Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
dengan
tuntutan
kepada
pemerintah
untuk
meningkatkan
92
93
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
94
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar mengelola wajib pajak skala
besar secara fungsional dengan jenis badan dan jumlah terbatas.
Tidak semua jenis pajak dikelola, hanya PPh, PPN, PPnBM, dan Bea
Materai.
Mengelola Wajib Pajak Besar jenis badan dalam lingkup Kantor Wilayah.
Jenis pajak yang dikelola: PPh, PPN, PPnBM, dan Bea Materai.
95
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Mengelola wajib pajak menengah bawah, wajib pajak badan, dan orang
pribadi serta bendaharawan pemerintah.
Jenis pajak yang dikelola: PPh, PPN, PPnBM, Bea Materai, PBB, dan
BPHTB.
96
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
berkantor di Gedung Concordia (sekaarng Gedung Merdeka) Jalan Asia Afrika. Pada
tanggal 21 Agustus 1947 bersamaan dengan Agresi Militer Belanda I, Kantor
97
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Kelompok Coorporative, yaitu kelompok anti republik yang tidak ikut evakuasi
dan yang bekerja sama dengan NICA.
2.
98
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
2.
3.
99
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
2.
100
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Inspeksi Pajak Bandung Timur yang beralamatkan di Jalan Asia Afrika nomor
114 Bandung.
2.
29 Maret 1994 terjadi reorganisasi pada Dirjen Pajak, semula Kantor Pelayanan Pajak
yang ada di Kotamadya dan Kabupaten Bandung yang terdiri dari empat Kantor
Pelayanan Pajak antara lain tiga Kantor Pelayanan Pajak di Kodya Bandung yaitu :
1. KPP Bandung Barat di Jalan Soekarno-Hatta No.216 Bandung.
2. KPP Bandung Timur di Jalan Kiaracondong No.372 Bandung.
3. KPP Bandung Tengah di Jalan Purnawarman No.21 Bandung.
4. KPP Bandung Cimahi di Cimahi.
Kemudian dipecah lagi menjadi lima KPP, yaitu :
1. KPP Bandung Tegallega di Jalan Soekarno-Hatta No.216 Bandung.
2. KPP Bandung Karees di Jalan Kiaracondong No.372 Bandung.
3. KPP Bandung Cibeunying di Jalan Purnawarman No.21 Bandung.
4. KPP Bandung Bojonagara di Jalan Cipaganti No.155-157 Bandung.
101
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
dimana pada waktu sudah ada pemungutan pajak yang dikenal dengan nama Oorlogs
Avergangs Blastik yang berarti pajak peralihan. Separti layaknya pemungutan pajak
seperti saat ini, pemungutan pajak pada jaman dulu dipungut berdasarkan undangundang yang berlaku pada saat itu. Pemungutan ini dilaksanakan oleh badan yang
bernama Inspectie Vinantie, yang memiliki wewenang untuk mengurus dan
mengawasi masalah pemungutan pajak yang dilakukan secara paksa pada rakyat.
Keluar dari masa penjajahan Balanda, Indonesiamasuk dalam masa
penjajahan Jepang. Pada masa pemerintahn Jepang. Istilah Oorlogs Avergangs
Blastik diganti dengan Zaimuba, yang diberi tugas untuk mengurus masalah keungan
Jepang di Indonesia.
Lepas dari tangan penjajahan Jepang, Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, pemerintahan baru Indonesia
mengganti istilah Zaimuba dengan Inspeksi Keuangan. Badan ini bertempat
Corcodia (Gedung Merdeka) Badung yng terletak di jalan Raya Barat atau untuk
102
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
sekarang lebih dikenal dengan nama Asia Afrika. Inspeksi Keuangan Badung
meliputi daerah swatantra tingkat II Praja Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Sumedang, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan
Banjar.
Ketika terjadi Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Agustus 1947, Kantor
Inspeksi Keuangan dipindah ke Kabupaten Soreang dengan alasan agar tidak
terganggu. Namun pemindahan ini tidak menjadi solusi yang baik, perang tidak
terhindarkan, tanggal 19 Desember 1948 terjadi Agresi Militer Belanda II, dimana
ibu kota Negara Republik Indonesia yang saat itu terletak di Yogyakarta direbut oleh
Belanda. Untuk mengantisipasi hal yang sama, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung
dipindahkan lagi, kali ini ke Tasikmalaya.
Setelah Indonesia diakui kedaulatannya, Kantor Inspeksi Keuangan yang
berkedudukan di Tasikmalaya bergabung kembali dengan Kantor Inspeksi Keuangan
di Bandung, dan seiring berjalannya waktu, denagn bertambahnya penduduk serta
berkembangnyatingkat eknomi rakyat, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung berubah
menjadi Kantor Inspeksi Pajak Bandung. Daerah wewenangnya sendiri meliputi
daerah swatantra tingkat II Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Sumedang, Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis yang berkedudukan di jalan Asia Afrika
No. 114 Bandung, sedangkan untuk Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan
Subang berkedudukan di Karawang.
103
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
104
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
105
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
pajak, yang waktu itu dikenal dengan nama Oorlogs Overgangs Belasting, yang
berarti pajak peralihan, pajak ini dilakukan oleh suatu badan yang bernama Inspectie
106
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Pinantie yang bertugas mengurus soal pemasukan pajak rakyat berdasarkan UndangUndang yang berlaku pada masa itu.
Setelah Jepang menduduki Indonesia, maka pada tanggal 9 Maret 1942 De
Inspectie Penantie diganti menjadi Zaimuba yaitu suatu jawaban buatan Jepang yang
mengurus soal keuangan.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 yaitu setelah diproklamasikan kemerdekaan
negara Republik Indonesia, maka Zaimuba diganti menjadi Inspeksi Keuangan yang
berkedudukan di Corcodia (Gedung Merdeka) Bandung. Inspeksi Keuangan
Bandung meliputi daerah swantara tingkat II kota praja Bandung, Kabupaten
Bandung, Kabupaten Sumedang, Bekasi, Purwakarta, Subang, Garut, Tasikmalaya,
Ciamis dan Bogor.
Tanggal 21 Agustus 1947 bersamaan dengan Agresi Militer Belanda I, Kantor
Inspeksi Bandung pindah ke Kabupaten Soreang dengan alasan agar keamanan tidak
tergangu, tetapi akibat revolusi fisik yang berkepanjangan maka peperangan tidak
dihindarkan dan pada saat terjadi Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19
Desember 1948, Ibukota saat itu berada di Yogyakarta direbut Belanda. Untuk
menghindar serangan tersebut, maka Kantor Inspeksi Keuangan Bandung
dipindahkan ke Tasikmalaya. Bersamaan dengan kejadian tersebut, kekuasaan
Republik Indonesia terpecah menjadi dua yaitu:
a. Kelompok yang bekerjasama dengan Belanda dan menolak pindah ke
Tasikmalaya kelompok ini menganut system Coorporative, yaitu Inspeksi
Keuangan Bandung yang beraliran ini berkedudukan tetap di Bandung.
107
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
108
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
yang
berbatasan
dengan
Jalan
Mochamad
Toha,
Jalan
109
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
110
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
111
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
112
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
5. Kecamatan Rancasari
6. Kecamatan Margacinta
Kedudukan Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas adalah sebagai unsur
pelaksana Direktorat Jenderal Pajak di bidang pelayanan pajak. Keberadaan Kantor
Pelayanan Pajak Bandung Cicadas berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I. Secara
organisatoris, KPP Bandung Cicadas dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang
dibantu oleh Kepala Seksi, Account Representatif (AR), Fungsional Pemeriksa,
Fungsional Penilai PBB dan para Staf Pelaksana.
4.1.1.2 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota
Bandung
Visi
perpajakan
kelas
dunia,
yang
dipercaya
dan
dibanggakan masyarakat.
Misi
Fiskal
menunjang
kemandirian
pembiayaan
pemerintahan
113
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Ekonomi
Politik
Kelembagaan
114
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
pencarian
dan
pengolahan
data,
pengamatan
potensi
115
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
116
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Pelayanan
Pajak
Pratama
di
wilayah
Kota
Bandung
117
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Pelayanan
mempunyai
fungsi
dan
tugas
melaksanakan
118
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak, rekonsilisasi data wajib pajak
dalam rangka intentifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding.
7. Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan mempunyai fungsi dan tugas melaksanakan untuk
menyusun
rencana
pemeriksaan,
pengawasan
pelaksanaan
aturan
119
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
120
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Tabel 4.2
Profil Responden Berdasarkan Usia
Usia
Jumlah Responden
Persentase %
< 30 Tahun
4
8%
30 40 Tahun
28
56%
40 50 Tahun
15
30%
50 60 Tahun
3
6%
Diatas 60 Tahun
0
0%
Jumlah
50
100 %
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang berusia dibawah
30 tahun berjumlah 4 orang atau sebesar 8%, 31-40 tahun berjumlah 28 orang atau
sebesar 56%, 41-50 tahun berjumlah 15 orang atau sebesar 30%, 51-60 tahun sebesar
3 orang atau sebesar 6%, Diatas 60 tahun berjumlah 0 orang atau sebesar 0%. Jadi
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 30-40
tahun. Hal ini dikarenakan usia dibawah 30-40 tahun merupakan pegawai yang sudah
dinilai cukup mempunyai dedikasi dan loyal terhadap melaksanakan tugasnya.
c.
Jumlah Responden
Persentase %
0
0
5
30
15
50
0%
0%
10%
60%
30%
100%
121
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
122
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
4.2.1
terjadi mengenai variabel yang sedang diteliti. Pada penelitian ini terdapat dua
variabel yang diteliti, yaitu sistem adminitrasi perpajakan modern serta efektivitas
pelaksanaan pemeriksaan rutin pada KPP di wilayah Kota Bandung. Hasil tanggapan
responden akan diuraikan melalui tabel frekuensi dan persentase skor aktual
tanggapan responden terhadap skor ideal. Melalui tabel frekuensi akan terlihat tingkat
persetujuan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam
kuesioner dan melalui persentase skor tanggapan responden akan dapat dilihat
klasifikasi tanggapan responden sebagai representasi seluruh responden.
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil penelitian yang diperoleh dengan
memberikan penilaian atas jawaban responden yang diisi oleh 50 orang responden
yang merupakan karyawan bagian fungsional pemeriksaan pajak pada KPP di
Wilayah Kota Bandung, dimana untuk menetapkan peringkat dalam setiap tahapan
dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal menggunakan
rumus sebagai berikut:
Skor aktual
% skor aktual =
X 100%
Skor ideal
123
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Keterangan :
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang
telah diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Dengan kriteria berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4.4
Kriteria Persentase Tanggapan Responden
No.
1
2
3
4
5
% Jumlah Skor
20.00% 36.00%
36.01% 52.00%
52.01% 68.00%
68.01% 84.00%
84.01% 100%
Kriteria
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup
Baik
Sangat Baik
124
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
A) Struktur Organisasi
Tabel 4.5
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Stuktur Organisasi
No.
Instrumen
Kriteria Jawaban
Total
15
Setuju (4)
12
10
22
24
20
44
10
16
172
155
327
250
250
500
Skor aktual
100%
Skor ideal
125
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
No.
Instrumen
Total
10
16
26
Setuju (4)
14
26
22
48
12
118
188
306
500
250
250
sebesar 65,4% menunjukkan cukup. Tanggapan responden tersebut menjawab
identifikasi masalah mengenai, kebutuhan pelayanan prima pada WP untuk
menunjang kepatuhan. Dengan sistem pelayanan di KPP yang cukup terintegrasi
menunjang kepatuhan WP.
B) Bussiness Process dan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tabel 4.6
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Bussiness Process dan Informasi
dan Teknologi
126
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Skor aktual
100%
Skor ideal
127
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
No.
Instrumen
Kriteria Jawaban
Total
40
23
63
Setuju (4)
22
30
238
218
456
250
250
500
Skor aktual
100%
Skor ideal
128
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
responden
tersebut
menjawab
identifikasi
masalah
mengenai,
No.
Instrumen
Total
16
Setuju (4)
15
32
30
62
172
168
340
250
250
500
129
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Skor aktual
100%
Skor ideal
130
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
131
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
No.
Instrumen
Kriteria Jawaban
Total
24
18
42
Setuju (4)
21
22
43
13
217
207
424
250
250
500
Skor aktual
100%
Skor ideal
132
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Kriteria Jawaban
No.
Instrumen
Total
3
Sangat Setuju (5)
18
18
Setuju (4)
25
25
209
209
250
250
responden terhadap kriteria pemeriksaan rutin di KPP Pratama Di Wilayah Kota
Bandung sebesar 84,8 % menunjukkan sangat baik.
133
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Skor aktual
100%
Skor ideal
Kriteria Jawaban
Total
23
20
5
2
23
17
5
0
23
21
4
2
25
20
4
1
26
19
4
1
120
97
22
6
134
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
214
198
215
219
220
1066
250
250
250
250
250
1250
Skor aktual
100%
Skor ideal
4.2.2
penelitian. Pengujian hipotesis dalam panalitian kali ini adalah untuk membuktikan
ada tidaknya pengaruh sistem administrasi perpajakan modern (variabel independent)
terhadap efektivitas pelaksanaan pemeriksaan rutin (variabel dependent). Untuk
menguji hipotesis tersebut, maka peneliti melakukan beberapa langkah antara lain:
1. Korelasi Rank Spearman
135
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Tabel 4.12
Penentuan Ranking Setiap Variabel Sebagai Penolong Penghitungan Rank
Spearman
NO
1
2
3
4
5
6
7
X
35
35
28
28
35
35
28
Y
40
40
32
32
40
40
32
rX
rY
d2
d(rX - ry)
8,5
8,5
8,5
8,5
33,5
33
0,5
0,25
33,5
33
0,5
0,25
8,5
8,5
8,5
8,5
33,5
33
0,5
0,25
136
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
28
35
28
35
21
28
32
21
27
28
35
21
28
35
35
31
28
30
35
31
28
35
26
28
35
28
29
35
35
29
30
28
35
34
32
40
32
40
24
32
39
24
38
32
40
24
32
40
40
37
32
33
40
38
32
39
31
32
40
32
40
40
40
40
38
32
40
25
33,5
33
0,5
0,25
8,5
8,5
33,5
33
0,5
0,25
8,5
8,5
48,5
48
0,5
0,25
33,5
33
0,5
0,25
18
17,5
0,5
0,25
48,5
48
0,5
0,25
43
20
23
529
33,5
33
0,5
0,25
8,5
8,5
48,5
48
0,5
0,25
33,5
33
0,5
0,25
8,5
8,5
8,5
8,5
19,5
22
-2,5
6,25
33,5
33
0,5
0,25
21,5
23
-1,5
2,25
8,5
8,5
19,5
20
-0,5
0,25
33,5
33
0,5
0,25
8,5
17,5
-9
81
44
43
33,5
33
0,5
0,25
8,5
8,5
33,5
33
0,5
0,25
23,5
8,5
15
225
8,5
8,5
8,5
8,5
23,5
8,5
15
225
21,5
20
1,5
2,25
33,5
33
0,5
0,25
8,5
8,5
17
44
-27
729
137
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Total
28
25
22
21
28
28
35
28
28
32
26
32
32
32
32
21
27
32
1704
1712
Sumber: Data Primer Yang Diolah
33,5
33
0,5
0,25
45
45
46
33
13
169
48,5
33
15,5
240,25
33,5
33
0,5
0,25
33,5
33
0,5
0,25
8,5
50
-41,5
1722,25
33,5
44
-10,5
110,25
33,5
33
0,5
0,25
1275
1273
4048
138
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
rs = 1 125000 - 50
24288
rs = 1 124950
rs = 1 - 0,218
rs = 0,782
Setelah dilakukan penghitungan secara manual, maka dapat diketahui bahwa
besarnya korelasi atau hubungan antara sistem adminitrasi perpajakan modern
terhadap efektivitas pelaksanaan pemeriksaan rutin adalah sebesar 0,782.
Setelah melakukan perhitungan secara manual, maka peneliti pun melakukan
penghitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS 12.0 For Windows dan
hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Korelasi Antara Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap
Efektivitas Pelaksanaan Pemeriksaan Rutin Dengan Menggunakan SPSS 12.0
Variabel X
Spearman's rho
Variabel X
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Variabel Y
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Variabel Y
1,000
,782(**)
,000
50
50
,782(**)
1,000
,000
50
50
139
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
140
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
141
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
0,782 50 2
t=
1 (0,782)2
0,782 (6,928)
t=
1 0,612
5,418
t=
0,629
t = 8,614
142
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
-8,614
-1,684
1,684
8,614
Gambar 4.1
Uji Dua Belah Pihak Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis
143
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Dari hasil semua pernitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
administrasi perpajakan modern mempunyai korelasi yang kuat dan positif (+)
terhadap efektivitas pelaksanaan pemeriksaan rutin, ditunjukkan oleh angka hasil
korelasi yang kuat yaitu sebesar 0,782. Ini berarti bahwa apabila sistem administrasi
perpajakan modern berjalan dengan baik, maka pelaksanaan pemeriksaan rutin pun
akan berjalan dengan baik dan efektif.
Sistem administrasi perpajakan modern juga mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan pemeriksaan rutin, ditunjukkan oleh
besarnya thitung lebih besar daripada ttabel yaitu 8,614 > 1,684. Hal ini membuktikan
hipotesis penelitian bahwa sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh
secara signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan pemeriksaan rutin.
Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan di atas baik perhitungan manual
maupun menggunakan SPSS 12.0 For Windows, hasilnya adalah sistem administrasi
perpajakan modern dan efektivitas pelaksanaan pemeriksaan rutin sudah baik, serta
adanya pengaruh yang kuat dan signifikan antara system administrasi perpajakan
modern
terhadap
efektivitas
pelaksanaan
pemeriksaan
rutin.
Hal
tersebut
membuktikan teori yang dikemukakan oleh Siti Kurnia Rahayu, sebagai berikut:
Sistem administrasi perpajakan modern memiliki program-program
reformasi administrasi perpajakan jangka menengah DJP, diantaranya
yaitu program meningkatkan efektivitas pemeriksaan.
(2009:117)
144
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN