Вы находитесь на странице: 1из 3

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Respon alergi secara klinis dan biologis pada individu disebut atopi. Atopi

merupakan kecenderungan personal dan atau familial, biasanya pada masa anak
atau remaja, untuk tersensitasi dan menghasilkan IgE sebagai respons terhadap
pajanan alergen, biasanya protein. Penyakit atopi sering terjadi dalam populasi
namun dengan beberapa variasi yang berbeda. Asma, dermatitis atopik, rinitis
alergi, dan alergi makanan merupakan penyakit atopi.1,2
Prevalensi puncak kejadian penyakit atopi terjadi pada masa kanak-kanak.
Kondisi atopi yang paling banyak dilaporkan pada 2 tahun pertama kehidupan
adalah dermatitis atopik (10%) dan alergi makanan (10%-15%). Angka kejadian
tersebut menurun menjadi 5% saat usia 4-7 tahun.1
Penyakit atopi ini biasanya berdiri sendiri atau tumpang tindih pada
beberapa anak dan keluarga. Prevalensi penyakit atopi ini meningkat per dekade
di sejumlah negara, termasuk negara maju dan negara berkembang. 1 Pada sebuah
penelitian di Uni Emirat Arab menyebutkan bahwa dari semua jenis alergi, paling
banyak di dominasi oleh perempuan. Usia rata-rata yang memiliki prediktor atopi
adalah pada usia 20 tahun.1,2
Gejala penyakit atopi berubah menurut umur.2 Pada awal neonatus akan
menghasilkan antibodi IgE terhadap susu dan protein telur, kemudian
bermanifestasi sebagai dermatitis atopik, gangguan gastrointestinal dan sewaktu-

waktu timbul gejala pada sistem respirasi. Sensitisasi terhadap tungau debu
rumah, bulu kucing, dan alergen dalam rumah yang lain akan timbul pada usia pra
sekolah dan usia sekolah hingga remaja.3
Peningkatan kejadian dermatitis atopik menimbulkan dampak beragam di
antaranya biaya pengobatan yang tinggi. Pada dermatitis atopik derajat sedang
diperlukan sedikitnya 6 minggu terapi dengan steroid pada 12 bulan pertama
kehidupan dengan biaya pengobatan yang melebihi penyakit diabetes mellitus tipe
juvenile.4 Diagnosis ditegakkan berdasarkan identifikasi gambaran morfologi yang
sering terdapat pada dermatitis atopik dan ditunjang oleh adanya riwayat atopi
dalam keluarga.3
Kejadian penyakit atopi selama masa perkuliahan berdampak pada kualitas
hidup dengan mengganggu kegiatan sehari-hari, absensi yang terbengkalai selama
masa perkuliahan, gangguan tidur dan serta ketidakmampuan untuk melakukan
kegiatan akademik maupun kegiatan ekstrakurikuler.2
Menentukan karakteristik riwayat atopi di kalangan mahasiswa dan
hubungannya antara jenis kelamin, usia dan riwayat atopi keluarga akan
memberikan informasi yang berguna sebagai intervensi awal untuk mengatur
strategi dan memodifikasi gaya hidup guna meningkatkan kesehatan serta kualitas
hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menilai karakteristik riwayat atopi pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.

1.2

Rumusan Masalah

Bagaimana karakteristik riwayat atopi

pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Mataram.

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui sebaran riwayat atopi diri berdasarkan usia, jenis
kelamin, dan riwayat atopi keluarga.
1.3.2 Untuk mengetahui sebaran karakteristik riwayat atopi berdasarkan awitan
usia pertama kali mengalami gejala atopi, gejala atopi dalam 12 bulan
terakhir, dan kunjungan ke dokter terkait gejala atopi.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1

Aspek Ilmu Pengetahuan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
karakteristik riwayat atopi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Mataram. Dari gambaran ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai pentingnya mengetahui riwayat atopi sebagai
pencegahan untuk meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup.

Вам также может понравиться