Вы находитесь на странице: 1из 14

REHABILITASI PASIEN STROKE MENGGUNAKAN PIJAT TRADISIONAL

THAILAND, PERAWATAN HERBAL DAN TERAPI FISIK

PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua di seluruh dunia, dan di
thailand stroke merupakan penyebab kematian yang menempati urutan ketiga. WHO
mendefinisikan stroke sebagai perubahan secara tiba-tiba tanda neurologis, atau
gangguan klinis pada pembuluh darah, dengan gejala yang berlangsung 24 jam atau
lebih. stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu iskemik (yang melibatkan
gangguan pasokan darah) dan hemoragik (pecah atau melibatkan arteri serebral).
Stroke tidak hanya menyebabkan kematian, tetapi juga kecacatan, pada pasien stroke
masalah yang timbul adalah masalah fisik dan emosional yang sangat mengganggu
seperti defisit motorik, defisit kognitif disertai nyeri, depresi, dan gangguan tidur.
Stroke juga menyebabkan masalah pada segi lain seperti perekonomian, sosial dan
psikologis yang dapat memicu stress.
Dalam contoh biomedis kesehatan, pasien yang mengalami stroke iskemik,
pada tahap awal, diberikan pengobatan antikoagulan yang melibatkan jaringan
plaminogen aktivator [ 6 ] . Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk memecah
gumpalan dan memberikan pasien prognosis yang baik serta mencegah kecacatan
jangka panjang [ 6 ] .
Pengobatan utama untuk pemulihan stroke adalah ambulasi dini dan latihan
[ 8 ] . Latihan di rumah sakit umumnya dilakukan di pusat kebugaran, dimana pasien
diawasi dan dipantau dalam penggunaan berbagai peralatan olahraga. Program latihan
terstruktur melibatkan latihan aerobik yang telah terbukti meningkatkan mobilitas dan
keseimbangan pada pasien stroke [ 9,10 ] . Di gym pasien ditempatkan di atas meja
miring dan tali lebar yang digunakan untuk pengamanan. Tujuannya adalah agar
pasien dapat berdiri pada posisi tegak 90 derajat untuk jangka waktu yang ditentukan
dwmi meningkatkan peredaran darahnya. Hidroterapi atau terapi menggunakan air
sering digunakan pada pasien rehabilitasi stroke untuk meningkatkan keseimbangan

1|jurnal

dan gaya berjalan mereka. Percobaan Noh et al secara acak [ 11 ] menyimpulkan


bahwa setelah perawatan hidroterapi, keseimbangan dan kekuatan fleksor lutut
postural pasien stroke dapat ditingkatkan. Namun, tinjauan sistematis baru-baru ini
Mehrholz et al dari empat uji coba terkontrol secara acak mengevaluasi dampak dari
hidrotherapi untuk pasien stroke menemukan bukti bahwa latihan berbasis air tidak
meningkatkan aktivitas hidup sehari-hari, maupun keseimbangan dan kemampuan
untuk berjalan.
Pengobatan komplementer dan alternatif ( CAM ) merupakan terapi yang
biasa digunakan oleh kebanyakan pasien stroke. Sebuah penelitian di Kanada yang
menggunakan teknik survei dan wawancara telepon untuk menentukan persentase
pasien stroke yang menggunakan CAM dan efektivitas dalam mengurangi gejala
stroke[ 13 ] . Studi ini menemukan terdapat 26,5 % pasien stroke yang menggunakan
teknik CAM ,teknik CAM yang digunakan adalah dengan memberi vitamin, pijat dan
akupunktur . Namun, hanya 16,1 % dari pasien yang menggunakan terapi ini
merasakan manfaat nyatanya [ 13 ] .
Sebuah studi baru-baru ini menyatakan penggunaan terapi herbal pada pasien
stroke dapat berguna untuk mengurangi depresi . penggunaan terapi herbal ( bohlam
lily , Rehmannia glutinosa , dan Slavia miltiorrhiza ) pada pasien stroke adalah
pilihan yang tepat untuk mengobati depresi pada kelompok pasien [ 14 ] . Sebuah
studi eksperimental terapi herbal di Korea menggunakan Chunpyesagan - tang dalam
pengobatan stroke akut menyimpulkan bahwa obat herbal ini secara tidak langsung
telah meningkatkan pemulihan fungsional . Chunpyesagan - tang adalah campuran
herbal yang populer digunakan di Korea untuk mengobati stroke yang dalam fase
akut. Chunpyesagan - tang diperkirakan dapat mencegah perkembangan stroke,
sehingga kedepannya dapat mengurangi risiko cacat neurologis [ 15 ]
Sebuah uji coba control secara acak yang dilakukan di Korea yang melibatkan
aromaterapi dan akupresur pada pasien stroke menyimpulkan bahwa aromaterapi dan
akupresur meningkatkan nyeri bahu yang berasal akupresur itu sendiri [ 16 ] . Studi di
Korea terbaru lainnya yang melibatkan akupresur meridian untuk pasien stroke

2|jurnal

menunjukkan peningkatan fungsi ekstremitas atas , seiring dengan peningkatan


aktivitas hidup sehari-hari ( ADL ) dan mengurangi depresi pada pasien stroke [ 17 ] .
Hasil untuk akupunktur dari dua studi menunjukkan hasil positif bagi pasien
stroke, setelah di cocokan dengan menggunakan Index Barthel of ADL. Namun, uji
coba terkontrol secara acak pada akupunktur ada perbedaan dalam Indeks Barthel
atau skor neurologis antara kelompok. Studi di Hongkong menunjukkan bahwa
pemijatan pada bagian punggung masih lambat dalam membantu mengurangi cemas
dan nyeri untuk pasien stroke di sebuah pusat rehabilisasi di Hongkong. Studi di
United Kingdom yang menggunakan teknik pijat yang disebut terapi Marma, yang
melibatkan tekanan yang kuat pada sepanjang sisi yang terkena serangan.
Hasil uji coba non-acak terkontrol tidak menunjukkan bukti tentang
kemanjuran terapi ini.

Pijat kaki refleksi merupakan bentuk lain pijat yang

melibatkan titik-titik tekanan pada kaki yang berhubungan dengan bagian-bagian


tertentu dari tubuh dan meningkatkan stimulasi hemeostatis

zona refleks organ

internal di dalam tubuh. Dilaporkan ada banyak menghasilkan manfaat diantaranya


seperti membantu relaksasi dan menghilangkan nyeri. Karena diperkirakan teknik ini
dapat membebaskan penyumbatan dan meningkatkan aliran energi dengan
menyingkirkan laktat yang terakumulasi sehingga dapat meningkatkan sirkulasi.
Hasil dari studi kuantitatif di Korea yang melibatkan pasien stroke,
menyarankan bahwa refleksologi sangatlah efektif dalam mengurangi stress dan
ketegangan.

Tinjauan

sistematis

pada

beberapa

literatur

mengenai

CAM

menyimpulkan bahwa CAM dapat mengatasi gangguan komunikasi (bukan hanya


pada pasien stroke tetapi juga pada demensia dan pasien cedera otak traumatis).
Pada umumnya orang-orang Thailand dalam mengatasi gangguan kesehatan
menggunakan metode pengobatan tradisional. beberapa obat tradisional atau terapi
yang digunakan adalah seperti pijat ala Thai, kompres herbal, mandi herbal dan pijat
kaki. Pijat Thai, juga dikenal sebagai Nuat Bo Rarn atau perlakuan pijat yang kuat
dengan

peregangan pasif pada area otot yang terkena serangan,

teknik yang

digunakan yaitu tekanan yang singkat tetapi berkelanjutan, penggunaan jempol, siku,
telapak tangan dan kaki juga dalam hal mengontrol tekanan mekanik selama pijat.

3|jurnal

pemijatan langsung menekan pada garis meridian yang disebut "SEN Sib", dengan
fokus tekanan pada titik-titik tertentu pada garis-garis ini. Berbagai manfaat dari pijat
ala Thai telah dikemukakan dalam berbagai literatur,manfaatnya yaitu penurunan
denyut jantung dan tekanan darah, mengurangi stres, meningkatkan suplai darah ke
organ,

peningkatan

fleksibilitas,

mengatasi

kecemasan

dan

depresi

serta

meningkatkan imunitas. penggunaan kompres herbal panas, yang disebut Luk Pra
Kob.
Dengan bahan-bahan yang terdiri dari berbagai herbal yang melibatkan plai
(rimpang Zingiber cassumunar), kunyit, serai, kupas Kaffi-kapur, garam dan kapur
barus. Pada teknik kompres herbal bahan-bahan diatas tadi digabungkan bersama lalu
dimasukan kesuatu tempat lalu dibentuk menjadi bola berbentuk bulat, dikukus
kemudian diletakan pada tubuh seseorang dengan gerakan menekan dan memutar.
kompres herbal biasanya digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.
Manfaat lain dari kompres herbal yaitu membantu menghilangkan stres dan
menimbulkan rasa nyaman. penggunaan terapi mandi herbal juga telah digunakan
sebagai bagian dari praktek pengobatan tradisional di Thailand. Kombinasi herbal
ditempatkan di bak kamar mandi kemudian pasien diminta untuk berendam. Manfaat
dari terapi ini membantu melancarkan sirkulasi darah,menghilangkan ketegangan
otot,serta rasa nyeri.
Sebuah studi kualitatif pada pasien stroke di Thailand mengemukakan bahwa
beberapa pasien mengeluh perawatan pijat ala thai sangatlah menyakitkan . Selain itu,
pasien muda lebih cenderung suka berolahraga di gym daripada melakukan pijat ala
thai ataupun perawatan herbal. Namun, wawancara yang dilakukan oleh perawat
melaporkan ada perbaikan yang cukup besar dalam hal tidur, mood dan rasa sakit
dalam kurun waktu dua minggu dari awal pasien masuk, serta peningkatan ADL
khususnya dalam berjalan, dan dilaporkan hanya sedikit pasien yang mengalami
nyeri, kejang dan kekakuan otot, selain itu pola tidur pasien menjadi lebih baik, dan
suasana hati mereka pun membaik.
Mengingat, bukti kualitatif ini positif, studi ini dilakukan untuk menguji
secara kuantitatif dampak perawatan khusus ini pada pasien stroke. Secara khusus,

4|jurnal

penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah program rehabilitasi untuk pasien
stroke yang melibatkan pijat ala Thai, terapi herbal dan aktivitas fisik dapat
meningkatkan ADL, memperbaiki suasana hati, pola tidur, dan mengurangi intensitas
nyeri.
1. METODE DAN BAHAN
1.1 Setting
Tempat penelitian di 42-tempat rehabilitasi di Thailand bagian utara (Thung
Bo Paen Rehabilitation Centre) yang menangani pasien dengan masalah stroke,
cedera kepala serta tulang belakang. tempat ini secara resmi didirikan pada tahun
1994 oleh seorang Pendeta budhha yang sering disebut Abbott, beliau lah yang
mempelajari obat-obatan herbal dan menerapkan pengetahuan tentang tumbuhtumbuhan dalam mengobati ibunya yang menderita stroke.
Tempat ini adalah tempat rehabilitasi swasta yang menerima persetujuan
resmi dari Pemerintah Thailand pada tahun 2007. Tempat ini menerima pasien
rawat inap dan pasien rawat jalan . Masyarakat lokal direkrut untuk menjadi
karyawan dan dilatih untuk bekerja sebagai terapis rehabilitasi. tetapi disini para
penjaga pasien membantu pasien dalam pemenuhan ADLnya. Mereka juga
membantu persiapan terapi herbal dan membantu terapis rehabilitasi untuk
memijat pasien. biasanya penjaga pasien adalah anggota keluarga, namun pasien
juga dapat menyewa pengasuh. Semua perawat, termasuk kepala keperawatan,
adalah relawan dan bekerja 6 jam per shiff di tempat ini .
Ada juga terapis fisik dan dokter dari Hang Chat

Hospital

(Hospital

Community) yang bekerja paruh waktu yaitu mengunjungi pasien apabila dalam
kondisi kritis. Namun, jika ada masalah kesehatan yang penting dari pasien,
dokter dari Hang Chat Hospital bersedia untuk konsultasi dan rujukan, serta
Hospital Lampang (Rumah Sakit provinsi). Proyek penelitian ini telah disetujui
oleh University of Newcastle Ethics Committee (NSW, Australia).
1.2

Sampel
Sampel, kriteria inklusi pada penelitian ini adalah semua pasien baru di atas
usia 18 tahun, dirawat di pusat rehabilitasi selama masa studi. Kriteria eksklusi

5|jurnal

meliputi: pasien yang tidak ingin berpartisipasi, pasien dengan cedera kepala
tulang belakang, pasien dengan gangguan kognitif , misalnya, pasien bingung
atau pasien dengan demensia. Semua pasien baru yang dirawat di pusat
rehabilitasi selama masa studi, yang memenuhi kriteria inklusi, langsung ditemu
oleh Perawat untuk ditanyakan kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini. Seteleh itu baru Kepala perawat memberitahu peneliti tentang
calon pesertanya.
1.3 Perawatan.
Pasien di tempat penelitian diambil menggunakan urutan prosedur sebagai
berikut. Pertama, prosedur untuk menghilangkan memar, pembengkakan dan
nyeri. Sebuah kompresi panas menggunakan daun lily Crinum disebarkan ke
seluruh tubuh, setelah itu daerah-daerah tertentu yang mengalami kelemahan dan
nyeri seperti kaki dan tangan langsung dikerjakan. Langkah ini biasanya
berlangsung selama kurang lebih 30 menit. kemudian, kompres panas lain
diterapkan ke kaki dengan menggunakan berbagai bumbu, dalam bentuk
kompresi bola herbal, untuk mengendurkan otot-otot dan meningkatkan
mobilitas otot.
Bola kompresi ini terdiri dari Plai (Zingiber cassumunar Roxb). Lemon grass
dan jeruk purut. Kompresi bola dikukus dan dicelupkan ke dalam alkohol
sebelum diletakan pada pasien. Terapis melakukan prosedur ini selama 30 menit.
Untuk menentukan apakah suhu kompresi berada pada tingkat yang aman, terapis
harus menguji bola herbal pada kulit mereka sendiri sebelum melakukan
kompresi pada kulit pasien. Selama penerapan kompresi, terapis diharuskan
untuk menilai tampilan kulit pasien secara terus-menerus.
Untuk meningkatkan rehabilitasi otot, pasien kemudian dilakukan pijat ala
Thai dan gerakan sendi. Pasien kemudian direndam dalam bak kamar mandi
penuh dengan herbal hangat seperi jeruk purut dan sereh selama 5 sampai 10
menit untuk mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan sirkulasi. Setelah itu,
mereka juga latihan di gym di mana mereka latihan pada berbagai peralatan
olahraga, untuk memperkuat otot. Pada tahap ini para pasien diberikan waktu

6|jurnal

sekitar 20 sampai 30 menit pada masing-masing peralatan. Peralatan meliputi


roda tangan-bahu, palang sejajar, dan meja yang kemiringannya dapat
disesuaikan, tangga sudut gaya, dan sepeda stasioner. Pasien juga bisa duduk di
kursi dan kaki mereka dipijat oleh sebuah mesin selama 20 menit, yang bekerja
pada titik-titik refleksologi.
Pada Akhirnya, pasien berjalan melalui lubang lumpur yang dirancang.
Lubang lumpur memiliki lebar 1 m , kedalaman 60 cm, dan panjang 10 m.
Berjalan melalui lumpur dapat meningkatkan otot dan sendi pasien. Hal ini juga
dapat membantu memperbaiki cara berjalan mereka yang menyimpang dan
mencegah kaki mengarah keluar apabila berjalan. Biasanya, pasien diminta untuk
berjalan kaki selama 20 menit, dua tiga kali seminggu. Semua Pasien pada
penelitian ni menerima program pengobatan semua ini setiap harinya. Semua
pasien menerima urutan yang sama dari semua perlakuan. Semua teknik
pengobatan pasien dianggap sebagai perawatan klinis.
Perlu Perhatikan bahwa mandi herbal kontraindikasinya pada pasien dengan
penyakit jantung. Kompres herbal tidak cocok untuk pasien dengan penyakit
gout, rematik, arthritis atau alergi,. Pasien dengan kulit rusak atau lesi pada kaki
mereka tidak diberikan latihan melalui lubang lumpur.
1.4 Tindakan
ADL dinilai menggunakan Indeks Barthel, menggunakan skala 0-100,
berdasarkan 10 item tentang ADL dan mobilitas. Semakin tinggi skor semakin
bagus pula tingkat kemandirian pada orang tersebut. Index Barthel adalah
pengamatan yang dilakukan oleh perawat. Penetapan indeks Barthel merupakan
bagian dari perawatan rutin. Mood, nyeri dan pola tidur dinilai dengan
menggunakan skala analog visual 10 poin (VAS).
Masing-masing skala ini diwakili oleh garis dengan tanda-tanda dari 0
sampai 10. Pada skala nyeri kata-kata "nyeri terburuk" ditulis di ujung bawah dan
kata-kata "tidak sakit" di ujung atas. Pada mood skala kata "bahagia" di ujung
atas. Pada skala pola tidur, kata "tidur" ditulis di ujung bawah dan kata "baik
tidur" di ujung atas.

7|jurnal

1.5 Analisa statistik


Student t-test digunakan untuk membuat perbandingan antara skor awal dan
tindak lanjut untuk setiap hasil pengukuran, Analisis longitudinal dilakukan
dengan menggunakan model linier umum campuran (GLMMs), disesuaikan
untuk usia, jenis kelamin dan waktu sejak awal stroke.
Sebuah GLMMs adalah perluasan untuk kata modal linear umum, yang
menjelaskan data berkorelasi yang muncul dari tindakan berulang pada individu
dari waktu ke waktu. GLMMs menjelaskan data berkorelasi dengan
memungkinkan koefisien regresi berbeda antara subjek, misalnya, koefisien acak.
Semua analisis dilakukan dengan menggunakan softwere statistik STATA.
2. HASIL
2.1 . Inklusi dan Eksklusi
Inklusi dan eksklusi. Gambar 1 menunjukkan diagram alur dari jumlah
pasien pada setiap tahap penelitian. Ada 100 pasien dinilai terhadap kriteria,
dengan 38 pertemuan kriteria eksklusi, ditetapkan 62 pasien dalam penelitian ini.
Pada satu bulan tindak lanjut masih ada 62 pasien, pada tiga bulan tindak lanjut
hanya ada 19 pasien yang tersisa.
Dalam membandingkan 19 pasien yang tetap dalam penelitian dengan 43
pasien yang tidak, tidak ada perbedaan signifikan secara statistik dalam usia (p =
0.653) atau waktu sejak awal serangan stroke (p = 0,217), tetapi persentase yang
lebih besar adalah banyaknya perempuan (68%) yang tetap bertahan dalam studi
(P = 0,014). Alasan utama untuk berhenti dalam masa pemulihan dan
menghentikan perawatan adalah karena (n = 33), kondisi pasien memburuk
seperti tekanan darah terlalu tinggi,terjadi infeksi dan mengalami depresi (n = 6),
serta tidak ada keluarga maupun pengasuh (n = 4) .
2.2 Demografi
Dari 62 pasien yang direkrut ke dalam penelitian , 45 % adalah perempuan.
Usia rata-rata pasien adalah ( 59,6 11,1 ) tahun , yang termuda berusia 22 tahun
dan tertua berusia 88 tahun. Waktu rata-rata sejak awal serangan stroke adalah

8|jurnal

( 15,0 2,1 ) bulan, waktu minimum adalah satu minggu ( empat pasien ) dan
waktu terlama 84 bulan .
2.3 Perubahan status kesehatan dari waktu ke waktu
Tabel 1 menunjukkan rata-rata indeks Barthel untuk emosi, nyeri, skor tidur
untuk pasien pada setiap periode. Analisis menunjukkan bahwa ada peningkatan
yang signifikan secara statistik dari awal sampai periode tindak lanjut berikutnya
untuk semua ukuran hasil. Hasil dari model longitudinal menunjukkan bahwa
skor Barthel Index meningkat secara signifikan sebesar 6,1 poin setelah satu
bulan ( P < 0,01 ) dan sebesar 12,4 poin setelah tiga bulan ( P < 0,01 ).
Perubahan Barthel Index skor 1,85 poin atau lebih dianggap mewakili
perubahan yang signifikan secara klinis untuk pasien stroke (35). Skor emosi
meningkat secara signifikan sebesar 0,7 poin setelah satu bulan ( P < 0,01 ) dan
sebesar 1,1 poin setelah tiga bulan ( P < 0,01 ). Perubahan nilai emosi dari 1,0
poin atau lebih dianggap mewakili perubahan yang signifikan secara klinis (38).
Skor nyeri meningkat secara signifikan sebesar 0,5 poin setelah satu bulan ( P <
0,01 ) dan sebesar 0,6 poin setelah tiga bulan ( P < 0,01).
Perubahan nilai emosi dari 0,9 poin atau lebih dianggap mewakili perubahan
yang signifikan secara klinis (39). Skor tidur meningkat secara signifikan sebesar
0,5 poin setelah satu bulan ( P < 0,01 ) dan sebesar 0,6 poin setelah tiga bulan ( P
< 0,01 ). Perubahan nilai tidur dari 1,0 poin atau lebih dianggap mewakili
perubahan yang signifikan secara klinis (40).

9|jurnal

3. PEMBAHASAN
Program rehabilitasi stroke ini telah menghasilkan perbaikan yang signifikan
dalam peningkatan ADL, suasana hati, nyeri dan pola tidur. Studi yang menggunakan
intervensi serupa telah melaporkan temuan campuran dalam langkah-langkah
pengukuran status kesehatan. Manfaat peningkatan ADL yang ditemukan dalam
penelitian kami tidak didukung oleh literatur tentang intervensi pasien stroke.
Sebuah tinjauan sistematis menemukan bahwa ada bukti yang cukup untuk
menyimpulkan bahwa latihan berbasis air meningkatkan ADL, dengan menggunakan
beberapa ukuran hasil, termasuk Barthel Index (12). Sementara terapi Marma juga

10 | j u r n a l

tidak menunjukkan bukti tentang kemanjuran terapi ini dalam hal ADL (22). Namun,
kontrol uji coba secara acak yang menguji efek aromaterapi dan akupunktur
melaporkan bahwa kedua terapi menunjukkan perbaikan dalam fungsi motorik (16).
Penelitian ini tidak menggunakan Indeks Barthel sebagai patokan ukuran
hasil, melainkan menggunakan tingkat individual daya motorik dengan klasifikasi
dari American Academy of Physical and Rehabilitation. Sebuah studi menilai
keamanan dan keefektifan dari formulasi herbal Chunpyesagan-tang menggunakan
Barthel Index modifikasi untuk menilai ADL dan menyimpulkan bahwa terapi herbal
ini mungkin telah meningkatkan pemulihan fungsional pasien (15). Hasil yang
berbeda didapatkan dalam literatur yang menunjukkan bahwa beberapa komponen
dari program yang ditawarkan di Pusat Rehabilitasi Thung Bo Paen memiliki potensi
manfaat yang lebih besar atau bahkan hampir semua komponen diperlukan, disini
dalam hubungannya untuk mencapai manfaat yang lebih besar kepada pasien.
Dalam hal manfaat kesehatan mental, temuan dari studi kami didukung dalam
literatur. Sebuah kontrol uji coba secara acak menggunakan terapi herbal secara
oral/ingesti ( termasuk bulb lily) pada pasien stroke menunjukkan bahwa terapi herbal
sangat efektif dalam membantu mengatasi depresi pada kelompok pasien (14).
Sementara penelitian lain menunjukkan bahwa pemijatan bagian belakanga tubuh
secara perlahan dapat mengurangi kecemasan pada pasien stroke usia lanjut, dengan
menggunakan Stait Trait Anxiety Inventory (21). Sebuah studi pada pasien stroke di
Korea menemukan bahwa refleksi kaki memiliki manfaat dalam hal mengurangi
tingkat stres (23). Namun, penelitian lain melaporkan bahwa hanya sebagian kecil
pasien stroke di Kanada menyatakan bahwa perawatan CAM ( pijat) membuat
mereka merasa lebih baik (13).
Studi telah menunjukkan penurunan tingkat nyeri pada pasien stroke yang
menggunakan perawatan dengan teknik CAM. Slow back massage membantu untuk
mengurangi rasa sakit bagi penderita stroke usia lanjut (21), sedangkan kompres
herbal dan mandi herbal yang terbukti bermanfaat untuk menghilangkan rasa
nyeri(26). Gabungan aromaterapi dan akupresur untuk pasien stroke yang menderita
nyeri bahu hemiplegia dilaporkan lebih efektif dalam mengurangi rasa sakit mereka,

11 | j u r n a l

dibandingkan dengan akupresur saja (16). Sebuah studi pada pasien stroke usia lanjut
menunjukkan bahwa pijat membantu memperbaiki pola tidur, hal ini dinilai melalui
kuesioner terbuka untuk menilai persepsi pasien dari pijat (21).
Interpretasi dari penelitian ini mungkin dibatasi oleh fakta bahwa tidak ada
kelompok kontrol pasien untuk memungkinkan perbandingan antara program terapi
tradisional Thailand dan perawatan yang lebih konvensional. Tanpa kelompok kontrol
kami tidak dapat menentukan apakah hasil kami karena pengobatan atau jika ada
unsur pemulihan spontan setelah stroke. Meskipun tidak ada perbedaan statistik yang
signifikan antara mereka yang menyelesaikan tiga bulan pengobatan dan mereka yang
tidak berada pada pusat penelitian, dimana terdapat kerugian yang cukup besar pada
follow up di bulan ketiga. Oleh karena itu, temuan harus diinterpretasikan dengan
hati-hati. Lebih lanjut, dalam penelitian ini pasien masih dibantu oleh perawat dalam
penetapan skor VAS disini perawat membantu dengan cara mengajukan pertanyaan
kemudian menyelesaikan VAS sesuai dengan apa yang ditunjukkan pada skala atau
mengatakan kepada perawat apa yang mereka rasakan, sehingga berpotensi untuk
mengurangi terjadinya data menjadi bias.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode
pijat tradisional Thailand, pengobatan herbal dan terapi fisik dapat diaplikasikan ke
dalam praktek klinis barat untuk meningkatkan rehabilitasi pasien stroke. Namun,
dibutuhan penelitian lebih lanjut untuk membandingkan program ini dengan
pengobatan yang lebih konvensional dalam bentuk percobaan klinis atau studi control
, selain itu dibutuhkan juga pemantauan lebih lanjut pada program ini untuk
menentukan apakah ada manfaat lain dari berbagai program yang ada pada penelitian
ini.
4. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN
Kekurangan dalam penelitian ini adalah tidak adanya kelompok kontrol pasien
untuk memungkinkan perbandingan antara program terapi tradisional Thailand dan
perawatan yang lebih konvensional. Tanpa kelompok kontrol tidak dapat menentukan
apakah hasil penelitian ini karena pijat tradisional thailand, perawatan herbal dan

12 | j u r n a l

terapi fisik atau karena unsur pengobatan atau ada unsur pemulihan spontan setelah
stroke.
Berbagai Kelbihan dari penelitian ini adalah pijat ala Thai telah dikemukakan
dalam berbagai literatur, manfaatnya yaitu penurunan denyut jantung dan tekanan
darah, mengurangi stres, meningkatkan suplai darah ke organ, peningkatan
fleksibilitas, mengatasi kecemasan dan depresi serta meningkatkan imunitas.
Kompres herbal bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan. Manfaat
lain dari kompres herbal yaitu membantu menghilangkan stres dan menimbulkan rasa
nyaman
Penelitian ini telah menunjukkan kelebihan pada penurunan tingkat nyeri pada
pasien stroke yang menggunakan perawatan dengan teknik CAM. Slow back massage
membantu untuk mengurangi rasa sakit bagi penderita stroke usia lanjut, sedangkan
kompres herbal dan mandi herbal yang terbukti bermanfaat untuk menghilangkan
rasa nyeri. Gabungan aromaterapi dan akupresur untuk pasien stroke yang menderita
nyeri bahu hemiplegia dilaporkan lebih efektif dalam mengurangi rasa sakit mereka,
dibandingkan dengan akupresur saja. Sebuah studi pada pasien stroke usia lanjut
menunjukkan bahwa pijat membantu memperbaiki pola tidur, hal ini dinilai melalui
kuesioner terbuka untuk menilai persepsi pasien dari pijat.
5. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan untuk para
perawat mengaplikasikan intervensi keperawatan secara mandiri berupa pijat
tradisional thailand, perawatan herbal dan terapi fisik, memberikan alternatif terapi
nonfarmakologis untuk menurunkan derajat nyeri pada pasien stroke.
Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan rujukan referensi
untuk penelitian berikutnya kepada mahasiswa, maupun instansi keperawatan yang
ingin melakukan penelitian ini di kalimantan selatan mengenai pijat tradisional
thailand, perawatan herbal dan terapi fisik. Serta bagi RSUD Ulin Banjarmasin
diharapkan penelitian ini dapat menambah program terapi mengurangi nyeri dan
meningkatkan kualitas hidup pasien stroke dan memberikan fasilitas untuk pijat

13 | j u r n a l

tradisional thailand, perawatan herbal dan terapi fisik di RSUD ulin banjarmasin,
dan untuk masyarakat, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang
alternatif lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan
kualitas hidup pasien stroke selain obat-obat analgesik.

14 | j u r n a l

Вам также может понравиться