Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia
untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Agar dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal
maka dikembangkan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat yang mencakup upaya
peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Dengan demikian perawatan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam semua
upaya tersebut diatas. Dalam upaya perawatan ini perawat melaksanakan suatu asuhan
keperawatan dengan memperhatikan klien secara menyeluruh baik fisik, mental, sosial
maupun spiritual, dimana perawat harus selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan
dalam proses pertumbuhan dan pemulihan klien dengan gangguan sistem endokrin khususnya
Diabetes Melitus.
Diabetes Mellitus menimbulkan gangguan multi sistem dan merupakan suatu penyakit
yang banyak ditemukan di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah
klien dengan Diabetes Mellitus yang datang ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan
lebih lanjut. Menurut catatan di ruang perawatan Interna Atas Perjan RS DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar Jumlah yang dirawat dari September sampai Desember 2001
sebanyak 15 orang dan dari Januari sampai Agustus 2002 sebanyak 36 Orang.
Diabetes Mellitus jika tidak ditangani dengan baik, maka akan mengakibatkan
timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh
darah, saraf dan lain-lain.
Mengingat resiko dari Diabetes Mellitus tersebut maka tindakan perawatan yang
sempurna sangat dibutuhkan.
Penyembuhan penyakit Diabetes Mellitus tidak hanya dengan pengobatan saja, tapi
yang lebih penting adalah diet yang baik, olah raga yang teratur, dan juga pendidikan bagi
klien dan keluarga.
B. Batasan Masalah
Pada penulisan karya tulis ini, penulis membatasi ruang lingkup masalah hanya pada
asuhan keperawatan yang diberikan pada satu klien yang dirawat di ruang perawatan Interna
Atas Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan gangguan sistem endokrin :
Diabetes Mellitus Type II, mulai tanggal 3 s.d 4 September 2002.
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kasus Diabetes Mellitus sangatlah
penting, karena itulah sehingga penulis membatasi masalah hanya pada asuhan keperawatan
Diabetes Mellitus yang dirawat di ruang perawatan Interna atas Perjan RS DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar selama dua hari.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi atau gambaran yang nyata tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan klien dengan gangguan sistem endokrin akibat Diabetes Mellitus.
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk memperoleh gambaran tentang pengkajian fisik pada pasien Diabetes Mellitus.
b.
Untuk memperoleh gambaran tentang diagnosa perawatan dan rencana keperawatan pada
pasien Diabetes Mellitus.
c.
d. Untuk memperoleh gambaran tentang evaluasi pelaksanaan keperawatan pada klien dengan
Diabetes Mellitus.
e.
Mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien Diabetes Mellitus secara benar dan baik.
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Politeknik Kesehatan
Program Studi Keperawatan Tidung Makassar.
2. Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan khususnya di ruang perawatan Interna Atas
Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
3. Bahan bacaan.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah :
1. Studi Kepustakaan
Membaca dan mempelajari literatur-lliteratur yang ada relevansinya dengan karya tulis ini
antara lain buku dan catatan kuliah.
2. Studi Kasus
a.
Wawancara
Untuk mendapatkan data lebih lengkap tentang masalah yang timbul pada klien, dilakukan
dengan cara auto anamnese dan allo anamnese.
b. Observasi
Melakukan observasi langsung kepada pasien Diabetes Mellitus dan juga mengamati
perubahan yang terjadi pada klien.
3. Studi Dokumenter
Data-data yand didapat dari status klien di ruangan catatan perawatan, instruksi dokter dan
tim kesehatan lainnya.
F. Sistematika Penulisan
I
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam penyusunan karya tulis ini, penulis membagi
dalam lima bab, yaitu :
: Pendahuluan yang memuat tentang latar belakang, ruang lingkup, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
II
Konsep dasar medis yang terdiri dari : Pengertian, anatomi dan fisiologi, patofisiologi,
klasifikasi, etiologi, gambaran klinik, penatalaksanaan, komplikasi.
Konsep dasar keperawatan yang terdiri dari : Pengkajian data, perencanaan, tindakan
keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan, dan evaluasi.
III
: Tinjauan kasus
Membahas asuhan keperawatan pada pasien di Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo
Makassar dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
IV
: Pembahasan
Menguraikan tentang kesenjangan antara teori dan praktek keperawatan yang telah
dilaksanakan pada kasus yang telah ditentukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan
metabolisme
karbohidrat,
protein,
lemak
dan
berkembang
menjadi
komplikasi
b.
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem
dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja
insulin yang tidak adekuat (Brunner dan Sudarta, 1999).
c.
Diabetes Mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor
lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia
kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).
d.
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang ditemukan di seluruh dunia dengan
prevalensi penduduk yang bervariasi dari 1 6 % (John MF Adam).
b.
Badan pankreas merupakan bagian utama organ itu letaknya sebelah lambung dan depan
vertebra lumbalis pertama.
c.
Ekor pankreas adalah bagian runcing sebelah kiri, dan yang sebenarnya menyentuh lympa.
a.
b. Pulau langerhans yang tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan
glukogen langsung ke darah.
Pulau langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel alfa, beta dan delta
yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan sifat pewarnaannya. Sel beta mengekresi
insulin, sel alfa mengekresi glukagon, dan sel-sel delta mengekresi somatostatin.
a.
1.) Amylase ; menguraikan tepung menjadi maltosa atau maltosa dijadikan polisakarida dan
polisakarida dijadikan sakarida kemudian dijadikan monosakarida.
2.) Tripsin ; menganalisa pepton menjadi polipeptida kemudian menjadi asam amino.
3.) Lipase ; menguraikan lemak yang sudah diemulsi menjadi asam lemak dan gliserol gliserin.
b. Fungsi endokrin atau kelenjar tertutup berfungsi membentuk hormon dalam pulau langerhans
yaitu kelompok pulau-pulau kecil yang tersebar antara alveoli-alveoli pancreas terpisah dan
tidak mempunyai saluran.
Oleh karena itu hormon insulin yang dihasilkan pulau langerhans langsung diserap ke dalam
kapiler darah untuk dibawa ke tempat yang membutuhkan hormon tersebut. Dua hormon
penting yang dihasilkan oleh pancreas adalah insulin dan glukagon
1). Insulin
Insulin adalah protein kecil yang berat molekulnya 5808 untuk manusia. Insulin terdiri dari
dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sekresi insulin
diatur oleh glukosa darah dan asam amino yang memegang peranan penting. Perangsang
sekresi insulin adalah glukosa darah. Kadar glukosa darah adalah 80 90 mg/ml.
Mekanisme untuk mencapai derajat pengontrolan yang tinggi yaitu :
a.) Fungsi hati sebagai sistem buffer glukosa darah yaitu meningkatkan konsentrasinya setelah
makan, sekresi insulin juga meningkat sebanyak 2/3 glukosa yang di absorbsi dari usus dan
kemudian disimpan dalam hati dengan bentuk glukagon.
b.) Sebagai sistem umpan balik maka mempertahankan glukosa darah normal.
c.) Pada hypoglikemia efek langsung glukosa darah yang rendah terhadap hypothalamus adalah
merangsang simpatis. Sebaliknya epinefrin yang disekresikan oleh kelenjar adrenalin masih
menyebabkan pelepasan glukosa yang lebih lanjut dari hati. Juga membantu melindungi
terhadap hypoglikemia berat.
Adapun efek utama insulin terhadap metabolisme karbohidrat, yaitu :
a.) Menambah kecepatan metabolisme glukosa
b.) Mengurangi konsentrasi gula darah
c.) Menambah penyimpanan glukosa ke jaringan.
2). Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa pulau langerhans
mempunyai beberapa fungsi yang berlawanan dengan insulin. Fungsi yang terpenting adalah :
meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah. Glukagon merupakan protein kecil
mempunyai berat molekul 3842 dan terdiri dari 29 rantai asam amino.
Dua efek glukagon pada metabolisme glukosa darah :
a.) Pemecahan glikogen (glikogenesis)
b.) Peningkatan glukogenesis
Pengatur sekresi glukosa darah perubahan konsentrasi glukosa darah mempunyai efek
yang jelas berlawanan pada sekresi glukagon dibandingkan pada sekresi insulin, yaitu
penurunan glukosa darah dapat menghasilkan sekresi glukagon, bila glukagon darah turun 70
mg/100 ml darah pancreas mengekresi glukosa dalam jumlah yang sangat banyak yang cepat
memobilisasi glukosa dari hati. Jadi glukagon membantu melindungi terhadap hypoglikemia.
3. Patofisiologi
Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek
utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel
tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200
mg/hari/100 ml. (2) Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler
yang mengakibatkan aterosklerosis. (3) Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada Diabetes Mellitus
yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine penderita Diabetes Mellitus. Bila
jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas
225 mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah
filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar
glukosa meningkat melebihi 180 mg%.
Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke metabolisme telah
dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam
aseto asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1
Meq/Liter sampai setinggi 10 Meq/Liter.
4. Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa type yaitu :
a. Diabetes Mellitus type insulin, Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM) yang dahulu
dikenal dengan nama Juvenil Onset Diabetes (JOD), penderita tergantung pada pemberian
insulin untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada
anak-anak atau usia muda dapat disebabkan karena keturunan.
b. Diabetes Mellitus type II, Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDOM), yang dahulu
dikenal dengan nama Maturity Onset Diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :
1.) Non obesitas
2.) Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pancreas, tetapi biasanya
resistensi aksi insulin pada jaringan perifer.
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.
c.
1.) Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pancreas, kelainan hormonal, diabetes karena
obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan lain-lain.
2.) Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :
Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik
3.) Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak
dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon
pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk
mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.
5. Etiologi
Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti dari
studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahuo bahwa Diabetes Mellitus adalah
merupakan suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu
penyebab yang mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
a.
Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan diabetes :
Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita Diabetes Mellitus
dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang menderita Diabetes
Mellitus mencapai 8, 33 % dan 5, 33 % bila dibandingkan dengan keluarga sehat yang
memperlihatkan angka hanya 1, 96 %.
1.) Infeksi
Virus dianggap sebagai trigger pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi genetic
terhadap Diabetes Mellitus.
2.) Nutrisi
a.) Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
b.) Malnutrisi protein
c.) Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
3.) Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan
hyperglikemia sementara.
4.) Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali karena
jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena konsentrasi glukagon dalam darah
tinggi, feokromositoma karena kadar katekolamin meningkat
6. Gambaran Klinik
Gejala yang lazim terjadi, pada Diabetes Mellitus sebagai berikut :
Pada tahap awal sering ditemukan :
a.
c.
d.
Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan kehabisan
glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari
bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.
e.
Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi) yang disebabkan
karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga
menyebabkan pembentukan katarak.
7. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus adalah untuk mengatur
glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika klien berhasil
mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.
Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik,
diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin. Penyuluhan
kesehatan awal dan berkelanjutan penting dalam membantu klien mengatasi kondisi ini.
8. Komplikasi
a.
Akut
1.) Hypoglikemia
2.) Ketoasidosis
3.) Diabetik
b. Kronik
1.) Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh darah
tepi, pembuluh darah otak.
2.) Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati diabetic.
3.) Neuropati diabetic.
mengidentifikasi
masalah
dan
diagnosa,
merencanakan
intervensi
susah
berjalan/bergerak,
kram
otot,
gangguan
istirahat
dan
tidur,
Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d. Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
e.
Neurosensori
Sakit kepala, mengatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi,
koma dan bingung.
f.
Nyeri
Pembengkakan perut, meringis.
g. Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
h. Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i.
Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada
pria.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Diabetes Mellitus yaitu :
a. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
insulin, penurunan masukan oral.
c.
f.
g.
3. Rencana Keperawatan
a.
Tujuan :
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat
diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu, dan kadar
elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
1.) Pantau tanda-tanda vital.
Rasional
Rasional
: Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.
3.) Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
Rasional
: Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari
terapi yang diberikan.
4.) Timbang berat badan setiap hari.
Rasional
: Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan
selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
5.) Berikan terapi cairan sesuai indikasi.
Rasional
: Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien
secara individual.
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
insulin, penurunan masukan oral.
Tujuan :
-
1.) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien.
Rasional
Rasional
Rasional
: Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan, kerjasama
ini dapat diupayakan setelah pulang.
4.) Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.
Rasional
Rasional
: Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu
memindahkan glukosa ke dalam sel.
c.
Intervensi :
1). Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.
Rasional
Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan
ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi nosokomial.
2). Tingkatkan upaya untuk pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua
orang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya sendiri.
Rasional
Rasional
: Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan
kuman.
4). Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.
Rasional
Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko
terjadinya kerusakan pada kulit/iritasi kulit dan infeksi.
5). Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam.
Rasional
Tujuan :
-
Rasional
Rasional
4.) Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri atau kehilangan sensori pada paha/kaki.
Rasional
: Neuropati perifer dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman yang berat, kehilangan sensasi
sentuhan/distorsi yang mempunyai resiko tinggi terhadap kerusakan kulit dan gangguan
keseimbangan.
e.
Rasional
Rasional
Rasional
: Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat
ditoleransi.
f.
Rasional
: Harapan yang tidak realistis atau adanya tekanan dari orang lain atau diri sendiri dapat
mengakibatkan perasaan frustasi.kehilangan kontrol diri dan mungkin mengganggu
kemampuan koping.
3.) Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri dan
berikan umpan balik positif sesuai dengan usaha yang dilakukannya.
Rasional
Rasional
Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan.
Intervensi :
: Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pertimbangan dalam memilih
gaya hidup.
3.) Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat.
Rasional
: Kesadaran tentang pentingnya kontrol diet akan membantu pasien dalam merencanakan
makan/mentaati program.
4.) Diskusikan pentingnya untuk melakukan evaluasi secara teratur dan jawab pertanyaan
pasien/orang terdekat.
Rasional
Apakah kelelahan dapat diatasi dan produksi energi dapat dipertahankan sesuai kebutuhan ?
f.
Apakah klien dapat menerima keadaan dan mampu merencanakan perawatannnya sendiri ?
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tgl Masuk RS
: 3 8 2002
Tgl Pengkajian
: 3 9 2002
No. Register
: 05 37 92
A. Pengkajian
1. Biodata
a.
Identitas Klien
Nama
: Tn. R
Umur
: 46 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Bugis/Indonesia
Kawin/Belum
: kawin
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: PNS (Pemda)
Penghasilan
Alamat
: Daya
b. Identitas Penanggung
Nama
: Ny. NR
Umur
: 41 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Bugis/Indonesia
Kawin/Belum
: kawin
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
Penghasilan
:-
Hubungan
: Istri
2. Riwayat Kesehatan
a.
3 generasi
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Orang tua klien menderita DM
: Meninggal
: Tinggal serumah
3. Pemeriksaan Fisik
a.
b. BB : 49 Kg, TB : 163 cm
c.
Kesadaran : Komposmentis
d. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
SB : 36, 6 0 C
P : 20 x/menit
e.
Kepala
Inspeksi :
Warna rambut
: Hitam
Distribusi rambut
: Merata
Kulit kepala
: Nampak bersih
f.
Muka
Inspeksi :
g. Mata
Inspeksi :
1.) Palpebra
2.) Sclera
: Tidak icterus
3.) Conjungtiva
4.) Pupil
: Isokor
Palpasi :
-
h. Hidung
Inspeksi :
-
Palpasi :
-
Tidak ada rasa nyeri tekan pada sinus maxillaris, etmoidalis, frontalis.
i.
Telinga
Inspeksi :
-
j.
Rongga mulut
Inspeksi :
1.) Gigi
-
2.) Gusi
-
:-
:-
Berwarna merah
k. Leher
Inspeksi :
-
l.
Auskultasi
-
Batas paru ICS 3, 4, 5 sisi dada kiri dengan bunyi resonan ke pekak
Batas paru-paru hati ICS 6 dada sebelah kanan dari resonan ke pekak
Batas paru-paru dengan lambung ICS 8 sisi sebelah kiri bunyi resonan
m. Jantung
Inspeksi :
Batas jantung dengan paru-paru pada ICS 3, 4, 5 dengan bunyi resonan ke pekak.
Auskultasi
Bunyi jantung I
Bunyi jantung II
n. Abdomen
Inspeksi :
-
Bunyi tympani : Pada kwadran kiri atas, bawah, sisi kanan atas bunyi pekak.
Palpasi :
o. Ekstremitas
1.) Ekstrimitas atas
Inspeksi :
-
Nampak luka pada kaki kanan (ibu jari)/kaki warna luka hitam
Palpasi
KPR
: Positif kiri/kanan
APR
: Positif kiri/kanan
4. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium Tgl 15 Agustus 2002
GDS
117
SGOT
23
Normal : Lk < 38
SGPT
10
Normal : Lk < 41
385
397
Nutrisi
1.) Kebiasaan
-
Pola makan
Frekuensi makan
: 3 x sehari
Nafsu makan
: Baik
Makanan kesukaan
: Manis-manisan
Makanan pantang
: Tidak ada
: 8 gelas/hari
Pola makan
Nafsu makan
: Baik
Makanan kesukaan
: Sop saudara
Makanan pantang
: Tidak ada
: 6 7 gelas/hari
Pola makan
Frekuensi makan
: 3 x sehari
Makanan pantang
: Manis-manisan
: 6 - 7 gelas/hari
b. Eliminasi
1.) Buang air kecil
Kebiasaan
-
Frekwensi
: 5 6 x/hari
Warna
: Kuning
Bau
: Pesing
Frekwensi
: 1 x/sehari
Warna
: Kuning
Konsistensi
: Lunak
Perubahan selama di RS
-
Frekwensi
: 1 x dalam 3 hari.
c.
e.
Personal hygiene
Kebiasaan :
Mandi 2 x sehari.
8. Kegiatan Keagamaan
Klien tidak melakukan shalat 5 waktu.
Klien sudah mampu berjalan-jalan.
9. Perawatan dan Pengobatan
Perawatan
-
Clindamicyn
3 x 500 mg/hari
Metronidazole
3 x 500 mg/hari
Pletal
2 x 1 tablet/hari
Neurosambe
1 x 1 tablet/hari
B. KLASIFIKASI DATA
Data Subyektif
-
Klien menyatakan riwayat DM sudah 3 tahun dan orang tuanya juga menderita DM.
Data Obyektif
-
Terapi insulin 25 10 10
Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
SB : 36,6 0 C
N : 80 x/menit
P : 20 x.menit
C. ANALISA DATA
DATA
O
1.
ETIOLOGI
Data Subyektif :
dilakukan
sendiri.
Data Obyektif :
- Klien nampak lemah
-
MASALAH
Penurunan
aktivitas
DATA
ETIOLOGI
kukan sendiri.
MASALAH
Metabolisme karbohidrat
menurun
Energi berkurang
Kelemahan
2.
Data subyektif :
tubuh
menurun.
-
ditransfer ke jaringan
makan menurun.
Data obyektif :
-
Porsi
makan
tidak
dihabiskan ( porsi)
- Konjungtiva nampak pucat
Nutrisi kurang
dari
kebutuhan
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Penurunan BB
4.
Data subyektif : -
(ibu jari)
- GDS 397 mg/dl
hypoglikemia
Data obyektif :
- Nampak luka pada kaki kiri
Resiko terjadi
Osmolaritas meningkat
asan infeksi
N
O
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
D. PRIORITAS MASALAH
1. Penurunan aktifitas berhu-bungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan :
Data Subyektif :
- Klien merasa lemah
- Klien mengatakan sebagi-an aktifitasnya dilakukan sendiri.
Data Obyektif :
- Klien nampak lemah
- Aktifitasnya sebagian dila-kukan sendiri.
2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat ditandai dengan :
Data subyektif :
- Klien mengeluh lemah
Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pem-batasan diet dan therapi insulin
ditandai dengan :
Data subyektif : Data obyektif :
: 120/80 mmHg
: 80 x/menit
: 20 x/menit
: 36, 6 0 C
E. RENCANA KEPERAWATAN
Nama
Tn.
R
RS
Tgl.
Masuk
: 03 08 - 2002
Umur
46
Tahun
Tgl.
Pengkajian
: 03 09 - 2002
J.
Kelamin
Laki-
laki
No.
Register
Alamat
Perum.
Daya
Dx. Medis
DM Type II
RENCANA KEPERAW
TANGGAL/
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
NO
3 09 02
TUJUAN
1.
klien1.
INTERVENSI
Kaji
tingkat Un
kriteria :
dalam
klien ke
melakukan ka
Un
Semua aktifitasnya2.
Bantu/latih
dilakukan berak-tifitas
klien atr
secara
sendiri.
Kl
Data Obyektif :
sanya
ole
misalnya
mandi,
makan,3.
Libatkan keluarga ke
dalam
keperawatan
tindakan
Ag
RENCANA KEPERAW
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TANGGAL/
TUJUAN
INTERVENSI
me
pe
dari
Un
kebutuhan Kebutuhan
nutrisi
ba
dengan
dik
Data subyektif :
pe
disediakan dihabis-
seh
2.
makan klien.
Un
Timbang
badan
berat sel
setiap
hari
Ma
makan menurun.
me
Data obyektif :
kli
Porsi
makan
tidak
3.
dihabiskan ( porsi)
-
kebiasaan
badan menurun.
-
Kaji
ditandai dengan :
1.
Konjungtiva
Sajikan
makanan
nampak
pucat
Ag
nu
4.
tapi
libatkan
klien
sering, pa
keluarga ke
pada ke
TANGGAL/
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAW
TUJUAN
INTERVENSI
3.
perencanaan
Resiko
terjadi
pa
res
dengan
- Ada riwayat DM
tachicardi,
teraba
- TTV :
Un
gu
TD : 120/80 mmHg
set
hypoglikeBeri
diet
sesuai Ag
3.
N : 80 x/menit
mu
hy
Observasi
tanda- De
tanda hypoglikemia
me
P : 20 x/menit
dih
S : 36, 6 0 C
ter
4.
pemberian Se
insulin.
tuk
4.
tin
Un
Resiko perluasan infeksi
5.
Ukur
tanda-tanda fik
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TANGGAL/
berhubungan
hyper-glikemia
Data obyektif :
Nampak luka pada kaki
INTERVENSI
infeksi vital
din
Data subyektif : -
TUJUAN
dengan Perluasan
dengan :
RENCANA KEPERAW
ka
kriteria:
Luka
sembuh
1.
dengan baik
Observasi
tanda
tanda- Te
perluasan me
pe
(pus)
Luka
melebar
Luka
da
tidak
2.
Lakukan/ganti Ca
nampak verband
kering.
dengan me
Un
dim
3.
Kompres
luka ka
tiap
ganti An
verband
4.
Ukur
ata
tanda-tanda
TANGGAL/
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
5.
RENCANA KEPERAW
INTERVENSI
Penatalaksanaan
pem-berian antibiotik
Chlin-damycin,
metronida-zole 3 x
500 mg/hari
F. CATATAN PERKEMBANGAN
NO
1.
HARI/ NO.
JAM
TGL
DX
Rabu,
4/09/02
1.
IMPLEMENTASI
EVALUASI
PARAF
Nampak klien
tifitas
akmakan,
mandi, jalan-jalan.
09.00 Menyuruh klien mandi sendiri
di kamar mandi
Masalah dapat
10.00 Memberikan
penyuluhan
NO
HARI/ NO.
JAM
TGL
DX
IMPLEMENTASI
tentang
pentingnya
perlunya
EVALUASI
diet,
menga-tasi
S : Klien mengata-kan
nafsu ma-kan baik.
2.
2.
memberikan
Porsi makan
diberikan
dihabiskan.
pucat.
kan dihabiskan.
teratasi
Masalah sudah
PARAF
NO
HARI/ NO.
JAM
TGL
DX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
kasi.
Hasil : Keluarga dapat mengerti
S: dan mau melaksanakan.
:
3.
3.
Therapi insulin
memberikan
Keluarga
memberi
Masalah belum
09.15 Mengobservasi
tanda-tanda
P :
hupoglikemia
Hasil : Tidak ada tanda-tanda
hypoglikemia.
: 120/80 mmHg
: 80 x/menit
PARAF
NO
HARI/ NO.
JAM
TGL
DX
IMPLEMENTASI
S
: 36, 6 0 C
P:
20 x/menit
EVALUASI
S: -
:
4.
4.
Nampak warna
Mengganti
verband
dengan
: 120/80 mmHg
: 80 x/menit
: 36, 6 0 C
P:
20 x/menit
Tidak tampak
perluasan luka
PARAF
NO
HARI/ NO.
JAM
TGL
DX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
PARAF
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesenjangan dalam suatu asuhan keperawatan atau proses keperawatan adalah adanya
ketidaksesuaian antara teori dan kenyataan yang ditemukan di lapangan.
Dalam asuhan keperawatan yang diberikan pada Tn. R dengan gangguan sistem
endokrin akibat Diabetes Mellitus, juga ditemukan beberapa kesenjangan. Untuk
memudahkan dalam memahami kesenjangan yang terjadi, maka penulis membahas sebagai
berikut :
A. Pengkajian
Pengkajian yang ditemukan pada kasus ini terdapat kesenjangan yaitu pasien tidak
mengalami gejala utama pada Diabetes Mellitus, yaitu poliuri, polipagi, tetapi klien hanya
mengeluh kelemahan tubuh, kurang nafsu makan dan berat badan menurun.
Tidak ditemukan ketiga gejala utama diatas mungkin disebabkan karena adanya
therapy pemberian insulin yang adekuat.
B. Perencanaan
Pada kasus ini penulis mengangkat/ temukan empat diagnosa keperawatan, tetapi secara
umum yang termuat dalam teori keadaan pasien Diabetes Mellitus ada tujuh diagnosa
keperawatan yakni :
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
insulin, penurunan masukan oral.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
4. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan
glukosa/insulin dan atau elektrolit.
5. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif yang tidak dapat
diobati, ketergantungan pada orang lain.
7.
Pada kasus ini penulis menemukan dua diagnosa keperawatan yang tidak ada pada teori
yaitu :
1. Penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Hal ini diangkat karena klien tidak mampu melakukan aktifitasnya sendiri.
2. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pemberian insulin
Hal ini diangkat karena pemberian terapi insulin yang terus menerus tanpa memantau kadar
gula darah akan menyebabkan hyperglikemia.
Pada kasus ini penulis tidak mengangkat diagnosa utama yaitu kekurangan volume cairan
karena pada pasien tidak ditemukan adanya gejala-gejala deficit volume cairan, seperti : out
put urine meningkat, tachicardi dan evaporasi.
Diagnosa resiko tinggi tehadap perubahan persepsi sensori, kelelahan dan ketidak berdayaan
serta kurang pengetahuan, tidak ditemukan dalam tinjauan kasus, hal ini disebabkan karena
klien sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 1 bulan sehingga kondisi
penyakit klien sudah mulai membaik.
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan seluruh tindakan keperawatan yang dilakukan selalu berorientasi pada rencana
yang telah dibuat terlebih dahulu. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang berdasarkan
teoritis ada yang belum terlaksana, semua ini disebabkan karena keadaan/sifat klien yang
berbeda dan jenis perawatan yang dilaksanakan di ruang perawatan disesuaikan dengan
keadaan dan sarana serta fasilitas yang tersedia.
D. Evaluasi
Dalam teori pada evaluasi yang ditentukan adalah keadaan atau kriteria pencapaian tujuan
sesuai rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan.
Pada studi yang ditangani melalui pendekatan proses keperawatan sebagai metode
pemecahan masalah, maka dari 4 (empat) diagnosa keperawatan yang muncul/diangkat, 2
(dua) diantaranya teratasi dengan baik yaitu :
1. Penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Sedangkan dua diagnosa resiko yang diangkat, selama pelaksanaan studi kasus, tidak
terjadi yaitu :
3. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pembatasan diet dan terapi insulin.
4. Resiko perluasan infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
Hal ini dapat dicapai karena klien dan keluarga sangat kooperatif dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan dan kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lain, dan untuk mempertahankan
agar kedua diagnosa resiko tersebut tidak menjadi aktual, penulis telah mendelegasikan ke
petugas ruangan untuk melanjutkan penerapan proses keperawatan pada klien tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menyelesaikan studi kasus pada klien Tn. R dengan gangguan sistem endokrin ;
Diabetes Mellitus di ruang Interna Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar, dengan
bertitik tolak pada pembahasan bab sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan dan
saran-saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronik yang menimbulkan gangguan multisistem
dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja
insulin yang tidak adekuat.
2. Pengkajian data penyakit Diabetes Mellitus dapat memberikan hasil bervariasi antara pasien
satu dengan yang lain. Pada umumnya data dan gejala yang ditemukan timbul sebagai akibat
terjadinya kekurangan insulin sehingga glukosa tidak masuk ke dalam sel.
3. Perawatan dan pengobatan Diabetes Mellitus terdiri dari diet, yang merupakan hal yang
sangat berperan, latihan fisik yang tepat, obat-obatan dan juga pendidikan kesehatan
mengenai penyakit tersebut.
B. Saran-saran
1. Untuk klien dan keluarga
Setelah mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus serta komplikasi yang ada maka klien
perlu menyadari keadaan dirinya, sehingga perlu melakukan kontrol yang efektif mungkin
untuk mencegah terjadinya peningkatan gula darah dan diharapkan keluarga dapat bekerja
sama dalam hal ini.
2. Untuk petugas di ruangan
Harus ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebab dengan adanya kerjasama dan
komunikasi yang baik, dengan memandang individu sebagai makhluk biopsiko sosial dan
spiritual.
3.
Untuk masa yang akan datang, penulis mengusulkan jika memungkinkan bahwa dalam
melaksanakan asuhan keperawatan untuk penulisan karya tulis ini perlu diberi waktu agak
lama agar memudahkan dalam melakukan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo Tjokronegoro, Prof. dr. Ph.D, Hendra Utama,1999, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi III, EGC. Jakarta.
Barbara C. Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah , Ikatan Alumni Pendidikan Padjajaran
Bandung.
Boedi Sarwono, 1984, Segi Praktis Diagnostik Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Guyton, 1987, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, EGC, Jakarta.
Hotma Purmoharjo, SKp, 1994, Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Endokrin,
EGC, Jakarta.
Marylinn E. Doenges, dkk, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Endokrin, EGC Jakarta.
Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi II, Media Aeusculapius.
Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson, 1995, Patofisiologi, Edisi IV, EGC. Jakarta.
Dicatat oleh rusli taher di 5:19 PG