Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Buku petunjuk ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi petugas dinas
peternakan, penyuluh, kelompok peternak dan pihak terkait dalam
mengembangkan usaha pengolahan pakan skala kecil pada tingkat
kelompok.
Jakarta,
April 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
Halaman
i
ii
iii.
I.
PENDAHULUAN ............................................................................ ..
1. Latar Belakang .........................................................................
2. Tujuan .....................................................................................
3. Pengertian ................................................................................
4. Ruang Lingkup .........................................................................
1.
1.
2.
2.
3.
II.
3.
3.
3.
3.
4.
6.
III.
6.
6.
7.
7.
7.
8.
8.
8.
9.
9.
9.
10.
10.
10.
11.
11.
11.
11.
11.
11.
IV.
12.
12.
12.
12.
13.
13.
V.
14.
VI.
PELATIHAN .....
20.
VII.
ANALISIS EKONOMI.........
21.
VIII.
PENUTUP ...
25
DAFTAR LAMPIRAN
PEDOMAN
PEMBANGUNAN PABRIK PAKAN SKALA KECIL
DAN PROSES PENGOLAHAN PAKAN
I.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pakan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
usaha budidaya ternak. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis, jumlah
dan kualitas bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung
akan dapat mempengaruhi tingkat produksi dan produktifitas ternak yang
dipelihara.
Tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ternak sangat
dipengaruhi oleh total biaya pakan yang dikeluarkan, dimana biaya
pakan dapat mencapai 60 -70 % dari seluruh biaya produksi yang
diperlukan untuk usaha budidaya ternak.
Ketergantungan peternak pada penggunaan pakan jadi yang diproduksi
oleh perusahaan pakan masih tinggi, dimana sebagian besar bahan
pakan tersebut masih diimpor. Apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga
bahan pakan, akan mengakibatkan tingginya harga pakan jadi.
Penyediaan pakan yang murah, dari bahan pakan lokal yang tersedia
secara terus menerus di sekitar tempat usaha budidaya serta dapat
memenuhi kebutuhan gizi ternak, perlu diupayakan untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal dalam menunjang keberhasilan usaha
budidaya yang dilakukan.
2.
Tujuan
Tujuan dari Petunjuk Pembangunan Pabrik Pakan Skala Kecil (PP-SK)
dan pengolahan pakan adalah :
1)
2)
3.
Pengertian
Dalam petunjuk ini yang dimaksud dengan :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
peralatan yang
4.
9)
10)
11)
12)
13)
Ruang Lingkup
Untuk membangun PP-SK perlu diperhatikan 4 aspek penting yaitu : (1)
pengelolaan PP-SK, (2) pengelolaan bahan pakan, (3) proses
pengolahan bahan baku di PP-SK , (4) pelatihan.
II.
1)
Pengelolaan PP-SK
a. Penentuan lokasi
b. Persyaratan bangunan
c. Tata letak bangunan
d. Kebutuhan peralatan
2)
3)
4)
Pelatihan
a. Pelatihan operasionalisasi alsin
b. Pelatihan formula pakan
PENGADUKAN/ MIXING
SORTASI
PEMBERIAN UAP
PANAS
PEMBERSIHAN/
PENYARINGAN
PEMELETAN
PENGECILAN UKURAN
DAN PENGAYAKAN
PEMBENTUKAN
CRUMBLE
FORMULASI
PEMBENTUKAN DAN
PENGAYAKAN
PENIMBANGAN
PENGEMASAN
PRODUK MASH
PRODUK PELET
PRODUK
CRUMBLE
PENYIMPANAN
5. Kebutuhan Peralatan
Observasi dan informasi kebutuhan peralatan perlu dikuasai dan diakses
secara maksimal, agar peralatan yang dibeli dan digunakan merupakan
alat yang telah terbukti kinerjanya. Disamping itu harus tersedia suku
cadang dengan mudah.
Peralatan yang akan digunakan dalam pabrik pakan skala kecil perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Sudah memenuhi standar mutu (SNI), dan sudah diuji dibawah
lembaga yang berwenang serta mengutamakan produk lokal.
2) Spesifikasi teknis peralatan sesuai dengan kebutuhan .
III.
DRYER
DISKMILL
CORN SHELLER
7. Ayakan( shifter )
Alat ini berfungsi untuk menyaring bahan yang digiling dari alat disk mill
sehingga ukuran bahan menjadi seragam dan akan memudahkan
pengolahan selanjutnya. Sebaiknya menggunakan ukuran mash yang
kecil sehingga bagian yang masih kasar akan digiling kembali.
8. Timbangan (Weighing)
9. Pengaduk/Pencampur ( Mixer )
Untuk mencampur bahan pakan supaya homogen, terdiri dari 2 jenis
Mixer type horizontal kapasitas 300-500kg, dengan daya motor 12 hp.
Mixer type vertikal kapasitas mencapai lebih 2 ton/jam, dengan daya
motor 3 hp dan hp.
HORIZONTAL MIXER
VERTICAL MIXER
tipe horizontal
tipe vertical
CRUMBLE
14.
Gerobak / Troley
Untuk memudahkan dan mempercepat membawa bahan pakan.
Kaitan ( Gaco )
Penggunaan gaco terutama pada saat menaikkan atau menurunkan
karung bahan pakan atau mengangkut pelet yang sudah dikemas
dalam karung.
Peralatan bengkel
Terdiri dari kunci, palu, obeng,tang, gergaji dll digunakan kalau ada
masalah pada peralatan.
IV.
V.
Berikut ini Nutrisi beberapa bahan pakan penting dari hasil uji di
Pengujian Mutu Pakan Ternak (BPMPT) th 2007 :
Jenis Bahan
Jagung
K. Air
(%)
11.73
K. Abu
(%)
1.21
Protein Lemak
Kasar
Kasar
(%)
(%)
7.83
3.68
Serat
Kasar
(%)
3.28
K. Ca
(%)
0.06
Balai
K. P
(%)
0.59
1.64
Dedak Padi
10.56
7.37
11.86
15.24
8.63
0.10
Bk. Kedele
8.79
7.06
44.37
1.90
3.39
0.35
10.73
29.76
40.83
11.32
13.77
8.69
14.78
22.53
52.76
4.40
1.46
5.93
0.60
97.79
0.00
0.56
2.51
31.12
0.08
0.41
97.43
0.20
Bungkil Kelapa
5.87
5.77
19.44
15.97
11.38
0.04
Bkl. Kacang
13.87
17.48
5.65
6.28
18.64
0.50
7.55
3.88
14.69
10.34
26.51
0.20
Pollard
12.09
4.07
14.75
4.17
7.55
0.26
5.17
21.58
52.79
13.21
3.55
5.23
21.85
55.06
9.81
3.46
6.76
2.86
12.66
5.49
1.23
0.33
0.37
Tepung Tulang
Tp. Kerang
MBM
PMM
Corn Gluten
Meal
0.80
4.79
3.97
0.54
0.09
0.45
0.81
Nutrisi beberapa bahan pakan Substitusi dari hasil uji di BPMPT tahun 2007 :
Jenis Bahan
K. Air
(%)
K. Abu
(%)
Protein
Kasar
(%)
Lemak
Kasar
(%)
Serat
Kasar
(%)
K. Ca
(%)
K. P
(%)
Onggok
12.74
1.30
1.88
1.05
11.24
0.06
TTD
Limbah
Kacang
11.99
6.83
9.01
9.53
3.03
0.38
0.22
Kulit Kopi
11.34
8.00
13.01
1.71
31.56
0.69
0.12
Dedak
Jagung
12-13
8.5
4.0
3.0
Kopra
5.36
6.86
20.16
10.64
2.29
0.30
0.56
Kulit Coklat
4.69
10.42
6.48
0.95
47.30
0.37
0.00
Ampas Kecap
7.77
8.31
34.82
0.66
6.85
0.49
0.12
Kulit Udang
14.37
44.34
25.46
1.57
17.85
11.88
1.17
Maggot
Kering
8.31
13.10
34.29
25.24
18.02
4.11
0.56
Keong Mas
8.51
51.25
28.23
2.11
8.22
GE
3609.2
Keong Sawah
3.10
70.51
20.55
0.92
3.33
27.22
0.25
(a). Metode Linier adalah metode paling sederhana dan praktis. Prinsip
yang digunakan dengan mengetahui dan menghitung kandungan
protein bahan pakan. Sehingga nutrisi bahan pakan merupakan modal
pokok.
(b). Metode Exel , yaitu menyusun dengan bantuan computer program
exel karena mempermudah perhitungan. Diperlukan ketrampilan
untuk melakukan proses ini.
3. Ketersediaan bahan pakan.
Untuk mengetahui ketersediaan bahan pakan, kelompok peternak atau
petugas dapat melakukan inventarisasi potensi bahan pakan yang berada
disekitar lokasi pabrik.
4. Harga dan kualitas bahan pakan.
Fluktuasi harga bahan pakan perlu dipantau secara intensif guna
menghitung biaya produksi pakan yang murah dan berkualitas. Selanjutnya
untuk mengetahui kualitas bahan pakan yang baik perlu diperhatikan
beberapa hal : (a). Warna tidak berubah; (b) tidak berbau tengik ; (c) tidak
terlalu basah/lembab; (d). Tidak berjamur dan (e). tidak tercampur bahan
lain.
Berikut ini disajikan beberapa contoh formula pakan praktis untuk beberapa
jenis ternak
1. Pakan untuk Petelur
1.1 Pakan untuk periode awal (starter) sebaiknya menggunakan pakan
jadi produksi pabrik
1.2 Pakan untuk periode pertumbuhan (Grower) sbb :
Formula A
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung
50.0 %
Dedak
27.5 %
Bkl. Kedele
3.0 %
Bkl. Kac. Tanah
3.0 %
Tepung Gaplek
8.0 %
Tepung Ikan
3.0 %
Tepung Udang
5.0 %
Premix
0.5 %
Formula B
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung
50 .0 %
Dedak
22.0 %
Bkl. Kedele
4.0 %
Bkl. Kac. Tanah
3.0 %
Tepung Onggok
10.0 %
Bkl. Kelapa
2.5 %
Tepung Ikan
2.0 %
Tepung Udang
6.0%
Premix
0.5%
Formula C
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung
50.0 %
Dedak/bekatul
22.0 %
Kacang Kedel
7.0 %
Tepung Onggok
5.0 %
Bungkil Kelapa
2.5 %
Tepung gaplek
5.0 %
Tepung Ikan
2.0 %
Tepung Udang
6.0 %
Premix
0.5 %
Formula D
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung
55.0 %
Dedak halus
0.7 %
Ampas kelapa
1.3 %
Tepung ikan
1.0 %
Bungkil kelapa
0.5 %
Tepung daun lamtoro
1.0 %
-
Formula E
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung kuning
45.0 %
Dedak
29.0 %
Bkl. Kedele
5.0 %
Kulit buah kopi
10.0 %
Tepung ikan
5.0 %
Minyak kelapa
2.0 %
Kapur
2.0 %
Premix
2.0 %
Formula F
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung kuning
35.0 %
Dedak
31.0 %
Bungkil kedele
5.0 %
Kulit buah kopi
15.0 %
Tepung ikan
6.0 %
Minyak kelapa
3.0 %
Kapur
3.0 %
Premix
2.0 %
Formula G
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung kuning
25.0 %
Bungkil kedele
12.0 %
Daun talas
3.8 %
Daun talas
8.0 %
Tepung ikan
10 %
Minyak Kelapa
3%
Kapur
2%
Premix
2%
Formula H
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung kuning
50.0 %
Dedak
20.0 %
Bungkil kedele
12.0 %
Lumpur sawit
8.0 %
Keong Mas
2.0 %
Tepung ikan
1.5 %
Minyak kelapa
2.5 %
Kapur
2.0 %
Premix
2.0 %
1.3
Formula A
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung
50%
Dedak/bekatul
20%
Bkl. Kacang Tanah
6%
Bkl. Kelapa
3%
Kacang Hijau
3%
Tepung Tulang
2%
Kapur
2%
Mineral
6%
Kulit kerang
6%
Formula B
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung
5,5%
Kedele
0,7%
Tp. Tapioka
1,3%
Tp. Kc. Tanah
1,0%
Tp. Daun singkong
0,5%
Tp. Bekicot
1,0%
Tp. Cacing Tanah
5%
Formula C
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung kuning
25%
Beras
25%
Kacang hijau
25%
Bagah
25%
Tambahan hijauan segar
Formula D
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung
42,5%
Beras
20%
Dedak
10%
Tepung ikan
10%
Formula E
Jenis Bahan Pakan
Jagung kuning
Dedak
Bungkil Kedele
Kulit buah kopi
Tepung ikan
Minyak kelapa
Kapur
Premix
Formula F
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung kuning
25%
Bungkil kedele
1%
Daun talas
31%
Ampas kelapa
11%
Tepung ikan
10%
Minyak kelapa
3%
Kapur
2%
Premix
2%
Persentase
35%
31%
5%
15%
6%
3%
3%
2%
Formula G
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung kuning
50%
Dedak
20%
Bungkil kelapa
8%
Lumpur sawit
8%
Keong mas
2%
Tepung ikan
5%
Minyak kelapa
3%
Kapur
2%
Premix
2%
2.
2.2
Formula A
Jenis Bahan Pakan
Jagung
Beras
Dedak
Tepung ikan
Bungkil kedele
Kulit kerang
Garam
Persentase
42.5%
20%
10%
10%
15%
2%
0.5%
Formula C
Jenis Bahan Pakan
Jagung
Sorgum
Bekatul
Tepung gaplek
Tepung Rese
Tepung ikan
Tepung bulu
Kacang hijau
Tp. Daun Singkong
Persentase
50%
10%
7%
5%
8%
3%
6.5%
9%
1.5%
Formula E
Jenis Bahan Pakan
Jagung
Dedak halus
Tepung ikan
Tepung daun lamtoro
Bungkil kelapa
Minyak kelapa
Tp. Kerang/ kapur
Persentase
5.5%
0.7%
1.0%
1.0%
0.8%
0.3%
0.05%
Formula B
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung
27,5%
Beras
50%
Dedak
12%
Tepung ikan
10%
Garam
0.5%
Formula D
Jenis Bahan Pakan Persentase
Jagung
50%
Sorgum
10%
Bekatul
20%
Tepung gaplek
2%
Tepung daun pepaya
3%
Tepung bekicot
7%
Tepung bulu
7%
Minyak kelapa
1%
3.
Pakan Itik
Pakan itik, dibagi menjadi 3 phase pemeliharaan :
3.1 Pakan Starter (umur 1 hari 2 minggu)
3.2 Pakan Grower (umur 2 minggu 4 bulan)
3.3 Pakan Layer (umur 4 bulan 2 tahun)
Formula B
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Dedak
45%
Cangkang udang
25%
Ikan segar
20%
Konsentrat
9.5%
Premix
0%
Formula C
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung giling
25%
Bekatul
35%
Kedele
10%
Ikan
9%
Daun singkaong
5%
Bekicot cincang
15%
Garam
1%
Formula A
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Dedak
55%
Menir
13%
Cangkang udang
20%
Ikan segar
9%
Kapur
2%
Premix
0.5%
Formula B
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Dedak
30,5%
Ikan rucah
21%
Cangkang udang
12%
Nasi kering
33%
Tepung Kapur
3%
Premix
0.5%
Formula C
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Dedak
25.5%
Ikan rucah
12%
Konsentrat
3%
Ampas tempe
58%
Premix
0.5%
Tepung kapur
1%
Formula D
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung
10%
Bekatul
15%
Bungkil kelapa
5%
Beras merah
30%
Kedele giling
12%
Tp. Tulang
4.5%
Tp. ikan
3%
Garam
0.5%
Formula E
Jenis Bahan Pakan
Persentase
Jagung
25%
Dedak kasar
25%
Kc. Kedele giling
15%
Bekicot cincang
15%
Tepung ikan
10%
Tepung daun singkong
5%
Garam
5%
VI.
PELATIHAN
Pelatihan /magang yang diperlukan dalam pengembangan pakan khususnya
dalam pembangunan pabrik pakan skala kecil dan pengolahan pakan adalah :
1.
VIII.
2.
3.
ANALISIS EKONOMI
Pengelolaan pabrik pakan skala kecil harus memperhatikan nilai efisiensi dan
ekonomis dalam pemanfaatannya. Secara ekonomis dalam pemanfaatannya
akan menguntungkan kalau biaya operasionalnya tidak melebihi dari
penerimaan bersih atau hasil yang sesungguhnya.
Alat dan Mesin atau Alsin yang digunakan harus sudah teruji kinerja dan
kemampuannya sesuai spesifikasi teknisnya dalam pengolahan pakan atau
sudah mempunyai standar tertentu. Alsin tersebut harus telah dapat
dioperasionalkan sehingga dapat memberikan hasil yang baik selama masa
pakai atau umur ekonomisnya.
Setiap peralatan yang digunakan harus mempunyai analisa pemanfaatan
yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga dapat memberikan keuntungan
yang wajar bagi pengelolanya. Demikian pula bahan pakan yang digunakan
harus dari bahan yang bermutu baik dan mempunyai nilai gizi yang sesuai
dengan kebutuhan untuk tiap jenis ternak dalam tingkat pertumbuhan tertentu.
Biaya pokok per kg pakan yang dihasilkan masih dapat memberikan
keuntungan setelah dipasarkan atau untuk digunakan sendiri oleh kelompok.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian pabrik pakan
yaitu :
1. Umur ekonomis.
Secara ekonomis pemanfaatan pabrik pakan akan menguntungkan kalau
diusahakan dilokasi dimana banyak terdapat sarana pendukung seperti
bengkel, kios suku cadang, tersedia bahan pakan yang cukup yang murah
dari bahan pakan yang tersedia disekitar lokasi tempat pengolahan pakan
tersebut. Pemanfaatan pabrik pakan ini harus sudah mempunyai analisa
yang menyeluruh sehingga pabrik pakan yang didilrikan tersebut akan
dapat berjalan dan memberikan keuntungan secara terus menerus pada
kelompok dan peternak sekitarnya.
Umur ekonomis suatu Alsin adalah sejak dari pembelian dalam keadaan
baru 100% hingga umur pada saat Alsin tersebut tidak ekonomis lagi dan
sebaiknya diganti dengan yang baru daripada jika terus digunakan.
Dengan kata lain biaya perawatannya sudah semakin besar. Nilai akhir
suatu Alsin adalah harga nya pada akhir umur ekonomisnya. Penghitungan
nilai akhir suatu peralatan diasumsikan 10% dari harga pembelian setelah
melalui penghitungan penyusutan setiap tahun atau diperkirakan 5 tahun.
2. Umur Teknis
Selanjutnya harus diperhatikan umur secara teknis yaitu kemampuan Alsin
memberikan hasil kinerja yang baik dalam pengoperasiannya, komponen
peralatan, masa pakai efektif, tingkat kerusakan. Umur teknis adalah batas
dimana alsin tersebut masih bisa beroperasi secara normal sampai sama
sekali tidak bisa digunakan. Umur ekonomis dan Teknis harus dapat
berjalan seiring dan saling bersinergi untuk memberikan hasil yang baik.
3. Perhitungan Biaya
3.1 Biaya Tetap
Komponen biaya tetap bersifat berdiri sendiri (independen) terhadap
penggunaan alsin. Dengan kata lain biaya tetap tidak berubah
dengan adanya perubahan jam kerja, pengoperasian dll. Biaya
tersebut adalah sebagai berikut;
1).
Biaya penyusutan
Penurunan dari nilai biaya modal suatu alat akibat dari
pertambahan umur alsin dalam penggunaan. Rumus yang
digunakan adalah :
AD = (IC - SR)/N
Dimana :
AD = biaya penyusutan tiap tahun, Rp/th
IC = harga beli mesin (Investment Cost)
SR = Nilai Akhir, Rp (asumsi 10% dari harga beli)
N = Perkiraan umur ekonomis, th
2)
IC + SR
2
X IR
Dimana :
AI = Bunga Modal, Rp
IC = Harga Awal, Rp
SR = Nilai Akhir, Rp (10% x harga beli)
IR = Tingkat suku bunga saat ini
3)
2) Biaya Operator
Biaya operator tergantung pada keadaan setempat, dimana
mereka menerapkan upah operator yang berbeda. Biaya operator
per jam dapat dicari dari :
Biaya Operator/jam
b.
Kriteria Investasi
Ada dua kelompok Kriteria Investasi yaitu
Undiscounted dan Discounted
perhitungan dengan
4.1. Undiscounted
Adalah perhitungan yang tidak memperhatikan waktu dari arus
biaya dan pemasukan. Perhitungan ini juga tidak memasukkan
perubahan nilai terhadap waktu. Terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu :
1)
= IC / AABF
= B (X ) { (FC AD) + VC (X)}
dimana :
PBP = periode pengembalian,th
IC
= harga pembelian, Rp
B
= pemasukkan, Rp/th
FC
= biaya tetap/th
AD
= biaya penyusutan/th
VC
= biaya tidak tetap/th
X
= tingkat penggunaan,ton/th
4.2. Discounted
Perhitungan discounted adalah kriteria perhitungan yang
mempertimbangkan adanya perubahan nilai uang terhadap waktu.
Ada 3 (tiga) perhitungan discounted :
1) Net Present Value (NPV)
Adalah selisih antara nilai present value ( nilai saat ini) dari
pemasukan dengan present value dari pengeluaran selama
umur ekonomisnya. NPV harus lebih besar atau sama dengan
nol agar tidak rugi.
IR(2) IR(1) x
dimana :
IR (1)
=
IR (2)
=
NPV (1) =
NPV (2) =
NPV (1)
NPV(2) -NPV(1)
IX.
PENUTUP
Pabrik pakan skala kecil ini akan dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok
peternak sesuai dengan pakan yang diperlukan.Bahan pakan dapat disediakan
secara lokal baik dari bahan pakan konvensional yang sudah dikenal selama ini
maupun bahan pakan inkonvensional yang berasal dari sisa agroindustri seperti
bungkil inti sawit, lumpur sawit, tepung singkong, onggok-onggok, keong mas,
kulit buah kopi dll.
Untuk mempercepat pembangunan pabrik pakan skala kecil tersebut sangat
dibutuhkan dukungan dari Pemerintah Daerah, Swasta dan Masyarakat berupa
bimbingan teknis, pendanaan dan sosialisasi sehingga pengembangan pabrik
pakan berdampak baik terhadap ketersediaan dan pemenuhan kebutuhan
pakan ternak serta sekaligus dapat meningkatkan pendapatan para peternak.
X.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Tanenjaya R.
4.
Wahyu S.
XI.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran -1.
NO
PROPINSI
KADAR
AIR
3
KADAR
ABU
4
PROTEIN
KASAR
5
LEMAK
KASAR
6
SERAT
KASAR
7
15.90
1.23
9.04
1.78
15.73
1.32
8.29
13.26
1.27
14.20
Ca
2.05
0.15
0.24
3.10
2.58
0.04
0.27
8.55
3.73
1.52
0.02
0.25
1.35
10.45
4.41
2.87
0.20
0.28
13.86
1.15
7.98
5.49
1.90
0.12
0.15
16.58
1.03
8.08
2.16
1.75
0.08
0.14
13.69
1.21
9.34
3.55
2.51
0.06
0.14
15.92
1.37
7.98
2.31
3.52
0.17
0.22
14.7
1.02
8.5
2.5
2.64
0.2
0.15
Jawa Tengah 1
(Jagung Banyumas)
1
Jawa Tengah 2
(Jagung Putih)
2
Jawa Tengah 3
(Jagung PBG)
3
Jawa Tengah 4
(Jagung Madura)
4
Jawa Tengah 5
(Jagung Giling)
5
Jawa Tengah 6
(Jagung Giling)
6
Jawa Tengah 7
(Jagung Putih)
7
Jambi 1
8
Jambi 2
(Jagung Halus)
9
Jambi 3
(Jagung Giling)
10
17.08
1.01
8.06
1.41
1.55
0.09
0.15
11
Jambi 4
(Jagung Giling)
15.97
0.95
6.19
3.59
3.15
0.15
0.55
12
Jambi 5
13.6
1.5
7.44
2.39
4.67
0.02
0.25
13
Jambi 6
13.61
1.13
7.8
1.43
3.07
0.02
0.18
14
Batam
12.89
0.8
6.67
1.58
1.72
0.13
0.12
15
Sulawesi Selatan
12.84
1.45
8.38
4.33
3.63
0.21
0.25
Lampiran -2
KADAR
AIR
3
KADAR
ABU
4
PROTEIN
KASAR
5
LEMAK
KASAR
6
SERAT
KASAR
7
Jawa Tengah 1
11.27
7.65
10.36
7.13
Jawa Tengah 2
9.48
8.46
10.96
Jambi 1
9.4
10.18
Jambi 2
10.09
Jambi 3
Jambi 4
Batam 1
Batam 2
NO
PROPINSI
Ca
12.99
0.17
0.78
6.30
15.60
0.14
0.59
12.96
15.2
8.92
0.15
2.08
11.84
8.6
7.41
23.11
0.02
0.14
9.56
17.22
7.05
6.92
23.92
0.03
0.56
10.89
9.91
10.57
7.7
14.64
0.04
1.26
9.08
12.85
17.38
7.5
5.24
11.26
3.6
9.5
30.93
8.54
0.07
0.11
0.3
0.96
No
I
Uraian
Sub total I
III
Harga
(000 Rp )
Jumlah
Modal Tetap
- Tanah
- Bangunan
- Alat/mesin
II
Satuan
150 m
100 m
1 unit
200
500
75.000
30.000
50.000
75.000
155.000
2.500
5.000
33.850
1.169.689
48.000
30.000
30.000
15.000
30.000
6.750
300
2.000
1.331.739
Biaya Produksi/tahun
1.365.589
600
6.750
5.000
5.000
9.000
Uraian
Rumus
Jumlah
( Rp)
1.
2,850
2.
Penjualan/tahun
1.710.000
3.
1.365.589
4.
Penghasilan kotor/th
Rp1.710.000 Rp1.365.589
344.411
5.
Pajak (20% )
20 % x Rp 344.411
68.882.2
6.
Rp344.411 Rp68.882,2
7.
275.528,8
89.528,8