Вы находитесь на странице: 1из 26

SOAL-SOAL UJIAN

OSCE T1B
DECEMBER 2011
RAHASIA
KOORDINATOR T2

Program Pendidikan Dokter Spesialis I


Obstetri-Ginekologi
FKUI-RSCM, Jakarta

Soal I
SKILL STATION Obstetric Emergency
Topik : ECLAMPSIA MANAGEMENT
Tujuan :
Peserta ujian diharapkan dapat memperlihatkan keterampilan yang memadai untuk
penanganan eklampsia gravidarum
Skenario :
Peserta ujian akan disimulasikan untuk menghadapi situasi di kamar bersalin. Anda
dirujuk pasien dengan permasalahan eklampsia gravidarum. Ini merupakan
kehamilan pertama dengan usia kehamilan 35 minggu. Peserta diharapkan dapat
melakukan penatalaksanaan awal eklampsia gravidarum meliputi penanganan ABC
(Basic life support), pemberian MgSO4 dan persiapan seksio sesarea.
DATA PASIEN
Riwayat kehamilan sekarang :
Pasien hamil 35 minggu, dengan riwayat antenatal di Puskesmas 5 kali.
Pemeriksaan terakhir 2 minggu yang lalu pasien dinyatakan tekanan darah tinggi dan
dianjurkan untuk dirujuk ke Rumah Sakit namun pasien menolak karena merasa
tidak terlalu berat keluhannya. Sejak 6 jam SMRS pasien mengeluh pusing yang
semakin memberat, disertai mual dan muntah. Satu jam SMRS pasien kejang
seluruh badan dengan lama 2 menit, diantara kejang pasien masih sadar. Pasien
langsung diputuskan untuk dibawa ke RS. Sebelum sampai di RS pasien kejang
berulang sebanyak 2 kali.
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat kejang sebelumnya tidak ada
Riwayat obstetri : G1
Riwayat sosial : Sosial ekonomi rendah, pendidikan SMP. Suami bekerja sebagai
buruh pabrik.
Saat datang :
Pasien dalam keadaan kejang tonik klonik, dilakukan penatalaksanaan basic life
support dan pemberian MgSO4.
Setelah penanganan awal
KU : Tampak sakit berat, delirium
TD : 180/120 mmHg
FN : 100x/menit
FP : 25x/menit
Suhu : 37,4 C
Mata

: konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik


pupil isokor dengan refleks cahaya +/+
Paru
: Vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Jantung
: BJ I-II normal, murmur - , gallop
Abdmomen : membuncit sesuai kehamilan
Ekstremitas : akral hangat, perfusi perifer baik, refleks patologis -/-,
refleks patella +/+

Status obstetrikus
TFU 30 cm, janin tunggal hidup presentasi kepala, kontraksi (-), BJJ 150 dpm
Inspeksi : v/u tenang
VT : porsio kenyal, belakang, pjg 3 cm, pembukaan tidak ada, kepala di HI
Laboratorium
Hb : 14
Ht : 45
Leukosit : 16.000
Trombosit : 245.000
BT/CT : 2 menit / 6 menit
Ur/Cr : 40/0,8
SGOT/SGPT : 55/45
Urinalisa : protein urin +3
Asam urat : 8
AGD : ph 7,4 pO2 110, pCO2 28, HCO3 19, BE -5, Saturasi 98%
Natrium : 140
Kalium : 3,5
Cl
: 105

Anda adalah seorang residen yang sedang bertugas di kamar bersalin.


Tim jaga saat itu terdiri dari satu dokter residen (Anda sendiri), dua
bidan dan dua mahasiswa kedokteran. Anda dirujuk pasien dengan
permasalahan eklampsia gravidarum. Saat datang pasien dalam kondisi
kejang tonik-klonik, TD 190/100 mmHg. Anda diharapkan dapat
melakukan penatalaksanaan awal eklampsia gravidarum.

Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Objective Structured Clinical Examination
Name
NPM
Semester
Date

Number
Topic
Examiner

: 001
: Eclampsia Management
:
Maximal
Score

Subjek
Meminta pertolongan
Melakukan pembagian tugas secara jelas
Melakukan basic life support
Memasukkan Magnesium Sulfat sesuai standar
Melakukan anamnesis singkat untuk mendapatkan data relevan
Melakukan secondary survey untuk penilaian status generalis
dan kondisi kehamilan
Merencanakan pemeriksaan darah perifer lengkap, fungsi hati,
fungsi ginjal, LDH, Asam urat, Urinalisa, AGD dan Elektrolit
Merencanakan konsultasi dengan kardiologi dan neurologi
Melakukan analisa hasil pemeriksaan laboratorium
Melakukan konseling untuk seksio sesarea
TOTAL

5
10
20
10
10
10
10
5
10
10

Final Conclusion
PASS
Jakarta, ...........................
Examiner,

(.....................................................)

FAILED

Score

Soal II
STATION Clinical Scenario
Topik : Mola Hidatidosa
Ny. 32 tahun, datang ke klinik antenatal untuk pemeriksaan kehamilan. Pasien
mengaku terlambat haid 1 bulan. HPHT : 13 Oktober 2011, siklus 3 bulan
sebelumnya teratur. Tes urin untuk kehamilan positif 2 minggu yang lalu.
Pasien mengeluh mual dan muntah dengan intensitas muntah kurang lebih 5 kali per
hari. Tidak ada demam, nyeri ulu hati, perdarahan dari kemaluan.

Kasus
Ny. 32 tahun, datang ke klinik antenatal untuk pemeriksaan kehamilan.
Pasien mengaku terlambat haid 1 bulan. HPHT : 13 Oktober 2011, siklus 3
bulan sebelumnya teratur. Tes urin untuk kehamilan positif 2 minggu yang
lalu.
Pasien mengeluh mual dan muntah dengan intensitas muntah kurang lebih 3
kali per hari. Tidak ada demam, nyeri ulu hati, perdarahan dari kemaluan.
Riwayat obstetri : G1
Riw sosial
: menikah 1 tahun, pekerjaan guru SMP, suami pekerjaan
supir pribadi
Pemeriksaan Fisik :
TB 165 cm, BB 60 kg, TD 120/80 mmHg, FN 90 x / m, S 37oC.
KU
Mata
J/P
Abdomen
Ekstremitas

: baik, kesadaran kompos mentis


: konjungtiva tidak pucat, exophtalmus (-)
: dalam batas normal
: Lemas, tidak terdapat tanda akut abdomen.
: akral hangat, tremor (-)

Status obstetri :
Fundus uteri 4 jari bawah pusat, ballotement (-), BJJ (-)
Inspeksi : vulva uretra dalam batas normal.
Inspekulo : portio livide, ostium tertutup, fluksus negatif, fluor negatif.
VT : uterus membesar hingga 4 jari bawah pusat, mobile, massa adneksa -/-,
nyeri -/USG :
Uterus membesar dengan kavum uteri berisi materi hiperekoik dengan
gambaran snow storm appearance, tidak tampak invasi miometrium. Tidak
tampak gambaran kista lutein
Kesan: Mola Hidatidosa

Masalah: Mola Hidatidosa


Tata laksana
Diagnostik
Cek beta HCG kuantitatif , DPL, UL, SGOT/SGPT, Ur/Cr
Rontgen thorax
Terapi
Evakuasi mola dengan kuret hisap
Edukasi mengenai diagnosis, rencana tindakan dan pemantauan pasca
tindakan
Hasil BHcG kuantitatif : 400.000 IU/L
Hb : 11 g/dL Ht : 30% Lekosit : 11.000 Trombosit : 295.000
SGOT/SGPT : 30/25 Ur/Cr : 28/1
Pertanyaan
Perencanaan pasca evakuasi mola ?
- Penilaian histopatologi
- Penilaian beta hCG kuantitatif serial setiap 1-2 minggu sampai normal
dan dilanjutkan setiap bulan
Diagnosis tumor persisten setelah kehamilan mola ?
- Kadar hCG yang plateau dalam periode 3 minggu
- Peningkatan kadar hCG 10% atau lebih pada pemeriksaan 2 minggu
- Adanya Choriokarsinoma pada pemeriksaan PA
- Kadar hCG yang masih menetap 6 bulan pasca evakuasi

Program Pendidikan Dokter Spesialis


Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Objective Structured Clinical Examination
Nama
NPM
Semester
Tanggal Ujian

Nomor
Jenis Kasus
Penguji

: 002
: Mola Hidatidosa
:
Jenis Penilaian

Nilai Maksimal

1. Anamnesis

10

2. Pemeriksaan fisik

15

3. Pemeriksaan penunjang

15

4. Diagnosis

30

5. Pilhan terapi pada kehamilan mola

20

6. Evaluasi pasca evakuasi mola

10

Jumlah

Nilai

100

Hasil Penilaian Akhir


LULUS
Jakarta, ...........................
Penguji,

(.....................................................)

TIDAK LULUS

Soal III
STATION Clinical Scenario
Topik : Kehamilan ektopik
Ny. 32 tahun, datang ke klinik antenatal untuk pemeriksaan kehamilan. Pasien
mengaku terlambat haid 1 minggu. HPHT : 13 November 2011, siklus 3 bulan
sebelumnya teratur. Tes urin untuk kehamilan positif 1 hari yang lalu.
Mual sudah mulai dirasakan namun tidak ada muntah, 1 hari yang lalu pasien
pernah keluar flek jumlah sedikit dan tidak memakai pembalut. Nyeri perut
tidak ada. Enam bulan sebelumnya pernah mengalami keputihan sudah diberi
antibiotik dan dinyatakan sembuh.
Kasus
Ny. 32 tahun, datang ke klinik antenatal untuk pemeriksaan kehamilan.
Pasien mengaku terlambat haid 1 minggu. HPHT : 13 November 2011, siklus
3 bulan sebelumnya teratur. Tes urin untuk kehamilan positif 1 hari yang lalu.
Mual sudah mulai dirasakan namun tidak ada muntah, 1 hari yang lalu pasien
pernah keluar flek jumlah sedikit dan tidak memakai pembalut. Nyeri perut
tidak ada. Enam bulan sebelumnya pernah mengalami keputihan sudah diberi
antibiotik dan dinyatakan sembuh.
Pemeriksaan Fisik :
TB 155 cm, BB 60 kg, TD 120/80 mmHg, FN 90 x / m, S 37oC.
KU
Mata
J/P
Abdomen
Ekstremitas

: baik, kesadaran kompos mentis


: konjungtiva tidak pucat
: dalam batas normal
: Lemas, tidak terdapat tanda akut abdomen.
: akral hangat

Status ginekologi :
Inspeksi : vulva uretra dalam batas normal.
Inspekulo : portio livide, ostium tertutup, fluksus negatif, fluor negatif.
VT : uterus bentuk dan ukuran normal, antefleksi, nyeri tekan tidak ada dan
tidak terdapat massa. Nyeri goyang serviks negatif.
USG :
Uterus antefleksi bentuk dan ukuran dalam batas normal. Miometrium
homogen. Kavum uteri kosong. Endometrium menebal 12 mm mengalami
desidulisasi. Tidak tampak kantong gestasi intra uterin. Kedua ovarium bentuk
dan ukuran dalam batas normal. Tidak tampak massa pada adneksa, cairan
bebas tidak ada.
Kesan: Tidak tampak kehamilan intrauterin
Pemeriksaan Lab
Hb
: 11 g/dL

Ht
Lekosit
Trombosit

: 30%
: 11.000
: 295.000

Masalah: Pregnancy of unknown location


Tata laksana
Diagnostik
Cek beta HCG kuantitatif
Edukasi mengenai
- Kemungkinan yang ada dengan tidak ditemukannya gambaran
kehamilan di USG transvaginal pada kasus tes kehamilan positif
Hasil BHcG kuantitatif : 400 IU/L
Yang diharapkan pada peserta didik :
- Mampu menjelaskan bahwa pasien saat ini positif hamil namun belum
terlihat di USG
- Mampu menjelaskan dalam bahasa yang mudah dimengerti mengenai
discriminatory zone
- Mampu menjadwalkan untuk penilaian ulang kehamilan 1 minggu lagi
PERTEMUAN KEDUA
Pasien datang kembali dengan keluhan keluar flek-flek sejak 2 hari yang lalu,
perut bawah dirasakan tidak nyaman.
Pada pemeriksaan fisik :
TD : 110/60 mmHg FN : 92 x/mnt FP : 22 x/menit S : 37
Konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik
Abdomen : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Bising usus normal
Ekstermitas : akral hangat, perfusi perifer baik
Pemeriksaan ginekologi :
Inspeksi : v/u tenang
Inspekulo : porsio livid, ost tertutup, fluksus (+), fluor (-)
VT : CUT ukuran normal, nyeri adneksa kanan (-), nyeri goyang porsio (-), CD
Tidak menonjol
USG :
Uterus antefleksi bentuk dan ukuran dalam batas normal. Miometrium
homogen. Kavum uteri kosong. Endometrium menebal 10 mm mengalami
desidulisasi. Kedua ovarium bentuk dan ukuran dalam batas normal. Pada
adneksa kanan posterior medial ovarium kanan terdapat massa hiperekhoik
tidak homogen berukuran 23x20x25 mm berisi kantong gestasi 11 mm. Tidak
tampak cairan bebas di kavum Douglasi.
Kesan: Susp. Kehamilan tuba kanan.
Hb: 10.2 Ht: 30% Lekosit : 7900 Trombosit : 275.000

Masalah: Kehamilan tuba kanan.


Tata laksana
Diagnostik
Cek beta HCG kuantitatif (Beta HCG 10.500 IU/L)
Cek Ur/Cr, SGOT/SGPT
Edukasi dan informed consent antara terapi bedah dengan konservatif :
Pemberian metotreksat 50 mg i.m /m2
Pemantauan pasca pemberian metotreksat

Program Pendidikan Dokter Spesialis


Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Objective Structured Clinical Examination
Nama
NPM
Semester
Tanggal Ujian

Nomor
Jenis Kasus
Penguji

: 003
: Ectopic Pregnancy
:
Jenis Penilaian

Nilai Maksimal

1. Anamnesis

10

2. Pemeriksaan fisik

15

3. Pemeriksaan penunjang

15

4. Diagnosis

30

5. Pilhan terapi pada kehamilan ektopik

20

6. Evaluasi pemberian MTX

10

Jumlah

Nilai

100

Hasil Penilaian Akhir


LULUS
Jakarta, ...........................
Penguji,

(.....................................................)

TIDAK LULUS

SOAL IV. STATION SURGICAL SKILLS


PROSEDUR SEKSIO SESAREA

Ny, 25 tahun, G1 hamil 38 minggu. Datang dengan keluhan kontraksi sejak 3


jam SMRS. Dari pemeriksaan didapatkan janin letak lintang dorsosuperior
dengan kepala di kanan. Pemeriksaan dalam sesuai persalinan kala I aktif
dengan pembukaan 4 cm, selaput ketuban utuh.
Jelaskan langkah-langkah seksio sesarea termasuk instrumen bedah dan
materi benang yang akan digunakan.

CESAREAN SECTION CHECKLIST


Steps
Preparation
Gives counselling and obtain informed consent
Determine indication of cesarean section
Determine type of cesarean section
Preparing operation team
Ensure intravesical catether is inserted
Perform a and antiseptic procedure to the surgical field
Technique
Make an abdominal incision
Exploring uterus and internal organ
Identify and incise vesicouterine fold, push the bladder
down
Incise LUS 2-3 cm, extend the incision bluntly or sharply
Clamped the incision edge with foenster clamp
Deliver the placenta
Repair the uterus. Wound edge stitch with figure 8
hemostatic suture. Perform uterine wound closure
Perform vesicouterine fold reperitonization
Exploring internal genital and ensure hemostasis
Perform abdminal wound closure
Perform skin closure with subcuticulair stitch

Performed

Not
Performed

Program Pendidikan Dokter Spesialis


Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Objective Structured Clinical Examination
Name
NPM
Semester
Date of examination

Number
Case
Examiner

: 4
: Cesarean section
:
Maximal Score

Determine indication of cesarean section

10

State steps of cesarean section

50

Appropriate use of surgical instruments

20

Appropriate use of suture materials

20

Score

100

Jumlah

Final Conclusion
PASS
Jakarta, ...........................
Examiner,

(.....................................................)

FAILED

Soal V
STATION Clinical Scenario
Topik : Sepsis pasca seksio sesarea
Ny. 32 tahun, pasca seksio hari ketiga atas indikasi ketuban pecah 2 hari dengan
suspek infeksi intrauterin. Saat ini pasien demam dan kembung.
Anda diharapkan untuk melakukan penilaian pasien pasca seksio sesarea dan
penanganan masalah yang ada
Kasus
Ny. 32 tahun, pasca seksio hari ketiga atas indikasi ketuban pecah 2 hari
dengan suspek infeksi intrauterine. Hari ini pasien mengeluh demam dan
kembung. Perut masih terasa nyeri namun masih bisa mobilisasi ringan.
Keluhan diare, batuk, gangguan buang air kecil tidak ada.
Pemeriksaan Fisik :
TB 155 cm, BB 60 kg, TD 120/80 mmHg, FN 110 x / m, FP 26 x/ menit
S 38,8 oC.
KU
Mata
J/P
Abdomen
Ekstremitas

: baik, kesadaran kompos mentis


: konjungtiva tidak pucat
: dalam batas normal
: Lemas, Nyeri tekan + di daerah uterus.
: akral hangat, perfusi perifer baik

Status obstetri :
Fundus uteri sepusat, nyeri tekan uterus (+)
Inspeksi : lokia rubra, berbau.
Inspekulo : ostium terbuka, lokia mengalir dari ostium rubra, berbau
USG :
Uterus membesar ukuran 20x14x12 cm, tampak kavum uteri terisi materi
hipoekoik. Gambaran endometrium tampak ireguler. Terdapat sedikit cairan
bebas di kavum douglasi
Masalah: Febris e.c. suspek metritis pada pasien pasca seksio sesarea
hari ketiga
Tata laksana
Diagnostik
Darah perifer lengkap dengan hitung jenis lekosit
SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin, CRP
Prokalsitonin
Analisa gas darah
Pemeriksaan Elektrolit : Natrium, Kalium, Chlorida

Kultur lokia dan darah

Pemeriksaan Lab
Hb
: 11 g/dL
Ht
: 30%
Lekosit
: 26.000
Hitung jenis
: Netrofil segmen 80 %
Trombosit
: 295.000
Ureum/Creatinin
: 28/1,2
SGOT/SGPT
: 35/30
Analisa gas darah :
pH : 7,36 pO2 : 115 pCO2 : 26 HCO3 : 19 Base Excess : -4,5 Sat : 96%
Na/K/Cl
: 140/3,6/102
CRP
: 200
Prokalsitonin
: 7 ng/ml
Kesan : Lekositosis, shift to the left, hipocarbia, peningkatan prokalsitonin
Peserta ujian diharapkan dapat mendiagnosis bahwa pasien dalam kondisi
sepsis dan merencanakan penatalaksanaan sesuai EGDT
- Memberikan cairan untuk loading awal
- Antibiotik spektrum luas
- Pertimbangan source control bila respon terapi tidak adekuat
- Target terapi :
- MAP > 65 mmHg
- Diuresis > 0,5 cc/kgBB/jam
- CVP : 8-12
- Hematokrit dipertahankan > 30 %

Sumber :
Fernandez-Perez ER, et al. Sepsis during pregnancy. Crit Care Med 2005; 33
[Suppl.]: S286-93

Russel JA. Drug Therapy : Management of Sepsis. N Eng J Med 2006;355:1699-713

Program Pendidikan Dokter Spesialis


Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Objective Structured Clinical Examination
Nama
NPM
Semester
Tanggal Ujian

Nomor
Jenis Kasus
Penguji

: 005
: Sepsis pasca seksio sesarea
:
Jenis Penilaian

Nilai Maksimal

1. Anamnesis

10

2. Pemeriksaan fisik

10

3. Pemeriksaan penunjang

15

4. Diagnosis

20

5. Penatalaksanaan dengan menjelaskan target


terapi

25

6. Pertimbangan source control bila respon tidak baik

20

Jumlah

100

Nilai

Hasil Penilaian Akhir


LULUS
Jakarta, ...........................
Penguji,

(.....................................................)

TIDAK LULUS

Soal VI
STATION CLINICAL SCENARIO
Topik : Kehamilan dengan penyakit jantung
Ny. 22 tahun, G1 hamil 35 minggu janin presentasi kepala tunggal hidup. Datang ke
kamar bersalin dengan keluhan sesak sejak 4 jam yang lalu. Pasien pernah
didiagnosis penyakit jantung saat usia 6 tahun namun berobat tidak tuntas.
Saat ini pasien juga sudah merasakan kontraksi teratur dan keluar lendir darah
Kasus
Ny. 22 tahun, G1 hamil 35 minggu janin presentasi kepala tunggal hidup.
Datang ke kamar bersalin dengan keluhan sesak sejak 4 jam yang lalu. Saat
ini pasien sulit untuk berjalan, harus dibantu. Sesak juga dirasakan pada saat
pasein istirahat.
Pasien pernah didiagnosis demam tinggi disertai nyeri sendi yang berpindahpindah saat usia 6 tahun namun berobat tidak tuntas. Saat ini pasien juga
sudah merasakan kontraksi teratur dan keluar lendir darah
Pemeriksaan Fisik :
TB 160 cm, BB 70 kg, TD 130/80 mmHg, FN 110 x / m, FP 24 x/ menit
S 37oC.
KU
Mata
Leher
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas

: baik, kesadaran kompos mentis


: konjungtiva tidak pucat
: JVP 5+0
: BJ I-II normal, murmur sistolik di apeks, gallop (+)
: vesikuler, ronki basah halus di basal, wheezing (-)
: membuncit sesuai kehamilan
: akral hangat, perfusi perifer baik, edema pretibia +/+

Status obstetri :
Fundus uteri 30 cm, His 4x/10/50, BJJ 160 dpm
Inspeksi : bloody show (+)
VT : pembukaan lengkap, selaput ketuban pecah saat diperiksa, keluar cairan
jernih, kepala di H III-IV, ubun ubun kecil depan
Masalah: Edema paru e.c. CHF fc III-IV e.c. suspek mitral regurgitasi
pada G1 hamil 35 minggu, janin presentasi kepala tunggal hidup, pK II
Tata laksana
Diagnostik
Darah perifer lengkap
SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin
Albumin
Analisa gas darah
Pemeriksaan Elektrolit : Natrium, Kalium, Chlorida

Pemeriksaan Lab
Hb
: 11 g/dL
Ht
: 30%
Lekosit
: 20.000
Trombosit
: 275.000
Ureum/Creatinin
: 26/1,0
SGOT/SGPT
: 35/30
Albumin
: 3,4
Analisa gas darah :
pH : 7,36 pO2 : 100 pCO2 : 28 HCO3 : 21 Base Excess : -3 Sat : 96%
Na/K/Cl
: 140/3,6/102
Peserta ujian diharapkan dapat memberikan penanganan kedaruratan pada
pasien edema paru dalam persalinan kala II
- Pemberian Oksigen : Dengan facemask rebreathing 6-8 l/menit
- Pemberian Furosemide 10 mg iv bolus dan ISDN 5 mg untuk
mengurangi preload
- Percepat partus kala II dengan ekstraksi forsep
Bayi lahir dengan ekstraksi forsep, 2500 gram AS 8/9, dengan laserasi
perineum. Pengawasan selanjutnya dilakukan di ruang observasi kamar
bersalin.
PERTANYAAN :
Perencanaan yang akan dilakukan pada pasien edema paru pasca
persalinan ?
Peserta ujian diharapkan dapat melakukan perencanaan baik diagnostik dan
terapeutik
Diagnostik :
- Rontgen thorax
- Electrocardiografi
- Konsultasi kardiologi dan echocardiografi
- Observasi Tekanan darah, Nadi, Pernafasan/ jam
Terapi
- Kebutuhan cairan normal 105 cc/jam (sesuai berat badan pasca
persalinan 65 kg). Dengan adanya edema paru restriksi 20% menjadi
80 cc/jam ~ 1900 cc/24 jam
- Kebutuhan cairan disesuaikan dengan balans cairan/3 jam dengan
target balans negatif s/d 500 cc/24 jam
- Furosemide 3x10 mg, KSR 2x600 mg
Edukasi
- Menjelaskan bahwa saat ini dalam kondisi kelebihan cairan dan
adanya kemungkinan gangguan pada jantung
- Penanganan akan dilakukan secara intensif dengan parameter baik
keluhan subyektif (sesak, batuk) maupun obyektif (frekuensi nadi,
ronki, produksi urin, hasil analisa gas darah dan rontgen thorax
- Penanganan jangka panjang termasuk konseling mengenai
kontrasepsi

Program Pendidikan Dokter Spesialis


Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Objective Structured Clinical Examination
Nama
NPM
Semester
Tanggal Ujian

Nomor
Jenis Kasus
Penguji

: 006
: Kehamilan dengan penyakit jantung
:
Jenis Penilaian

Nilai Maksimal

1. Anamnesis

10

2. Pemeriksaan fisik

10

3. Pemeriksaan penunjang

15

4. Diagnosis

25

5. Penatalaksanaan persalinanan

10

6. Pengawasan pasca persalinan

30

Jumlah

Nilai

100

Hasil Penilaian Akhir


LULUS
Jakarta, ...........................
Penguji,

SOAL VII. STATION SURGICAL SKILLS

TIDAK LULUS

PROSEDUR B-Lynch
Anda sedang melakukan SC atas indikasi solusia plasenta pada G1Hamil
35 minggu dengan preeklampsia berat . Dengan meluksir kepala lahir
bayi laki-laki 3500 gram, plasenta lahir 3 menit kemudian dengan
lengkap, namun setelah itu didapatkan kontraksi uterus kurang baik.
Luka SBU belum di tutup. Anda diminta untuk melakukan tindakan Blynch
Peserta ujian diharapkan :
Dapat memperagakan tindakan B-lynch pada phantom uterus yang tersedia
Penilaian sebelum melakukan B lynch
1. Melakukan kompresi bimanual, dan diperiksa apakah ketika
dilakukan kompresi bimanual perdarahan pervaginam berkurang
2. Pemeriksaan ulang cavum uteri , untuk melihat ada tidaknya sisa
plasenta atau bekuan darah
Teknik B lynch
1.

Dengan benang berukuran no 1 atau no 2, dilakukan jahitan, dimulai


dari 3 cm, di bawah insisi SBU, dimulai dari sisi kiri, menembus kavum,
keluar 3 cm di atas insisi SBU, kira-kira 4 cm dari batas sisi lateral kiri
uterus anterior.

2.

Jahitan kemudian melewati sisi bagian luar uterus, pada dinding


anterior uterus ke arah kranial dari uterus secara vertikal, menuju dinding
posterior uterus secara vertikal, kembali menembus kavum pada uterus
posterior kiri, setinggi insisi SBU pada bagian anterior, ke arah lateral
kanan, keluar pada sisi lateral kanan uterus posterior, kira-kira 4 cm dari
batas sisi lateral kanan uterus posterior.

3.

kemudian melewati sisi bagian luar uterus, pada dinding posterior


uterus ke arah kranial dari uterus secara vertikal, kembali menuju dinding
anterior uterus secara vertikal, kembali menembus kavum pada diatas
insisi SBU, kira-kira 4 cm dari batas sisi lateral kanan uterus anterior,
keluar 3 cm di bawah insisi SBU, sejajar dengan jahitan pertama kali
dilakukan.

4.

Dilakukan kompresi bimanual kembali pada uterus, kedua ujung jahitan


ditarik dengan erat.

5.

Asisten memastikan perdarahan berhenti dengan melakukan usapan


pada vagina, kemudian kedua ujung jahitan diikat, luka insisi segmen
bawah uterus dijahit dengan vicryl no 1.

Sumber : B-Lynch C. Conservatif Surgical Management. In:A Textbook of


Postpartum Hemorrhage.

Program Pendidikan Dokter Spesialis


Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Objective Structured Clinical Examination
Nama
NPM
Semester
Tanggal Ujian

Nomor
Jenis Kasus
Penguji

: 007
: B lynch
:
Jenis Penilaian

Nilai Maksimal

1. Melakukan kompresi bimanual

20

2. Memeriksa ulang cavum uteri

20

3. Melakukan langkah lagkah B lynch berurutan

60

Jumlah

Nilai

100

Hasil Penilaian Akhir


LULUS
Jakarta, ...........................
Penguji,

(.....................................................)

TIDAK LULUS

Soal VIII
STATION COMMUNICATION SKILL
Topik : BREAKING BAD NEWS
Tujuan :
Peserta ujian diharapkan dapat memperlihatkan skill komunikasi dalam hal
melakukan breaking bad news
Skenario :
Peserta ujian akan disimulasikan untuk menghadapi situasi di klinik antenatal.
Datang seorang pasien yang mengeluh gerakan janin berkurang sejak dua hari. Dari
pemeriksaan ditegakkan kematian janin intrauterin, dengan spalding sign (+).
Selama antenatal pasien sudah didiagnosis dengan diabetes mellitus gestasional
dengan pemeriksaan toleransi gula darah terakhir (TTGO : 105/200).
Peserta ujian diharapkan dapat memberikan konseling dan penjelasan mengenai
kematian janin intrauterin.

Anda sedang bertugas di klinik antenatal. Datang seorang


pasien yang mengeluh gerakan janin berkurang sejak dua
hari. Dari pemeriksaan ditegakkan kematian janin intrauterin,
dengan spalding sign (+). Selama antenatal pasien sudah
didiagnosis dengan diabetes mellitus gestasional dengan
pemeriksaan toleransi gula darah terakhir (TTGO : 105/200).
Peserta ujian diharapkan dapat memberikan konseling dan
penjelasan mengenai kematian janin intrauterin.

Program Pendidikan Dokter Spesialis


Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Objective Structured Clinical Examination
Nama
NPM
Semester
Tanggal Ujian

Nomor
Jenis Kasus
Penguji

: 008
: Communication skill-Breaking bad news
:
Maximal
score

Subjek
Menyapa pasien dengan ramah
Menjelaskan tentang kondisi pasien:
a) Menjelaskan penyebab dari kematian janin
intrauterin
b) Menjelaskan penanganan dan prognosis
Melakukan kontak mata
Melakukan pembicaraan dengan empati dan
percaya diri
Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti
(tidak menggunakan istilah medis)
Member kesempatan bertanya kepada pasien
Menerima komplain, kritik dan kemarahan
dengan sabar dan tenang
Menghormati lawan bicara
Memberi kesempatan pasien mengambil
keputusan
Menutup pembicaraan dengan baik
TOTAL

Score

5
10

10
10
10
10
10
10
10
10
100

Hasil Penilaian Akhir


LULUS
Jakarta, ...........................
Penguji,

(.....................................................)

TIDAK LULUS

Вам также может понравиться