Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG.
Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan jumlah penduduk di sertai dengan
makin meningkatnya kebutuhan akan sarana dan prasarana penunjang. Hal ini perlu di
imbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur baik teknis dan non teknis
untuk menunjang dan mengimbangi peningkatan kebutuhan tersebut.
Kebutuhan akan sarana penjunjang meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk. Perkebangan kebutuhan juga terjadi hampir di semua aspek sosial dan
budaya, termasuk juga salah satunya peningkatan kebutuhan masyarakat akan adanya
sarana untuk penyediaan serta pelaksanaan pelayanan masyarakat yang bermutu dan
berkwalitas.
1.2
1.2.1
Tujuan.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang baik dari segi
Sasaran.
Memenuhi kebutuhan serta meningkatkan sarana dan prasarana serta
memperbaiki system pelayanan baik struktur maupun non struktur dari sarana pekerjaan
yang akan dilaksanakan agar dapat menujang pemenuhan kebutuhan yang telah
direncanakan.
1.3
Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan Pembuatan Selasar Kantor adalah sebagai berikut :
a. Melakukan koordinasi dengan Pemberi Tugas dan Instansi terkait mengenai halhal yang akan dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan Bestek.
b. Pengadaan/Penyiapan material dan bahan meliputi :
-. Menganalisa dampak atau hambatan yang akan ditemui dalam pekerjaan,
serta kemungkinan pembiayaanya.
-. Memperkirakan jangka waktu dan jadwal kerja serta pengerahan tenaga yang
dibutuhkan agar pelaksanaan dapat dilaksanakan tepat waktu, mengingat
Pekerjaan ini sangat dibutuhkan dengan uraian pekerjaan sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Tanah.
c. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran.
d. Pekerjaan Beton.
e. Pekerjaan Lantai dan Keramik.
f.
Pekerjaan Atap
g. Pekerjaan Pengecatan
h. Pekerjaan Lain-lainnya
BAB II
Pengenalan lokasi
2.1
Provinsi Gorontalo yang berjarak + 20 km dari pusat kota gorontalo, tepatnya berada di
salah satu daerah bagian toritorial Kabupaten Gorontalo yaitu di Kecamatan Pentadio
Kabupaten Gorontalo.
2.2
Transportasi.
Transprtasi ke lokasi pekerjaan umumnya sangat baik, bisa ditempuh dengan
kenderaan baik roda dua maupun roda empat dengan kondisi jalan hotmix sampai ke
lokasi pekerjaan dilaksanakan, kami yakin untuk distribusi material, tenaga baik material
local maupun non local akan lancar dan tidak mengalami hambatan dari segi tranportasi.
2.3
juga memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau sebagai akbiat dari
adanya pengaruh monsoon agin barat laut dan tenggara. Musim penghujan umumnya
berlangsung selama periode Oktober Juni sedangkan musim kemarau biasanya terjadi
periode bulan juli sampai September. Umumnya wilayah Provinsi Gorontalo mempunyai
curah hujan yang cukup tinggi 700 sd 7000 mm/thn dengan suhu udara berkisar pada
26,63 oC - 28,29 oC.
2.4
mungkin akan menggunakan tenaga kerja setempat, sedangkan tenaga kerja ahli dan
telah berpengalaman apabila belum tersedia tenaga di lokasi setempat maka akan
didatangkan dari luar wilayah setempat sedangkan untuk tenaga inti menggunakan staf
perusahaan yang memang sudah berpengalaman dibidangnya masing-masing.
Bahan baku local yang sudah tersedia di sekitar diantaranya adalah batu, pasir,
kerikil, timbunan dengan lokasi pengambilan yang tidk terlalu jauh (berada disekitar lokasi
pekerjaan), sedangkan bahan baku local seperti untuk pengadaan material yang tidak
terdapat/sulit didapatkan di daerah lokasi pekerjaan apabila diperlukan maka akan
didatangkan dari Kota Gorontalo atau daerah lain yang lebih dekat dari lokasi pekerjaan
dilaksanakan.
2.5
Ketersediaan air kerja pada lokasi pekerjaan sangat banyak sebagai bahan untuk adukan
mortal maupun kebutuhanair minum dan cuci. Air yang digunakan dalam pekerjaan ini
adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan minyak, batang-batang pohon, rantingranting, lumpur serta sampah yang menggangu serta menurunkan kwalitas pekerjaan.
BAB iiI
Persiapan pekerjaan
3.1
- Melakukan koordinasi dengan aparat terkait dan masyarakat setempat dalam hal
perijinan untuk memulai pekerjaan
- Memobilisasi peralatan dan bahan material yang diperlukan secara bertahap sesuai
kebutuhan
- Memobilisasi personil-personil pelaksana untuk segera sesuai kebutuhan
- Memobilisasi pekerja lapangan bertahap
3.2
difungsikan diantaranya untuk barak kerja, gudang material, kantor direksi serta pelaksana
yang akan dibangun di lokasi pekerjaan dan akan difungsikan mulai awal pekerjaan
dimulai hingga berakhirnya pekerjaan.
3.4
Pengukuran
Pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan pengukuran awal, pengukuran awal
sangat penting karena hal ini akan menunjang pelaksanaan disaat pekerjaan berlangsung,
dalam hal pengukuran baik awal hingga pengukuran akhir kami senantiasa akan
melibatkan tenaga ahli perusahaan kami.
Pengukuran ini akan dilanjutkan dengan pekerjaan penggambaran pada kerta
kerja untuk mendapatkan gambaran volume yang sebenarnya.
3.5
Penunjang
Disamping hal-hal sebagaimana tersebut diatas, akan dilakukan oleh kami
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1
Pekerjaan Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa terlebih dahulu harus
Pengukuran dan penetapan pail-pail patok dasar untuk menentukan elevasi, titik start,
serta ukuran-ukuran yang akan digunakan.
g) Pembangunan Barak Kerja (Direksi Keet) di lokasi pekerjaan yang akan difungsikan
mulai awal pekerjaan dimulai hingga pekerjaan selasai. Dalam sebuah direksi keet,
minimal fasilitas yang akan disediakan oleh pelaksana adalah sbb :
Meja dan kursi tamu
; 1 set
; 1 bh
Buku tamu
; 1 bh
Buku direksi
; 1 bh
; 1 Ls
Instalasi air
; 1 Ls
Kotak P3K
; 1 bh
h) Penyiapan instalasi listrik dan air guna memperlancar proses pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
i)
Penyediaan peralatan baik teknis dan non teknis, alat bantu kerja, stelingan dan
perancah, serta mulai memasok dan mengedrop bahan dan material yang akan
digunakan dalam pekerjaan konstruksi tersebut.
4.2
Pekerjaan Tanah
1. Galian Tanah
a. Galian tanah dilakukan baik dengan menggunakan alat ringan ataupun berat dan
juga menggunakan tenaga sumber daya manusia sesuai dengan volume,
kapasitas, dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Galian tanah dilaksanakan untuk :
-
Mendapat peil yang sesuai dengan peil dasar permukaan pondasi atau Lantai
sesuai dengan gambar kerja dan bestek.
Pekerjaan lain yang dirasa perlu dan harus dilaksanakan sesuai spesifikasi
serta arahan dan petunjuk direksi pemberi tugas.
c. Jika terdapat air hujan atau sumber air menggenang dalam parit/galian, maka air
genangan itu harus dipompa keluar secara keseluruhan sebelum pekerjaan
selanjutnya dilaksanakan.
d. kedalaman dari dasar galian pondasi senantiasa dikontrol baik menggunakan alat
ukur waterpass atau theodolite agar elevasi permukaan renca tetap stabil dan.
e. Hasil galian diatur rapi agar tidak mengganggu pekerjaan serta tidak lingsor jatuh
kembali ke dalam galian.
f.
Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar galian, maka harus digali dan
ditimbun kembali dengan pasir urug kemudian disiram air dan dipadatkan.
g. Galian harus mencapai kedalaman sesuai dengan gambar kerja dan dengan
analisa dan apabila galian melebihi dari ketentuan bestek maka harus dilakukan
penimbunan kembali dan pemadatan yang baik sebelum pekerjaan selanjutnya
dilaksanakan.
h. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan dan tidak boleh
kurang dari kedalaman yang telah ditentukan dan apa bila hal ini terjadi,
pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa
Galian tanah harus dijaga atau bila perlu ditopang dengan penyangga yang cukup
agar tidak terjadi kelongsoran atau keruntuhan pada dinding yang dapat beresiko
pada keselamatan pekerja.
2. Urugan
a. Pekerjaan urugan dilakukan dengan menggunaan bahan/material yang sesuai dan
telah mendapat persetujuan dari direksi pemberi tugas serta merupakan bahan /
material yang bersih dari segala jenis kotoran yang dapat merusak kualitas
konstruksi.
b. Urugan Pasir di bawah pondasidilakukan dengan baik serta dengan ketebalan dan
elevasi sesuai gambar kerja dan bestek, serta dilakukan terlebih dahulu sebelum
pekerjaan pasangan pondasi dilakukan.
c. Urugan kembali bekas galian dilakukan segera mungkin setelah pekerjaan
pondasi telah selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan dengan baik.
d. Urugan Pasir dibawah lantai dilakukan dengan baik serta disesuaikan dengan
ketebalan dan elevasi sesuai gambar kerja dan bestek.
e. Urugan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan dengan optimal
baik dengan alat maupun dengan tenaga sumber daya manusia.
f.
Tanah humus tidak diperkenankan untuk mengurug, dan tanah yang berasal dari
tanah
galian
yang
tidak
dapat
digunakan
untuk
maksud-maksud
b. Material yang digunakan baik pasir, kerikil, semen harus yang memenuhi
spesifikasi yang telah ditentukan.
c. Pekerjaan beton dilakukan untuk pekerjaan :
-
d. Material harus bersih dari kotoran yang mengganggu, apabila ada kotoran maka
harus dibersihkan terlebih dahulu dan apabila diperlukan maka harus dilakukan
proses pencucian agar kadar lumpur yang terkandung dapat diturunkan hingga
standar yang telah ditentukan.
e. Bekisting dibuat dengan menggunakan bahan kayu yang baik, berpermukaan
halus, bersih dari kotoran, serta mempunyai kadar air yang sesuai.
f.
Bekisting dibuat dengan baik dan rapi agar hasil cetakan beton yang dibuat
berkwalitas baik dan rapi.
j.
penggetaran baik dengan alat maupun dengan cara pengetukan agar beton yang
dituangkan kedalam cetakan dapat dengan baik memadat dan membuang
sebanyak mungkin pori-pori udara yang ada dalam campuran agar beton yang
dihasilkan berkwalitas baik.
k. Seluruh pekerjaan yang akan dilaksanakan sebelumnya harus dilakukan kontrol
baik horisontal maupun vertikal agar hasil pekerjaan senatiasa lurus baik
horisontal dan vertikal sehingga hasil kerja rapi dan baik.
l.
Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana
harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut
kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan
yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.
g. Saat pengecoran, dilakukan penusukan pada permukaan beton segar yang telah
dituangkan ke areal agar pori udara dapat keluar dan hasil pengecoran dapat
padat dengan baik.
h. Pemasangan keramik dilakukan setelah pekerjaan rabat beton selesai dan telah
mencapai umur kering dan kekuatan yang cukup.
i.
Elevasi dan kelurusan sudut baik horisontal dan vertikal dikontrol dan ditandai
dengan menggunakan nilon atau benang agar pada proses pemasangan dapat
terkontrol dan hasil pemasangan lurus baik horisontal dan vertikal.
j.
k. Sebelum dipasang, keramik dicelupkan sejenak ke dalam air agar pori udara
keluar untuk mengurangi resiko pecahnya keramik saat pemasangan juga agar
keramik dapat berikatan dengan baik antara spesi dan keramik.
l.
Setelah keramik terpasang, sela antar keramik di isi nad dengan bahan yang telah
disetujui direksi agar sela keramik tesebut dapat kedap dari rembesan air dan
udara.
m. Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana
harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut
kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan
yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.
n. Apabila pelaksana dengan sengaja mengganti atau melakukan pekerjaan yang
tidak sesuai dengan bestek maka pelaksana berkewajiban untuk melakuka
penggantian/perbaikan terhadap pekerjaan tersebut tanpa mendapat ganti rugi
atau penambahan biaya dari direksi pemberi tugas.
4.6 Pekerjaan Atap
a. Bahan material kayu yang digunakan dalam pekerjaan ini berbahan baik, berserat
baik, memiliki kadar air dibawah standar minimum dari yang telah ditetapkan, serta
kuat dan bersih dari kotoran yang mengganggu.
b. Ukuran-ukuran penampang baik panjang, lebar, tinggi, ketebalan, mutu bahan,
harus disesuaikan dengan gambar kerja dan bestek yang telah ditentukan.
c. Pada proses pemasangan, ranngka harus dikontrol kelurusannya baik horisontal
dan vertikal dengan baik agar hasil pemasangan lurus dan rapi. Serta elevasi atap
juga harus dikontrol agar sama dan sesuai dengan gambar kerja dan bestek.
d. Kemiringan atap disesuaikan dengan gambar kerja dan bestek.
e. Pada titik sambungan yang sekiranya diperlukan perkuatan baik ikatan simpul,
baut, mour, atau paku, hendaknya diperkuat dengan bahan dan material atas
persetujuan direksi pemberi tugas agar konstruksi yang dihasilkan lebih baik dan
kuat dalam memikul beban rencana yang akan diterima struktur atap.
f.
Bahan penutup atap digunakan yang sesuai dengan gambar kerja dan bestek.
j.
Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana
harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut
kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan
yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.
g. Pengecatan dilakukan dengan arah kuas searah dan tidak simpang siur agar hasil
pengecatan rapi dan baik.
h. Khusus untuk bahan dan warna cat yang akan digunakan harus sesuai dengan
gambar kerja dan bestek serta terlebih dahulu mendapat persetujuan dari direksi
pemberi tugas.
i.
Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana
harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut
kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan
yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.
j.
bulanan.
4.12
Hal-Hal Tambahan
a. Pelaksana wajib memasukkan laporan mingguan/progress pekerjaan disertai
dengan foto dokumentasi setiap pekerjaan dengan prosentasi bobot pekerjaan
yang telah dicapai setiap minggunya.
b. Selain laporan mingguan, kontraktor pelaksana juga harus mempunyai
laporan harian yang berisi setidaknya informasi tentang cuaca, jumlah pekerja,
material yang di droping ke lokasi, serta lama jam kerja selama 1 hari.
c. Setelah pekerjaan diserahterimakan ke direksi/pemberi tugas, kontraktor
bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan
dengan lama waktu pemeliharaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
d. Kontraktor pelaksana akan melakukan pengecekan secara rutin selama masa
pemeliharaan
berlangsung
untuk
mengecek
instalasi-instalasi
yang
Semua uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan gambar
bestek dan ketentntuan yang telah diatur. Apabila ada ketidak sesuaian antara bestek dan
kenyataan di lapangan, pelaksana harus senantiasa melaporkan terlebih dahulu kepada
direksi pekerjaan agar memperoleh arahan dan persetujuan terlebih dahulu sebelum
mengambil tindakan.
Personil minimal yang akan ditempatkan standby di lokasi pekerjaan mulai dari
start awal pekerjaan hingga berakhirnya pekerjaan antara lain adalah :
1. Pelaksana Lapangan
2. Pelaksana Logistik
3. Administrasi Proyek
Segala
tindakan
yang
dilakukan
pelaksana
pekerjaan
harus dengan
sepengetahuan dan izin direksi pekerjaan agar tidak terjadi kesalahan dan pekerjaan
dapat berlangsung dengan baik, terkoordinasi dengan baik, dan diserahterimakan dengan
kondisi yang baik pada direksi pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan.
Gorontalo,
Agustus 2015
YOHANES T. DUMALANG
Direktur