Вы находитесь на странице: 1из 24

20

BAB III
HASIL KEGIATAN
3.1 Gambaran Umum RSU Mayjen H.A. Thalib
3.1.1 Sejarah
RSU Mayjen H.A. Thalib merupakan satu-satunya Rumah Sakit
Umum (RSU) milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci yang pada
awalnya bernama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang didirikan pada
tahun 1953 dengan fasilitas tempat tidur saat itu sebanyak 20 buah dan
memiliki karyawan 18 orang.
Pada awal berdirinya hanya menjalankan fungsinya sebagai pusat
layanan masyarakat dibidang pelayanan medis, perawatan dan penunjang
medis. Pada tahun 1972 RSUD Kabupaten Kerinci mengalami
perkembangan yang cukup baik pada masa itu sehingga diresmikan RSUD
Kabupaten Kerinci menjadi RSUD dengan Klasifikasi / type D . Seiring
perkembangan zaman dan dalam usaha memenuhi tuntutan masyarakat
terhadap layanan Rumah Sakit, maka pada Tahun 1999 dinaikkan
klasifikasdi / type menjadi RSUD dengan Klasifikasi / Type C dengan
fasilitas tempat tidur sebanyak 70 Tempat Tidur. Namun sejak tahun 1999
RSUD Kabupaten Kerinci mengalami perkembangan yang sangat lamban.
Mengingat RSUD Kabupaten Kerinci merupakan salah satu instansi
milik Pemerintah Daerah, maka untuk menyokong kemajuan RSUD
Kabupaten Kerinci, pada tahun 2003 melalui Keputusan Bupati Kerinci
Nomor 228 RSUD Kabupaten Kerinci dikonversikan menjadi Unit Swadana
Daerah dengan status dalam tahap Uji Coba Swadana.
Pada tanggal 11 November 2005, RSUD Kabupaten Kerinci berubah
nama menjadi RSU Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci dengan fasilitas
Tempat Tidur 102 buah. Melalui Top Manajemen yang baru RSU Mayjen
H.A. Thalib telah mencoba menerapkan manajemen perubahan sehingga

21

saat ini telah menampakkan peningkatan yang signifikan, baik dalam hal
pelayanan maupun dalam hal penampilan Rumah Sakit.
Melalui manajemen yang baru pembangunan Rumah Sakit telah
diarahkan kepada peningkatan dan pemanfaatan semua sektor yang dapat
menyokong peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit. Dengan arah
yang jelas semua lini mulai menampakkan
partisifasinya dalam nuansa
20
kebersamaan dalam usaha mencapai tujuan. Secara manajemen RSU
Mayjen H.A. Thalib telah menerapkan manajemen perubahan (Change of
Management) dalam sistem pengelolaan Rumah Sakit sehingga dirumuskan
arah pembangunan RSU Mayjen H.A. Thalib yang jelas dengan mengusung
sebuah Visi dan Misi sebagai tujuan bersama.
Seiring dengan perkembangan dan sesuai dengan perkembangannya
saat ini telah mempunyai kapasitas 130 tempat tidur. Berdiri diatas tanah
dengan luas 70x80x41 Ha. yang berada di Desa Koto Tinggi dengan status
tanah hak milik dengan nomor sertifikat 06.05.01.32.1.00163. Berdasarkan
Perda Kabupaten Kerinci No.4 tahun 1995, RSUD Kabupaten Kerinci
secara teknis operasional bertanggung jawab kepada Pemerintah Kabupaten
Kerinci dan secara teknis fungsional berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kerinci.
Keputusan Bupati Kerinci No. 228 Tahun 2003 menetapkan RSUD
Kabupaten Kerinci menjadi Uji Coba Unit Swadana Daerah. Berdasarkan
Perda No.2 Tahun 2005 RSUD Kabupaten Kerinci berganti nama menjadi
Rumah Sakit Umum Mayjen H.A.Thalib Kabupaten Kerinci.
Pada tahun 2009 RSU Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bertahap dengan berbagai
penilaian dan kelayakan maka dalam beberapa bulan menjadi Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) penuh sesuai dengan Peraturan Bupati
Kerinci Nomor 206 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah Kabupaten Kerinci.

22

Rumah Sakit Umum Mayjen H.A.Thalib melayani penduduk


Kabupaten Kerinci yang berjumlah 305.000 jiwa juga melayani penduduk
kota Sungai Penuh dan merupakan rujukan bagi 4 puskesmas perawatan dan
14 puskesmas non perawatan, beberapa klinik dan rumah sakit swasta yang
ada di Kabupaten Kerinci dan rumah sakit kabupaten tetangga.
Rumah Sakit Umum Mayjen H.A.Thalib terletak di kota Sungai
Penuh persisnya di Jalan Jendral Basuki Rahmat. Pada saat ini Rumah Sakit
Umum Mayjen H.A.Thalib telah mampu melaksanakan pelayanan dengan 4
jenis spesialisasi dasar yaitu : Spesialis Bedah, Spesialis Obgyn, Spesialis
Penyakit Dalam dan Spesialis Anak, serta 4 Jenis Spesialis Penunjang yaitu
Spesialis Syaraf, Spesialis Mata, Spesialis THT dan Spesialis Paru. Selain
itu RSU Mayjen H.A. Thalib juga dilengkapi dengan pelayanan penunjang
lainnya.
3.1.2 Visi dan Misi rumah sakit
1. Visi Rumah Sakit
Sebagai suatu instansi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat,
RSU Mayjen H.A. Thalib berusaha selalu mengembangkan dan
meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan, dan menetapkan satu
arah yang dijabarkan dalam sebuah Visi yakni "Menjadi Pusat
Pelayanan Prima dan mampu Memberikan Pelayanan yang
Paripurna"
2. Misi Rumah Sakit
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Memberikan layanan dengan mengutamakan kepuasan pelanggang


Mewujudkan pelayanan yang berkualitas
Mewujudkan SDM yang professional
Mengembangkan fasilitas rumah sakit
Mengembangkan sarana dan prasarana
Menciptakan suasana kerja yang harmonis dalam kebersamaan
Berperan aktif mendukung peningkatan derajat kesehatan
masyarakat menuju kerinci sehat

3. Motto

23

Kami memberikan pelayanan dengan semangat, kepercayaan diri,


keceriaan dan kelembutan
4. Nilai
Kebersamaan merupakan Inti terwujudnya Pelayanan Prima
3.1.3 Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
a. Meningkatkan, memantapkan dan mempertahankan jangkauan dan
pemerataan serta mutu pelayanan kesehatan rujukan menuju
peningkatan pelayanan yang optimal.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional, bermutu
dan manusiawi sesuai dengan kelasnya, berbagai standar dan
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
c. Meningkatkan Sistim Informasi Rumah Sakit
d. Meningkatkan dayaguna aparatur tenaga kesehatan di Rumah Sakit
dalam rangka menunjang pelayanan danmeningkatkan kesejahteraan.
e. Menyelenggaran pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang efektif dan efisien.
f. Menyelenggarakan penerimaan rujukan dari unit pelayanan
kesehatan lain dan memberikan jawaban rujukan.
2. Sasaran
a. Terselenggaranya pelayanan rujukan pasien rawat jalan dan rawat
inap dan pelayanan kesehatan lainnya.
b. Menciptakan Rumah Sakit yang semula sebagai tempat
penyembuhan menjadi wahana pemeliharaan kesehatan
c. Melengkapi kebutuhan tenaga sesuai kebutuhan dan fungsi Rumah
Sakit
d. Melaksanakan persiapan akreditasi Rumah Sakit
e. Mempersiapkan kenaikan kelas RS dari Kelas C menjadi kelas B
f. Terselenggaranya pelayanan medik dan penunjang medik RS.

24

3.1.4 Nilai Dasar


a. Menjunjung tinggi kejujuran
b. Bekerja dengan penuh tanggung jawab
c. Berpola pikir visioner
d. Menegakkan disiplin
e. Mengutamakan kerjasama
f. Bertindak adil
g. Peduli dengan sesama dan lingkungan
3.1.5 Filosofi Pelayanan
Kesembuhan Anda Adalah Dambaan Kami
3.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tugas Pokok
a. Menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan yang paripurna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan tanpa mengambilkan upaya pencegahan danpeningkatan
dengan berdasarkan prinsip etika dan kemandirian profesi.
b. Melaksanakan rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan serta
rujukan pemeriksaan Laboratorium.
c. Melaksanakan tugas perbantuan yang ditugaskan Pemerintah Pusat.
2. Fungsi
Menyelenggarakan Pelayanan Medis, Pelayanan Keperawatan,
Pelayanan, Pelayanan Penunjang Medis, Pelayanan Administrasi dan
Manajemen, Pendidikan/Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan.
3.1.7 Program Kerja Tahun 2014

25

RSU Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci, pada tahun 2014


direncanakan akan melaksanakan program peningkatan pelayanan
kesehatan yang dijabarkan dalam 2 (dua) jenis kegiatan yaitu kegiatan
peningkatan pelayanan Rumah Sakit dan kegiatan pendukung peningkatan
pelayanan Rumah Sakit dengan sumber pendanaan yang berbeda. Dengan
adanya kegiatan peningkatan pelayanan Rumah Sakit, RSU Mayjen H.A.
Thalib Kabupaten Kerinci berupaya memaksimalkan pelayanan kepada
masyarakat dengan memanfaatkan pendapatan Rumah Sakit sebagai
pendanaan kegiatan.
Disamping itu, RSU Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci juga
berupaya memanfaatkan sumber pendanaan dari subsidi Pemda Kerinci
pada kegiatan pendukung peningkatan pelayanan Rumah Sakit. Dengan
demikian diharapkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSU Mayjen
H.A. Thalib Kabupaten Kerinci dapat memenuhi apa yang telah
distandarkan dan juga dapat memenuhi keinginan masyarakat sebagai
customer RSU Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci.
Dalam penyusunan rencana program kerja ini, RSU Mayjen H.A.
Thalib Kabupaten Kerinci juga sangat memperhatikan efisiensi
penggunaan dana dan ketepatan sasaran kegiatan. Untuk itu RSU Mayjen
H.A. Thalib Kabupaten Kerinci berusaha menjabarkan kegiatan yang ada
dalam sub kegiatan dan indikator pencapaian sebagai tolok ukur
pencapaian tujuan kegiatan.
Kegiatan yang disusun ini akan dilaksanakan oleh RSU Mayjen H.A.
Thalib Kabupaten Kerinci dengan penanggung jawab kegiatan yang akan
diatur tersendiri dengan Keputusan Direktur dan penyediaan dana untuk
setiap kegiatan didasarkan pada RBA RSU Mayjen H.A. Thalib Kabupaten
Kerinci.
3.1.8 Struktur Organisasi dan Tugas Pokok
A. Struktur

26

RSU Mayjen H.A.Thalib Kabupaten Kerinci dipimpin oleh seorang


Direktur dan mempunyai struktur organisasi sesuai dengan PP No. 41
tahun 2007 sebagai berikut :
1. Direktur
2. Bagian Tata Usaha
a. Subbag Umum dan Perlengkapan
b. Subbag Kepegawaian dan diklat
c. Subbag Rekam Medis dan Pelaporan
3. Bidang Keuangan dan Perencanaan Penyusunan Anggaran
a. Kasi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
b. Kasi Perbendaharaan
4. Bidang Keperawatan
a. Kasi Mutu Asuhan Keperawatan
b. Kasi SDM Keperawatan dan Logistik Keperawatan
5. Bidang Pelayanan
a. Kasi Pelayanan Medis
b. Kasi Pelayanan Non Medis dan Penunjang Medis
6.

Komite Medik

7.

Staf Medik Fungsional

8.

Komite Keperawatan

9.

Satuan Pengawas Intern

10.

Instalasi :
a. Instalasi Penyakit Dalam
b. Instalasi Penyakit Bedah
c. Instalasi Penyakit Anak
d. Instalasi Penyakit Kandungan dan Kebidanan
e. Instalasi Penyakit Neurology
f. Instalasi Penyakit Paru
g. Instalasi ICU/ICCU

27

h. Instalasi Gawat Darurat


i. Instalasi Penyakit Gigi dan Mulut
j. Instalasi Rawat Jalan
k. Instalasi Penyakit THT
l. Instalasi Penyakit Mata
m. Instalasi VIP Dan Kelas Utama
n. Intalasi Jantung
o. Intalasi Paru
p. Instalasi Radiologi
q. Instalasi Rehabilitasi Medik
r. Instalasi Pemulasaran Jenazah
s. Instalasi Gizi
t. Instalasi Farmasi
u. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPS-RS )
v. Instalasi SIM RS & Komputerisasi
w. Instalasi UTDRS
x. Instalasi Sanitasi & Loundry
B. Tugas Pokok
1. Direktur
Direktur Rumah Sakit Daerah mempunyai tugas pokok memimpin,
menyusun kebijakan, membina, mengkoordinasikan dan mengawasi
pelaksanaan program dan kegiatan Rumah Sakit Daerah sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
2. Bagian Tata Usaha
Tugas Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan adminsitrasi rumah sakit meliputi ketatausahaan
dan kerumahtanggaan perlengkapan, administrasi kepegawaian dan
diklat serta rekam medis damn pelaporan.
a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

28

Sub Bagian Umum & Perlengkapan melaksanakan tugas


meliputi urusan surat menyurat, kearsipan, perlengkapan dan
rumah tangga RS, kehumasan dan protokol, ketatalaksanaan dan
keamanan RS, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Sub Bagian Medical Record dan Pelaporan
Melaksankan tugas di bidang Rekam medis dan pelaporan
meliputi urusan administrasi pencatatan rekam medis, pelaporan
pelayanan dan rujukan rumah sakit, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat
Melaksanakan tugas dibidang Pengelolaan Administrasi
Kepegawaian meliputi kenaikan pangkat, gaji berkala, pengajuan
pensiun, cuti pegawai, Daftar Urut Kepangkatan, kesejahteraan
pegawai dan mutasi staf pelaksana dilingkungan RSD serta
melaksanakan tugas dibidang pendidikan dan pelatihan meliputi
penataran,kursus, bimbingan teknis dan sebagainya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Bidang Keuangan
Tugas Bidang keuangan melaksanakan tugas dibidang keuangan dan
anggaran meliputi seksi perencanaan dan penyusunan anggaran dan
seksi perbendaharaan sesuai peraturan perundangan-undangan yang
berlaku, bertanggung jawab langsung kepada direktur.
a. Kasi Perbendaharaan
Melaksanakan tugas dibidang keuangan dan anggaran meliputi
subbag perencanaan dan penyusunan anggaran dan subbag
perbendaharaan sesuai peraturan perundangan-undangan yang
berlaku, bertanggung jawab langsung kepada direktur.
b. Kasi Perencanaan dan Program

29

Merencanakan Langkah-langkah kegiatan Sub Bagian Anggaran


dan Program agar rencana kerja dapat terlaksana sesuai dengan
yang diharapkan dan sesuai dengan ketentuan aturan perundangundangan yang berlaku.

4. Bidang Perawatan
Bidang Keperawatan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas
dibidang keperawatan meliputi seksi mutu asuhan keperawatan dan
seksi mutu SDM dan logistik keperawatan,sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku, bertanggung jawab langsung
kepada Direktur.
a. Kasi Mutu Asuhan Keperawatan
1) Menyusun rancangan kerja Kasi Mutu Asuhan Keperawatan.
2) Menyiapkan rencana pemberian asuhan Keperawatan sesuai
dengan pola dan jenis pelayanan.
3) Menyiapkan usulan pengembangan / pembinaan mutu
asuhan Keperawatan, sesuai kebutuhan, pelayanan,
berdasarkan usulan Karu / Ka. Instansi.
4) Menyiapkan program upaya peningkatan mutu asuhan
keperawatan , koordinasi dengan Tim Keperawatan/ Komite
Medis Rumah Sakit.
5) Berperan serta menyusun SOP pelayanan Keperawatan
sesuai kebutuhan pelayanan.
b. Kasi Mutu SDM dan Logistik Keperawatan
1) Menyusun rencana kerja Kasi Mutu SDM Keperawatan
dan Logistik Keperawatan.
2) Menyusun rencana kebutuhan tenaga dan peralatan
keperawatan, baik jumlah maupun Kualitas alat, koordinasi
dengan Kepru, Pengawas Perawatan / Ka. Instalansi

30

3) Kelancaran pelaksanaan tugas tenaga keperawatan


4) Keobjektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga
keperawatan.
5) Kebenaran dan ketepatan telaah staf.
6) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan peralatan
keperawatan.
7) Kebenaran dan ketepatan dalam pendayagunaan peralatan
Keperawatan.
8) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala dan laporan
Khusus tentang pendayagunaan / pemeliharaan peralatan
Keperawatan
5. Bidang Pelayanan
Melaksanakan tugas dibidang pelayanan meliputi seksi pelayanan
medis,seksi pelayanan non medis dan penunjang medis, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Seksi pelayanan medis
Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan Pelayanan dan
Melaksanakan Pemantauan, Pengawasan dan penilaian terhadap
penggunaan fasilitas di Instalasi
b. Seksi Pelayanan Non Medis Dan Penunjang Medis
Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan Pelayanan dan
Melaksanakan Pemantauan, Pengawasan dan penilaian terhadap
penggunaan fasilitas di Instalasi
6. Komite Medis
Komite Medis mempunyai tugas membantu Direktur dalam
menyusun Standar Pelayanan Medis (SPM), memantau
pelaksanaannya, melakukan pembinaan etika profesi, mengatur
kewenangan profesi anggota staf medik fungsional dan
mengembangkan program pelayanan.
7. Komite Keperawatan

31

Komite Keperawatan mempunyai tugas membantu Direktur


menyusun standar keperawatan, pembinaan asuhan keperawatan,
melaksanakan pembinaan etika profesi keperawatan

8. Satuan Pengawas Intern (SPI)


Dalam Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dapat dibentuk
Satuan Pengawas Intern (SPI) dengan tugas membantu Direktur
dalam hal pelaksanaan Operasional Pengawasan yang ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah.
9. Instalasi
Instalasi mempunyai tugas membantu Direktur dalam
penyelenggaraan pelayanan fungsional sesuai dengan fungsinya.
3.1.9 Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di RSU Mayjen H.A.Thalib saat ini baik medis,
paramedis maupun ketenagaan lainnya masih terasa kurang untuk memberi
pelayanan sesuai dengan meningkatnya kunjungan pada RS ini. Untuk
memenuhi kekurangan tersebut, maka RS ini telah menerima beberapa
tenaga yang bekerja secara sukarela (honor) dan Tenaga Kontrak Harian
Lepas (TKHL) yang pembayaran honornya dibantu oleh pemerintah daerah
1. Ketenagaan yang dimiliki pada saat ini adalah :
Tabel 1
Ketenagaan yang ada di RSU Mayjen H.A.Thalib Kab.Kerinci
Jumlah Pns S/D Bulan Des 2012 = 315 Orang, Terdiri Dari :
Pns & Cpns
306 Orang
Sekolah
7 Orang
Jumlah Non Pns S/D Bulan Des 2012 = 149 Orang,Terdiri Dari :

32

Honorer
Tks
Tkhl 07,08,09 , 10, 11 & 12
Bko / Magang

0 Orang
9 Orang
127 Orang
13 Orang

Total Pegawai Rsu Mhat Krc S/D Bulan Des 2012 = 464 Orang
Sumber : Data Registrasi Poliklinik Interna Rumah Sakit Umum
Mayjen H.A Thalib Kab Kerinci
3.1.10 Bidang Pelayanan RSU Mayjen H.A.Thalib Kab.Kerinci
Pelayanan yang telah dapat dilaksanakan di RSU MHA.Thalib
Kabupaten Kerinci adalah pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, Intensif Care Unit, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
radiologi, operasi kecil sampai besar, persalinan, fisioterapi, ambulance
service.
Sesuai dengan perkembangannya, RSU MHA.Thalib telah
melakukan pembenahan dalam rangka untuk meningkatkan mutu
pelayanan. Diantaranya adalah dengan mengikutsertakan karyawan baik
medis, paramedis, non paramedis dalam perbagai pelatihan baik dalam
propinsi maupun keluar propinsi Jambi. Dan telah pula dilakukan
pelayanan laboratorium dan radiologi 24 jam, sehingga dapat diketahui
hasilnya dengan segera.
Dengan semangat kebersamaan, mutu pelayanan dapat
ditingkatkan diantaranya dengan selalu menekankan kepada seluruh
karyawan untuk memberikan servis yang baik , bermutu, ramah dan
terjangkau dengan tujuan kepuasan bagi pasien. Namun untuk tercapainya
kepuasan pasien tersebut tentunya masih terdapat kendala, baik yang
disebabkan oleh sarana dan prasarana yang belum sepenuhnya memadai
maupun keterbatasan SDM yang dimiliki oleh RSU MHA.Thalib
Kabupaten Kerinci. Kinerja RSU M.HA.Thalib Kab Kerinci dapat
diketahui dari indikator-indikator antara lain untuk mengetahui jangkauan

33

pelayanan dapat dilihat dari jumlah kunjungan, untuk mengetahui efisiensi


dilihat dari angka BOR, LOS, TOI dan BTO.

3.2 Gambaran Umum Poliklinik Interna


Hasil kegiatan magang yang dilakukan di Rumah Sakit umum Mayjen
H.A thalib Kab Kerinci adalah ditemukannya beberapa masalah tentang penyakit
tertinggi sesuai data 10 penyakit menonjol selama bulan Juli-Desember 2014 di
Poliklinik Interna.

33

Tabel 2
Distribusi 10 penyakit menonjol di Poliklinik Tahun 2014
No
Penyakit
Jumlah
1
Hipertensi
1042
2
Diabetes Melitus
434
3
ISPA
191
4
Dispepsia
160
5
Dislipidemia
128
6
Tuberculosis Paru
114
7
Hiperurisemia
106
8
Asthma Bronchiale
84
9
Myalgia
56
10
Hiperkolesterolemia
29
Sumber: Data Registrasi Poliklinik Interna Rumah Sakit Umum
Mayjen H.A Thalib Kab Kerinci
3.3 Fokus Magang
1. Perencanaan
Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Ispa termasuk
kedalam Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M).
Proses perencanaan Program P2 khususnya program P2M yang untuk tahun
2014 dilakukan pada Trisemester pertama yaitu pada bulan Maret dan hasil
dari perencanaan nya didapatkan pada bulan April.
Rumah Sakit bekerja sama dengan bidang promosi kesehatan untuk
memberikan penyuluhan mengenai penyakit Ispa. Sasaran dalam metode ini
adalah keluarga pasien. Adapun penyusunan rencana kegiatan bisa dilihat dari
tabel dibawah ini :

34

Tabel 3
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA)
L
o
Kegi

Sasa

No

Tujuan
atan

Pelaks
k

ran

Tolak
Waktu

Dana

Metode

anaan

ukur

a
I

Peny

Meningkatkan

Kelu

si
R

Petuga

Dimulai

Bant

Penyulu

Tolak ukur

uluha

pengetahuan

arga

pada

uan

han

proses

keluarga tentang

pasi

kesehat

bulan

opera

secara
Terlaksana

tenta

Ispa

en

an

Maret

siona

langsun
nya

ng

g,
kegiatan

Ispa

Kese

diskusi,
penyuluha

hatan

tanya

35

jawab
n 2x dalam

dan

ul

pembuat

an

Tolak ukur

leaflet

hasil

tentang

Ispa

satu tahun

Meningkatnya
pengetahuan
keluarga
pasien tentang
Ispa

36

35

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan
penyakit Ispa dimaksudkan agar program yang dilaksanakan dapat lebih
efektif, efisien dan berkualitas serta dapat memanfaatkan segala sumber daya
atau potensi yang ada diwilayah kerjanya. Organisasi disusun sesuai dengan
tingkatan dan keterkaitan secara langsung dalam struktur. Adapun bagan alur
pengorganisasian sebagai berikut:

Direktorat Jenderal Pengendalian

YANMED
PROMKES

Dinkes Provinsi
Dinkes Kabupaten/ Kota

BINKESMAS
PROFESI

Rumah sakit

POKJA
Puskesmas Pengelola

Gambar 3.1 Struktur Pengorganisasian Program PTM


Peran masing-masing unit kerja adalah:
A. Pusat
a. Mengembangkan pedoman tentang survailans penyakit Ispa di semua
tingkat pelayanan dengan melibatkan organisasi profesi, pengelola
program dan pelaksana pelayanan yang dibutuhkan dalam pencegahan
dan penanggulangan penyakit Ispa

36

b. Membina, mengawasi dan memfasilitasi program pencegahan dan


penanggulangan penyakit Ispa tingkat nasional melalui penetapan
kebijakan nasional, standarisasi dan pengaturan dengan bimbingan dan
pengendalian.
c. Mendorong dan memfasilitasi berfungsinya jaringan kerjasama antar
institusi pelayanan dalam upaya pencegahan dan penangulangan Ispa.
d. Meningkatkan kegiatan promosi dan pencegahan dalam pelayanan
Ispa di institusi pelayanan
e. Melakukan monitoring dan evaluasi
B. Provinsi
a. Mengembangkan pedoman dan instrument.
b. Mengembangkan berbagai model surveilans penyakit Ispa
c. Menyebarluaskan informasi.
d. Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan di tingkat Provinsi
e. Melakukan monitoring dan evaluasi
C. Kabupaten/kota
a. Membuat kebijakan tentang pengendalian (surveilans, promosi
kesehatan dan manajemen pelayanan)
b. Melakukan pelatihan penemuan kasus dan penatalaksanaan penyakit
menular bagi tenaga kesehatan di Puskesmas
c. Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan di tingkat kabupaten
d. Melakukan monitoring dan evaluasi
D. Rumah sakit
a. Melakukan deteksi dini terhadap penyakit Ispa dan faktor risiko.
b. Melakukan pencatatan pelaporan tentang Ispa dan faktor risiko.
c. Melakukan penyuluhan
d. Melakukan faktor rujukan
e. Melakukan pengobatan
E. Puskesmas

37

a. Melakukan deteksi dini terhadap penyakit Ispa dan faktor risiko


berikut tata laksana.
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
c. Melakukan penyuluhan.
d. Melakukan sistem rujukan bila terdapat kasus yang tidak dapat
ditangani.
Strategi program pencegahan dan penanggulangan Ispa yaitu:
a. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan Ispa.
b. Memfasilitasi dan mendorong tumbuhnya gerakan dalam pencegahan dan
penanggulangan Ispa.
c. Meningkatkan kemampuan SDM dalam pencegahan dan penanggulangan
Ispa.
d. Meningkatkan surveilans rutin dan faktor risiko, registri penyakit,
surveilans kematian yang disebabkan Ispa
e. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan (penemuan/deteksi
dini dan tata laksana Ispa).
f. Melaksanakan sosialisasi advokasi pada pemerintah daerah legislatif dan
stakeholder untuk terlaksananya dukungan pendanaan dan operasional
3. Pelaksanaan Surveilans pada Ispa
Sistematika penemuan kasus dan tatalaksana penyakit Ispa meliputi :
a. Penemuan kasus dilakukan melalui pendekatan deteksi dini yaitu
melakukan kegiatan deteksi dini terhadap faktor risiko penyakit Ispa yang
meningkat pada saat ini dengan cara screening kasus (penderita).
b. Tatalaksana pengendalian penyakit Ispa dilakukan dengan pendekatan:
1) Promosi kesehatan diharapkan dapat memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatan diri serta kondisi lingkungan sosial, diintervensi
dengan kebijakan publik, serta dengan meningkatkan pengetahuan dan

38

kesadaran masyarakat mengenai perilaku hidup sehat dalam


pengendalian Ispa.
2) Preventif
3) Kuratif dilakukan melalui pengobatan farmakologis dan tindakan yang
diperlukan. Kematian mendadak yang menjadi kasus utama
diharapkan berkurang dengan dilakukannya pengembangan
manajemen kasus dan penanganan kegawatdaruratan disemua tingkat
pelayanan dengan melibatkan organisasi profesi, pengelola program
dan pelaksana pelayanan yang dibutuhkan dalam pengendalian Ispa.
4) Rehabilitatif dilakukan agar penderita tidak jatuh pada keadaan yang
lebih buruk dengan melakukan kontrol teratur dan fisioterapi.
Komplikasi serangan hipertensi yang fatal dapat diturunkan dengan
mengembangkan manajemen rehabilitasi kasus kronis dengan
melibatkan unsur organisasi profesi, pengelola program dan pelaksana
pelayanan di berbagai tingkatan.
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kegiatan Pengendalian P2M khususnya tatalaksana
faktor risiko penyakit Ispa diperlukan dalam perencanaan, pemantauan dan
evaluasi serta pengambilan keputusan. Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan
secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan
akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.
a. Pencatatan.
Perlu suatu mekanisme pencatatan yang baik, formulir yang cukup serta
cara pengisian yang benar dan teliti. Pencatatan dilaksanakan sesuai
dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan, yaitu: pencatatan kegiatan
pelayanan Pengendalian P2M khususnya Tatalaksana Penyakit Ispa.
Formulir pencatatan terdiri dari :
1) Kartu rawat jalan untuk mencatat identitas dan status pasien yang
berkunjung ke rumah sakit untuk memperoleh layanan rawat jalan.

39

2) Kartu rawat tinggal dan kegunaanya dengan kartu rawat jalan namun
diperuntukkan bagi pasien rawat inap.
3) Kartu Penderita Ispa yang berisikan identitas penderita hipertensi
dan diberikan kepada penderitanya. Formulir Laporan Bulanan
penyakit Ispa (sesuai format laporan surveillans yang sudah ada)
4) Buku Register
5) Buku Rujukan
b. Pelaporan
1) Tingkat Puskesmas.
Dari pustu, bides ke pelaksana kegiatan di puskesmas. Pelaksana
kegiatan merekapitulasi data yang dicatat baik di dalam gedung
maupun di luar gedung, serta laporan dari pustu dan bides. Hasil
rekapitulasi oleh pelaksana kegiatan diolah dan dimanfaatkan untuk
tindak lanjut yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja
yang menjadi tanggung jawabnya.
2) Tingkat Dinas Kabupaten/Kota
Hasil rekapitulasi/entri data disampaikan ke pengelola program
kabupaten kemudian rekap dikoreksi, diolah dan dimanfaatkan
sebagai bahan untuk umpan balik, bimbingan teknis program dan
tindak lanjut yang diperlukan dalam melaksanakan program. Setiap
tiga bulan hasil rekap dikirimkan ke dinkes provinsi dan Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes
RI.
3) Tingkat Dinas Kesehatan Provinsi
Laporan diterima untuk dikompilasi/direkap dan disampaikan untuk
diolah dan dimanfaatkan dalam rangka tindak lanjut dan
pengendalian yang diperlukan. Hasil kompilasi yang telah di olah
menjadi umpan balik dinkes kabupaten/kota.
4) Tingkat Pusat

40

Hasil olahan yang telah dilakukan oleh Ditjen PP dan PL paling


lambat 2 (dua) bulan setelah berakhirnya triwulan disampaikan pada
pengelola program untuk di analisis serta dikirimkan ke dinas
kesehatan provinsi sebagai umpan balik. Hasil laporan yang diolah
kemudian dijadikan sebagai umpan balik. Hasil laporan yang diolah
kemudian dijadikan sebagai bahan koordinasi dengan institusi terkait
di masing tingkatan.
4. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen
untuk menilai keberhasilan penemuan dan penatalaksaan penderita Ispa.
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala untuk mendeteksi bila ada masalah
dalam penemuan dan penatalaksanaan penderita Ispa agar dapat dilakukan
tindakan perbaikan. Pada prinsipnya semua kegiatan harus dimonitor dan
dievaluasi antara lain penemuan penyakit Ispa mulai dari langkah penemuan
penderita dan faktor risikonya, penatalaksanaan penderita yang meliputi hasil
pengobatan, dan efek samping sehingga kegagalan pengendalian penyakit Ispa
di pelayanan primer dapat ditekan. Seluruh kegiatan tersebut harus dimonitor
baik dari aspek masukan (input), proses maupun keluaran (output). Cara
pemantauan dapat dilakukan dengan menelaah laporan, pengamatan langsung
dan wawancara dengan petugas pelaksana dan penderita Ispa.

Вам также может понравиться