat pula dilakukan dengan melihat pusat penulangan
(ossification centers) lihat tabel 2.2
Umur (bulan)
1,5
2
3
4
5-6
6
Akhir 7
Akhir 8
Akhir 9/ setelah lahir
Akhir 9/ setelah lahir
Kuboid
cepat)
Tabel 3. Perkiraan umur janin dengan melihat
proses penulangan
Penentuan sudah atau belum dirawat
1. Tali pusat
a. Telah terikat, diputuskan dengan gunting atau pisau lebih kurang 5cm dari pusat bayi
dan diberi obat antiseptik.
b. Pada kasus pembunuhan tali pusat terputus dekat perlekatannya pada uri atau pusat
bayi dengan ujung yang tidak rata.
2. Verniks Kaseosa (Lemak Bayi)
a. Pada yang telah dirawat, maka telah dibersihkan demikian pula bekas-bekas darah.
b. Pada bayi yang dibuang ke dalam air, verniks tidak akan hilang seluruhnya dan dapat
ditemukan di daerah lipatan kulit, ketiak, belakang telinga, lipat paha dan lipat leher.
3. Pakaian
Pada bayi yang telah dirawat bayi akan dipakaikan baju atau penutup seluruh tubuh pada
bayi.1,4
Sefal hematom: Perdarahan setempat di antara periosteum dan permukaan luar tulang
atap tengkorak dan tidak melampaui sutura tulang tengkorak akibat molase yang
hebat.
kaput suksedaneum: Kaput suksedaneum dapat memberikan gambaran mengenai
lamanya persalinan. Makin lama persalinan berlangsung, timbul kaput suksadaneum
dibuat visum et repertum sebagai laporan hasil pemeriksaan yang akan diserahkan kepada
penyidik.
Pada kasus pembunuhan, harus diingat bahwa ibu berada dalam keadaan panik
sehingga ia akan melakukan tindakan kekerasan yang berlebihan walaupun sebenarnya bayi
tersebut berada dalam keadaan tidak berdaya dan lemah sekali. Cara tersering dilakukan
adalah menimbulkan asfiksia dengan jalan pembekapan, penyumbatan jalan napas. Kadangkadang bayi dimasukkan ke dalam lemari, koper dan sebagainya. Pembunuhan dengan
melakukan kekerasan tumpul pada kepala jarang dijumpai. Bila digunakan cara ini, biasanya
dilakukan dengan berulang-lang, meliputi daerah yang luas hingga menyebabkan patah atau
retak tulang tengkorak dan memar jaringan otak. Sebaliknya pada trauma lahir, biasanya
hanya dijumpai kelainan yang terbatas, jarang sekali ditemukan fraktur tengkorak dan memar
jaringan otak.3
Asfiksia
Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran
udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan
peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea). Dengan demikian organ tubuh mengalami
kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian. Secara etiologi, asfiksia dapat
disebabkan oleh penyebab alamiah seperti penyakit yang menyumbat saluran pernafasan,
trauma mekanik dan keracunan bahan/zat yang menimbulkan depresi pusat pernapasan.
Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalang
memasuki saluran pernafasan oleh berbagai peristiwa yang bersifat mekanik, meliputi
penutupan lubang pernapasan bagian atas seperti contohnya pembekapan dan penyumbatan;
penekanan dinding saluran napas sperti penjeratan, pencekikan dan gantung; penekanan
dinding dada dari luar (asfiksia traumatik) serta pengisian air dalam saluran pernapasan pada
kasus tenggelam.
yang menonjol. Tanda kekerasan sering berupa luka memar, atau luka lecet jenis tekan. Tanda
kekerasan terdapat pula pada permukaan belakang bibir akibat tertekannya bibir ke arah gigi
atau gusi pada pada saat terjadinya pembekapan. Terkadang dapat pula ditemukan tanda
kekerasan pada daerah belakang kepala atau tengkuk sebagai akibat tertekannya kepala ke
arah belakang.
benda asing tersebut dikeluarkan, kadang dapat ditemukan sisa benda asing tersebut atau
tanda bekas penekanan benda asing pada dinding rongga mulut.
berupa luka memar dan luka lecet jenis tekan akibat ujung jari atau kuku tersangka. Pada
pembedahan ditemukan resapan darah bawah kulit daerah leher serta otot atau alat leher.
Tulang lidah kadang ditemukan patah unilateral.
adalah barang bukti dan harus dilepaskan dari leher korban dengan cara menggunting secara
miring di tempat yang paling jauh dengan simpul. Pada kasus penjeratan, jerat biasanya
berjalan horisontal atau mendatar dan letaknya rendah. Jerat ini meninggalkan jejas berupa
luka lecet jenis tekan dan pencekungan kulit korban. Pada umumnya dikatakan simpul mati
ditemukan pada kasus pembunuhan, sedangkan simpul hidup diemukan pada kasus bunuh
diri. Namun perkecualian dapat selalu terjadi.
Kelainan yang umum ditemukan pada korban mati akibat asfiksia dalam pembedahan
jenazah :
1. Darah lebih gelap dan lebih encer karena fibrinolisin darah yang meningkat pasca
mati
2. Busa halus di dalam saluran pernapasan karena akibat peningkatan aktifitas
pernapasan yang disertai sekresi selaput lendir saluran napas bagian atas. Keluar
9
masuk udara yang cepat dalam saluran udara yang sempit akan menimbulkan busa
yang terkadang bercampur darah akibat pecahnya kapiler.
3. Perbendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam tubuh sehingga menjadi lebih
berat berwarna lebih gelap dan pada pengirisan banyak mengeluarkan darah
4. Petekie dapat ditemukan pada mukosa usus halus, epicardium pada bagian
belakang jantung (auriculo ventricular), sub pleura viseralis paru terutama di lobus
bawah pars diafragmatica dan fisura interlobaris, kulit kepala sebelah dalam
terutama daerah otot temporal, mukosa epiglottis dan daerah sub glottis.
5. Edema paru
6. Kelainan-kelainan yang berhubungan dengan kekerasan.2,5
Pemeriksaan Terhadap Perempuan yang Dicurigai
Pemeriksaan dilakukan menyeluruh melalui pemeriksaan luar dan dalam (autopsi).
Pemeriksaan ditujukan untuk:
Menentukan perempuan tersebut dalam keadaan hamil atau tidak. Untuk ini diperiksa:
o Payudara secara makroskpis maupun mikroskopis.
o Ovarium, mencari adanya corpus luteum persisten secara mikroskopik.
o Uterus, lihat besarnya uterus, kemungkinan sisa janin dan secara mikroskopik
adanya sel-sel trofoblast dan sel-sel deciduas.
Adanya bekas-bekas kehamilan
Adanya garis-garis pada perut bekas peregangan kehamilan (striae gravidarum)
Dinding perut kendur
Rahim dapat diraba di atas symphisis (tulang di dekat alat kencing)
Payudara besar
Adanya bekas persalinan
Adanya robekan pada perineum (daerah panggul)
Keluaran cairan di pintu lahir
Pemeriksaan tes kehamilan masih bisa dilakukan beberapa hari sesudah bayi
dikeluarkan dari kandungan, dijumpai adanya colostrum pada peremasan payudara, nyeri
tekan di daerah perut, kongesti pada labia mayora, labia minora dan serviks. Tanda-tanda
tersebut biasanya tidak mudah dijumpai karena kehamilan masih muda. Bila segera sesudah
melahirkan mungkin masih didapati sisa plasenta yang pemastiannya perlu pemeriksaan
secara histopatologi (patologi anatomi), luka, peradangan, bahan-bahan yang tidak lazim
dalam liang senggama, sisa bahan abortivum.1,5
Pemeriksaan Hubungan Antara Ibu dan Bayi
10
kasus ragu orangtua; yaitu kasus yang mencari pembuktian siapa orangtua (ayah
dan ibu) dari seorang anak. Yang termasuk dalam kategori ini adalah kasus imigrasi,
kasus pencarian orang tua pada kasus penculikan, bayi tertukar, kasus terpisahnya
keluarga pada masa perang atau bencana dan kasus identifikasi korban tidak dikenal.
2.
Kasus ragu ayah; yaitu kasus yang mencari pembuktian siapa ayah kandung dari
seorang anak. Yang termasuk dalam kategori ini adalah kasus imigrasi, kasus klaim
keayahan oleh seorang wanita, kasus perselingkuhan dan kasus incest.
3.
Kasus ragu ibu; kasus yang mencari pembuktian siapa ibu kandung dari seorang
anak. Yang termasuk dalam kategori ini dalah kasus bayi tertukar, kasus pembunuhan
anak sendiri, dan kasus aborsi.
4.
Kasus ragu kerabat; yaitu kasus yang mencari pembuktian apakah dua orang atau
lebih punya hubungan darah (kekerabatan) tertentu. Yang termasuk dalam kategori ini
adalah pelacakan silsilah keluarga, kasus pencarian keluarga setelah bencana alam.
Polimorfisme adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya suatu bentuk
yang berbeda dari suatu struktur dasara yang sama. Jika terdapat variasi/ modifikasi pada
suatu lokus yang spesifik (pada DNA) dalam suatu populasi, maka lokus tersebut dikatakan
bersifat polimorfik. Sifar polimorfik ini di samping menunjukkan variasi individu, juga
memberikan keuntungan karena dapat digunakan untuk membedakan satu orang dari yang
lain.
Dikenal polimorfisme protein dan polimorfisme DNA. Polimorfisme protein antara
lain ialah sistem golongan darah, golongan darah protein serum, sistem golongan enzim
eritrosit dan sistem HLA
11
repertum khusus dibuat untuk tujuan peradilan. Visum et repertum tidak membutuhkan
materai untuk dapat dijadikan sebagai alat bukti di depan sidang pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum.
12
pemeriksaan medik tentang keadaan kesehatan atau sakit atau luka korban yang berkaitan
dengan perkaranya, tindakan medik yang dilakukan serta keadaannya selesai
pengobatan/perawatan. Bila korban meninggal dan dilakukan autopsi, maka diuraikan
keadaan seluruh alat-dalam yang berkaitan dengan perkara dan matinya orang tersebut.
4. Bagian Kesimpulan. Bagian ini berjudul Kesimpulan dan berisi pendapat dokter
berdasarkan keilmuannya, mengenai jenis perlukaan/cedera yang ditemukan dan jenis
kekerasan atau zat penyebabnya, serta derajat perlukaan atau sebab kematiannya.
5. Bagian Penutup. Bagian ini tidak berjudul dan berisikan kalimat baku Demikianlah
visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan
dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. 1
Kesimpulan
Dari pembahasan dan interpretasi temuan diatas, diduga bayi terebut merupakan bayi
yang lahir hidup yang dibunuh oleh ibu kandungnya sendiri dengan cara membekap daerah
mulut dan hidung bayi tersebut sehingga terjadi asfiksia yang menyebabkan kematian pada
bayi terebut. Setelah bayi mati, pelaku yang adalah ibu kandung dari korban membuang
korban ke tempat sampah.
Daftar Pustaka
1. Budyanto A, Wibisana W, Sudiono S dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Cetakan
pertama dan edisi kesatu dan kedua. Identifikasi Forensik. Jakarta: Bagian ilmu
kedokteran forensik FKUI. 1997.h. 5-16,25-54,197-202.
2. Idries AM, Tjiptomartono AL. Penerapan ilmu kedokteran forensik dalam proses
penyidikan. Jakarta: Sangung Seto; 2008.
3. Peraturan Perundang- undangan bidang kedokteran.Edisi I Cetakan kedua.Bagian
Kedokteran Forensik FKUI. 1994.h.11-19.
4. Staf Pengajar Bagian Forensik FKUI. Teknik autopsi foresik. Jakarta: Penerbit FKUI;
2000.h.7, 52-5
13
5. Staf Pengajar Bagian Forensik FKUI. Teknik autopsi forensik. Jakarta: Penerbit
FKUI; 2000.h.1-20,56-63.
6. Chadha PV. Catatan kuliah ilmu forensik dan toksologi. Edisi ke-5. Jakarta: Widya
Medika; 1995.h.146-52.
Jakarta Barat,
menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian Resort Polisi Jakarta No.Pol :
B/789/VR/IX/08/Serse tertanggal 8 Desember 2014, maka pada tanggal satu desember dua
ribu tiga belas, pukul sebelas pagi Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di ruang bedah
jenazah Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana telah melakukan
pemeriksaan atas jenazah yang menurut surat permintaan tersebut adalah:
Nama
: bayi X---------------------------------------------------------------------------Jenis kelamin : Laki-laki------------------------------------------------------------------------Umur
: -----------------------------------------------------------------------------------Kebangsaan : -----------------------------------------------------------------------------------Agama
:-----------------------------------------------------------------------------------Alamat
:------------------------------------------------------------------------------------14
Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label berwarna merah muda, dengan materai
lak merah, terikat pada ibu jari kaki kanan.------------------------------------------------------------Hasil
Pemeriksaan
---------------------------------------------------------------------------------------I. Pemeriksaan Luar------------------------------------------------------------------------------1. Mayat di dalam kardus ditutupi dengan sehelai kain panjang berwarna coklat dalam
keadaan meninggal, tidak berpakaian, adanya meconium yang keluar dan tali pusat
masih terhubung dengan ariari bayi----------------------------------------------------------2. Pemeriksaan antropometrik mayat didapatkan panjang bayi adalah lima puluh satu
sentimeter, berat badan bayi adalah dua ribu delapan ratus gram, panjang kepala
sampai tumit adalah empat puluh Sembilan sentimeter, dan lingkar kepala adalah tiga
puluh tiga sentimeter-----------------------------------------------------------------------------3. Pemeriksaan luar ditemukan batas rambut depan dan belakang sudah terbentuk, rawan
telinga sudah terbentuk sempurna, puting susu sudah berbatas tegas dengan diameter
tujuh milimeter, kuku jari tangan sudah melewati ujung jari, garis tapak tangan dan
kaki sudah melebihi dua pertiga bagian, buah zakar sudah turun sempurna, rambut
kepala masingmasing helai terpisah satu sama lain dan tampak mengkilat, jaringan
lemak bawah kulit cukup tebal dengan ketebalan dua sentimeter, taju pedang
membengkok ke dalam, alis mata sudah lengkap, bagian ujungnya sudah jelas---------4. Ditemukan bibir yang berwarna biru, ujungujung jari dan kuku yang berwarna biru-5. Terdapat memar pada mukosa bibir dan pipi-------------------------------------------------II. Pemeriksaan Dalam-----------------------------------------------------------------------------
Pada pemeriksaan dalam, ditemukan dada sudah mengembang dan diafragma sudah
turun sampai sela iga lima, paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian
kandung jantung, terdapat bintikbintik perdarahan di kantong paru terutama di
bagian bawah paru dekat diafragma, uji apung paru memberikan hasil positif,
pemeriksaan mikroskopik paru menunjukkan alveoli paru yang mengembang
sempurna, terdapat udara di dalam usus halus------------------------------------------------III. Pemeriksaan Laboratorium--------------------------------------------------------------------
Golongan darah mayat bayi adalah B---------------------------------------------------------Pemeriksaan DNA menunjukkan kecocokan pada salah satu pita DNA antara ibu dan
bayi laki-laki tersebut.---------------------------------------------------------------------------Kesimpulan
15
Pada pemeriksaan mayat bayi lakilaki ini didapatkan bergolongan darah B, cukup
bulan dalam kandungan, hidup pada saat dilahirkan, dan tidak ditemukan tanda-tanda
perawatan setelah dilahirkan-----------------------------------------------------------------------------Berdasarkan pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, pemeriksaan laboratorium dan
penunjang yang dilakukan pada mayat bayi bahwa penyebab kematian adalah pembekapan
yang mengakibatkan asfiksia-----------------------------------------------------------------------------Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang
sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP-----------------------------------------Dokter yang memeriksa,
dr. Donny
16